You are on page 1of 16

Jakarta, 15 November 2022

No. : 11/Pdt.WP/C&P/XI/2022
Hal : Gugatan Wanprestasi

Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Negeri Serang
Di.
Jalan Raya Pandeglang KM. 6,
Tembong, Cipocok Jaya, Tembong,
Kec. Cipocok Jaya, Kota Serang,
Banten 42126

Dengan hormat,
Perkenankan kami, yang bertandatangan dibawah ini :
Para Advokat yang bernama: ASEP HERYANTO, S.H., FIKRI ARIZANO,
S.H dan KAHFI PERMANA, S.H., yang berkantor hukum di Cooperlink &
Partners beralamat di Jl. Cempaka Putih Tengah Raya I No. 30 Kelurahan
Cempaka Putih Timur, Kecamatan Cempaka Putih, Kota Administrasi Jakarta
Pusat, berdasarkan surat kuasa khusus No. 11/C&P/SKK/XI/2022  tertanggal 11
November 2022, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertindak untuk dan atas nama :

Nama : Dwi Agus Budiarto, S.E, CBRD


NIK : 3604020907640116
Tempat,Tanggal Lahir : Tanjung Karang, 09 Juli 1964
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana Ekonomi
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Jabatan : Direktur Utama PT. Bank Perkreditan Rakyat
Lumbung Mekar Sentosa, badan usaha yang
berkedudukan di Kota Cilegon, yang didirikan
berdasarkan hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia melalui akta perubahan no 75 tertanggal 17
Juli 2019 oleh Notaris Novianti S.H., MM.
berkedudukan di Jakarta Timur, dengan Nomor
Pengesahan: AHU-0116505.AH.01.11 Tahun 2019
yang diterbitkan oleh Kementerian Hukum dan
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Alamat : Citra Gading Blok D3 No. 20 RT/RW 003/006,
Kelurahan Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten
Dengan diberi hak bertindak untuk dan atas nama PT. Bank Perkreditan
Rakyat Lumbung Mekar Sentosa, badan usaha yang berkedudukan di Kota
Cilegon, yang didirikan berdasarkan hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia melalui akta perubahan no 75 tertanggal 17 Juli 2019 oleh Notaris
Novianti S.H., MM. berkedudukan di Jakarta Timur, dengan Nomor
Pengesahan: AHU-0116505.AH.01.11 Tahun 2019 yang diterbitkan oleh
Kementerian Hukum dan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Yang selanjutnya dalam perkara ini disebut sebagai.........................Penggugat.


Dengan ini hendak mengajukan Gugatan Wanprestasi terhadap:
Saudara Adly Chandra, Tanggal lahir 13 Maret 1978, pemegang Kartu Tanda
Penduduk bernomor induk kependudukan 3673011303780001, Pekerjaan
Wiraswasta, selaku Tergugat, yang berlamat di Perum. Pondok Indah Serang
RT/RW 004/008 Kelurahan Kagungan, Kecamatan Serang, Kota Serang,
Provinsi Banten.

Adapun dasar-dasar diajukannya Gugatan Wanprestasi ini adalah


sebagaimana uraian dibawah ini:
Dasar Hukum
Bahwa dasar hukum Penggugat mengajukan Gugatan Wanprestasi ini adalah
berdasarkan ketentuan Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata) Indonesia. Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia
dan para ahli hukum/doktrin menyatakan sebagai berikut:
Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata menyebutkan :
“Semua persetujuan yang dibuat secara sah sesuai dengan undang-undang
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.“
Agar suatu kontrak dapat dianggap sah oleh hukum, haruslah memenuhi
beberapa persyaratan yuridis tertentu. Terdapat 4 persyaratan yuridis agar suatu
kontrak dianggap sah, sebagai berikut:
1. Syarat sah subjektif berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata
a. Objek / perihal tertentu;
b. Kausa yang diperbolehkan / dihalalkan / dilegalkan.
2. Syarat sah objektif menurut Pasal 1320 KUHPedata
a. Adanya kesepakatan dan kehendak;
b. Wewenang berbuat.
3. Syarat sah umum diluar Pasal 1320 KUHPerdata
a. Harus dilakukan dengan iktikad baik;
b. Kontrak tidak boleh bertentangan dengan kebiasaan yang berlaku;
c. Kontrak harus dilakukan berdasarkan asas kepatutan;
d. Kontrak tidak boleh melanggar kepentingan umum.
4. Syarat sah yang khusus
a. Syarat tertulis untuk kontrak-kontrak tertentu;
b. Syarat akta notaris untuk kontrak-kontrak tertentu;
c. Syarat akta pejabat tertentu (selain notaris) untuk kontrak-kontrak
tertentu;
d. Syarat izin dari pejabat yang berwenang untuk kontrak-kontrak tertentu.

Menurut Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata bahwa : perjanjian yang mengikat
hanyalah perjanjian yang sah. Supaya sah pembuatan perjanjian harus
mempedomani Pasal 1320 KUHPerdata. Oleh karena itu kedua Pasal dalam
KUHPerdata tersebut saling mempunyai hubungan yang erat dalam perjanjian /
perikatan.
Dari Pasal 1320 KUHPerdata dan Pasal 1338 KUHPerdata tersebut terdapat
beberapa hubungan atau azas-azas atau bisa dikatakan juga prinsip-prinsip yang
berlaku dalam perjanjian diantaranya adalah :
• Asas Kebebasan Berkontrak/Keterbukaan Hukum
Perjanjian di Indonesia Perjanjian di indonesia menganut asas kebebasan
dalam hal membuat perjanjian (beginsel der contracts vrijheid). Asas ini
dapat disimpulkan dari Pasal 1338 KUHPerdata yang menerangkan
bahwa segala perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya. Sebenarnya yang dimaksudkan
oleh pasal tersebut tidak lain dari pernyataan bahwa setiap perjanjian
mengikat kedua belah pihak. Tetapi dari pasal ini kemudian dapat ditarik
kesimpulan bahwa orang leluasa untuk membuat perjanjian apa saja asal
tidak melanggar ketertiban umum atau kesusilaan. Orang tidak saja leluasa
untuk mebuat perjanjian apa saja, bahkan pada umumnya juga
diperbolehkan mengeyampingkan peraturan-peraturan yang termuat dalam
KUHPerdata. Sistem tersebut lazim disebut dengan sistem terbuka
(openbaar system) asas ini dibatasi dengan ketentuan dalam Pasal 1320
KUHPerdata yaitu isi dari perjanjian tidak boleh melanggar ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan umum sistem terbuka
artinya para pihak dalam melakukan perjanjian  bebas mengemukakan
kehendak, mengatur hubungan yang berisi apa saja, asalkan memenuhi
syarat sahnya perjanjian.
• Asas Iktikad Baik
Dalam hukum perjanjian  dikenal asas itikad baik, yang artinya bahwa
setiap orang yang membuat suatu perjanjian harus dilakukan dengan itikad
baik. Asas itikad baik ini dapat dibedakan atas itikad baik yang subyektif
dan itikad baik yang obyektif. Itikad baik dalam pengertian yang subyektif
dapat diartikan sebagai kejujuran seseorang atas dalam melakukan suatu
perbuatan hukum yaitu apa yang terletak pada sikap bathin seseorang pada
saat diadakan suatu perbuatan hukum. Sedang itikad baik dalam pengertian
yang obyektif dimaksudkan adalah pelaksanaan suatu perjanjian yang
harus didasarkan pada norma kepatutan atau apa yang dirasakan patut
dalam suatu masyarakat.
• Asas Pacta Sunt Servanda
Adalah suatu asas dalam hukum perjanjian yang berhubungan dengan
mengikatnya suatu perjanjian. Perjanjian yang dibuat secara sah oleh para
pihak adalah mengikat bagi mereka yang membuat seperti kekuatan
mengikat suatu undang-undang, artinya bahwa perjanjian yang dibuat
secara sah oleh para pihak akan mengikat mereka seperti undang-undang.
Dengan demikian maka pihak ke tiga bisa menerima kerugian karena
perbuatan mereka dan juga pihak ketiga tidak menerima keuntungan
karena perbuatan mereka itu, kecuali kalau perjanjian itu termasuk
dimaksudkan untuk pihak ke tiga. Asas ini dalam suatu perjanjian
dimaksudkan tidak lain adalah untuk mendapatkan kepastian hukum bagi
para pihak yang telah membuat perjanjian itu.
Jika diperhatikan istilah perjanjian pada Pasal 1338 KUHPerdata,
tersimpul adanya kebebasan berkontrak yang artinya boleh membuat
perjanjian, baik perjanjian yang sudah diatur adalah KUHPerdata maupun
dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang atau juga perjanjian jenis
baru, berarti di sini tersirat adanya larangan bagi hukum untuk
mencampuri isi dari suatu perjanjian. Adapun tujuan dari asas ini adalah
untuk memberikan perlindungan kepada para konsumen dalam perjanjian
jual beli bahwa mereka tidak perlu khawatir akan hak-haknya karena
perjanjian karena perjanjian itu berlaku sebagai undang-undang bagi para
pihak yang membuatnya.
• Asas konsensualitas / consensus (kesepakatan)
Maksud dari asas ini ialah bahwa suatu perjanjian cukup ada suatu kata
sepakat dari mereka yang membuat perjanjian  tanpa diikuti oleh perbuatan
hukum lain, kecuali perjanjian yang bersifat formil. Ini jelas sekali terlihat
pada syarat-syarat sahnya suatu perjanjian dimana harus ada kata sepakat
dari mereka yang membuat perjanjian (Pasal 1320 KUHPerdata).
Perjanjian itu sudah ada dalam arti telah mempunyai akibat hukum atau
sudah mengikat sejak tercapainya kata sepakat. Sedangkan dalam Pasal
1329 KUHPerdata tidak disebutkan suatu formalitas tertentu di samping
kata sepakat yang telah tercapai itu, maka disimpulkan bahwa setiap
perjanjian itu adalah sah. Artinya mengikat apabila sudah tercapai kata
sepakat mengenai hal-hal pokok dari apa yang diperjanjikan.terhadap asas
konsensualitas /consensus (kesepakatan) ini terdapat pengecualian yaitu
apabila ditentukan suatu formalitas tertentu untuk beberapa macam
perjanjian dengan ancaman batal apabila tidak dipenuhi formalitas tersebut,
misalnya perjanjian penghibahan, perjanjian mengenai benda pada
dasarnya perjanjian itu dilahirkan sejak detik tercapainya kesepakatan
antara kedua belah pihak.
Dikatakan “pada dasarnya”, karena ada beberapa bentuk perjanjian, karena
perintah dari perundang-undangan harus dibuat dalam bentuk tertulis atau
harus disahkan oleh notaris (perjanjian notariil), sehingga perjanjian
tersebut baru sah kalau para pihak sudah menandatangani perjanjian atau
sejak perjanjian tersebut disahkan oleh notaris. Perjanjian yang tidak
tertulis, misalnya: jual beli di pasar, perjanjian ini lahir sejak adanya
kesepakatan mengenai harga antara pihak penjual dan pembeli. Sedangkan
contoh perjanjian yang tertulis atau perjanjian notariil adalah: perjanjian
pengadaan barang/jasa instansi pemerintah, perjanjian peralihan hak atas
tanah, dan lain-lain.
• Asas Berlakunya Suatu Perjanjian
Asas berlakunya suatu perjanjian ini diatur dalam pasal yaitu: Pasal 1315
KUHPerdata, yang berbunyi “umumnya tidak seorangpun dapat
mengikatkan diri atas nama sendiri atau meminta ditetapkannya suatu janji
daripada untuk dirinya sendiri”. Pasal 1340 KUHPerdata berbunyi
“persetujuan-persetujuan hanya berlaku antara pihak-pihak yang
membuatnya. Persetujuan-persetujuan ini tidak dapat membawa rugi
kepada pihak-pihak ketiga; tidak dapat pihak ketiga mendapat manfaat
karenanya; selain dalam hal yang diatur dalam Pasal 1317 KUHPerdata..

Dasar hukum seseorang dinyatakan lalai melaksanakan kewajiban atau


prestasinya diatur dalam Pasal 1238 KUHPerdata, berbunyi: “Debitur
dinyatakan Ialai dengan surat perintah, atau dengan akta sejenis itu, atau
berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri, yaitu bila perikatan ini
mengakibatkan debitur harus dianggap Ialai dengan lewatnya waktu yang
ditentukan”.
Dari rumusan Pasal 1238 KUHPerdata di atas dapat diketahui bahwa ada dua
kondisi kapan seseorang dianggap lalai atau cedera janji, yaitu:
a. Dalam hal ditetapkan suatu waktu di dalam perjanjian,tapi dengan
lewatnya waktu tersebut (jatuh tempo) debitur belum juga melaksanakan
kewajibannya.
b. Dalam hal tidak ditentukan suatu waktu tertentu, lalu kreditur sudah
memberitahukan kepada debitur untuk melaksanakan kewajiban atau
prestasinya tapi kreditur tetap juga tidak melaksanakannya kewajibanya
kepada kreditur.
Pasal 1239  KUHPerdata yang telah memberikan pengaturan sebagai
berikut: “Tiap-tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat
sesuatu, apabila si berutang tidak memenuhi kewajibannya, mendapatkan
penyelesaiannya dalam kewajiban memberikan penggantian biaya, rugi dan
bunga.”
Bahwa Pasal 1246 KUHPerdata menyatakan: “Biaya, Ganti Rugi Dan Bunga,
Yang Boleh Dituntut Kreditur, Terdiri Atas Kerugian Yang Telah Dideritanya
Dan Keuntungan Yang Sedianya Dapat Diperolehnya”.

Untuk menguatkan gugatannya, Penggugat mendalilakan gugatan sebagai


berikut:

Ingkar Janji :
1. Bahwa berawal dari Tergugat mengajukan pinjaman uang kepada PT. Bank

Perkreditan Rakyat Lumbung Mekar Sentosa;


2. Bahwa sesuai dalam surat pengakuan hutang nomor CRC 025 tertanggal 16

Maret 2017, Tergugat mengakui menerima uang sebagai pinjaman atau


kredit kepada PT. Bank BPR (Bank Perkereditan Rakyat) Lumbung Mekar
Sentosa sebesar Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah) dengan bunga
flat 3% / bulan dari pokok pinjaman;
3. Bahwa Penggugat sudah pernah melayangkan Surat Peringatan ke satu pada

23 Desember 2019 kepada Tergugat namun tidak ditanggapi oleh Tergugat;


4. Bahwa Tergugat sudah melakukan ingkar janji yang seharusnya Tergugat

setor tiap-tiap bulan sebesar Rp. 2.866.000,- (dua juta delapan ratus enam
puluh enam ribu rupiah) dengan jangka waktu 24 bulan. Dari mulai tanggal
28 September 2017 sampai dengan tanggal 28 Agustus 2019,;
5. Dalam perjanjian dan jaminan, yaitu:

5.1 Surat Pengakuan Hutang Nomor : CRC 025 tanggal 28 Agustus 2017;
5.2 Lampiran Riwayat Kartu Debitur atas kewajiban yang harus dibayarkan
oleh Debitur;
5.3 Akta Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Nomor 14, Tanggal
28 Agustus 2017 yang dikeluarkan oleh Notaris dan PPAT Gerry, S.H
yang beralamat kantor di Jl. Raya Jakarta Km. 8 Perum Taman Ciruas
Permai Blok A2 No. 04-05 Ciruas, Serang Banten;
5.4 Akta Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Nomor 14, Tanggal
28 November 2017 yang dikeluarkan oleh Notaris/PPAT Gerry, S.H yang
beralamat kantor di Jl. Raya Jakarta Km. 8 Perum Taman Ciruas Permai
Blok A2 No. 04-05 Ciruas, Serang Banten;
5.5 Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 47 yang terletak di Kelurahan
Kagungan, Kecamatan Serang, Kabupaten Serang, Propinsi Banten yang
dengan Surat Ukur Nomor 11/Kagungan/2004 dengan nomor peta
pendaftaran 47/2003 dengan keadaan sebidang tanah diatas nya berdiri
sebuah bangunan rumah yang memiliki tanda-tanda batas berupa patok
besi seluas 60 m2, dengan NIB 28.01.01.12.00151 yang mana letak tanah
di Blok L No. 05 dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional Kantor
Pertanahan Kabupaten Serang, yang berlokasi di Kelurahan Kagungan
Kecamatan Serang, Kabupaten Serang, Propinsi Banten, yang diterbitkan
pada tanggal 23 Agustus 2004, atas nama NURAENI sebagai jaminan
atas hutang Tergugat;
6. Perihal perjanjian kredit yang diperjanjikan di dalam perjanjian tersebut:

6.1Tergugat mengakui menerima uang sebagai pinjaman/kredit dari


Penggugat sebesar Rp.40.000.000,- (Empat puluh juta rupiah) dan akan
membayarkan sesuai dengan skema kredit perjanjian kredit antara
Tergugat dengan Penggugat;
6.2Bahwa Tergugat sudah melakukan ingkar janji yang seharusnya Tergugat
setor tiap-tiap bulan sebesar Rp. 2.866.000,- (dua juta delapan ratus enam
puluh enam ribu rupiah) dengan jangka waktu 24 bulan. Dari mulai
tanggal 28 September 2017 sampai dengan tanggal 28 Agustus 2019;
6.3Bunga 3% flat/bulan, adalah 36% /12 bulan, bunga 3% terhadap pokok
pinjaman Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah), maka besaran
bunga flat selama 24 bulan tesebut adalah senilai Rp. 28.800.000,- (dua
puluh delapan juta delapan ratus ribu rupiah) untuk masa pinjaman 24
bulan;
6.4Total pinjaman pokok beserta bunga pinjaman yang wajib dibayar oleh
Tergugat selama 24 bulan tersebut diatas adalah sebesar Rp. 68.800.000,-
(enam puluh delapan juta delapan ratus ribu rupiah), dan baru dibayar
oleh Tergugat adalah sebesar Rp. 20.062.000,- (dua puluh juta enam
puluh dua ribu rupiah) maka sisa kewajiban angsuran yang harus dibayar
oleh Tergugat selama 24 bulan tersebut adalah sebesar Rp. 48.738.000,-
(empat puluh delapan juta tujuh ratus tiga puluh delapan ribu rupiah)
yang merupakan kategori kredit macet;
7. Perihal yang diperjanjikan di dalam perjanjian tersebut :

7.1 Tergugat mengakui menerima uang sebagai pinjaman/kredit dari


Penggugat sebesar Rp.40.000.000,-(Empat puluh juta rupiah) dan akan
membayarkan sesuai dengan skema kredit perjanjian kredit antara
Tergugat dengan Penggugat;
7.2 Bunga 3% flat/ bulan, adalah 72% /24 bulan, bunga 3% terhadap
pokok pinjaman Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah) maka
besaran bunga flat selama 24 bulan tesebut adalah senilai
Rp.28.800.000,- (dua puluh delapan juta delapan ratus ribu rupiah);
7.3 Total pinjaman pokok beserta bunga pinjaman yang wajib dibayar oleh
Tergugat selama 24 bulan tersebut diatas adalah sebesar Rp.
68.800.000,- (enam puluh delapan juta delapan ratus ribu rupiah);
7.4 Sehingga pokok angsuran pinjaman berikut bunganya harus dibayar
kembali oleh Tergugat setiap bulan sebesar. Rp. 2.866.000,- (dua juta
delapan ratus enam puluh enam ribu rupiah) dengan jangka waktu 24
bulan. Dari mulai tanggal 28 September 2017 sampai dengan tanggal
28 Agustus 2019, namun angsuran tersebut tidak dilaksanakan oleh
Tergugat dan menjadi kategori kredit macet terhadap hak yang harus
didapatkan oleh Penggugat;
7.5 Bahwa dari nilai hutang Tergugat tersebut diatas senilai 68.800.000,-
(enam puluh delapan juta delapan ratus ribu rupiah), Tergugat baru
membayar sejumlah Rp. 20.062.000,- (dua puluh juta enam puluh dua
ribu rupiah) maka sisa hutang yang belum terbayarkan oleh Tergugat
adalah sebesar Rp. 48.738.000,- (empat puluh delapan juta tujuh ratus
tiga puluh delapan ribu rupiah);
7.6 Bahwa yang menjadi objek jaminan dalam perkara wanprestasi ini
adalah :
7.6.1 Yang tertera dalam Akta Surat Kuasa Membebankan Hak
Tanggungan No. 14 pada Tanggal 28 Agustus 2017 yang
dikeluarkan oleh Notaris & Pejabat Pembuat Akta Tanah Gerry
yang beralamat kantor di Jl. Raya Jakarta Km. 8 Perum Taman
Ciruas Permai Blok A2 No. 04-05 Ciruas Serang, Banten;
7.6.2 Objek dalam Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 47 yang
terletak di Kelurahan Kagungan, Kecamatan Serang, Kabupaten
Serang, Propinsi Banten yang dengan Surat Ukur Nomor
11/Kagungan/2004 dengan nomor peta pendaftaran 47/2003
dengan keadaan sebidang tanah diatas nya berdiri sebuah
bangunan rumah yang memiliki tanda-tanda batas berupa patok
besi seluas 60 m2, dengan NIB 28.01.01.12.00151 yang mana
letak tanah di Blok L No. 05 dikeluarkan oleh Badan Pertanahan
Nasional Kantor Pertanahan Kabupaten Serang, yang berlokasi
di Kelurahan Kagungan Kecamatan Serang, Kabupaten Serang,
Propinsi Banten, yang diterbitkan pada tanggal 23 Agustus 2004,
atas nama ROMADI yang berganti nama atas hak tersebut
menjadi NURAENI pada tanggal 28 Nopember 2017 sebagai
jaminan atas hutang Tergugat;
7.7 Bahwa sesuai dengan kesepakatan Penggugat dan Tergugat yang
termuat dalam Surat Pengakuan Utang Nomor CRC 025, bahwa
bilamana pinjaman tidak dibayar pada waktu yang telah ditetapkan
maka Penggugat berhak untuk menguasai semua bentuk jaminan baik
seluruhnya maupun sebagian sekaligus diberi kuasa yang tidak dapat
ditarik kembali dengan hak substitusi kepada Penggugat. Selanjutnya
untuk dijual atau dialihkan hak atas jaminan jaminan tersebut kepada
pihak ketiga atau pada pihak Penggugat sendiri menurut kehendak dan
cara Penggugat.
8. Pelanggaran Tergugat:

8.1 Bahwa Tergugat tidak memenuhi kewajiban/ wanprestasi/ ingkar janji,


karena tidak melaksanakan kewajiban dalam Surat Pengakuan Hutang
Nomor: CRC 025 tertanggal 28 September 2017;
8.2Bahwa Tergugat tidak membayar angsuran pinjaman sejak 28 April 2017
sampai dengan bulan 28 Agustus 2019 sehingga pinjaman Tergugat
menunggak total sebesar Rp. 48.738.000,- (empat puluh delapan juta
tujuh ratus tiga puluh delapan ribu rupiah) dan menjadi kredit dalam
kategori kredit macet;
8.3 Bahwa akibat pinjaman Tergugat menjadi kredit macet. Penggugat
harus menanggung kerugian, karena Penggugat harus tetap membayar
bunga simpanan masyarakat yang merupakan sumber dana pinjaman
yang disalurkan kepada Tergugat. Selain itu Penggugat harus
membukukan biaya pencadangan aktiva produktif dan Penggugat
dirugikan karena tidak bisa menyalurkan pinjaman lagi ke masyarakat
sebesar pinjaman Tergugat yang macet tersebut;
8.4Bahwa atas kredit macet Tergugat tersebut, Penggugat telah
melakukan penagihan kepada Tergugat secara rutin, baik dengan
datang langsung ke tempat domisili Tergugat sebagaimana Laporan
Kunjungan Nasabah (LKN) maupun dengan memberikan surat
penagihan/surat peringatan kepada Tergugat.
9. Kerugian Penggugat
9.1 Bahwa berdasarkan Kartu Debitur seharusnya Tergugat membayar
angsuran tiap-tiap bulan sebesar sebesar Rp. 2.866.000,- (dua juta
delapan ratus enam puluh enam ribu rupiah) dengan jangka waktu 24
bulan yaitu dari tanggal 28 September 2017 sampai dengan tanggal 24
Agustus 2019, namun Tergugat hanya membayar 7 kali angsuran dari
jangka waktu 24 bulan tersebut, sehingga dana terkumpul yang
dibayarkan Tergugat kepada Penggugat adalah sejumlah Rp.
20.062.000,- (dua puluh juta enam puluh dua ribu rupiah);
9.2 Bahwa dengan menunggaknya angsuran Tergugat tersebut
mengakibatkan Penggugat harus membukukan biaya cadangan aktiva
produktif, sehingga Penggugat dirugikan dari membuku biaya ini
sebesar sebesar Rp. 48.738.000,- (empat puluh delapan juta tujuh
ratus tiga puluh delapan ribu rupiah);

10. Bahwa denda keterlambatan berdasarkan Surat Pengakuan Hutang

Nomor: CRC 025 tertanggal 21 Maret 2017, Tergugat sepakat


membayar biaya keterlambatan sebesar 6% dalam satu bulan, namun
dengan kebaikan hati Penggugat, Penggugat sepakat untuk
menurunkan bunga denda keterlambatan tersebut menjadi 3%, maka
Tergugat berkewajiban membayar denda keterlambatan sebesar 3% x
Rp. 40.000.000,- (Pokok Utang) = Rp. 1.200.000,- (satu juta dua ratus
ribu rupiah), Tergugat mengalami keterlambatan dari tanggal 21
Maret 2019 sampai 21 Oktober 2022 yaitu selama 43 bulan, maka
Tergugat berkewajiban membayar denda keterlambatan sebesar 43 x
Rp. 1.200.000,- =Rp. 51.600.000- (lima puluh satu juta enam ratus
ribu rupiah).
Berdasarkan segala uraian yang telah Penggugat kemukakan di atas,
Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Serang untuk memutus
gugatan ini dengan amar sebagai berikut :

PRIMAIR :
1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;
2. Menyatakan demi hukum perbuatan Tergugat adalah Wanprestasi kepada
Penggugat;
3. Menyatakan bahwa Surat Pengakuan Hutang Nomor : CR 025 tertanggal 28
Agustus 2017 adalah sah dan berkekuatan hukum;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar lunas seketika tanpa syarat seluruh
sisa pinjaman/kreditnya (Pokok + bunga) kepada Penggugat sebesar Rp.
48.738.000,- (empat puluh delapan juta tujuh ratus tiga puluh delapan
ribu rupiah);
5. Menghukum Tergugat untuk membayar lunas seketika tanpa syarat denda
keterlambatan sebesar Rp. 51.600.000- (lima puluh satu juta enam
ratus ribu rupiah);
6. Memberikan hak kepada Penggugat atas agunan Tergugat dengan bukti
kepemilikan berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 47 yang terletak
di Kelurahan Kagungan, Kecamatan Serang, Kabupaten Serang, Propinsi
Banten yang dengan Surat Ukur Nomor 11/Kagungan/2004 dengan nomor
peta pendaftaran 47/2003 dengan keadaan sebidang tanah diatas nya berdiri
sebuah bangunan rumah yang memiliki tanda-tanda batas berupa patok besi
seluas 60 m2, dengan NIB 28.01.01.12.00151 yang mana letak tanah di Blok
L No. 05 dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional Kantor Pertanahan
Kabupaten Serang, yang berlokasi di Kelurahan Kagungan Kecamatan
Serang, Kabupaten Serang, Propinsi Banten, yang diterbitkan pada tanggal
23 Agustus 2004, atas nama ROMADI yang berganti nama atas hak
tersebut menjadi NURAENI pada tanggal 28 Nopember 2017 sebagai
jaminan atas hutang Tergugat;
7. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap
obyek dalam berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 47 yang terletak
di Kelurahan Kagungan, Kecamatan Serang, Kabupaten Serang, Propinsi
Banten yang dengan Surat Ukur Nomor 11/Kagungan/2004 dengan nomor
peta pendaftaran 47/2003 dengan keadaan sebidang tanah diatas nya berdiri
sebuah bangunan rumah yang memiliki tanda-tanda batas berupa patok besi
seluas 60 m2, dengan NIB 28.01.01.12.00151 yang mana letak tanah di Blok
L No. 05 dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional Kantor Pertanahan
Kabupaten Serang, yang berlokasi di Kelurahan Kagungan Kecamatan
Serang, Kabupaten Serang, Propinsi Banten, yang diterbitkan pada tanggal
23 Agustus 2004, atas nama ROMADI yang berganti nama atas hak
tersebut menjadi NURAENI pada tanggal 28 Nopember 2017 sebagai
jaminan atas hutang Tergugat;
8. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul.

SUBSIDAIR
Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).

Hormat Kami
ASEP HERYANTO, S.H. FIKRI ARIZANO, S.H KAHFI PERMANA, S.H.

You might also like