You are on page 1of 7

JOURNAL OF SPORT SCIENCE AND EDUCATION (JOSSAE) VOL: 3, NO: 2 OCTOBER (2018)

Journal homepage: http://journal.unesa.ac.id/index.php/jossae/index

Model Pembelajaran Hybrid Learning pada Mata Kuliah Sepakbola di


Pendidikan Olahraga FKIP UMS
Pungki Indarto*a, Muhad Fatoni b, Nurhidayat c
abc
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Surakarta 57162, Indonesia

*
corresponding author mail: pi311@ums.ac.id

ARTICLE INFO ABSTRACT


Article history: 1). The hybrid learning model is the process of learning which is the mixture of
Received 22 October 2018 face to face and on line learning models. 2). Theadvancement of the learning
Received in revised form 11 result and the mastery of skills on the soccer lecture series in the faculty of
November 2018 education and teacher training of UMS. 3). The students enthusiasm in taking the
Accepted 14 November 2018 lecture series using the hybrid learning in in the faculty of education and teacher
training of UMS. The method of research applies the steps of Borg and Gall up
Keywords: to the seventh steps in small scale. Data is taken from the questionnaires and
learning model, hybrid learnig, tests. Data analysis is inthe form of descriptive and the product effectively tests.
soccer From the result of the research, it can be concluded that Hybrid learning is
suitable to be applied in the lecture series of soccer in the faculty of education
and teacher training of UMS.The Hybrid learningmethod is able to increase the
achievement of the students from the average score of 6.8 with the total score of
204before applying the method, and after applying the learning media the score
increase to 7.53 with the total score of 225.8. There is a variance from the pretest
and posttest as much as 0.73 point. So, it can be concluded that there is an
increase in the use of hybrid learning in the soccer lecture seriesin the faculty of
eduation and teacher training of UMS.

memberikan tugas serta latihan yang ada di


1. Pendahuluan dalam modul. Hal ini yang perlu adanya
perubahan strategi pembelajaran supaya proses
Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan pembelajaran menjadi efektif dan dapat
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas mengikuti perkembangan arus informasi yang
Muhammadiyah Surakarta salah satu program serba cepat. E-learning merupakan sebuah
studi yang mencetak sumber daya manusia dalam contoh penerapan pembelajaran yang mengikuti
bidang keolahragaan. Seiring bertambahnya cepatnya arus informasi. E-learning sebagai
jumlah mahasiswa, akan bertambah jam terobosan media pembelajaran yang tidak hanya
mengajar pada tiap dosen sehingga waktu untuk menggunakan pertemuan tatap muka, akan tetapi
bimbingan dan konsultasi semakain sedikit. proses pembelajaran via jarak jauh lintas tempat
Pembelajaran pada prodi olahraga masih dan waktu.
menggunakan pendekatan yang berpusat pada
pengajar (teacher centered). E-learning menurut learnFram.com dalam
glossary of e-learning terms (glossary, 2001) “ e
Media belajar tidak variatif dan belum banyak elarning adalah sistem pendidikan yang
dikembangkan. Penggunaan internet sebagai menggunakan aplikasi elektronik untuk
fasilitas kampus dirasa belum dapat dioptimalkan mendukung belajar mengajar dengan media
oleh mahasiswa dan dosen dalam aktifitas belajar internet, jaringan komputer, maupun komputer
mengajar. Strategi dosen dalam proses standalone.” Jadi bisa disimpulkan e-learning
pembelajaran juga kurang efektif yaitu merupakan merupakan cara baru dalam proses
menjelaskan materi kembali secara langsung di pembelajaran dengan media khusus internet
dalam modul dilanjutkan tanya jawab kemudian
70 Pungki Indarto, 3 (2) (2018) 69–75

dalam pembelajarannya, e-learning merupakan Model pembelajaran hybrid learning adalah


konsekuensi dari majunya teknologi informasi. gabungan pembelajaran tatap muka
(konvensional) dengan pembelajaran e-learning
Definisi diatas dapat diartikan dalam menghadapi yang diharapkan mahasiswa menguasai konsep
tantangan dunia pendidikan saat ini harus materi maupun ketrampilan gerak dalam
memerhatikan tingkat perkembangan media perkuliahan sepakbola, b) Peningkatan
informasi dan teknologi supaya tidak tertinggal kemandirian dan keaktifan dalam mengikuti
jauh dengan negara- negara maju yang terlebih perkuliahan dengan memanfaatkan e-learning di
dahulu mengenal teknologi. E-Learning hadir di Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan
kampus bukan berarti proses pembelajaran tatap Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
muka (konvensional) lantas ditinggalkan, akan Muhammadiyah Surakarta, c) Hasil belajar
tetapi perpaduan antara kedua metode akan mahasiswa meningkat dengan adanya hybrid
mempercepat penguasaan secara konsep dan learning.
penguasaan secara ketrampilan.
Kajian Pustaka
Sistem dan aplikasi e-learning juga disebut
learning management system (LMS) adalah Internet dengan berbagai aplikasi dapat
system perangkat lunak yang memvirtualisasi ditemukan sebagai media mempermudah mencari
proses belajar mengajar konvensional guna informasi dimanapun dan kapanpun. Dijelaskan
administrasi, dokumentasi, laporan suatu Sibero (2011a:10) internet adalah komputer yang
program latihan, ruangan kelas, dan peristiwa terhubung (Interconnected Network) dari
online, program e-learning dan konten pelatihan beberapa jaringan secara global, dalam arti lain
(Ellis, 2009). internet jaringan luas dan jaringan alam.”.
internet mempunyai kesamaan dengan jaringan
Pernyataan di atas memastikan bahwa peran e komputer area dalam penggunaan protocol
learning dalam aktifitas dosen mengajar dapat komunikasi yaitu menggunakan TCP
membentuk dan dapat mengefektifkan (Transmission Control Protocol) atau IP
tercapainya tujuan pengajaran, interaksi dosen (Internet Protocol).
dan mahasiswa menjadi efektif. pertemuan tatap
muka dengan penyampaian rencana kelas yang Kajian di atas sangat menarik apabila internet
dapat di akses mahasiswa sebelum perkuliahan dimanfaatkan dalam pembelajaran (e learning)..
tatap muka dilaksanakan. Penggunaan model Soekartawi (2002:56) kelebihan pembelajaran
hybrid learning ini memerlukan need assessment berbasis internet adalah : 1) tidak ada batasan
yang berfungsi apakah metode e-learning dapat waktu dan tempat dalam interaksi belajar dan
mendukung metode tatap muka (konvensional) di mengajar antara guru dan murid. 2) materi dan
Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan petunjuk pembelajaran dapat disusun secara
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas terstruktur dan terjadwal melalui internet. 3)
Muhammadiyah Surakarta. bahan ajar dapat dilihat kapanpun dan
dimanapun. 4) komunikasi dapat dilakukan lewat
Berdasarkan latar belakang di atas akan internet secara langsung apabila membutuhkan
dikembangkan model pembelajaran hybrit penjelasan atau informasi tambahan. 5) dapat
learning, dengan harapan terbentuknya system melakukan diskusi secara klasikal. 6) siswa
pembelajaran berbasis informasi dan teknologi menjadi lebih aktif. 7) lebih efektif dan efisien
di Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan secara waktu dan jarak. 8) LMS atau softwere
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas yang dipakai dalam e leraning moodle, efront,
Muhammadiyah Surakarta. atutor, schoology dan lain- lain.
Tujuan penelitian hybrid learning ini yaitu, a) Banyak kemudahan yang ditawarkan dari
Model produk pembelajaran hybrid learning. softwere ini selain mudah dalam manfaatnya
JOURNAL OF SPORT SCIENCE AND EDUCATION (JOSSAE) VOL: 3, NO: 2 OCTOBER (2018) 71

softwere LMS ini bersifat terbuka dan bebas pendahuluan dan mengumpulkan informasi
(open source atau freewer). Pemilihan softwere dengan melakukan mencarian kebutuhan
LMS yang tepat akan berpengaruh terhadap pembelajaran pada mata kuliah sepakbola.
keberhasilan pembelajaran karena didalamnya Selanjutnya pengumpulan informasi mengenai
terdapat fitur, kemudahan, dan kelengkapan sumber potensi yang ada pada mahasiswa, dosen,
kebutuhan dalam sebuah kelas. Pengguna dan sarana prasarana penunjang untuk
Schoology untuk e learning lebih mempunyai diterapkanya model hybrid learning ini. 2)
kelengkapan fitur seperti multy courses, recent menyusun program pengembangan berdasarkan
activity, group, grade, calender, resources dan studi pendahuluan dan pengumpulan informasi
lain lain yang memudahkan untuk mengelola melalui kajian teoritik, selanjutnya membuat
puluhan ribu pengguna dalam akses yang tinggi. rancangan desain hybrid learning : a)
merumuskan garis besar tujuan dan program, b)
2. Metode Penelitian membuat desain model pembelajaran hybrid
learning pada mata kuliah sepakbola POR FKIP
Pengembangan model hybrid learning pada mata UMS, c) pengembangan produk dengan
kuliah sepakbola akan diterapkan pada program melakukan install LMS Schoology, membuat
studi pendidikan olahraga fakultas keguruan dan panduan penggunaan, membuat user, dan
ilmu pendidikan universitas muhammadiyah melakukan input materi perkuliahan sesuai
Surakarta (POR FKIP UMS) pelaksanaan hybrid rencana program semester (RPS) Sepakbola, d)
learning ini dimaksudkan adanya variasi uji empirik produk awal pada kelas uji diberi
pendekatan atau metode pembelajaran yang nama kelas A, dengan melakukan evaluasi dan
sesuai dengan perkembangan era informasi dan validasi produk awal hybrid learning oleh ahli
telekomunikasi. Selain itu aktifitas mahasiswa media dan mahasiswa sebagai pengguna, e)
lebih besar dalam memperoleh informasi, materi melakukan revisi produk awal setelah evaluasi
dan diskusi, penerapan e learning ini tidak begitu dan validasi dari ahli dan pengguna, f) uji
saja menghilangkan pembelajaran tatap muka, empirik produk utama merupakan penilaian skala
sehingga perlu dikembangkan model hybrid terbatas untuk mengetahui tingkat efektifitas
learning yaitu, pembelajaran yang memadukan produk pembelajaran hybrid learning pada mata
pembelajaran menggunakan kelas media internet kuliah sepakbola. g) revisi produk utama sebagai
(modern) dan pembelajaran kelas dengan tatap hasil pengembangan model produk tingkat
muka (konvensional). operasional. Penelitian ini berskala kecil, maka
langkah penelitian ini hanya dilakukan sampai
Langkah penelitian pengembangan model
langkah ke 7, untuk langkah 8, 9, 10 dilakukan
pembelajaran (Gall and Borg, 1979:626). 1)
dalam skala besar.
analisis situasi dengan mengumpulkan informasi
yang diperlukan, 2) penyusun program
pengembangan, 3) prototype produk awal (model
hipotesis), 4) uji pengembangan produk awal, 5) 3. Hasil dan Pembahasan
revisi produk 1, 6) uji produk 1, 7) revisi produk
2 untuk menghasilkan produk utama, 8) uji a. Analisis Instruksional
lapangan operational, 9) revisi produk akhir Penelitian tahap pertama dalam langkah-
produk, 10) penerapan produk akhir. langkahnya diperoleh hasil analisis instruksional.
Pengembangan ini hanya sampai langkah ke 7 Tujuan instruksional akan menghasilkan
karena penelitian ini berskala kecil. identifikasi kemampuan berupa tugas-tugas
pokok untuk mencapai tujuan. Dick and Carey
Langkah Penelitian (2001:61). Diperoleh analisis instruksional
berupa kompetensi dan jabaran indikator,
Pengembangan model pembelajaran hybrid kompetensi dibuat sesuai analisis materi
learning memiliki beberapa langkah : 1) studi perkuliahan sepakbola yang dapat ditunjukkan
72 Pungki Indarto, 3 (2) (2018) 69–75

dengan rencana program semester dan rencana dan password, dosen melakukan log in dan
program mingguan. membuat kelas (courses) sepakbola, selanjutnya
dosen menambahkan mahasiswa (member) dalam
b. Lingkup Pengembangan kelas sepakbola, setelah itu dosen merancang
Model Pembelajaran Hybrid Learning materi perkuliahan dan konten kelas sepakbola
Sepakbola sesuai fasilitas yang disediakan pada e learning
Tahap ini dihasilkan konten model Schoology. Mahasiswa setelah regristrasi dan
pembelajaran hybrid learning untuk mata kuliah mendapatkan user id dan password, maka
sepakbola. yaitu ; 1) nama mata kuliah, 2) topik mahasiswa bergabung (joint) ke dalam kelas
seputar perkuliahan, 3) panduan penggunaan sepakbola setelah mendapatkan code akses dari
program, 4) kompetensi inti mata kuliah, 5) dosen pengampu mata kuliah sepakbola. Setelah
rancangan perkuliahan, 6) materi, dan 7) mahasiswa berhasil bergabung dalam kelas
perkiraan waktu perkuliahan. Dalam diskripsi sepakbola, maka aktifitas pembelajaran dapat
singkat program mengenai pokok bahasan dimanfaatkan oleh mahasiswa sesuai dengan
sampai sub pokok bahasan disesuaikan dengan instruksi dari dosen pengampu, adapun aktifitas
kurikulum yang tertuang pada rencana program pembelajaran berupa chatting, download materi
semester sepakbola (RPS) sebagai berikut; a. dan tugas, quiz, informasi, nilai evaluasi ujian.
Kemudahan ini kemudian dikombinasikan
dengan pembelajaran tatap muka di kelas dalam
bentuk penguatan dan penguasaan ketrampilan
dari materi dalam e learning Schoology.

d. Instalasi Schoology
Persiapan yang sudah direncanakan
menggunakan domain dengan alamat
http://www.schoology.com dalam tahap uji coba
domain ini belum di digunakan secara resmi
dalam keperluan kampus. Domain ini juga dapat
di install dalam play store untuk pengguna
Gambar 2. Tampilan handphone berbasis android. Berikut gambar
Gambar 1. Tampilan Muka Muka instal Schoology di tampilan muka shoology pada website dan play
Schoology di Web Play Store store ;
sejarah perkembangan sepakbola, ketrampilan
dasar bermain sepakbola, taktik dan strategi, e. Validasi Produk Pembelajaran
peraturan dan perwasitan sepakbola, sitem Proses evaluasi produk awal yang
pertandingan, dan penyelenggaraan pertandingan dikembangkan dengan tujuan melihat beberapa
sepakbol. Untuk pengembangan strategi aspek relevansi konten, fitur tampilan, dan
pembelajaranya berupa chatting/ posting, materi keterlaksanaan produk (user frienldly) dengan
teks, file word/ power point (pdf/word), media melibatkan 1 orang ahli materi, dan 2 orang ahli
video maupun gambar/ foto. media.

c. Pengembangan Model Tabel 1. Validasi Ahli Materi


Tahap ini menjelaskan model No Aspek penilaian Uji awal Uji revisi
pengembangan pembelajaran hybrid learning 1 Konten pembelajaran 3,10 3,67
2 Kualitas isi 3,54 4,14
sebagai berikut; 1) dosen melakukan regristrasi pembelajaran
untuk menjadi anggota (member) pada e learning Rata- rata 3,32 3,91
dengan Learning Management System (LMS) Kriteria Cukup baik Baik
Schoology, setelah dosen mendapatkan user id Hasil validasi dari ahli materi tahap uji
JOURNAL OF SPORT SCIENCE AND EDUCATION (JOSSAE) VOL: 3, NO: 2 OCTOBER (2018)
73

coba awal “cukup baik” dengan rata- rata 3,32


sedangkan untuk tahap uji coba setelah revisi Tabel 3. Hasil Uji Efektifitas Produk Utama
meningkat dengan katagori “baik” rata- rata 3,91. No Tes Jumlah Skor Rata- rata Skor
Mahasiswa Mahasiswa
Berikut gambar hasil validasi ahli materi ; 1 Pre test 204 6,8
2 Post test 225,8 7,53
Selisih skor 0,73
5
4
3
2
1
0
Dari hasil perhitungan rata- rata pre test
Kualitas Isi
Kont en Pembelajaran
Pembelajaran dari 30 mahasiswa adalah 6,8 dengan jumlah
U jiA wal 3,1 3,54
total skor 204. Setelah menggunakan media
U jiR evis i 3,67 4,14
pembelajaran hasil penguasaan materi meningkat
menjadi 7,53 dengan total skor 225,8. Terdapat
selisih point antara pre test dan post test sebesar
Gambar 3. Kualitas Produk Hasil Validasi Ahli Materi 0,73 point, maka dapat disimpulkan bahwa
terjadi peningkatan dalam penggunaan media
Tabel 2. Validasi Ahli Media
pembelajaran berbasis hybrid learning pada mata
No Aspek Ahli Media I Ahli Rerata
penilaian Media II kuliah sepakbola. Berikut gambar hasil uji
1 Program 3,52 3,62 3,57 produk utama ;
2 Tampilan 3,78 3,75 377
Rata- rata 3,67
Kriteria Baik 8
7,5
Kualitas produk hasil validasi ahli media 7
I dan ahli media II dari aspek pemrograman 6,5
dengan nilai rata- rata 3,57. Sedangkan dari 6
Pre T est Post Test
aspek tampilan memperoleh nilai 3,77. Rerata
Sk or Rata - ra ta 6,8 7,53
aspek yang dinilai dari kedua ahli 3,67 dengan
katagori “baik”. Berikut gambar kualitas produk
hasil validasi ahli media ; Gambar 5. Hasil Uji Efektifitas Produk

Pembahasan
a. Pengembangan Media
3,8
3,7 Kegiatan pengembangan pembelajaran
3,6
3,5
hybrid learning diawali dengan analisis
3,4 instruksional, lingkup pengembangan, model
3,3
Pro gr am Tampilan pengembangan hybrid learning dan instalasi
Ahli M ediaI 3,52 3,78
LMS Schoology di Play Store. Hasil evaluasi
Ahli M ediaII 3,62 3,75
produk awal, maka diperoleh hasil produk utama
setelah dilakukan revisi oleh ahli materi, ahli
media dan mahasiswa serta uji coba kelompok
Gambar 4. Kualitas Produk Hasil Validasi Ahli Media kecil.

f. Uji Efektifitas Produk Utama b. Karakteristik Media Pembelajaran yang


Dari uji efektifitas produk yang dikembangkan
dikembangkan berupa tes formatif menggunakan Model hybrid learning dengan
instrument tes yang sama pada kedua kelas yaitu karakteristik : menggunakan e learning sebagai
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah metode pembelajaran sepakbola dengan cara
menggunakan media tingkat penguasaan materi membukan website dan mendownload aplikasi di
terjadi peningkatan. Adapun hasil uji coba play store, fasilitas dalam model pengembangan
efektifitas produk utama sebagai berikut : berupa diskusi, chatting, add media mengirim
74 Pungki Indarto, 3 (2) (2018) 69–75

link, upload file yang memudahkan dosen dan berpusat pada dosen menjadi berpusat pada
mahasiswa melakukan interaksi, dan setelah mahasiswa. Kemandirian dan keaktifan
dikembangkan pembelajaran dengan hybrid mahasiswa menjadi bertambah dengan
learning memiliki kemenarikan tampilan dan semakin leluasanya mahasiswa untuk
kemudahan dalam penggunaan. berinteraksi dan memperoleh informasi
melaui chatting, download materi, upload
c. Keunggulan Produk Hasil Pengembangan tugas. Dalam pengembangan pembelajaran
Produk hasil pengembangan memiliki hybrid learning sepakbola ini selain
keunggulan : 1) Konten materi sesuai dengan menggunakan pembelajaran e leaarning juga
kurikulum yang diturunkan ke dalam rencana dilakukan pembelajran tatap muka sebagai
program semester (RPS) dan rencana program implementasi materi praktik sepakbola.
mingguan (RPM), 2) Materi yang diberikan 2) Dengan pemanfaatan hybrid learning dalam
sudah dalam bentuk softcopy sehingga mata kuliah sepakbola terjadi peningkatan
memudahkan mahasiswa untuk mendownload prestasi belajar mahasiswa.
dan mengedit sesuai kebutuhan Presentasi saat 3) Adanya antusiasme mahasiswa dalam
Pembelajaran Tatap Muka.3). Dosen dengan mengikuti mata kuliah sepakbola dengan
mudah dapat melakukan update materi sehingga model pembelajaran hybrid learning ini,
materi kuliah tidak ketinggalan jaman. 4). terbukti dari tingkat partisipasi mahasiswa
Mahasiswa cendrung lebih mandiri saat dalam mengerjakan tugas, mendownload
melaksanakan pembelajaran. materi, memberikan komentar dalam forum
diskusi.
d. Keterbatasan Produk Hasil Pengembangan 4) Adanya kemudahan dalam menggunakan
Terdapat keterbatasan dalam model pembelajran ini karena dapat
pengembangan pembelajaran hybrid learning ini, dilakukan dimanapun dan kapanpun.
antara lain : 1) harus tersedia komputer ataupun
handphone, 2) komputer dan handphone harus Saran
terkoneksi dengan jaringan internet untuk 1) Perlu adanya penerapan model pembelajaran
mengakses dan mendownload fitur di Schoology, hybrid learning ini pada mata kuliah yang lain
3) pembelajaran hybrid learning dapat dilakukan dalam prodi pendidikan olahraga karena
pada perguruan tinggi yang sudah tersedia sarana sangat membantu meningkatkan antusiasme
dan prasarana yang mendukung. dan hasil belajar mahasiswa.
2) Dosen harus melakukan inovasi- inovasi
e. Keterbatasan Penelitian pembelajaran sesuai dengan perkembangan
Keterbatasan penelitian pengembangan IPTEK.
ini adalah belum adanya uji efisiensi produk 3) Mahasiswa diharapkan dapat memanfaatkan
sehingga belum bisa diperkirakan lama waktu perkembangan teknologi sebagai bentuk
dan biaya diperlukan mendownload konten mata efektifitas pembelajaran.
kuliah. 4) Perlu adanya ahli materi dan ahli IT sebagai
konsultan apabila terjadi ketidaksesuaian
4. Kesimpulan dan Saran konten maupun terjadi gangguan jaringan.
Kesimpulan 5) Perlu sosialisasi dan petunjuk pengoprasian
1) Dari pengembangan pembelajaran ini, maka terlebih dahulu kepada dosen dan mahasiswa.
diperoleh hasil pengembangan hybrid 6) Mahasiswa dan dosen turut serta dalam
learning yang sesuai untuk diterapkan pada pemanfaatan teknologi berbasis jaringan dan
mata kuliah sepakbola di Prodi Pendidikan tetap melaksanakan perkuliahan tatap muka
Olahraga FKIP UMS. Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran
pengembangan pembelajaran hybrid learning hybrid learning.
mampu mengubah pendekatan pembelajaran
JOURNAL OF SPORT SCIENCE AND EDUCATION (JOSSAE) VOL: 3, NO: 2 OCTOBER (2018) 75

Daftar Pustaka

Djamarah, Syaiful B dan Zain, Aswan, 2002.


Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta
Jakarta,

Emzir, 2010, Metodologi Penelitian Pedidikan,


PT. Raja Grafindo Persada, 2010,
Jakarta

Harjanto, 2006. Perencanaan Pengajaran, PT.


Rineka Cipta, Jakarta,

Harun, Jamaluddin dan Baharuddin Aris, 2002.


Mendesain pembelajaran Berbasis Web:
Perspektif anak didik dalam Jurnal
Teknodik Komunikasi dan Informasi
Pendidikan, Jakarta

Hardjito, 2002. Internet untuk Pembelajaran


dalam Jurnal Teknodik:
No.10/VI/Teknodik/Oktober

Heru Suhartanto, “Survei 2009: “Mutu Situs e-


Learning Sekolah Indonesia Masih Sangat
Minim”, dalam Journal of Information
Systems, Volume 6, Issues 1, April 2010.

Kadir, A., 2007 Pengenalan Sistim Informasi,


Andi Offset.Yogyakarta.

Nasution, S, 2006. Metode Research (Penelitian


Ilmiah), PT. Bumi Aksara,

Wahono, RS. 2006 Pengantar E-Learning


dan Pengembangannya, Ilmu
Komputer.com download tanggal 20
Februari 2018

You might also like