Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Ukuran Agregat dan Faktor Air Semen Terhadap Kuat Tekan
Beton Non Pasir dengan Filler Limbah Keramik
1
Yohanes Apriliano Kevin Ngatam, Dionisius Triprijo Arry Bramantoro2
Universitas Merdeka Malang , Jl. Terusan Dieng 62-64, Malang, 65146, Indonesia
1
Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang, Jl. Terusan Dieng 62-64, Malang, 65146, Indonesia
2
Keywods : Abstract
compressive strength; ceramic; Making non-sand concrete is useful for solving problems with normal concrete
sand; polymer fibers; cylinders weight. The study used ceramic filler measuring 0.075 mm which aims to
increase the density and compressive strength of non-sand concrete. The
research was a test of 24 cylinders measuring 15 x 30 cm. The cement water
factor used is 0.4; 0.45; and 0.5 while the variations in aggregate size used were
5 mm, 10 mm and 20 mm in size and an aggregate cement ratio of 2:1 with a
filler content of 15% ceramic waste. Testing the compressive strength at the age
of 28 days concrete obtained the results of normal non-sand concrete population
I the highest average compressive strength of 12.74 MPa. Whereas for non-sand
concrete population II fas 0.4 with an aggregate gradation of 5 mm the highest
average compressive strength is 26.89 MPa. Population III water-cement factor
of 0.4 with aggregate gradation of 10 mm highest average compressive strength
of 23.50 MPa, Population IV fas of 0.4 with aggregate gradation of 20 mm
highest average compressive strength of 22.08 MPa.
1. Pendahuluan
Pada bidang konstruksi, material sering digunakan adalah beton. Penggunaan beton menjadi
pilihan utama karena bahan dasar yang mudah dibentuk dengan harga yang relatif murah dibandingkan
dengan bahan konstruksi lainnya (Nurul Annisa, 2017). Beton adalah campuran antara semen, agregat
kasar, agregat halus, air dan bahan tambahan dengan perbandingan tertentu (Mulyono, 2004). Pengertian
lain dari beton yaitu material komposit, oleh karena itu kualitas beton sangat tergantung dari kualitas
masing- masing material pembentuknya (Kardiono Tjokrodimuljo, 2007). Namun penggunaan pasir
sebagai agregat halus menyebabkan berat jenis beton yang bertambah menjadi salah satu masalah utama
penggunaan beton dalam konstruksi serta kepadatan yang disebabkan pasir membuat beton mudah
menyerap panas. Berdasarkan kelemahan beton maka dibutuhkan solusi dan inovasi pembuatan beton,
seperti beton non pasir.
Beton non pasir merupakan campuran antara agregat kasar, semen, air dan bahan tambahan
(admixture) tidak menggunakan agregat halus (pasir). Tidak adanya agregat halus dalam campuran
menghasilkan beton yang berpori sehingga beratnya berkurang (Ir.Kardiyono Tjokrodimulyo, 2009) serta
menghasilkan sistem distribusi udara yang sama. (Raju, 1983). Keuntungan beton non-pasir adalah dapat
mengisolasi panas, penyusutan yang rendah, kecepatan pembangunan beton dan bobot yang lebih
ringan. Kebutuhan semen dalam beton non-pasir juga lebih sedikit dibanding dengan beton normal.
Sehingga, membuat beton non-pasir ini memiliki harga yang ekonomis. (Raju, 1983). Dalam
perkembanganya beton non pasir di aplikasikan pada konstruksi dinding penahan tanah (retaining well).
Dengan memanfaatkan beton non pasir mengurangi tekanan air pada dinding penahan tanah karena
teksturnya yang berpori meloloskan air dengan cepat sehingga tanah lebih stabil terhadap gaya geser
maupun gaya guling yang diakibatkan oleh tekan air tanah. Pada beton non pasir agregat maksimum
adalah 10 mm sampai 20 mm. Beton non pasir yang kuat tekan terbaik dan berat jenis yang lebih ringan
di dapat dari penggunaan agregat kasar dengan gradasi rapat dan bersudut tajam ( batu pecah ). Namun
beton non pasir tidak direkomendasikan dengan baja tulangan apalagi jika berada pada lingkungan
agresif, sifatnya yang porous dapat mempercepat laju korosi pada struktur dan adanya rongga dalam
beton non pasir mengakibatkan penurunan kuat tekan. Maka gagasan yang tepat untuk meningkatkan
kuat tekan beton dengan memanfaatkan limbah keramik.
Penggunaan limbah keramik alternatif yang digunakan sebagai bahan pengisi dalam campuran
beton non pasir, sehingga apabila keramik dihancurkan menjadi serbuk, maka dapat diasumsikan
sebagai filler karena keramik memiliki kandungan kimia seperti silika (SiO2), kapur (CaO), Alumina
(Al2O3) dan magnesia (MgO) (Nurul Annisa, 2017), dapat meningkatkan kepadatan dan kuat tekan
beton non pasir.
Penelitian lain oleh Nurul Anisa (2017) mengenai Pemeriksaan kuat tekan beton dan serapan air
dengan limbah keramik sebagai filler, digunakan benda uji silinder tinggi 300 mm dan diameter 150 mm.
Dari hasil penelitian beton mengalami kenaikan kuat tekan dan serapan air pada campuran serbuk
keramik 23%, dengan kuat tekan sebesar 53,67 Mpa.
Berdasarkan penelitian di atas tentang kuat tekan beton normal menggunakan benda uji
berbentuk kubus 15 x 15 x 15 cm dan limbah keramik sebagai bahan tambahan pada beton normal.
Sedangkan dari penelitian ini menggunakan benda uji silinder berukuran 15 x 30 cm dan filler limbah
keramik sebagai bahan pengisi pada beton non pasir, dengan memperhatikan pengaruh ukuran agregat
kasar dan faktor air semen terhadap kuat tekan beton non pasir. Maka dari itu penelitian ini sangat
penting untuk diteliti lebih lanjut tentang pengaruh ukuran agregat kasar dan faktor air semen terhadap
kuat tekan beton non pasir .
2. Metodologi Penelitian
Penelitian menggunakan metode eksperimental yang dilakukan di Laboratorium.
Pengujian Material
Pengujian material yang dilakukan berdasarkan standar ASTM dengan malakukan pengujian
agregat kasar dan agregat halus untuk mengetahui berat jenis, berat isi, absorbsi, kadar air dan analisa
saringan untuk pembuatan benda uji.
1. Pengujin Agregat kasar
Pengujian agregat kasar atau batu pecah dilakukan terhadap berat isi (ASTM C29/C29M-91a), berat jenis,
absorbsi, kadar air batu pecah (ASTM C128-88R.38), dan gradasi agregat kasar (ASTM 136-95A).
2. Pengujian Berat Isi Semen
Pengujian berat isi semen yang dilakukan menurut standar ASTM 188-89 tentang tentang metode uji
standar kepadatan semen hidraulik untuk mendapatkan berat isi semen.
Perbandingan
1 2 - 15%
Berat
Pengujian
Pengujian kuat tekan beton non pasir dilakukan pada benda uji silinder 15 x 30 cm yang berumur 28
hari sesuai ASTM C579-01. Pengujian dilakukan dengan alat uji Compressing Testing Machine (CTM)
dengan kapasitas beban 3000 kN untuk mengetahui besarnya beban P maksimum terhadap benda uji (A)
untuk mendapatkan nilai kuat tekan (f’c) dan mengetahui model kehancuran benda uji ketika mencapai
nilai P maks
Analisis data
Hasil pengujian dari semua benda uji beton non pasir berupa data-data yang akan diolah untuk
mengetahui nilai kuat tekan. Nilai kuat tekan beton dapat dihitung dengan persamaan sebagai beriku :
P
f ' c=
A
Pengujian Agregat
Pengujian ini dilakukan menurut standart ASTM terhadap agregat kasar (batu pecah) dan agregat
halus (semen). Bertujuan untuk mengetahui sifat atau karakteristik dari material yang digunakan dalam
pembuatan campuran silinder beton non pasir. Pengujian terhadap material penyusun campuran beton
merupakan indikator penting dalam menghasilkan kualitas campuran beton non pasir. Hasil pengujian
agregat kasar dan agregat halus diperlihatkan pada Tabel 3. dan Tabel 4.
14.00
12.74
12.17
12.00
10.47
KUAT TEKAN F'c (MPA)
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
BNPG5F0,5-AC2:1 BNPG10F0,5-AC2:1 BNPG20F0,5-AC2:1
Gambar 1 Histogram Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Beton Non
Pasir Populasi I (Normal)
Hasil kuat tekan rata-rata dari 2 benda uji dari masing-masing kode benda uji diambil sebagai f’c rata-
rata berturut-turut sebesar 10,47; 12,17 dan 12,74 Mpa.
2. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Non Pasir Populasi II. Dapat dilihat pada tabel 6 dan gambar 2.
30.00
26.89
25.19
25.00 23.78
KUAT TEKAN F'c (MPA)
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
BG5F0,4K15%-AC2:1 BG5F0,45K15%- BG5F0,5K15%-AC2:1
AC2:1
3. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Non Pasir Populasi III. Dapat dilihat pada tabel 7 dan gambar 3..
30.00
26.89
25.19
25.00 23.78
KUAT TEKAN F'c (MPA)
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
BG5F0,4K15%-AC2:1 BG5F0,45K15%- BG5F0,5K15%-AC2:1
AC2:1
Berdasarkan tabel 7 dan gambar 3, ditemukan rata-rata kuat tekan beton non pasir populasi III
dengan ukuran batu 10 mm dan variasi faktor air semen 0,4; 0,45; 0,5 berturut-turut sebesar 23,50; 21,80
dan 20,95 Mpa.
4. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Non Pasir Populasi IV. Dapat dilihat pada tabel 8 dan gambar 4.
30.00
25.00
KUAT TEKAN F'c (MPA)
22.08
20.95
20.00 18.40
15.00
10.00
5.00
0.00
BG20F0,4K15%-AC2:1 BG20F0,45K15%-AC2:1 BG20F0,5K15%-AC2:1
Berdasarkan tabel 8 dan gambar 4., ditemukan rata-rata kuat tekan beton non pasir populasi VI
dengan ukuran batu 20 mm dan variasi faktor air semen 0,4; 0,45; 0,5 berturut-turut sebesar 22,08; 20,95
dan 18,40 Mpa.
Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Beton Non Pasir Normal ( Populasi I) dengan Beton Non Pasir
Filler Keramik ( Populasi II, III, dan IV). Hasil nilai rata-rata kuat tekan dapat dilihat pada tabel 9 dan
gambar 5.
Tabel 9 Perbandingan Rata-Rata Kuat Tekan Beton Non Pasir Populasi I (Normal)
dengan Populasi II, III, dan IV
30.00
25.00 23.78
20.95
18.40
KUAT TEKAN F'c (MPA)
20.00
5.00
0.00
2:
1
2:
1 :1 :1 :1 :1
AC AC A C2 C2 C2 C2
- - 5- -A 5-
A -A
,5 % 0, 5% 0, 5%
5F0 K15 F K1 F K1
PG 5 10 5 20 5
0, PG 0, PG 0,
BN G 5F BN 10F BN 20F
B B G B G
Berdasarkan tabel 9 dan gambar 5 ditemukan selisih kuat tekan rata-rata beton non pasir normal dan
beton non pasir menggunakan filler pada ukuran batu 5mm, 10 mm dan 20 mm memiliki selisih
berturut-turut sebesar 13,31 Mpa; 8,78 Mpa; dan 5,66 Mpa. Dapat disimpulkan bahwa populasi II yang
paling sensitive untuk meningkatkan kuat tekan beton non pasir yaitu sebesar 23,78 Mpa.
Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Beton Non Pasir Filler Keramik Antara Populasi II, Populasi III dan
Populasi IV. Hasil nilai rata-rata kuat tekan dapat dilihat pada tabel 10 dan gambar 6.
Tabel 10 Perbandingan dan Selisih Kuat Tekan Rata- Rata Beton Non Pasir antara Populasi II, III,
dan IV.
30.00 26.89
25.19
25.00 23.78 23.50
21.80 20.95 22.08 20.95
20.00 18.40
KUAT TEKAN F'c (MPA)
15.00
10.00
5.00
0.00
:1 :1 :1 :1 :1 :1 :1 :1 :1
C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2
-A -A -A -A -A -A -A -A -A
% % % % % % % % %
K15 K15 K15 K15 K15 K15 K15 K15 K15
4 5 5 4 5 5 4 5 5
0, ,4 0, 0, ,4 0, 0, ,4 0,
G 5F 5F0 G 5F 10F 0F0 10F 20F 0F0 20F
1 2
B BG B BG BG BG BG BG BG
Berdasarkan tabel 10 dan gambar 6 menunjukan nilai kuat tekan rata-rata yang berbeda-
beda. Pada populasi II memiliki kuat tekan rata-rata terbesar 26,89 Mpa pada benda uji
BG5F0,4K15%-AC2:1 dan kuat tekan terkecil dengan nilai kuat tekan rata-rata 23,78 Mpa pada
benda uji BG5F0,5K15%-AC2:1. Pada populasi III memiliki kuat tekan rata-rata terbesar 23,50
Mpa pada benda uji BG10F0,4K15%-AC2:1 dan kuat tekan terkecil dengan nilai kuat tekan
rata-rata 20,95 Mpa pada benda uji BG10F0,5K15%-AC2:1. Pada populasi IV memiliki kuat
tekan rata-rata terbesar 22,08 Mpa pada benda uji BG20F0,4K15%-AC2:1 dan kuat tekan
terkecil dengan nilai kuat tekan rata-rata 18,40 Mpa pada benda uji BG20F0,5K15%-AC2:1.
Ditemukan bahwa populasi II memiliki nilai kuat tekan yang paling sensitive untuk
meningkatkan kuat tekan beton non pasir yaitu sebesar 26,89 Mpa.
4. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa variasi faktor air
semen dan variasi ukuran agregat serta penggunaan filler keramik dapat mempengaruhi kuat tekan pada
beton non pasir. Beton non pasir pada Populasi II dengan ukuran batu 5 mm fas 0,4 menghasilkan kuat
tekan rata-rata tertinggi yaitu 26,89 Mpa dibandingkan dengan populasi III dengan ukuran batu 10 dan
fas 0,4 didapat kuat tekan rata-rata terrtinggi yaitu 23,50 Mpa dan populasi IV dengan ukura batu 20 dan
fas 0,4 didapat kuat tekan rata-rata tertinggi yaitu 22,08 MPa sedangkan Populasi I (beton non pasir
normal) dengan ukuran baru 5 mm dan fas 0,5 didapat kuat tekan rata-rata tertinggi 13,31 Mpa. Kuat
tekan tertinggi pada beton non pasir didapat pada populasi II yaitu 26,89 Mpa.
5. Daftar Pustaka
Astawa, M. D. (2016). Struktur Beton Fiber (Bagian Materi Sruktur Beton I).
ASTM C39. (2014). Standar Test Method for Compressive Strength of Cylindercal Concrete Specimens. West
Conshohocken: ASTM Internasional.
Tjokrodimuljo, I. K. (1992). Teknologi Beton. Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil Falkutas Teknik
UGM.Murthi, Y. I. (2012). “Performance of glass fiber reinforced concrete.” International journal of
advanced research, ideas and innovations in technology 4(3):984–88.
Revisdah, & Utari, R. (2018). Pemanfaatan Limbah Keramik Terhadap Kuat Tekan Beton. jurnal.umj.ac.id,
1-10.
Nurul, & Annisa. (2017). Pemeriksaan Kuat Tekan Beton dan Serapan Air dengan Limbah Keramik
Sebagai Filler (Studi Literatur) . http://repository.umsu.ac.id, 1-12.