Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Mahlika Indri Mikayana
NIM. 1022020006
Diajukan Oleh :
Mahlika Indri Mikayana
NIM. 1022020006
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN BIDANG APOTEK
ARROHMAH JEMBER
PERIODE 2023/2024
Disusun Oleh :
Mahlika Indri Mikayana
NIM. 1022020006
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama Mahasiswa : Malika Indri Mikayana
No. Induk Mahasiswa : 1022020006
Adalah mahasiswa Program Studi D-III Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Harapan Bangsa Jember yang melakukan Praktek Kerja Lapangan
di Apotek Arrohmah Jember.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang
telah di limpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Praktek
Kerja Lapangan di Apotek Arrohmah 1 Jember.
Dengan diadaknnya Praktek Kerja Lapangan yang kami laksanakan ini
banyak hal yang telah kami dapatkan untuk menambah pengetahuan dan
memberikan pengalaman tentang peranan Tenaga Teknis Kefarmasian di Instalasi
Farmasi dan sebagai perbandingan antara pengetahuan secara teori yang di dapat
di kampus dengan praktek yang kami dapatkan di Praktek Kerja Lapangan ini.
Dalam proses penyelesaian laporan ini penulis telah banyak mendapat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih yang setulu-tulusnya kepada:
1. Ibu apt. Ayu Angger, M. Farm. Selaku pembimbing yang telah
membimbing, memberikan petunjuk dan saran sampai selesainya laporan
ini.
2. Pimpinan Apotek Arrohmah Jember yang telah memberikan tempat
pelaksanaan PKL.
3. Ibu apt. Khusul Khotimah,M. Farm. Selaku Ketua Program Studi D-III
Farmasi.
4. Ibu apt. Anni Maftuhah, S. Farm selaku Apoteker di Apotek Pasirian
Lumajang yang membantu dan membimbing kami dalam Praktek Kerja
Lapangan
Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaatn bagi kita semua,
terutama untuk mahasiswa/mahasiswi yang akan melaksanakan PKL di
Apotek Arrohmah Jember pada masa yang akan datang dan agar dijadikan
bekal ilmu langsung terjun ke dunia kerja pada bidang Farmasi terutama di
Instalasi Farmasi.
Jember, 21 Februari 2023
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari Praktik Kerja Lapangan oleh mahasiswa STIKes
Harapan Bangsa Jember di Apotek Arrohmah Jember, yaitu:
1. Menghasilkan Tenaga Teknis Kefarmasian yang bertanggung jawab
terhadap UU yang berlaku dan peraturan sesuai standar kefarmasian
yang ditentukan.
2. Menghasilkan Tenaga Teknis Kefarmasian yang berkompeten dan
berpengalaman.
3. Menghasilkan Tenaga Teknis Kefarmasian yang berkompetensi di
dunia kerja
1.3 Manfaat
Adanya Praktek Kerja Lapangan di Apotek Arrohmah Jember ini diharapkan
dapat mencapai beberapa manfaat, yaitu:
1. Dapat meningkatkan wawasan keilmuan mahasiswa tentang situasi dalam
dunia kerja
2. Dapat menjalin kerjasama antara fakultas dengan instalasi farmasi serta
menjadi tolak ukur pencapaian kinerja fakultas khususnya untuk
mengevaluasi hasil pembelajaran.
3. Menjadikan tenaga kesehatan yang profesional dan ikut berperan serta
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat terutama di instalasi
farmasi.
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah
Apotek Apotek Arrohmah Jember didirikan pada tanggal 10 Maret 2012 di
Lumajang berdasarkan Akta Nomor 17 Notaris Linda Kenari, SH., MH tertanggal
06 Mei 2011 dan Surat Izin Apotek Nomor.503715/SA/II 12 Diskes Apotek
Sumber Sehat yang merupakan sarana untuk penyaluran sediaan farmasi,
perbekalan kesehatan dan alat kesehatan secara langsung kepada masyarakat.
Awal beroperasi, apotek Sumber Sehat memiliki seorang Apoteker
Pengelola Apotek (APA) yaitu Ibu Apt, Tri Musyarofah, S.Farm. Jumah Tenaga
Teknis Kefarmasian yang ada pada saat itu sebanyak empat orang, satu Apoteker,
asisten apoteker, karyawan dan satu orang kasir. Namun pada saat ini tahun 2023
Apotek Sumber Sehat memiliki tenaga teknis kefarmasian Sebanyak 6 orang.
Pemilik
Sarana Apotek
Apoteker
Penanggung Jawab
Asisten
Karyawan Kasir
Apoteker
3.1 Perencanaan
Pengadaan pembekalan farmasi dilakukan untuk menjamin tersedianya
perbekalan farmasi di apotek. Pengadaan perbekalan farmasi di Apotek
Arrohmah Jember dilakukan secara selektif menggunakan sistem Droping
Center yang bersumber dari pareto, BPBA (Bon Permintaan Barang Apotek,
dan disegerakan/Cito. Sistem pareto, yaitu sistem yang memprioritaskan
penyediaan barang-barang yang laku atau berdasarkan kebutuhan dan
seringnya barang tersebut dicari orang. Hal ini bertujuan untuk menghindari
terjadinya menumpukan barang yang berlebih. Keuntungan lain dari sistem
pareto adalah perputaran modal menjadi cepat, menghindari kerusakan barang,
dan memperkecil kemungkinan barang hilang. Selain berdasarkan analisis
pareto. Obat, alat kesehatan dan barang-barang HV (Handverkoop) yang tingal
sedikit atau sudah habis dicatat di buku defekta yang tinggal sedikit atau sudah
habis dicatat pada buku defekta dan statusnya tertulis pada data shaf
komputer, kemudian pemesanan dan pembelian barang didasarkan pada data
shaf. Jumlah yang akan dipesan didasarkan pada perkiraan kebutuhan
sebelumnya. Barang-barang yang akan dipesan serta jumlahnya selanjutnya
dibuat sebagai Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA).
3.2 Pengadaan
Untuk menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian maka pengadaan
Sediaan Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. (PerMenKes, 2016). Pengadaan Obat Narkotika dan
Obat Psikotropika pada Apotek Arrohmah Jember yaitu apoteker mengecek
jenis dan jumlah obat yang ingin dipesan disesuaikan dengan kebutuhan, lalu
dibuat SP khusus narkotika ditandatangani oleh apoteker dan diberi stampel
apotek, pemesanan obat dilakukan pada PBF yang resmi (Kimia Farma), pada
saat barang datang maka apoteker melakukan pengecekan ulang jumlah obat
yang dipesan, kondisi kemasan, ED obat, no batch dan fakturnya.
Sedangkan Pengadaan Obat Bebas pada Apotek Arrohmah Jember yaitu
masing-masing penanggug jawab mengecek jenis dan jumlah obat yang ingin
dipesan, obat yang dipesan harus dari persetujuan apoteker, surat pesanan diisi
berdasarkan jenis dan jumlah obat yang ingin dipesan, kemudian
ditandatangani dan di stampel oleh pihak apotek, pemesanan obat dilakukan
pada PBF yang resmi, pada saat barang datang maka dilakukan pengecekan
ulang jumlah obat yang dipesan, kondisi kemasan, ED obat, no batch dan
fakturnya oleh penanggung jawab.
Metode pengadaan ini juga sama dengan metode perencanaan sebelumnya
yaitu metode konsumsi (merencanakan berdasarkan pada jumlah obat yang
banyak dibeli pada masa sebelumnya), epidemiologi (merencanakan
bedasarkan pada penyebaran penyakit yang ada di sekitar apotek), kombinasi
(gabungan antara metode konsumsi dan epidemiologi), just in time
(perencanaan berdasarkan stock yang akan habis).
3.3 Penerimaan dan Pemeriksaan Barang
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua
dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan dengan baik.
(KEMENKES RI, 2019) dan (PerMenKes, 2016).
Penerimaan Obat Narkotika dan Obat Psikotropika pada Apotek Arrohmah
Jember yaitu apoteker melakukan pengecekan terhadap obat narkotika dan
psikotropika yang sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2015 tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan
pelaporan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi meliputi : nama,
bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi;
jumlah persediaan; tanggal, nomor dokumen, dan sumber penerimaan; jumlah
yang diterima; tanggal, nomor dokumen, dan sumber penerimaan, jumlah
yang disalurkan/diserahkan; nomor batch dan kadaluarsa setiap penerimaan
atau penyaluran/penyerahan; dan paraf atau identitas petugas yang ditunjuk,
Expire date, harga serta kemasan sekunder. Jika sudah sesuai, apoteker
melakukan penandatanganan di faktur dan pembayaran uang ke sales.
umumnya untuk obat narkotika dilakukan pembayaran secara langsung dan
obat psikotropika bisa dilakukan secara kredit. Apoteker memasukkan data
jumlah obat yang masuk di kartu stok dan di entry komputer yang memuat
sumber PBF, nama obat, jumlah obat yang masuk serta nomor batch.
3.4 Penyimpanan
Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan
sebelum dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat menjamin
kualitas dan keamanan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai
dengan persyaratan kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud
meliputi persyaratan stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban,
ventilasi, dan penggolongan jenis sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan.
(KEMENKES RI, 2019)
Penataan dan Penyimpanan di Apotek Arrohmah Jember harus memiliki
beberapa kaidah yang harus dimiliki yaitu obat/bahan obat harus disimpan
dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi
dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan
harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang-
kurangnya memuat nama Obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa. Semua
obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin
keamanan dan stabilitasnya.
Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi. Sistem penyimpanan dilakukan
dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi Obat serta disusun
secara alfabetis.
Penyimpanan Obat Narkotika dan Psikotropika berbeda dengan obat
lainnya, setelah apoteker penanggung jawab menerima obat narkotika dan
psikotropika kemudian dilakukan pengimputan data obat yang masuk di
komputer dan kartu stock, lalu masukkan obat ke dalam lemari khusus dan
tempatkan wadah kotak yang telah diberi nama dari masing-masing obat
tersebut. Adapun syarat lemari yang digunakan untuk penyimpanan obat
narkotika dan psikotropika antara lain; terbuat dari bahan yang kuat; tidak
mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang berbeda; harus
diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang, diletakkan di tempat yang
aman dan tidak terlihat oleh umum, kunci lemari khusus dikuasai oleh
apoteker penanggung jawab/apoteker yang ditunjuk dan pegawai lain yang
dikuasakan.
Metode Penataan dan Penyimpaan pada Apotek Arrohmah 1 Jember
menggunakan Teknik kombinasi antara penataan sesuai jenis, Alfabetis, efek
farmakoterapi, dan FEFO (First Expired First Out). Hal ini dilakukan agar
tenaga kefarmasian lebih dimudahkan dalam pengambilan obat serta efesien,
dimana hal tersebut akan membuat waktu tunggu pasien menjadi lebih
singkat.
3.5 Pelayanan Obat
Pelayanan obat di apotek pasirian meliputi pengkajian dan pelayanan
resep, dispensing, PIO dan konseling obat hanya dapat diberikan setelah
mendapat pesanan dari dokter dan apoteker menganalisa secara kefarmasian
(DEPKES RI, 2016). Alur pengkajian dan pelayanan resep di apotek pasirian
yaitu pertama menskrining resep yang baru saja diterima secara administratif,
farmasetis, dan klinis, kemudian menginput data obat yang didapat pasien
sekaligus memeriksa ketersediaan stok obat beserta total harga obat di
komputer. Langkah selanjutnya yaitu meminta konfirmasi dari pasien terkait
kebenaran sata yang terdapat di resep, kemudian mencatat jam diterimanya
resep (respon time) pada kertas resep tersebut.
Kegiatan dispensing obat dilanjutkan dengan obat disiapkan sesuai
permintaan pada resep. Resep dikerjakan di atas meja peracikan dengan
mengambil obat di rak obat yang telah tersusun secara alfabetis sesuai jumlah
yang tertera pada resep. Jika obat telah disimpan kemudian dimasukkan
kedalam plastik klip yang selanjutnya adalah menulis etiket yang memuat
informasi berupa nama pasien, tanggal, beserta aturan pakai kemudian di
masukkan kedalam plastik sesuai jenis obatnya dan jangan lupa cek kembali
kebenaran obat pada apoteker.
Obat kemudian diserahkan kepada pasien dengan memanggil nama yang
tertera pada resep disertai pemberian informasi secara lengkap mengenai obat,
cara penggunaan, efek samping yang mungkin timbul, dan beberapa ketentuan
khusu dari obat tertentu misal penggunaan obat antibiotik yang harus diminum
sampai habis kemudian dicatat jam penyerahan obat kepada pasien. Resep asli
kemudian disimpan sebagai arsip dan dicatat jumlah perolehan resep setiap
harinya dari masing-masing sift. Kegiatan dispensing di apotek pasirian telah
sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di instalasi farmasi pada
Permenkes NO. 73 tahun 2016.
3.6 Konsultasi, Informasi, Edukasi
Kegiatan farmasi klinis lainnya di apotek pasirian yaitu KIE merupakan
penyampaian informasi antara apoteker dengan pasien atau keluarga pasien
yang dilakukan secara sistematik untuk memberikan kesempatan kepada
pasien atau keluarga pasien untuk membantu meningkatkan pengetahuan,
pemahaman sehingga pasien atau keluarga pasien memperoleh keyakinan
akan kemampuan dalam menggunakan obat yang benar. Tujuan dari KIE
sendiri adalah agar farmasis menjelaskan dan menguraikan (Eksplain Ana
Describe) penggunaan obat yang benar dan baik bagi pasien sehingga tujuan
terapi pengobatan dapat tercapai dan pasien merasa aman dengan obat yang
dikonsumsi. Kegiatan ini menggunakan form yang telah disediakan
sebagaimana terlampir. Kegiatan ini berupa mencatat obat-obat yang diterima
pasien dan melakukan konseling serta menulis form KIE sesuai pertanyaan
dan jawaban yang diberikan oleh pasien yang kemudian form tersebut di
tandatangani oleh pasien sebagai bukti kebernaran dan validitas data tersebut.
Setelah obat diserahkan maka kita jelaskan cara pemakaian obat, jenis obat,
kegunaan obat kepada pasien seperti peminuman antibiotik yaitu harus
dihabiskan meskipun tidak sakit, lalu cara pemakaian obat salep dengan
mengoleskan salep pada kulit tersebut pada area yang sakit, gatal, dll. setelah
pasien atau keluarga pasien mengerti maka di anggap KIE diterima.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan di Apotek Sumber Sehat yang telah dilakukan,
didaptkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Arrohmah
Jember memberikan manfaat bagi mahasiswa calon Tenaga Teknis
Kefarmasian karena dapat mengetahui peran seorang TTK sesuai
permenkes yaitu pada bagian pengelolaan dan pelayanan. Pada
bagiian penelolaan seorang TTK bertanggung jawab terhadap
fungsi membantu pengawasan dan pengendalian terhadap segala
hal yang ada di apotek
2. Pada kegiatan PKL dapat mengetahui beberapa permasalahan yang
terjadidi instalasi farmasi beserta penyelesaiannya, oleh karena itu
dibutuhkan komunikasi efektif antar sejawat dan pasien
3. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat adalah
kewajiban bagi tenaga kesehatan
4.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah:
1. Bagi mahasiswa sebaiknya mempersiapkan pengetahuan mengenai
instlasi farmasi baik dari sisi managerial seperti perancanaan obat
hingga pemusnahan obat, serta hal yang berkaitan dengan
pelayanan klinis seperti farmakologi obat, nama generik obat,
generik bermerek, dan undang-undang kefarmasian yang terkaitan.
Mempersiapkan tentang perhitungan resep, cara membuat puyer
dan kapsul.
2. Menjalin kerja sama antar teman sangat diperlukan, seperti
memegang kendali sendiri-sendiri sesuai kesepakatan bersama
dengan itu dalam menyiapkan resep obat pasien dapat ditempuh
dalam 3 menit.
DAFTAR PUSTAKA