You are on page 1of 17

PEMBELAJARAN BIDANG STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA

BERBASIS BLENDED LEARNING DI SMK (SEKOLAH MENENGAH


KEJURUAN)

Shoffurijal Agyanur1
Pascasarjana Universitas Negeri Malang
E-mail: shoffurijal@gmail.com

Abstract: Some information technology-based education services


are increasingly being used in helping the teaching process at the
vocational education level in general. Utilization of information
technology in improving education services in vocational schools
in general, is carried out on the basis of the needs of SMK to be
able to immediately answer the demands of the market and the
world of work that are increasingly experiencing changes that are
adapted to technological advancements. Blended Learning
compared to online and classical learning, namely: better
pedagogy, increased access and flexibility, and increased cost-
benefit. The table below can show a comparison of the strengths
and weaknesses of implementing traditional learning / face to face
and online. the leading platforms that can be used in making
blended learning in vocational schools include: Kelase, Moodle,
Edmodo and Quipper School. Of the several platforms, the most
suitable for making blended learning in those that have been
adapted to the characteristics of a particular school is the Edmodo
platform. As well as in this article we will explain examples of
platforms that have been used in Vocational Schools in the field
of Blended Learning-based Sports Education.
Key Words: Blended Learning, Education, Learning
Abstrak: Beberapa layanan pendidikan berbasis teknologi
informasi sudah semakin marak di-manfaatkan dalam membantu
proses pembel-ajaran di tingkat pendidikan Sekolah Mene-ngah
Kejuruan (SMK) pada umumnya. Pe-manfaatan teknologi
informasi dalam mening-katkan layanan pendidikan di SMK pada
umumnya, dilakukan atas dasar kebutuhan SMK untuk dapat
dengan segera menjawab tuntutan pasar dan dunia kerja yang
semakin cepat mengalami perubahan yang disesuaikan dengan
kemajuan teknologi. Blended Learning dibandingkan
pembelajaran online maupun klasikal, yaitu: pedagogy yang lebih
baik, meningkatnya akses dan fleksibilitas, serta meningkatnya
biaya-manfaat. Tabel di bawah ini dapat menunjukkan
perbandingan kekuatan dan kelemahan dari pelaksanaan
pembelajaran tradisional/face to face dan online. platform
terkemuka yang dapat digunakan dalam membuat suatu blended
learning di SMK antara lain: Kelase, Moodle, Edmodo dan
Quipper School. Dari beberapa platform tersebut, yang paling
cocok digunakan untuk membuat blended learning di yang telah
disesuaikan dengan karakteristik sekolah tertentu tersebut adalah
platform Edmodo. Serta di artikel ini akan dijelaskan contoh
platform yang telah digunakan di SMK dalam bidang studi
Pendidikan Olahraga berbasis Blended Learning

Kata kunci: Blended Learning, Pendidikan, Pembelajaran

PENDAHULUAN dunia kerja yang semakin cepat


mengalami perubahan yang
Beberapa layanan pendidikan
disesuaikan dengan kemajuan
berbasis teknologi informasi sudah
teknologi. Dengan adanya tuntutan
semakin marak di-manfaatkan dalam
yang cepat tersebut, maka kualitas
membantu proses pembel-ajaran di
pendidikan juga harus cepat
tingkat pendidikan Sekolah Mene-
ditingkatkan me-lalui perubahan
ngah Kejuruan (SMK) pada
kurikulum dan materi pelajar-an di
umumnya. Pe-manfaatan teknologi
SMK yang disesuaikan dengan
informasi dalam mening-katkan
kebutuh-an dunia kerja. Hal tersebut
layanan pendidikan di SMK pada
sesuai dengan pendapat Salam &
umumnya, dilakukan atas dasar
Soenarto (2013, p. 252) yang
kebutuhan SMK untuk dapat dengan
menyatakan bahwa “Mutu
segera menjawab tuntutan pasar dan
pembelajaran selalu ditingkatkan menyatakan bahwa “Berbagai model
mengingat salah satu jenis sekolah pembelajaran de-ngan memanfaatkan
yang memiliki materi pelajaran atau komputer seperti: e-learning
bidang studi relatif cepat berubah (electronic learning), Computer As-
sesuai dengan permintaan lapangan sisted Instruction (CAI), Computer
kerja adalah sekolah kejuruan atau Based Instruction (CBI), dan e-
SMK”. teaching (electronic teaching) sangat
Adapun bentuk-bentuk memungkinkan memfasili-tasi
layanan pendidikan berbasis perkembangan dunia pendidikan”
teknologi informasi yang umumnya Proses pembelajaran yang
digunakan membantu proses pem- baik di SMK akan terjadi apabila
belajaran di SMK seperti: e-learning interaksi yang terjadi antara guru dan
sebagai salah satu model siswa dapat berlangsung secara
pembelajaran yang secara penuh optimal. Untuk dapat
dapat memanfaatkan komputer, e- mengoptimalkan interaksi antara
library sebagai salah satu fasilitas guru dan siswa pada proses
pendidikan berbasis komputer yang pembelajaran saat ini, maka
digunakan untuk mencari dibutuhkan ban-tuan dari
sumber/bahan ajar digital, dan penggunaan teknologi informasi
blend-ed learning sebagai salah satu untuk memperlancar transfer ilmu
bentuk model pembelajaran yang pengeta-huan melalui sumber/bahan
memadukan antara konsep belajar ajar berbasis digital yang dapat
konvensional di kelas dengan diakses oleh siswa kapan-pun dan
pembel-ajaran berbantuan fasilitas dimanapun mereka berada, baik di
teknologi infor-masi, sehingga sangat kelas maupun di luar kelas.
mungkin memberikan dukungan Kebutuhan akan teknologi informasi
positif terhadap perkembangan dunia dalam membantu proses interaksi
pendidikan di era kemajuan dan komunikasi antara guru dan
teknologi saat ini. Hal ini serupa siswa saat ini sangatlah dibutuhkan,
dengan penelitian yang pernah karena kebanyakan perilaku siswa
dilakukan oleh Divayana, Suyasa, & saat ini lebih cenderung mengikuti
Sugihartini (2016, p. 149) yang lingkungan di sekitarnya yang sangat
didominasi oleh pengaruh ke-majuan mempermudah proses pembelajaran
teknologi informasi. Oleh karena itu, tatap muka yang terjadi di kelas
penting kiranya mencari terobosan apabila siswa ingin mencari sumber
baru dalam proses pembelajaran ajar ataupun materi pembel-ajaran
yang dilakukan antara guru dan belum tersampaikan semuanya di
siswa, agar siswa tertarik mengikuti kelas melalui akses online. Hal ini
proses pembelajaran. Salah satu sesuai dengan pendapat Bibi & Jati
terobosan tersebut yaitu (2015, p. 76) yang me-nyatakan
memanfaatkan blended learning bahwa “Blended learning tidak se-
dalam membantu proses penuhnya pembelajaran dilakukan
pembelajaran di SMK. secara on-line yang menggantikan
Pada umumnya blended pembelajaran tatap muka di kelas,
learning meru-pakan suatu model tetapi untuk melengkapi dan
pembelajaran yang me-madukan mengatasi materi yang belum
antara pembelajaran secara konven- tersampaikan pada pembelajaran saat
sional (melalui tatap muka langsung mahasiswa belajar di kelas”.
di kelas) dengan pembelajaran
berbantuan teknologi informasi
(komputer) yang dilakukan secara
online. Hal ini sejalan dengan
pendapat yang dikemukakan oleh
Sjukur (2012, p. 370), yang
menyatakan bahwa “Istilah blended
learning pada awalnya digunakan
untuk menggam-barkan mata
pelajaran yang mencoba meng-
gabungkan pembelajaran tatap muka
dengan pembelajaran online”.
Melalui blended learning, proses
pem-belajaran tidaklah 100%
dilakukan secara on-line, namun
digunakan untuk membantu
Dengan fasilitas blended mengimplementasikan Blended
learning siswa dapat belajar secara Learning dibandingkan
fleksibel kapanpun dan dimanapun pembelajaran online maupun
mereka berada, karena siswa juga klasikal, yaitu: pedagogy yang lebih
dapat berinteraksi dengan mudah baik, meningkatnya akses dan
dengan gurunya dan memperoleh fleksibilitas, serta meningkatnya
sumber informasi/ materi ajar baik di biaya-manfaat. Tabel di bawah ini
kelas maupun di luar kelas melalui dapat menunjukkan perbandingan
bantuan teknologi informasi secara kekuatan dan kelemahan dari
online. Hal ini sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran
pernyataan Arif, (2013, pp. 118–119) tradisional/face to face dan online
yang menyatakan bahwa: “Blended yang dijadikan pijakan pendapat
learning adalah suatu pendekatan Graham diatas:
yang fleksibel untuk merancang
Online Tradisiona
program yang mendukung campuran
(Asynchron l/Face to
dari berbagai waktu dan tempat ous) face
untuk belajar”
K Fleksibilitas a. Interaksi
Dari beberapa pendapat di ek -partisipasi manusia –
atas blended learning dapat ua mahasiswa mudah
digunakan di beberapa jenjang ta terjadi untuk
n dalam mengikat
sekolah salah satunya di SMK. Pada
waktu dan dan
artikel ini akan dibahas bidang studi tempat yang membentuk
pendidikan olahraga berbasis nyaman kehadiran
bagi sosial dan
blended learning yang sudah di
mahasiswa kepercayaa
terapkan di SMK b. n dalam
Partisipasi – lingkungan
semua f2f b.
HASIL dan PEMBAHASAN
mahasiswa Spontanitas
A. Strategi Blended Learning berpartisiasi – rantai ide
Graham (dalam Avgerinou, dikarenakan yang terkait
2008) menjelaskan tiga alasan kurangnya dan
hambatanw kemungkin
penting kenapa seorang pengajar aktu dan an
lebih memilih tempat c. penemuan
Kedalaman yang cepat mengikat
refleksi – sangat dan
mahasiswa diharapkan membentuk
memiliki c. kehadiran
waktu yang Partisipasi sosial dan
lebih untuk – tidak kepercayaa
mempertim semua n dalam
bangkan dapat lingkungan
respon berpartisipa online
mereka si
secara lebih dikarenaka
B. Critical Thinking
hatihati dan n adanya
lebih hambatan Richard Paul dan Linda Elder
menyeluruh waktu dan (2008) dalam sebuah makalah
individu
berjudul “The Miniature Guide to
K Spontanitas Fleksibilita Critical Thinking Concepts and
el – rantai ide s – Karena
Tools” mendefinisikan Critical
e yang terkait alasan
m dan keterbatasa Thinking sebagai sebuah seni
ah kemungkina n waktu, berpikir analisis dan evaluasi yang
an n penemuan pengajar mempunyai tujuan untuk
yang cepat mungkin
memperbaiki. Sedangkan Scriver dan
tidak tidak dapat
diharapkan meraih Paul menyebutkan bahwa Critical
b. diskusi Thinking merupakan sebuah standar
Penundaan yang
intelektual yang bagus sebagai syarat
– mendalam
mahasiswa sesuai untuk berpartisipasi secara penuh
mungkin keinginan dalam ranah sosial, ekonomi dan
menyerah
kehidupan politik di lingkungan
atau
menunda dimana kita tinggal. Secara singkat,
untuk Critical thinking adalah kemampuan
berpartisipa seseorang untuk dirinya sendiri,
si secara
online d. mendisiplinkan dirinya, memonitor
Interaksi dirinya, dan mampu berpikir untuk
manusia – mengoreksi dirinya sendiri; dimana
tidak
secara rutin mereka akan
mudah
untuk mengaplikasikan stan-dar-standar
intelektual pada elemenelemen cara aktif sepanjang hayat. Pendidikan
berpikir dengan tujuan untuk Jasmani merupakan media untuk
membentuk atribut intelektual (Paul mendorong perkembangan
dan Elder, 2008). keterampilan motorik, kemampuan
fisik, pengetahuan, penalaran,
C. Pendidikan Jasmani penghayatan nilai (sikap-mental-
Pendidikan Jasmani pada emosional-spiritual-sosial), dan
dasarnya merupakan bagian pembiasaan pola hidup sehat yang
integral dari sistem pendidikan bermuara untuk merangsang
secara keseluruhan, bertujuan pertumbuhan serta perkembangan
untuk mengembangkan aspek yang seimbang.
kesehatan, kebugaran jasmani,
keterampilan berfikir kritis, Dengan Pendidikan
stabilitas emosional, keterampilan Jasmani siswa akan memperoleh
sosial, penalaran dan tindakan berbagai ungkapan yang erat
moral melalui aktivitas jasmani kaitannya dengan kesan pribadi
dan olahraga. yang menyenangkan serta
Di dalam intensifikasi penyele- berbagai ungkapan yang kreatif,
ngaraan pendidikan sebagai suatu inovatif, terampil, memiliki
proses pembinaan manusia yang kebugaran jasmani, kebiasaan
berlangsung seumur hidup, hidup sehat dan memiliki
peranan Pendidikan Jasmani pengetahuan serta pemahaman
adalah sangat penting, yang terhadap gerak manusia. Dalam
memberikan kesempatan kepada proses pembelajaran Pendidikan
siswa untuk terlibat langsung Jasmani guru diharapkan
dalam aneka pengalaman belajar mengajarkan berbagai
melalui aktivitas jasmani, bermain keterampilan gerak dasar, teknik
dan olahraga yang dilakukan dan strategi permainan dan
secara sistematis. Pembekalan olahraga, internalisasi nilai-nilai
pengalaman belajar itu diarahkan (sportifitas, jujur, kerjasama, dan
untuk membina, sekaligus lain-lain) serta pembiasaan pola
membentuk gaya hidup sehat dan hidup sehat. Pelaksanaannya
bukan melalui pengajaran dengan karakteristik sekolah tertentu
konvensional di dalam kelas yang tersebut adalah platform Edmodo.
bersifat kajian teoritis, namun Hal tersebut sesuai dengan hasil
melibatkan unsur fisik, mental, penelitian yang dilakukan oleh
intelektual, emosi dan sosial. Ardana et al. (2016, p. 18) yang
Aktivitas yang diberikan dalam dinyatakan bahwa “Hasil
pengajaran harus mendapatkan perhitungan menunjukkan hasil
sentuhan didaktik-metodik, vektor V terbesar bernilai 0,252 yang
sehingga aktivitas yang dilakukan terletak pada V1, sehingga Edmodo
dapat mencapai tujuan pengajaran. dipilih sebagai plat-form blended
Tidak ada pendidikan yang tidak learning dalam pembelajaran
mempunyai sasaran paedagogis, Pendidikan jasmanin di SMK.
dan tidak ada pendidikan yang Dari beberapa keunggulan
lengkap tanpa adanya Pendidikan secara umum tentang blended
Jasmani, karena gerak sebagai learning yang telah dijelas-kan dan
aktivitas jasmani adalah dasar platform Edmodo yang digunakan di
bagi manusia untuk mengenal SMK untuk membuat blended
dunia dan dirinya sendiri yang learning dalam membantu proses
secara alamiah berkembang searah pembelajar-annya, namun kenyataan
dengan perkembangan zaman. yang ditemukan dan terjadi di
lapangan menunjukkan adanya be-
berapa kendala diantaranya belum
D. Model Platform Blended
Learning yang Telah Digunakan di banyak guru yang mengenal adanya
SMK fasilitas blended learning yang
Ada beberapa platform
disediakan oleh sekolah, belum
terkemuka yang dapat digunakan
keseluruhan siswa paham dan
dalam membuat suatu blend-ed
mampu meng-gunakan fasilitas
learning di SMK antara lain: Kelase,
blended learning yang dise-diakan
Moodle, Edmodo dan Quipper
oleh sekolah, dan yang terpenting
School. Dari beberapa platform
yaitu akses internet yang masih
tersebut, yang paling cocok
belum stabil
digunakan untuk membuat blended
learning di yang telah disesuaikan
E. Pelaksanaan Blended Learning atau ada yang menerapkan Blended
Di Sekolah Learning? Pertanyaan selanjutnnya,
Dalam dunia Pendidikan Apakah Blended Learning benar
Tinggi, Blended e-learning banyak benar dibutuhkan? Bagaimana para
digunakan untuk penyelenggaraan penyelenggara pendidikan dasar dan
pendidikan terbuka dan jarak jauh. menengah (SD-SMA/SMK)
Diawali dengan Universitas Terbuka menerapkan Blended Learning di
yang menyelenggarakan pendidikan sekolahnya?
jarak jauh yang dilakukan secara Berdasarkan pengamatan di
konvensional (tanpa menggunakan lapangan, sudah banyak lembaga
teknologi informasi dan komunikasi, penyelenggara pendidikan dasar dan
tetapi saat ini Universitas Terbuka menengah dalam hal ini pendidikan
sudah memanfaatkan teknologi jenjang SD hingga SMA/SMK
informasi dalam pelaksanaan yang telah menerapkan Blended
pembelajaran, sehingga Learning. Jika dilihat banyaknya
menggabungkan pembelajaran secara lembaga penyelenggara pendidikan
konvensional dan pembelajaran dasar dan menengah yang
dengan menggunakan teknologi menerapkan Blended Learning, dapat
informasi. Penyelenggaran dikatakan bahwa memang penerapan
pendidikan di Universitas Terbuka Blended Learning dalam pendidikan
ini dapat dikatakan menerapkan dasar dan menengah itu sangat
Blended Learning. diperlukan atau dibutuhkan.
Selain Universitas Terbuka Penerapan Blended Learning dalam
saat ini banyak juga perguruan tinggi pendidikan dasar dan menengah
yang menerapkan Blended Learning, apakah dapat disamakan dengan
bahkan lembaga-lembaga pendidikan penerapan Blended Learning dalam
non-formal seperti LPK dan kursus- dunia pendidikan tinggi.
kursus, pelatihan-pelatihan juga Penerapan Blended Learning
menerapkan Blended Learning. dalam pendidikan dasar dan
Pertanyaannya, apakah dalam dunia menengah tidak begitu
pendidikan formal pada pendidikan dibutuhkan jika penerapannya
dasar dan menengah sudah banyak disamakan dengan penerapan
Blended Learning di Perguruan penugasan-penugasan kepada peserta
Tinggi. Hal ini dikarenakan adanya didik yang dilaksanakan di luar jam
perbedaan pendekatanan dan metode sekolah.
pendidikan terutama di perguruan Blended Learning dibutuhkan pada
tinggi yang melaksanakan saat : (a) Proses belajar mengajar
pendidikan jarak jauh. tidak hanya tatap muka, namun
Pada pelaksanaan pendidikan menambah waktu pembelajaran
dasar dan menengah, harus dengan memanfaatkan teknologi
menerapkan tatap muka dalam internet. (b) Mempermudah dan
pembelajarannya, akan tetapi bukan mempercepat proses komunikasi
berarti dalam pendidikan dasar dan non-stop antara pendidik dan
menengah tidak dapat menerapkan siswa. (c) Siswa dan pendidik dapat
Blended Learning. Pada pendidikan diposisikan sebagai pihak yang
dasar dan menengah juga dapat belajar. (d) Membantu proses
menerapkan Blended Learning, percepatan pendidikan yang salah
hanya saja secara teknis pelaksanaan satunya dengan menerapkan flip
pembelajaran tidak dapat disamakan classroom yang berbasis teknologi
dengan pelaksanaan pembelajaran di informasi dan komunikasi.
perguruan tinggi yang melaksanakan Perkembangan teknologi informasi
pembelajaran jarak jauh. yang sangat pesat dewasa ini,
Kapan Blended Learning khususnya perkembangan teknologi
dibutuhkan dalam pelaksanaan internet turut mendorong berkem-
pembelajaran di sekolah sekolah bangnya konsep pembelajaran
pada pendidikan dasar dan jarak jauh ini. Ciri teknologi internet
menengah? Blended Learning yang selalu dapat diakses kapan saja,
dibutuhkan pada saat metode dimana saja, multiuser serta mena-
pendidikan jarak jauh tidak begitu warkan segala kemudahannya telah
dibutuhkan. menjadikan internet suatu media
Proses pembelajaran Blended yang sangat tepat bagi perkembangan
Learning ini dibutuhkan pada saat pendidikan jarak jauh selanjutnya.
penyampaian atau pemberian materi Hal inilah mengapa untuk saat ini
pelajaran, pemberian tugas hingga sistem pembelajaran secara Blended
Learning masih sangat baik di pemahaman tentang metodologi
terapkan di Indonesia agar lebih pembelajaran melalui simulasi
dapat terkontrol secara tradisional pembelajaran yang disajikan melalui
juga. Pendapat Haughey (1998) internet misalnya video streaming,
tentang pengembangan Blended e- video conference dan lain-lain.
learning mengungkapkan bahwa Intinya, semua aktivitas belajar
terdapat tiga kemungkinan model mengajar dilakukan secara
dalam pengembangan sistem online tanpa adanya tatap muka sama
pembelajaran berbasis Internet, yaitu sekali.
model web course, web centric G. Model Web centric course adalah
course, dan web enhanced penggunaan Internet yang
course. memadukan antara belajar jarak jauh
F. Model Web course adalah dan tatap muka (konvensional).
penggunaan Internet untuk keperluan Sebagian materi disampaikan melalui
pendidikan, yang internet,dan sebagian lagi melalui
mana peserta didik dan pendidik tatap muka, sedangkan fungsinya
sepenuhnya terpisah dan tidak saling melengkapi. Dalam model ini
diperlukan adanya pendidik bisa memberikan petunjuk
tatap muka. Seluruh bahan ajar, pada peserta didik untuk mempelajari
diskusi, konsultasi, penugasan, materi pelajaran melalui web yang
latihan, ujian, dan telah dibuatnya. Peserta didik juga
kegiatan pembelajaran lainnya diberikan arahan untuk mencari
sepenuhnya disampaikan melalui sumber lain dari situs-situs yang
Internet. Dengan kata relevan. Dalam tatap muka, peserta
lain model ini menggunakan sistem didik dan pendidik lebih banyak
jarak jauh. Untuk pendidikan guru diskusi tentang temuan materi yang
model seperti ini telah dipelajari melalui internet
dapat digunakan untuk peningkatan tersebut. Model ini lebih relevan
“knowledge dan skill”, memperkuat untuk digunakan dalam
pengetahuannya tentang materi pengembangan pendidikan guru,
pelajaran sebagai spesifikasi dilihat dari kondisi, kultur dan
keilmuannya dan memperkuat infrastruktur yang dimiliki
saat ini. Secara substansial materi Internet, dan kecakapan lain yang
keguruan identik dengan nilai yang diperlukan
tidak hanya dapat Berdasarkan ketiga model di
ditransfer melalui pembelajaran atas, Model Web Course sulit untuk
tanpa tatap muka, melainkan dikembang pada pembelajaran di
diperlukan direct learning, sehingga sekolah. Hal ini dikarenakan pada
unsur-unsur modelling dari seorang model ini menerapkan pembelajaran
guru dapat diadaptasi dengan baik. yang penuh tanpa tatap muka. Semua
Untuk penguasaan materi konseptual, aktivitas pembelajaran dilakukan
teoritikal dan keterampilan dapat secara online melalui media web
menggunakan Blended e-learning pembelajaran seperti penyampaian
dengan sistem jarak jauh. materi pembelajaran, diskusi,
H. Model web enhanced course ujian dan lain-lain, sedangakan
adalah pemanfaatan internet untuk dalam pembelajaran pada pendidikan
menunjang peningkatan kualitas dasar dan menengah masih
pembelajaran yang dilakukan di mewajibkan adanya kegiatan tatap
kelas. Fungsi internet adalah untuk muka secara langsung antara peserta
memberikan pengayaan dan didik dengan pendidiknya.
komunikasi antara peserta didik Pada model Web Centric
dengan pendidik, sesama peserta Course dan Web Enhanced Course
didik, anggota kelompok, atau lebih tepat diterapkan di sekolah-
peserta didik dengan nara sumber sekolah pada pendidikan dasar dan
lain. Oleh menengah. Hal ini dikarenakan pada
karena itu peran pendidik dalam hal model
ini dituntut untuk menguasai teknik Web Centric Course masih
mencari informasi di Internet, menerapkan tatap muka untuk
membimbing mahasiswa mencari menyampaikan sebagian materi-
dan menemukan situs-situs yang materi pembelajarannya, dan
relevan dengan bahan pembelajaran, penerapan pada model Web
menyajikan materi melalui web yang Enhanced Course digunakan sebagai
menarik dan diminati, melayani penunjang saja dalam memberikan
bimbingan dan komunikasi melalui materi pengayaan, berkomunikasi
antar peserta didik atau dengan dengan menerapkan Blended
narasumber lain yang dilakukan di Learning dan lain sebagainya.
luar jam pembelajaran formal. Sebelum melaksanakan pembelajaran
I. Pengembangan Langkah- dengan menerapkan Blended
Langkah Pembelajaran Dalam Learning, pendidik harusmenyiapkan
Blended Learning dulu semua kebutuhan
Pada pengembangan pembelajarannya terutama
pembelajaran baik dengan penggunaan platform teknologi yang
menerapkan Blended Learning akan digunakan dalam pembelajaran
maupun secara konvensional, yang akan digunakan tanpa
pendidik perlu mengembangkan melaksanakan tatap muka.
langkah-langkah pembelajaran yang Beberapa platform yang
tepat dalam suatu rencana dapat digunakan dalam pembelajaran
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan Blended Learning seperti
berdasarkan kompetensi dasar- Group Miling List (Milis, seperti
kompetensi dasar yang ingin dicapai Yahoo groups, Google+, dan lain-
dalam pembelajaran. Pengembangan lain), Web Blog Guru, Social Media
langkah-langkah pembelajaran yang (Facebook, Twitter,
menerapkan Blended Learning juga Instagram, Path, dan lain-lain),
perlu dirancang dengan baik,
sehingga dalam pelaksanaan
pembelajarannya peserta didik tidak
merasa kesulitan secara teknis. Oleh
karena itu, pendidik perlu
mempersiapkan terlebih dulu segala
hal yg dibutuhkan, seperti materi-
materi yang akan disampaikan atau
dibahas, platform yang akan
digunakan dalam pembelajaran
dengan Blended Learning, tutorial
penggunaan platform yang
digunakan dalam pembelajaran
Aplikasi-aplikasi Learning pembelajaran yang menerapkan
Management Systems atau LMS Blended Learning di atas, pendidik
(seperti Moodle, Edmodo, Quipper, telah menerapkan pembelajaran
Kelase, dll) dan sebagainya. dengan Blended Learning. Hal ini
Selanjutnya, bagaimana dibuktikan dengan memanfaatkan
platform-platform yang sudah platform platform teknologi
ditentukan oleh pendidik diterapkan informasi seperti Blog, dan Facebook
dalam pembelajaran dengan yang digunakan dalam proses
sebelmnya disusun terlebih dahulu pembelajarannya yang dilaksanakan
dalam langkah-langkah pembelajaran di luar jam pelajaran. Pendidik
yang dirancang mengaktifkan peserta didik dalam
memahami materi pelajaran yang di-
upload pendidik dalam Web Blog
atau ClassRoom (Google) Guru.
Selain itu juga, pendidik
mengaktifkan peserta didik untuk
berdiskusi dari hasil tugas yang
dikerjakan peserta didik melalui
Social Media Facebook.

KESIMPULAN
Blended Learning merupakan
proses pembelajaran yang
memanfaatkan berbagai macam
Classroom (Salah satu Aplikasi dari
pendekatan. Pendekatan yang
Google yang bisa digunakan sebagai
kelas pembelajaran Online) dilakukan dapat memanfaatkan
berbagai macam media dan
Contoh sederhana langkah-
teknologi. Pembelajaran berlangsung
langkah pembelajaran secara umum
secara konvensional (tatap muka),
dengan menerapkan
mandiri, dan mandiri via online.
Blended Learning.
Bahan belajar mandiri secara
Berdasarkan contoh
offline disiapkan dalam bentuk
sederhana langkah-langkah
digital, seperti dalam bentuk CD,
MP3, DVD, dll, sedangkan bahan mungkin muncul. Pembagian materi
belajar mandiri secara online belajar harus dapat dialokasikan
disiapkan dalam bentuk Mailing List, dengan baik, dengan
Social Media, Learning mempertimbangkan isi bahan ajar,
Management Systems (LMS) dan lain serta tujuan pembelajarannya, mana
sebagainya. Pelaksanaan yang harus
pembelajaran dengan Blended dibahas secara tatap muka, atau dapat
Learning secara online dapat dipelajari secara mandiri.
diterapkan dalam beberapa model
yaitu web course, web centric DAFTAR RUJUKAN
course, dan web enhanced course. Annis RS. 2013. Strategi Blended
Learning Untuk Peningkatan
Pada implemenatasinya, Kemandirian Belajar Dan
Kemampuan Critical Thinking
pembelajaran dengan blended Mahasiswa Di Era Digital. Jurnal
learning pada lembaga pendidikan Pendidikan Akuntasi Indonesia.
Vol XI No 2 Tahun 2013
dasar dan menengah lebih tepat
Ayala, Gerardo, dkk., 2008. Towards
dengan menerapkan model web Computatonal models for Mobile
centric course, dan web enhanced Learning Objects, Journal IEEE.

course, karena pada pendidikan dasar Agnes Kukulska-Hulme, John Traxler.


2005.
dan menengah masih diwajibkan Mobile learning: a handbook for
educators and trainers, Routledge.
adanya tatap muka di dalam kelas.
Pada penerapan Blended Apriliya R 2015. Penerapan Blended
Learning Untuk Meningkatkan
Learning pendidik seharusnya dapat Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ilmu Bangunan Di Kelas
memastikan bahwa X TGB SMK Negeri 7 Surabaya.
seluruh pesertanya memiliki sarana Jurnal Kajian Pendidikan Teknik
Bangunan Vo 1 No
dan prasarana yang memadai, 1/JKPTB/(2015):40-49
sehingga dalam belajar secara Kana Hidayati dan Endang Listyani.
mandiri via online tidak banyak (2010). Pengembangan Instrumen
Kemandirian Belajar Mahasiswa.
hambatan dikarenakan faktor sarana Diakses melalui:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/fil
dan prasana yang kurang memadai. es/penelitian/Kana%20Hidayati,
Selain itu pendidik sudah %20M.Pd./Pengembangan
%20Instrumen.pdf tanggal 10
menyiapkan solusi terbaik dalam Maret 2016.
mengatasi permasalahan yang Karen Precel, Yoram Eshet-Alkalai, and
Yael Alberton. 2009. Pedagogical
and Design Aspects of a Blended Sukintaka. 2003. Filsafat Pendidikan
Learning Course. International Jasmani Keberhasilan Dikjas
Review of Research in Open and Mendukung
Distance Learning. Volume 10, Keberhasilan Olahraga. Jakarta:
Number 2. ISSN: 1492-3831 April PT. RajaGrafindo Persada.
– 2009
Soekartawi, A. Haryono dan F. Librero,
Maria D. Avgerinou. 2008. Blended (2002),
Collaborative Learning for Action Greater Learning Opportunities
Research Through Distance Education:
Training.Journal of Open Experiences in Indonesia and the
Education volume 4 No.1, 2008.. Philippines. Southeast Journal of
Education.
Marzuki, 2008. Meneladani Nabi ,
Muhammad SAW dalam Kehidupan Tang, Xian, dkk, 2008, Study on The
Sehari-hari. Jurnal Humanika Vol. Application of Blended Learning In
8 No. 1. Maret 2008, Hal 1. The
College English Course, Journal
Mazzola, J. W. 2003. Bullying in IEEE.
school: a strategic solution. Wang, 2009, Handbook of
Washington, DC: Character Research on ELearning
Education Partnership Applications for Career and
Technical Education:Technologies
Oliver, Martin & Trigwell, Keith, for
(2005), eLearning Journal, Volume Vocational Training
2, Number 1
Wendhie P. (-). Implementasi Blended
Ozgen. Ufuk Karakus. (2009). The Learning Dalam Pembelajaran
Impact od Blended Learning Model Pada Pendidikan Dasar dan
on Student Attitudes Towards Menengah. Widyaswara LPMP;
Geography Course and Their Yogyakarta
Critical Thinking Dispositions and
Levels. The Turkish Online Journal Whitelock, D. & Jelfs, A. 2003,
of Educational Technology – Editorial:
TOJET October 2009 volume 8 Journal of Educational Media
Issue 4. Special
Issue on Blended Learning, Journal
Richard Paul, Linda Elder. 2008. The of
Miniature Guide to Critical Educational Media, 28(2-3), pp. 99-
Thinking Concepts and Tools. 100.
California: The Foundation for
Critical Thinking Press. Yusuf. M. 2011. Lentera Pendidikan.
Vol 14 No 2 Desember 2011: 232-
Rooney, J. E. 2003, Blended learning 242
opportunities to enhance
educational
programming and meetings.
Association
Management, 55(5), 26-32.

Republik Indonesia, 2003. Undang-


Undang No.
20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.

You might also like