You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD 1945
atau UUD '45, adalah hukum dasar tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan negara Republik
Indonesia saat ini.
UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.
Sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17 Agustus
1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan UUD
1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.
Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen), yang
mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.

Naskah UUD 1945 sebelum dilakukan Perubahan, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh
(16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat
berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan
Tambahan), serta Penjelasan.
Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 20 bab, 37 pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan
Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan.
Dalam Risalah Sidang Tahunan MPR Tahun 2002, diterbitkan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah, Sebagai Naskah Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada
Opini.
demikian bangsa indonesia memasuki suatu babakan baru dalam kehidupan ketatanegaraan yang
diharapkan membawa ke arah perbaikan tingkat kehidupan rakyat.UUD 1945 hasil amandemen
2002 dirumuskan dengn melibatkan sebanyak-banyaknya partisipasi rakyat dalam mengambil
keputusan politik,sehingga diharapkan struktur kelembagaan negara yang lebih demokratis ini akan
meningkatkan kesejahteraan rakyat.

1.2 Tujuan

 Mengetahui bagaimana hubungan antara lembaga-lembaga negara berdasarkan UUD 1945


 Agar siswa/siswi tahu bagaimana hak-hak asasi manusia menurut UUD 1945

1.3 rumusan masalah

 Bagaimana hubungan anatar lembaga-lembaga negara berdasar UUD 1945 ?


 Apa pengertian Hak Asasi Manusia ?
 Apa saja contoh-contoh pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) ?

1
BAB II

UNDANG UNDANG DASAR NEGARA R.I

2.1 HUBUNGAN ANTARA LEMBAGA – LEMBAGA NEGARA BERDASARKAN UUD 1945

Dalam kehidupan kenegaraan kita dan sesuai dengan ketentuan-ketentun dalam UUD 1945, kita
tidak menganut ajaran Trias politica dengan adanya pemisahan kekuasaan. Berdasarkan Undang-
Undang Dasar 1945 dan penjelasannya, pemegang kekuasaan itu di Negara kita adalah sebagai
berikut:

 Kekoasaan eksekutif, dipegang oleh presiden


 Kekuasaan legislatif, dipegang oleh Presiden dengan persetujuan DPR
 Kekuasaan yudikatif, dipegang oleh Mahkamah agung dan badan-badan peradilan lainnya.

a. Pengertian Lembaga negara

Lembaga negara terkadang disebut dengan istilah lembaga pemerintahan, lembaga


pemerintahan non-departemen, atau lembaga negara saja. Ada yang dibentuk berdasarkan atau
karena diberi kekuasaan oleh UUD, ada pula yang dibentuk dan mendapatkan kekuasaannya dari
UU, dan bahkan ada pula yang hanya dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden. Hirarki atau ranking
kedudukannya tentu saja tergantung pada derajat pengaturannya menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Lembaga negara yang diatur dan dibentuk oleh UUD merupakan organ konstitusi, sedangkan
yang dibentuk berdasarkan UU merupakan organ UU, sementara yang hanya dibentuk karena
keputusan presiden tentunya lebih rendah lagi tingkatan dan derajat perlakuan hukum terhadap
pejabat yang duduk di dalamnya. Demikian pula jika lembaga dimaksud dibentuk dan diberi
kekuasaan berdasarkan Peraturan Daerah, tentu lebih rendah lagi tingkatannya.
Dalam setiap pembicaraan mengenai organisasi negara, ada dua unsur pokok yang saling
berkaitan, yaitu organ dan functie. Organ adalah bentuk atau wadahnya, sedangkan functie adalah
isinya; organ adalah status bentuknya (Inggris: form, Jerman: vorm) , sedangkan functie adalah
gerakan wadah itu sesuai maksud pembentukannya. Dalam naskah Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, organ-organ yang dimaksud, ada yang disebut secara eksplisit
namanya, dan ada pula yang disebutkan eksplisit hanya fungsinya. Ada pula lembaga atau organ
yang disebut bahwa baik namanya maupun fungsi atau kewenangannya akan diatur dengan
peraturan yang lebih rendah.

b. Hubungan antara MPR – Presiden

MPR sebagai pemegang kekuasaan tertinggi mengangkat presiden. Dalam menjalankan


tugas pokok dalam bidang eksekutif (pasal 4(1)) presiden tidak hanya menyelenggarakan
pemerintahan negara yang garis-garis besarnya telah ditentukan oleh MPR saja, akan tetapi
termasuk juga membuat rencana penyelenggaraan pemerintahan negara. Demikian juga

2
presiden dalam bidang legislatif dijalankan bersama-sama dengan DPR (pasal 5)

c. Hubungan antara MPR – DPR

Melalui wewenang DPR, MPR mengemudikan pembuatan undang-undang serta peraturan-


peraturan lainnya agar undang-undang dan peraturan-peraturan itu sesuai dengan UUD. Melalui
wew enang DPR ia juga menilai dan mengawasi wewenang lembaga-lembaga lainnya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat semuanya merangkap menjadi anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Dewan Perwakilan Rakyat dapat senantiasa mengawasi tindakan-
tindakan Presiden, dan jika Dewan menganggap bahwa Presiden sungguh-sungguh melanggar
haluan Negara yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang Dasar atau Majelis Permusyawaran
Rakyat, maka Majelis itu dapat diundang untuk persidangan istimewa agar bisa minta
pertanggungan jawab kepada Presiden.

d. Hubungan DPR – Presiden

Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Presiden harus
mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat untuk membentuk Undang-undang (pasal 5
ayat 1,20 dan 21) dan untuk menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (pasal 23
ayat 1)
Oleh karena itu, Presiden harus bekerja bersama-sama dengan Dewan,berarti juga Presiden
tidak tergantung kepada dewan. Bentuk kerjasama antara presiden dengan DPR diartikan
bahwa Presiden tidak boleh mengingkari partner legislatifnya

e. Hubungan antara DPR - Menteri-Menteri

Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Menteri-
menteri tidak dapat dijatuhkan dan atau diberhentikan oleh DPR, akan tetapi dikarenakan
kedududkan Presiden harus memperhatikan suara DPR,maka menteri-menteri pun tidak terlepas
dari keberatan-keberatan DPR, yang berakibat di berhentikannya menteri oleh Presiden.

f. Hubungan antara Presiden - Menteri-menteri

Mereka adalah pembantu presiden. Menteri mempunyai pengaruh yang besar terhadap
Presiden dalam menentukan politik negara yang menyangkut departemennya. Dalam praktek
pemerintahan, Presiden melimpahkan sebagian wewenang kepada menteri-menteri yang
berbentuk presidium.

g. Hubungan antara MA - Lembaga Negara lainnya

Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain Badan
kehakiman menurut susunan dan kekuasaan Badan-badan Kehakiman tersebut diatur
menetapkan hubungan antara Mahkamah Agung dengan Lembaga-lembaga lainnya (pasal 24

3
ayat 1 UUD 1945). Mahkamah Agung sebagai Lembaga Tinggi Negara dalam bidang kehakiman
dari tingkat yang lebih tinggi, berwenang menyatakan tidak sah peraturan perundangan dari
tingkat yang lebih tinggi.

h. Hubungan Antara BPK dengan DPR

Badan Pemeriksa Keungan (BPK) bertugas memeriksa langsung tanggung jawab tentang
keuangan Negara dan hasil pemeriksaannya itu diberitahukan kepada DPR, DPD dan DPRD (pasal
23E ayat 2) untuk mengikuti dan menilai kebijaksanaan ekonomis finansial pemerintah yang
dijalankan oleh aparatur administrasi Negara yang dipimpin oleh pemerintah.
Jadi, BPK bertugas memeriksa pertanggungjawaban pemerintah tentang keuangan Negara dan
memeriksa semua pelaksanaan APBN yang hasil pemeriksaannya diberitahukan kepada DPR<
Dewan Perwakilan Daerah dan DPRD.

2.2 HAK – HAK ASASI MANUSIA MENURUT UUD 1945

Hak Asasi Manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang dimiliki manusia sejak lahir sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa
sejak lahir, maka tidak seorang pun dapat mengambilnya atau melanggarnya. Kita harus menghargai
anugerah ini dengan tidak membedakan manusia berdasarkan latar belakang ras, etnik, agama,
warna kulit, jenis kelamin, pekerjaan, budaya, dan lain-lain. Namun perlu diingat bahwa dengan hak
asasi manusia bukan berarti dapat berbuat semena-mena, karena manusia juga harus menghormati
hak asasi manusia lainnya.

Ada 3 hak asasi manusia yang paling fundamental (pokok), yaitu :

a. Hak Hidup (life)

b. Hak Kebebasan (liberty)

c. Hak Memiliki (property)

Ketiga hak tersebut merupakan hak yang fundamental dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun macam-macam hak asasi manusia dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Hak asasi pribadi

yaitu hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi manusia.

Contohnya : hak beragama, hak menentukan jalan hidup, dan hak bicaara

b. Hak asasi politik

yaitu yang berhubungan dengan kehidupan politik.

Contohnya : hak mengeluarkan pendapat, ikut serta dalam pemilu, berorganisasi.

4
c. Hak asasi ekonomi

yaitu hak yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian. Contohnya : hak memiliki
barang, menjual barang, mendirikan perusahaan/berdagang, dan lain-lain.

d. Hak asasi budaya

yaitu hak yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat. Contohnya : hak mendapat
pendidikan, hak mendapat pekerjaan, hak mengembangkan seni budaya, dan lain-lain.

e. Hak kesamaan kedudukan dalam hukum dah pemerintahan

yaitu hak yang berkaiatan dengan kehidupan hukum dan pemerintahan.


Contohnya : hak mendapat perlindungan hukum, hak membela agama, hak menjadi pejabat
pemerintah, hak untuk diperlakukan secara adil, dan lain-lain.

f. Hak untuk diperlakukan sama dalam tata cara pengadilan.

Contohnya : dalam penyelidikan, dalam penahanan, dalam penyitaan, dan lain-lain.

A. Hak Asasi Manusia dan Permasalahannya

Hak-hak asasi manusia sebagai gagasan, paradigma serta konseptual tidak lahir mendadak
sebagaimana kita lihat dalam “Universal Declaration of Human Right” 10 Desember 1948, namun
melalui suatu proses yang cukup panjang dalam peradaban sejarah manusia. Dari prespektif sejarah
deklarasi yang ditanda tangani oleh Majelis Umum PBB tersebut dihayati sebagai suatu pengakuan
yuridis formal dan merupakan titik khususnya yang tergabung dalam PBB. Upaya konseptualisasi
hak-hak asasi manusia sebelum telah muncul ditengah-tengah masyarakat umat manusia, baik
dibarat maupun ditimur kendatipun upaya tersebut masih bersifat lokal, partial dan sporadikal.

Pada zaman Yunani Kuno Plato (428 – 348) telah memaklumkan kepada warga polisnya bahwa
kesejahteraan bersama akan tercapai manakala setiap warganya melaksanakan hak dan
kewajibannya masing-masing.

Dalam akar kebudayaan Indonesiapun pengakuan serta penghormatan tentang hak-hak asasi
manusia telah mulai berkembang, misalnya dalam masyarakat jawa telah dikenal dengan istilah “Hak
Pepe” yaitu hak warga desa yang diakui dan dihormati oleh penguasa seperti hak mengemukakan
pendapat walaupun hak tersebut bertentangan dengan kemauan penguasa.

Puncak perkembangan perjuangan hak-hak asasi manusia tersebut yaitu ketika “Human Right”
dirumuskan untuk pertama kalinya secara resmi dalam “Declaration of Indepedence” Amerika
Serikat pada tahun 1776.

Dalam deklarasi Amerika Serikat tertanggal 4 Juli 1776 tersebut dinyatakan bahwa seluruh umat
manusia dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa beberapa hak yang tetap dan melekat padanya.
Perumusan hak-hak asasi manusia secara resmi kemudian menjdai pokok konstitusi Negara Amerika
Serikat pada tahun 1781 yang mulai berlaku pada tanggal 4 Maret 1789.

5
Perjuangan hak-hak asasi manusia tersebut sebenarnya telah diawali Perancis sejak Rousseau, dan
perjuangan itu memuncak dalam Revolusi Perancis pada tahun 1780 yang berhasil menetapkan hak-
hak asasi manusia dalam “Declaration des Droits L’Homme et du Citoyen” yang kemudian di
tetapkan oleh “Assemblee Nationale” Perancis dan pada tahun 1791 berikutnya dimasukan kedalam
Constitution. (Van Asbek dalam Purbopranoto 1976 : 18).

Semboyan Revolusi Perancis yang terkenal yaitu :

 Liberte (kemerdekaan)
 Egalite (kesamarataan)
 Fraternite (kerukunan atau persaudaraan).

Maka menurut konstitusi Perancis yang dimaksud hak-hak asasi manusia adalah hak hak yang
dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dengan hakikatnya.

Dalam rangka konseptualisasi dan reiterpretasi terhadap hak-hak asasi manusia yang mencakup
bidang-bidang yang lebih luas, Franklin Droosevelt (Presiden Amerika pada permulaan abad ke 20)
memformlasikan empat macam hak-hak asasi dan hal inilah yang kemudian menjadi inspirasi dari
Declaration of Human Right 1948 yang kemudian dikenal dengan “The Four Freedoms” yaitu :

1. Freedom of  Speech (kebebasan berbicara dan mengemukakan pendapat)


2. Freedom of Religion (kebebasan beragama)
3. Freedom from Fear (kebebasan dari rasa ketakutan)
4. Freedom from Want (kebebasan dari kemlaratan)

Terhadap deklarasi sedunia tentang hak-hak asasi manusia PBB tersebut bangsa bangsa sedunia
melalui wakil-wakilnya memberikan pengakuan dan perlindungan secara yuridis formal walaupun
realisasinya juga disesuaikan dengan kondisi serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Penjabaran Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945

Hak-hak asasi manusia sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan pandangan filosofis tentang
manusia yang melatarbelakanginya. Menurut Pancasila sebagai dasar dari bangsa Indonesia hakikat
manusia adalah tersusun atas jiwa dan raga, kedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan dan makhluk
pribadi, adapun sifat kodratnya sebagai mahluk individu dan makhluk sosial. Dalam pengertian inilah
maka hak-hak asasi manusia tidak dapat dipisahkan dengan hakikat kodrat manusia tersebut.
Konseksuensinya dalam realisasinya maka hak asasi manusia senantiasa memilik hubungan yang
korelatif dengan wajib asasi manusia karena sifat kodrat manusia sebaga individu dan mahluk sosial.
Dalam rentangan berdirinya bangsa dan negara Indonesia telah lebih dulu dirumuskan dari Deklarasi
Universal hak-hak asasi manusia PBB , karena Pembukaan UUD 1945 dan pasasl-pasalnya
diundangkan pada tanggal 18 Agustus 1945 , adapun Deklarasi PBB pada tahun 1948. Hal itu
merupakan fakta pada dunia bahwa bangsa Indonesia sebelum tercapainya pernyataan hak-hak
asasi manusia sedunia oleh PBB, telah mengangkat hak-hak asasi manusia dan melindunginya dalam
kehidupan bernegara yang tertuang dalam UUD 1945. Hal ini juga telah ditekankan oleh para pendiri
negara, misalnya pernyataan Moh. Hatta dalam sidang BPUPKI sebagai berikut :

“Walaupun yang dibentuk itu Negara kekeluargaan, tetapi masih perlu ditetapkan beberapa hak
dari warga Negara agar jangan sampai timbul negara kekuasaan (Machsstaat atau negara
penindas)”.
Deklarasi bangsa Indonesia pada prinsipnya termuat dalam naskah Pembukaan UUD 1945, dan
Pembukaan UUD 1945 inilah yang merupakan sumber normativ bagi hukum positif Indonesia

6
terutama penjabaran dalam pasal pasal UUD 1945.
Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea kesatu dinyatakan bahwa “Kemerdekaan ialah hak segala
bangsa”. Dalam pernyataan tersebut terkandung pengakuan secara yuridis hak asasi manusia
tentang kemerdekaan sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia
PBB pasal I.
Dasar filosofi hak-hak asasi manusia tersebut bukanlah kebebasan individualis, malainkan
menempatkan manusia dalam hubungannya dengan bangsa (makhluk sosial) sehingga hak asasi
manusia tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban asasi manusia .Kata-kata berikutnya adalah pada
alinea ketiga Pembukaan UUD 1945, sebagai berikut :

“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan yang luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya”.

Penyataan tentang “ atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa…” mengandung arti bahwa dalam
deklarasi bangsa Indonesia terkandung pengakuan manusia yang berketuhanan Yang Maha Esa, dan
diteruskan dengan kata “…supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas…” dalam pengertian
bangsa maka bangsa Indonesia mengakui hak-hak asasi manusia untuk memeluk agama
sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia PBB pasal 18, dan dalam
pasal UUD 1945 dijabarkan dalam pasal 29 ayat (2) yaitu negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.

Melalui Pembukaan UUD 1945 dinyatakan dalam alinea empat bahwa Negara Indonesia sebagai
suatu persekutuan bersama bertujuan untuk melindungi warganya terutama dalam kaitannya
dengan perlindungan hak-hak asasinya. Adapun tujuan negara yang merupakan tujuan yang tidak
pernah berakhir (never ending goal) adalah sebagai berikut :

 Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.


 Untuk memajukan kesejahteraan umum.
 Mencerdaskan kehidupan bangsa.
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

Tujuan Negara Indonesia sebagai negara hukum yang bersifat formal maupun material tersebut
mengandung konsekuensi bahwa negara berkewajiban untuk melindungi seluruh warganya dengan
suatu undang-undang terutama untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi untuk kesejahteraan
hidup bersama.

Berdasarkan pada tujuan Negara sebagai terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut, Negara
Indonesia menjamin dan melindungi hak-hak asasi manusia pada warganya terutama dalam
kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah, antaralain berkaitan
dengan hak-hak asasi di bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, pendidikan, dan agama.

C. Berbagai Instrumen HAM di Indonesia

Berbagai instrumen HAM di Indonesia antara lain termuat dalam :

1. Pembukaan dan batang tubuh UUD 1945

7
 Pembukaan UUD 1945

Hak asasi manusia tercantum dalam pembukaan UUD 1945 :


a) Alinea I : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah haak segala bangsa dan oleh sebab itu
maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan”.
b) Alinea IV : “… Pemerintah Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial……”

 Batang Tubuh UUD 1945

Secara garis besar hak-hak asasi manusia tercantum dalam pasal 27 sampai 34 dapat
dikelompokkan menjadi :
a) Hak dalam bidang politik (pasal 27 (1) dan 28),
b) Hak dalam bidang ekonomi (pasal 27 (2), 33, 34),
c) Hak dalam bidang sosial budaya (pasal 29, 31, 32),
d) Hak dalam bidang hankam (pasal 27 (3) dan 30).

Berdasarkan amandemen UUD 1945, hak asasi manusia tercantum dalam Bab X A Pasal 28 A sampai
dengan 28 J, sebagaimana tercantum berikut ini :

HAK ASASI MANUSIA


Pasal 28 A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya. **)
Pasal 28 B
1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang
sah.**)
2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dan kekerasan dan diskriminasi. **)
Pasal 28 C
1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. **)
2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif
untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.**)
Pasal 28 D
1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama dihadapan hukum.
2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak
dalam hubungan kerja “)
3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. **)

8
Pasal 28 E
1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran. memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggakannya, serta berhak kembali.**)
2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai
dengan hati nuraninya. **)
3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.**)
Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.**)
Pasal 28 G
1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta
benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dan ancaman
kelakutan untuk berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. **)
2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan alau perlakuan yang rnerendahkan derajat
martabat manusia dan berhak memperoleh suara politik dari negara lain. **)
Pasal 28 H
1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapalkan
lingkungan hid up yang baik dan sehal serfa berhak memperoleh pefayanan kesehatan **)
2) Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.**)
3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh
sebagai manusia yang bermanfaat. **)
4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih
secara sewenang-wenang oleh siapapun.**)
Pasal 28 I
1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum dan hak
untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun. **)
2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan
berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif **)
3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman
dan peradaban.**)
4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab
negara, Terutama pemerintah.**)
5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang
demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur dan dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan. **)
Pasal 28 J
1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.**)
2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta

9
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan partimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis. **)

2. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak AsasiManusia

Instrumen ini ditetapkan pada tanggal 13 November 1998. Dalam ketetapan MPR tersebut
disebutkan antara lain :

 Menugaskan kepada lembaga-lembaga tinggi negara dan seluruh aparatur pemerintah


untuk menghormati, menegakkan dan menyebarluaskan pemahaman mengenai hak asasi
manusia kepada seluruh masyarakat.

 Menugaskan kepada Presiden dan DPR untuk meratifikasi (mengesahkan) berbagai


instrumen hak asasi manusia internasional selama tidak bertentangan dengan Pancasila dan
DUD 1945

 Membina kesadaran dan tanggung jawab masyarakat sebagai warga negara untuk
menghormati, menegakkan hak dan menyebarluaskan hak asasi manusia melalui gerakan
kemasyarakatan.

 Melaksanakan penyuluhan, pengkajian, pemantauan dan penelitian serta menyediakan


media tentang hak asasi manusia yang ditetapkan dengan undang-undang

 Menyusun naskah hak asasi manusia dengan sistematis dengan susunan:


a. Pandangan dan sikap bangsa Indonesia terhadap hak asasi manusia dan,
b. Piagam hak asasi manusia

 Isi beserta uraian naskah hak asasi manusia sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
ketetapan ini.

 Ketetapan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, yaitu langgal 13 November 1998

3. Piagam hak asasi manusia di Indonesia dalam Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998

*Pembukaan

 Bahwa manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang berperan sebagai pengelola dan
pemelihara alam secara seimbang dan serasi dalam ketaatan kepada-Nya. Manusia
dianugerahi hak asasi dan memiliki tanggung jawab serta kewajiban untuk menjamin
keberadaan, harkat, dan martabat kemuliaan kemanusiaan, serta menjaga keharmonisan
dalam kehidupan.

 Bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara
kodrati, universal dan abadi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, meliputi hak untuk
hidup, hak berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak

10
berkomunikasi, hak keamanan, dan hak kesejahteraan oleh karena itu tidak boleh diabaikan
atau dirampas oleh siapapun. Selanjulnya manusia juga mempunyai hak dan tanggung jawab
yang timbul sebagai akibat perkembangan kehidupannya dalam masyarakat.

 Bahwa didorong oleh jiwa dan semangat proklamasi kemerdekan Republik Indonesia,
bangsa Indonesia mempunyai pandangan mengenai hak asasi dan kewajiban manusia, yang
bersumber dari ajaran agama, nilai moral universal, dan nilai luhur budaya bangsa, serta
berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

 Bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948, telah mengeluarkan Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia (Universal Declaration Of Human Right). Oleh karena itu, bangsa Indonesia
sebagai anggota PBB mempunyai tanggungjawab untuk menghormati ketentuan yang
tercantum dalam deklarasi tersebut.

 Bahwa perumusan hak asasi manusia pada dasarnya dilandasi oleh pemahaman suatu
bangsa terhadap citra, harkat dan martabat diri manusia itu sendiri. Bangsa Indonesia
memandang bahwa manusia hidup tidak terlepas dari Tuhannya, sesama manusia dan
lingkungannya.

 Bahwa bangsa Indonesia pada hakikatnya menyadari, mengakui dan menjamin serta
menghormati hak asasi manusia orang lain juga sebagai kewajiban. Oleh karena itu, hak
asasi manusia dan kewajiban asasi manusia terpadu dan melekat pada diri manusia sebagai
pnbadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, anggota suatu bangsa dan warga negara,
serta anggota masyarakat bangsa-bangsa.
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang
menjunjung tinggi hak asasi manusia, maka bangsa Indonesia menyatakan piagam hak asasi
manusia.

* Piagam Hak Asasi Manusia

Piagam Hak Asasi Manusia Indonesia terdiri dari 10 bab, yaitu :


Bab I : Hak untuk hidup (pasal 1)
Bab II : Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan (pasal 2)
Bab III : Hak mengembangkan diri (pasal 3-6)
Bab IV : Hakkeadilan(7-12)
Bab V : Hak kemerdekaan (pasal 13 – 19)
bab VI : Hak atas kebebasan informasi (pasal 20 – 21)
bab VII : Hak keamanan (pasal22-26)
bab VIII : Hak kesejahteraan (pasal 27 – 33)
bab IX : Kewajiban (pasal 34 – 36)
bab X : Perlindungan dan kemajuan (pasal 37 – 44)

11
4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Undang-Undang ini
disahkan pada tanggal 23 September 1999.

Isi pokok HAM menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, terdiri atas 11 bab dan
penjelasan, yaitu :
Bab I : Pendahuluan (pasal 1).
Bab II : Asas-asas dasar (pasal 2 – 6)
Bab III : Hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia (pasal 9 -66)
Bab IV : Kewajiban dasar manusia (pasal 67 – 70)
Bab V : Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah (pasal 71 – 72)
Bab VI : Pembatasan dan larangan (pasal 73 – 74)
Bab VII : Komisi nasional hak asasi manusia (pasal 75 – 99)
Bab VIII : Partisipasi masyarakat (pasal 100 – 103)
Bab IX : Peradilan hak asasi manusia (pasal 104)
Bab X : Ketentuan peralihan (pasal 105)
Bab XI : Ketentuan penutup (pasal 106)

D. Lembaga Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)

Perlindungan hak asasi manusia dapat dilakukan oleh berbagai lembaga, antara lain :
* Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan hak asasi manusia di Indonesia dibentuk suatu
komisi yang bersifat nasional dan diberi nama Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
yang bisa disebut Komisi Nasional. Hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden Rl No 50 Tahun 1993
tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

Menurut Undang-Undang Rl Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 75, antara lain
disebutkan tujuan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), yaitu :
a. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan
Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB, serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
b. Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi
manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan nya berpartisipasi dalam berrbagai bidang
kehidupan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Komnas HAM melaksanakan fungsi pengkajian, penelitian,
penyuluhan, pemantauan, dan mediasi lentang hak asasi manusia Komnas HAM beranggotakan
tokoh masyarakat yang profesional, berdedikasi, dan berintegritas tinggi dalam menghayati cita-cita
negara hukum dan negara kesejahteraan yang berintikan keadilan menghormati hak asasi manusia
dan kewajiban dasar manusia.

12
Komnas HAM berasaskan Pancasila. Komnas HAM berkedudukan di Jakarta. Perwakilan Komnas
HAM dapat didirikan di daerah provinsi, dan daerah kabupaten/kota. Warga negara Indonesia yang
dapat diangkat menjadi anggota Komnas HAM adalah :
a. Memiliki pengalaman dalam upaya memajukan dan melindungi orang atau kelompok yang
dilanggar.
b. Berpengalaman sebagai hakim, jaksa, polisi, pengacara, atau pengemban profesi hukum lainnya.
c. Berpengalaman di bidang legislatif, eksekutif, dan lembaga tinggi negara atau,
d. Merupakan tokoh agama, tokoh masyarakat, anggota lembaga swadaya masyarakat, dan kalangan
perguruan tinggi.
Anggota Komnas HAM berjumlah 35 orang yang dipilih oleh DPR RI berdasarkan usulan Komnas
HAM dan diresmikan oleh presidan selaku kepala negara.
Masyarakat dapat mengajukan laporan pengaduan pelanggaran hak asasinya kepada Komnas HAM.
Hal ini sesuai dengan pasal 90 UU RI No. 39 Tahun 1999 yang menyatakan, “Setiap orang dan atau
kelompok orang yang memiliki alasan kuat bahwa hak asasinya telah dilanggar dapat mengajukan
laporan dan pengaduan lisan atau tertulis kepada Komnas HAM.”
Semua pengaduan hanya akan mendapatkan pelayanan apabila disertai dengan identitas pengadu
yang benar dari keterangan atau bukti awal yang jelas tentang materi atau persoalan yang diadukan
alau dilaporkan.

Pemeriksaan atas pengaduan kepada Komnas HAM tidak dilakukan atau dihentikan apabila :
a. tidak memiliki bukti awal yang memadi,
b. materi pengaduan bukan masalah pelanggaran hak asasi manusia,
c. pengaduan diajukan dengan itikad buruk atau ternyata tidak ada kesungguhan dari pengadu,
d. terdapat upaya hukum yang lebih efeklif bagi penyelesaian materi pengaduan,
e. sedang berlangsung penyelesaian melalui upaya hukum yang tersedia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pemeriksaan pelanggaran hak asasi manusia dilakukan secara tertutup, keouali ditentukan
fain oleh Komnas HAM. Pihak pengadu, korban, saksi. dan atau pihak lainnya yang terkait, wajib
memenuhi permintaan Komnas HAM. Apabila seseorang yang dipanggil tidak datang menghadap
atau menolak memberikan keterangannya, Komnas HAM dapat meminta bantuan ketua pengadilan
untuk pemenuhan panggilan secara paksa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Komnas HAM wajib menyampaikan laporan tahunan tentang pelaksanaan fungsi,
tugas, dan wewenangnya, serta kondisi hak asasi manusia dan perkara-perkara yang ditanganinya
kepada DPR Rl dan Presiden dengan tembusan kepada Mahkamah Agung Adapun anggaran Komnas
HAM dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

* Kepolisian Negara Republik Indonesia

Menurut Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Keputusan Negara RI, antara lain
dinyatakan “Kepolisian Republik Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban
masyarakat; tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan
pelayanan masyarakat, serta terbinanya ketenteraman masyarakat dengan menjunjung tinggi Hak

13
Asasi Manusia”. Hal ini berarti Kepolisian Negara RI juga memberikan pengayoman dan perlindungan
hak asasi manusia.
a. memelihara keasamanan dan ketertiban masyarakat,
b. menegakkan hukum,
c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

* Komisi Perlindungan Anak Indonesia

Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam UUD 1945 dan
PBB tentang hak-hak anak. Meskipun UU RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia telah
mencantumkan tentang hak anak, namun dalam pelaksanaannya masih memerlukan undang-
undang sebagai landasan yuridis bagi pelaksanaan kewajiban dan tanggung jawab orang tua,
keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan
efektivitas penyelenggaraan anak, dibentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang bersifat
independen. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak.

Adapun tugas Komisi Perlindungan Anak Indonesia adalah :


a. melakukan sosialisasi seluruh kutentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
perlindungan anak, mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan masyarakat,
melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
perlindungan anak.
b. Memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada Presiden dalam rangka
perlindungan anak.

* Lembaga Bantuan Hukum

warga negara yang tidak mampu membayar dalam menurut hukum, memiliki biaya untuk
melakukan tuntutan hukum. maka dapat memanfaatkan jasa lembaga bantuan hukum. Bantuan
hukum bersifat membela kepentingan masyarakat tanpa memandang latar belakang suku,
keturunan, warna kulit, ideologi, keyakinan politik, harta kekayaan, agama, atau kelompok orang
yang membelanya.
Tujuan lembaga ini adalah mencegah adanya ledakan gejolak sosial dan keresahan masyarakat.
Keberhasilan gerakan bantuan hukum akan dapat mengembalikan wibawa hukum dan wibawa
pengadilan yang selama ini terpuruk di negara kita.

*Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum

Dalam rangka pengabdian perguruan tinggi kepada masyarakat, beberapa fakultas hukum
mengadakan biro konsultasi dan bantuan hukum. Biro ini ditangani oleh dosen-dosen muda yang
masih dalam proses belajar untuk menjadi advokat profesional.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lembaga Negara adalah lembaga pemerintahan atau "Civilizated Organization" dimana lembaga
tersebut dibuat oleh negara, dari negara, dan untuk negara dimana bertujuan untuk membangun
negara itu sendiri. Lembaga negara terbagi dalam beberapa macam dan mempunyai tugas masing-
masing antara lain

 Tugas Lembaga Negara

1. Menjaga kestabilan atau stabilitas keamanan, politik, hukum, HAM, dan budaya.
2. Menciptakan suatu lingkungan yang kondusif, aman, dan harmonis.
3. Menjadi badan penghubung antara negara dan rakyatnya.
4. Menjadi sumber insipirator dan aspirator rakyat.
5. Memberantas tindak pidana korupsi, kolusi, maupun nepotisme.
6. Membantu menjalankan roda pemerintahan negara.

Hak asasi Manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan.
HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika
Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia.
HAM dimiliki oleh siapa saja, sepanjang ia bisa disebut sebagai manusia. Dalam kaitannya dengan
itu.

3.2 Saran

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita
sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai
kita melakukan pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh
orang lain.Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara
HAM kita dengan orang lain.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.2010.http://www.forumbebas.com/thread-105248.html.9 desember 2013

Anonymous.2011.http://kesehatanlingkungansby.blogspot.com/2011/01/hubungan-antar-
lembaga-negara.html.9 desember 2013

Zuhdi achmad.2010.http://zuhdiachmad.blogspot.com/2010/05/ham-dalam-undang-undang-
1945.html.9 desember 2013

Sucipto,apriyan.2012.http://hukum.kompasiana.com/2012/10/22/hak-asasi-manusia-dan-
permasalahannya-503295.html.9 desember 2013

16

You might also like