You are on page 1of 7

2021 Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM) ISSN 2809-2767

Purwokerto, Indonesia, 06 Oktober 2021

Analisis Bauran Pemasaran pada Omzet Penjualan


Obat Bebas dan Bebas Terbatas pada Proses
Swamedikasi Apotek Kimia Farma di Kabupaten
Blora

Sri Suwarni1, Destine Harenda2, Khamdiyah Indah Kurniasih3


1,2
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera, Semarang, Indonesia
3
Universitas HarapanBangsa, Purwokerto, Indonesia
1 3
suwarnisutanto@gmail.com, khamdiyah@uhb.ac.id

ABSTRACT

The marketing mix is an effort to increase sales turnover of over-the-counter and over-the-counter
self-medication. This study was conducted to determine the difference in sales turnover of over-the-
counter and over-the-counter drugs limited to self-medication with the implementation of the
marketing mix, to find out the marketing mix that influences and the obstacles that occur in the
implementation of the marketing mix. and after the implementation of the marketing mix. Data
collection was based on observation sheets of data on sales of limited over-the-counter and over-the-
counter drugs during September - December 2020 and January - April 2021 and qualitative data from
depth interview sheets with the managing pharmacist at Kimia Farma Pharmacy, Blora Regency. t
0.39> 0.05 and data analysis of self-medication turnover of over-the-counter and over-the-counter
drugs with a t value of 0.059>0.05, it can be concluded that there is no significant difference in the
total sales turnover and turnover of self-medication of over-the-counter and over-the-counter
medicines with the implementation of the marketing mix in Indonesia. Kimia Farma pharmacy in Blora
Regency. The marketing mix has not been able to increase the turnover of self-medication because it
is constrained by people's habits to tend to use traditional herbal medicines and concoctions due to
experience.

Keywords: marketing mix, turnover, self-medication

ABSTRAK

Bauran pemasaran merupakan upaya untuk meningkatkan omzet penjualan swamedikasi obat bebas
dan bebas terbatas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan omzet penjualan obat
bebas dan bebas terbatas pada swamedikasi dengan implementasi bauran pemasaran,mengetahui
bauran pemasaran yang berpengaruh dan kendala yang terjadi terhadap implementasi bauran
pemasaran.Penelitian metodeobservasi analisis data kuantitatif yaitu dataomzet penjualan obat
bebas dan bebas terbatassebelum dan setelah implementasi bauran pemasaran. Pengambilan data
berdasarkan lembar observasi data penjualan obat bebas dan bebas terbatas selama bulan
September - Desember 2020 dan Januari - April 2021 dan data kualitatif lembar depth interview
dengan Apoteker Pengelola Apotek Kimia Farma Kabupaten Blora.Hasilanalisis data omzet total
penjualan obat bebas dan bebas terbatas nilai t0,39>0,05 dan analisis data omzet swamedikasi obat
bebas dan bebas terbatas nilai t 0,059>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan signifikan pada omzet total penjualan dan omzet swamedikasi obat bebas dan bebas
terbatas dengan implementasi bauran pemasaran di apotek Kimia Farma Kabupaten Blora. Bauran
pemasaran belum dapat meningkatkan omzet swamedikasi karena terkendala kebiasaan masyarakat
untuk cenderung menggunakan obat racikan dan jamu tradisional karena pengalaman.

Kata Kunci: bauran pemasaran, omzet, swamedikasi

Suwarni, Harenda, & Kurniasih 1537


PENDAHULUAN (proses), sehingga dikenal dengan 7P
Pengobatan sendiri yang benar harus maka bauran pemasaran jasa yaitu
sesuai aturan apabila cara menggunakan product, price, place, promotion, people,
obat sesuai dengan aturan yang physical evidence, dan process (Kotler
tercantum dalam kemasan. Obat yang dan Keller,2016)
aman digunakan untuk pengobatan sendiri Penjualan produk OTC atau obat tanpa
yaitu golongan obat bebas dan bebas resep dokter mengalami peningkatan
terbatas. Obat–obatan yang biasa karena adanya konsumen yang lebih
digunakan untuk swamedikasi disebut memilih untuk membeli obat tanpa resep
dengan obat tanpa resep atau obat bebas. dokter. Banyaknya apotek yang menjual
Obat–obat bebas tersebut dapat diperoleh produk OTC dan suplemen diprediksi
di warung, apotek, dan supermarket. dapat meningkatkan penjualan omzet
Sebaliknya, obat yang diperoleh dengan apotek, dengan demikian dibutuhkan
resep dokter biasa disebut obat resep kemampuan memilih obat yang tepat saat
(Manan, 2014). melakukan swamedikasi obat OTC
Apotek merupakan sarana pelayanan kepada pasien. Banyaknya pasien yang
kefarmasian tempat dilakukan praktek datang untuk membeli obat tanpa resep
kefarmasian berdasarkan kewenangan dokter membuka peluang untuk
pada peraturan perundang-undangan swamedikasi obat-obatan golongan obat
pelayanan kefarmasian semakin bebas dan bebas terbatas (Menkes,
berkembang dengan tuntutan masyarakat 2016).Menurut Chaniago dalam Khuryati
yang semakin meningkat (2013) omzet penjualan merupakan
pengetahuannya, menjadi pelayanan keseluruhan jumlah pendapatan yang
komprehensif meliputi pelayanan obat didapat dari hasil penjulan suatu barang
yanguntuk meningkatkan kualitas hidup atau jasa dalam kurun waktu tertentu.
pasien. Berdasarkan Permenkes RI No. PT. Kimia Farma Apotek yang
949/Menkes/Per/2000, penggolongan obat merupakan anak perusahaan PT. Kimia
berdasarkan keamanannya terdiri dari: Farma (Persero) Tbk. yang bergerak di
obat bebas, bebas terbatas, wajib apotek, bidangretail farmasi yang memenuhi
keras, psikotropik, dan narkotik. Obat yang kebutuhan masyarakat dalam layanan
diperbolehkan dalam proses swamedikasi kesehatan dan mampuuntukSustainable
oleh tenaga teknis kefarmasian hanyalah Competitive Advantage (Ponangsera,
golongan obat bebas dan bebas 2013).
terbatas.Berdasarkan Permenkes RI No. 3 Penelitian yang dilakukan oleh Sari
tahun 2021 tentang perubahan (2017) pada variabel produk, harga,
penggolongan, pembatasan, dan kategori promosi, dan lokasi merupakan faktor
obat, terdapat beberapa golongan obat paling berpengaruh signifikan terhadap
keras yang berubah menjadi golongan keputusan pembelian. Namun pada hasil
obat bebas terbatas contoh obat tersebut penelitian didapatkan bahwa pada
yang sering digunakan dalam variabel lokasi lebih mempengaruhi
swamedikasi adalah golongan n – keputusan pembelian produk pada apotek
acetylcystein, cetirizin, loratadin, dan Saiyo Jombang. Bauran promosi
piroxicam. berpengaruh positif terhadap omzet
Bauran pemasaran (marketing mix) penjualan adalah variabel bauran promosi
sebagai seperangkat alat pemasaran yang yang paling dominan adalah variabel
digunakan perusahaan untuk mengejar hubungan masyarakat yang memiliki nilai
tujuan pemasarannya. Seperangkat alat koefisien paling besar yaitu sebesar 0,134
pemasaran dalam bauran pemasaran (Mailiana dan Hayati,2017).
dikenal dalam istilah 4P, yaitu product Penelitian ini menganalisis
(produk), price (harga), place (tempat atau perbedaan omzet penjualan obat bebas
saluran distribusi), dan promotion dan bebas terbatas pada swamedikasi
(promosi), sedangkan dalam pemasaran dengan implementasi bauran
jasa memiliki beberapa alat pemasaran pemasarandi Apotek Kimia Farma
tambahan seperti people (orang), physical Kabupaten Blorauntuk mengetahui
evidence (fasilitas fisik), dan process perbedaan omzet penjualan obat bebas

Suwarni, Harenda, & Kurniasih 1538


dan bebas terbatas pada swamedikasi setelah implementasi bauranpemasaran.
dengan implementasi bauran pemasaran. Data penjualan dicatat pada lembar
observasi lalu dianalisis dengan SPSS
METODE PENELITIAN yaitu dengan uji t untuk mengetahui
Penelitian dilakukan di Apotek Kimia apakah ada perbedaan yang signifikan
Farma Kabupaten Blora pada periode terhadap omze tpenjuala denga pengaru
waktu Februari – Mei 2021. Metode implementasi bauran pemasaran. Untuk
Observasi dengan analisis data kuantitatif menentuka variable bauran pemasaran
retrospektif (September – Desember yang berpengaru terhadap omzet
2020) dan prospektif (Januari – April penjualan obat bebas dan bebas terbatas
2021) penjualan obat bebas dan bebas dilakukan wawancara kepadaApoteker
terbatas, untuk membuktikan bahwa pada Pengelola Apotek Kimia Farma Kabupaten
implementasi bauran pemasaran memiliki Blora dengan pertanyaan yang ada pad
dampak pada omzet penjualan. Instrumen lembar depth interview.
menggunakan lembar observasi dan Data penjualan obat bebasdan bebas
lembar depth Interview. Pengambilan data terbatas dianalisis dengan uji frekuensi
untuk omzet penjualan adalah menarik yaitu jumlah omzet per bulan, kenaikan
data dari sistem POS (Point Of Sales) ataupun penurunan omzet, omzet
Apotek ditambah dengan lembar depth dianalisis menjadi omzet obat bebas dan
interview dengan Apoteker Pengelola bebas terbatas dan omzet swamedikasi.
Apotek Kimia Farma senior untuk Uji beda untuk mengetahui perbedaan
mengetahui bauran pemasaran yang omzet sebelum dan sesudah
berpengaruh terhadap peningkatan omzet implementasi bauran pemasaran
penjualan obat bebas dan bebas terbatas. dilakukan dengan uji t dari aplikasi SPSS,
Populasi, SampeldanTeknik Sampling sebelum dilakukan uji t dilakukan uji
Populasi yang digunakan adalah data normalitas dengan Shapiro - Wilk terlebih
jumlah omzet penjualan (Rupiah) obat dahulu untuk mengetahui apakah data
bebas dan bebas terbatas pada bulan berdistribusi normal atau tidak. Digunakan
September - Desember 2020 (data uji Shapiro wilk karena jumlah sampel
retrospektif) dan Januari-April 2021 (data sedikit kurang dari 50. Setelah uji
prospektif) di Apotek Kimia Farma normalitas dilakukan uji homogenitas, uji
Kabupaten Blora. Sampel yang diambil homogenitas adalah pengujian mengenai
pada penelitian yaitu seluruh populasi sama tidaknya variansi-variansi dua buah
(seluruh data omzet penjualan). Teknik distribusi atau lebih dengan Levene’s test.
sampling penelitian ini menggunakan Syarat uji beda dengan uji t adalah data
semua sampel/totalsampling. harus berdistribusi normal dan harus
Variabel penelitian homogen. Setelah memenuhi syarat maka
Variabel bebas: bauran pemasaran digunakan uji t paired sample test karena
yang berpengaruhpada penjualan obat data kuantitatif yang diperoleh
bebas dan obat bebas terbatas berpasangan, jumlah data kurang dari 30,
Variabel terikat: Omzet penjualan obat dan merupakan data rasio.
bebas dan bebas terbatas
Instrumen Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
Instrumen yang digunakan dalam Penelitian ini melakukan analisis pada
penelitian ini adalah lembar observasi implementasi strategi untuk menggunakan
data penjualan obat bebas dan bebas berbagai upaya marketing untuk mencapai
terbatasdan lembar depth interview dibuat target penjualan yang diinginkan. Muara
berdasarkan teknis penerapan teori dari penelitian ini adalah memberikan
bauran pemasaran (marketing mix) masukan strategi pemasaran produk
sebagai strategiproduk, promosi, dengan mempelajari fenomena atau tren
tempatdanharga yang bersifatunik yang terbaru di masyarakat dengan tidak
telah diuji konten. melewatkan inovasi pada strategi
Pengambilan data penjualan dibedakan pemasaran. Penelitian ini membahas
menjadi 2 periode yaitu periode sebelum perbedaan omzet penjualan obat bebas
implementasi bauran pemasaran dan dan bebas terbatas dengan implementasi

Suwarni, Harenda, & Kurniasih 1539


bauran pemasaran 7P pada proses supplement, dan produk yang sudah
swamedikasi apotek Kimia Farma di bekerjasama dengan Kimia Farma,
Kabupaten Blora. Bauran pemasaran promosi pada aplikasi Kimia Farma
yang akan diimplementasikan merupakan Mobile.
hasil analisis dari depth interview dengan Konsep pemasaran produk dilakukan
apoteker pengelola apotek di apotek. dengan cara menyediakan produk yang
Analisis lembar depth interview sering dicari oleh pelanggan dan menjaga
Pada penelitian ini diperoleh hasil agar ketersediaan produk tersebut tetap
bahwa variabel 7P yang paling ada sehingga mengurangi penolakan
berpengaruh adalah variabel tempat barang. Untuk konsep harga, Kimia Farma
terhadap peningkatan omzet penjualan memiliki indeks harga jual yang tinggi
obat bebas dan bebas terbatas di namun sinergis dengan kualitas
Kabupaten Blora. Apotek terletak di jalur pelayanan yang diberikan kepada
lintas provinsi dan dekat dengan pusat pelanggan, adanya swalayan farmasi
kota dan pemukiman penduduk yang yang nyaman, dan terjaminnya kelegalan
memberikan peluang kunjungan pasien obat – obatan yang dijual.
yang ramai.Promosi melalui sosial media Apotek Kimia Farma Kabupaten Blora
untuk meningkatkan pemasaran dan memiliki letak yang strategis di jalan lintas
pengenalan kepada para pelanggannya. provinsi, dekat dengan pusat kota dan
Hal ini menunjukkan adanya korelasi pemukiman penduduk dan juga dekat
dengan penelitian sebelumnya dimana dengan Rumah Sakit, Puskesmas dan
variabel bauran pemasaran berpengaruh Praktek Dokter merupakan implementasi
terhadap peningkatan omzet penjualan. pada konsep tempat. Promosi pada sosial
Hasil wawancara terhadap variabel media, instagram, whatsapp, aplikasi
bauran pemasaran yang akan Kimia Farma Mobile, leaflet merupakan
berpengaruh pada omzet penjualan obat konsep pemasaran promosi, selalu rutin
bebas dan bebas terbatas pada proses memberikan pelatihan produk lama dan
swamedikasi. Strategi fokus penjualan baru, pelatihan standar pelayanan yang
apotek Kimia Farma memiliki fokus pada baik sehingga dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan baik dari pengetahuan pegawai dan mampu
kelengkapan produk, kecepatan dan memberikan pelayanan yang optimal
ketepatan pelayanan, fasilitas apotek yang terhadap pasien.
nyaman, swalayan farmasi yang lengkap, Konsep bukti/tampilan fisik
sumber daya manusia yang berkompeten yaitumempunyai produk OTC yang
dalam memberikan pelayanan yang banyak, dan selalu berinovasi
optimal kepada konsumen, sarana memberikan kualitas dan kemasan yang
promosi yang menarik pelanggan baik menarik untuk meningkatkan minat beli
melalui brosur maupun sosial media, pelanggan, TenagaKefarmasianselalu
konsultasi obat dengan apoteker maupun berusaha meningkatkan kualitas
tenaga teknis kefarmasian yang sesuai pelayanan terhadap
dengan prosedur swamedikasi. Dalam pelanggan.Rutinedukasi via aplikasi
hasil wawancara disebutkan bahwa Whatsapp, selalu menjaga kelengkapan
variabel tersebut saling mendukung dan ketersediaan obat dan menjaga
dengan variabel bauran pemasaran jasa kebersihan dan kenyamanan apotek
lainnya. Di kabupaten Blora variabel yang merupakan implementasi pada konsep
paling berpengaruh adalah tempat (place). proses.
Variabel bauran pemasaran jasa yang Kendala yang terjadi dalam
paling berpengaruh disebabkan karena implementasi bauran pemasaran di apotek
faktor lokasi, lingkungan sekitar dan Kimia Farma seperti kebiasaan
kebiasaan atau budaya masyarakat. masyarakat untuk mengkonsumsi obat
Namun variabel 7P tetap saling racikan dan jamu tradisional yang pernah
mendukung satu sama lain. Penajaman digunakan oleh kerabat atau tetangga
pemasaran meliputi strategi penjualan tanpa tahu efektivitas dan keamanan dari
Cross Selling dan Up selling, melakukan obat tersebut.
fokus penjualan pada produk, produk food

Suwarni, Harenda, & Kurniasih 1540


Analisis lembar observasi penjualan diperoleh dengan sepengetahuan
Pengambilan datapenjualan obat bebas Apoteker Pengelola Apotek Kimia Farma
dan bebas terbatas pada lembar Kabupaten Blora. Pada formulir
observasi dilakukan secara manual swamedikasi diperoleh data kategori
dengan formulir swamedikasi OTC dan penyakit yang sering terjadi swamedikasi
sistem komputer. Pengambilan data pada penjualan obat bebas dan bebas
dilakukan dari periode September 2020 – terbatas adalah penyakit flu dan batuk,
April 2021 di Apotek Kimia Farma jamur, jerawat, demam, sakit kepala, diare
Kabupaten Blora, data yang diambil ringan, dan gejala penyakit maag ringan.

Tabel 1. Hasil observasi data penjualan total dan penjualan swamedikasi obat bebas dan bebas
terbatas
Periode Omzet Perubahan Omzet Perubahan Data
Total Omzet Swamedikasi omzet kunjungan
1 September 2020 52.605.944 8.111.329 727

2 Oktober 2020 56.195.742 3.589.798 (+) 8.668.768 557.439 (+) 659


3 November 2020 46.704.188 9.491.554 (-) 7.722.017 946.751 (-) 613
4 Desember 2020 95.658.713 48.954.525 (+) 13.165.262 5.443.245 (+) 1019
5 Januari 2021 91.174.655 4.484.058 (-) 13.036.739 128.523 (-) 817
6 Februari 2021 73.620.982 17.553.673 (-) 10.274.828 2.761.911 (-) 718
7 Maret 2021 72.200.101 1.420.881 (-) 11.797.413 1.522.585 (+) 810
8 April 2021 69.721.825 2.478.276 (-) 14.055.301 2.257.888 (+) 832

Pada data tabel 1 terjadi peningkatan kunjungan dan pembelian kebutuhan


dan penurunan omzet di setiap bulannya vitamin, obat demam dan batuk flu juga
hal ini terjadi karena adanya perubahan meningkat pada saat pandemi covid - 19.
jumlah kunjungan pasien dan adanya Setelah implementasi bauran pemasaran
virus covid - 19, pada bulan Desember terjadi peningkatan omzet penjualan obat
2020 terjadi peningkatan omzet yang bebas dan bebas terbatas daripada
tajam karena jumlah pembelian obat periode sebelum implementasi bauran
bebas dan bebas terbatas meningkat pemasaran.
karena adanya peningkatan jumlah

Tabel 2. Data Total penjualan Obat bebas dan Bebas Terbatas


Omzet total penjualan(September– Omzet total penjualan (Januari Peningkatan omzet
Desember 2020) – April 2021)
Rp 251.164.587 Rp 306.717.563 Rp 55.552.976

Berdasarkan tabel 2 terdapat diperoleh dengan sepengetahuan


peningkatan omzet total penjualan Apoteker Pengelola Apotek Kimia Farma
setelah implementasi bauran pemasaran. Kabupaten Blora. Pada formulir
Pengambilan data penjualan obat bebas swamedikasi diperoleh data kategori
dan bebas terbatas pada lembar penyakit yang sering terjadi swamedikasi
observasi dilakukan secara manual pada penjualan obat bebas dan bebas
dengan formulir swamedikasi OTC dan terbatas adalah penyakit flu dan batuk,
sistem komputer. Pengambilan data jamur, jerawat, demam, sakit kepala,
dilakukan dari periode September 2020 – diare ringan, dan gejala penyakit maag
April 2021 di Apotek Kimia Farma ringan.
Kabupaten Blora, data yang diambil

Tabel 3. Data penjualan swamedikasi Obat bebas dan Bebas Terbatas


Omzet swamedikasi Omzet swamedikasi penjualan Peningkatan omzet
penjualan(September–Desember (Januari – April 2021) (Rp)
2020) (Rp)
(Rp)
37.667.376 49.164.281 11.496.905

Suwarni, Harenda, & Kurniasih 1541


Pada data tabel 3 menunjukan jasa di Apotek Kimia Farma Kabupaten
kenaikan omzet penjualan Swamedikasi Blora.
obat bebas dan bebas terbatas yang
terjadi pada periode januari-april 2021. SIMPULAN
Peningkatan ini terjadi karena adanya Berdasarkan analisis data omzet total
perubahan jumlah kunjungan pasien dari penjualan obat bebas dan bebas terbatas
periode sebelumnyayaituperiode diperoleh nilai t 0,39>0,05 artinya tidak
September-Desember. terdapat perbedaan signifikan pada omzet
Uji Analisis total penjualan obat bebas dan bebas
Uji Normalitas data omzet total terbatas apotek Kimia Farma Kabupaten
penjualan didapat nilai sig. sebelum Blora sebelum dan setelah implementasi
bauran 0,084 dan setelah bauran 0,070 > bauran pemasaran Jasa. Sedangkan pada
0,05 maka dapat disimpulkan dataomzet hasil analisis data omzet penjualan obat
total penjualan obat bebas dan bebas bebas dan bebas terbatas pada proses
terbatas berdistribusi normal. Uji swamedikasi diperoleh nilai t 0,059>0,05
normalitas data omzet swamedikasi disimpulkan bahwa tidak terdapat
penjualan obat bebas dan bebas terbatas perbedaan signifikan pada omzet
uji normalitas didapat nilai sig. sebelum penjualan obat bebas dan bebas terbatas
bauran 0,054 dan setelah bauran 0,534 > pada proses swamedikasi di apotek Kimia
0,05 maka dapat disimpulkan data omzet Farma Kabupaten Blora.
swamedikasi penjualan obat bebas dan
bebas terbatas berdistribusi normal. SARAN
Uji homogenitas data omzet total Implementasi konsep 7P bauran
penjualan diperoleh hasil 0,198 > 0,05 pemasaran pada proses swamedikasi
yang berarti bahwa data homogen. Uji perlu lebih dimaksimalkan oleh tenaga
homogenitas data omzet swamedikasi kefarmasian. Menjadi tugas tenaga
penjualan obat bebas dan bebas terbatas kefarmasian untuk menciptakan rasa
diperoleh hasil 0,443 > 0,05 yang berarti nyaman dan kepercayaan kepada
bahwa data homogen.Untuk mengetahui masyarakat agar dalam proses
apakah ada perbedaan yang signifikan swamedikasi masyarakat percaya bahwa
terhadap omzet penjualan obat bebas dan tenaga kefarmasian bisa dipercaya dalam
bebas terbatas sebelum dan setelah pemilihan obat bebas dan bebas terbatas
bauran pemasaran dilakukan pengujian yang dibutuhkan oleh masyarakat.
dengan Software Statistical Package for
the Social Sciences dengan uji t, uji t yang DAFTAR PUSTAKA
dipilih adalah uji t paired sample test Basu, Swastha dan Dharmesta.
karena data omzet penjualan merupakan 2003.Manajemen Pemasaran, Analisis
data rasio dengan jumlah data kurang dari Perilaku Konsumen. Yogyakarta:
30 dan merupakan data berpasangan Penerbit BPFE
dengan 2 perlakuan yaitu sebelum Dian,P.K. 2013. Pengaruh Store Atmosphere
implementasi bauran pemasaran dan Terhadap Keputusan Pembelian Obat
setelah implementasi bauran pemasaran. Bebas Di Apotek Kimia Farma Kota
Pada data omzet total penjualan Jambi. Jurnal Dinamika Manajemen Vol.
didapat hasil nilai t 0,393 > 0,05 yang 1 No.4 Oktober –Desember 2013, ISSN:
2338 – 123X
menunjukan bahwa tidak terdapat
perbedaan signifikan pada omzet total Hadiyani, M., Indah, W., dan Arlinda, W.
penjualan obat bebas dan bebas terbatas 2014.Menuju Swamedikasi Yang Aman.
dengan implementasi bauran pemasaran Info POM.15(1): 2-5
jasa di Apotek Kimia Farma Kabupaten Hayati, D., Mailiana.2017. Pengaruh Bauran
Blora. Pada data omzet penjualan Promosi Terhadap Omzet Penjualan
swamedikasi didapat hasil nilai t0,059 > Produk Kerajinan Purun di Kabupaten
0,05 menunjukan tidak terdapat Hulu Sungai Utara.Jurnal Ekonomi dan
perbedaan omzet penjualan obat bebas BisnisVol. 10
dan bebas terbatas pada swamedikasi Hidayati, A., dkk. 2017. Pengetahuan
dengan implementasi bauran pemasaran Penggunaan Obat Bebas dan Obat

Suwarni, Harenda, & Kurniasih 1542


Bebas Terbatas Untuk Swamedikasi Menteri kesehatan RI No. 73 Tahun 2016
pada Masyarakat Morobangun Jogotirto tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
Berbah Sleman Yogyakarta.JURNAL di Apotek.Jakarta: Menteri Kesehatan
ILMIAH MANUNTUNG, 3(2),139-149 Republik Indonesia
IIzdihar Y.U., dkk. 2016. Survey Pola Menteri Kesehatan RI. 2021. Peraturan
Konsumsi Obat untuk Swamedikasi Menteri Kesehatan RI No. 3 Tahun 2021
Selama Triwulan Akhir 2015. Prosiding tentang Perubahan, penggolongan,
Farrmasi pembatasan, dan kategori obat. Jakarta:
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Khuriyati, T. 2013. Faktor-Faktor Penyebab
Penurunan Omzet Penjualan Pada Ningsih, D. W. 2018. Pendalaman Materi
Industri Kerajinan Monel di Desa Kriyan Farmasi Modul 003 Pelayanan
Kabupaten Jepara. Skripsi.Fakultas Swamedikasi.Kementerian Pendidikan
Teknik Universitas Negeri dan Kebudayaan Kementerian Riset,
Semarang,Semarang Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Kotler, P. dan Keller. 2007.Manajemen Sahaja, I. 2014. Rumus dan data dalam
Pemasaran, Jilid I, Edisi Kedua belas, analisis statistika. Bandung: Alfabeta
Jakarta: PT. Indeks
Sari et al., 2017.Pengaruh Bauran Pemasaran
Kotler, P and Keller, K.L. 2012. Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Obat
Management, Edisi 14, New Jersey: Generik di Apotek Saiyo
Prentice-Hall Published Jombang.Skripsi. Fakultas Ekonomi
Manajemen Universitas Nusantara PGRI
Machfoedz I., Suryani E. 2006. Pendidikan
Kediri, Kediri
Kesehatan Bagian Dari Promosi
Kesehatan. F Tranaya : Yogyakarta. Stanton, William. J dan Y. Lamarto. 1996.
Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 7.
Manan, E. 2014.Buku Pintar Swamedikasi.
Jakarta: Erlangga
Jakarta: Saufa
Sofjan Assauri. 2013.Manajemen Pemasaran
Menteri Kesehatan RI. 2010. Peraturan
Edisi 1.Jakarta: Rajawali Pers
Menteri Kesehatan RI Nomor
1787/Per/XII/2010 tentang Iklan dan Thamrin, A. dan Tantri, F. 2016. Manajemen
Publikasi Pelayanan Kesehatan. Pemasaran. Depok:PT Raja Grafindo
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Persada
Indonesia
Menteri Kesehatan RI. 2016. Peraturan

Suwarni, Harenda, & Kurniasih 1543

You might also like