Professional Documents
Culture Documents
Article History Abstract: Pterygium is a disorder on the surface of the eye whose cause is
Received : December 02th, 2022 not fully known however, advanced age and exposure to ultraviolet (UV)
Revised : December 28th, 2022 light are often associated with risk factors for pterygium. A coastal
Accepted : January 07th, 2023 environment that is windy, full of sunlight, dusty, and sandy is one of the
factors that can cause pterygium. Prevention of pterygium is very important
*Corresponding Author: because untreated pterygium can cause blindness. The purpose of this paper
I Dewa Ayu Natih Canis is to find out how to prevent pterygium by using glasses and how to choose
Paloma, good glasses, especially in coastal areas. Study searches were carried out on
Program Studi Pendidikan
Dokter, Fakultas Kedokteran
several websites, such as PubMed and Google Scholar, with keywords such
Universitas Mataram, Kota as "Pterygium," "Coastal Areas," "Prevention," "Glasses," and "Sunglasses."
Mataram, Nusa Tenggara Barat, The studies used are review articles, narrative reviews, books, and research
Indonesia; results. The number of articles chosen by the author is as many as 15
Email: canispaloma@gmail.com articles. The importance of using and selecting glasses for pterygium
prevention was discovered in a literature review.
tangga (40,0%). Hal ini dapat terjadi karena dapat menyebabkan mutasi pada gen supresor
aktivitas di luar ruangan yang dilakukan tumor p53 yang mengakibatkan epitel pterigial
kelompok pekerja dan masyarakat daerah abnormal (Sarkar dan Koushik, 2022).
tersebut yang membuat mereka terpapar sinar Lingkungan yang berangin, penuh sinar
matahari dalam jangka waktu yang lama matahari, berdebu, dan berpasir seperti pada
(Tesfai et al., 2021). daerah pesisir dapat menyebabkan masalah
Pterigium yang tidak tertangani akan kesehatan pada mata. Masyarakat pesisir
berpotensi menimbulkan keluhan berupa mayoritas bekerja sebagai nelayan membuat
keluhan kosmetik, rasa mengganjal pada mata, nelayan berisiko mengalami masalah kesehatan
hingga penurunan tajam penglihatan hingga mata salah satunya pterigium. Selain paparan
kebutaan (Rany, 2017; Tesfai et al., 2021). dari lingkungan, pterigium juga berhubungan
Maka dari itu penting dilakukaan tindakan dengan usia dan pekerjaan di luar rumah karena
pencegahan, salah satunya dengan adanya paparan sinar matahari (Rany, 2017).
penggunaan kacamata. Penggunaan kacamata Paparan UV di tempat kerja merupakan salah
dapat memberikan perlindungan pada mata, satu faktor paling relevan terkait dengan
namun penggunaan kacamata yang tidak kejadian pterigium. Paparan ini juga
efektifdapat meningkatkan dosis radiasi UV berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit
yang diterima mata karena dilatasi pupil (Modena et al., 2018).
(Backes et al., 2019). Oleh karena itu, penting Pengalaman atau lama bekerja juga dapat
untuk mengetahui penggunaan dan pemilihan berpengaruh pada kejadian pterigium. Mereka
kacamata yang tepat. yang memiliki pengalam kerja antara 15-24
tahun memiliki prevalensi pterigium yang lebih
Bahan dan Metode tinggi. Selain nelayan penduduk lain seperti ibu
rumah tangga dan anak perempuan juga
Penulisan artikel tinjauan pustaka ini memiliki resiko mengalami pterigium. Hal ini
dilakukan melalui studi literature dengan dapat terjadi terutama karena aktivitas luar
menggunakan website pencarian kepustakaan ruangan di tepi laut seperti memancing maupun
seperti Pubmed dan Google Scholar dengan kata aktivitas transportasi atau saat bepergian (Tesfai
kunci "Pterygium," "Coastal Areas," et al., 2021). Selain itu, pengetahuan nelayan
"Prevention," "Glasses," "Sunglasses." Jenis dan peran tenaga kesehatan juga berhubungan
artikel yang dipilih termasuk review articles, dengan kejadian pterigium pada nelayan. Masa
narrative reviews, buku, dan hasil penelitian. kerja nelayan juga berhubungan terhadap
Dalam penulisan ini penulis memilih sebanyak kejadian pterigium. Semakin lama berada di luar
15 artikel yang merupakan publikasi berbahasa rumah akan meningkatkan risiko pterigium.
Indonesia atau bahasa Inggris sebagai sumber Nelayan yang memiliki masa kerja >5
utama. jam/hari memiliki risiko pterigium lebih besar
dibandingkan nelayan yang masa kerjanya <5
Hasil dan Pembahasan jam/hari (Rany, 2017). Pengetahuan masyarakat
khususnya nelayan berpengaruh terhadap
Pterigium di Daerah Pesisir kejadian pterigium. Tingkat pengetahuan dapat
Pterigium adalah pertumbuhan berlebihan memengaruhi perilaku nelayan mengenai
jaringan fibrovaskular pada konjungtiva dan pentingnya proteksi diri ketika sedang bekerja.
kornea. Penyebab pterigium belum sepenuhnya Pengetahuan nelayan yang rendah berisiko 18
diketahui, namun usia lanjut dan sering kali terkena pterigium dibandingkan dengan
beraktivitas diluar ruangan dan terpapar sinar yang berpengetahuan tinggi (Rany, 2017; Somba
UV, udara kering, dan debu dikaitkan sebagai et al., 2018). Pterigium dapat diklasifikasikan
faktor risiko (Sieman dan Irawati, 2020). menjadi empat derajat (Gambar 1). Derajat I
Pterigium terbentuk utamanya karena paparan ketika jaringan fibrovaskular menutupi sklera
sinar UV. Paparan sinar UV dapat menyebabkan tapi tidak melewati batas limbus.
kerusakan sel punca korna yang sehingga terjadi Derajat II ketika jaringan fibrovaskular
konjungtivalisasi kornea dan kornea diinvasi menutupi sklera, melewati batas limbus,
oleh fibroblas yang agresif. Radiasi UV juga menutupi kornea <2mm. Derajat III ketika
53
Paloma & Geriputri (2023). Jurnal Biologi Tropis, 23 (1): 52 – 56
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v23i1.4456
jaringan fibrovaskular mencapai tepi pupil. masalah ocular. Mulai dari kondisi jinak seperti
Derajat IV ketika jaringan fibrovaskular telah pterigium hingga keganasan yang akhirnya dapat
melewati pupil. Pada tahap awal gejala yang menyebabkan gangguan penglihatan dan
dirasakan dapat berupa mata merah, gangguan kebutaan. Proteksi mata terhadap sinar matahari
kosmetik berupa adanya selaput pada mata, dan penting dilakukan untuk menghindari penyakit
rasa mengganjal pada mata, tanpa adanya yang disebabkan oleh radiasi UV (Belete et al.,
penurunan tajam penglihatan. Penurunan tajam 2021). Beberapa perilaku yang dapat
penglihatan terjadi pada pterigium derajat III mengurangi radiasi UV yang diterima mata
sampai IV karena jaringan fibrovaskular telah adalah dengan mencari tempat berteduh,
menutupi pupil (Putri, 2015; Sieman and Irawati, menggunakan topi, dan kacamata hitam atau
2020). lensa fotokromik, payung, dan pakaian. Waktu
penggunaan perlindungan terhadap matahari
juga perlu diperhatikan. Radiasi UV mencapai
puncaknya pada pukul 10.00 hingga 14.00
pakaian (Backes et al., 2019; Belete et al.,
2021).
Ada hubungan antara penggunaan alat
a b pelindung diri (APD) yang lengkap bagi nelayan
terhadap kejadian pterigium. Penggunaan APD
tersebut diantaranya pakaian lengan panjang,
topi, sarung tangan, masker, sepatu boots, dan
kacamata (Rany 2017). Penggunaan kacamata
c d hitam dapat memberikan perlindungan pada
Gambar 1. Klasifikasi Pterigium, a) Derajat I, b) mata. Radiasi UV dapat mencapai mata bahkan
Derajat II, c) Derajat III, d) Dejarat IV ketika kacamata hitam digunakan. Radiasi UV
dapat mencapai mata dari atas melalui pancaran
Pterigium jika tidak ditangani dapat langsung sinar matahari, dari bawah melalui
menimbulkan keluhan kosmetik, fungsi air mata radiasi yang dipantulkan permukaan tanah, dan
abnormal hingga menyebabkan mata kering, dan dari segala arah melalui radiasi difus. Maka dari
berpotensi mengganggu penglihatan pada itu, penggunaan kacamata hitam yang tidak
stadium III dan IV (Rany, 2017; Linaburg et al., efektif justru dapat meningkatkan dosis Radiasi
2018). Pterigium juga salah satu penyebab UV yang diterima mata karena dilatasi pupil
kebutaan pada penduduk di daerah pesisir (Backes et al., 2019).
seperti nelayan dan ibu rumah tangga. Risiko Kacamata hitam tidak hanya sekedar
kebutaan meningkat dengan pengalaman kerja aksesoris namun juga merupakan alat yang
yang lebih lama (Tesfai et al., 2021). penting untuk melindungi mata dari radiasi UV.
Tatalaksana pterigium paling umum adalah Pemilihan kacamata hitam juga berpengaruh
dengan pembedahan. Pembedahan dilakukan terhadap perlindungan yang diberikan. Kacamata
pada pretigium yang sudah mengganggu hitam yang baik haruslah memiliki label atau
pengelihatan. Komplikasi utama yang dapat stiker yang mengatakan kacamata tersebut
terjadi setelah pembedahan adalah kekambuhan memberikan perlindungan UV 100% dari semua
yaitu pertumbuhan kembali jaringan sinar UV. Beberapa label produsen juga
fibrovaskular di limbus dan kornea. Namun menyatakan “penyerapan UV hingga 400nm”.
pembedahan mungkin memperbaiki tear film Hal ini memiliki maksud yang sama. Warna
sehingga mengurangi gejala mata kering pada kacamata tidak menjamin proteksinya terhadap
pasien pterigium (Singh, 2017; Linaburg et al., radiasi UV. Semakin gelap kacamata tidak selalu
2018). berarti semakin baik proteksinya terhadap radiasi
UV. Kacamata hitam dengan lensa berwarna
Pencegahan pterigium dengan penggunaan seperti kuning atau abu tidak menghalangi lebih
kacamata banyak sinar matahari. Namun, lensa kacamata
Radiasi UV salah satu penyebab berbagai berwarna coklat atau mawar dapat memberikan
lebih banyak kontras. Ukuran kacamata juga
54
Paloma & Geriputri (2023). Jurnal Biologi Tropis, 23 (1): 52 – 56
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v23i1.4456
56