You are on page 1of 7

KRONOLOGIS KASUS SENGKETA BPJS KETENAGAKERJAAN JHT&JP

ATAS NAMA DONI SUBEKTI

A. Kronologis

1. Bahwa klien kami merupakan ahli waris atau Istri Sah dari
almarhum Doni Subekti yang terikat dalam tali perkawinan
berdasarkan Kutipan Akta Nikah Nomor : 503/79/VI/2020 tanggal
15 juni 2020 yang terdaftar di Kantor Urusan Agama Kota Bekasi,
Provinsi Jawa Barat sebagaimana yang dinyatakan dalam Surat
Pernyataan Ahli Waris yang didaftarkan dan dicatatkan di Kelurahan
Jati Lihur dengan Nomor : 590/121/WRS/2021 tanggal 08 Oktober
2021 dan juga dicatatkan dalam buku register Kantor Kecamatan
Jatiasih Kota Bekasi Nomor : 51/WRS-KC-JTA/XI/2021 tanggal 18
November 2021;

2. Bahwa selama terikat tali perkawinan antara Klien kami dengan


Almarhum Doni Subekti sejak 15 Juni 2020, telah dikarunia seorang
anak perempuan yang bernama Raihana Widya Qanita Binti Doni
Subekti yang lahir pada tanggal 5 Oktober 2020 sebagaimana
Kutipan Akta Kelahiran Nomor : 3275-LU-03112020-0082 yang
dikeluarkan oleh Pencatatan Sipil Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat;

3. Bahwa sebelum almarhum Doni Subekti menikah dengan klien kami,


almarhum pernah sekali menikah dengan perempuan lain yaitu
R.Rini Filiyanti namun dalam perkawinannya almarhum tidak
memiliki anak / keturunan dari hasil pernikahannya antara
Almarhum Doni Subekti dengan R.Rini Filiyanti, serta telah
dinyatakan bercerai oleh Pengadilan Agama Kota Bekasi
berdasarkan Putusan pengadilan Agama Bekasi Nomor :
0510/Pdt.G/2016 /PA.Bks dan sebagaimana Kutipan Akta Cerai
Nomor : 1315/AC/2016 /PA.Bks;
4. Bahwa pada tanggal 12 September 2021 Almarhum Doni Subekti
telah dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Fatmawati
Jakarta, yang disebabkan oleh sakit yang dideritanya, sebagaimana
yang dijelaskan Kutipan Akta Kematian Nomor : 3275-KM/22092021-
0031 tanggal 22 September 2021 yang diterbitkan oleh Pencatatan
Sipil Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat;

5. Bahwa menurut informasi dari klien kami (istri almarhum),


Almarhum tercatat sebagai peserta program jaminan sosial di Badan
Penyelenggara Jaminan Sosisal Ketenagakerjaan Republik Indonesia;

6. Bahwa keikutsertaan almarhum dalam program jaminan sosial di


BPJS Ketenagakerjaan yang berupa program Jaminan Hari Tua
(JHT) dan Jaminan Pensiun (JP) dengan Nomor Peserta 3275-
0922-0268-0012 dan Nomor Peserta 91JF2253999000 Atas Nama
Doni Subekti belum pernah dilakukan klaim atau pencairan terhadap
keikutsertaan atas program jaminan sosial tersebut;

7. Bahwa sebagaimana dijelaskan pada Somasi Pertama, nama dan


identitas Klien kami yang merupakan ahli waris yang sah atau istri
sah dari almarhum Doni Subekti. Adapun hal tersebut sebagaimana
telah diatur dalam pasal 858 KUHPerdata yang mengatur mengenai
siapa yang berhak menjadi ahli waris yang berbunyi sebagai berikut:
“Menurut undang-undang, yang berhak menjadi ahli waris ialah
keluarga sedarah, baik yang sah menurut undang-undang maupun
yang di luar perkawinan, dan suami atau isteri yang hidup terlama,
menurut peraturan-peraturan berikut ini. Bila keluarga sedarah dan
suami atau isteri yang hidup terlama tidak ada, maka semua harta
peninggalan menjadi milik negara, yang wajib melunasi utang-utang
orang yang meninggal tersebut, sejauh harga harta peninggalan
mencukupi untuk itu.”
8. Bahwa untuk membuktikan bahwa klien kami merupakan ahli waris
yang sah mengenai program BPJS Ketenagakerjaan dari Alm. DONI
SUBEKTI, maka kami selaku Kuasa Hukum klien memiliki alat bukti
surat yakni Surat Pernyataan Ahli Waris yang dibuat pada tanggal
tujuh Oktober dua ribu dua puluh satu (07-10-2021) yang
ditandatangani oleh RAIHANA WIDYA QANITA dan Ny.AYU APRIYANTI
serta dihadiri saksi-saksi yakni ARIF WURYANTO selaku Ketua RT
setempat dan DANI KURNIAWAN selaku Ketua RW setempat serta
diketahui dan ditandatangani untuk teregister oleh Camat Jatiasih
(Hj. Mariana S.Pd.,M.Si) dan Lurah Jatiluhur saat itu. Adapun
kutipan isi dalam surat tersebut dalam alinea pertama yang berbunyi:
“Semasa hidupnya Alm.DONI SUBEKTI telah menikah 2 (dua) kali,
Pernikahan Almarhum DONI SUBEKTI yang ke 1 (satu) dengan
seorang Perempuan yang bernama R. RINI FILIYANTI binti R.
RAFIOEDIN sudah bercerai, Kutipan Surat Cerai Nomor
1315/AC/2016/PA.Msy/XXX*) Bks. Putusan Pengadilan Agama
Bekasi Nomor 0510/Pdt.G/2016/PA.Bks tanggal 24 Maret 2016
dan tidak memiliki anak. Almarhum DONI SUBEKTI menikah yang
ke 2 (dua) dengan seorang perempuan bernama AYU APRIYANTI akta
nikah nomor 6503/79/VI/2020 yang dikeluarkan Kantor Urusan
Agama (KUA) Rawalumbu Kota Bekasi. Dari pernikahan tersebut
Almarhum memiliki 1 (satu) orang anak kandung yang kini
masih hidup, diantarannya sbb:
1. Nama RAIHANA WIDYA QANITA Perempuan, lahir di Bekasi pada
tanggal 05-10-2020…………………………………………………………………
Dengan demikian saya (istri) ke 2 dan 1 (satu) orang anak
kandung tesebut diatas adalah benar Ahliwaris dari Almarhum
DONI SUBEKTI yang sah, dan satu-satunya pemegang waris yang
sah dan tidak ada yang berhak
mewarisinya………………………………………………………………………..”

9. Berdasarkan informasi yang kami peroleh, bahwa Ny. RINI FILIYANTI


terhadap hak klien kami sebagaimana telah kami jelaskan pada
angka 3 (tiga) di atas telah dilakukan pencairan oleh pihak yang
diduga merupakan bukanlah pihak yang memiliki alas kewenangan
hukum untuk mengajukan terlebih menerima manfaat jaminan sosial
sebagaimana dimaksud;
10. Bahwa diketahui almarhum Doni Subekti merupakan peserta
program jaminan sosial dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS), dengan nomor kepesertaan 91JF2253999000 dalam program
jaminan sosial di BPJS Ketenagakerjaan yang berupa program
Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP) dengan
Nomor Peserta 3275-0922-0268-0012 dan Nomor Peserta
91JF2253999000. Selanjutnya atas kepesertaan tersebut
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan, berdasarkan alas hak
yang menyatakan bahwa klien kami merupakan ahli waris yang sah
secara hukum, sehingga klien kami berhak mengajukan dan
menerima manfaat Jaminan Sosial tersebut;

11. Bahwa dasar hukum yang mengatur manfaat Jaminan Hari Tua
(JHT) diatur menurut ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2015 tentang
Tata Cara dan Persyaratan Pembayaran Manfaat Jaminan Hari Tua
dan Pasal 26 pada Bagian Kedua tentang Tata Cara Pembayaran
Manfaat Jaminan Hari Tua dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Jaminan Hari Tua (JHT)
menguraikan dan menyatakan bahwa manfaat Jaminan Hari Tua
dapat dibayarkan kepada peserta apabila :
a. Peserta mencapai usia Pensiun;
b. Peserta mengalami cacat total tetap; dan
c. Peserta meninggal dunia;
d. Peserta meninggalkan Indonesia selama-lamanya.

12. Bahwa dasar hukum yang mengatur manfaat dari program Jaminan
Pensiun (JP) diatur menurut ketentuan Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2)
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 29 Tahun 2015 tentang
Tata Cara Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran dan Penghentian
Manfaat Jaminan Pensiun jo. Pasal 15 ayat (1) dalam Ketentuan
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun yang menentukan bahwa
setiap peserta yang telah memasuki usia pensiun yaitu berumur
diatas 56 (lima puluh enam) tahun dan terdaftar kepesertaannya di
BPJS Ketenagakerjaan dapat mengajukan permohonan pembayaran
manfaat jaminan pensiun oleh peserta sendiri (almarhum) atau
apabila peserta telah dinyatakan meninggal dunia maka ahli
waris dapat mewakili untuk mengajukan proses klaim Jaminan
Pensiun (JP) tersebut;

13. Bahwa pada tanggal 20 Januari 2023, kami telah meminta informasi
kepada pihak BPJS mengenai pihak yang mencairkan klaim dari
JHT dan JP milik Almarhum DONI SUBEKTI dan adapun konfirmasi
dari pihak bagian klaim asuransi menyatakan bahwa yang
mencairkan JHT dan JP nya ialah anak pertama dari pernikahan
DONI SUBEKTI dan R. RINI FILIYANTI yakni ASRILLIA dimana dasar
mereka mencairkan klaim tersebut karena dari data perusahaan
Almarhum DONI SUBEKTI dan data Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil (DISDUKCAPIL) yang menyatakan bahwa dalam sistem
registrasi mereka, belum ada pergantian status istri dimana masih
tercatat Ibu R. RINI FILIYANTI sebagai istri yang sah dan bukan
klien kami sehingga atas pertimbangan tersebut pihak BPJS
mencairkan klaim JHT dan JP DONI SUBEKTI ke ASRILLIA dan
diakui sebagai ahli waris yang sah;

14. Bahwa dengan hal tersebut, maka pihak BPJS memberi usul agar
kami bersurat kepada pihak BPJS untuk pengajuan dokumen klaim
pencairan BPJS Ketenagakerjaan program JHT dan JP atas nama
DONI SUBEKTI dan masih menunggu balasan surat tersebut hingga
saat ini.
B. Upaya Hukum
1. Bahwa dengan dugaan pencairan dana BPJS Ketenagakerjaan milik Alm.
DONI SUBEKTI, maka tindakan yang dilakukan oleh Ny.RINI APRIYANTI
merupakan tindakan perbuatan melawan hukum dimana bukan
merupakan ahli waris yang sah dan merugikan klien kami. Adapun hal
tersebut diatur dari pasal 1365 KUHPerdata sebagaimana berbunyi:

“Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada


orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena
kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.”

2. Bahwa berdasarkan penjelasan diatas mengenai pemanfaatan dari


program Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP) dan
penjelasan mengenai ahli waris yang sah, maka secara sah dan
meyakinkan bahwa klien kami merupakan ahli waris yang sah dan kami
menduga bahwa Sdri. RINI APRIYANTI memenuhi unsur tindak pidana
yang dilakukan oleh yakni tindak pidana penggelapan dengan
menguasai klaim JHT dan JP milik Almarhum DONI SUBEKTI, dan
menyuruh memasukkan keterangan palsu ke dalam akta otentik yang
dibuat oleh notaris sebagai pejabat negara guna untuk mempergunakan
pencairan dana BPJS Ketenagakerjaan atas nama Almarhum DONI
SUBEKTI sebagaimana hal tersebut diatur berdasarkan pasal 372 KUHP
atau pasal 264 ayat (1) dan (2) jo. Pasal 266 ayat (1) dan (2) KUHP.

Pasal 372 KUHPidana


Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang
sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang
lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan
diancam karena penggelapan, dengan pidana penjara paling lama
empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus
rupiah.
Pasal 264 KUHPidana
(1) Pemalsuan surat diancam dengan pidana penjara paling lama
delapan tahun, jika dilakukan terhadap:
1. Akta-akta autentik;
2. Surat utang atau sertifikat utang dari sesuatu negara atau
bagiannya ataupun dari suatu lembaga umum;
3. Surat sero atau utang sertifikat sero atau tuang dari suatu
perkumpulan, yayasan, perseroan, atau maskapai;
4. Talon, tanda bukti dividen atau bunga dari salah satu surat
yang diterangkan dalam 2 dan 3 atau tanda bukti yang
dikeluarkan sebagai pengganti surat-surat itu;
5. Surat kredit atau surat dagang yang diperuntukkan untuk
diedarkan.
(2) Diancam dengan pidana yang sama barangsiapa dengan sengaja
memakai surat tersebut dalam ayat pertama, yang isinya tidak
sejati atau yang dipalsukan seolah-olah benar ddddan tidak
dipalsu, jika pemalsuan surat itu dapat menimbulkan kerugian.

Pasal 266 KUHPidana


(1) Barangsiapa menyuruh memasukkan keterangan palsu ke dalam
suatu akta autentik mengenai sesuatu hal yang kebenarannya
harus dinyatakan oleh akta itu, dengan maksud untuk memakai
atau menyuruh orang lain oleh akta itu seolah-olah keterangannya
sesuai dengan kebenaran, diancam, jika pemakaian itu dapat
menimbulkan kerugian dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun;
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barangsiapa dengan sengaja
memakai surat tersebut dalam ayat pertama, yang isinya tidak
sejati atau yang dipalsukan seolah-olah benar dan tidak dipalsu,
jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian.

You might also like