You are on page 1of 21

judul belum menampakkan

kebaruan keilmuan yang ditawarkan.


PAROKI HILARIUS KLEPU Judul lebih menampakkan laporan
penelitian
SEBAGAI GEREJA YANG BERAKAR PADA LINGKUNGAN

Agustinus Wisnu Dewantara dan Nurhadi Pudjoko


STKIP Widya Yuwana
dewantaracm@gmail.com

Abstract
St. Hilarius Klepu-Ponorogo Parish is a fellowship of Catholics in the Surabaya
Diocese. The main object of this pastoral research is the understanding of the
Lingkungan and Stasi Management on the basic concepts of the church. This
Pastoral Research uses six (6) main variables, namely the respondent's
understanding of the nature of the lingkungan; objectives and functions;
neighborhood residents; missionary tasks; and the relationship with parish to
explore the object of this research. The type of questionnaire used in this study
was a closed questionnaire, namely a questionnaire that contains questions and
choices of answers to questions that have been prepared. Respondents were
asked to choose one of the prepared answers. After the research data has been
collected, the next step is to analyze and interpret the research data and create a
research report. Research data analysis is an effort to process research data
that has been collected to answer research objectivesPastoral research was
conducted using a quantitative approach. The results of the analysis can be
concluded that the Santo Hilarius Klepu Parish have implemented the
Guidelines for the Surabaya Diocese in their respective lingkungan, with an
average score of 85.42%.

Keywords: Church, parish, lingkungan, Diocese

I. PENGANTAR
Paroki Santo Hilarius Klepu-Ponorogo merupakan salah satu persekutuan umat Katolik di
Keuskupan Surabaya. Warna pedesaan menjadi sahabat akrab yang dihiasi dengan keindahan
alam. Gua Maria Fatima Waluyojatiningsih menjadi salah satu ikon di paroki ini. Dengan
melihat tipe Paroki St. Hilarius tersebut, maka menarik untuk dilihat secara lebih mendalam
bagiamana pelaksanaan Ardas Keuskupan Surabaya yang berbunyi: Gereja Katolik Keuskupan
Surabaya sebagai Persekutuan Murid-murid Kristus yang semakin dewasa dalam iman, guyub,
penuh pelayanan dan missioner. Paroki Santo Hilarius Klepu memiliki dua stasi (Stasi Santa
Maria Immaculata Juruk dan Stasi Santo Vincentius A Paulo Sendang), dan sepuluh lingkungan
(yaitu Lingkungan Santa Clata Tanjung, Santo Paulus Ngapak, Santa Lusia Genengan, Santo
Petrus Mendung, Santo Yohanes Rasul Wareng, Santo Ignatius Loyola Bendo, Santo Markus
Sambi Barat, Santo Agustinus Sambi Timur, Santo Yohanes Pembaptis Sulingan dan Santa
Monika Klepu).
Catatan untuk pendahuluan:
- Perlu diuraikan secara serba singkat literature riview.
- perlu ditunjukkan research gap yang ingin diisi melalui riset ini.
- perlu dijelaskan novelty dari penelitian ini bagi perkembangan ilmu pengetahuan
- perlu dituliskan lebih jelas tentang tujuan dari penelitian ini juga dalam konteks mengisi research gap dan memberikan novelty
- Perlu dijelaskan terkait dengan responden penelitian, Cata pemilihan responden penelitian, Kualifikasi
responden.
- Mengapa responden yang dipilih adalah para pengurus saja? Mengapa warga biasa tidak dijadikan
responden?
- Bagaimana kebenaran jawaban dari responden bisa dbuat jika tidak ada trianggulasi dari data yang
lain?
Obyek utama penelitian pastoral ini ialah pemahaman Pengurus Lingkungan dan Stasi
tentang konsep-konsep dasar Lingkungan. Penelitian Pastoral ini menggunakan enam (6)
variabel utama yaitu pemahaman responden tentang hakekat lingkungan; tujuan lingkungan dan
fungsi lingkungan; warga lingkungan; tugas misioner warga lingkungan; dan hubungan antara
paroki dan lingkungan untuk mendalami obyek penelitian ini. Penelitian Pastoral ini dilakukan
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif ialah penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan prosedur dan pendekatan statistik atau cara kuantifikasi. Metode
penelitian ini disebut juga metode positivistik yang dipakai untuk meneliti populasi atau sampel
yang cukup besar. Salah satu bentuk metode penelitian kuantitatif ini studi survei seperti yang
dilakukan dalam penelitian ini (Sujarweni, 2014; Sugiyono, 2009).
Responden penelitian ini ialah seluruh Pengurus Lingkungan dan Stasi Paroki St. Hilarius
Klepu. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui kuesioner. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data penelitian yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis untuk dijawab responden. Pengumpulan data penelitian dengan cara ini dapat
dilakukan apa bila jumlah responden cukup besar. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian
ini adalah angket tertutup yaitu angket yang berisi pertanyaan dan pilihan jawaban atas
pertanyaan yang sudah disiapkan. Para responden diminta memilih salah satu dari jawaban-
jawaban yang sudah disiapkan (Sujarweni, 2017; Sugiyono, 2013). Setelah data-data penelitian
terkumpul, langkah selanjutnya ialah menganalisis dan menginterpretasi data penelitian serta
membuat laporan penelitian. Analisis data penelitian merupakan upaya mengolah data penelitian
yang sudah terkumpul untuk menjawabi tujuan penelitian. Metode analisis data penelitian ini
adalah deskriptif statistik, artinya data penelitian dianalisis dengan bantuan statistik deskriptif
(Sugiyono, 2009; Sujarweni, 2014:103).

II. PEMBAHASAN: MENGGEREJA DALAM LINGKUNGAN


Lingkungan dalam kebijakan pastoral Keuskupan Surabaya adalah persekutuan umat
Katolik yang jumlahnya relatif kecil, yang dahulu disebut “Kring”. Lingkungan dalam konteks
ini diartikan sebagai persekutuan umat beriman kristiani (para murid Kristus) yang terdiri dari
beberapa kepala keluarga. Mupas II Keuskupan Surabaya (2019) memandang lingkungan
sebagai “cara hidup menggereja” paling mendasar, “lokus utama” pendewasaan iman warga
katolik dan “akar” Gereja partikular (bdk. Buku Pedoman Pastoral Lingkungan, hal. 12).
Lingkungan sebagai cara hidup menggereja ini berdinamika melalui kegiatan doa, membaca dan
merenungkan Sabda Allah, mendalami ajaran Gereja, merayakan Ekaristi, melakukan karya
pelayanan sosial kemasyarakatan secara bersama dan memberi kesaksian hidup nyata sebagai
murid Kristus di lingkungan dan masyarakat sekitarnya (bdk. Kis 2:42).
Lingkungan sebagai persekutuan kecil umat, merupakan suatu “persekutuan
kekeluargaan” dan bukannya organisasi formal-fungsional karena lingkungan terbentuk dari
beberapa keluarga. Mupas II (2019) menjelaskan bahwa suatu lingkungan sebanyak-banyaknya
terdiri dari 40 Kepala Keluarga atau setara dengan 160 jiwa (Buku Pedoman Pengurus
Lingkungan, 2019. hal.17). Sebagai persekutuan kekeluargaan, lingkungan tentunya tidak perlu
memiliki anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan tata aturan yang rumit dan kompleks
karena hal ini bisa menjadi penghalang bagi setiap orang (tua, muda, kaya, miskin, dll) untuk
berpartisipasi dalam lingkungan. Meskipun demikian panduan umum terkait tata kehidupan
bersama dan tata kelola lingkungan tetap diperlukan.
Lingkungan dalam pengertian persekutuan kekeluargaan memiliki beberapa semangat
dasar yaitu kekeluargaan, persaudaraan dan solidaritas sebagai murid Kristus. Semangat dasar ini
berakar dalam kesaksian hidup Jemaat Perdana (Kis l 2:1-47; 4:32-35; dan 13: 1-3) yang rutin
berkumpul untuk berdoa, mendengarkan Firman Tuhan, merayakan Ekaristi, melayani dan
memberi kesaksian hidup tentang Yesus dan Injil di tengah masyarakat. Kegiatan-kegiatan ini
dilakukan dengan sukacita dan dalam bimbingan Roh Kudus sehingga menghasilkan buah-buah
kebaikan nyata dan disenangi banyak orang (bdk. Bergant dan Kariss, 2002). Lingkungan
sebagai persekutuan kekeluargan memiliki beberapa sifat dasar. Berbagai sumber bacaan
mengidentifikasi empat (4) sifat dasar lingkungan sebagai konumitas kecil umat.
Pertama, lingkungan merupakan Gereja (persekutuan/communio) umat beriman yang
percaya kepada Yesus. Lingkungan terbentuk untuk meragakan secara kolektif “cara atau pola
hidup menggereja” yang tentunya berbeda atau bahkan bertentangan dengan pola hidup
individualistis, egoitis, dan konsumptif yang sudah menjadi bagian dari budaya global saat ini.
Pola hidup itu tidak lain adalah kesetiaan dan ketekunan menjalankan Tritugas Kristus (sebagai
Imam, Raja dan Nabi) serta melaksanan 5 tugas Gereja (persekutuan, peribadatan, pewartaan,
pelayanan dan kesaksian) (Batistiana, M. A. and Denis, M. 2002).
Kedua, cara hidup meggereja di lingkungan hendaknya membawa suatu “transformasi
kolektif”. Ketekunan mendalami dan menghayati tritugas Kristus dan panca tugas Gereja secara
bersama di lingkungan diharapkan membuahkan suatu transformasi kolektif dalam hidup
bersama. Injil dan ibadat yang dibaca, dirayakan dan dihayati secara kolektif hendaknya
menggelorakan semangat hidup sehati, sejiwa, seperjuangan dan sepenanggungan murid Kristus
di lingkungan (bdk. 1 Kor 1:28; 2 Kor 5:17).
Ketiga, lingkungan merupakan “basis gerakan kerasulan Gereja”. Lingkungan mulai
sungguh-sungguh hadir sebagai “gerakan kerasulan” ketika warga lingkungan mulai sadar diri
sebagai murid Kristus yang memiliki keberanian dan komitmen melakukan kegiatan kerasulan
Gereja. Kegiatan kerasulan ini bertitik tolak dari pengalaman hidup konkrit yang dialami,
diceriterakan, dianalisis, didalami dan disikapi bersama melalui aksi konkrit yang dijiwai Injil
sebagai denyut-jantung persekutuan. Doa, ibadat, Ekaristi, renungan teologis dan biblis
lingkungan hendaknya menjadi sumber inspirasi serta dasar pijakan berpikir, berperilaku dan
bertindak. Bila hal ini tidak dilakukan maka doa, ibadat dan perayaan Ekaristi, pendalaman Kitab
Suci belum mendapat arti yang sesungguhnya. Sabda Tuhan “bukan setiap orang yang berseru
kepada-Ku Tuhan, Tuhan akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga” (Mat 7:21).
Keempat, lingkungan merupakan “basis pemberdayaan umat beriman”. Pemberdayaan ini
dilakukan tim penggerak (pengurus) lingkungan pada akar rumput Gereja. Sebelum melakukan
gerakan pemberdayaan ini, tim penggerak itu sendiri perlu dibekali atau diberdayakan terlebih
dahulu secara terprogram dan berbasis kurikulum oleh perangkat keuskupan dan paroki serta
perangkat-perangkat profesional lain yang berjejaring dengan keuskupan. Materi pemberdayaan
lingkungan bisa mencakup beberapa aspek penting yaitu: (1) lima tugas Gereja berkaitan dengan
liturgi (Liturgia), pewartaan Injil (Kerygma), Persekutuan (Communio), pelayanan sosial
(Diakonia) dan kesaksian iman (Martyria); (2) Tiga tugas Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja;
(3) Pendalaman Ajaran Sosial Gereja; (4) Analisa sosial dan budaya untuk pelayanan dan
pewartaan lingkungan; (5) Orgnisasi dan tindakan sosial lingkungan; (6) Keterampilan
memimpin ibadat; (7) Keterampilan memandu pendalaman Kitab Suci; (8) Keterampilan
membuat renungan secara kontekstual/membumi; (9) Tata kelola administrasi lingkungan; (10)
Komunikasi dan kerjasama lingkungan.

III. HASIL PENELITIAN


Hasil observasi di bagi dalam dua bagian, yaitu pemahaman terhadap “konsep-konsep
dasar tentang lingkungan” dan “implementasi pedoman pengurus lingkungan Keuskupan
Surabaya”

3.1. Pemahaman terhadap Konsep-konsep Dasar tentang Lingkungan


3.1.1. Hakekat Lingkungan

Sub-bagian pertama tulisan ini mendiskusikan tentang lingkungan sebagai cara hidup
menggereja, hidup lingkungan berakar dalam keluarga, komposisi pengurus lingkungan, dan
menghayati 5 aspek hidup menggereja dalam lingkungan.

Tabel 1: Hakekat Lingkungan

JAWABAN
TOTAL
NO PERNYATAAN
SS S RR TS STS
F P F P F P F P F P F P
Lingkungan merupakan
cara hidup menggereja
1 para murid Kristus dalam 46 70,76 19 29,23 65 100
suatu persekutuan wilayah
yang ditetapkan.
Hidup lingkungan berakar
dalam persekutuan
2 beberapa keluarga yang 45 69,23 20 30,76 65 100
tinggal berdekatan dan
saling mengenal.
Setiap Lingkungan
memiliki pengurusnya
3 sendiri sesuai dengan 40 61.53 25 38,46 65 100
kebutuhan paroki dan
lingkungan itu sendiri
Lingkungan dibentuk
untuk menghayati 5 (lima)
aspek hidup menggereja
4 yaitu pewartaan, 40 61,53 25 38,46 65 100
persekutuan, peribadatan,
kesaksian, dan pelayanan
masyarakat.
171 89

Hasil analisa data penelitian tentang hakekat Lingkungan merupakan cara hidup
menggereja para murid Kristus dalam suatu persekutuan wilayah yang
ditetapkan.mengungkapkan bahwa 46 (70,76%) mengatakan sangat setuju, 19 (29,23 %) setuju.
0 (0%) Ragu-ragu, 0 (0%) tidak setuju dan 0(0%) responden tidak setuju dari 65 responden.
Hidup lingkungan berakar dalam persekutuan beberapa keluarga yang tinggal berdekatan dan
saling mengenal, terdapat 45 (69,23%) mengatakan sangat setuju, 20 (30,76 %) setuju, 0 (0 %)
ragu-ragu, dan 0 (0 %) responden mengatakan tidak setuju dan 0(0%) responden mengatakan
sangat tidak setuju. Setiap Lingkungan memiliki pengurusnya sendiri sesuai dengan kebutuhan
paroki dan lingkungan itu sendiri, terdapat 40 (61,53%) mengatakan sangat setuju, 25 (38,46 %)
setuju, 0 (0 %) ragu-ragu, dan 0 (0 %) responden mengatakan tidak setuju dan 0(0%) responden
mengatakan sangat tidak setuju. Lingkungan dibentuk untuk menghayati 5 (lima) aspek hidup
menggereja yaitu pewartaan, persekutuan, peribadatan, kesaksian, dan pelayanan masyarakat.
terdapat 40 (61,53%) mengatakan sangat setuju, 25 (38,46 %) setuju, 0 (0 %) ragu-ragu, dan 0
(0 %) responden mengatakan tidak setuju dan 0(0%) responden mengatakan sangat tidak setuju.
Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa hakekat lingkungan sudah sangat dipahami
oleh pengurus lingkungan di Paroki St. Hilarius Klepu, dengan nilai presentasi 93,1%.

3.1.2 Tujuan dan Fungsi Lingkungan

Bagian ini mendiskusikan dua hal pokok yaitu tujuan dan fungsi lingkungan. Lingkungan
dibentuk dengan tujuan menjadi basis untuk menopang pendewasaan paroki. Lingkungan dalam
paroki berfungsi sebagai lokus pendewasaan iman umat dan medan pewartaan nilai-nilai Injil di
tengah masyarakat.

Tabel 2: Tujuan dan Fungsi Lingkungan

JAWABAN
TOTAL
NO PERNYATAAN
SS S RR TS STS
F P F P F P F P F P F P
Lingkungan dibentuk dengan tujuan
untuk menopang
(memajukan/mengembangkan)
1 komunitas paroki yang digembalakan 35 53,84 30 46,15 65 100
pastor paroki melalui komunikasi dan
pengelolaan bersama pengurus
lingkungan.
Lingkungan dibentuk dengan tujuan
melaksanakan tugas perutusan Gereja
yaitu menjadi terang dan garam dunia
2 dengan menghayati 5 (lima) aspek 26 40 39 60 65 100
hidup menggereja yaitu pewartaan,
persekutuan, peribadatan, kesaksian,
dan pelayanan masyarakat.
Lingkungan berfungsi untuk
3 mendalami, menghidupkan, dan 41 63,07 21 32.30 3 4,61 65 100
meneguhkan iman warga lingkungan.
Lingkungan berfungsi menghayati dan
menyebarkan nilai-nilai
4 Injil seperti kasih, pengampunan, 33 50,76 30 46,15 2 3,07 65 100
pertobatan, damai dan sukacita
di tengah masyarakat.
135 120 5

tabel hasil dari statistik deskriptif mencakup mean, standar deviasi, dan N saja.
Hasil analisa data penelitian tentang tujuan dan fungsi lingkungan tentang “Lingkungan
dibentuk dengan tujuan untuk menopang (memajukan/mengembangkan) komunitas paroki yang
digembalakan pastor paroki melalui komunikasi dan pengelolaan bersama pengurus lingkungan”
.menujukkan, 35 (53,84%) responden mengatakan sangat setuju, 30 (46,15%) mengatakan
setuju, 0 (0%) ragu-ragu, dan 0 (0%) responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden
mengatakan sangat tidak setuju.
Hasil analisa data penelitian tentang tujuan dan fungsi lingkungan tentang “Lingkungan
dibentuk dengan tujuan melaksanakan tugas perutusan Gereja yaitu menjadi terang dan garam
dunia dengan menghayati 5 (lima) aspek hidup menggereja yaitu pewartaan, persekutuan,
peribadatan, kesaksian, dan pelayanan masyarakat” .menujukkan, 26 (40%) responden
mengatakan sangat setuju, 39(60%) mengatakan setuju, 0 (0%) ragu-ragu, dan 0 (0%) responden
mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju. Hasil analisa
data penelitian tentang tujuan dan fungsi lingkungan tentang “Lingkungan berfungsi untuk
mendalami, menghidupkan, dan meneguhkan iman warga lingkungan” .menujukkan, 41
(63,07%) responden mengatakan sangat setuju, 21 (32,30%) mengatakan setuju, 3 (4,61%) ragu-
ragu, dan 0 (0%) responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat
tidak setuju. Hasil analisa data penelitian tentang tujuan dan fungsi lingkungan tentang
“Lingkungan berfungsi menghayati dan menyebarkan nilai-nilai Injil seperti kasih,
pengampunan, pertobatan, damai dan sukacita di tengah masyarakat.” .menujukkan, 33 (50,76%)
responden mengatakan sangat setuju, 30 (46,15%) mengatakan setuju, 2 (3,07%) ragu-ragu, dan
0 (0%) responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak
setuju. Dari hasil diatas, muncul prosentase 90% maka dapat disimpulkan bahwa Tujuan dan
Fungsi Lingkungan sudah sangat dipahami oleh pengurus lingkungan.

3.1.3. Warga Lingkungan

Terdapat tiga konsep dasar penelitian terkait warga lingkungan yaitu arti warga lingkungan,
panggilan warga lingkungan, dan perilaku warga lingkungan.

Tabel 3: Warga Lingkungan

JAWABAN
TOTAL
NO PERNYATAAN
SS S RR TS STS
F P F P F P F P F P F P
Warga lingkungan adalah
setiap warga Katolik dan
1 calon warga Katolik yang 24 36,92 37 56,92 2 3,07 65 100
berdomisili selama lebih dari
3 bulan.
Setiap warga lingkungan
dipanggil untuk menjadi
saudara seiman satu sama lain
2 dan bersedia melibatkan diri 36 55,38 27 41,53 2 3,07 65 100
dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan di
lingkungannya.
Setiap warga lingkungan harus
3 38 58,46 25 38,46 2 3,07 65 100
saling mengenal secara
pribadi, saling membantu
dalam hal memelihara dan
menumbuhkembangkan
imannya.
Setiap warga lingkungan
hendaknya bersedia menerima
4 siapapun sebagai saudara, 40 61,53 25 38,46 65 100
termasuk warga yang tidak
seiman (non-Katolik).

138 114 6

Hasil analisa data penelitian tentang “warga lingkungan” dengan instrumenn “Warga
lingkungan adalah setiap warga Katolik dan calon warga Katolik yang berdomisili selama lebih
dari 3 bulan” .menujukkan, 24 (36,92%) responden mengatakan sangat setuju, 37 (56,92%)
mengatakan setuju, 2 (3,07%) ragu-ragu, dan 0 (0%) responden mengatakan tidak setuju dan 0
(0%) responden mengatakan sangat tidak setuju. Hasil analisa data penelitian tentang “warga
lingkungan” dengan instrumenn “Setiap warga lingkungan dipanggil menjadi saudara seiman
satu sama lain dan bersedia melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di
lingkungan” .menujukkan, 36 (55,38%) responden mengatakan sangat setuju, 27 (41,53%)
mengatakan setuju, 2 (3,07%) ragu-ragu, dan 0 (0%) responden mengatakan tidak setuju dan 0
(0%) responden mengatakan sangat tidak setuju.
Hasil analisa data penelitian tentang “warga lingkungan” dengan instrumenn “Setiap
warga lingkungan harus saling mengenal secara pribadi, saling membantu dalam hal memelihara,
dan menumbuhkankembangkan imannya” .menujukkan, 38 (58,46%) responden mengatakan
sangat setuju, 25 (38,46%) mengatakan setuju, 2 (3,07%) ragu-ragu, dan 0 (0%) responden
mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju.
Hasil analisa data penelitian tentang “warga lingkungan” dengan instrumenn “Setiap
warga lingkungan hendaknya bersedia menerima siapa pun sebagai saudara, termasuk warga
yang tidak seiman (non-Katolik)” .menujukkan, 40 (61,53%) responden mengatakan sangat
setuju, 25 (38,46%) mengatakan setuju, 0 (0%) ragu-ragu, dan 0 (0%) responden mengatakan
tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju. Dari hasil diatas, muncul
prosentase 89,53% maka dapat disimpulkan bahwa tentang Warga Lingkungan sudah dipahami
oleh pengurus lingkungan.

3.1.4. Tugas Misioner Warga Lingkungan di Tengah Masyarakat

Bagian ini mendalami tiga konsep tentang tugas misioner warga dilingkungan di tengah
masyarakat yaitu: memajukan dan memelihara kerukunan hidup masyarakat, membawa nama
baik warga Gereja di tengah masyarakat, dan berpihak kepada orang miskin kecil (miskin,
lemah, tertindas, sakit, lansia dan difabel).

Tabel 4: Tugas Misioner Warga Lingkungan

JAWABAN
TOTAL
NO PERNYATAAN
SS S RR TS STS
F P F P F P F P F P F P
Warga lingkungan
dipanggil untuk
merawat kerukunan dan 3
1 60 25 38,46 1 1,53 65 100
memajukan hidup
masyarakat (RT, RW,
Kampung, Desa, dll).
Setiap warga
lingkungan terpanggil
3
2 untuk membawa nama 56,92 26 40 2 3,07 65 100
baik Gereja di tengah
masyarakat.
Setiap warga
lingkungan terpanggil
untuk berpihak kepada 3
3 50,76 24 36,92 8 12,30 65 100
orang miskin, lemah,
tertindas, sakit, lansia
dan difabel.
1
75 11

Hasil analisa data penelitian tentang “tugas misioner warga dilingkungan di tengah
masyarakat” dengan intrumen “Warga lingkungan dipanggil untuk merawat kerukunan dan
memajukan hidup masyarakat (RT, RW, Kampung, Desa, dll)” .menujukkan, 39 (60%)
responden mengatakan sangat setuju, 25 (38,46%) mengatakan setuju, 1 (1,53%) ragu-ragu, dan
0 (0%) responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak
setuju.
Hasil analisa data penelitian tentang “tugas misioner warga dilingkungan di tengah
masyarakat” dengan intrumen “Setiap warga lingkungan terpanggiln untuk membawa nama baik
Gereja di tengah masyarakat” .menujukkan, 37 (56,92%) responden mengatakan sangat setuju,
26 (40%) mengatakan setuju, 2 (3,07%) ragu-ragu, dan 0 (0%) responden mengatakan tidak
setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju.
Hasil analisa data penelitian tentang “tugas misioner warga dilingkungan di tengah
masyarakat” dengan intrumen “Setiap warga lingkungan terpanggil untuk berpihak kepada orang
miskin, lemah, tertindas, sakit, lansia, dan difabel” .menujukkan, 33 (50,76%) responden
mengatakan sangat setuju, 24 (36,92%) mengatakan setuju, 8 (12,30%) ragu-ragu, dan 0 (0%)
responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju. Dari
hasil diatas, muncul prosentase 90,03% maka dapat disimpulkan bahwa tugas misioner warga
dilingkungan di tengah masyarakat”sudah sangat dipahami oleh pengurus lingkungan.

3.1.5. Hakekat, Tugas dan Fungsi Pengurus Lingkungan

Analisis data bagian ini terdiri dari tiga (3) variabel utama yaitu hakekat, tugas, dan fungsi
pengurus lingkungan. Untuk mendalami 3 variabel ini, maka dibuat lima (5) instrumen
penelitian.

Tabel 5: Hakekat, Tugas dan Fungsi Pengurus Lingkungan

JAWABAN
NO PERNYATAAN TOTAL
SS S RR TS STS
F P F P F P F P F P F P
Pengurus lingkungan adalah warga
lingkungan yang diusulkan
oleh warga lingkungannya sendiri, dan
1 dipilih dan diangkat 40 61,53 25 38,46 65 100
oleh pastor paroki dengan tujuan
membantu pastor paroki
menggembalakan umat di lingkungan.
Susunan pengurus lingkungan adalah
pembagian peran, tugas dan
2 tanggungjawab dalam lingkungan sesuai 40 61,53 25 38,46 65 100
dengan kebutuhan lingkungan dan paroki
masing-masing.
Pengurus lingkungan berfungsi
membantu warga lingkungan
3 mendapatkan pelayanan administratif 27 41,53 35 53,84 3 4,61 65 100
(surat menyurat) serta pembaharuan data
lingkungan secara periodik.
Pengurus lingkungan merencanakan,
menyelenggarakan dan
4 mempertanggungjawabkan kegiatan dan 25 38,46 38 58,46 2 3,07 65 100
keuangan lingkungan kepada warga
lingkungan dan pastor paroki.
Pengurus lingkungan berfungsi
membentuk karakter Kristiani,
yaitu beriman, peduli, adil, solider,
5 30 46,15 30 46,15 5 7,69 65 100
hormat akan martabat manusia,
memelihara kelestarian alam, dan
melayani masyarakat.

162 153 10

Hasil analisa data penelitian tentang Hakekat, Tugas dan Fungsi Pengurus Lingkungan
dengan instrumen “Pengurus lingkungan adalah warga lingkungan yang diusulkan oleh warga
lingkungannya sendiri, dan dipilih dan diangkat oleh pastor paroki dengan tujuan membantu
pastor parokimenggembalakan umat di lingkungan” .menujukkan, 40 (61,53%) responden
mengatakan sangat setuju, 25 (38,46%) mengatakan setuju, 0 (0%) ragu-ragu, dan 0 (0%)
responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju.
Hasil analisa data penelitian tentang Hakekat, Tugas dan Fungsi Pengurus Lingkungan
dengan instrumen “Susunan pengurus lingkungan adalah pembagian peran, tugas dan
tanggungjawab dalam lingkungan sesuai dengan kebutuhan lingkungan dan paroki masing-
masing.” .menujukkan, 40 (61,53%) responden mengatakan sangat setuju, 25 (38,46%)
mengatakan setuju, 0 (0%) ragu-ragu, dan 0 (0%) responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%)
responden mengatakan sangat tidak setuju.
Hasil analisa data penelitian tentang Hakekat, Tugas dan Fungsi Pengurus Lingkungan
dengan instrumen “Pengurus lingkungan berfungsi membantu warga lingkungan mendapatkan
pelayanan administratif (surat menyurat) serta pembaharuan data lingkungan secara periodik”
.menujukkan, 27 (41,53%) responden mengatakan sangat setuju, 35 (53,84%) mengatakan
setuju, 3 (4,61%) ragu-ragu, dan 0 (0%) responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%)
responden mengatakan sangat tidak setuju.
Hasil analisa data penelitian tentang Hakekat, Tugas dan Fungsi Pengurus Lingkungan
dengan instrumen “Pengurus lingkungan merencanakan, menyelenggarakan dan
mempertanggungjawabkan kegiatan dan keuangan lingkungan kepada warga lingkungan dan
pastor paroki” .menujukkan, 25 (38,46%) responden mengatakan sangat setuju, 38 (58,46%)
mengatakan setuju, 2 (3,07%) ragu-ragu, dan 0 (0%) responden mengatakan tidak setuju dan 0
(0%) responden mengatakan sangat tidak setuju.
Hasil analisa data penelitian tentang Hakekat, Tugas dan Fungsi Pengurus Lingkungan
dengan instrumen “Pengurus lingkungan berfungsi membentuk karakter Kristiani, yaitu beriman,
peduli, adil, solider, hormat akan martabat manusia, memelihara kelestarian alam, dan melayani
masyarakat.” .menujukkan, 30 (46,15%) responden mengatakan sangat setuju, 30 (46,15%)
mengatakan setuju, 5 (7,69%) ragu-ragu, dan 0 (0%) responden mengatakan tidak setuju dan 1
(25%) responden mengatakan sangat tidak setuju. Dari hasil diatas, muncul prosentase 89,35%
maka dapat disimpulkan bahwa Hakekat, Tugas dan Fungsi Pengurus Lingkungan sudah
dipahami oleh pengurus lingkungan.

3.1.6. Hubungan Antara Paroki dan Lingkungan

Analisis data bagian ini akan melihat sejauh mana hubungan Antara Paroki dengan
Lingkungan. Untuk mendalami hubungan ini dibuat empat (4) instrumen penelitian.

Tabel 6: Hubungan antara Paroki dan Lingkungan

JAWABAN
TOTAL
NO PERNYATAAN
SS S RR TS STS
F P F P F P F P F P F P
Paroki merupakan
persekutuan umat
beriman (murid-murid
1 Kristus) dari berbagai 39 60 26 40 65 100
komunitas Kristiani
dalam suatu wilayah
paroki.
Kegiatan penggembalaan
(pastoral) paroki dan
lingkungan berada
dalam otoritas Uskup dan
2 dalam pelaksanaannya 36 55,38 27 41,53 2 33,07 65 100
sehari-hari
dipercayakan kepada
pastor paroki sebagai
gembala umat.
Lingkungan mewujudkan
cita-cita Arah Dasar
Keuskupan dengan
merencanakan dan
melaksanakan kegiatan
3 pastoral lingkungan 37 56,92 24 36,92 4 6,15 65 100
dengan berpedoman pada
buku pedoman pastoral
pengurus
lingkungan Keuskupan
Surabaya 2020-2030.
Reksa pastoral paroki
ialah upaya membentuk
dan mendidik
persekutuan umat
beriman agar
4 43 66,15 21 32,30 1 1,53 65 100
berkembang menjadi
umat
beriman yang dewasa,
guyub, penuh pelayanan
dan misioner.
155 98 1

Hasil analisa data penelitian tentang Hubungan Antara Paroki dan Lingkungan dengan
instrument “Paroki merupakan persekutuan umat beriman (murid-murid Kristus) dari berbagai
komunitas Kristiani dalam suatu wilayah paroki.” .menujukkan, 39 (60%) responden
mengatakan sangat setuju, 26 (40%) mengatakan setuju, 0 (0%) ragu-ragu, dan 0 (0%)
responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju.
Hasil analisa data penelitian tentang Hubungan Antara Paroki dan Lingkungan dengan
instrument “Kegiatan penggembalaan (pastoral) paroki dan lingkungan berada dalam otoritas
Uskup dan dalam pelaksanaannya sehari-hari dipercayakan kepada pastor paroki sebagai
gembala umat..” .menujukkan, 36 (55,38%) responden mengatakan sangat setuju, 27 (41,53%)
mengatakan setuju, 2 (3,07%) ragu-ragu, dan 0 (0%) responden mengatakan tidak setuju dan 0
(0%) responden mengatakan sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang Hubungan Antara Paroki dan Lingkungan dengan
instrument “Lingkungan mewujudkan cita-cita Arah Dasar Keuskupan dengan merencanakan
dan melaksanakan kegiatan pastoral lingkungan dengan berpedoman pada buku pedoman
pastoral pengurus lingkungan Keuskupan Surabaya 2020-2030.” .menujukkan, 37 (56,92%)
responden mengatakan sangat setuju, 24 (36,92%) mengatakan setuju, 4 (6,15%) ragu-ragu, dan
0 (0%) responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang Hubungan Antara Paroki dan Lingkungan dengan
instrument “Reksa pastoral paroki ialah upaya membentuk dan mendidik persekutuan umat
beriman agar berkembang menjadi umat beriman yang dewasa, guyub, penuh pelayanan dan
misioner.” .menujukkan, 43 (66,15%) responden mengatakan sangat setuju, 21 (32,30%)
mengatakan setuju, 0 (0%) ragu-ragu, dan 1 (1,53%) responden mengatakan tidak setuju dan 0
(0%) responden mengatakan sangat tidak setuju. Dari hasil diatas, muncul prosentase 90%
maka dapat disimpulkan bahwa Hubungan Antara Paroki dan Lingkungan sudah sangat
dipahami oleh pengurus lingkungan.

3.2. Implementasi Pedoman Pastoral Pengurus Lingkungan Keuskupan Surabaya


Bagian kedua survey berkisar tentang sejauh mana implementasi Pedoman Pastoral
Pengurus Lingkungan Keuskupan Surabaya.

3.2.1. Pemahaman dan Penghayatan terhadap Dokumen Ardas


Analisis data bagian ini terdiri dari tiga (3) variabel utama yaitu pemahaman,
penghayatan, dan dokumen Ardas. Untuk mendalami 3 variabel ini, maka dibuat empat (4)
instrumen penelitian.
Tabel 7: Pemahaman dan Penghayatan terhadap Dokumen Ardas

JAWABAN
TOTAL
NO PERNYATAAN
SS S RR TS STS
F P F P F P F P F P F P
Pengurus
lingkungan telah
membaca dan
memahami cita-cita 2
1 38,46 27 41,53 3 4,61 10 15,38 65 100
Arah Dasar
Keuskupan
Surabaya 2020-
2030.
Pengurus
lingkungan telah
mengimplementasi
cita-cita Arah 1
2 20 32 49,23 16 24,61 1 1,53 1 1,53 65 100
Dasar
Keuskupan
Surabaya 2020-
2030.
Pengurus
lingkungan telah
membaca dan
memahami buku
Pedoman 1
26,15 30 26,15 17 26,15 1 1,53 65 100
Pastoral Pengurus
Lingkungan
Keuskupan
Surabaya 2020-
2030.
Pengurus
lingkungan telah
mengimplementasi
di lingkungannya
masing-masing isi
1
4 buku Pedoman 24,61 29 44,61 19 29,23 2 3,07 65 100
Pastoral Pengurus
Lingkungan
Keuskupan
Surabaya 2020-
2030.
7
118 55 4 11

Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pemahaman dan Penghayatan terhadap
Dokumen Ardas dengan instrument “Pengurus lingkungan telah membaca dan memahami cita-
cita Arah Dasar Keuskupan Surabaya 2020-2030.” .menujukkan, 25 (38,46%) responden
mengatakan sangat setuju, 27 (41,53%) mengatakan setuju, 3 (4,61%) ragu-ragu, dan 0 (0%)
responden mengatakan tidak setuju dan 10 (15,38%) responden mengatakan sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pemahaman dan Penghayatan terhadap
Dokumen Ardas dengan instrument “Pengurus lingkungan telah mengimplementasi cita-cita
Arah Dasar Keuskupan Surabaya 2020-2030.” .menujukkan, 13 (20%) responden mengatakan
sangat setuju, 32 (49,23%) mengatakan setuju, 16 (24,61%) ragu-ragu, dan 1 (1,53%)
responden mengatakan tidak setuju dan 1 (1,53%) responden mengatakan sangat tidak setuju.
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pemahaman dan Penghayatan terhadap
Dokumen Ardas dengan instrument “Pengurus lingkungan telah membaca dan memahami buku
Pedoman Pastoral Pengurus Lingkungan Keuskupan Surabaya 2020-2030.” .menujukkan, 17
(26,15%) responden mengatakan sangat setuju, 30 (26,15%) mengatakan setuju, 17 (26,15%)
ragu-ragu, dan 1 (1,53%) responden mengatakan tidak setuju dan (0%) responden mengatakan
sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pemahaman dan Penghayatan terhadap
Dokumen Ardas dengan instrument “Pengurus lingkungan telah mengimplementasi di
lingkungannya masing-masing isi buku Pedoman Pastoral Pengurus Lingkungan Keuskupan
Surabaya 2020-2030.” .menujukkan, 16 (24,61%) responden mengatakan sangat setuju, 29
(44,61%) mengatakan setuju, 19 (29,23%) ragu-ragu, dan 2 (3,07%) responden mengatakan tidak
setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju. Dari hasil diatas, muncul
prosentase 77,76% maka dapat disimpulkan bahwa Pemahaman dan Penghayatan terhadap
Dokumen Ardas sudah cukup dipahami oleh pengurus lingkungan.

3.2.2. Pelaksanaan Tugas Pengurus Lingkungan


Analisis data bagian ini terdiri dari satu (1) variabel utama yaitu Pelaksanaan Tugas
Pengurus Lingkungan. Untuk mendalami 1 variabel ini, maka dibuat enam (6) instrumen
penelitian.

Tabel 8: Pelaksanaan Tugas Pengurus Lingkungan

JAWABAN
TOTAL
NO PERNYATAAN

SS S RR TS STS
F P F P F P F P F P F P
Pengurus lingkungan telah
melaksanakan secara rutin
tugas
penggembalaan warga
6
1 lingkungan, yaitu persekutuan, 23 35,38 35 53,84 6 9,23 1 1,53 100
peribadatan,
pewartaan, kesaksian dan
pelayanan kepada warga
lingkungan.
Pengurus lingkungan telah
menjadi teladan iman dan
6
2 moral bagi 15 23,07 36 55,38 14 21,53 100
warga lingkungannya.

Pengurus lingkungan secara


bersama-sama mendorong 6
3 29 44,61 24 36,92 10 15,38 2 3,07 100
warga
lingkungan untuk menjadi
garam dan terang di tengah
masyarakat.

Pengurus lingkungan terbiasa


membuat program kerja
kegiatan
tahunan lingkungan secara 6
4 12 18,46 34 52,30 16 24,61 3 4,61 100
tertulis dalam semangat
kebersamaan
demi kemajuan karya
penggembalaan di lingkungan.
Pengurus lingkungan selalu
mengusahakan pendampingan
6
5 dan 21 32,30 38 58,46 5 7,69 1 1,53 100
pelayanan dari pastor paroki
bagi warga lingkungan.
Pengurus lingkungan selalu
berusaha menghadiri
pertemuan
6
6 pertemuan yang sudah 30 46,15 26 40 9 13,84 100
ditentukan di lingkungan,
wilayah ataupun
paroki.
13 19
60 7
0 3

Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pelaksanaan Tugas Pengurus


Lingkungan dengan instrument “Pengurus lingkungan telah melaksanakan secara rutin tugas
penggembalaan warga lingkungan, yaitu persekutuan, peribadatan, pewartaan, kesaksian dan
pelayanan kepada warga lingkungan.” .menujukkan, 23 (35,38%) responden mengatakan sangat
setuju, 35 (53,84%) mengatakan setuju, 6 (9,23%) ragu-ragu, dan 1 (1,53%) responden
mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pelaksanaan Tugas Pengurus
Lingkungan dengan instrument “Pengurus lingkungan telah menjadi teladan iman dan moral bagi
warga lingkungannya. ” .menujukkan, 15 (23,07%) responden mengatakan sangat setuju, 36
(55,38%) mengatakan setuju, 14 (21,53%) ragu-ragu, dan 0 (0%) responden mengatakan tidak
setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pelaksanaan Tugas Pengurus
Lingkungan dengan instrument “Pengurus lingkungan secara bersama-sama mendorong warga
lingkungan untuk menjadi garam dan terang di tengah masyarakat.” .menujukkan, 29 (44,61%)
responden mengatakan sangat setuju, 24 (36,92%) mengatakan setuju, 10 (15,38%) ragu-ragu,
dan 2 (3,07%) responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat
tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pelaksanaan Tugas Pengurus
Lingkungan dengan instrument “Pengurus lingkungan terbiasa membuat program kerja kegiatan
tahunan lingkungan secara tertulis dalam semangat kebersamaan demi kemajuan karya
penggembalaan di lingkungan.” .menujukkan, 12 (18,46%) responden mengatakan sangat
setuju, 34 (52,30%) mengatakan setuju, 16 (24,61%) ragu-ragu, dan 3 (4,61%) responden
mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pelaksanaan Tugas Pengurus
Lingkungan dengan instrument “Pengurus lingkungan selalu mengusahakan pendampingan dan
pelayanan dari pastor paroki bagi warga lingkungan.” .menujukkan, 21 (32,30%) responden
mengatakan sangat setuju, 38 (58,46%) mengatakan setuju, 5 (7,59%) ragu-ragu, dan 1 (1,53%)
responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pelaksanaan Tugas Pengurus
Lingkungan dengan instrument “Pengurus lingkungan selalu berusaha menghadiri pertemuan
pertemuan yang sudah ditentukan di lingkungan, wilayah ataupun paroki.” .menujukkan, 30
(46,15%) responden mengatakan sangat setuju, 26 (40%) mengatakan setuju, 9 (13,84%) ragu-
ragu, dan 0 (0%) responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat
tidak setuju. Dari hasil diatas, muncul prosentase 92,07% maka dapat disimpulkan bahwa
Pelaksanaan Tugas Pengurus Lingkungan sudah sangat diimplemtasikan oleh pengurus
lingkungan.

3.2.3. Pelaksanaan Fungsi Pengurus Lingkungan


Analisis data bagian ini terdiri dari satu (1) variabel utama yaitu Pelaksanaan Fungsi
Pengurus Lingkungan. Untuk mendalami 1 variabel ini, maka dibuat Dua Belas (12) instrumen
penelitian.

Tabel 9: Pelaksanaan Fungsi Pengurus Lingkungan

JAWABAN
TOTAL
NO PERNYATAAN

SS S RR TS STS
F P F P F P F P F P F P
Pengurus lingkungan telah
membantu warga lingkungan 6
1 21 32,30 39 60 5 7,69 100
mendapatkan pelayanan
administratif yang diperlukan.
Pengurus lingkungan terbiasa
melakukan pendataan secara
rutin
6
2 terhadap warga lingkungan dan 18 27,69 38 58,46 9 13,84 100
memperbarui data warga
lingkungan
secara periodik.
Pengurus lingkungan terbiasa
membuat dan menyediakan
6
3 kronik, 20 30,76 26 40 17 26,15 1 1,53 1 1.53 100
5
notulen, dan dokumentasi
kegiatan lingkungan.
Pengurus lingkungan terbiasa
membuat laporan
pertanggungjawaban
6
4 keuangan dan kegiatan 25 38,46 31 47,69 5 7,69 4 6,15 100
lingkungan kepada warga
lingkungan dan
pastor paroki.
Pengurus lingkungan selalu
berusaha membangun dan
meningkatkan
6
5 komunikasi, relasi serta kerja 22 33,84 39 60 3 4,61 1 1,53 100
sama antara warga lingkungan
dan
pengurus lingkungan.
1. untuk memastikan bahwa jawaban responden benar dan kesimpulan yang diambil adalah benar, perlu ada
trianggulasi data. Tanpa trianggulasi data, pernyataan dari para pengurus lingkungan bisa sangat subjektif
untuk membenarkan diri mereka sendiri.
2. beberapa pertanyaan di tabel 9 menunjukkan subjektivitas dan perlu dikonfrontir dengan jawaban dari orang
lain.
3. Trianggulasi data sangat diperlukan supaya peneliti mendapatkan data dan kesimpulan yang valid.
Pengurus lingkungan selalu
mendorong setiap warga
6
6 lingkungan 35 53,84 25 38,46 3 4,61 2 3,07 100
untuk terlibat aktif dalam
kegiatan lingkungan.
Pengurus lingkungan terbiasa
menyapa dan mengunjungi
warga
6
7 lingkungan terutama warga 25 38,46 24 36,92 8 12,30 1 1,53 100
lingkungan yang kurang aktif,
lansia,
lemah, sakit, dll.
Pengurus lingkungan terbiasa
menyampaikan kebijakan
6
8 pastoral 30 46,16 28 43,07 4 6,15 3 4,61 100
paroki kepada warga
lingkungan.
Pengurus lingkungan terbiasa
menyampaikan kebutuhan
6
9 pastoral 22 33,84 30 46,15 2 3,07 1 1,53 100
warga lingkungan kepada
pastor paroki.
Pengurus lingkungan selalu
merencanakan dan
melaksanakan 6
10 18 27,69 42 64,61 5 7,69 100
bersama warga lingkungan
setiap program kerja pastoral
lingkungan.
Pengurus lingkungan telah
mengupayakan pendidikan dan
pengembangan iman anak, 6
11 20 30,76 31 47,69 12 18,46 2 3,07 100
remaja, dan orang muda di
lingkungannya
masing-masing.
Pengurus lingkungan telah
mengupayakan pendidikan dan
pembentukan karakter Kristiani
(beriman, peduli, hadir, solider,
6
12 hormat akan martabat manusia, 29 44,61 19 29,23 17 26,15 100
melayani masyarakat dan cinta
pada
kelestarian alam) dalam diri
setiap warga lingkungan.
28 1
372 90 1

Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pelaksanaan Fungsi Pengurus


Lingkungan dengan instrument “Pengurus lingkungan telah membantu warga lingkungan
mendapatkan pelayanan administratif yang diperlukan” .menujukkan, 21 (32,30%) responden
mengatakan sangat setuju, 39 (60%) mengatakan setuju, 5 (7,69%) ragu-ragu, dan 0 (0%)
responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pelaksanaan Fungsi Pengurus
Lingkungan dengan instrument “Pengurus lingkungan terbiasa melakukan pendataan secara rutin
terhadap warga lingkungan dan memperbarui data warga lingkungan secara periodik.”
.menujukkan, 18 (27,69%) responden mengatakan sangat setuju, 38 (58,46%) mengatakan
setuju, 9 (13,84%) ragu-ragu, dan 0 (0%) responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%)
responden mengatakan sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pelaksanaan Fungsi Pengurus
Lingkungan dengan instrument “Pengurus lingkungan terbiasa membuat dan menyediakan
kronik, notulen, dan dokumentasi kegiatan lingkungan.” .menujukkan, 20 (30,76%) responden
mengatakan sangat setuju, 26 (40%) mengatakan setuju, 17 (26,15%) ragu-ragu, dan 1 (1,53%)
responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pelaksanaan Fungsi Pengurus
Lingkungan dengan instrument “Pengurus lingkungan terbiasa membuat laporan
pertanggungjawaban keuangan dan kegiatan lingkungan kepada warga lingkungan dan pastor
paroki” .menujukkan, 25 (38,46%) responden mengatakan sangat setuju, 31 (47,69%)
mengatakan setuju, 5 (7,69%) ragu-ragu, dan 4 (6,15%) responden mengatakan tidak setuju dan
0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pelaksanaan Fungsi Pengurus
Lingkungan dengan instrument “Pengurus lingkungan selalu berusaha membangun dan
meningkatkan komunikasi, relasi serta kerja sama antara warga lingkungan dan pengurus
lingkungan.” .menujukkan, 22 (33,84%) responden mengatakan sangat setuju, 39 (60%)
mengatakan setuju, 3 (4,61%) ragu-ragu, dan 1 (1,53%) responden mengatakan tidak setuju dan
0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pelaksanaan Fungsi Pengurus
Lingkungan dengan instrument “Pengurus lingkungan selalu mendorong setiap warga
lingkungan untuk terlibat aktif dalam kegiatan lingkungan.” .menujukkan, 35 (53,84%)
responden mengatakan sangat setuju, 25 (38,46%) mengatakan setuju, 3 (4,61%) ragu-ragu, dan
2 (3,07%) responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak
setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pelaksanaan Fungsi Pengurus
Lingkungan dengan instrument “Pengurus lingkungan terbiasa menyapa dan mengunjungi warga
lingkungan terutama warga lingkungan yang kurang aktif, lansia, lemah, sakit, dll.”menujukkan,
25 (38,46%) responden mengatakan sangat setuju, 24 (36,92%)mengatakan setuju, 8 (12,30%)
ragu-ragu, dan 1 (1,53%) responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan
sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pelaksanaan Fungsi Pengurus
Lingkungan dengan instrument “Pengurus lingkungan terbiasa menyampaikan kebijakan pastoral
paroki kepada warga lingkungan.”menujukkan, 30 (46,16%) responden mengatakan sangat
setuju, 28 (43,07%) mengatakan setuju, 4 (6,15%) ragu-ragu, dan 3 (4,61%) responden
mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pelaksanaan Fungsi Pengurus
Lingkungan dengan instrument “Pengurus lingkungan terbiasa menyampaikan kebutuhan
pastoral warga lingkungan kepada pastor paroki.”menujukkan, 22 (33,84%) responden
mengatakan sangat setuju, 30 (46,15%) mengatakan setuju, 2 (3,07%) ragu-ragu, dan 1 (1,53%)
responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pelaksanaan Fungsi Pengurus
Lingkungan dengan instrument “Pengurus lingkungan selalu merencanakan dan melaksanakan
bersama warga lingkungan setiap program kerja pastoral lingkungan..”menujukkan, 18 (27,69%)
responden mengatakan sangat setuju, 42 (64,61%)mengatakan setuju, 5 (7,69%) ragu-ragu, dan
0 (0%) responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pelaksanaan Fungsi Pengurus
Lingkungan dengan instrument “Pengurus lingkungan telah mengupayakan pendidikan dan
pembentukan karakter Kristiani (beriman, peduli, hadir, solider, hormat akan martabat manusia,
melayani masyarakat dan cinta pada kelestarian alam) dalam diri setiap warga lingkungan.”
menujukkan, 29 (44,61%) responden mengatakan sangat setuju, 19 (29,23%) mengatakan
setuju, 17 (26,15%) ragu-ragu, dan 0 (0%) responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%)
responden mengatakan sangat tidak setuju. Dari hasil diatas, muncul prosentase 82,61% maka
dapat disimpulkan bahwa Pelaksanaan Fungsi Pengurus Lingkungan sudah diimplimentasikan
oleh pengurus lingkungan.

3.2.4 Kehidupan Warga Lingkungan


Analisis data bagian ini terdiri dari satu (1) variabel utama yaitu Kehidupan Warga
Lingkungan. Untuk mendalami 1 variabel ini, maka dibuat Enam (6) instrumen penelitian.

Tabel 10: Kehidupan Warga Lingkungan

JAWABAN
TOTAL
NO PERNYATAAN
ST
SS S RR TS
S
F P F P F P F P F P F P
Kehidupan iman warga lingkungan
1 semakin terpelihara dan menjadi 23 35,38 37 56,92 10 15,38 65 100
semakin dewasa.
Kehidupan warga lingkungan sebagai
2 persekutuan murid Kristus 23 35,38 38 58,46 10 15,38 2 3,07 65 100
semakin bertumbuh dan kokoh.

Kehidupan warga lingkungan


3 26 40 29 44,61 17 26,15 65 100
semakin diresapi oleh nilai-nilai Injil

Warga lingkungan semakin peduli


dan terlibat aktif dalam kehidupan
4 38 58,46 27 41,53 9 13,84 1 1,53 65 100
masyarakat (RT, RW, Kampung,
Desa, Kelurahan).
Warga lingkungan semakin
bertanggungjawab atas wajah dan
5 39 60 23 35,38 8 12,30 1 1,53 65 100
nama
baik Gereja di tengah masyarakat.
Keberpihakan warga lingkungan
terhadap kaum miskin, lemah,
6 tertindas, sakit, lansia dan difabel 26 40 32 49,23 11 16,92 1 1,53 65 100
semakin bertumbuh dan
berkembang.

Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Kehidupan Warga Lingkungan


dengan instrument “Kehidupan iman warga lingkungan semakin terpelihara dan menjadi
semakin dewasa..”menujukkan, 23 (35,38%) responden mengatakan sangat setuju, 37 (56,92%)
mengatakan setuju, 10 (15,38%) ragu-ragu, dan 0 (0%) responden mengatakan tidak setuju dan
0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju

tabel 10 banyak pertanyaan yang tidak bisa diukur hanya dengan satu pertanyaan. Mengukur perkembangan
mengandaikan adanya pengukuran terhadap variabel yang lampau dan pengukuran terhadap variabel yang sekarang.
Catatan terhadap hasil penelitian:
1. karena memakai metode analisis statistik deskriptif, maka perlu ditampilkan hasil dari olah SPSS yang menunjukkan
mean, standar deviasi, dan N.
2. Terdapat beberapa statement di dalam kuesioner yang mengangdung lebih dari satu variabel. ini menjadi susah untuk
melihat mana yang diukur dengan pernyataan tersebut.
3. Tabel 10 menunjukkan statement yang tidak bisa diukur dengan hanya satu pertanyaan karena berbicara soal
Hasil harus
perkembangan, berharti analisa data penelitian
membandingkan. tentang
itu berarti implementasi
harus menanyakanKehidupan Warga Lingkungan
yang lama bagaimana dan yang baru
bagaimana, dan baru
dengan diukur kebaruannya.
instrument “Kehidupan warga lingkungan sebagai persekutuan murid Kristus semakin
bertumbuh dan kokoh.”menujukkan, 23 (35,38%) responden mengatakan sangat setuju, 38
(58,46%) mengatakan setuju, 10 (15,38%) ragu-ragu, dan 2 (3,07%) responden mengatakan
tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Kehidupan Warga Lingkungan
dengan instrument “Kehidupan warga lingkungan semakin diresapi oleh nilai-nilai
Injil”menujukkan, 26 (40%) responden mengatakan sangat setuju, 29 (44,6%)mengatakan
setuju, 17 (26,15%) ragu-ragu, dan 0 (0%) responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%)
responden mengatakan sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Kehidupan Warga Lingkungan
dengan instrument “Warga lingkungan semakin peduli dan terlibat aktif dalam kehidupan
masyarakat (RT, RW, Kampung, Desa, Kelurahan)”menujukkan, 38 (58,46%) responden
mengatakan sangat setuju, 27 (58,46%) mengatakan setuju, 9 (13,84%) ragu-ragu, dan 1
(1,53%) responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak
setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Kehidupan Warga Lingkungan
dengan instrument “Warga lingkungan semakin bertanggungjawab atas wajah dan nama baik
Gereja di tengah masyarakat”menujukkan, 39 (60%) responden mengatakan sangat setuju, 23
(35,38%) mengatakan setuju, 8 (12,30%) ragu-ragu, dan 1 (1,53%) responden mengatakan tidak
setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak setuju
Hasil analisa data penelitian tentang implementasi Kehidupan Warga Lingkungan
dengan instrument “Keberpihakan warga lingkungan terhadap kaum miskin, lemah, tertindas,
sakit, lansia dan difabel semakin bertumbuh dan berkembang.”menujukkan, 26 (40%) responden
mengatakan sangat setuju, 32 (49,23%) mengatakan setuju, 11 (16,92%) ragu-ragu, dan 1
(1,53%) responden mengatakan tidak setuju dan 0 (0%) responden mengatakan sangat tidak
setuju.
Dari hasil diatas, muncul prosentase 89,22% maka dapat disimpulkan bahwa
Kehidupan Warga Lingkungan sudah diimplementasikan oleh pengurus lingkungan.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data penelitian sehubungan konsep-konsep dasar tentang
lingkungan sebagaimana ditampilkan pada table 1 sampai dengan 6 dapat ditarik beberapa
kesimpulan. Pertama, Lingkungan merupakan cara hidup menggereja para murid Kristus dalam
suatu persekutuan wilayah yang ditetapkan. Lingkungan dibentuk untuk menghayati 5 (lima)
aspek hidup menggereja yaitu pewartaan, persekutuan, peribadatan, kesaksian, dan pelayanan
masyarakat. Kedua, Lingkungan dibentuk dengan tujuan untuk menopang
(memajukan/mengembangkan) komunitas paroki yang digembalakan pastor paroki melalui
komunikasi dan pengelolaan bersama pengurus lingkungan. Lingkungan berfungsi untuk
mendalami, menghidupkan, dan meneguhkan iman warga lingkungan. Ketiga, setiap warga
lingkungan dipanggil untuk menjadi saudara seiman satu sama lain dan bersedia melibatkan diri
dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di lingkungannya. Keempat, setiap warga
lingkungan terpanggil untuk membawa nama baik Gereja di tengah masyarakat, serta terpanggil
untuk berpihak kepada orang miskin, lemah, tertindas, sakit, lansia dan difabel. Kelima, susunan
pengurus lingkungan adalah pembagian peran, tugas dan tanggungjawab dalam lingkungan

1. belum ada pembahasan untuk setiap variabel. perlu diber penjelasan.


2. belum ada diskusi atau pembahasan terhadap data yang ditemukan. baru sekedar ditampilkan hasil dari penelitian. hasil
tersebut belum didiskursuskan dengan teori teori yang ada secara baik.
Bagian kesimpulan harus menjelaskan jawaban terhadap research gap yang ditemukan dan menunjukkan novelty yang
ingin disampaikan di dalam artikel ini.

sesuai dengan kebutuhan lingkungan dan paroki masing-masing. Pengurus lingkungan berfungsi
membentuk karakter Kristiani. Keenam, kegiatan penggembalaan (pastoral) paroki dan
lingkungan beradadalam otoritas Uskup dan dalam pelaksanaannya sehari-haridipercayakan
kepada pastor paroki sebagai gembala umat.
Berdasarkan hasil analisa data penelitian tentang implementasi Pedoman tentang
lingkungan Keuskupan Suarabaya sebagaimana ditampilkan pada table 7 sampai dengan 10
dapat ditarik beberapa kesimpulan: Pertama, Pengurus lingkungan telah mengimplementasi cita-
cita Arah Dasar Keuskupan Surabaya 2020-2030. Kedua, Pengurus lingkungan telah menjadi
teladan iman dan moral bagi warga lingkungannya serta secara bersama-sama mendorong warga
lingkungan untuk menjadi garam dan terang di tengah masyarakat. Ketiga, pengurus lingkungan
terbiasa membuat dan menyediakan kronik, notulen, dan dokumentasi kegiatan lingkungan,
membuat laporan pertanggungjawaban keuangan dan kegiatan lingkungan kepada warga
lingkungan dan pastor paroki. Keempat, warga lingkungan semakin bertanggungjawab atas
wajah dan nama baik Gereja di tengah masyarakat. Keberpihakan warga lingkungan terhadap
kaum miskin, lemah, tertindas, sakit, lansia dan difabel semakin bertumbuh dan berkembang.

Daftar Pustaka
------, 2018, Dokumen Konsili Vatikan (terj, R Hardawiryana), Jakarta: Dokpen KWI dan
Penerbit Obor
Dewantara, A. W. 2017. Kerasulan Awam Di Bidang Politik (Sosial-Kemasyarakatan), Dan
Relevansinya Bagi Multikulturalisme Indonesia. JPAK: Jurnal Pendidikan Agama Katolik,
18(9), 3-15.
Dewantara, A. W. 2019, November). Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Model Multikulturalisme
Khas Indonesia. In Seminar Nasional Keindonesiaan (FPIPSKR) (pp. 396-404).
Laksito, P. C. E. 2021. PLANTATIO ECCLESIAE DAN PAROKI MISIONER DALAM
ARDAS KEUSKUPAN SURABAYA 2020-2030. JPAK: Jurnal Pendidikan Agama
Katolik, 21(1), 34-47.
Almasari, L. A. 2021. GAMBARAN GEREJA YANG DITERAPKAN PARA KATEKIS
KEUSKUPAN SURABAYA DALAM KARYA PASTORAL (STKIP Widya Yuwana).
Yusrifa, F. 2017. Konsep Guyub Rukun Masyarakat Merapi dalam Menghadapi Gejala dan
Dampak Erupsi Ditinjau dari Teori Solidaritas Sosial Emile Durkheim (Doctoral
dissertation, Universitas Gadjah Mada)
Sudarsih, S., & Widisuseno, 2022. I. PENTINGNYA NILAI GUYUB RUKUN BAGI REMAJA
DI DUSUN SEMBUNG SENDANGTIRTO BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA.
Harmoni: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(1), 42-47.
Martasudjita, 2005 Misteri Keselamatan, Yogyakarya: Kanisius
Nggala, Y. 2021. Keterlibatan Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja Di Paroki Santa Maria
Immaculata Lekebai, Keuskupan Maumere (Doctoral dissertation, STFK Ledalero).
Wardani, L. K. 2006. Simbolisme Liturgi Ekaristi Dalam Gereja Katolik Sebuah Konsepsi dan
Aplikasi Simbol. Dimensi Interior, 4(1), 17-24
Utama, I. L. M. 2014. Menjadikan Ekaristi sebagai Puncak dan Sumber Kehidupan Gereja.
Jurnal Teologi (Journal of Theology), 3(1), 75-82.
Ardijanto, D. B. K. 2020. PERAYAAN EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK
SELURUH HIDUP KRISTIANI. JPAK: Jurnal Pendidikan Agama Katolik, 20(1), 88-100.
Kusumawanta, D. I. G. B. 2016. Katekis Sebagai Misionaris Sejati. JPAK: Jurnal Pendidikan
Agama Katolik, 16(8), 19-31.
Yunarti, B. S. 2016. Katekis Sebagai Teladan Hidup Orang Muda Katolik. Jurnal Masalah
Pastoral, 4(2), 13-13

1. Penulisan daftar pustaka harus urut sesuai dengan abjad


2. Ada beberapa literature yang dikutip tetapi tidak dimasukkan di dalam

You might also like