You are on page 1of 14

Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Jabon (Anthocephalus cadamba)

(Antidiabetic Activity of Jabon (Anthocephalus cadamba) Ethanol


Extracts)
Laela N Anisah1*, Wasrin Syafii2, Rita K Sari2, Gustan Pari3
1
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Gd.Manggala Wanabakti Blok I Lt 7
Jl. Jend Gatot Subroto Senayan Jakarta
2
Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor
Kampus IPB Darmaga Bogor, 16680
3
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Badan Litbang Kehutanan dan
Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Jl. Gunung Batu No.5 Bogor 16610

*Penulis korespondensi: ella.aniez@gmail.com

Abstract
Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disorder that stills a major health problem in the world,
including Indonesia. The objectives of this research were to determine the yield extracts for
extraction of jabon (Anthocephalus cadamba), to analyze their antidiabetic activity by using in
vitro tests inhibitions enzyme -glucosidase and chemical analysis of the most active extracts
with GCMS. Jabon extract were resulted from maceration by using ethanol organic solvent in
various parts of the tree (leaves, bark, wood).This results showed that the yield of ethanol extracts
in leaves, stem bark and wood were 16.50%, 4.62%, and 2.04% respectively. Based on the test
antidiabetic activity, the leaves ethanol extract was the most active (IC50 7.24 μg ml-1), whilst the
stem bark extract and wood extract were inactive (IC50 > 100 μg ml-1). Moreover based on
phytochemical qualitative analysis on leaves extracts showed the extracts contained flavonoid,
hidroquinon, saponin, tannin, alkaloid, triterpenoid and steroid. Those compounds were assumed
have high contribution in antidiabetic activities. GC-MS analysic also indicated the presence of
phenolic compounds (quinic acid, catechol) and fatty acid (hexadecanoic acid methyl ester) which
suspected have antidiabetic activity.These results strongly suggested that ethanol extract of jabon
leaves was a potential source for antidiabetic agents.
Keywords: -glucosidase enzyme, Anthocephalus cadamba, antidiabetic, ethanol extracts, in
vitro

Abstrak

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik yang menjadi masalah utama
kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan rendemen zat
ekstraktif tanaman jabon, aktivitas antidiabetesnya secara in vitro terhadap enzim -glukosidase
serta menganalisis kandungan kimia ekstrak teraktifnya Ekstrak jabon dihasilkan dari proses
maserasi dengan etanol 95% pada berbagai bagian pohon (daun, kulit, kayu). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kadar ekstrak tertinggi terdapat pada bagian daun (16,5%), diikuti bagian
kulit (4,62%) dan kayu (2,04 %). Berdasarkan uji aktivitas penghambatan enzim -glukosidase,
ekstrak etanol daun jabon merupakan ekstrak teraktif dengan nilai IC50 7,24 µg ml-1 (sangat aktif),
sedangkan ekstrak etanol bagian kulit dan kayu tergolong tidak aktif (IC50 > 100 µg ml-1). Hasil
uji fitokimia secara kualitatif menunjukkan kelompok senyawa yang terkandung di dalam ekstrak
etanol daun jabon adalah flavonoid, hidroquinon, saponin, tannin, alkaloid, terpenoid dan steroid
yang diduga berperan dalam menghambat aktivitas enzim -glukosidase. Analisis GCMS

Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Jabon (Anthocephalus cadamba) 111


Laela N Anisah, Wasrin Syafii, Rita K Sari, Gustan Pari
mendeteksi adanya senyawa fenolik asam quinat dan katekol serta turunan asam lemak (asam
heksadekanoat metil ester) yang diduga memiliki aktivitas antidiabetes. Berdasarkan hasil
tersebut, ekstrak etanol daun jabon sangat berpotensi sebagai sumber obat andiabetes.
Kata kunci: Anthocephalus cadamba, antidiabetes, ekstrak etanol, enzim -glukosidase, in vitro

Pendahuluan samping (Ahkam 2006) serta biaya


pengobatan yang semakin mahal telah
Pemanfaatan hasil hutan memiliki tingkat
mendorong para peneliti untuk berupaya
efisiensi yang masih rendah yaitu sekitar
menemukan dan mengembangkan obat
25%, sisanya 75% terbuang dalam bentuk
antidiabetes dari senyawa aktif bahan
limbah. Untuk meningkatkan efisiensi
alam dari tumbuhan obat yang relatif
pemanfaatan sumber daya hutan maka
lebih murah dan aman.
industri hasil hutan harus mampu
menerapkan konsep the whole tree Salah satu jenis pohon cepat tumbuh dan
utilization yang memanfaatkan semua tanaman andalan pada hutan tanaman
bagian pohon dan semua komponen kimia maupun hutan rakyat yang berpotensi
yang terdapat di dalamnya (Syafii 2008). untuk dikembangkan sebagai bahan baku
Zat ekstraktif merupakan salah satu obat alam antidiabetes adalah jabon
komponen kimia pohon yang dapat (Anthocephalus cadamba). Pohon jabon
dimanfaatkan sebagai bahan obat alam merupakan jenis pionir asli Indonesia dari
(Fengel & Wagner 1995) termasuk obat famili Rubiaceae. Daerah penyebarannya
antidiabetes (Kim et al. 2004, Anurakkun meliputi seluruh Sumatera, Jawa Barat,
et al. 2007, Pasaribu 2009, Ichsan 2011, Jawa Timur, Kalimantan Timur, seluruh
Pasaribu et al. 2012, Mahanani 2012). Sulawesi, Nusa Tenggara Barat dan Irian
Jaya (Martawijaya et al. 1989,
Diabetes mellitus (DM) merupakan
Soerianegara & Lemmens 1994, Ogata et
penyakit gangguan metabolik yang
al. 2008, Mansur 2013).
menjadi masalah utama kesehatan di
dunia termasuk Indonesia. Penyakit DM Pemanfaatan jabon sebagai obat
ditandai dengan tingginya kadar gula tradisional di Indonesia belum banyak
dalam darah (hiperglikemia) yang dilaporkan, sedangkan di India dan
disebabkan karena kerusakan sel dalam Bangladesh, jabon merupakan obat
produksi insulin dan kerja insulin yang tradisional untuk berbagai penyakit
tidak optimal (WHO 2006). Jumlah seperti febrifugal, antidiuretik,
penderita diabetes di dunia sebanyak 382 anthelmintik, analgesik, anticatarrhal,
juta orang dengan angka kematian 5,1 juta pembersih darah, astringent dan
orang dan diperkirakan akan meningkat antidiabetes (Marles & Farnsworth 1995,
menjadi 592 juta pada tahun 2035. Soumyanath 2006, Khare 2007, Ahmed
Indonesia menduduki posisi ketujuh et al. 2011, Dubey et al. 2011, Kumar et
dengan jumlah penderita sebanyak 8,5 al. 2012,). Ekstrak air dari daun jabon
juta orang (IDF 2013). Sekitar 90% menunjukkan aktivitas analgesik dan
penderita DM merupakan penderita DM antiinflamasi (Ambujakshi et al. 2009,
tipe 2 atau non-insulin dependent diabetes Bachhav et al. 2009). Ekstrak metanol
mellitus (IDF 2014). Adanya kulit jabon juga memiliki aktivitas
kecenderungan jumlah penderita diabetes analgesik, antipiretik dan antiinflamasi
yang semakin meningkat, penggunaan (Mondal et al. 2009, Chandrashekar et al.
obat diabetes berbasis bahan kimia 2010). Di samping itu, ekstrak fraksi etil
sintetis yang menimbulkan berbagai efek asetat dari daun jabon, ekstrak etanol dari

112 J. Ilmu Teknol. Kayu Tropis Vol.13 No.2 Juli 2015


daun dan buah jabon serta ekstrak Berbagai senyawa aktif dari tanaman
metanol dari kulit jabon juga memiliki yang memiliki aktivitas inhibitor -
aktivitas antioksidan (Chandel et al. 2011, glukosidase antara lain flavonoid,
Chandel et al. 2012, Alekhya et al. 2013). alkaloid, terpenoid, saponin, tanin,
Sari et al. (2014) juga melaporkan bahwa anthocyanin, glikosida, senyawa fenolik
ekstrak metanol kulit jabon putih dan lain-lain (Ragavan & Krishnakumari
memiliki aktivitas antiproliferasi terhadap 2006, Tadera et al. 2006, Ahmed et al.
sel kanker payudara dan sel kanker 2011, Kumar et al. 2011, Patel & Mishra
serviks. 2011). Beberapa golongan senyawa yang
Berdasarkan penelusuran pustaka belum terkandung dalam ekstrak metanol kulit
ditemukan penelitian tentang aktivitas kayu jabon adalah flavonoid, alkaloid,
antidiabetes pohon jabon di Indonesia. saponin, fenolik, triterpenoid,
Hasil penelitian di India tentang karbohidrat, protein, glikosida dan
pemanfaatan kulit kayu jabon untuk cadambin (Gurjar et al. 2010, Sari et al.
antidiabetes dalam bentuk ekstrak kasar 2014,). Ekstrak n-heksana dan metanol
antara lain konsentrasi ekstrak metanol daun jabon mengandung alkaloid,
dari kulit kayu jabon (400 mg kg-1) flavonoid, fenol, proanthocyanidin,
berpengaruh signifikan menurunkan anthocyanin dan karbohidrat (Ganjewala
kadar glukosa darah sebesar 23,65% pada et al. 2013, Gupta et al. 2013). Hal ini
hewan ujicoba tikus (Gurjar et al. 2010), mengindikasikan bahwa kulit kayu dan
sedangkan ekstrak etanol kulit kayu jabon daun jabon berpotensi mengandung
dengan konsentrasi 0,5 g kg-1 berpengaruh senyawa aktif antidiabetes melalui
signifikan menurunkan kadar glukosa penghambatan enzim α-glukosidase.
darah sebesar 23.8% pada hewan ujicoba Bagian jaringan dalam pohon seperti
tikus (Bussa & Pinnapareddy 2010). daun, kulit kayu, kayu gubal (sapwood)
Ahmed et al. (2011) juga melaporkan dan kayu teras (heartwood) berpengaruh
bahwa selain kulit, ekstrak metanol daun terhadap kandungan senyawa aktif
jabon dosis 400 mg kg-1 dapat tumbuhan selain umur, tempat tumbuh
menurunkan kadar gula darah sebesar dan genetik (Thompson et al. 2006, Gao
24,2% pada hewan ujicoba tikus. 2007). Oleh karena itu perlu diteliti
Salah satu upaya pendekatan terapi untuk kandungan dan bioaktivitas zat ekstraktif
mengobati diabetes adalah melalui antidiabetes yang terdapat pada berbagai
bagian pohon.
penghambatan enzim -glukosidase
dalam organ pencernaan untuk menekan Berdasarkan penelitian terdahulu (Bussa
hiperglikemia post prandial dengan cara & Pinnapareddy 2010, Gurjar et al. 2010,
menunda penyerapan glukosa, Ahmed et al. 2011), maka perlu dilakukan
mengontrol hiperglikemia dan penelitian untuk mendapatkan rendemen
mengurangi komplikasi vaskular kronis dan aktivitas antidiabetes ekstrak dari
pada penderita diabetes (Dewi et al. 2007, beberapa bagian pohon jabon. Pengujian
Kumar et al. 2011, Meng & Zhou 2012). aktivitas antiabetes dilakukan secara in
Inhibitor enzim -glukosidase merupakan vitro melalui penghambatan enzim α-
salah satu pendekatan pengobatan glukosidase.
alternatif DM tipe 2 (Anurakkun et al.
2007).

Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Jabon (Anthocephalus cadamba) 113


Laela N Anisah, Wasrin Syafii, Rita K Sari, Gustan Pari
Bahan dan Metode dikeringkan dalam oven bersuhu + 103
o
C, sedangkan sisa ekstrak dikeringkan
Penyiapan bahan baku
dalam oven dengan suhu 40-50 oC untuk
Bahan baku yang digunakan adalah daun, analisis fitokimia dan uji aktivitas
kulit batang dan kayu jabon umur 6 tahun antidiabetes.
yang diperoleh dari lokasi tanaman di
sekitar Bogor. Bagian daun, kulit batang Pengujian aktivitas inhibitor enzim α-
dan kayu dari pohon jabon dibuat serbuk glukosidase
menggunakan penggiling Willey dan Uji aktivitas antidiabetes dilakukan
dilewatkan pada mesh screen berukuran berdasarkan kemampuan ekstrak
40-60 mesh, kemudian dikeringudarakan menghambat aktivitas enzim α-
hingga kadar air sekitar 15%. Untuk glukosidase berdasarkan reaksi enzimatik
memastikan jenis pohon yang digunakan,
secara in vitro. Pengujian dilakukan pada
sampel daun diidentifikasi di Herbarium ekstrak etanol dari bagian daun, kulit dan
Bogoriense Bidang Botani Pusat kayu jabon.
Penelitian Biologi LIPI Cibinong.
Pengujian ini mengacu pada metode yang
Analisis fitokimia digunakan Kim et al. (2004) dengan
sedikit modifikasi (Dewi et al. 2014).
Pengujian fitokimia secara kualitatif
Variasi konsentrasi ekstrak dibuat
mengacu pada metode Harborne (1987).
dengan cara melarutkan 4 mg ekstrak
Analisis fitokimia dilakukan untuk
dalam 100 μl DMSO hingga konsentrasi
mendeteksi keberadaan kelompok
4% (40.000 μg ml-1) sebagai larutan
senyawa antara lain alkaloid, flavonoid,
induk, selanjutnya diencerkan dengan
saponin, triterpenoid atau steroid, tannin
DMSO untuk menghasilkan konsentrasi
dan hidroquinon. Analisis fitokimia
larutan ekstrak yang digunakan yaitu 5,
dilakukan pada sampel uji serbuk
10, 25, 50, dan 100 μg ml-1. Larutan ρ-
berbagai bagian pohon jabon dan ekstrak
NPG 5 mM sebanyak 250 µl dan buffer
teraktif dari bagian pohon jabon yang
fosfat 100 mM (pH 7,0) sebanyak 495 µl
mampu menghambat enzim -
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
glukosidase.
berisi 5 µl ekstrak terlarut DMSO pada
Ekstraksi bahan berbagai variasi konsentrasi. Campuran
larutan tersebut diprainkubasi pada suhu
Sebanyak + 50 g serbuk bagian pohon 37 oC selama 5 menit, selanjutnya
jabon dan samama seperti daun, kulit ditambahkan 250 µl enzim -glukosidase
batang dan kayu yang telah diukur kadar dan diinkubasi selama 15 menit. Reaksi
airnya diekstraksi dengan cara maserasi enzim dihentikan dengan penambahan 1
dalam 500 ml etanol 95% atau ml Na2CO3 0,2 M. Pengaruh
perbandingan antara serbuk dan pelarut penghambatan ekstrak terhadap aktivitas
sebesar 1: 10 selama + 24 jam pada suhu enzim -glukosidase ditentukan dengan
kamar. Remaserasi dilakukan berulang cara mengukur jumlah p-nitrofenol yang
hingga filtrat jernih. Filtrat yang diperoleh dilepaskan menggunakan spektrofoto
selanjutnya dipekatkan dengan meter pada panjang gelombang 400 nm.
menggunakan vacuum rotary evaporator
sampai 100 ml pada suhu 40-50 oC. Untuk Larutan blanko merupakan campuran
penetapan kadar ekstraktif, sebanyak 5 ml DMSO, buffer fosfat, ρ-NPG tanpa
ekstrak yang telah dipekatkan kemudian penambahan ekstrak, sedangkan larutan

114 J. Ilmu Teknol. Kayu Tropis Vol.13 No.2 Juli 2015


enzim digantikan dengan buffer fosfat Nilai IC50 didefinisikan sebagai
250 µl. Kontrol positif dan kontrol konsentrasi inhibitor untuk menghambat
negatif dibuat baik dengan enzim maupun 50% aktivitas enzim α-glukosidase pada
tanpa enzim. Sistem reaksi pengujian kondisi uji, sehingga nilai IC50 yang
tersaji pada Tabel. Kuersetin digunakan semakin rendah mengindikasikan
sebagai larutan pembanding dengan aktivitas antidiabetes ekstrak yang
variasi konsentrasi (1-10 μg ml-1) semakin tinggi (Kim et al. 2004).
Kuersetin dijadikan sebagai kontrol
positif karena memiliki efek Analisis komponen kimia ekstrak
penghambatan yang kuat terhadap enzim teraktif
α-glukosidase dari S. cereviceae Analisis komponen kimia ekstrak teraktif
dibandingkan acarbose (Tadera et al. menggunakan alat Gas chromatography–
2006, Li et al. 2009). mass spectrometry (GC-MS) Agilent
Persentase penghambatan diukur dengan Technologies 6890N series. Sampel
menggunakan persamaan sebagai berikut: diambil sebanyak 1 μl dan dimasukkan
pada inlet. Pengolahan data menggunakan
% Penghambatan = [(C – E)/C] x 100% software GC-MS data analysis.
dengan C adalah absorbansi kontrol tanpa Pemisahan senyawa dan analisis
sampel (kontrol1 – blanko) dan E adalah kuantitatif komponen dilakukan pada GC
absorbansi ekstrak (selisih absorbansi oleh kolom kapiler dengan diameter 0,25
ekstrak dengan enzim dan tanpa enzim). mm dan panjang 60 m dengan suhu awal
40 oC, kenaikan suhu 15 oC menit-1 hingga
Korelasi antara persentase penghambatan
suhu 280 oC dan waktu akhir 10 menit.
dan konsentrasi ekstrak diplotkan dan
Identifikasi senyawa dilakukan dengan
nilai Inhibitor Concentration (IC50)
mencocokkan data pada spektrum massa
dihitung melalui analisis persamaan
dengan data yang ada dalam WILEY 9th
regresi logaritmiknya. Aktivitas
library.
antidiabetes diketahui dari nilai IC50.

Tabel 1 Sistem reaksi pengujian aktivitas antidiabetes


Blanko (μl) Kontrol1 Kontrol2 Sampel (μl)
(μl) (μl)
Ekstrak - - 5 5
DMSO 5 5 - -
Buffer 495 495 495 495
ρ-NPG 250 250 250 250
Pra-inkubasi pada penangas air 37 C selama 5 menit
Bufer 250 - 250 -
Enzim - 250 - 250
Inkubasi pada penangas air 37 C selama 15 menit
Na2CO3 1000 1000 1000 1000

Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Jabon (Anthocephalus cadamba) 115


Laela N Anisah, Wasrin Syafii, Rita K Sari, Gustan Pari
Hasil dan Pembahasan bahwa bagian pohon jabon baik daun,
kulit maupun kayu berpotensi memiliki
Identifikasi jenis pohon
aktivitas penghambatan enzim -
Hasil identifikasi jenis pohon yang glukosidase.
dilakukan oleh Herbarium Bogoriense
LIPI Cibinong menunjukkan bahwa Kadar ekstrak
pohon yang digunakan dalam penelitian Ekstraksi maserasi menggunakan pelarut
adalah jabon (Anthocephalus cadamba). etanol 95% pada berbagai bagian pohon
Identifikasi dilakukan dengan jabon menghasilkan kadar ekstrak yang
menggunakan bagian daun dan telah beragam yaitu 2,04-16,50%. Kadar
memastikan kebenaran jenis pohon yang ekstrak tertinggi dihasilkan dari ekstraksi
digunakan dalam penelitian ini. bagian daun (16,50%), diikuti dengan
Fitokimia serbuk jabon kulit (4,62%) dan kayu (2,04%).
Perbedaan kadar ekstrak dan wujud fisik
Hasil analisis fitokimia secara kualitatif ekstrak menunjukkan bahwa kandungan
menunjukkan bahwa kelompok senyawa zat ekstraktif berbeda di antara berbagai
yang terdeteksi pada semua serbuk dari bagian pohon meskipun diekstraksi
berbagai bagian pohon jabon adalah dengan pelarut yang sama (Thompson et
adalah flavonoid, alkaloid, triterpenoid, al. 2006, Gao 2007).
saponin, dan hidroquinon (Tabel 1).
Apabila mengacu pada klasifikasi
Studi pustaka menunjukkan beberapa komponen kimia kayu Indonesia, kayu
senyawa aktif yang termasuk kelompok jabon tergolong memiliki kadar zat
flavonoid, alkaloid, terpenoid, saponin, ekstraktif sedang, sedangkan daun dan
tanin, anthocyanin, glikosida dan fenolik kulit jabon menghasilkan ekstrak dengan
memiliki aktivitas inhibitor enzim - kadar tergolong tinggi. Suatu bahan
glukosidase (Ragavan & Krishnakumari tergolong berkadar ekstraktif tinggi jika
2006, Tadera et al. 2006, Kumar et al. kadar zat ekstraktif lebih besar dari 4%,
2011, Ahmed et al. 2011, Patel & Mishra kelas sedang (2-4%), dan kelas rendah (<
2011). Berdasarkan Tabel 1, terlihat 2%) (Lestari & Pari 1990).

Tabel 1 Hasil analisis fitokimia serbuk berbagai bagian pohon jabon


Serbuk dari bagian pohon jabon
Kelompok senyawa
Daun Kulit Kayu
Alkaloid + + +
Flavonoid +++ +++ ++
Hidroquinon ++++ + +
Triterpenoid +++ ++ ++
Steroid ++ - -
Saponin + + ++
Tanin +++ + -
Keterangan : (-): tidak terdeteksi; (+): positif lemah; (++): positif sedang;
(+++): positif kuat; (++++): positif sangat kuat

116 J. Ilmu Teknol. Kayu Tropis Vol.13 No.2 Juli 2015


Tabel 2 Kadar dan wujud fisik ekstrak etanol jabon
Bagian Kadar ekstrak* (%) Wujud fisik ekstrak
pohon (b/b)
Daun 16,5 padatan, hitam kehijauan
Kulit 4,62 padatan, coklat kekuningan
Kayu 2,04 padatan, kuning kecoklatan
Keterangan: * rerata dari 3 ulangan, diukur pada kondisi berat kering oven + 103 C

Bagian daun jabon memiliki kadar 1998). Fenomena yang sama terdapat
ekstrak tertinggi dibandingkan kulit dan pada penelitian Sari et al. (2011) yang
kayunya. Kadar ekstrak etanol pada menghasilkan kadar ekstrak kulit surian
bagian daun yang tinggi disebabkan (Toona sinensis) lebih tinggi
antara lain karena adanya senyawa dibandingkan kayunya serta penelitian
klorofil yang terekstraksi oleh etanol Syafii et al. (2014) pada ekstrak kulit dan
(Harborne 1987, Sari et al. 2011). kayu pohon mindi (Melia azedarach).
Klorofil dapat larut dalam pelarut organik
seperti etanol, aseton, metanol, eter dan Aktivitas antidiabetes ekstrak etanol
kloroform (Sari et al. 2011). Fenomena jabon
yang sama terdapat pada penelitian Syafii Hasil pengujian aktivitas antidiabetes
et al. (2014) yang menghasilkan kadar secara in vitro menunjukkan bahwa
ekstrak daun mindi tertinggi ekstrak etanol jabon mampu
dibandingkan kulit dan kayunya. menghambat kerja enzim -glukosidase.
Apabila dibandingkan dengan penelitian Gambar 1 menunjukkan bahwa
lain, kadar ekstrak etanol daun jabon lebih peningkatan konsentrasi ekstrak dapat
rendah dibandingkan kadar ekstrak etanol meningkatkan persentase penghambatan
daun jabon di India dengan cara enzim -glukosidase. Akan tetapi, respon
sokhletasi yaitu 30,5 % (Rajesh et al. penghambatan enzim -glukosidase oleh
2014) dan refluks yaitu 23,24 % (Chandel ketiga jenis ekstrak berbeda. Perbedaan
et al. 2012). Hal tersebut dikarenakan ini disebabkan oleh jenis dan komposisi
metode sokhletasi dan refluks zat ekstraktif yang berbeda. Tabel 2
menggunakan panas dan menunjukkan bahwa kadar dan wujud
berkesinambungan sehingga proses fisik ketiga jenis ekstrak berbeda yang
ekstraksi lebih sempurna (Kristanti et al. menegaskan bahwa jenis dan komposisi
2008). Cara sokhletasi dan refluks zat ekstraktif ketiga ekstrak berbeda. Hal
dikhawatirkan akan merusak senyawa ini dipertegas oleh hasil penelitian Sari et
aktif jabon yang tidak tahan panas al. 2011 yang menyatakan bahwa
sehingga ekstraksi dilakukan dengan cara perbedaan jenis ekstrak etanol pada
remaserasi dingin yang menghasilkan berbagai bagian surian (daun, kulit, kayu
kadar ekstrak lebih rendah. teras, kayu gubal) menghasilkan respon
Bagian kulit memiliki kadar ekstrak lebih bioaktivitas antioksidan yang berbeda.
tinggi daripada kayu. Hal tersebut diduga Aktivitas antidiabetes ditentukan dari
karena kandungan konstituen lipofil dan nilai IC50 yang dihasilkan dari persamaan
dan hidrofil di dalam kulit yang lebih regresi hasil interpolasi konsentrasi
tinggi dibandingkan kayunya (Sjostrom ekstrak dengan persen penghambatan

Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Jabon (Anthocephalus cadamba) 117


Laela N Anisah, Wasrin Syafii, Rita K Sari, Gustan Pari
enzim -glukosidase. Tabel 3 hidroquinon yang terdapat dalam serbuk
menunjukkan nilai IC50 ketiga ekstrak daun jabon. Ekstrak etanol mampu
jabon yang berbeda. Perbedaan nilai melarutkan alkaloid, flavonoid, tanin
tersebut menunjukkan aktivitas (Harborne 1996, Houghton dan Raman
antidiabetes yang berbeda pula. Ekstrak 1998), hidroquinon (Depkes 1995). Sari
etanol daun jabon memiliki aktivitas et al. (2011) menyatakan bahwa
antidiabetes tertinggi dan tergolong kelompok senyawa yang terdeteksi pada
sangat aktif, sedangkan ekstrak etanol semua ekstrak etanol berbagai bagian
kulit dan kayu jabon tergolong tidak aktif pohon surian adalah flavonoid, kuinon,
sebagai penghambat enzim - triterpenoid, steroid, dan tanin. Irwan
glukosidase. Darmawan et al. (2010) (2011) menyebutkan bahwa pelarut etanol
menyatakan bahwa ekstrak yang memiliki pada ekstrak daun wungu dapat
aktivitas antidiabetes tergolong sangat mengekstraksi alkaloid dan flavonoid.
aktif jika nilai IC50 < 10 μg ml-1, Hasil penelitian Ichsan (2011)
tergolong aktif dan tidak aktif bila nilai menunjukkan bahwa senyawa alkaloid,
IC50 berturut-turut 10-100, dan > 100 μg flavonoid dan hidrokuinon dalam kulit
ml-1. kayu suren dapat larut dalam etanol.
Ekstrak etanol daun jabon merupakan Fitokimia ekstrak teraktif
ekstrak teraktif dengan nilai IC50 terkecil
yaitu 7,24 µg ml-1 (sangat aktif) Ekstrak etanol daun jabon merupakan
dibandingkan dengan ekstrak lainnya ekstrak prospektif sebagai antidiabetes
(Tabel 3). Tingginya bioaktivitas karena merupakan ekstrak teraktif yang
antidiabetes ekstrak etanol daun jabon mampu menghambat enzim -
diduga karena adanya senyawa aktif dari glukosidase dengan nilai IC50 7,24 μg
kelompok senyawa alkaloid, flavonoid, ml-1 dan kadar ekstrak tertinggi (16,5%).
triterpenoid, tannin, steroid, saponin dan
-glukosdase

100
90
Persamaan :
80
Daun Kulit Kayu 1. y daun = 22.697 ln (x) + 5.0662;
70
R2 = 0.8751
60
Penghambatan enzim

2. y kulit = 2.2834 ln (x) - 0.942;


(%)

50 R2 = 0.9581
40 3. y kayu = 1.6313 In (x) + 0.4788;
30 R2 = 08562
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120
-1
Konsentrasi
Konsentrasi ekstrak (µg mL-1) ekstrak µg ml

Gambar 1 Grafik hubungan konsentrasi ekstrak etanol daun, kulit dan kayu jabon dengan
persen penghambatan enzim -glukosidase

118 J. Ilmu Teknol. Kayu Tropis Vol.13 No.2 Juli 2015


Tabel 3 Nilai IC50 dan aktivitas antidiabetes ekstrak etanol dari berbagai bagian
pohon jabon
Nilai IC50 *) Aktivitas penghambatan
No Jenis ekstrak
µg ml-1
(µgmL-1) enzim -glukosidase **)
1 Daun 7,24 + 0,40 sangat aktif
2 Kulit > 100 tidak aktif
3 Kayu > 100 tidak aktif
Keterangan :
*) rerata dari 3 ulangan dengan kontrol positif quercetin (nilai IC 50 4,83 µg ml-1)
**) Darmawan (2010)
menunjukkan bahwa senyawa fenolik
Berdasarkan analisis fitokimia kualitatif,
asam kuinat memiliki aktivitas
ekstrak etanol daun jabon mengandung
antidiabetes pada hewan tikus uji coba
senyawa kimia dari kelompok senyawa
(Ong et al. 2010) serta memiliki
flavonoid dan hidroquinon dengan
intensitas kuat dan sangat kuat, saponin kemampuan untuk menghambat enzim -
dan tannin dengan intensitas sedang serta glukosidase secara in vitro (Iwai et al.
alkaloid, triterpenoid dan steroid yang 2006). Turunan dari senyawa katekol juga
tergolong lemah (Tabel 4). Kelompok memiliki aktivitas antihiperglisemik pada
senyawa dengan intensitas kuat dan hewan tikus uji coba (Kumar et al. 2009).
sangat kuat yaitu flavonoid dan Asam heksadekanoat mampu
hidroquinon diduga mengandung menurunkan kadar gula darah dalam
senyawa kimia yang berperan terhadap hewan tikus uji coba (Natarajan & Dash
tingginya aktivitas penghambatan enzim 2013).
-glukosidase pada ekstrak etanol daun
Tabel 4 Fitokimia ekstrak etanol daun
jabon. Hasil penelusuran pustaka
jabon
menunjukkan bahwa flavanoid
(antosianin, isoflavon dan flavonol) Kelompok senyawa
Intensitas
dengan nilai IC50 < 15 µM (Kumar et al. deteksi *
2011) serta hidroquinon mampu Alkaloid +
Flavonoid +++
menghambat enzim -glukosidase Hidroquinon ++++
(Yadao et al. 2015). Triterpenoid +
Komponen kimia ekstrak teraktif Steroid +
Saponin ++
Hasil analisis komponen kimia dengan Tanin ++
GC-MS (Tabel 5) menunjukkan bahwa Keterangan : (-): tidak terdeteksi; (+): positif
ekstrak teraktif yaitu ekstrak etanol daun lemah; (++): positif sedang; (+++):
positif kuat; (++++): positif sangat kuat
jabon mengandung senyawa fenolik
(asam quinat, katekol) dan turunan asam
lemak (asam heksadekanoat) yang
berpotensi memiliki aktivitas
antidiabetes. Penelusuran pustaka

Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Jabon (Anthocephalus cadamba) 119


Laela N Anisah, Wasrin Syafii, Rita K Sari, Gustan Pari
Tabel 5 Dugaan jenis senyawa kimia dalam ekstrak etanol daun jabon berdasarkan
analisis GCMS
No Nama senyawa Konsentrasi relatif*(%)
1 Asam quinat 35,05
2 Katekol 3,78
3 Asam heksadekanoat metil ester 3,71
Keterangan: *) Konsentrasi relatif terhadap 15 senyawa terdeteksi.

Kesimpulan Laboratorium Forensik Bareskrim POLRI


tempat menganalisis GC-MS.
Maserasi berbagai bagian pohon jabon
dengan pelarut etanol 95% menghasilkan
Daftar Pustaka
kadar ekstrak tertinggi pada daun
(16,5%), diikuti kulit (4,62%), dan kayu Ahkam, S. 2006. Ramuan Herbal untuk
(2,04 %). Ekstrak etanol daun jabon Diabetes Melitus. Jakarta (ID):
memiliki aktivitas penghambatan enzim Penebar Swadaya.
-glukosidase tertinggi dan tergolong
sangat aktif (nilai IC50 7,24 µg ml-1), Ahmed F, Rahman S, Ahmed N, Hossain
sedangkan ekstrak etanol kulit dan kayu M, Biswas A, Sarkar S, Banna H,
jabon tergolong tidak aktif sebagai Khatun A, Chowdury MH,
antidiabetes. Hasil analisis fitokimia Rahmatullah M. 2011. Evaluation of
ekstrak etanol daun jabon terdeteksi Neolamarckia cadamba (Roxb)
mengandung kelompok senyawa Bosser leaf extract on glucose
flavonoid, hidroquinon, saponin, tannin, tolerance in glucose induced
alkaloid, triterpenoid dan steroid yang hyperglycemic mice. Afr J Tradit
berpotensi sebagai antidiabetes. Complement Altern Med. 8(1):79-81.
Berdasarkan analisis GCMS, ekstrak Alekhya V, Deepan T, Sahoo S,
etanol daun jabon terdeteksi mengandung Dhanaraju MD. 2013. Preliminary
senyawa fenolik asam quinat dan katekol screening and evaluation of in vitro
serta asam lemak heksadekanoat yang antioxidant activity of Anthocephalus
diduga berperan dalam aktivitas cadamba by using solvent extracts.
penghambatan enzim -glukosidase. Europ. J. Biol. Sci. 5(1):34-37.

Ucapan Terima Kasih Ambujakshi HR, Antony ST, Kanchana


Y, Patel R, Thakkar H, Shyamnanda.
Penulis menyampaikan terima kasih 2009. Analgesic activity of
kepada Kementerian Lingkungan Hidup Anthocephalus cadamba leaf extract. J.
dan Kehutanan yang telah mendanai Pharmacy Res. 2:1279-1280.
penelitian ini, Laboratorium Kimia Hasil
Hutan IPB tempat ekstraksi, Pusat Anurakkun NJ, Bhandari MR, Kawabata
Penelitian Kimia LIPI Puspitek Serpong J. 2007. -Glucosidase inhibitors
tempat menguji aktivitas antidiabetes, from devil tree (Alstonia scholaris).
Laboratorium Kimia Analitik FMIPA Food Chemistry 103:1319-1323.
IPB tempat menganalisis fitokimia dan

120 J. Ilmu Teknol. Kayu Tropis Vol.13 No.2 Juli 2015


Bachhav RS, Buchake VV, Aher SS, [Depkes] Departemen Kesehatan RI.
Rode RR, Saudagar RB. 2009. 1995. Farmakope Indonesia Ed ke-4.
Analgesic and anti-inflammatory Jakarta (ID): Depkes RI.
activities of Anthocephalus cadamba Dewi RT, Iskandar Y, Hanafi M,
Roxb leaves in wistar rats. Adv. In Kardono LBS, Angelina M, Dewijanti
Pharmacol and Toxicol. 10:123-130. DI, Banjarnahor SDS. 2007.
Bussa SK, Pinnapareddy J. 2010. Inhibitory effect of koji Aspergillus
Antidiabetic activity of stem bark of terreus on a-glucosidase activity and
Neolamarckia cadamba in alloxan postprandial hyperglycemia. Pak. J.
induced diabetic rats. IJPT 2(2): 314- Biol. Sci 10(18):3131–3135.
324. Dewi RT, Tachibana S, Darmawan A.
Chandel M, Kaur S, Kumar S. 2011. 2014. Effect on -glucosidase
Studies on the genoprotective/ inhibition and antioxidant activities of
antioxidant potential of methanol butyrolactone derivatives from
extract of Anthocephalus cadamba Aspergillus terreus MC751. Med
(Roxb) Miq. J. Med. Plants. Res. Chem Res. 23(1):454-460.
5(19):4764-4770.
Dubey A, Nayak S. Goupale DC. 2011.
Chandel M, Sharma U, Kumar N, Singh Anthocephalus cadamba: a review.
B, Kaur S. 2012. Antioxidant activity PHCOG J 2(11):71-76.
and identification of bioactive
Fengel D, Wegener G. 1995. Kayu:
compounds from leaves of
Kimia, Ultrastruktur, Reaksi-reaksi. .
Anthocephalus cadamba by ultra-
Yogyakarta (ID): Gadjah Mada
performance liquid chromatography/
University Pr.
electrospray ionization quadropole
time of flight mass spectrometry. Ganjewala D, Tomar N, Gupta AK. 2013.
APJTM :977-985. Phytochemical composition and
antioxidant properties of methanol
Chandrashekar KS, Borthakur A,
extracts of leaves and fruits of
Prasanna KS. 2010. Anti-
Neolamarckia cadamba (Roxb).
inflammatory effect of the methanol
TBAP 3(4):232-240.
extract from Anthocephalus cadamba
stem bark in animal models. Int .J. Gao H. 2007. Chemical analysis of
Plant Biol. 1:30-32. extract from port-orford cedar [thesis].
Lousiana State: The School of
Darmawan A, Hanafi M, Abbas J, Dewi
Renewable Natural Resources.
RT, Ernawati T, Sugiwati S, Fajriah S,
Megawati, Meiliawati L, Taufik R. Gupta A, Anand M, Yadav S, Gautam J.
2010. Isolasi, Karakterisasi Dan 2013. Phytochemical studies and
Elusidasi Senyawa Bioaktif antioxidant activity of different leaves
Antidiabetes Dari Daun Cocor Bebek extracts of A. cadamba. JFSET
(Kalanchoe pinnata (Lam) Pers.). 1(1):21-25.
Serpong: Pusat Penelitian Kimia Gurjar H, Jain SK, Irchhaiya R,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Nandanwar R, Sahu VK, Saraf H.
Indonesia. 2010. Hypoglycemic effects of
methanolic extract of Anthocephalus
cadamba bark in alloxan induced

Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Jabon (Anthocephalus cadamba) 121


Laela N Anisah, Wasrin Syafii, Rita K Sari, Gustan Pari
diabetic rats (Rox B) Miq. IJPSR (US): Springer Science+Bussiness
1(3):79-83. Media LCC. Pp: 55
Gurjar H, Jain SK, Nandanwar R, Sahu Kim YM, Wang MH, Rhee HI. 2004. A
VK. 2010. Phytochemical screening novel α-glucosidase inhibitor from
on the stem bark of Anthocephalus pine bark. Carbohydrat Res. 339:715-
cadamba (Rox B) Miq. IJPSR 717.
1(7):108-115. Kristanti AN, Aminah NS, Tanjung M,
Harborne JB. 19967. Metode Fitokimia: Kurniadi B. 2008. Buku Ajar
Penuntun Cara Modern Menganalisis Fitokimia. Surabaya (ID): Airlangga
Tumbuhan. Padmawinata K, Soediro I, University Press.
penerjemah; Niksolihin S, penyunting. Kumar M, Rawat P, Rahuja N, Srivastava
Terjemahan dari: Phytochemical
AK, Maurya R. 2009.
methods. Bandung (ID): ITB Pr. Antihyperglycemic activity of
Houghton PJ, Raman A. 1998. phenilpropanoyl esters of cathecol
Laboratory Handbook for the glycoside and its dimers from
Fractionation of Natural Extracts. Dodecadenia grandiflora.
London: Chapman & Hall. Phytochemistry 70: 1448-1455
[IDF] International Diabetes Federation. Kumar V, Mahdi F, Chander R, Singh R,
2014. About Diabetes. Mahdi AA, Khanna KA, Bhatt S,
http://idf.org/ABOUT-DIABETES Kuswaha RS, Jawad K, Saxena JK,
Singh RK. 2010. Hypolipidemic and
[IDF] International Diabetes Federation.
antioxidant activity of Anthocephalus
2013. IDF Diabetes Atlas 6th ed.
indicus (kadam) root extract. IJBB
Brussels (BE): IDF Publishing.
47:104-109.
Ichsan SA. 2011. Aktivitas ekstrak kulit
Kumar, S., Narwal S., Kumar V., Prakash
kayu suren (Toona sinensis Merr)
sebagai antioksidan dan antidiabetes O. 2011. -glucosidase inhibitors
secara in vitro [skripsi]. Bogor (ID): from plants: A Natural approach to
Institut Pertanian Bogor. treat diabetes. Pharmacogn Rev. 5
(9):19-29.
Iwai K, Kim MY, Onodera A, Matsue H.
Kumar S, Saini M, Kumar V, Prakash O,
2006. -glucosidase inhibitory and
Arya R, Rana M, Kumar D. 2012.
antihyperglicemic effects of
Traditional medicinal plants curing
polyphenols in the fruit of Viburnum
diabetes: a promise for today and
dilatatum Tunb. J. Agric. Food Chem
tomorrow. Asian JTM 7(4):178-188.
54: 4588-4592.
Lestari SB, Pari G. 1990. Analisis kimia
Jo SH, Ka EH, Lee HS, Jang HD, Kwon
beberapa jenis kayu Indonesia. J
YI. 2009. Comparison of antioxidant
Penel. Hasil Hutan 7: 96-100.
potential and rat intestinal α-
glucosidase inhibitory activities of Li YQ, Zhou FC, Gao F, Bian JS, Shan F.
quercetin, rutin, and isoquercetin. 2009. Comparative evaluation of
IJARNP 2:52-60. quercetin, isoquercetin, and rutin as
inhibitor of α-glucosidase. J Agri.
Khare CP. 2007. Indian medicinal plants
Food Chem. 57:11463-11468.
an illustrated dictionary. New York

122 J. Ilmu Teknol. Kayu Tropis Vol.13 No.2 Juli 2015


Mahanani PIS. 2012. Uji aktivitas southeast asia and the western pacific.
antidiabetes dengan metode Japan (JP): Kaiseisha Pr.
penghambatan enzim alfa- Ong KW, Hsu A, Song L, Huang D, Tan
glukosidase dan penapisan fitokimia BKH. 2011. Polyphenols rich
dari fraksi teraktif kulit batang buni Vernonia amygdalina shows
(Antidesma bunius L.) [skripsi]. antidiabetic effects in streptozotocin
Depok: Universitas Indonesia. induced diabetic rats. J.
Marles RJ, Farnsworth NR. 1995. Ethnopharmacol. 133: 598-607.
Antidiabetic plants and their active Pasaribu GT. 2009. Zat ekstraktif kayu
constituents. Phytomedicine 2(2): raru dan pengaruhnya terhadap
137-189. penurun kadar gula darah secara in
Martawijaya A, Kartasujana I, Mandang vitro [tesis]. Bogor: Institut Pertanian
YI, Prawira SA, Kadir K. 1989. Atlas Bogor.
kayu Indonesia jilid II. Bogor: Badan Pasaribu F, Sitorus P, Bahri S. 2012. Uji
Penelitian dan Pengembangan. ekstrak etanol kulit buah manggis
Departemen Kehutanan. (Garcinic mangostana L.) terhadap
Mansur I. 2013. Prospek pengembangan penurunan kadar glukosa darah. J
jabon untuk mendukung Pharma. Pharmacol. 1(1):1-8.
pembangunan hutan tanaman. Patel MB, Mishra B. 2011.
Seminar dan Pameran Hasil-hasil Hypoglycemic activity of alkaloidal
Penelitian Tema ‘Prospek fraction of Tinospora cordifolia.
Pengembangan Hutan Tanaman Phytomedicine 18:1045-1052.
(Rakyat), Konservasi dan Rehabilitasi
Hutan. BPK Manado 23 Oktober 2013. Ragavan B, Krishnakumari S. 2006.
Antidiabetic effect of T. arjuna bark
Meng P, Zhou X. 2012. a-Glucosidase extract in alloxan induced diabetic
inhibitory effect of a bioactivity rats. IJCB 21(2):123-128.
guided fraction GIB-638 from
Streptomyces fradiae PWH638. Med Rajesh T, Roy AK, Erumalla VNR, Goli
Chem Res 21:4422–4429. D, Basha SJ. 2014. Development and
evaluation of antimicrobial ointment
Mondal S, Dash GK, Acharyya S. 2009. formulation containing extracts of
Analgesic, anti-inflammatory and Ocimum sanctum, Anthocephalus
antipyretic studies of Neolamarckia cadamba, Allium sativum and
cadamba barks. J. Pharmacy Res Origanum vulgare. WJPR 3(5): 398-
2:1133-1136. 422.
Natarajan V, Dhas ASAG. 2013. Effect Sari RK, Syafii W, Achmadi SS, Hanafi
of active fraction isolated from the leaf M. 2011. Aktivitas antioksidan dan
extract of Dregea volubilis (Linn) toksisitas ekstrak etanol Surian (Toona
Benth on plasma glucose sinensis). JITHH 4(2): 46-52.
concentration and lipid profile in
streptozotocin induced diabetic rats. Sari RK, Armilasari D, Nawawi DS,
SpringerPlus (2):1-6. Darmawan W, Mariya S. 2014.
Aktivitas antiproliferasi ekstrak jabon
Ogata K, Fujii T, Abe H, Baas P. 2008. putih (Anthocephalus cadamba Miq)
Identification of the timbers of terhadap sel kanker payudara dan

Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Jabon (Anthocephalus cadamba) 123


Laela N Anisah, Wasrin Syafii, Rita K Sari, Gustan Pari
serviks. J Ilmu Teknol Kayu Tropis mindi (Melia azedarach Linn) dengan
12(1):91-100. metode brine shrimp lethality test. J
Ilmu Teknol Kayu Tropis 12(1):48-55.
Soerianegara I, Lemmens RHMJ (Eds.).
1994. Plant resources of south-east Tadera K, Minami Y, akamatsu K,
asia No 5 (1): Timber trees: Major Matsuoka. 2006. Inhibitor of α-
commercial timbers. Wageningen, glucosidase and α-amylase by
Netherlands: Pudoc-DLO. flavonoids. J Nutr. Sci. Vitaminol.
52:149-153.
Soumyanath A. 2006. Traditional
medicines for modern times Thompson A, Cooper J, Ingram I. 2006.
antidiabetic plants. New York (US): Distribution of terpenes in heartwood
CRC Pr. Pp: 56 and sapwood of loblolly pine. Forest
Prod J 56(7/8):46-48.
Sjostrom E.1998. Kimia Kayu, Dasar-
dasar dan Penggunaan. Yadao N, Priya CL, Rao KVB. 2015.
Sastrohamidjojo H, penerjemah; Carbohydrate hydrolyzing enzyme
Prawirohatmodjo S, editor. inhibitor property, antioxidant and
Yogyakarta: Gajahmada Univ. Press. phytochemical analysis of Cassia
Terjemahan dari: Wood Chemistry, auriculata, Delonix regia and Vinca
Fundamentals and Applications. rosea Linn: an in vitro study. JAPS
5(05): 018-027.
Syafii W. 2008. Peningkatan efisiensi
pemanfaatan hasil hutan melalui [WHO]. World Health Organization.
penerapan konsep “the whole tree 2006 Definition and diagnosis of
utilization” di dalam: Pemikiran Guru diabetes mellitus and intermediate
Besar Institut Pertanian Bogor: hiperglicaemia. Report of WHO/IDF
perspektif ilmu-ilmu pertanian dalam Consultation 2006. Roma: WHO.
pembangunan nasional. Bogor:
Penebar Swadaya-IPB Pr. Hlm 187-
191. Riwayat naskah:

Syafii W, Sari RK, Maemunah S. 2014. Naskah masuk (received): 5 Januari 2015
Uji bioaktivitas zat ekstraktif pohon Diterima (accepted): 7 Maret 2015

124 J. Ilmu Teknol. Kayu Tropis Vol.13 No.2 Juli 2015

You might also like