You are on page 1of 15

1

EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL BLENDED


LEARNING DI KELAS VII SMP ISLAM TERPADU AR RAIHAN

Oleh:
Widodo Tri Hardjanto, Budi Koestoro, Riswandi
FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandarlampung
e-mail: widodotrihardjanto@yahoo.com
085664633884

Abstract: Evaluation of Learning Mathematic Using Blended Learning Models


In 7th Grade Ar Raihan Islamic High School. This study measures; (1) the strength
of base reason of applied program, (2) availability level input, (3) level of process in
applying program, and (4) result of learning mathematics using blended learning
models. This study uses CIPP evaluation model, applied in 7th Grade of Ar Raihan
Islamic High School Bandarlampung. Data were collected using interview,
questionnaires, test, documentation studies, observation and focused group discussion
and analysed using non parametric and inferensial statistic. Most of qualitative data
were converted into quantitatives‟ and some others were analysed qualitatively. The
result of evaluation showed that support on blended learning is high from school‟s
society as excistence of positive need by students, teachers and parents toward
program. The teachers‟ qualification fit to Permendiknas No.16 2007, and
qualification of IT staff fit to Permen No.45 2009. Internet installation sliced below
the standard on OS. Lesson Plan assessed as “Very Good” and “Lack”. Learning
process assessed as “Good” and “Lack”. The pressence of teachers and students were
“Very Good”. Students‟ participation on class was “Very Good”. The score of first
and second midtest were 47.56 and 53.54, respectively. Achievement on skill showed
that 82 of 103 students gained more than 100 skills. Students‟ attitudes toward
learning process are positive. Blended Learning Model on Mathematics were
recomended further with some improvements on facilities and teachers skills.

Keyword: instructional evaluation, blended learning, e-learning, CIPP.

Abstraksi: Evaluasi Pembelajaran Matematika Model Blended Learning di


Kelas VII Smp Islam Terpadu Ar Raihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur
(1) kekuatan pijakan pemberlakuan program, (2) kekuatan dukungan input terhadap
program, (3) keberlangsungan proses persiapan dan pelaksanaan pembelajaran, serta
(4) hasil proses pembelajaran matematika model blended learning. Penelitian ini
menggunakan model evaluasi CIPP (context, input, process dan product). Penelitian
2

dilakukan di kelas VII SMP IT Ar Raihan Bandarlampung. Data dikumpulkan


menggunakan metode interview, kuesioner terstruktur, tes, pencermatan dokumen,
observasi dan focused group discussion dan dianalisis menggunakan perhitungan
statistik nonparametrik maupun inferensif. Sebagian besar data kualitatif
dikuantitatifkan dan sebagian diolah secara kualitatif. Hasil evaluasi menunjukkan
bahwa dukungan terhadap pembelajaran blended learning sangat besar dari kepala
sekolah, orangtua, guru dan siswa. Dukungan terhadap pembelajaran blended
learning dari siswa (85%), guru matematika (75%), dan orangtua (84%). Kualifikasi
guru telah sesuai dengan Permendiknas No 16 tahun 2007, dan kualifikasi tenaga TI
telah sesuai dengan Permen No 45 tahun 2009. Peralatan komputer untuk sistem
operasi (OS) masih di bawah standar. RPP dua guru matematika bernilai “Sangat
Baik” dan “Kurang”. Pelaksanaan pembelajaran dua guru matematika ”Baik”
dan“Kurang”. Kehadiran guru dan siswa sangat baik. Keterlibatan siswa dalam
pembelajaran “Sangat Baik”. Rerata skor Mid pertama 47,56 dan Mid kedua 53,54.
Pencapaian skill lebih dari 100 diperoleh 82 siswa dari 103 siswa subyek penelitian
(79,61%). Sikap siswa terhadap pembelajaran positif. Pembelajaran model blended
learning direkomendasikan untuk dilanjutkan dengan beberapa perbaikan di
penyediaan peralatan dan ketrampilan guru.
Keyword: evaluasi pembelajaran, blended learning, e-learning, CIPP.

PENDAHULUAN Bagaimana matematika diajarkan di


Perkembangan dunia pendidikan dalam kelas sangat kuat dipengaruhi
khususnya matematika tidak terlepas oleh pemahaman guru tentang sifat
dari pandangan (1) matematika sebagai matematika.
ilmu dan (2) matematika sebagai Peran teknologi dapat menutup sisi
sebuah psikologi pendidikan. Sebagai kekurangan guru dalam pemahaman
ilmu, matematika memiliki interpretasi konsep matematika dengan
yang sangat beragam. Karena menghadirkan pembelajaran yang
matematika yang diajarkan di sekolah
langsung diampu oleh para pakar
juga merupakan bagian dari matematika Internasional melalui
matematika, berbagai karakteristik dan media internet yang dipadukan dengan
beragam interpretasi juga memainkan pembalajaran tatap muka (blended
peranan yang sangat penting dalam learning). Dengan adanya situs
proses pembelajaran matematika. pembelajaran ini, baik guru maupun
3

siswa dapat belajar bersama-sama dan sehingga guru dapat membuat aktifitas
membenahi konsep matematika dan instruksional yang memungkinkan
menyempurnakannya. bagi siswa untuk bekerja secara
kolaborasi, menangkap ketertarikan
EduviewsTM (2009: 3) membatasi
mereka dan kemampuan mereka dalam
blended learning sebagai sebuah
pembelajaran. Pembelajaran
praktek pembelajaran yang
berbasiskan proyek dan pengalaman
mengkombinasikan metode mengajar
langsung dapat juga difasilitasi melalui
mulai pembelajaran tatap muka hingga
model blended learning,
pembelajaran online. EduviewsTM
memungkinkan siswa melakukan riset
menganggap setiap kombinasi
online, berpartisipasi dalam kerja
pembelajaran tatap muka dan
kelompok dan mengembangkan
pembelajaran online yang terjadi
proyek multimedia mandiri yang
sekecil apapun proporsinya tetap
mampu menggambarkan kemampuan
dianggap sebagai hybrid atau blended.
dan pencapaian mereka. (EduviewsTM,
Allen et. al (2007: 5) mendefinisikan
2009: 4)
blended sebagai pembelajaran yang
memiliki rentang 30% hingga 79% Proses pembelajaran dengan
penyampaian materi dilakukan secara menggunakan model blended
online. Sementara pembelajaran face- (seterusnya akan disebut sebagai
to-face merupakan pembelajaran tatap blended learning) telah lebih dari tiga
muka yang menyertakan penyampaian tahun dilaksanakan di SMP IT AR
secara online sebanyak 0% - 29%. Dan RAIHAN tanpa evaluasi yang
sebuah pembelajaran dikatakan memadai. Atas dasar inilah perlu
sebagai pembelajaran online jika 80% dilakukan evaluasi menyeluruh proses
lebih konten pembelajaran pembelajaran matematika blended
disampaikan secara online. learning agar dapat diperoleh
informasi yang komprehensif yang
Model blended learning bersifat
dapat digunakan untuk menemukan
sangat fleksibel dan mudah beradaptasi
4

rumusan solusi yang dapat proses (3) Keterlibatan siswa dalam


direkomendasikan kepada pelaksana proses pembelajaran.
pembelajaran .
Product. (1) Hasil belajar siswa dalam
Tujuan evaluasi ini adalah untuk pembelajaran matematika dengan
memperbaiki proses pembelajaran dan model blended learning. (2) Sikap
mengumpulkan informasi ketercapaian siswa terhadap pembelajaran
program pembelajaran matematika matematika dengan model blended
dengan model blended learning learning.
dibandingkan standar kriteria evaluasi
METODE PENELITIAN
di kelas VII SMP IT AR RAIHAN,
Pendekatan yang digunakan dalam
serta memberikan rekomendasi dalam
penelitian evaluatif ini adalah
aspek:
pendekatan komprehensif yang
Context. (1) Kekuatan dasar pijakan berorientasi pada Context, Input,
penggunaan pembelajaran matematika Process dan Product (CIPP) yang
dengan model blended learning di diarahkan untuk mengukur level
kelas VII. (2) Kesesuaian program perencanaan, tingkat ketercapaian
dengan visi dan misi sekolah. (3) tujuan dalam pelaksanaan program,
Dukungan seluruh komponen sekolah tingkat kesesuaian sarana prassarana
terhadap model pembelajaran. Teknologi Informasi (TI), kondisi
Input . (1) Kesesuaian kualifikasi guru siswa dan kualifikasi guru, serta
yang membelajarkan pembelajaran mengukur proses dan hasil
matematika dengan model blended pelaksanaan program.
learning. (2) Ketersediaan sarana dan Subyek penelitian evaluatif ini adalah
prasarana yang memadai untuk siswa kelas VII semester I SMP IT AR
pelaksanaan program tersebut. RAIHAN tahun pelajaran 2014-2015
Process. (1) Kinerja guru dalam yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah
persiapan.(2) Kinerja guru dalam keseluruhan siswa 103 orang, berikut 4
5

homeroom teacher/HRT, 2 guru misi sekolah. (3) Komponen sekolah


matematika, satu staf TI dan kepala mendukung adanya model
sekolah. pembelajaran ini. (4) Guru, Siswa dan
orangtua membutuhkan pembelajaran
Penelitian Evaluasi ini dilaksanakan di
ini. (5) Kualifikasi guru sesuai
Kota Bandarlampung Provinsi
permendiknas 16 tahun 2007. (6)
Lampung, pada siswa SMP IT AR
Lama mengajar guru lebih dari dua
RAIHAN Kelas VII Semester 1 tahun
tahun. (7) Staf TI memenuhi
pelajaran 2014-2015. Seluruh kegiatan
kualifikasi permen 65 tahun 2009. (8)
penelitian dilaksanakan pada semester
Sarana prasarana memenuhi standar
ganjil tahun pelajaran 2014-2015,
minimal penerapan TI dan internet. (9)
mulai bulan Juli hingga Nopember
Dokumen perencanaan pembelajaran
2014.
memenuhi standar perencanaan
Objek evaluasi adalah pembelajaran
kurikulum 2013. (10) Skor observasi
matematika blended learning yang
guru minimal “Baik”. (11) Kehadiran
berjalan selama empat bulan pertama
siswa > 75%. (12) Kehadiran guru
(Juli-Nopember2014).
>75%. (13) Nilai Mid 75% siswa lebih
Jenis data yang terkumpulkan dalam besar dari 75. (14) Pengerjaan tugas
penelitian evaluasi ini adalah data mandiridi luar jam > 50%. (15) Sikap
kuantitatif dan data kualitatif. Teknik siswa positif >75.
pengumpulan menggunakan;
Uji validitas dan reliabilitas secara
interview, kuesioner terstruktur, tes,
lengkap hanya dilakukan pada
observasi dan Focused Group
instrumen kuesioner untuk siswa.
Discussion.
Kuesioner untuk guru dan orang tua
Kriteria evaluasi, ditetapkan sebagai hanya dilakukan validitas isi dan
berikut: (1) Pembelajaran didasarkan konstruk. Instrumen kuesioner
pada analisis kebutuhan. (2) kebutuhan siswa terhadap
Pembelajaran sesuai dengan visi dan pembelajaran blended learning dan
6

kuesioner sikap siswa terhadap kuantitatif dan kualitatif, maka analisis


pembelajaran yang dilakukan uji data dilakukan dengan kombinasi dua
validitas dan reliabilitas isi, konstruk metode.
dan empiris. Analisis data mencakup 3 tahapan,
Uji validitas instrumen yang telah yakni: (I) Mengecek identitas
dilakukan adalah content validity dan kuesioner.(II) Tahap Tabulasi. Data
construct validity diuji dengan expert diolah sesuai dengan jenis data yang
judgment . Seluruh instrumen diambil. Untuk data yang (a)
divalidasi secara isi dan konstruk. berbentuk skala (seperti kuesioner
sikap terhadap pembelajaran
Dari validasi empiris sebanyak 7
matematika) dilakukan penskoran
pernyataan dibuang karena tidak
(scoring), (b) berbentuk nilai
memenuhi standar validitas yang
pencapaian siswa diberikan skor
dipersyaratkan. Sebanyak 13
dengan skala 100. (III)
pertanyaan digunakan untuk menguji
kebutuhan siswa terhadap blended Tahap Analisis Evaluasi. Data
learning dengan jumlah sampel siswa kuantitatif dikumpulkan dan diolah
yang diambil sebesar 50 siswa dari 103 sesuai dengan sifat data dan tujuan
populasi. Reliabilitas instrumen juga penelitian.
telah dihitung dengan menggunakan
Data pencermatan dokumen Rencana
korelasi Spearman-Brown dengan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
metode split half baik kuesioner
observasi kelas, kehadiran siswa,
maupun responden dengan hasil
kehadiran guru, sikap siswa terhadap
reliabilitas tinggi.
pembelajaran, keseluruhan data ini
Setelah strategi dan prinsip penelitian dianalisis dengan menggunakan rumus
yang digunakan berjalan dengan baik umum
dan data dikumpulkan, data mulai
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑔 𝑎𝑑𝑎
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100%
masuk kedalam analisis. Karena 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
bentuk data ada yang bersifat
7

Dan penilaian untuk data dokumen diperoleh setelah siswa melakukan


RPP, observasi kelas, keaktifan siswa Mid 1 kemudian siswa diberitahukan
dilakukan dengan menentukan bahwa skor minimal untuk mengikuti
peringkat sebagaimana tabel di bawah Mid 2 adalah 100.
ini. Data kualitatif seperti hasil interview

Tabel 1. Tabel Konversi Nilai


dan diskusi focused group
Peringkat Nilai ditabulasikan sesuai maksud dan isi
Amat Baik (AB) 90 < AB < 100
respon (jawaban) yang diberikan
Baik (B) 80 < B < 90
Cukup (C) 70 < C < 80 responden. Hasil digunakan sebagai
Kurang (K) K < 70
penambah informasi dalam
menginterpretasikan data kuantitatif
Data log komputer terdiri dari
yang ada.
beberapa item data yakni, waktu
Data dibandingkan dengan kriteria
pengerjaan belajar mandiri dan
evaluasi yang telah ditetapkan. Pada
perolehan skill. Data waktu
ranah context, penelitian menggali
pembelajaran dan perolehan skill
apakah menurut warga sekolah
diregresikan guna melihat
program dirasakan perlu untuk
trend/kecenderungan besar
dilaksanakan. Dan apakah bentuk
penambahan skill per satuan waktu
program telah menjadi solusi dari
(menit).
kebutuhan yang ada.
Data skor Mid 1 dan Mid 2. Data nilai
Data hasil skill dalam log komputer
Mid 1 adalah data dimana siswa
dan hasil ujian Mid semester dianalisis
dianjurkan melakukan tugas mandiri
menggunakan model statistik regresi.
berupa latihan soal di rumah dengan
menggunakan website pembelajaran Hasil focused group discussion
online tanpa menjadikan skill yang digunakan untuk menangkap hal-hal
mereka peroleh sebagai persyaratan yang tidak terduga yang muncul di
mengikuti Mid. Adapun nilai Mid 2
8

tengah perjalanan pelaksanaan oleh wakil kepala sekolah bidang


program. kurikulum. Salah satu hambatan yang
paling sering mengganggu adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
padam listrik. Belum ada analisis
Hasil Penelitian
kebutuhan sebelum program blended
Context. Hasil wawancara dengan
learning ini dilakukan.
Kepala Sekolah SMP IT Ar Raihan
menunjukkan nilai dukungan 85,71%, Hasil kuesioner yang menggambarkan

penyediaan internet di SMP IT Ar kebutuhan siswa terhadap

Raihan dilakukan oleh pihak yayasan, pembelajaran blended learning yang

dengan bandwith hingga 4MB. diwakili 13 pertanyaan yang telah di

Jumlah access point untuk SMP adalah validasi isi dan konstruk oleh ahli dan

9 access point. Dengan jumlah siswa telah divalidasi secara empiris

SMP 300 orang. Kondisi internet SMP menunjukkan tingkat kebutuhan

IT Ar Raihan di kebanyakan waktu hingga 85%. Kebutuhan guru yang

cukup baik. Namun ketika ujian mid dikumpulkan melalui survey kepada

atau ujian akhir semester, koneksi seluruh guru Matematika SMP-SMA

sedikit melambat. Buku petunjuk IT Ar Raihan selain peneliti

penggunaan internet belum dibuat menunjukkan kebutuhan hingga

karena penjelasan singkat terkait 87,5%. Kebutuhan orang tua juga

penggunaan internet dianggap telah menunjukkan kebutuhan hingga 84%.

mencukupi. Petugas disediakan oleh Program dinilai sesuai dengan visi dan

sekolah khusus untuk menangani misi SMP IT Ar Raihan.

bagian TI. Pengawasan selain oleh Secara umum hasil evaluasi ranah
kepala sekolah sendiri, juga dilakukan konteks adalah sebagai berikut
Tabel 2. Tabel Hasil Evaluasi Ranah Context
Kriteria Hasil Penelitian Ket
Program didasarkan pada analisis kebutuhan. Program tidak didasarkan pada analisis Belum
kebutuhan sesuai
Progam Sesuai dengan visi dan misi sekolah. Program sesuai dengan visi dan misi sekolah Sesuai

Dukungan berupa: 1. Internet tersedia Sesuai


9

Kriteria Hasil Penelitian Ket


1. Ketersediaan internet. 2. Jumlah poin akses 12 untuk 300 user.
2. Jumlah acces point satu untuk 50 siswa. 3. Kondisi internet baik namun belum
3. Kondisi internet baik dan cukup untuk cukup untuk website terkait.
website terkait. 4. Ada petugas khusus pemeliharaan
4. Adanya petugas khusus maintenance. 5. Ada job description bagi petugas
5. Adanya lembar job dercription petugas 6. Pengawasan dilakukan Kepala Sekolah
khusus TI. dan Waka Kurikulum
6. Pengawasan terkait penggunaan internet di 7. Perhatian diberikan dengan menugaskan
sekolah. petugas TI untuk melakukan pengecekan
7. Perhatian terhadap hambatan yang muncul jika terdapat masalah.
di kelas. 8. Nilai dukungan kepala sekolah 85,71%
Nilai kebutuhan siswa terhadap program > Nilai kebutuhan siswa terhadap program Sesuai
75% 85%
Nilai kebutuhan guru terhadap program > Nilai kebutunan guru terhadap program Sesuai
75% 87,5%
Nilai kebutuhan orangtua terhadap program > Nilai kebutuhan guru terhadap program Sesuai
75% 84%

Input. Kualifikasi guru Matematika SMP Kualifikasi tenaga TI lulus dari program
IT Ar Raihan seluruhnya sesuai bahkan studi terakreditasi, memiliki ijazah D3
melebihi kriteria, lulus dari program komputer dan jaringan.
studi terakreditasi.Semua guru memiliki Sebahagian besar perangkat teknologi
akta mengajar satu guru lulus dari FKIP informasi yang disediakan SMP IT Ar
jurusan Matematika dan satu guru lulus
Raihan telah melebihi standar, hanya
dari Fakultas Pertanian dan memiliki pada Operating System dan File server
akta mengajar serta telah memiliki NAS yang masih di bawah standar.
sertifikat profesi sebagai guru
Secara garis besar, untuk ranah input
matematika tingkat SMP dari universitas
hasil penelitian adalah sebagaimana
terakreditasi. Semua guru telah mengajar
tabel berikut.
lebih dari dua tahun.
Tabel 3. Tabel Hasil Evaluasi Ranah Input
Kriteria Hasil Penelitian Ket
Permendiknas 16 Tahun 1. Guru lulus dari PT Negeri terakreditasi Sesuai
2007 2. Guru dari kependidikan atau memiliki Akta IV
3. Satu orang guru tersertifikasi sebagai tenaga pengajar
Matematika profesinal
Lama mengajar guru lebih Guru mengajar lebih dari dua tahun Sesuai
dari dua tahun
Kualifikasi sesuai Permen Tenaga TI lulus D3 komputer Sesuai
45 tahun 2009
Sarana mencukupi standar Keseluruhan perangkat telah sesuai, kecuali: Sebagian
minmal pelaksanaan 1. Belum ada Lemari server besar
program yang dibutuhkan 2. Sistem Operasi masih tunggal, seharusnya tiga jenis. Sesuai
menurut staf TI 3. Tidak ada NAS EMC StorCenter ix2 (HDD 2-4 TB)
10

Process. Dokumen perangkat guru A dan “Kurang” (60%) untuk guru


pembelajaran (RPP) dua guru B.
Matematika SMP,masing-masing guru Observasi untuk mendapatkan gambaran
mendapatkan nilai “Baik” (82%) oleh keterlibatan siswa dilakukan dalam
rekan sesama guru. Namun Pakar pembelajaran, dipilih dua kelas secara
Teknologi Pendidikan menilai adanya acak. Dalam hal keterlibatan siswa di
beberapa kekurangan (61,11%), dua kelas yang diamati itu mendapatkan
diantaranya: masih berorientasi pada
nilai ”Sangat Baik” (87,5% dan
siswa, tujuan pembelajaran kurang 94,75%).
lengkap audiens, behavior, condition
Data kehadiran Guru di sekolah diambil
dan degree-nya, serta kurangnya variasi
dari data finger print bulan Juli-Oktober
pada metode, strategi dan
adalah 94.20%.
pendekatannya,
Observasi pelaksanaan pembelajaran Data kehadiran siswa diambil dari empat
dilakukan kepada dua guru Matematika kelas di kelas VII sejumlah 103 siswa
SMP kelas VII dan masing-masing dikumpulkan antara bulan Juni hingga
mendapatkan nilai “Baik”(82%) untuk Oktober adalah 96.13%.

Tabel 4. Tabel Hasil Evaluasi Ranah Process.


Kriteria Hasil Penelitian Ket
Dokumen perangkat Teman sejawat (sekretaris MGMP matematika menilai Belum Sesuai
pembelajaran memenuhi BAIK (92%)
standar penilaian kurikulum Pakar Teknologi Pendidikan menilai KURANG (61,11%)
2013 dengan nilai > BAIK 1. RPP masih berorientasi pada guru.
2. Tujuan pembelajarannya belum lengkap Audiens,
Behavior, Condition dan Degree-nya.
3. Perlu metode, strategi dan pendekatan yang lebih
beragam
Nilai observasi >BAIK Nilai Observasi “BAIK” (82%) dan “KURANG” (60%) Belum sesuai
Nilai observasi >BAIK Nilai observasi ”Sangat Baik” (87,5% dan 94,75%). Sesuai
Kehadiran siswa >75% Kehadiran siswa 96.13% Sesuai
Kehadiran guru >75% Kehadiran guru 94.20% Sesuai

Product. Nilai mid semester siswa. memberikan treatment tambahan yakni


Guru mata pelajaran menganggap perlu menjadikan skill siswa pada
dilakukan remedial pada keseluruhan pembelajaran matematika online sebagai
siswa, maka diadakan mid kedua dengan persyaratan agar siswa dapat mengikuti
11

mid kedua. Pada mid pertama diperoleh 100. Ini berarti 79,61% melampaui
nilai rata-rata 47,56 dan midsemester kriteria evaluasi yang telah ditetapkan.
kedua diperoleh rata-rata sebesar 53,54,
Skor Sikap Siswa terhadap
masih jauh dari kriteria evaluasi yang
Pembelajaran dan Pengajar
menargetkan 75% siswa mendapatkan Sikap siswa terhadap pembelajaran,
nilai diatas 75. pengajar dan pelajaran matematika
Hingga mid semester, siswa model blended learning diperoleh
menghabiskan waktu untuk tatap melalui survey sikap menggunakan skala
sebanyak 3 bulan x 4 pekan x 2 jam Likert dari 1 hingga 8. Setiap sub tema
pelajaran x 40 menit = 960 menit. kuesioner diukur relaibilitas terpisah.
Sikap siswa terhadap pembelajaran
Jumlah Skill yang diperoleh siswa.
adalah positif.
Hingga pertengahan semester 82 dari
103 siswa mampu mencapai skill diatas
Tabel 5. Tabel Hasil Evaluasi Ranah Product.
Kriteria Hasil Penelitian Ket
Nilai UTS >75/100 untuk 75% Nilai UTS lebih dari 75 22,55%. Rerata UTS 53,54 Belum sesuai
siswa.
Pengerjaan tugas diluar jam Rerata pengerjaan tugas diluar jam sekolah >50% Sesuai
sekolah > 50%
Jumlah skill yang diraih >100 skill Sebanyak 79,61% siswa melampaui 100 skill Sesuai
dicapai oleh75% siswa.
Nilai rerata sikap siswa > 50% Sikap siswa terhadap pengajar A 83.35% dan pengajar Sesuai
B 75.01%

Dari hasil diskusi terfokus yang dipilih 4 melaksanakan tugas. (2) Siswa cukup
orang HRT (homeroom teacher) atau wali paham dengan materi yang diajarkan di
kelas, 4 orang siswa yang dianggap kelas. Namun untuk tugas mandiri, siswa
mengalami kesulitan dengan penggunaan mengalami kesulitan karena penjelasan di
blended learning, 4 orang siswa yang website menggunakan bahasa Inggris dan
sangat antusias mengerjakan tugas mandiri tidak mudah memahami materi sendiri. (3)
dengan model blended learning dan 1 staf Kendala yang muncul: (a) Saat mati lampu
TI. siswa tidak dapat mengerjakan sama
sekali. (b) Saat koneksi lemah, gambar
Dari diskusi dihasilkan beberapa poin
tidak muncul dan perolehan skill langsung
yakni; (1) Siswa cukup serius
menurun. (c) Banyak materi yang belum
12

dipelajari di sekolah. (d) Benturan dengan dengan indikator rerata waktu pengerjaan
tugas lain yang sangat banyak di SMP IT tugas mandiri di luar jam belajar mencapai
Ar Raihan, (berkaitan dengan pelajaran lebih dari standar 50% (lebih tepatnya
lain yang juga menuntut pembelajaran 65,85%) yang artinya siswa cukup antusias
mandiri siswa di rumah). (e) Siswa mengerjakan tugas mandiri di rumah.
seringkali lupa password sehingga tidak Sebagaimana yang dilaporkan Gecer
dapat melakukan login dan mengerjakan (2012: 441) dimana siswa menyambut baik
tugas. (4) Pembelajaran blended learning pembelajaran blended learning dan merasa
ini cukup membantu. Kelebihanya: (a)
pembelajaran ini bermanfaat, dan juga
Siswa dengan motivasi tinggi menyatakan, Napier (2011: 31) dimana siswa merasa
“Jika ingin belajar yang lebih banyak puas dengan program blended learning.
sangat mudah.”. (b) Bisa sekaligus belajar
Peranan Program dalam meningkatkan
bahasa Inggeris. (c) Bisa belajar di mana
Pencapaian Siswa
saja. (d) Dan banyak soal yang bagus dan
Meskipun sikap positif siswa terhadap
menarik. (5) Siswa menyatakan sarana
pembelajaran blended learning telah
sudah cukup memadai, namun koneksi
terbangun, pembelajaran belum mampu
internet perlu diperbaiki. (6) Jam
mengantarkan siswa mendapatkan
pembelajaran perlu ditambah. (7) Siswa
pencapaian sebagaimana yang diharapkan.
mengganggap program ini cukup baik
Ada beberapa faktor yang punya peluang
untuk diteruskan.
memberikan pengaruh;
Pembahasan
Pertama, Kemahiran siswa dalam
Siswa dalam focused group discussion
menggunakan perangkat komputer.
menyatakan, “Banyak soal yang menarik”.
Sebahagian besar siswa belum mahir
Program ini sangat menarik dan
dalam penggunaan komputer. Ketrampilan
menantang bagi siswa. Beberapa ungkapan
ini penting guna mendukung setiap
siswa seperti “Mudah belajar materi yang
kegiatan pembelajaran. DelVecchio (2006:
lebih banyak”, atau “Sekaligus belajar
24) menjelaskan salah satu kekurangan
bahasa Inggeris” menunjukkan tingkat
blended learning adalah program ini
kemenarikan yang cukup tinggi di siswa
menuntut kemahiran penggunaan
dengan motivasi tinggi. Di keseluruhan
perangkat komputer. Senada dengan
siswa, kemenarikan juga relatif tinggi
13

Napier (2011: 30) yang menyatakan multimedia bukan hanya sebagai


penggunaan teknologi informasi dihadapan pelengkap, namun difungsikan secara
siswa yang kurang kompeten dalam hal efektif dengan penugasan yang terstruktur
komputer dapat membuat mereka putus asa dengan baik. Penelitian US Departement of
di awal pertemuan. Education (2014:1) menyimpulkan hal
yang sama, dimana penggunaan software
Kedua, jumlah jam mengajar yang hanya 2
latihan pembelajaran matematika „Solve
jam pelajaran per pekan. Tuntutan
It!‟, tidak mencapai standar yang telah
kurikulum yang idealnya dilaksanakan
ditetapkan institusi, karena sifatnya yang
dalam 5 jam setiap pekan tidak akan
hanya berupa penambahan tanpa
mampu dicapai dengan 2 jam pelajaran
penugasan yang terstruktur.
setiap pekan, karena sebagaimana
pernyataan DelVecchio (2006: 24) bahwa Keempat, penyusunan sintaks matematika
online learning juga membutuhkan waktu yang belum terintegrasi dengan blended
yang sama banyaknya dengan learning. Terlihat dari hasil penilaian pakar
pembelajaran tradisional. teknologi pendidikan saat menelaah RPP,
dimana tahapan penggunaan blended
Ketiga, Tugas yang belum terstruktur.
learning belum terstruktur dengan baik.
Perlu action research mendalam mengenai
Pregot (2013: 323) menyatakan
strategi instruksional di kelas selama
keberhasilan penggunaan blended learning
blended learning ini diterapkan, sehingga
ditentukan oleh penggunaan strategi
dapat dipastikan penggunaan sarana
pembelajaran.

200
Nilai (1-100) dan Capaian Skill

150 Skill
Mastered
(0-200)

100 MID1

50 MID2

0
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89 93

Gambar 1. Grafik Pencapaian Skill yang Diikuti Perolehan Nilai MID1, MID2.
14

Dari grafik di atas, nampak seiring 2. Pembelajaran matematika model blended


meningkatnya skill siswa, perolehan nilai learning telah didukung dengan
saat Mid 1, Mid 2 maupun UAS cenderung penyediaan tenaga yang kompeten,
2
meningkat. Uji regresi dengan R yang sistem yang mapan serta pengadaan
kecil (0.202 – 0.280) lebih disebabkan sarana prasarana yang cukup memadai,
variasi yang sangat besar pada nilai Mid 1, sedikit kekurangan dalam penyediaan
Mid, 2 dan UAS. Dari grafik juga nampak, server NAS.
untuk siswa yang memiliki perolehan skill 3. Pembelajaran telah dijalankan dengan
di atas 100, cenderung mendapatkan nilai di disiplin dengan tingkat kehadiran guru
atas 50, meskipun dengan signifikansi yang dan siswa yang cukup tinggi dan dengan
kurang bermakna disebabkan rentang proses pembelajaran yang dilakukan
variasi yang begitu besar. dengan “baik” oleh satu guru dan
“kurang” oleh satu guru lain.
Dabbagh (2005: 45) menuliskan
4. Pembelajaran matematika blended
“Pembekalan ketrampilan dalam
learning mampu memunculkan sikap
pembelajaran online penting untuk
positif siswa terhadap pembelajaran.
memastikan lingkungan online benar-benar
5. Pembelajaran matematika model blended
bersifat kolaboratif dan mendukung
learning di kelas VII ini dapat
pengembangan bangun pengetahuan.
dilanjutkan dengan beberapa perbaikan.
Penyediaan ketrampilan ini juga
Rekomendasi. Beberapa rekomendasi yang
memastikan siswa secara aktif terlibat
bisa diberikan sebagai tindak lanjut dari
dalam aktifitas baik mandiri maupun
hasil penelitian evaluasi ini adalah sebagai
kelompok dan memiliki pemahaman
berikut: (1) Melakukan analisis kebutuhan.
konsep yang bermakna.
Mengadakan evaluasi terkait pengurangan
beberapa mata pelajaran menjadi hanya 2
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
jam per pekan. (2) Mengadakan File Server
Simpulan. Penelitian ini menghasilkan
NAS. (3) Mengadakan Operating System
beberapa kesimpulan;
Windows 7/8.1 Pro 64Bit di salah satu
1. Pembelajaran matematika model blended
operatimg system yang diberlakukan. (4)
learning telah disetujui dan didukung
Membuat buku yang memuat Standard of
oleh seluruh komponen sekolah dengan
Procedure (SOP) penggunaan internet.(5)
kadar dukungan yang berbeda-beda.
15

Mengembangkan Acuan Pelaksanaan Education in United States.Sloan


CTM: Amerika.
Blended learning.(6) Meningkatkan
efektifitas penggunaan media internet dan Dabbagh, Nada dan Bannan-Ritland,
Brenda. 2005. Online Learning;
komputer dengan memberikan pelatihan Concepts, Strategies, and Aplications.
kepada guru Matematika. (7) Memberikan Pearson Merrill Prentice-Hall. New
Jersey.
pelatihan kepada HRT dalam hal
DelVecchio, Kristy dan Loughney, Megan.
menejemen pengawasan, pemeliharaan dan
2006. Advantages and Disadvantages
penggunaan internet. (8) Memberikan of E-Learning. E-Learning Concepts
and Techniques. Bloomsburg
stimulus kepada guru, terutama guru yang
University; Pennsylvania.
telah tersertifikasi agar melakukan kegiatan
EduviewsTM. 2009. Blended Learning:
pembelajaran yang akuntabel dan secara Where Online and Face-to-Face
pedagogis dapat dipertanggungjawabkan. Instruction Intersect for 21st Century
Teaching and Learning Process.
(9) Mengembangkan sintaks pembelajaran Blackboard Inc:Washington.
blended learning sebagai acuan dalam Gecer, Aynur dan Dag, Funda. 2012.
penilaian pelaksanaan pembelajaran. (10) Blended Learning Experience.
Educational Sciences: Theory and
Perlu dilakukan penelitian yang lebih Practices. pp. 438-442.
mendalam mengenai pola dan karakter data
Napier, Nannette P, et al. 2011. Transition
log komputer siswa. (11) Perlu dilakukan to Blended Learning: Understanding
penelitian pengembangan desain Students and Facultu Perceptions.
Journal of Asynchronous Networks,
pembelajaran matematika model blended Vol 15: Issue 1. Pp 20-32.
learning yang efektif. (12) Perlu Pregot, Michael V. 2013. The Case for
dilakukannya penelitian yang Blended Instruction: Is It Proven
Better Way to Teach?. US-China
membandingkan penggunaan model Education Review Vol. 3 No. 5. pp
pembelajaran matematika blended learning 320-324.
di level SMP dan SMA. US Dept of Education. 2014. The Effect of
Cognitive Strategy Instruction on
DAFTAR PUSTAKA Math Problem Solving of Middle
Allen, I Elaine, et.al. 2007. Blending In; School Students of Varying Ability.
The Extent and Promise of Blended WWC SingkeStudy Review. pp 1-7.

You might also like