You are on page 1of 6

AUDITING

audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti tentang informasi
yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang
kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi
dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Menurut Sukrisno (2017) Auditing adalah suatu pemeriksaan yangdilakukan secara kritis
dan sistematis oleh pihak yang independen,terhadap laporan keuangan yang telah disusun
oleh manajemen, besertacatatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya,
dengantujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporankeuangan
tersebut.

Kenapa LK harus diaudit ?

Audit laporan keuangan perlu dilakukan sebagai salah satu bentuk


pertanggungjawaban perusahaan kepada stakeholders dan memastikan bahwa laporan
keuangan yang dibuat telah sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi yang berlaku,
mengungkap kecurangan, Jika LK sudah diaudit maka meningkatkan kredibilitas
perusahaan di mata publik maupun stakeholder. Investor dan kreditur
membutuhkan LK yg sudah diaudit.

Tujuan audit secara umum dapat diklasifikasilkan sebagai berikut :

1. Kelengkapan (Completeness). Untuk meyakinkan bahwa seluruh transaksi telah


dicatat atau ada dalam jurnal secara aktual telah dimasukkan.
2. Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang
ada telah dicatat berdasarkan jumlah yang benar, perhitungan yang benar,
diklasifikasikan, dan dicatat dengan tepat.
3. Eksistensi (Existence). Untuk memastikan bahwa semua harta dan kewajiban
yang tercatat memiliki eksistensi atau keterjadian pada tanggal tertentu, jadi
transaksi tercatat tersebut harus benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.
4. Penilaian (Valuation). Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum telah diterapkan dengan benar.
5. Klasifikasi (Classification). Untuk memastikan bahwa transaksi yang
dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat. Jika terkait dengan saldo
maka angka-angka yang dimasukkan didaftar klien telah diklasifikasikan dengan
tepat.--> dicatat pada akun yg tepat.
6. Pisah Batas (Cut-Off). Untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat
tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat. Transaksi yang mungkin sekali
salah saji adalah transaksi yang dicatat mendekati akhir suatu peride akuntansi.
7. Pengungkapan (Disclosure).  untuk memastikan bahwa saldo akun beserta
seluruh persyaratan pengungkapan yang saling berhubungan telah disajikan dan
dijelaskan secara wajar dalam laporan keuangan dan isi catatan kaki laporan
tersebut.

Standar audit yang berlaku umumm dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :

1. Standar Umum

 Audit harus dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti pelatihan dan memiliki kecakapan
teknis yang memadai sebagai seorang auditor.

 Auditor harus mempertahankan sikap mental yang independen dalam semua hal yang
berhubungan dengan audit.

 Auditor harus menerapkan kemahiran profesional dalam melaksanakan audit dan


menyusun laporan.
2. Standar Pekerjaan Lapangan

 Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan mengawasi semua asisten
sebagaimana mestinya.

 Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup mengenai entitas serta lingkungannya,
termasuk pengendalian internal, untuk menilai risiko salah saji yang material dalam laporan
keuangan karena kesalahan atau kecurangan, dan selanjutnya

untuk merancang sifat, waktu, serta luas prosedur audit.

 Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang tepat dengan melakukan prosedur audit
agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat menyangkut laporan

keuangan yang diaudit.

3. Standar Pelaporan

 Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disajikan sesuai dengan prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum.

 Auditor dalam laporan auditnya harus mengidentifikasi mengenai keadaan dimana prinsip
akuntansi tidak secara konsisten diikuti selama periode berjalan dibandingkan

dengan periode sebelumnya.

 Jika auditor menetapkan bahwa pengungkapan secara informatif belum memadai, auditor
harus menyatakan dalam laporan audit.

 Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan, atau menyatakan bahwa suatu pendapat tidak dapat diberikan.

KODE ETIK AUDITOR :

1. Integritas : mewajibkan akuntan untuk bersikap lugas dan jujur dalam hubungan
profesional dan hubungan bisnisnya. Integritas berarti berterus terang dan selalu
mengatakan yang sebenarnya.
2. Objektivitas : untuk tidak membiarkan bias, benturan kepentingan, atau pengaruh
tidak sepantasnya dari pihak lain, yang dapat mengurangi pertimbangan
profesional atau bisnisnya.
3. Kompeten : (a) Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat
yang dibutuhkan untuk menjamin klien atau pemberi kerja akan menerima
layanan profesional yang kompeten; dan Bertindak cermat dan tekun sesuai
dengan standar teknis dan profesional yang berlaku ketika memberikan jasa
profesional.
4. Kerahasiaan :  yaitu mampu menjaga hal-hal yang dipercayakan agar tidak
diketahui oleh pihak-pihak di luar kewenangan atau kepentingan. Akuntan
Profesional menjaga kerahasiaan informasi kliennya.
5. Profesional, yaitu perilaku yang memenuhi mutu atau kualitas dari suatu profesi
dan membutuhkan kepandaian tertentu dalam melaksanakannya.
6. Akuntabel adalah kemampuan untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau
untuk menerangkan kinerja dan tindakan seseorang kepada pihak yang memiliki
berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban (klien).

BUKTI AUDIT

1. Bukti Fisik.
Merupakan suatu bukti yang sudah diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik, misalnya
dari hasil pemeriksaan persediaan, pemeriksaan kas, observasi dari aktiva tetap.
Bukti-bukti fisik ini memang seharusnya diperoleh dari pemeriksaan dan perhitungan
obyek yang sudah memilki bentuk yang nyata.

2. Bukti Konfirmasi.

Adalah bukti yang sudah diperoleh dari berbagai tindakan-tindakan konfirmasi


terhadap pihak ketiga. Konfirmasi ini biasanya akan dilakukan untuk menanyakan
bagaimana kebenaran dari saldo yang telah disajikan pada laporan keuangan.
3. Proses dokumentasi.
Suatu bukti yang sudah diperoleh dari pemeriksaan catatan / bukti transaksi
keuangan. (vouching).

bukti-bukti transaksinya, yaitu:

 Bukti kas masuk dan kas keluar.


• Surat pesanan pembelian.
• Dokumen pengapalan/bill of leading.
• Duplikat faktur penjualan dan lain sebagainya.

4. Observasi

Suatu tindakan yang sudah dilakukan untuk memperoleh bukti-bukti audit


dengan cara menggunakan panca indra. Misalnya memanfaatkan indera penglihatan,
indera pendengaran, sentuhan, penciuman. Bukti audit yang dapat diperokeh melalui
pengamatan yaitu bukti yang memiliki wujud, bentuk fisik. Bukti audit dari hasil
observasi adalah sebagai berikut:

 Hasil pengamatan terhadap berbagai fasilitas-fasilitas yang telah disediakan oleh


perusahaan.
 Barang-barang yang sudah tersimpan baik yang masih memang berfungsi
maupun yang sudah mendekati akhir dari masa ekonomisya
5. Inquiries.
Bukti-bukti yang berasal dari peryataan atau jawaban atas berbagai pertanyaan-
pertanyaan dari pihak auditor yang baik yang sudah berbentuk tulisan maupun yang
berupa lisan.

6. Perhitungan.
Suatu bukti yang sudah diperoleh dari beberapa kali pengujian perhitungan kembali.
Para auditor dapat memberikan tanda-tanda pada kertas kerja bahwa saldo yang sudah
diperiksa perhitungannya telah dilakukan dengan sangat cermat dan tepat.

7. Reperformance.
Bukti-bukti penting yang sudah diperoleh dari pemeriksaan prosedur kerja yang masih
berlaku dan masih bisa dijalankan oleh pihak auditee termasuk juga tentang
pengendalian internalnya. Tujuan dari dilakukan reperformance ini adalah untuk
menguji sampai seberapa handal informasi-informasi keuangan yang sudah
dihasilkan. Analisis otorisasi melalui pemeriksaaan specimen sangat perlu untuk
dilakukan agar bisa mengetahui kuat dan efektifnya penerapa dalam hal pengendalian
internal perusahaan.

8. Tes analisis.
Suatu bukti yang sudah diperoleh dengan cara membandingkan dari beberapa
saldo sampai dengan membentuk sebuah rasio. Tujuan dari dilakukannya
analitikal prosedur adalah untuk menilai bagaimana tren, dengan cara
membandingkan rasio dari periode yang berjalan dengan rasio periode yang
lalu. Selain itu penjelasan atas berbagai tren, baik yang menurun atau yang
sudah meningkat dapat digunakan sebagai salah satu dari bukti audit.

You might also like