You are on page 1of 10

Journal of Industrial and Engineering Sistem (JIES)

e-ISSN: 2722-7979
Vol. 1 No. 1, Hal 11 - 20

Analisis Perhitungan OEE dan Menentukan Six Big Losses pada Mesin Spot
Welding Tipe X
Purwahyudi Suwardiyanto1, Denny Siregar*2, Darmono Umar3
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
e-mail: 1yudisuwardi02@gmail.com, *2 denny.siregar@dsn.ubharajaya.ac.id,
3
darmono.umar@dsn.ubharajaya.ac.id.

ABSTRACT
This research is about increasing the effectiveness of type x spot welding machines, by using the
Overall Equipment Effectiveness and Six Big Losses methods. The first stage is looking for the value of
Overall Equipment Effectiveness and then identifying the Six Big Losses factor. The use of Overall
Equipment Effectiveness and Six Big Losses value calculation is able to determine the value of Overall
Equipment Effectiveness and the dominant factor that causes the low performance of a machine or
equipment. The purpose of this study was to determine the value of Overall Equipment Effectiveness
for spot welding machine type x, find out the factors that cause the low performance of the machine
and provide suggestions for improvements in order to improve machine performance at PT. XYZ.
Based on the processing with the method of Overall Equipment Effectiveness and Six Big Losses can
find out the value of Overall Equipment Effectiveness and identify the factors that cause the low
performance of the machine. Overall Equipment Effectiveness value on type x spot welding machines
is 70.861% which is influenced by Six Big Losses factors, namely Quality Defect and Rework Losses.
Keywords: effectiveness, type x spot welding machine, overall equipment effectiveness, six big losses

ABSTRAK
Penelitian ini berisi tentang meningkatkan efektivitas mesin las tipe x spot, dengan menggunakan
metode Overall Equipment Effectiveness dan Six Big Losses. Tahap pertama adalah mencari nilai
Efektivitas Peralatan Keseluruhan dan kemudian mengidentifikasi faktor Six Big Losses. Penggunaan
Overall Equipment Effectiveness dan Six Big Losses untuk menentukan nilai Overall Equipment
Effectiveness dan faktor dominan yang menyebabkan rendahnya kinerja mesin atau peralatan. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai Overall Equipment Effectiveness untuk mesin las spot
tipe x, mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kinerja mesin dan memberikan saran
perbaikan untuk meningkatkan kinerja mesin di PT. XYZ. Berdasarkan pengolahan dengan metode
Overall Equipment Effectiveness dan Six Big Losses didapatkan nilai Overall Equipment Effectiveness
dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kinerja mesin. Nilai Efektivitas
Peralatan Keseluruhan pada mesin las tipe x spot adalah 70,861% yang dipengaruhi oleh salah satu
faktor Six Big Losses, yaitu Kualitas Kerusakan dan Kerusakan Pengerjaan Ulang.
Kata Kunci: Efektifitas, Type X Spot Welding Machine, Overall Equipment Effectiveness, Six Big
Losses

PENDAHULUAN Losses. Maka dari itu penulis coba


menganalisa dan menentukan faktor utama dari
Efektivitas dan efisiensi merupakan
rendah nya tingkat efektivitas mesin di PT.
faktor utama dari sebuah perusahaan selain
XYZ.
kualitas. Dengan efektifitas dan efisiensi yang
Salah satu pendekatan yang di gunakan
bagus dapat membantu untuk meningkatkan
untuk menanggulangi permasalahan yang
sebuah perusahaan agar dapat bersaing di
terjadi pada mesin adalah dengan Total
kalangan nasional atau pun internasional. Ada
Productive Maintenance (TPM) dan dengan
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
menggunakan metode Overall Equipment
tingkat efektivitas atau pun efisiensi yang
Effectiveness (OEE). Total Productive
rendah antara lain yaitu Equipment failure
Maintenance (TPM) adalah suatu aktivitas
losses, Set up and adjustment losses, Idling
perwatan yang mengikut sertakan semua
and Minor Stoppage, Reduced speed losses,
elemen atau yang ada di dalam sebuah
Quality Defect and Rework dan Yield/scrap

11
Purwahyudi Suwardiyanto, Denny Siregar, Darmono Umar
Submitted: 15/03/2020; Revised: 10/04/2020; Accepted: 04/06/2020; Published: 29/06/2020

perusahaan, yang bertujuan untuk enimbulkan 3. Menentukan usulan perbaikan untuk


kepedulian kepada hasil akhir atau output Overall Equipment Effectiveness mesin
produksi baik di dalam lingkungan industry spot welding tipe X pada PT.XYZ.
guna untuk mencapai zero breakdown, zero OEE didefinisikan sebagai ukuran untuk
defect, dan zero accident. Sementara itu OEE mengevaluasi efektivitas peralatan atau mesin
di gunakan sebagai tolak ukur terhadap yang berupaya mengindentifikasi kehilangan
efektivitas dan efisiensi sebuah kinerja pasa produksi dan kehilangan biaya yang lain.
suatu peralatan atau mesin dalam melakuukan Beberapa penelitian terdahulu terkait
suatu pekerjaan yang sudah direncankan dengan pengukuran efektifitas mesin produksi
perusahaan, di ukur dari data yang actual antara lain:
terkait di dalam nya yaitu availability rate, 1. Ahmad Amir Hamza (2016). Analisa
performance rate dan quality rate. TPM Dengan Menggunakan Metode
Overall Equipment Effectiveness di PT
Karung Emas. Untuk menentukan hasil
5 nilai menerapkan metode OEE. Hasil
penelitian Diketahui bahwa OEE untuk
0 periode Januari 2015 - Mei 2015 berkisar
antara 42,96% hingga 80,83%.
2. Endang Pudji W, Muhammad Naufal
Rahadian Putra (2017). Pengaruh
Efektivitas Mesin Planer Untuk
Sumber: Data Perusahaan (2018) Meningkatkan Produktivitas Dengan
Metode OEE di PT. XYZ. Dengan
Gambar 1. Grafik data breakdown mesin spot
welding tipe x menggunakan metode OEE dan Six Big
Losses. Hasil penelitian Nilai OEE total
Berdasarkan Gambar 1, dapat sebesar 84,84%, yang mempengaruhi nilai
disimpulkan bahwa mesin spot welding tipe X OEE yaitu Idle and Minor Stoppage
sering mengalami breakdown yang berdampak sebesar 90,13%.
kurang nya efektivitas pada mesin tersebut dan 1.1 Total Productive Maintenance
menyebabkan produktivitas line proses Total Productive Maintenance (TPM)
produksi tergganggu. merupakan program pemeliharaan peralatan
Secara singkat rumusan masalah dalam produksi untuk menemukan dan
penelitian ini adalah sebagai berikut: menghilangkan faktor utama yang
1. Seberapa besar tingkat efektifitas mesin menghambat proses produksi, Sunaryo &
spot welding tipe X pada PT.XYZ ? Nugroho (2015).
2. Bagaimana cara mengetahui faktor six big Menurut Seth dan Tripathi (2013) TPM
losses yang paling dominan pada mesin dibangun atas dasar “Pengurangan
spot welding tipe X ? Pemborosan Secara Sistemtis” (Sistematic
3. Bagaimana cara untuk meningkatkan Elimination of Waste) dan “Perbaikan
efektifitas mesin spot welding tipe X di Berkesinambungan” (Continuous
PT.XYZ ? Improvement)” atau 5-S serta terdiri dari 5
pilar, yaitu:
Dan hasil tujuan dari penelitian inj adalah 1. Kegiatan Perbaikan (improvement
sebagai berikut: activities)
1. Menghitung nilai Overall Equipment 2. Pemeliharaan yang Terencana
Effectiveness mesin spot welding tipe X (Planned Maintenance)
pada PT.XYZ. 3. Otomatisasi Pemeliharaan
2. Melakukan analisa terhadap faktor Six Big (Autonomous Maintenance)
Losses yang menjadi prioritas utama tidak 4. Pendidikan dan Pelatihan (Training
optimal nya proses produksi. & Education)
5. Pemeliharaan Pencegahan
(Prevention Maintenance)

12
Analisis Perhitungan OEE dan Menentukan Six Big Losses pada Mesin Spot Welding Tipe X
Journal of Industrial and Engineering System 1 (1): Juni 2020
Purwahyudi Suwardiyanto, Denny Siregar, Darmono Umar
Submitted: 15/03/2020; Revised: 10/04/2020; Accepted: 04/06/2020; Published: 29/06/2020

1.2 Overall Equipment Effeciveness (OEE) 1. Equipment failure losses


Menurut Ansori dan Mustajib, (2013) Kerugian yang di sebabkan oleh
OEE merupakan metode yang digunakan kecacatan peralatan / mesin dan membutuhkan
sebagai alat ukur (metrik) dalam penerapan perbaikan.
program TPM guna menjaga peralatan pada 𝑏𝑟𝑒𝑎𝑘𝑑𝑜𝑤𝑛
Equipment failure = 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 x 100% (7)
kondisi ideal dengan menghapus six big losess
peralatan .Selain itu, untuk mengukur kinerja
dari satu sistem produktif. 2. Set up and adjustment losses
Menurut Seichi Nakajima dalam Ansori Kerugian waktu yang di sebabkan oleh set
dan Mustajib (2013), kondisi standar World up mesin mulai dari mesin berhenti hingga
Class Manufacturing untuk OEE setelah beroperasi dengan normal atau memulai proses
dilaksanakannya TPM suatu perusahaan produksi.
𝑆𝑒𝑡𝑢𝑝 𝑡𝑖𝑚𝑒
adalah: Set up and adjustment losses =
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
x 100% (8)
Availability : 90%
3. Idling and minor stoppage losses
Performance Efficiency : 95%
Kerugian yang di sebabkan karena mesin
Quality Rate : 99%
Overal Equipment Effectiveness: 85% berhenti dalam waktu yang singkat dan harus
𝑂𝐸𝐸 = 𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦𝑥𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑅𝑎𝑡𝑒𝑥𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑒 (1) di restart dan tidak diperlukan perbaikan.
𝑁𝑜𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒
Idling and Minor Stoppage=
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
x 100% (9)
1. Availability
Availability adalah suatu rasio yang 4. Reduced speed losses
menunjukan waktu yang tersedia untuk Kerugian yang di sebabkan oleh mesin
mengoperasikan mesin. pada saat bekerja lebih lambat dari yang
𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑒
seharus nya atau di bawah standar.
Avaibility = x 100% (2) Reduce Speed losses=
𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑇𝑖𝑚𝑒−(𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖)
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
x100% (10)
Operation time = loading time – downtime (3) 5. Quality Defect and Rework Losses
Loading time=running time–planned downtime (4) Kerugian yang di sebabkan karena produk
2. Performance Rate tidak di produksi dengan benar dari awal
Performance rate mempertimbangkan proses.
faktor yang menyebabkan proses produksi Quality Defect and Rework
tidak sesuai dengan kecepatan maksimum yang =
𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝐷𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡
X 100% (11)
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
seharusnya ketika di operasikan
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑋 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑃𝑅 =
𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑥100% (5) 6. Yield/scrap Losses
3. Quality Rate Kerugian yang di sebabkan karena adanya
Quality rate merupakan perbandingan kecacatan di awal proses produksi.
antara produk yang baik dibagi denganjumlah Yield/scrap Losses =
𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑆𝑐𝑟𝑎𝑝
x 100% (12)
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
total produksi.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖−𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡
Qualityrate =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
x 100% (6) 1.4 Efektivitas
Efektivias berasal dari kata efektif yang
1.3 Six Big Losses mengandung pengertian yaitu suatu tujuan
Rendahnya produktivitas mesin/peralatan yang telah di rencanakan sebelumnya dan
yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan dapat tercapai atau dengan kata sasaran
sering diakibatkan oleh penggunaan tercapai karena ada nya proses kegiatan. Jadi
mesin/peralatan yang tidak efektif dan efisien efektif mengarah pada pencapaian target yang
terdapat enam faktor yang disebut enam berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu
kerugian besar yaitu equipment failure proses, Moenir (2006).
(breakdown losses), setup and adjustment
losses, idling and minor stoppage losses, 1.5 Diagram Pareto
reduced speed losses, process defect losses, Menurut Muhandri & Kadarisman (2016)
reduced yield losses, Saiful, et al, (2014). diagram pareto adalah suatu bagan / diagram
yang di kembangkan pada abad ke-19 oleh

13
Purwahyudi Suwardiyanto, Denny Siregar, Darmono Umar
Submitted: 15/03/2020; Revised: 10/04/2020; Accepted: 04/06/2020; Published: 29/06/2020

seorang ahli ekonomi Italia yaitu Vilfredo


START
Pareto. Pareto sendiri adalah ilmuan dari
Negara Italia yang membuat suatu teori bahwa
20% dari kondisi merupakan penyebab bagi
SURVEY PERUSAHAAN STUDI LITERATUR
80% akibat. Diagram pareto merupakan
“diagram yang terdiri atas grafik garis yang
menggambarkan perbandingan masing-masing
jenis data terhadap keseluruhan”. PERUMUSAN MASALAH

1.6 Diagram Sebab Akibat


TUJUAN DAN BATASAN
Ishikawa (1943) dalam Oktaria (2011).
Diagram sebab akibat yaitu menggambarkan
garis dan symbol simbol yang menunjukan Pengumpulan data:
hubungan antara akibat dan penyebab suatu 1. Data primer
2. Data sekunder
masalah.

1.7 Kaizen Pengolahan data


Menurut Imai (2013) kaizen adalah suatu 1. Perhitungan OEE
2. Perhitungan Six Big Losses
istilah pada Bahasa Negara Jepang mengenai
konsep continuous incremental improvement.
Kai memiliki arti perubahan sedangkan Zen
Analisis Hasil:
yang artinya baik. Namun kaizen yang di 1. Analisis OEE
maksud pada penelitan ini berhubungan dalam 2. Analisis Six Big Losses
3. Analisis Diagram Pareto
perbaikan kebiasaan manuasia atau SDM 4. Analisis Diagram Fishbone
mengeai 5S (seiri, seiton, seise, seiketsu dan 5. Analisis Penerapan Kaizen

shitsuke).

METODE PENELITIAN KESIMPULAN

Penelitian ini menerapkan Total


Productive Maintenance (TPM) dengan SELESAR
metode Overall Equipment Efectiveness.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Sumber: Pengolahan Data (2019)
mengetahui bagaimana kondisi maintenance
mesin spot welding tipe X pada saat ini, apakah Gambar 2. flowchart (diagram alur) penelitian
sudah baik atau perlu peningkatan, kemudian
memberikan alternatif solusi yang bisa
diterapkan oleh perusahaan. Dan menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
data primer yaitu data yang real dari 3.1 Pengumpulan Data
perusahaan contoh nya wawancara, observasi Berdasarkan hasil data yang telah
dan dokumentasi dan ada pula yang dikumpulkan guna mengetahui kinerja dari
menggunkan data sekunder contoh nya media mesin itu maka dilakukan pengukuran atau
social, buku atau pun jurnal penelitian yang perhitungan untuk dapat mengetahui nilai atau
berkaitan dengan penelitian ini. tingkat Overall Equipment Effectiveness.
Diagram alur dari metode penelitian ini
bisa diliat pada Gambar 2. 1. Data produksi
Tabel 1 merupakan tabel data produksi
perusahaan

14
Analisis Perhitungan OEE dan Menentukan Six Big Losses pada Mesin Spot Welding Tipe X
Journal of Industrial and Engineering System 1 (1): Juni 2020
Purwahyudi Suwardiyanto, Denny Siregar, Darmono Umar
Submitted: 15/03/2020; Revised: 10/04/2020; Accepted: 04/06/2020; Published: 29/06/2020

Tabel 1 Data Produksi Juni 8.740 65 8.675 99,25


Juli 10.120 346 9.774 96,58
Waktu Jumlah Defect Agustus 9.660 253 9.407 97,38
September 8.740 284 8.456 96,75
Jumla proses produksi produksi
Bulan Rata - Rata 97,297
h hari produksi (per- (per-unit)
Sumber: Pengolahan Data (2019)
(menit) unit)
Januari 22 10.120 650 50
Februari 19 8.740 565 135 2. Performance Rate
Maret 21 9.660 590 110
Rumus Performance rate dapat dilihat
April 20 9.200 701 99
Mei 20 9.200 670 130
pada persamaan 5
Tabel 4. Data Performance Rate
Juni 19 8.740 669 131
Juli 22 10.120 700 150 Jumla Waktu Operati Perform
Agustus 21 9.660 580 270 h cycle onal ance
September 19 8.740 680 170 Bulan Produ time(m Time (%)
ksi enit) (menit) e=(a*b/
Sumber: Data Perusahaan (2018) (a) (b) (c) c)*100
Januari 650 13 9.837 85,90
Februari 565 13 8.476 86,65
2. Data Produksi Maintenance Maret 590 13 9.560 80,23
Tabel 2. Data Produksi Maintenance April 701 13 8.900 100
Mei 670 13 8.820 98,75
Loading
Cycle Mesin
Juni 669 13 8.675 100
Jumlah Breakdown time Set Up Juli 700 13 9.774 93,10
Bulan Time break
hari (menit) mesin (menit) Agustus 580 13 9.407 80,15
(menit) (menit)
(menit)
September 680 13 8.456 100
Januari 22 225 10.120 58 13 780 Rata – Rata 91,731
Sumber: Pengolahan Data (2019)
Februari 19 220 8.740 44 13 765

Maret 21 80 9.660 20 13 840


3. Quality Rate
April 20 250 9.200 50 13 630
Rumus quality rate dapat dilihat pada
Mei 20 315 9.200 65 13 675 persamaan 6
Juni 19 50 8.740 15 13 615 Tabel 5. Data Quality Rate
Juli 22 290 10.120 56 13 735 Jumlah
Produk Quality
Produk
Agustus 21 210 9.660 43 13 720 No Bulan Defect (%)
si
(b) C=(b/a)
(a)
September 19 240 8.740 44 13 675
1 Januari 650 50 92,30
Sumber: Data Perusahaan (2018) Februa 565 135
2 76,10
ri
3 Maret 590 110 81,35
3.2 Pengolahan Data 4 April 701 99 85,87
1. Availability 5 Mei 670 130 80,59
6 Juni 669 131 80,41
Rumus availability, operational
7 Juli 700 150 78,57
time, dan downtime dapat dilihat pada Agustu 580 270
persamaan 2, 3, dan 4 8 53,44
s
Tabel 3.Data Availability Septe 680 170
9 67,97
Downt Operati mber
Loading
ime onal Availability Rata – Rata 77,40
Time
Bulan (meni Time (%) Sumber: Pengolahan Data (2019)
(menit)
t) (menit) d=(a/b)*100
(a)
(b) (c)
Januari 10.120 283 9.837 97,20
Februari 8.740 264 8.476 96,97
4. Overall Equipment Effectiveness
Maret 9.660 100 9.560 98,96 Rumus Overall Equipment
April 9.200 300 8.900 96,73 Effectiveness (OEE) dapat dilihat pada
Mei 9.200 380 8.820 95,86 persamaan 1

15
Purwahyudi Suwardiyanto, Denny Siregar, Darmono Umar
Submitted: 15/03/2020; Revised: 10/04/2020; Accepted: 04/06/2020; Published: 29/06/2020

Tabel 6. Overall Equipment Effectiveness


Availa
Perfor
Quality
Six Big Losses
mance OEE
bility Rate 200
Bulan Rate (%)
(%) (%) 150
(%) (a*b*c)
(a) (c)
(b) 100
Januari 97,20 85,90 92,30 77,06 Total (%)
50
Februari 96,97 86,65 76,10 63,94 0 Rata-rata (%)
Maret 98,96 80,23 81,35 64,58
April 96,73 100 85,87 83,06
Mei 95,86 98,75 80,59 76,28
Juni 99,25 100 80,41 79,80
Juli 96,58 93,10 78,57 69,91 Sumber: Pengolahan Data (2019)
Agustus 97,38 80,15 53,44 41,70
Septemb Gambar 3. Diagram Six Big Losses
96,75 85,90 67,97 81,42
er
Rata – Rata 70,861
Gambar 4 merupakan gambar dari pareto chart
Sumber: Pengolahan Data (2019)

5. Six Big Losses


Tabel 7 merupakan data dari six big losses
Tabel 7. Data Six Big Losses
Tota
Rata-rata
No Six Big Losses l
(%)
(%)
Equipment 20,0
1 2,23
Failure Losess 2 Persentase
Setup and
2 4,18 0,47
Adjustment Losses Sumber: Pengolahan Data (2019)
Reduce Speed 80,3
3 8,92
Losses 2 Gambar 4. Diagram Pareto Six Big Losses
Idling Minor and 68,7
4 7,64
Stoppage Losses 7 6. Diagram Sebab Akibat
Quality Defect
5 and Rework
171,
19,02
Gambar 5 merupakan gambar dari
25 diagram sebab akibat atau biasa yang
Losses
Yield/scrap disebut sebagai diagram fishbone atau
6 0 0
Losses diagram tulang ikan
428, Penjelasan dari diagram sebab akibat
Total 47,65
93
dapat dilihat pada Tabel 8
Gambar 3 merupakan gambar grafik
six big losses
Sumber: Pengolahan Data (2019)

16
Analisis Perhitungan OEE dan Menentukan Six Big Losses pada Mesin Spot Welding Tipe X
Journal of Industrial and Engineering System 1 (1): Juni 2020
Purwahyudi Suwardiyanto, Denny Siregar, Darmono Umar
Submitted: 15/03/2020; Revised: 10/04/2020; Accepted: 04/06/2020; Published: 29/06/2020

Sumber: Pengolahan Data (2019)

Gambar 5. Diagram Sebab Akibat

Tabel 8. Data Hasil Penilaian Tim


Rasio
Faktor Penyebab Solusi
(%)
Kurang mengerti saat Memberikan training
pengoprasian mesin sesuai SOP
Man Operator tidak bisa Pemberiaan pelatihan 34%
memperbaiki kerusakan untuk maintenance
ringan dan operator
kurang perawatan Membuat jadwal
secara berkala perawatan secara
berkala
Mesin sering trouble Maintenance harus
Mesin rutin memeriksa spare 31%
part mesin dan harus
mempunyai backup
yang di anggap penting

Kebersihan mesin Melakukan 5R di area


kurang terjaga kerja sebelum dan
sesudah melakukan
pekerjaan
Lingkungan 15%
Penempatan material Buatkan tempat dan
tidak pada tempatnya identitas sesuai jenis
material

1
Purwahyudi Suwardiyanto, Denny Siregar, Darmono Umar
Submitted: 15/03/2020; Revised: 10/04/2020; Accepted: 04/06/2020; Published: 29/06/2020

Material tidak sesuai Di lakukan pengecekan


dengan spek mesin standar sebelum 11%
material digunakan
Material
Tidak sesuai dengan Membuat ulang
standar pengoperasian standar operasional 10%
Method mesin mesin
Sumber: Pengolahan Data (2019)

7. Upaya Penerapan Kaizen maksimal, dan peran manajemen atau


1. Seiri (pemilihan) user di sini juga harus penting karena
yaitu memindahkan barang-barang supaya membuat operator lebih peduli
yang tidak di perlukan dalam proses dari penerapan kaizen tersebut
produksi tersebut seperti alat-alat atau
barang-barang di luar proses produksi 3.3 Usulan Perbaikan
dan tools yang tidak di gunakan dalam 1. Memberikan training dan pelatihan
proses produksi tersebut. Hal ini dapat kemudian pengetahuan dengan SOP
meningkatkan kecepatan kerja sebagai dasar untuk mengoprasikan mesin
operator dan membuat nyaman dengan benar sehingga operator mengerti
operator tersebut pada saat melakukan apabila ada yang tidak normal pada mesin
operasi mesin. tersebut.
2. Seiton (penataan) 2. Perusahaan harus memberikan arahan
Hal-hal yang perlu di tata yaitu seperti atau penjadwalan yang lebih ketat untuk
bahan-bahan dan tools yang akan di kebersihan area kerja atau mesin sebelum
gunakan di tata berdasarkan urutan atau sesudah bekerja, agar tercipta kondisi
pemakaian. Sehingga mampu nyaman dan aman saat bekerja.
menambah kecepatan dan kualitas 3. Memberikan standar perawatan yang baik
operator saat melakukan proses sesuai dengan manual book yang terlebih
produksi berjalan dahulu di tentukan oleh bagian
3. Seiso (pembersihan) maintenance atau teknisi.
Hal-hal yang harus di utamakan saat 4. Meningkatkan perawatan pada
kebersihan yaitu sebelum proses dan maintenance mesin, melakukan program
sesudah proses produksi harus total prefentive maintenance dengan
mengutamakan kebersihan alat atau menjadwalkan perawatan secara rutin
mesin dan lingkungan kerja supaya pada mesin dan peralatan, melakukan
terlihat lebih indah dan terjaga perbaikan secara cepat bila ada mesin
performa atau pun kebersihan mesin yang mengalami problem/breakdown.
tersebut. Operator Maintenance juga harus
4. Seiketsu (penjagaan) mempunyai backup pada komponen-
Seiketsu merupakan suatu tahapan komponen yang di anggap sangat penting
kerja di mana terdapat suatu standar dan vital.
kerja, standar kerja yang berupa SOP
yang di harapkan dapat di jalankan KESIMPULAN
dengan maksimal dan selalu di jaga
Kesimpulan
supaya performa keja mesin bisa
maksimal. Kesimpulan pada penelitian ini adalah
5. Shitsuke (kebiasaan) mendapatkan hasil rata-rata nilai availabilty
Pada tahapan ini merupakan tujuan rate yaitu 97,297%, performance rate yaitu
dari 5S, yaitu membiasakan diri 91,731%, quality rate yaitu 77,40% dan
melakukan semua aktivitas dengan mempunyai nilai rata-rata Overall Equipment
baik dan benar supaya menjaga area Effectiveness (OEE) mesin spot welding tipe
kerja dan performa mesin selalu X yaitu sebesar 70,86% standart 85%, Losses
18
Analisis Perhitungan OEE dan Menentukan Six Big Losses pada Mesin Spot Welding Tipe X
Journal of Industrial and Engineering System 1 (1): Juni 2020
Purwahyudi Suwardiyanto, Denny Siregar, Darmono Umar
Submitted: 15/03/2020; Revised: 10/04/2020; Accepted: 04/06/2020; Published: 29/06/2020

yang tertinggi di sebabkan karena tingginya Ansori, N., & Mustajib, M. I. 2013 . Sistem
nilai Quality Defect and Rework Losses Perawatan Terpadu (Integrated
sebesar 171,25%, dan usulan perbaikan Maintenance System). Edisi Pertama.
memberikan training dan pelatihan kemudian Cetakan Pertama. Graha Ilmu:
pengetahuan dengan SOP sebagai dasar untuk Yogyakarta.
mengoprasikan mesin dengan benar sehingga
operator mengerti apabila ada yang tidak Honey, G. 2012. Operational Efficiency and
normal pada mesin tersebut, perusahaan harus Effectiveness Measurement.
memberikan arahan atau penjadwalan yang International Journal of Operations &
lebih ketat untuk kebersihan area kerja atau Production Management, 21(11), 1404-
mesin sebelum atau sesudah bekerja, agar 1416.
tercipta kondisi nyaman dan aman saat bekerja,
Memberikan standar perawatan yang baik Hasriyono, M. 2009. Evaluasi Efektivitas
sesuai dengan manual book yang terlebih Mesin Dengan Penerapan Total
dahulu di tentukan oleh bagian maintenance Produstive Maintenance di PT. Hadi
atau teknisi, melakukan program total Baru. Medan: Universitas Sumatra
prefentive maintenance dengan menjadwalkan Utara.
perawatan secara rutin, sigap dan cepat bila
mesin breakdonwn, mempunyai backup pada Kurniawan, F. 2013. Manajemen Perawatan
komponen-komponen mesin yang di anggap Industri Teknik dan Aplikasi. Graha
sangat penting dan vital. Ilmu: Yogyakarta
Saran
Madanhire, I., & Mbohwa, C. 2015.
Saran yang dapat diberikan kepada Implementing Successful Total
perusahaan adalah diadakannya evaluasi Productive Maintenance ( TPM ) in a
kinerja pada mesin baik menggunakan metode Manufacturing Plant. In Proceedings of
OEE atau pun menggunakan metode yang lain the World Congress on Engineering. 2.
nyaagar dapat mempertahan kana tau pun 1-3
menambah tingkat kenerja mesin dan
produktivitas, merapikan kembalikan Moballeghi, M. 2014. Total Quality
pencatatan mengenai kinerja mesin dan hasil Management (TQM) Implementation In
produksi pada mesin, dan etap selalu menjadi Automotive Industry: A Case Study Of
improvement agar mendapatkan hasil kerja Selected Firms In India. Shodhganga : A
yang lebih maksimal. Sedangkan untuk Reservoir Of Indian Theses
penelitian berikutnya adalah mengembangkan
penelitian mengenai evaluasi kinerja mesin Moenir, H.A.S. 2006. Manajemen Umum di
menggunakan metode-metode maintenance Indonesia. PT. Bumi Aksara: Jakarta.
lain nya dan dilakukannya penelitian lebih
lanjut mengenai usulan perbaikan dengan Muhandri, T. & Kadarisman. (2016). Sistem
menggunakan metode lain nyayang bisa dapat Jaminan Mutu Industri Pangan. IPB
diterapkan secara langsung di PT. XYZ. Press: Bogor.

DAFTAR PUSTAKA Nachnul. 2013. Sistem Perawatan Terpadu


(Integrated Maintenance System). Graha
Almeanazel, O. T. 2010. Total Productive Ilmu: Yogyakarta.
Maintenance Review and Overall
Equipment Effectiveness Measurement. Oktaria, S. 2011. Perhitungan dan Analisa
Jordan Journal of Mechanical and Nilai Overall Equipment Effectiveness
Industrial Engineering. Jordan Journal (OEE) Pada Proses Awal Pengolahan
of Mechanical and Industrial Kelapa Sawit (Studi Kasus : PT. X).
Engineering, 4(4): 517 – 522. Universitas Indonesia.

19
Purwahyudi Suwardiyanto, Denny Siregar, Darmono Umar
Submitted: 15/03/2020; Revised: 10/04/2020; Accepted: 04/06/2020; Published: 29/06/2020

O’Brien, M. 2015. TPM & OEE. LBS effectiveness. Modern applied science,
Partners. Limerick. 5(6), 86-89.

Saiful, R. A. & Novawanda, O. 2014. Sudrajat, A. 2011. Pedoman Praktis


Pengukuran Kinerja Mesin Defekator I Manajemen Perawatan Mesin Industri.
dengan Menggunakan Metode Overall Refika Aditama: Bandung. .
Equipment Effectiveness (Studi Kasus
pada PT. Perkebunan XY). Journal of Sunaryo, & Nugroho, E. A. 2015. Kalkulasi
Engineering and Management in Overall Equipment Effectiveness (OEE)
Industrial System. 2(2), 5 - 11 Untuk Mengetahui Efektivitas Mesin
Komatzu 80TT. Teknoin. 21(4), 225–
Seth, D., & Tripathi, D. 2013. Relationship 233.
between TQM and TPM
implementation factors and business Supriyadi, S. & Riskiyadi. 2016. Penjadwalan
performance of manufacturing industry Produksi IKS-Filler pada Proses
in Indian context. International Journal Ground Calcium Carbonate
of Quality & Reliability Management, Menggunakan Metode MPS di
22(3), 256-277 Perusahaan Kertas, SINERGI. 20(2),
Shahin, A., & Attarpour, M. R. 2011. 157 - 164
Developing decision making grid for
maintenance policy making based on Wijaya & Sesnsuse. 2011. Analisa Perawatan
estimated range of overall equipment Mesin Produksi, Liberty: Yogyakarta.

20
Analisis Perhitungan OEE dan Menentukan Six Big Losses pada Mesin Spot Welding Tipe X
Journal of Industrial and Engineering System 1 (1): Juni 2020

You might also like