You are on page 1of 33

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN ASUHAN KEBIDANAN

KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL PADA IBU


NY. S G2P2A0 DENGAN PENDARAHAN UTERUS ABNORMAL
DI RSU MUHAMMADIYAH METRO

Disusun Sebagai Laporan Individu Untuk Memenuhi Syarat Kompetensi


Praktik Klinik Kegawatdaruratan

Oleh:

ARTHA UTAMI PUTRI


2115471035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG
KARANG PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
METRO
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi Kasus Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Pada Ny. S G2P2A0


Usia 43 tahun Dengan Pendarahan Uterus Abnormal Di RSU Muhammadiyah
Metro Dalam Kegiatan Praktik Klinik Kegawatdaruratan Tahun 2023.

Penulis

ARTHA UTAMI PUTRI


NIM. 2115471035

LAPORAN INI TELAH DIPERIKSA OLEH PEMBIMBING LAHAN DAN


PEMBIMBING INSTITUSI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
METRO

Telah diperiksa dan disahkan:

Mengetahui
Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan Pembimbing lahan

Firda Fibrila.S. SiT., M. Pd Juanita Versiana, Amd.Keb Nur Alief M.S.ST,M.Kes


NIP.197622122005012004 NBM. 1143970 NBM. 1151417

Mengetahui

Ketua Program DIII Kebidanan Metro

Islamiyati, AK, MKM


NIP:197204031993022001

ii
KATA

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan praktek klinik kebidanan
kegawatdaruratan di Puskesmas Poned Sriwijaya Mataram Lampung Tengah.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah kegawatdaruratan maternal neonatal, serta menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan mahasiswa mengenai Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan
Maternal Neonatal pada Ibu dengan Pendarahan Uterus Abnormal di RSU
Muhammadiyah Metro Melalui kesempatan yang sangat berharga ini penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu penyelesaian laporan ini, terutama kepada yang terhormat:

1. Islamiyati, AK., MKM selaku Ketua Program Studi D-III Kebidanan


Metro
2. Firda Fibrila, S. SiT., M. Pd selaku pembimbing institusi Pendidikan D-
III Prodi Kebidanan Metro Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
3. Juanita Versiana, Amd.Kep selaku pembimbing lahan 1 di RSU
Muhammadiyah Metro.
4. Nur Alief M.S.ST.,M.Kes selaku pembimbing lahan 2 di RSU
Muhammadiyah Metro.
Dan kedua orang tua saya yang selalu memberi semangat kepada saya dan
teman-teman saya yang selalu mendukung saya serta semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini, yang telah memberikan
bantuan moral dan materi dalam proses penyelesaian laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis merasa masih terdapat kekurangan
baik dalampenulisan maupun materi yang disampaikan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini. Akhir katasemoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Metro, 18 Mei 2023

Penulis
iii
DAFTAR

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................1
B. Tujuan..........................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................4
A. Pendarahan Uterus Abnormal......................................................4
1. Definisi Pendarahan Uterus Abnormal.................................4
2. Etiologi.................................................................................4
3. Patofisiologi..........................................................................5
4. Klasifikasi.............................................................................6
5. Tanda dan Gejala..................................................................7
6. Manifestasi Klinis.................................................................7
7. Faktor Yang Resiko..............................................................8
8. Pemeriksaan Penunjang........................................................8
9. Pencegahan...........................................................................9
10. Penatalaksanaan....................................................................9
BAB III ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN
MATERNAL NEONATAL PADA IBU DENGAN
PENDARAHAN UTERUS ABNORMAL.............................11
A. Data Subjektif............................................................................11
B. Data Objektif.............................................................................14
C. Assesment..................................................................................17
D. Planning.....................................................................................17
BAB IV PENUTUP.................................................................................27
A. Kesimpulan................................................................................27
B. Saran..........................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA
iv
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perdarahan uterus abnormal merupakan perdarahan dari uterus yang


disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak
berdarah (Manuaba, 2010). Dewasa ini perdarahan uterus abnormal menjadi
masalah yang semakin menarik, sehubungan dengan makin meningkatnya usia
harapan hidup wanita yang mana di Indonesia, rata-rata usia harapan hidup kaum
wanita tercatat hingga 72,7 tahun pada 2013 dan angka ini melonjak tajam jika
dibandingkan dengan data di tahun 1990, dimana rata- rata wanita hidup hingga
66,8 tahun. Dari 188 negara yang diamati dalam studi ini, Indonesia menempati
urutan ke-120 untuk harapan hidup tertinggi pada kaum wanita (Renni Y.
Adistiani, 2014). Kasus perdarahan uterus abnormal ini merupakan 10% dari
kunjungan poliklinik ginekologi dan 20% terjadi pada kelompok usia remaja, 50%
usia 40-50 tahun serta 30% pada usia reproduksi.

Efek samping penggunaan kontrasepsi juga merupakan salah satu penyebab


terjadinya perdarahan uterus abnormal seperti pada pengguna pil kombinasi
(PKK), suntikan depo medroksi progesteron asetat (DMPA), dan alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR). Di Indonesia kontrasepsi hormonal jenis KB suntik
semakin banyak diminati masyarakat dan diperkirakan setengah juta pasangan
memakai kontrasepsi suntik untuk mencegah kehamilan. Salah satu jenis
kontrasepsi suntik yang banyak dipakai oleh akseptor KB adalah suntik DMPA
yaitu 6-alfa medroksi progesteron yang di gunakan untuk tujuan kontrasepsi
parenteral, mempunyai efek progesteron yang kuat dan sangat efektif serta
menghindarkan akseptor dari efek samping akibat estrogen. (Sulistiyawati, 2011).
2

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan


kegawatdaruratan dengan Pendarahan Uterus Abnormal.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian dengan masalah


kegawatdaruratan pada Ny. S dengan Pendarahan Uterus Abnormal.

b. Mahasiswa dapat menganalisis data dengan kegawatdaruratan pada


Ny. S dengan Pendarahan Uterus Abnormal.

c. Mahasiswa dapat membuat rencana tindakan asuhan kebidanan


kegawatdaruratan pada Ny. S dengan Pendarahan Uterus Abnormal.

d. Mahasiswa dapat memberikan tindakan asuhan kebidanan


kegawatdaruratan pada Ny. S dengan Pendarahan Uterus Abnormal.

e. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi tindakan asuhan kebidanan


kegawatdaruratan yaitu dengan catatan perkembangan (S, O, A, P)
kehamilan pada Ny. S dengan Pendarahan Uterus Abnormal.

3. Manfaat

a. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu serta mengamalkan


apa yang telah diperoleh penulis selama mengikuti perkuliahan di
Politekknik Kesehatan Tanjung Karang Prodi Kebidanan Metro.

b. Bagi Lahan Praktek

Sebagai pedoman sekaligus masukan untuk lebih


meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan pada ibu dengan
Pendarahan Uterus Abnormal.
3

4. Ruang lingkup

a. Subjek : Ny. S usia 43 tahun di RSU Muhammadiyah Metro

b. Objektif : Pendarahan Uterus Abnormal.

c. Pelaksanaan Asuhan : Dilaksanakan pada pukul 09.50 WIB


di RSU Muhammadiyah Metro
4

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pendarahan Uterus Abnormal


1. Definisi Pendarahan Uterus Abnormal
Perdarahan Uterus Abnormal (PUA) adalah semua jenis perdarahan dari
rongga uterus (genetalia internal) berupa kelainan haid dalam bentuk
gangguan siklus, durasi haid, jumlah, dan viaribilitasnya yang disebabkan
oleh gangguan hormonal atau kelainan organik genetalia dimana diperlukan
penanganan segera untuk mencegah kehilangan banyak darah (Akbar dkk.,
2020, hal. 35). Pendarahan Uterus Abnormal (PUA) adalah istilah yang
digunakan saat ini untuk mengambarkan kondisi perubahan pola menstruasi
akibat peningkatan volume, durasi, atau frekuensi perdarahan yang terjadi
pada wanita yang sedang tidak hamil. Istilah seperti perdarahan uterus
disfungsional atau menorahagia sudah tidak dipakai lagi sekarang.
Pendarahan uterus yang abnormal memiliki efek negatif pada aspek fisik,
emosional, seksual dari kehidupan perempuan, dan dapat memperburuk
kualitas hidup seoarang wanita.

2. Etiologi
Kelainan hormonal
a. Anovulasi/ovulasi
b. Gangguan korpus luteum
c. KB hormonal

Kelainan anatomi genitalis


a. Tumor jinak
b. Pemakai IUD

Kontak berdarah
a. Endometrium
5

b. Partio uteri
c. Vagina
d. Labia

3. Patofisiologi
Berdasarkan International Federation of Gynecology and Obstetrics
(FIGO), terdapat dua bagian besar penyebab PUA, yakni anatomi/struktural
dan non struktural. Penyebab PUA struktural yakni PALM (Polip
endometrium, Adenomyosis, Leiomyoma, dan Malignancy) sedangkan
penyebab PUA non struktural yakni COEIN (Coagulopathy, Ovulatory,
Endometrial, Idiopatic, Not yet classified)
a. Polip endometrium (PUA-P) adalah perdarahan uterus abnormal yang
berasal dari pertumbuhan endometrium yang berlebih dan bersifat lokal.
Polip ini dapat tunggal maupun di beberapa tempat di rongga uterus
dengan ukuran yang bervariasi. Polip pada umumnya jinak namun
sebagian kecil dapat terjadi keganasan.
b. Adenomyosis (PUA-A) adalah invasi endometrium ke dalam
myometrium yang dapat menyebabkan pembesaran uterus secara difuse
maupun fokal. Diagnosis Perdarahan akibat adenomyosis belum
diketahui sebabnya. Kecurigaan adanya adenomyiosis pada evaluasi
preoperatif dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan Magnetic
Resonance Imaging (MRI).
c. Leiomyoma (PUA-L) atau myoma uteri adalah pertumbuhan jaringan
fibromuskular dari permukaan myometrium dan bersifat jinak. Gejala
dari myoma uteri ini sangat bervariasi dari symptomatis, PUA berupa
HMB, infertilitas, dan gejala yang timbul akibat penekanan organ
sekitar uterus seperti sistem urinearius dan saluran pencernaan.
d. Malignancy (PUA-M) adalah perdarahan uterus abnormal akibat
penebalan abnormal atau hiperplasia lapisan endometrium.
e. Coagulopati (PUA-C) adalah PUA yang terjadi akibat adanya gangguan
koagulasi darah baik akibat penyakit maupun obat-obatan antikoagulan.
6

Kecurigaan adanya PUA-C adalah bila dari anamnesis didapatkan


riwayat HMB sejak menarke, riwayat perdarahan spontan dari hidung
(epistaksis) dan gusi, perdarahan bawah kulit (ekimosis) akibat trauma
ringan serta riwayat perdarahan hebat saat tindakan medis ataupun
persalinan.
f. Disfungsi Ovulasi (PUA-O) terjadi akibat adanya gangguan pola
hormonal reproduksi yang berubah dari pola siklus menstruasi yang
normal, misalnya adanya anovulasi menyebabkan unopposed estrogen
dan tidak ada produksi hormon progesteron oleh korpus luteum
sehingga terjadi pertumbuhan lapisan endometrium yang tebal dan
rapuh (hiperplasia), gejalanya berupa perdarahan irreguler atau
intermenstrual bleeding (IMB).
g. Faktor Endometrium (PUA-E) adalah perdarahan uterus yang
diakibatkan oleh gangguan lokal pada endometrium. Gejalanya
biasanya berupa durasi dan jumlah darah haid yang lebih banyak atau
HMB pada siklus yang ovulatoar. Diduga terjadi gangguan
keseimbangan lokal antara sistem koagulasi dan fibrinolisis pada
endometrium h. Iatrogenik (PUA-I) adalah perdarahan uterus abnormal
yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan yang dapat mengganggu
komunikasi HPO (hypotalamic pituitary ovarian) aksis seperti obat
yang mengandung hormon steroid, digitalis, antikonvulsan, dan
psikofarmaka. PUA-I paling sering dijumpai akibat pemakaian
kontrasepsi hormonal baik yang menggunakan progestin saja maupun
pil KB Kombinasi dan AKDR.
h. Not Yet Classified (PUA-N) adalah PUA yang masih belum dapat
diklasifikasikan pada kategori di atas, diantaranya endometritis kronis,
malformasi arteri-vena. Oleh karena itu penyebab ini dikategorikan
sebagai Not yet classified.

4. Klasifikasi
Klasifikasi perdarahan uterus abnormal berdasarkan jumlah perdarahannya
yaitu :
7

a. Perdarahan uterus abnormal akut didefinisikan sebagai perdarahan


yang banyak sehingga perlu dilakukan penanganan yang cepat
untuk mencegah kehilangan darah. Perdarahan uterus abnormal
akut dapat terjadi pada kondisi PUA kronik atau tanpa riwayat
sebelumnya dan dapat terjadi secara spontan.
b. Perdarahan uterus abnormal kronik merupakan perdarahan dari
korpus uterus yang abnormal dalam volume, keteraturan, dan atau
waktu. Perdarahan ini merupakan terminologi untuk perdarahan
uterus abnormal yang telah terjadi lebih dari 3 bulan. Kondisi ini
biasanya tidak memerlukan penanganan yang cepat dibandingkan
dengan PUA akut.
c. Perdarahan tengah (intermenstrual bleeding) merupakan
perdarahan yang terjadi di antara 2 siklus haid yang teratur.
Perdarahan dapat terjadi kapan saja atau dapat juga terjadi di waktu
yang sama setiap siklus. Istilah ini ditujukan untuk menggantikan
terminologi metroragia.

5. Tanda dan Gejala


Perdarahan rahim yang dapat terjadi tiap saat dalam siklus menstruasi.
Jumlah perdarahan bisa sedikit-sedikit dan terus menerus atau banyak dan
berulang. Pada siklus ovulasi biasanya perdarahan bersifat spontan, teratur
dan lebih bisa diramalkan serta seringkali disertai rasa tidak nyaman
sedangkan pada anovulasi merupakan kebalikannya. Selain itu gejala yang
yang dapat timbul diantaranya seperti mood ayunan, kekeringan atau
kelembutan Vagina serta juga dapat menimbulkan rasa lelah yang berlebih

6. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dapat berupa perdarahan banyak, sedikit, siklus haid
yang memanjang atau tidak beraturan. Terminologi menoragia saat ini diganti
dengan perdarahan haid banyak atau heavy menstrual bleeding (HMB)
sedangkan perdarahan uterus abnormal yang disebabkan faktor koagulopati,
8

gangguan hemostasis lokal endometrium dan gangguan ovulasi merupakan


kelainan yang sebelumnya termasuk dalam perdarahan uterus disfungsiona

7. Faktor Yang Resiko


a. Pemakaian pil KB. Di dalam pil KB mengandung estrogen dan
progesteron yang dapat memicu ketidakseimbangan hormon tubuh.
b. Peningkatan atau penurunan berat badan yang cepat. Lemak adalah
pembentuk hormon seksual pada wanita. Kehilangan terlalu banyak
lemak dalam waktu yang cepat dapat memicu perubahan hormon secara
mendadak.
c. Stres. Baik stres fisik atau emosional, dapat menyebabkan perubahan
hormon dalam tubuh.
d. Penggunaan AKDR. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) memang
memiliki efektivitas tinggi. Namun, penggunaan yang tidak hati-hati
dapat memicu infeksi panggul yang berujung pada perdarahan.

8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Tes kehamilan sangat penting dalam mengevaluasi seorang wanita
yang berada dalam kelompok usia reproduksi.
2) Hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit, dan apusan darah perifer.
3) Profil tiroid.
4) Screening koagulasi dilakukan pada wanita yang memiliki HMB
sejak awal periode menstruasi atau yang memiliki riwayat pribadi
atau riwayat di keluarga, yang mengarah kepada adanya gangguan
koagulopati.
b. Pemeriksaan Histologis
Pengambilan sampel endometrium dilakukan untuk menyingkirkan
adanya hiperplasia endometrium dan atau kanker. NICE (2018)
mengajukan blind endometrial sampling harus dihindari dan dilakukan
dalam konteks histeroskopi
9

c. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi transvaginal merupakan metode untuk menyingkirkan
adanya gangguan struktural. USG trans-vaginal memberikan hasil yang
lebih sensitif pada wanita dewasa yang sudah aktif secara seksual. Jika
tidak dapat dilakukan, USG transabdominal atau MRI dapat menjadi
pilihan lain. USG trans-abdominal lebih direkomendasikan pada wanita
usia muda atau remaja. Ultrasonografi memungkinkan penilaian rinci
kelainan anatomi uterus dan endometrium. Selain itu, patologi
miometrium, serviks, tabung, dan ovarium dapat dinilai. Modalitas
investigasi ini dapat membantu dalam diagnosis polip endometrium,
adenomiosis, leiomioma, anomali uterus, dan penebalan endometrium
umum yang terkait dengan hiperplasia dan ganas

9. Pencegahan
a. Menjaga berat badan yang sehat memainkan peran potensial dalam
menjaga keseimbangan hormon Anda.
b. Menghindari diet yang mengandung lemak hewani dalam jumlah tinggi
dapat mengurangi risiko beberapa jenis kanker.
c. Mempraktikkan seks aman dapat mengurangi risiko Infeksi Menular
Seksual (IMS) tertentu yang dapat menyebabkan perdarahan uterus
abnormal.

10. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non-Bedah
Setelah keganasan dan patologi panggul yang signifikan telah
dikesampingkan, pengobatan medis harus dipertimbangkan sebagai
pilihan terapi lini pertama untuk perdarahan uterus abnormal. Target
pengobatan untuk kondisi medis yang mendasari yang dapat
mempengaruhi siklus menstruasi, seperti hipotiroidisme, harus dimulai
sebelum penambahan obat lainnya. Wanita yang ditemukan anemia
karena perdarahan uterus abnormal harus segera diberikan
suplementasi besi.
1

Perdarahan menstruasi yang berat dan teratur dapat diatasi dengan pilihan
pengobatan hormonal dan non-hormonal. Perawatan non-hormonal
seperti obat antiinflamasi non-steroid dan antifibrinolitik dikonsumsi
selama menstruasi untuk mengurangi kehilangan darah, dan pengobatan
ini efektif terutama saat perdarahan menstruasi yang berat ketika waktu
perdarahan dapat diprediksi.

b. Penatalaksanaan Bedah
Peran pembedahan dalam penatalaksanaan perdarahan uterus
abnormal membutuhkan evaluasi yang teliti dari patologi yang mendasari
serta faktor pasien. Indikasi pembedahan pada wanita dengan perdarahan
uterus abnormal adalah
1) Gagal merespon tatalaksana non-bedah
2) Ketidakmampuan untuk menggunakan terapi non-bedah (efek
samping, kontraindikasi)
3) Anemia yang signifikan
4) Dampak pada kualitas hidup
5) Patologi uterus lainnya (fibroid uterus yang besar, hiperplasia
endometrium).
1

BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWAT DARURATAN MATERNAL
NEONATAL PADA IBU DENGAN PENDARAHAN UTERUS
ABNORMAL DI RSU MUHAMMADIYAH METRO

Tempat pengkajian : RSU Muhammadiyah


Metro Tanggal pengkajian : 17 Mei 2023
Jam pengkajian : 09.50 WIB
Pengkaji : Artha Utami Putri

A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. S Nama Ayah : Tn. S
Umur : 43 th Umur : 43 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Bumi Mas, Batang hari Alamat : Bumi Mas, Batang hari
Gol darah : O+ Gol darah :-

2. Alasan Kunjungan/Keluhan Utama


Ibu datang dengan keluhan haid tidak teratur selama 3 bulan, awal
7 hari, 15 hari, 23 hari dan keluar darah sedikit.

3. Riwayat Menstruasi

Menarche : 13 tahun
Lama : 8 hari
Siklus : 28 hari
Keluhan : Tidak ada
1

4. Riwayat Perkawinan

Perkawinan ke 1
Lama perkawinan : 23 tahun

Usia saat perkawinan : 19 tahun

5. Riwayat Kehamilan dan Nifas Yang Lalu

No Tanggal UK Penolong Tempat Jenis Penyulit Berat Status


Partus Partus persalinan bedan
1. 2006 40 mg Dokter RS Spontan - 3000 Hidup

2. 2016 39 mg Dokter RS Spontan - 3100 Hidup

6. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu datang dengan keluhan haid tidak lancar selama 3 bulan

7. Riwayat Imunisasi

Riwayat Skrining
Ibu lahir (1979)
Caten TT1
Hamil 1 TT2
Hamil 2 TT3

8. Riwayat Penyakit /Operasi Yang Lalu


Ibu mengatakan pernah operasi pada tahun 2014.

9. Riwayat Yang Berhubungan Dengan Masalah


Kesehatan Reproduksi

Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit yang berhubungan dengan


kesehatan reproduksi.
1

10. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat
penyakit yang serius, seperti penyakit hipertensi, asma, diabetes dan
jantung.

11. Riwayat Kontrasepsi

Ibu mengatakan pernah menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan.

12. Pola Kebutuhan Sehari-hari


a. Pola Nutrisi Sehari-hari

Makan : Makan 1-2 x/hari, porsi sedikit, menu: nasi, lauk,


sayur, buah
Minum : 6 – 8 gelas/hari

b. Pola Eliminasi

BAB : 1 x/hari, konsistensi lunak, warna


kekuningan BAK : 7-8 x/hari, warna kekuningan
c. Pola Istirahat Tidur

Sehari-hari : Tidur malam ± 6-7 jam/hari,tidur siang ±


2 jam/hari
d. Kebersihan Diri

Sehari-hari : Mandi 2 x/hari pagi dan sore hari, keramas


2 hari 1 x sehari, gosokgigi 2 x/hari
1

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmenti
Emosional : Baik
TTV : TD: 102/64 mmHg
Nadi : 82 x/m
Suhu : 36,7 C
RR : 20 x/m
BB sekarang : 30 Kg
Tinggi Badan : 145 cm
LILA : 22 cm
IMT : (145 x 145) : 30 =

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok, rambut hitam
dan lurus, tidak adabenjolan, tidak ada nyeri tekan.
b. Wajah
pucat, tidak oedema, tidak ada nyeri tekan.
c. Mata
Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah mudah, sklera
putih, reflek pupilkontraksi terhadap cahaya.
d. Hidung
Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak pengeluaran
secret, tidak oedema,tidak ada nyeri tekan, tidak ada polip.
e. Mulut dan gigi
Bersih, bibir merah muda dan tidak pecah-pecah, tidak
ada caries, tidak adakarang gigi, gusi tidak berdarah, dan
gigi tidak berlubang.
f. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran serumen, tidak
1

ada peradangan,tidak ada benjolan.


g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
h. Payudara
puting susu bersih dan menonjol, tampak hiperpigmentasi pada
areola bersih,tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
i. Abdomen
Warna kuning langsat, tidak terdapat luka bekas operasi, tidak
ada striae mark.
j. Ekstremitas atas
Jari lengkap, pergerakan aktif, tidak ada benjolan, tidak ada
nyeri tekan.
k. Ekstremitas bawah
Tidak ada varises, terdapat oedema pada kedua kaki
l. Genitalia dan anus
Terdapat cairan pervaginam, tidak ada varises, tidak
terdapat keputihan dantidak terdapat hemoroid pada anus

3. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11.3 g/dL 13-18
Leukosit 8.600 Sel/uL 4.500-11.000
Trombosit 270.000 /uL 150.000-450.000
Hemelokrit 35 % 37-43
Eritrosit 4.5 10^6/mm3 4.0-50
INDEKS ERITROSIT
MCV 84 FL 78-100
MCH 27 pg 25-35
MCHC 32 g/dL 31-37
RDW-CV 14.3 %
1

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan


RDW-SD 43.8 fl 35-56
HITUNG JENIS
Eosinofil% 0 % <3
Basofil% 0 % <3
Limfosit% 23 % 20-40
Monosit% 7 % <8
Neutrofit% 70 % 50-70
KIMIA DIABETES
Glukosa darah sewaktu 100 Mg/dL <200
IMUNO-SEROLOGI
Siphylis Non Reaktif NON REAKTIF
HBAO Non Reaktif Non Reaktif
B20 Non Reaktif Non Reaktif

Hasil Urin Lengkap

Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal


Warna Kuning Kuning
Kekeruhan Jernih Jernih
KIMIA
Berat jenis 1.010 1.010-1.030
Ph 6.5 4.5-8.0
Leukosit 70 <20Leu/uL
Eritrosit 200 <10Ery/uL
Nitrit Negatif Negatif
Protein Negatif <0.3
Bilirubin Negatif <1.5
Urobilinogen Negatif <3.5
Glukosa Negatif <0.1
Keton Negatif <2.8
1

SEDIMEN URIN
Sedimen Eritrosit >25 0-1
Sedimen Leukosit 5-7 0-5
Epithel Positif Positif
Kristal Negatif Positif/ Negatif
Silinder Negatif Negatif

HASIL PCR
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

Antigen SARS-CoV-2 Negatif Negatif

Terapi Pengobatan

NO Tanggal Nama Obat Dosis Rute Jam


1. 17 Mei 2023 Misoprostol 2 tub/SL Sublingual 06.00
Cefotaxime 1 gram Injeksi IV 13.30
Ondansetron 1 ampl Injeksi IV 13.30
Asam tranexamat 500 gram Infus 13.30

2. 18 Mei 2023 Cefotaxime 1 gram Injeksi IV 06.00


Ondansetron 1 ampl Injeksi IV 06.00
Asam tranexamat 500 gram Infus 06.00

C. ASSESMENT
Ny. S G2P2A0, PUA, haid tidak lancar, rencana kuretase.

D. PLANNING
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan TTV
1

2. Monitor TTV
3. Beri terapi cairan RL
4. Edukasi pencegahan resiko jatuh pada ibu
5. Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya
6. Kolaborasi dengan dokter spesialis
1

LEMBAR IMPLEMENTASI
WAKTU TINDAKAN EVALUSI PARAF
20.40 1. Memberitahu keadaan umum Ibu sudah
WIB serta memberitahukan hasil mengetahui hasil
kepada ibu dan kelurga bahwa pemeriksaan
ibu mengalami PUA bahwa ibu di
diagnosa
mengalami PUA
(Perdarahan
Uterus Abnormal)
Keadaan umum:
Baik
Kesadaran:
Composmentis
TD: 123/75MmHg
N: 85x/menit
S: 36,8 C
RR: 20x/menit
Spo: 99%

20.40 2. Memonitor Tanda-tanda vital Ibu bersedia


WIB ibu seperti, tekanan darah, dinpantau Tanda-
nadi, suhu, pernafasan. tanda vital
20.40 3. Memberikan terapi infus RL Ibu bersedia di
WIB 20 TPM berikan terapi
cairan RL,infus
sudah terpasang
dan infus mengalir
lancar.
20.40 4. Mengedukasi pencegahan Ibu bersedia
2

WIB resiko jatuh pada ibu dengan melakukanya serta


mengunci pembatas tempat pencegahan resiko
tidur ibu. jatuh sudah di
lakukan yaitu
dengan mengunci
pembatas tempat
tidur ibu.
20.40 5. Menganjurkan ibu untuk Pemenuhan nutrisi
WIB memenuhi kebutuhan sudah di lakukan
nutrisinya dengan cara
mengatur pola makan
20.40 6. Melakukan kolaborasi dengan Akan dilakukan
WIB dokter spesialis rencana kuretase
2

CATATAN PERKEMBANGAN 1

Tanggal Pengkajian : 17 Mei 2023


Waktu Pengkajian : 06.00 WIB

DS : Ibu mengatakan haid tidak teratur, haid terakhir awal haid 7hari/15 hari/23
hari, keluar darah sedikit.

DO : Keadaan Umum : Baik


Tekanan darah :102/64 MmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,5C
Pernafasan : 20x/menit
SPO : 98%

Analis : P2A0 dengan Pendarahan Uterus Abnormal, rencana kuret.

Pelaksanaan :
1. Jelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Berikan terapi cairan RL
3. Anjurkan Ibu untuk berpuasa
4. Berikan ibu terapi obat
5. Monitor TTV
6. Persiapan untuk di lakukan kuret
7. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
2

LEMBAR IMPLEMENTASI

WAKTU KEGIATAN EVALUASI PARAF


06.00 1. Memberitahu keadaan umum Ibu sudah mengetahui
WIB serta memberitahukan hasil hasil pemeriksaan
pemeriksaan kepada ibu Keadaan umum: Baik
Kesadaran:
Composmentis
TD: 102/64MmHg
N: 83x/menit
S: 36,5 C
RR: 20x/menit
Spo: 98%
06.00 2. Memberikan terapi infus RL Ibu bersedia di
WIB 20 TPM berikan terapi cairan
RL,infus sudah
terpasang dan infus
mengalir lancar.

06.00 3. Menganjurkan Ibu berpuasa Ibu mengerti dan


WIB untuk persiapan kuret. akan melakukanya.

06.00 4. Melakukan pemberian obat Sudah di lakukan


WIB pemberian obat
misoprostol 2 tub/SL
secara sublingual
06.00 5. Memonitor Tanda-tanda Ibu bersedia
WIB vital ibu seperti, tekanan dinpantau Tanda-
darah, nadi, suhu, tanda vital
pernafasan.
06.00 6. Melakukan persiapkan Ibu dan kelurga akan
2

WIB kuret dengan menyiapkannya


menganjurkan keluarga
mempersiapkan segala
kebutuhan sebelum dan
sesudah kuret.
06.00 7. Menganjurkan ibu Pemenuhan istirahat
WIB istirahat yang cukup sudah di lakukan
2

CATATAN PERKEMBANGAN II
Tanggal Pengkajian : 17 Mei 2023
Waktu pengkajian : 13.30

DS : Ibu mengatakan nyeri pada bagian vagina bekas dilakukanya kuret.

DO : Keadaan Umum : Baik


Kesadaran Umum : Composmentis
TD : 98/68MmHg
Nadi : 73x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,7C
SPo : 98%

Analis : P2A0 dengan Post kuret PUA

Pelaksanaan :
1. Observasi keadaan umum dan Vital sign
2. Observasi pendarahan dan kontraksi uterus
3. Pemberian terapi obat sesuai dengan program
4. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
5. Anjurkan ibu untuk belajar duduk, miring ke kanan dan miring kekiri
6. Anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering serta minum air banyak
7. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan genetalia
8. Monitor TTV
2

LEMBAR IMPLEMENTASI
WAKTU KEGIATAN EVALUASI PARAF
13.30 1. Mengobsrvasi keadaan Obsrvasi KU dan
WIB umum serta vital sign telah di
memberitahukan hasil lakukan serta ibu dan
pemeriksaan kepada ibu keluarga sudah
dan keluarga mengetahui
hasil pemeriksaan
Keadaan umum: Baik
Kesadaran:
Composmentis
TD: 98/78MmHg
N: 73x/menit
S: 36,7C
RR: 20x/menit
Spo: 98%
13.30 2. Melakukan observasi Observasi telah di
WIB kontraksi uterus dan lakukan dan ibu
pendarahan luka pasca bersedia
operasi dengan melakukanya.
mengganti pembalut
2x/sehari
13.30 3. Memberikan obat sesuai Sudah di lakukan
WIB dengan program pemberian obat yaitu
Cefotaxime,
Ondansetron, Asam
tranexamat

13.30 4. Menganjurkan ibu untuk Pemenuhan istirahat


WIB istirahat yang cukup sudah di lakukan
13.30 5. Menganjurkan ibu untuk Ibu sudah melakukan
WIB belajar duduk, miring belajar duduk,
2

kekanan dan miring ke miringkanan dan


kiri miring kiri.

13.30 6. Menganjurkan ibu untuk Ibu mengerti dan


WIB makan dan minum air akan makan sedikit
banyak tapi sering dan
minum air mineral
banyak.

13.30 7. Menganjurkan ibu untuk Ibu bersedia dan


WIB menjaga kebersihan luka akan menjaga
bekas operasi pada kebersihan area
genetalia. genetalianya.

13.30 8. Memonitor Tanda-tanda Ibu bersedia


WIB vital ibu seperti, dinpantau Tanda-
tekanan darah, nadi, tanda vital
suhu,
pernafasan.
2

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil pengkajian pada Ny. S G2P2A0 dengan usia 43tahun, TTV dalam batas
normal. Diagnosa kebidanan yaitu Ny. S usia 43 tahun G2P2A0 dengan
Pendarahan Uterus Abnormal. Rencana Asuhan Kebidanan terhadap Ny. S yaitu
memberikan tindakan asuhaan tentang masalah yang dialami NY. S dan
menganjurkan pasien untuk kuretase.
Evaluasi terhadap Ny. S di dapatkan hasil Ny. S mengalami masalah PUA
(Pendarahan Uterus Abnormal), pasien harus segera mendapatkan penangaan dan
perawatan yang sesuai dengan program terapi yang sudah dianjurkan oleh dokter
obstetri, dengan tujuan untuk memulihkan keadaan ibu dan menjaga kondisi agar
tetap dalam keadaan sehat dan normal. Tanggal 16 Mei 2023, Dokter memutuskan
untuk dilakukan operasi kuret Pada tanggal 17 Mei 2023 pada jam 13.00 WIB.

B. Saran
1. Prodi Kebidanan Metro
Diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan teori dengan sungguh
sungguh dalam memberikan asuhan di lahan praktik sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas.

2. Ruang Hasanah, RSU Muhammadiyah Metro, Lampung


Disarankan pada lahan dan tenaga kesehatan yang lainnya untuk tetap
mempertahankan serta meningkatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
standar, sehingga dapat meningkatkan angka kesehatan bagi ibu dan janin.

3. Bagi Mahasiswa

a. Meningkatkan kemampuan untuk membandingkan teori dengan praktik


lapangan.
b. Dapat mengetahui asuhan yang dilakukan pada ibu dengan Pendarahan
2

Uterus Abnormal diruang Hasanah RSU Muhammadiyah metro tahun


2023.
c. Dapat menjadikan ilmu pengetahuan sebagai dasar pengalaman praktik
dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Hiferi. (2014). Konsensus Tatalaksana Perdarahan Uterus Abnormal Karena


Efek Samping Kontrasepsi. Jakarta: POGI.

Blanco Oka, I. A. E. N. et al. (2019) ‘Entitas histopatologi penderita perdarahan


uterus terkait gangguan hormonal di Laboratorium Patologi Anatomi Rsup
Sanglah tahun 2014 -2018’, Intisari Sains Medis, 10(2), pp. 319–322. doi:
10.15562/ism.v10i2.383.

Dewi, A. K. et al. (2020) ‘Gambaran Klinis dan Histopatologi Kasus-kasus


Perdarahan Uterus Abnormal di Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta’,
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science, 3(1), pp. 41–47.
doi: 10.24198/obgynia.v3n1.185.

Marpaung, W. (2019). Analisis Kasus Perdarahan Uterus Abnormal (Pua) Di


Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. [Universitas
Sumatera Utara].

You might also like