Professional Documents
Culture Documents
ACARA 5
“POLIGON TERBUKA”
NIM : 2209026018
KELOMPOK : 1 (SATU)
ASISTEN : SHALIZAM
Poligon terbuka (terbuka secara geometris dan matematis ) terdiri atas serangkaian garis
yang berhubungan tetapi tidak kembali ke titik awal atau terikat pada sebuah titik dengan
ketelitian sama atau lebih tinggi ordenya. Poligon terbuka kadang- kadang dipakai pada
pengukuran lalu lintas, tetapi pada umumnya patut dihindari karena tidak memberikan
cara pengecekan untuk menemukan ralat dan kesalahan.
Oleh karena itu, Pada praktikum acara ini dilakukan pengukuran untuk poligon terbuka
untuk mengetahui konsep dan prinsip poligon terbuka pada kegiatan survei dan
mengetahui cara pengambilan data dilapangan menggunakan poligon terbuka.
Faustina Jesslun Afrian
2209026018
Kelompok 1
1.2 Tujuan
Adapun maksud dan tujuan diselenggarakannya praktikum Ilmu Ukur Tanah dengan
materi poligon terbuka, yaitu :
a. Untuk mengetahui azimuth detail yang ada pada seluruh patok.
b. Untuk mengetahui titik detail pada patok 1.
c. Untuk mengetahui luas daerah dengan menggunakan metode koordinat.
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran
bumi dan di bawah tanah untuk berbagai keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi
relatif pada daerah yang relatif sempit sehingga unsur kelengkapan permukaan buminya
dapat diabaikan. Sedangkan pemetaan adalah kegiatan untuk menghasilkan peta, meliputi
tahapan akuisi data dengan survey terestris survey fotogrametri penginderaan jauh/
survey GPS, yang kemudian dilakukan pengolahan data yang ditujukan untuk
menghasilkan perepresentasian data serta informasi dalam bentuk peta analog maupun
peta digital (Tribhuwana, 2018).
Luas adalah jumlah area yang terproyeksi pada bidang horizontal dan dikelilingi oleh
garis-garis batas. Pekerjaan pengukuran studio dan pekerjaan lapangan. Perhitungan dan
informasi luas merupakan salah satu informasi yang dibutuhkan perencana dari hasil
pengukuran lapangan. Pengukuran luas ini dipergunakan untuk berbagai kepentingan,
yaitu hukum pertanaman, perubahan status hukum tanah, pajak bumi dan lain sebagainya
(Syaifullah, 2018)
Dalam pemetaan medan pengukuran sangat berpengaruh dan ditentukan oleh kerangka
serta jenis pengukuran. Bentuk kerangka yang didesain tidak harus sebuah poligon. tapi
dagat saja kombinasi dari kerangka yang ada. (Fish, 2007)
Bentuk penyajian dinamakan peta jika skalanya kecil. Sedangkan bentuk penyajian
dinamakan plan jika skalanya besar. Sipat datar yang terdapat pada cairan dapat
dimanfaatkan sebagai alat penunjuk yang selanjutnya dikembangkan sebagai alat ukur
beda tinggi antara dua buah titik. Tujuan pengukuran dengan metode beda tinggi adalah
menghitung elevasi tinggi titik dengan menentukan beda tinggi antara dua titik. Definisi
dari beda tinggi antara dua titik yaitu, titik A dan titik B adalah jarak antara dua bidang
nivo yang melalui titik A dan B. Umumnya bidang nivo adalah bidang yang lengkung,
tetapi bila jarak antara titik-titik A dan B kecil, maka kedua bidang nivo yang melalui
titik A dan B dapat dianggap sebagai bidang yang mendatar (Yusuf, 2014).
Poligon sering diartikan sebagai segi banyak. Dalam beberapa buku teks juga dijumpai
isitilah traverse yang diartikan sama dengan poligon. (Syaifullah. 2007)
Poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah ditentukan
dari pengukuran lapangan. Pengukuran poligon, pekerjaan menetapkan stasiun-stasiun
poligon dan membuat pengukuran-pengukuran yang perlu, adalah salah satu cara paling
dasar dan paling banyak dilakukan untuk menentukan letak nisbi titik-titik. Ada dua
Hentak dasar poligon: tertutup dan terbuka (Brinker, 2000).
Pada poligon tertutup. (1) garis-garis kembali ke titik awal. jadi membentuk segi banyak
(tertutup secara matematis dan geometris), atau (2) berakhir di stasiun lain yang
mempunyai ketelitian letak sama atau lebih besar daripada ketelitian letak titik awal. Jenis
Redan (geometris terbuka, matematis tertutup), harus mempunyai arah acuan penutup.
Poligon tertutup memberikan pengecekan pada sudut-sudut dan jarak-jarak tertentu, suatu
pertimbangan yang sangat penting. Poligon tertutup dipakai secara luas dalam
pengukuran-pengukuran titik kontrol, konstruksi, pemilikan nah dan topografik (Brinker,
2000).
Poligon terbuka (terbuka secara geometris dan matematis) terdiri atas serangkaian garis
yang berhubungan tetapi tidak kembali ke titik awal atau terikat pada sebuah titik dengan
ketelitian sama atau lebih tinggi ordénya. Poligon terbuka kadang-kadang dipakai pada
pengukuran jalur lintas, tetapi pada umumnya patut dihindari karena tidak memberikan
cara pengecekan untuk menemukan galat dan kesalahan. Dalam poligon terbuka.
pengukuran-pengukuran harus diulang untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan.
Faustina Jesslun Afrian
2209026018
Kelompok 1
Patok-patok (pancang kayu dengan paku untuk menandai titik), pancang baja, atau pipa
dipasang pada setiap stasiun poligon A. B. C dan seterusnya (Brinker, 2000).
Jenis poligon juga bisa dilihat dari keberadaan titik-titik kontrolnya. Boleh jadi titik-titik
poligon utamanya yang di awal atau diakhir poligon bukan merupakan stasiun kontrol
atau titik yang telah diketahui koordinatnya. Maka jenis ini dikatakan poligon terbuka
secara matematis. Sebaliknya, boleh jadi titik-titik poligon utamanya yang di awal atau
diakhir poligon - merupakan stasiun kontrol atau titik yang telah diketahui koordinatnya.
Maka jenis ini dikatakan poligon tertutup secara matematis (Syaifullah, 2018).
Telah dijelaskan bahwa poligon adalah suatu rangkaian garis yang saling sambung
menyambung yang pada setiap sambungannya dipasangi titik atau patok. Poligon dapat
terbuka atau tertutup secara geometris atau matematis. Atas dasar itu, poligon dibagi
menjadi poligon tertutup, poligon terbuka lepas, poligon terbuka terikat sebagian. poligon
terbuka terikat, poligon terbuka terikat sempurna. Tidak ada perbedaan antara pengukuran
poligon tertutup dengan poligon terbuka. Sudut diukur dengan dua serirangkap, jarak
diukur dengan cara langsung dengan meteran atau dengan EDM. Pada metoda bowditch,
syarat konsistensi antara jarak dan sudut pun tetap berlaku (Syaifullah, 2018)
3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ilmu ukur tanah acara 2, yaitu:
1. Theodolit
2. Statif
3. 6 Patok kayu 35 cm
4. Rambu ukur
5. Kompas
6. GPS (Global Positioning System)
7. Payung
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ilmu ukur tanah acara 2, yaitu:
1. Modul acara 4
2. Buku lapangan
3. 6 buah baterai AA
4. Form data lapangan
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan berdasarkan hasil dari keseluruhan laporan ini, yaitu :
1. Pada praktikum kali ini didapat azimuth detail pada patok 1, α1a senilai 17521’40”,
α1b senilai 24648’0”, α1c senilai 32522’0”, α1d senilai 5033’0”. Detail pada patok
2, α2a senilai 745’30”, α2b senilai 21913’00”, α2c senilai 34010’30”, α2d senilai
31030’50”. Detail pada patok 3, α3a senilai 2796’50”, α3b bernilai 24458’05”, α3c
senilai 20747’50”, α3d senilai 1140’10”, dan α3e senilai 12746’30”. Detail pada
patok 4, α4a senilai 29047’50”, α4b bernilai 24056’10”, α4c senilai 22142’20”,
α4d senilai 314’0”, α4e senilai 314’0”. Detail pada patok 5, α5a senilai 24822’50”,
α5b bernilai 30215’20”, α5c senilai 34145’20”, α5d senilai 1757’30”, α5e senilai
8947’30”.
2. Pada praktikum kali ini didapat titik koordinat detail pada patok 1, X1a senilai
515512.3 m; Y1a senilai 9950188.9 m; Z1a senilai 48.4 m; X1b senilai 515533.4 m;
Y1b senilai 9950178.74 m; Z1b 47.7 m; X1c senilai 515525.4 m; Y1c senilai
9950151.3 m; Z1c 45.8 m; X1d senilai 515485.9 m; Y1d senilai 9950150.6 m; Z1d
47.9 m.
3. Pada praktikum kali ini didapat luas area 1.3 ha.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan, yaitu:
1. Diharapkan agar praktikkan dapat lebih fokus dan serius saat di lapangan.
2. Diharapkan agar praktikkan dapat berkomunikasi dengan lebih baik lagi saat di
lapangan.
3. Diharapkan agar praktikkan memperhatikan barang bawaannya agar tidak tercecer.
Bimasena,A.N. (2008). Syarat Sudut pada Poligon Terbuka Terikat Sempurna. Widya
Bhumi, Nomor 23 Tanung.
Brinker, R. C., Walijatun, D., & Wolf, P. R. (2000). Dasar-dasar pengukuran tanah.
Erlangga, Jakarta.