Professional Documents
Culture Documents
Sanjaya - (LinkedIn)
Garis Besar
Materi • Introduction
Tujuan Sistem
Mengurangi dampak negatif dari praktek-praktek produksi
dan pengolahan serta terhadap lingkungan dan kesehatan
pekerja
Manajemen
Memperluas akses dan memperoleh kepercayaan pasar
Keamanan
berkaitan dengan keamanan produk
Pangan
Memenuhi regulasi yang berkaitan dengan pangan,
keamanan pangan, kesehatan dan perlindungan
konsumen
Konsep Keamanan Pangan
Keamanan Pangan
Sistem Manajemen Keamanan Pangan
Standar Acuan:
- ISO/TS 22002 series dan/ atau
- Codex CXC 1-1969:2022
ISO/TS 22002 Series
ISO/TS 22002 ISO/TS 22002 – 1 PRP for food manufacturing
series
ISO/TS 22002 – 2 PRP for catering
Batas area harus jelas dan akses dibatasi. Vegetasi dirawat. Jalan, tempat
4.3
parkir dan lapangan harus kering dan dirawat
5. Tata Letak Bangunan dan Ruang Kerja
5.5 Laboratorium dikendalikan dari resiko 5.6 Bangunan sementara didesain, ditempatkan
5.4 Peralatan harus didesain dan diletakkan agar
kontaminasi personel, pabrik dan produk, serta dan dibuat untuk mencegah hama dan bahaya
mudah dibersihkan, dirawat dan dioperasikan
tidak boleh terbuka langsung ke area produksi keamanan pangan
6.5
Udara dan gas lainnya yang bertekanan 6.6
kontak produk harus didesain untuk Pencahayaan harus cukup untuk
mencegah kontaminasi, aman memudahkan personel yang bekerja
digunakan untuk produk, food grade dan lampu harus terdapat pelindung/
dan difiltrasi. Oli untuk compressor cover
harus food grade
7.2 7.3 7.4
7.1
Terdapat identifikasi Tidak ada akumulasi Kemasan bermerek Arah drainase tidak
sampah (organik & limbah di area dirusak/ boleh mengalir dari
non organik) produksi dan dihancurkan dan area yang
Tempat sampah/ gudang ada bukti terkontaminasi ke
limbah B3 -> laporannya area bersih & 7. Pembuangan
diidentifikasi, kapasitas cukup
diletakkan pada Drainase bersih dan Limbah
area yang sesuai tidak menjadi
Material tempat sumber kontaminasi
sampah tahan lama,
ditutup dan dikunci
jika berbahaya
8. Kesesuaian, Pembersihan dan Pemeliharaan Peralatan
Peralatan food Peralatan harus Permukaan kontak Peralatan untuk Program Program pemeliharaan
8.5
8.1
8.3
8.4
8.6
8.2
contact harus memenuhi prinsip produk harus thermal process pembersihan harus mencakup
semua peralatan
didesain dan dibuat desain hygiene, terbuat dari bahan harus mampu kering dan basah
untuk memfasilitasi tidak berdampak food grade, kedap mencapai suhu harus Pelaksanaan preventive
proses dengan produk/ air dan bebas korosi yang diinginkan dan didokumentasikan tidak mengkontaminasi
proses
pembersihan, bahan yang tersedia untuk menjamin
desinfeksi dan diproses, sistem pemantauan dan peralatan dalam WO urgent harus
diberikan prioritas
pemeliharaan pembersihan dan pengendalian kondisi bersih
meminimalisir suhunya Tidak melakukan
perbaikan sementara
kontak tangan
dengan produk Cairan pelumas food
grade
Pipa dan ducting Terdapat serah terima
harus dapat perbaikan (hygiene
dibersihkan dan clearance)
tidak ada dead-end Personil maintenance
kompeten/
mendapatkan
pelatihan PRP
9. Pengelolaan Barang yang Dibeli
10. Tindakan • Area yang terdapat potensi kontaminasi silang mikrobiologi (dari udara atau jalur lalu lintas) harus diidentifikasi
10.2
Pencegahan dan diterapkan rencana pemisahan (zoning) berdasarkan analisa bahaya/ HACCP
Terhadap
• Kandungan allergen yang terdapat pada produk harus dideklarasikan dengan jelas
Kontaminasi • Pencegahan dari kontaminasi silang allergen pada produk harus dilakukan dari alat, lingkungan, cleaning, line
10.3 change over dan rework
Silang • Karyawan yang handle allergen harus dapat pelatihan
• Jika bahan gelas atau rapuh digunakan, inspeksi rutin dan prosedur jika terjadi kontaminasi harus ditentukan dan
dilaksanakan
10.4 • Catatan pecahan kaca/ gelas harus disimpan
• Tindakan pencegahan dilakukan berdasarkan hasil analisa bahaya/ HACCP
11.1 11.2 11.3 Program pembersihan
Program pembersihan Fasilitas dan peralatan dan sanitasi ditetapkan
dan sanitasi ditetapkan harus mudah dan divalidasi untuk
untuk memastikan dibersihkan memastikan semua
peralatan dan Bahan kimia untuk bagian dan peralatan
lingkungan produksi sanitasi harus food dibersihkan atau
terpelihara dalam grade, diberi label dan disanitasi sesuai jadwal,
Pembersihan
dan Sanitasi
11.4 11.5
Cleaning in Process Program pembersihan
(CIP) harus dilakukan dan sanitasi dipantau
terpisah dengan line pada frekuensi tertentu
produksi yang aktif untuk menjamin
Parameter CIP harus kesesuaian dan
dipantau efektivitasnya
12. Pengendalian Hama
12.1
• Hygiene, pembersihan, inspeksi penerimaan bahan dan monitoring lingkungan harus dilakukan untuk mencegah aktivitas hama
12.2
• Perusahaan harus menunjuk personil/ kontraktor kompeten yang mengelola kegiatan pengendalian hama. Program pengendalian
hama harus didokumentasikan dan mencakup target hama, metode, jadwal inspeksi, pestisida yang digunakan dll
12.3
• Bangunan harus dipelihara dengan baik. Lubang, drainase, jendela, ventilasi dan pintu harus didesain untuk mengurangi akses hama
12.4
• Penyimpanan harus didesain untuk mencegah tersedianya sumber makanan dan air bagi hama
• Material yang disimpan di luar harus dilindungi dari hama/ cuaca
12.5
• Program pengendalian hama harus termasuk pada penempatan detektor dan perangkap hama. Layout lokasi detektor dan
perangkap hama harus dipelihara
• Hasil pemantauan detector dan perangkap dianalisa dan dibuatkan trend analysisnya
12.6
• Penggunaan pestisida harus dibatasi dan dikendalikan untuk menghindari potensi bahaya pada produk
• Catatan penggunaan pestisida harus dipelihara
13. Personal Hygiene dan Fasilitas Karyawan
Rework harus terhindar dari berbagai macam kontaminasi serta mudah untuk
14.2 diidentifikasi dan ditelusuri dengan baik
Sistem harus menjamin agar produk yang gagal memenuhi persyaratan mutu, keamanan
15.1 pangan dan regulasi harus dapat diidentifikasi dan dikeluarkan dari rantai suplai
Daftar kontak personel yang terlibat harus tersedia. Produk lain yang diproduksi dalam
15.2 kondisi yang sama harus dievaluasi kembali kesesuaiannya. Dilakukan simulasi recall
berkala
16. Warehousing
Menyimpan semua material
berdasarkan spesifikasi &
dikontrol kebersihannya,
FIFO/ FEFO
kesesuaian kondisi lingkungan
berjalan
Forklift (Non Solar/ untuk material yang spesifik
Bensin) Bisa yg
Baterai
Kebersihan dijaga Sistem sirkulasi udara dijaga di
area penyimpanan
Lakukan analisa bahaya dan identifikasi tindakan pengendaliannya Tetapkan tindakan korektif yang akan diambil jika hasil pemantauan
mengindikasikan adanya deviasi pada batas kritis
Prinsip 2 Prinsip 6
Tetapkan Titik Kendali Kritis (TKK/ CCP) Lakukan validasi terhadap HACCP Plan dan tetapkan prosedur
verifikasi untuk memastikan implementasi HACCP yang sesuai
Prinsip 3
Prinsip 7
Tetapkan batas kritis yang tervalidasi
Tetapkan dokumentasi yang dibutuhkan terkait SOP dan catatan
Prinsip 4 untuk implementasi HACCP
Tim HACCP dapat terdiri dari beberapa departemen di internal perusahaan seperti QA/ QC, Produksi, Gudang,
Maintenance, Utility, HRD, GA, Procurement dll untuk membangun dan memelihara sistem HACCP
Saran/ masukan dari eksternal dapat dipertimbangkan literatur HACCP, regulasi, konsultan, trainer eksternal,
asosiasi industri dll
Sistem HACCP yang dikembangkan eksternal perlu disesuaikan dengan kondisi perusahaan
Tim HACCP tetapkan ruang lingkup penerapan HACCP dan GMP yang dapat diaplikasikan produk/ proses
SURAT PENUNJUKAN TIM KEAMANAN PANGAN
No : SK/MA/01/09/2021
PT XYZ menunjuk:
Penggunaan Deskripsi produk untuk beberapa jenis produk yang mirip/ sejenis dapat dijadikan satu
Tetapkan juga tujuan penggunaan dan target pengguna dari produk tersebut
pertimbangkan regulasi, best practice saat ini dll
Produk dengan target pengguna yang rentan sebaiknya memiliki pengendalian proses,
monitoring proses, pengujian produk dll yang lebih ketat/ sering untuk menjamin
keamanan produk terhadap target pengguna yang rentan
Contoh Karakteristik Bahan Baku
Nama Raw Material Cabai (grade A)
Karakteristik fisika, kimia dan Fisika: Bebas kerusakan (toleransi 5 %); Ukuran 4-8 cm(toleransi 10%)
biologi (termasuk allergen) Kimia: Logam berat (Lampiran B SNI Cabai) As maks 0,25 mg/kg; Cd
maks 0,2 mg/kg; Hg maks 0,03 mg/kg; Pb maks 0,5 mg/kg; timah maks
40 mg/kg; Residu pestisida (Lampiran C SNI Cabai)
Mikrobiologi: -
Allergen: -
Radiology: -
Komposisi 100% Cabai
Sumber bahan Nabati
Asal Bahan (place of origin) PT. XYZ (Nama Supplier), Bandung, Indonesia
Metode produksi Pemanenan
Metode pengemasan dan Dalam keranjang dan dikirim dengan mobil bak yang tertutup
pengiriman
Kondisi penyimpanan dan umur Suhu chiller maks 5oC dan umur simpan 7 hari
simpan
Persiapan dan/atau penanganan Grading
sebelum diproses
Regulasi yang berkaitan SNI, BPOM, Peraturan Pemerintah SNI 4480:2016 (Cabai)
*) Spesifikasi Internal
Contoh Karakteristik Produk
Nama produk Saus Cabai
Komposisi Cabai, penyedap rasa………..(sesuai formulasi)
Karakteristik fisik, kimia, Fisik: Bau, warna, rasa normal; jumlah padatan terlarut min 20% (b/b); pH maks 4
dan biologi (Termasuk Kimia: BTP (Pewarna, pengawet, pemanis buatan) sesuai peraturan bidang pangan; Pb
allergen) maks 2,0 mg/kg; Cu maks 5 mg/kg; Zn maks 40 mg/kg; Sn maks 40 mg/kg; Hg maks 0,03
mg/kg; As maks 1,0 mg/kg
Mikrobiologi: ALT maks 1x104 koloni/g; Bakteri koliform < 3APM/g; Kapang maks 50
koloni/g
Allergen: …..(isi sesuai matriks allergen)
Radiology: -
Umur simpan dan kondisi
penyimpanan yang 1 Tahun, disimpan pada suhu ruang
diinginkan
Kemasan Botol kaca
Label Merk dagang, nama pangan, berat bersih, nama dan alamat pabrik, daftar bahan yang
digunakan, nomor pendaftaran, tanggal kedaluarsa, kode produksi, informasi allergen
Metode distribusi & Menggunakan mobil box tertutup atau Ekspedisi tertutup
pengiriman
Maksud Penggunaan Semua umur di atas 2 tahun
Regulasi yang berkaitan FDA, BPOM, Halal, SNI 01-2976-2006 (Saus Cabe)
*) Spesifikasi internal
Langkah 4 & 5. Penetapan Diagram Alir Proses (Flow Chart) & Verifikasi
Diagram Alir Proses
Diagram alir proses mencakup: Produk-produk dengan proses yang mirip dapat
- Tahapan proses produksi menggunakan diagram alir proses yang sama
- Tahapan proses rework
- Tahapan proses penggunaan utilitas Diagram alir proses menjadi dasar identifikasi
- Tahapan dimana limbah dihasilkan bahaya di tahap berikutnya
- Tahapan penggunaan bahan aditif
- Tahapan proses yang melibatkan pihak ketiga Diagram alir proses harus diverifikasi di lapangan
oleh personil/ tim HACCP yang kompeten terhadap
proses operasional
Langkah 6. Identifikasi Bahaya, Analisa Bahaya dan Identifikasi Tindakan Pengendalian
Analisa bahaya dilakukan dengan identifikasi semua bahaya di setiap tahapan dan evaluasi bahaya tersebut untuk menentukan signifikansi
bahayanya
Tim HACCP identifikasi semua potensi bahaya yang mungkin muncul dengan pertimbangkan:
Berdasarkan hasil identifikasi bahaya, setiap bahaya dianalisa untuk menentukan signifikansi dari bahaya tersebut
Terhadap setiap bahaya yang teridentifikasi, perlu ditetapkan tingkat keberterimaannya/ acceptable level pada produk akhirnya dan
ditetapkan tindakan pengendaliannya (bisa satu atau kombinasi tindakan pengendalian)
• Bahaya adalah kontaminan biologi, kimia atau fisik pada makanan yang
berpotensi menimbulkan pengaruh buruk bagi kesehatan
• Contoh Bahaya Fisik:
o Kayu
o Plastik
o Batu
o Rambut
o Hama
Bahaya •
o Logam dll
Contoh Bahaya Kimia:
o Logam berat
o Pestisida
o Allergen
o Mycotoxin
o BTP berlebih
o Residu obat dll
• Contoh Bahaya Biologi:
o Salmonella sp.
o E. Coli
o Listeria
o Bacillus sereus
o Clostridium botulinum dll
Tindakan Pengendalian Bahaya (Control Measure)
Jenis Contoh Contoh Tindakan • Berdasarkan hasil penilaian bahaya, dilakukan pemilihan tindakan
Bahaya Bahaya Pengendalian pengendalian atau kombinasi tindakan pengendalian
Fisik Pecahan kaca Glass policy • Tindakan pengendalian dipilih untuk mencegah, menghilangkan
Logam Metal detector dan/ atau mereduksi bahaya sampai tingkat penerimaan/
acceptable level yang telah ditetapkan
Kayu Penyaringan
Kimia Allergen Allergen Procedure
Toxin Verifikasi kedatangan
material
Lubricant Food grade lubricant
Biologi E. Coli Pemanasan
Langkah 7 & 8. Penetapan Critical Control Points (CCPs) & Penentuan Batas
Kritis Tervalidasi untuk Setiap CCP
Perusahaan tetapkan mana tindakan pengendalian Mungkin saja terdapat lebih dari satu CCP untuk
yang akan digunakan untuk setiap CCP mengendalikan satu jenis bahaya yang sama
CCP hanya ditetapkan untuk bahaya yang Satu CCP dapat mengendalikan beberapa jenis
signifikan bahaya yang berbeda
CCP ditetapkan di tahapan dimana pengendalian Penetapan CCP dapat dilakukan dengan
sangat diperlukan dan deviasi terhadap batas menggunakan pohon keputusan
kritisnya dapat menyebabkan produk yang tidak
aman
Setiap CCP harus ditentukan batas kritisnya yang Setiap CCP dan batas kritis termasuk tindakan
terukur atau bisa diamati pengendaliannya harus divalidasi sebelum
diterapkan
Penilaian Bahaya (Hazard Assessment)
Probability/ Likelihood:
M ML MM MH • L (Low): Peluang kejadian rendah (belum pernah terjadi dalam 12 bulan)
• M (Medium): Peluang kejadian cukup sering (1-3 kali dalam 12 bulan)
• H (High): Peluang kejadian sangat sering (>3 kali dalam 12 bulan)
H HL HM HH
Severity:
Signifikan Tidak
• L (Low): Tidak menyebabkan sakit kronis atau kematian
Signifikan
• M (Medium): Dapat menyebabkan sakit kronis
• H (High): Dapat menyebabkan kematian
Pohon Keputusan CCP
Contoh Analisa Bahaya Proses
Fisik : Ni - - - - - - - - - - -
Kimia: Ni - - - - - - - - - - -
Penyimpana
Mikrobiologi: E. Monitoring suhu
n RM (Chiller) RM 10 APM/g L H Y N N - - Not CCP
Coli Chiller maks 5 C
Allergen: Ni - - - - - - - - - - -
Radiology: Ni - - - - - - - - - - -
Pemantauan CCP adalah pengukuran atau observasi yang terjadwal
terhadap setiap CCP dan batas kritisnya
Prosedur pemantauan harus dapat mendeteksi deviasi pada CCP secara
tepat waktu (timely detection) untuk memungkinkan isolasi dan evaluasi
secara tepat waktu (timely isolation and evaluation)
Penyesuaian proses dapat dilakukan ketika hasil monitoring mengarah ke
potensi deviasi (near-miss)
Personil yang melakukan pemantauan CCP harus kompeten Langkah 9 & 10.
Harus tersedia catatan hasil pemantauan CCP yang diisi oleh personil yang
ditunjuk Penetapan Sistem
Perlu ditetapkan rencana tindakan korektif untuk mencegah terulangnya
kembali deviasi yang sama berdasarkan hasil pemantauan CCP
Pemantauan untuk
Tindakan korektif harus dapat memungkinkan CCP kembali di bawah Setiap CCP dan
kendali/ sesuai batas kritis
Tindakan korektif termasuk pemisahan produk yang terdampak Rencana Tindakan
Detail mengenai tindakan korektif termasuk penyebab deviasi dan Korektif
disposisi produk harus didokumentasikan
Review berkala terhadap rencana tindakan korektif harus dilakukan
Contoh Monitoring CCP/ Hazard Control Plan
Bagaimana:
Cek sensitifitas metal detector
dengan alat dan melewatkan
Produk ke metal detector
Langkah 11. Validasi Rencana HACCP dan Prosedur
Verifikasi
Validasi
o Validasi: Proses untuk memastikan bahwa Rencana HACCP mampu mengendalikan bahaya yang signifikan dan
Rencana HACCP telah mengidentifikasi bahaya, CCP, batas kritis, tindakan pengendalian, rencana pemantauan,
rencana tindakan korektif, jenis verifikasi dan jenis informasi yang dicatat
o Validasi dapat termasuk review literatur, dengan model matematika atau penggunaan pedoman dari otoritas
terkait
o Saat pertama kali implementasikan HACCP dan setelah proses verifikasi, bukti harus tersedia bahwa
operasional berjalan sesuai Rencana HACCP dan bahaya efektif dikendalikan
o Revalidasi dilakukan jika terdapat perubahan pada Rencana HACCP
Langkah 11. Validasi Rencana HACCP dan Prosedur
Verifikasi
Verifikasi
o Verifikasi: Proses untuk memastikan bahwa Rencana HACCP sudah dijalankan dengan efektif dan pengendalian
terhadap setiap bahaya dijalankan sesuai dengan Rencana HACCP
o Verifikasi termasuk meninjau kecukupan sistem HACCP secara periodik dan ketika ada perubahan
o Verifikasi dapat mencakup:
Pemeriksaan catatan pemantauan
Pemeriksaan penyimpangan dan tindakan yang diambil
Inspeksi visual saat produksi terhadap tindakan pengendalian
Pengambilan contoh dan analisis secara acak
Kalibrasi atau pemeriksaan keakuratan instrumen pemantauan
Pemeriksaan keluhan pelanggan atau konsumen
Audit internal HACCP
Pemeriksaan kembali Rencana HACCP
Pemantauan kondisi lingkungan kerja
o Verifikasi dilakukan oleh PIC yang berbeda dari PIC yang melakukan pemantauan dan tindakan korektif
o Frekuensi verifikasi harus dapat memastikan sistem HACCP berjalan efektif
Langkah 12. Dokumentasi dalam sistem HACCP mencakup:
Tetapkan SK Tim HACCP
Dokumentasi Rencana/ Sistem HACCP (5 langkah awal dan 7 prinsip)
Prosedur dan Instruksi Kerja terkait
dan Catatan hasil monitoring, tindakan koreksi dan
hasil verifikasi
Penyimpanan
Dokumentasi dalam sistem HACCP dapat disimpan, baik secara
Catatan fisik (hardcopy) maupun elektronik (softcopy)
Untuk membantu penerapan HACCP yang efektif, SOP dan
Instruksi Kerja berkaitan dengan pembagian tugas kerja yang
jelas perlu ditetapkan
Perlu ditetapkan Program Pelatihan sesuai dengan level
kompetensi yang dibutuhkan dan level kompetensi karyawan
direview secara berkala
Pelatihan
Contact Us
www.makinahli.com
@makinahlipangan
Makin Ahli
0813-8985-5249
Terima Kasih 😊