You are on page 1of 8

Artikel ilmiah Pendidikan Geografi

Rancangan Model Blended Learning Pada Mata Kuliah “Geografi Regional


Indonesia” Untuk Mahasiswa Pendidikan Geografi

Putri Tipa Anasi

Prodi Pendidikan Geografi, Universitas Tanjungpura, Kalimantan Barat


E-mail: putri.tipa.anasi@fkip.untan.ac.id

Diterima 23 Oktober 2019, Direvisi 4 November 2019, Disetujui Publikasi 15 Desember 2019

Abstract
The purpose of this study was to determine the design of a blended learning model in Indonesian Regional
Geography courses. This research is a form of R&D research with ADDIE model (Analysis, Design,
Development, Implementation, and Evaluation). In this study, researchers only at up to two stages, analysis and
design model design where the design will be validated by e-learning experts. Based on the performance
analysis, several things are obtained, that is (1) the learning process is still dominated by lectures and
discussions; (2) learning materials in Indonesian regional geography courses are so numerous that the material
is not fully delivered; (3) Tanjungpura University has services that support e-learning but are underused by
geography education. Based on the needs analysis, several things need to be developed first before developing
blended learning, that is (1) RPS that supports blended learning; (2) learning modules that support online
learning; (3) learning videos that support e-learning learning; and (4) assignments that support blended
learning. Based on the results of design validation, the results of this study conclude that the design of the
blended learning model in the Indonesian Regional Geography course produced is where the blended learning
model with the Flipped Classroom strategy consists of 30% e-learning (4 meetings) and 70% face to face ( 10
meetings) with 2 UTS and UAS meetings face to face.
Kayword : e-learning, blended learning, Geografi Regional Indonesia

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rancangan model blended learning pada mata kuliah geografi
regional indonesia. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian R&D dengan model ADDIE (Analysis, Design,
Development, Implementation and Evaluation). Pada penelitian ini, peneliti hanya pada sampai dua tahap yaitu
analisis kebutuhan dan desain rancangan model dimana design rancangan tersebut akan divalidasi oleh ahli e-
learning. Berdasarkan analisis kinerja, didapatkan beberapa hal yaitu (1) proses pembelajaran masih didominasi
oleh ceramah dan diskusi; (2) materi pembelajaran pada mata kuliah geografi regional indonesia sangat banyak
sehingga materi tidak sepenuhnya tersampaikan; (3) Universitas Tanjungpura memiliki layanan yang
mendukung e-elarning akan tetapi kurang dimanfaatkan oleh program studi pendidikan geografi.Berdasarkan
analisis kebutuhan, didapatkan beberapa hal yang perlu dikembangkan terlebih dahulu sebelum
mengembangkan blended learning yaitu (1) RPS yang menunjang pembelajaran blended learning; (2) modul
pembelajaran yang mendukung pembelajaran online; (3) video pembelajaran yang mendukung pembelajaran e-
learning; serta (4) penugasan yang menunjang pembelajaran blended learning.Berdasarkan hasil validasi
desaign, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa rancangan model blended learning pada mata kuliah Geografi
Regional Indonesia yang dihasilkan adalah dimana pembelajaran model blended dengan strategi Flipped
Clasroom ini terdiri atas 30% e-learning (4 pertemuan) dan 70% face to face (10 pertemuan) dengan 2
pertemuan UTS dan UAS secara tatap muka.
Kata kunci : e-learning, blended learning, geografi regional indonesia

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol : 4, No : 2, Desember 2019 | 139|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Putri Tipa Anasi
Rancangan Model Blended Learning ...

A. Pendahuluan mengikuti proses pembelajaran dan


Pada proses pembelajaran, terdapat mempelajari suatu mata kuliah. Oleh
perbedaan antara belajar dengan karena itu, salah satu cara untuk
pembelajaran. Dimana belajar dilakukan mengatasi masalah tersebut yaitu dengan
oleh peserta didik atau mahasiswa menerapkan blended learning sehingga
sedangkan pembelajaran merupakan suatu mahasiswa tertarik serta dapat mengikuti
proses komunikasi dua arah antara proses pembelajaran.
pendidik yaitu dosen terhadap mahasiswa Berdasarkan latar belakang masalah
pada suatu lingkungan tertentu dengan diatas, maka rumusan masalah dalam
tujuan perubahan tingkah laku mahasiswa. penelitian ini adalah, “Bagaimana
Masa kini dimana dunia sedang rancangan model Blended Learning pada
menuju era abad 21 sehingga diharapkan Mata Kuliah Geografi Regional Indonesia
lingkungan pendidikan bisa di Program Studi Pendidikan Geografi
mempersiapkan manusia yang siap untuk FKIP Universtitas Tanjungpura?”
hidup pada masanya. Paradigma belajar
telah berubah mengikuti zamannya B. Kajian Pustaka
dimana manusia dipersiapkan untuk E-Learning
menghadapi perubahan zaman tersebut. Menurut Darin E. Hartley (2001) e-
Oleh karena itu, dimana saat ini kita learning merupakan suatu kegiatan
menyongsong era digital, proses belajar mengajar untuk menyampaikan
pembelajaran pun kedepannya akan selalu bahan ajar ke peserta didik dengan
berkaitan dengan tekhnologi informasi. bantuan media internet, intranet atau
Salah satu proses pembelajaran media jaringan komputer lain.
yang menggunakan tekhnologi informasi Saat ini e-learning merupakan salah
adalah dengan e-learning. E-learning ini satu alternatif untuk menyelesaikan
memanfaatkan moodle yang menyerupai berbagai masalah pendidikan, terlebih
web dimana pendidik dan peserta didik setelah fasilitas yang mendukung
bisa berkomunikasi tanpa dibatasi waktu pelaksanaan e-learning seperti internet,
serta hanya peserta didik yang mengikuti komputer, listrik, telepon dan hardware
suatu mata kuliah dalam e-learning yang dan software tersedia dalam harga yang
bisa mengakses materi yang tersaji dalam relatif terjangkau, maka e-learning
e-elarning tersebut. sebagai alat bantu dalam proses
Berdasarkan observasi pada e- pembelajaran menjadi semakin diminati.
learning mata kuliah demografi, Pada kegiatan pembelajaran
ditemukan bahwa e-learning tidak dapat didalam kelas terdapat 3 (tiga) fungsi e-
menggantikan sepenuhnya pembelajaran learning, yaitu: pertama sebagai tambahan
di kelas. Hal ini diketahui dari sedikitnya (suplemen). Suplemen ini dimaksudkan
jumlah mahasiswa yang mengunjungi e- agar mahasiswa mempunyai kebebasan
learning demografi.Kelemahan utama memilih apakah akan memanfaatkan
pembelajaran e-learning, yaitu intensitas materi pembelajaran elektronik atau tidak.
bertemu antar mahasiswa dan dosen Meskipun hanya bersifat optional,
sangat minim serta sulit untuk dapat mahasiswa yang memanfaatkannya akan
melakukan sosialisasi, interaksi serta memiliki tambahan pengetahuan atau
kolaborasi antar mahasiswa. Dengan wawasan. Kedua sebagai pelengkap
demikian, pembelajaran tatap muka (komplemen). Sebagai komplemen berarti
sangat penting juga untuk diterapkan. materi pembelajaran elektronik
Akan tetapi melihat perkembangan diprogramkan untuk menjadi materi
teknologi saat ini, dosen juga harus bisa reinforcement (pengayaan) yang bersifat
untuk memanfaatkan perkembangan enrichment atau remedial bagi pengajar
tersebut untuk dapat menarik mahasiswa dalam megikuti kegiatan pembelajaran
P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 4, No: 2, Desember 2019 | 140|
https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Putri Tipa Anasi
Rancangan Model Blended Learning ...

konvensional. Sehingga materi Penelitian ini merupakan penelitian


pembelajaran elektronik diprogram untuk dan pengembangan (Research and
melengkapi materi pembelajaran yang Development) untuk merancang model
diterima mahasiswa di dalam kelas. pembelajaran Blended Learning yang
Ketiga sebagai pengganti (subtitusi). memadukan pembelajaran E-Learning
Berfungsi agar para mahasiswa dapat dengan pembelajaran tatap muka pada
secara fleksibel mengelola kegiatan mata kuliah Geografi Regional Indonesia.
perkuliahannya sesuai dengan waktu dan Penelitian ini mengikuti tahap-tahap
aktifitas lainnya yang dikerjakan R&D yang telah dikembangkan oleh Dick
mahasiswa sehari-hari. Terdapat 3 and Carry yang dituangkan dalam model
alternatif model kegiatan pembelajaran ADDIE yang meliputi : (1) Analysis (2)
yang dapat dipiih peserta didik, yaitu : (1) Design (3) Development; (4)
sepenuhnya secara tatap muka Implementation dan Evaluation. Pada
(konvensional), (2) sebagian secara tatap penelitian ini hanya sampai pada tahap
muka dan sebagian melalui internet, atau Desain. Hal ini dikarenakan modul E-
bahkan (3) sepenuhnya melalui internet. Learning dibuat dari awal yaitu dari
pembuatan modul Pdf, kemudian video,
Blended Learning pembuatan soal baru dijadikan satu dalam
Blended learning merupakan bentuk modul E-Learning.
paduan dari kata blended yang berarti 1. Populasi sampel sumber data
kombinasi atau campuran dan kata Pada penelitian ini masih berupa
learning yang berarti belajar. Istilah lain rancangan sehingga sumber datanya
dari blended learning adalah hybrid merupakan salah satu tim e-learning
course yang berarti kuliah (course) UNTAN sebagai validator.
campuran atau kombinasi (course). Arti 2. Teknik Pengumpulan Data
sebenarnya dan yang umum dari blended Pengumpulan informasi dilakukan
learning mengacu pada belajar yang setelah masalah dan potensi dipahami
mengkombinasi atau mencampur antara dengan baik. Pengumpulan data ini
pembelajaran tatap muka (face to face) dilakukan untuk merencanakan
dan pembelajaran berbasis komputer (baik pembuatan modul E-Learning serta
online ataupun offline). Model Blended Learning yang akan
Thorne (2003) menggambarkan diterapkan. Teknik pengumpulan data
blended learning sebagai "it represents an yang dilakukan yaitu dengan observasi
opportunity to integrate the innovative menggunakan lembar observasi untuk
and technological advances offered by memvalidasi rancangan.
online learning with the interaction and 3. Instrumen Penelitian
participation offered in the best of Intrumen penelitian ini berupa lembar
traditional learning.” observasi untuk memvalidasi modul e-
Berdasarkan pengertian tersebut, learning.
dapat disimpulkan bahwa pengertian 4. Analisis Data
pembelajaran berbasis blended learning Analisis data dilakukan secara
adalah pembelajaran yang kualitatif berdasarkan hasil observasi
mengkombinasi pembelajaran dengan rancangan modul e-elearning.
menggunakan kegiatan tatap muka, 5. Perencanaan Desain Produk
pembelajaran berbasis komputer secara Adapun perencanaan desain produk
offline, dan komputer secara online adalah dengan merancang RPS
(internet dan mobile learning). berbasis KKNI dengan syntax blended
learning. Kemudian berdasarkan RPS
C. Metode Penelitian tersebut dibuatlah modul dalam bentu
PFD yang juga dituangkan dalam
P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 4, No: 2, Desember 2019 | 141|
https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Putri Tipa Anasi
Rancangan Model Blended Learning ...

bentuk video. Dan proses terakhir, baik regional indonesia sangat banyak
modul pdf, video serta soal evaluasi sehingga materi tidak sepenuhnya
diunggah dalam e-learning dan akan tersampaikan; (3) Universitas
divalidasi oleh ahli e-learning dan Tanjungpura memiliki layanan yang
menjadi draft I. mendukung e-elarning akan tetapi kurang
6. Validasi Desain dimanfaatkan oleh program studi
Desain akan divalidasi oleh ahli pendidikan geografi.
sebanyak satu kali. Sehingga Pada analisis kebutuhan, didapatkan
diperlukan validator ahli e-learning beberapa hal yang perlu dikembangkan
yang akan menghasilkan draft I yaitu terlebih dahulu sebelum mengembangkan
hasil akhir dalam penelitian ini. blended learning yaitu (1) RPS yang
menunjang pembelajaran blended
D. Hasil dan Pembahasan learning; (2) modul pembelajaran yang
Penelitian dan pengembangan mendukung pembelajaran online; (3)
yang dilakukan mengikuti model R & D video pembelajaran yang mendukung
oleh Dick and Carry yang dituangkan pembelajaran e-learning; serta (4)
dalam model ADDIE yang meliputi : (1) penugasan yang menunjang pembelajaran
Analysis (2) Design (3) Development; (4) blended learning.
Implementation dan Evaluation. Pada
penelitian ini hanya sampai pada tahap Hasil Design
Desain. Hal ini dikarenakan modul E- Hasil untuk analisis kebutuhan
Learning dibuat dari awal yaitu dari selanjutnya dibuat rancangan media
pembuatan modul Pdf, kemudian video, pembelajaran e-learning yang mendukung
pembuatan soal baru dijadikan satu dalam pembelajaran blended leaning pada mata
bentuk modul E-Learning. kuliah geografi regional indonesia. Tujuan
Hasil Analysis tahap ini adalah untuk menyiapkan
Pada tahap ini kegiatan utama rancangan media pembelajaran e-
adalah menganalisis perlunya learning.
pengembangan model Blended Learning Validasi instrumen dilakukan oleh
dan menganalisis kelayakan dan syarat- tim ahli e-learning UNTAN. Instrumen
syarat pengembangan media pembelajaran yang dinilai meliputi RPS beserta
e-learning. Tahap ini dilakukan analisis rancangan blended serta syarat kesesuaian
kinerja dan analisis kebutuhan. modul untuk pembelajaran e-learning.
Pada analisis kinerja, didapatkan Adapun uraian tentang hasil validasi
beberapa hal yaitu (1) proses desain oleh tim ahli untuk rancangan
pembelajaran masih didominasi oleh model blended learning adalah sebagai
ceramah dan diskusi; (2) materi berikut
pembelajaran pada mata kuliah geografi

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 4, No: 2, Desember 2019 | 142|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Putri Tipa Anasi
Rancangan Model Blended Learning ...

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 4, No: 2, Desember 2019 | 143|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Putri Tipa Anasi
Rancangan Model Blended Learning ...

Berdasarkan tabel maka dapat Pada analisis kebutuhan, didapatkan


dijelaskan, keseluruhan instrumen telah beberapa hal yang perlu dikembangkan
memenuhi kriteria standar pembelajaran terlebih dahulu sebelum mengembangkan
blended. Hanya perlu ditambahkan blended learning yaitu (1) RPS yang
analisis tingkat kesulitan. Hasil penilaian menunjang pembelajaran blended
tersebut memerlukan revisi pada bagian learning; (2) modul pembelajaran yang
yang masih ber skor 1 dan 2.Rancangan mendukung pembelajaran online; (3)
model ini disajikan dengan strategi flipped video pembelajaran yang mendukung
classroom yang terdiri atas 30% e- pembelajaran e-learning; serta (4)
learning (4 pertemuan) dan 70% face to penugasan yang menunjang pembelajaran
face (10 pertemuan) dengan 2 pertemuan blended learning.Rancangan model ini
UTS dan UAS secara tatap muka. disajikan dengan strategi flipped
Berikut disajikan model classroom yang terdiri atas 30% e-
pembelajaran blended pada mata kuliah learning (4 pertemuan) dan 70% face to
geografi regional indonesia yang telah face (10 pertemuan) dengan 2 pertemuan
dirancang dalam penelitian ini: Model UTS dan UAS secara tatap muka.
blended learning yang dikembangkan Peneliti yang akan melakukan
pada mata kuliah ini menjadi bagian dari penelitian sejenis ini hendaknya
pengembangan pembelajaran online akan memeriksa terlebih dahulu mengenai
tetapi bukan lagi sebagai pelengkap atau kesiapan sistem yang bisa menunjang
pengganti kegiatan tatap muka, diskusi, pembelajaran dengan media e-learning.
forum dll namun semuanya dilakukan Selain itu mempersiapkan konsep yang
secara sistematis dan terintegrasi pada e- jelas untuk menunjang proses
learning yang dikembangkan. pembelajaran blended learning. Karena
Strategi pembelajaran yang akan model blended learning merupakan
dilaksanakan dengan menggunakan perpaduan antara face to face dengan e-
flipped classroom. Dimana semua bahan learning, hendaknya juga disiapkan
yang akan digunakan telah disediakan terlebih dahulu modul yang bisa
dalam e-learning. Ketika pembelajaran menunjang media e-learning sesuai
online berlangsung maka bentuk kegiatan dengan kriteria yang baik dan benar.
serta penugasan akan dilaksanakan secara
online. Sedangkan ketika pembelajaran Daftar Pustaka
secara face to face berlangsung maka
bahan pembelajaran akan dijadikan bahan Bonk, C.J., & Graham, C.R. (2006). The
suplemen oleh mahasiswa. handbook of blended learning
environments: Global perspectives,
E. Kesimpulan Dan Saran local designs. San Francisco:
Pada analisis kinerja, didapatkan Jossey‐Bass/Pfeiffer : San
beberapa hal yaitu (1) proses Francisco.
pembelajaran masih didominasi oleh Idris, Husni. 2011. Pembelajaran Model
ceramah dan diskusi; (2) materi Blended Learning. Jurnal Iqra’ Vol
pembelajaran pada mata kuliah geografi 5 IAIN Metro Lampung : Lampung.
regional indonesia sangat banyak Matthew Comerchero. 2006. E-Learning
sehingga materi tidak sepenuhnya Concepts and Technique.Institutefor
tersampaikan; (3) Universitas Interactive Technologies,
Tanjungpura memiliki layanan yang Bloomsburg University of
mendukung e-elarning akan tetapi kurang Pennsylvania. USA
dimanfaatkan oleh program studi
pendidikan geografi.

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 4, No: 2, Desember 2019 | 144|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Putri Tipa Anasi
Rancangan Model Blended Learning ...

Sudarman. 2014. Pengaruh Strategi


Pembelajaran Blended Learning
Terhadap Perolehan Belajar
Konsep dan Prosedur Pada
Mahasiswa yang Memiliki Self-
Regulated Learning Berbeda. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran
Volume 21 Nomor 1 April 2014.
Thorne, Kaye. 2003. Blended Learning:
How to integrate online &
traditional learning. Kagan Page
Limited : London
Wahono, Satrio Romi. 2003. Pengantar
E-Learning dan Perkembangannya.
Penerbit Andi : Yogyakarta.
Wardani, Deklara Nanindya dkk. 2018.
Daya Tarik Pembelajaran di Era 21
dengan Blended Learning. Jurnal
Kajian Teknologi Pendidikan
Volume 1 Nomor 1 Tahun 2018.
Widiara, I Ketut. Blended Learning
sebagai Alternatif Pembelajaran di
Era Digital. Purwadita Volume 2
Nomor 2 September 2018

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 4, No: 2, Desember 2019 | 145|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Putri Tipa Anasi
Rancangan Model Blended Learning ...

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol: 4, No: 2, Desember 2019 | 146|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia

You might also like