You are on page 1of 11

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

ACARA 6

“Waterpass”

NAMA : FAUSTINA JESSLUN AFRIAN

NIM : 2209026018

KELOMPOK : 1 (SATU)

ASISTEN : GIDEON SAMARI SUNO

NIM : 1909056047

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Waterpass merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengukur ataupun menentukan
sebuah garis atau benda apakah sudah dalam posisi yang rata atau belum, baik dalam
posisi horizontal ataupun posisi vertikal. Alat ini umumnya digunakan pada pertukangan
atau proyek kontruksi. Alat ini penting karena alat ini dipakai untuk memastikan
semuanya sejajar. Waterpass berfungsi untuk menunjukkan seberapa sejajar atau tegak
lurus suatu permukaan, untuk kepentingam proyek-proyek yang biasanya proyek ini
berhubungan dengan tanah, untuk pembuatan tanda dan kolom pada dinding sebagai
acuan untuk pekerjaan lain, digunakan untuk pengecekan setlemen suatu bangunan serta
agar kita bisa mendapatkan akurasi yang sempurna untuk memasang lantai. Waterpass
biasanya digunakan untuk menentukan beda tinggi titik titik yang ada di permukaan
bumi. Prinsip kerja alat ini sama dengan alat penyipat datar lainnya, yaitu garis bidik
kesemua arah harus dalam keadaan mendatar, sehingga membentuk bidang datar atau
bidang horizontal, dimana titik-titik pada bidang tersebut akan menunjukkan ketinggian
yang sama. Keunggulan yang dimiliki alat ini yaitu menghasilkan data yang akurat dan
sangat baik.

Alat ukur waterpass ini dapat dikatakan sebagai alat yang tidak berdiri sendiri, karena
pada menggunaannya diperlukan kelengkapan alat lain. Kelengkapan alat ini ada yang
tergolong mutlak harus ada atau kelengkapan utama dan ada yang tergolong sebagai
tambahan. Kelengkapan utama adalah kaki tiga atau statif.

Oleh karena itu, perlunya pengalaman lebih lanjut terhadap salah satu alat ukur penyipat
datar seperti theodolit dan waterpass terutama dengan tingkat tingkat ketelitian dalam
penggunaan alat ukur agar dapat diminimalisir kesalahan pengamatan. Dapat disimpulkan
bahwa dalam dunia ke Teknik sipil-an diperlukannya materi dan ajaran terhadap
mahasiswa yang menunjang agar dapat memahami tentang bagaimana menggunakan alat
dalam mengukur tanah dan dapat dipertanggungjawabkan.

Faustina Jesslun Afrian


2209026018
Kelompok 1
1.2 Tujuan
Adapun maksud dan tujuan diselenggarakannya praktikum Ilmu Ukur Tanah dengan
materi waterpass, yaitu :
1. Untuk mengetahui nilai jarak tampang melintang 90.
2. Untuk mengetahui nilai beda tinggi tampang melintang 90.
3. Untuk mengetahui fungsi waterpass.

Faustina Jesslun Afrian


2209026018
Kelompok 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu Ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara pengukuran di
permukaan bumi dan di bawah tanah untuk berbagai keperluan seperti pemetaan dan
penentuan posisi relatif pada daerah yang relatif sempit sehingga unsur kelengkungan
permukaan bumi dapat diabaikan. Pengukuran digunakan untuk menentukan unsur-unsur
(jarak dan sudut) titik yang ada di suatu daerah dalam jumlah yang cukup, sehingga
daerah tersebut dapat digambar dengan skala tertentu.(Muzayanah, 2020)

Mengingat bentuk bumi sebagai landasan/alas suatu bangunan tidaklah rata namun
bergelombang serta membentuk relif permukaan yang tidak rata sehingga dibutuhkan
gambaran tentang permukaan bumi tersebut dalam suatu peta menyipat datar. Pada
pekerjaan konstruksi, khususnya pada perencanaan dan pelaksanaan akan dibutuhkan
layout gambar permukaan tanah pada bidang datar dan berbagai potongan melintang serta
memanjang. Sehingga, dengan ini dibutuhkan metode menyipat datar untuk melakukan
pengukuran Z (elevasi) dari permukaan tanah yang kemudian dapat digambarkan ke
dalam peta kontur. (Tumpu, 2021)

Pada pekerjaan-pekerjaan rekayasa seperti perencanaan jalan raya, jalan kereta api,
saluran irigasi, lapangan udara, dan lain-lain sangat dibutuhkan bentuk profil atau
tampang pada arah tertentu untuk perencanaan kemiringan sumbu proyek, hitungan
volume galian atau timbunan tanah, dan lain lain. Oleh karena itu dibutuhkan suatu
pekerjaan pengukuran yang dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut secara cepat dan
akurat. Pada pembuatan peta diperlukan kerangka dasar (kontrol) pemetaan. Kerangka
dasar (kontrol) dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu kerangka horisontal (poligon) dan
kerangka vertikal (tinggi). Kerangka dasar pemetaan vertikal bermacam-macam,
pemilihan dan pemakaiannya ditentukan oleh banyak faktor, antara lain luas daerah yang
dipetakan, ketersediaan peralatan, dan kemudahan perhitungan petakan, ketersediaan
peralatan, dan kemudahan perhitungan. Pembacaan benang silang pada waterpass ke

Faustina Jesslun Afrian


2209026018
Kelompok 1
rambu ukur adalah sangat penting, dalam pembacaan tersebut dipengaruhi oleh ketegakan
dan kemiringan rambu ukur itu sendiri. (Yasada, 2020)

Menyipat datar adalah menentukan/mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih.
Pengukuran beda tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur Waterpass.
Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah dengan menggunakan alat ukur waterpass ini
dipergunakan dengan system polygon terbuka lepas, di mana ditentukan salah satu titik
sebagai acuan untuk menghitung dan menentukan titik lainya. (Tumpu, 2021)

Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan
pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks. Instrumentasi
memiliki tiga fungsi dasar, yaitu penunjukan (indicating), pencatatan (recording), dan
pengendalian (control). Instrumentasi pengujian kuantitas listrik dan elektronika
umumnya berfungsi untuk penunjukan dan pencatatan, sedangkan yang digunakan pada
proses industrI kebanyakan ditujukan untuk fungsi pengendalian/kontrol. Waterpass
adalah instrumentasi yang digunakan untuk melakukan pengukuran benda atau garis
dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal ataupun horizontal. Pemanfaatan
waterpass sebagai instrumentasi untuk mengukur bagaimana kemiringan pada
pemasangan tiang listrik, generator bahkan dalam dunia bangunan membutuhkan tingkat
presisi yang sangat tinggi terhadap kemiringan suatu benda. Penggunaan waterpass
sebelumnya hanya menggunakan botol kaca berisi alkohol yang dibingkai panjang untuk
menentukan bagaimana tingkat kemiringan suatu permukaan. Beberapa kemungkinan
kesalahan sering terjadi dalam penggunaan waterpass adalah tingkat ketelitian mata
dalam pembacaan waterpass, posisi berdiri dalam penggunaan waterpass. (Syaputra,
2020)

Cara menggunakan waterpas ini sebaiknya menggunakan tripod atau kaki tiga sebagai
penyangga dan posisikan pada titik koordinat yang sudah ditentukan. Pastikan tripod
dalam posisi stabil dan kuat serta plat tempat dudukan waterpas tidak dalam keadaan
miring. Letakan waterpas di atas plat Panduan Mata Kuliah Praktikum Ilmu Ukur Tanah
13 tersebut, usahakan waterpas untuk tidak bergerak atau dalam keadaan stabil. Atur
sumbu I vertikal dan sumbu II horisontal dengan menggunakan sekrup penyeimbang
nivo. Tepatkan gelembung nivo berada di tengah lingkaran. (Nuraini, 2022)

Faustina Jesslun Afrian


2209026018
Kelompok 1
Prinsip krerja alat ini sama dengan alat penyipat datar lainnya, yaitu garis bidik kesemua
arah harus dalam keadaan mendatar, sehingga membentuk bidang datar atau bidang
horizontal, di mana titik-titik pada bidang tersebut akan menunjukkan ketinggian yang
sama. Untuk memenuhi prinsip kerja di atas, alat ini mempunyai beberapa persyaratan
agar tergolong laik untuk digunakan yaitu, garis bidik di dalam teropong harus sejajar
dengan garis arah nivo, tidak sejajarnya garis bidik dengan garis nivo, berarti bidang yang
dibentuk oleh garis bidik itu tidak merupakan bidang datar, sehingga titik-titik pada
bidang tersebut ketinggiannya tidak. Garis bidik Sejajar garis nivo sama, semakin jauh
dari alat ketinggian garis bidik atau bidang akan semakin rendah, Sumbu vertikal atau
sumbu satu harus betul-betul tegak atau tegak lurus garis bidik dalam keadaan mendatar.
Bidikan ke dua arah (a) dan (b) mendatar Tidak tegaknya sumbu satu akan mengakibatkan
teropong yang dibidikan ke Sumbu Satu Tegak satu arah dan garis bidiknya sudah dapat
diatur mendatar (a), kemudian dibidikan ke arah lain, maka garis bidiknya akan berubah
menjadi tidak mendatar lagi (b). Benang diafragma mendatar harus tegak lurus pada
sumbu satu atau dalam keadaan mendatar. Tidak mendatarnya benang diafragma
mendatar atau tidak tegak lurus sumbu satu, yang berarti benang diafragma vertikal tidak
tegak akibatnya akan menyulitkan menepatkan bidikan atau pembacaan rambu. (Tumpu,
2021)

Sesuai konstruksi alat yang dipersiapkan dengan prinsip menyipat datar, maka alat ini
dapat digunakan untuk: Memperoleh pandangan mendatar atau mendapatkan garis
bidikan yang sama tinggi, sehingga titik-titik yang tepat dengan garis bidik/bidikan akan
mempunyai ketinggian yang sama. Dengan pandangan mendatar ini dan diketahuinya
jarak dari garis bidik yang dapat dinyatakan sebagai ketinggian garis bidik terhadap titik-
titik tertentu, maka akan diketahui atau ditentukan beda tinggi atau ketinggian dari titik-
titik tersebut. (Tumpu, 2021)

Data teknis alat adalah data yang menunjukkan karakteristik dari alat yang bersangkutan.
Pengetahuan ini diperlukan untuk memperlancar penggunaan dan untuk menentukan atau
memilih alat sesuai dengan jenis dan tingkat ketelitian pengukuran yang akan dikerjakan.
Perbedaan spesifikasi alat yang paling diperlukan untuk diketahui yaitu satuan bacaan
sudut yang digunakan, derajat/grid dan tingkat ketelitian alat yang ditunjukkan oleh
satuan bacaan sudut terkecil yang dapat dibaca dari alat yang bersangkutan. Spesifikasi
alat ini biasanya tercantum dalam buku manual dari alat tersebut. (Tumpu, 2021)
Faustina Jesslun Afrian
2209026018
Kelompok 1
BAB III
METODOLOGI PENGAMBILAN DATA

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ilmu ukur tanah acara 6, yaitu:
1. Waterpass
2. Statif
3. Rambu ukur
4. Payung
5. Unting-unting

3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ilmu ukur tanah acara 6, yaitu:
1. Modul acara 6
2. Formulir Pengambilan Data Lapangan
3. Buku lapangan

3.2 Prosedur Pengambilan Data


Adapun pengambilan data sebagai berikut :
1. Ditentukan daerah yang ingin di ukur
2. Didirikan waterpass tepat di atas patok
3. Disentring statif dan waterpass dengan menyeimbangkan nivo kotak deng sekrub A
BC
4. Ditembak waterpass kearah rambu ukur sejauh 15m di sudut 0º dan sudut 180º lalu di
catat BA, BB, BT.
5. Ditembakk waterpass keaah rambu ukur sejauh 3m, 6m, 9m, 12m, 15m di sudut 90º
dan sudut 270º lalu catat BA, BT.

Faustina Jesslun Afrian


2209026018
Kelompok 1
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan berdasarkan hasil dari keseluruhan laporan ini, yaitu :
1. Pada praktikum ini didapat nilai jarak tampang melintang 90 senilai J33 = 2 m, J36
= 4 m, J39 = 10 m, J312= 12 m, dan J315= 18 m.
2. Pada praktikum ini didapat nilai beda tinggi tampang melintang 90 senilai, H33 =
-0.035 m; H36= -0.055 m; H39 = -0.025 m; H312 = -0.075 m; H315 = 0.415
m.
3. Pada praktikum ini didapat fungsi waterpass yaitu untuk memperlihatkan level sejajar
maupun tegak lurus sebuah benda terhadap suatu permukaan, dalam pondasi biasanya
alat ini digunakan untuk memastikan pondasi yang dibangun tidak miring dan sesuai
dengan sketsa.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan, yaitu:
1. diharapkan para praktikan dapat mencatat data dengan lebih teliti serta lebih serius.
2. Diharapkan juga agar praktikan dapat bekerjasama lebih baik lagi.
3. Diharapkan agar para praktikan lebih tanggap dalam menjalankan praktikum di
lapangan.

Faustina Jesslun Afrian


2209026018
Kelompok 1
DAFTAR PUSTAKA

Muzayanah, M. T., & Budianto, E. (2020). Ilmu Ukur Tanah .Unesa University Press.
Surabaya
Nuraini, R. (2022). Modul Praktikum Ilmu Ukur Tanah (IUT).

Syaputra, H. R. (2020). Water Pass Digital dengan Output Suara. JTEV (Jurnal Teknik
Elektro dan Vokasional), 6(1), 211-219.

Tumpu, M., Rangan, P. R., Agustin, T., Rustan, F. R., Isdyanto, A., Hamdi, F., ... &
Sugiyanto, G. (2021). Dasar-Dasar Ilmu Ukur Tanah. Yayasan Kita Menulis.

Yasada, G., & Setyono, E. Y. (2020, November). PENGARUH KEMIRINGAN RAMBU


UKUR PADA PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN ALAT WATERPASS
TERHADAP HASIL KETELITIAN. In Prosiding Seminar Nasional Terapan Riset
Inovatif (SENTRINOV) (Vol. 6, No. 1, pp. 610-616).

Faustina Jesslun Afrian


2209026018
Kelompok 1
LAMPIRAN

Gambar 1. Sentering alat dan pemasangan Gambar 1. Mengukur jarak untuk


unting-unting menembak

Gambar 4. Mencatat data


Gambar 3. Menembak Rambu Ukur

Faustina Jesslun Afrian


2209026018
Kelompok 1
LAMPIRAN

Faustina Jesslun Afrian


2209026018
Kelompok 1

You might also like