Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kelompok 5
Makalah Kelompok 5
( Anti Bakteri )
DI SUSUN OLEH :
Kelompok 5
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS CENDERAWASIHH
JAYAPURA
2021
DAFTAR ISI
BAB 1.................................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................3
BAB ll.................................................................................................................................... 4
2.1 Pengertian.................................................................................................................. 4
2.2 Klasifikasi.................................................................................................................... 4
2.3 Mekanisme Kerja Obat...............................................................................................5
2.4 Obat Antibakteri........................................................................................................5
2.5 Tanaman Obat Anti Bakteri.......................................................................................9
BAB lll................................................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14
BAB 1
PENDAHULUAN
bakteri, menghambat kerja enzim, dan menghambat sintesis asam nukleat dan
Antibiotik adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan atau diturunkan oleh
organisme hidup termasuk struktur analognya yang dibuat secara sintetik, yang
dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu
merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh
bakteri. Salah satu penyakit infeksi yang sering mendapat terapi antibiotika adalah
diare.
BAB ll
PEMBAHASAN
3. Bakteriolitik menyebabkan sel menjadi lisis atau pecah sel sehingga jumlah
sel berkurang atau terjadi kekeruhan setelah penambahan antimikrobia. Hal ini
ditunjukkan dengan penambahan antimikrobia pada kultur mikrobia yang
berada pada fase logaritmik. Setelah penambahan zat antimikrobia pada fase
logaritmik, jumlah sel total maupun jumlah sel hidup menurun.
Golongan antibiotik
1. Penicillin
Penicillin dapat membunuh bakteri dengan mencegah pembentukan dinding sel.
Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini banyak digunakan untuk mengobati
berbagai macam infeksi, termasuk:
infeksi kulit,
infeksi paru-paru, dan
infeksi saluran kemih.
Obat-obatan yang termasuk dalam kelompok ini, di antaranya:
penicillin,
amoxicillin.
Anda tidak disarankan minum salah satu obat yang masuk dalam golongan ini jika
pernah mengalami alergi akibat mengonsumsinya.
Orang yang alergi terhadap satu jenis penicillin akan alergi terhadap jenis-jenis
yang lain.
2. Makrolida
Makrolida bekerja dengan cara mencegah bakteri berkembang biak dengan
menghalangi bakteri membuat protein.
Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini dapat sangat berguna untuk
mengobat berbagai penyakit, seperti infeksi paru-paru.
Makrolida juga dapat berguna sebagai alternatif orang yang alergi dengan obat
antibiotik penisilin. Selain itu, makrolida dapat menangani bakteri yang kebal
dengan penisilin.
azithromycin,
erythromycin.
Jangan mengonsumsi makrolida juga Anda mengidap porfiria, sebuah kelainan
darah langka turunan.
Jika Anda hamil atau menyusui, satu-satunya jenis makrolida yang dapat
dikonsumsi adalah erythromycin.
3. Cephalosporin
Sama seperti penisilin, cephalosporin membunuh bakteri dengan cara
mencegahnya membentuk dinding sel. Obat dalam kelompok ini digunakan untuk
mengatasi berbagai macam infeksi.
septikemia,
meningitis.
Obat-obatan yang termasuk dalam cephalosporin, yaitu:
cephalexin,
levofloxacin.
Jika Anda sebelumnya mengalami reaksi alergi karena mengonsumsi penisilin,
kemungkinan Anda juga akan alergi dengan cephalosporin.
Obat-obatan ini juga mungkin tidak cocok dikonsumsi untuk penderita gagal
ginjal.
4. Fluoroquinolones
Fluoroquinolones adalah obat spektrum luas yang membunuh bakteri
dengan mencegahnya menciptakan DNA. Kelompok obat-obatan ini digunakan
untuk mengobati berbagai macam infeksi, termasuk:
ciprofloxacin,
levofloxacin.
Jenis obat ini sudah tidak disarankan untuk dikonsumsi secara rutin karena efek
sampingnya yang cukup serius.
5. Tetracycline
Tetracycline bekerja dengan mencegah bakteri berkembang baik, yaitu
menghalanginya membuat protein.
Antibiotik golongan ini digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi,
termasuk kondisi seperti:
Jerawat,
rosacea yakni penyakit kulit kronis yang menyebabkan kemerahan dan
bintil-bintil pada wajah.
Obat-obatan yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
tetracycline,
doxycycline.
Obat-obatan ini biasanya tidak direkomendasikan untuk orang-orang dengan
kondisi, seperti:
gagal ginjal,
penyakit liver,
penyakit autoimun lupus,
anak-anak di bawah usia 12 tahun, dan
wanita hamil atau menyusui.
6. Aminoglycosides
Aminoglycosides dapat mencegah bakteri berkembang biak dengan
menghalanginya membuat protein.
gentamicin,
tobramycin.
2.5 Tanaman Obat Anti Bakteri
2. Binahong
Binahong yang memiliki nama latin Cassia Alata. Kandungan yang
terdapat dalam binahong yang memiliki aktifitas antibiotik adalah flavanoid,
polifenol, saponin, terpenoid, minyak atsiri, tanin dan asam askorbat. Sedangkan
asam askorbat dapat meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, memelihara
membran mukosa dan mempercepat proses penyembuhan.
3. Buah Mengkudu
adanya reaksi suatu senyawa kimia sebagai antibakteri dalam ekstrak buah
mengkudu, yaitu : 1) senyawa flavonoid, merupakan senyawa kimia yang bersifat
sebagai antinakteri. Edisi Oktober 2017 66 Mekanisme kerjanya dengan
mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sitoplasma. Menurut
(Volk dan Wheeler, 1988 dalam Prajitno A, 2007) menambahkan ba sitoplasma
yang dapat menyebabkan bocornya metabolit penting dan menginaktifkan sistem
enzim bakteri. Kerusakan ini memungkinkan nukleotida dan asam amino
merembes keluar dan mencegah masuknya bahan-bahan aktif ke dalam sel,
keadaan ini dapat menyebabkan kematian bakteri. 2) senyawa terpenoid, yaitu
senyawa yang bersifat antimikroba. Mekanisme kerjanya merusak dinding sel
bakteri, merusak membran sitoplasma dan menghambat kerja enzim dalam sel
bakteri (Ajizah, 2004). Sedangkan, 3) senyawa alkaloid, memiliki kemampuan
sebagai antibakteri dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan
pada sel bakteri sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan tidak
sempurna karena tidak mengandung peptidoglikan dan dinding selnya hanya
meliputi membran sel.
4. Delima Merah
Pemberian jus delima merah dapat meningkatkan kadar GPx pada darah
mencit dengan aktivitas fisik maksimal. α-tokoferol dapat meningkatkan SOD dan
menurunkan MDA jaringan hati tikus di bawah kondisi stres. Penurunan kadar
MDA dan 8-OHdG serta kenaikan antioksidan enzimatik seperti SOD, GPx dan
katalase disebabkan oleh kandungan senyawa - senyawa turunan fenol, flavonoid,
karotenoid, tokoferol dan Vitamin C. Turunan senyawa fenol seperti misalnya
flavonoid dapat menangkap ROS, menghambat kerja enzim yang menghasilkan
ROS dan membentuk kelat dengan logam-logam yang memacu terbentuknya ROS
sehingga reaksireaksi ROS dengan sel-sel normal seperti peroksidasi lemak dan
kerusakan DNA dapat dicegah atau stres oksidatif tidak terjadi lagi.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ganiswarna, S., 1995, Farmakologi dan Terapi, edisi IV, 271-288 dan 800-810,
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Madduluri, S., Rao, K.B. and Sitaram, B., 2013, In Vitro Evaluation of
Antibacterial Activity of Five Indigenous Plants Extracts against Five
Bacteria Pathogens of Humans, Internasional Journal of Pharmachy and
Pharmaceutical Scieneces.
Ngajow, M., Abidjulu, J. dan Kamu, V. S., 2013, Pengaruh Antibakteri Ekstrak
Kulit Batang Matoa (Pometia pinnata) Terhadap Bakteri Staphylococcus
aureus secara In Vitro, Jurnal MIPA Unsrat Online 2 (2), p. 128-132.
Nuria, Cut., 2009, Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun jarak pagar
(Jatropha curcas L.) terhadap bakteri staphylococcus aureus , Escherechia
coli dan Salmonela typhi , Jurnal uji antibakteri , 5 (2), h 10-12.
Sangi, M., dkk. 2008. Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa
Utara. Chemistry Progress. 1,47-53
Siswandono dan Soekardjo, B., 1995, Kimia Medisinal, 28-29, 157, Airlangga
University Press, Surabaya.
Volk dan Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Edisi Kelima Jilid I. Penerbit
Erlangga. Jakarta.