You are on page 1of 10

AKULTURASI

Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi


_______________________________________________________________________________________________________

ANALISIS KONFLIK NELAYAN DALAM PEMANFAATAN


SUMBER DAYA PERIKANAN DI DESA BORGO KECAMATAN TOMBARIRI
KABUPATEN MINAHASA
Agusman Zalukhu1; Victoria E.N. Manoppo2; Jardie A. Andaki2
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado.
1)
2) Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Koresponden email: augusman88@gmail.com

Abstract
This study aims to: 1) Explain the types and characteristics of fisherman conflicts in the business utilization of fishery
resources in the village of Borgo coastal area Tombariri District Minahasa regency; 2) Identify the parties to the
conflict and explain its role in conflict resolution efforts at Borgo Village in the coastal area of Tombariri District of
Minahasa Regency; 3) Tracing the causes of fisherman conflict in the management of fishery resources in the village
of Borgo coastal area Tombariri District Minahasa regency; And 4) Explain the handling and settlement of social and
legal conflicts in the Borgo Village in the coastal area of Tombariri Sub-district of Minahasa District.
The method used in this research, descriptive-qualitative research methods and data analysis used include
descriptive qualitative and descriptive quantitative analysis.
There are also results of this study as follows: 1. The types of conflicts that exist in the village of Borgo Tombariri
District Minahasa regency there are 3 namely: a). Class Conflict, b). Orientation Conflict, c). Agrarian Conflicts 2.
Parties to the settlement of the conflict in the village of Borgo coastal area Tombariri District Minahasa District is the
fisherman itself, Head of RT, Village Head, the authorities, the government and also the role of chairman of the
fishermen, and religious leaders are very important in helping Government to resolve conflicts between nelayani, 3.
Sources Conflicts between fishermen in the Village Borgo Tombariri District Minahasa regency, among others: a).
Scarce resources, b). The existence of structural imbalances, c). Inaccurate information, d). Competitive objectives,
e). Poor interfaith relationships 4. Conflicts between traditional fishermen and modern fishermen in Borgo Village can
be resolved through efforts: (1) Pajeko ships are prohibited from fishing in traditional fishermen waters. (2)
Establishment of a clear fishing lane. (3) The stance of the Borgo Provincial and Borgo Provinces against all kinds of
violations; (4) Business partnership between traditional fishermen and modern fishermen.

Keywords: conflict analysis, Borgo Village, Tombariri Sub-district

Abstrak
Penelitian ini bertujuan : 1) Menjelaskan tipe dan karakteristik konflik nelayan dalam usaha pemanfaatan sumber
daya perikanan di Desa Borgo wilayah pesisir Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa; 2) Mengidentifikasi pihak-
pihak dalam konflik dan menjelaskan peranannya dalam upaya penyelesaian konflik di Desa Borgo wilayah pesisir
Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa; 3) Menelusuri sebab-sebab permasalahan konflik nelayan dalam
pengelolaan sumber daya perikanan di Desa Borgo wilayah pesisir Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa; dan
4) Menjelaskan penanganan dan penyelesaian konflik secara sosial dan hukum di Desa Borgo wilayah pesisir
Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini, metode penelitian deskriptif-kualitatif dan analisis data yang digunakan
meliputi analisis deskriptikf kualitatif dan deskriptif kuantitatif.
Ada pun hasil dari penelitian ini sebagai berikut :1. Tipe-tipe konflik yang ada di Desa Borgo Kecamatan Tombariri
Kabupaten Minahasa ada 3 yaitu : a). Konflik Kelas, b). Konflik Orientasi, c). Konflik Agraria, 2. Pihak-pihak dalam
penyelesaian konflik di Desa Borgo wilayah pesisir Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa yaitu nelayan itu
sendiri, Ketua RT, Kepala Desa, pihak yang berwajib, pemerintah dan juga peran ketua rukun nelayan, dan tokoh
agama sangat penting dalam membantu pemerintah untuk menyelesaikan konflik antar nelayani, 3. Sumber-Sumber
Konflik antar nelayan di Desa Borgo Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa antara lain : a). Sumber daya yang
langka, b). Adanya ketidak seimbangan struktural, c). Informasi yang tidak akurat, d). Tujuan yang bersaing, e).
Hubungan antar sesama yang buruk, 4. Konflik yang terjadi antara nelayan tradisional dengan nelayan modern di
Desa Borgo dapat diselesaikan melalui upaya-upaya : (1) Kapal-kapal pajeko dilarang untuk melakukan kegiatan
penangkapan ikan di perairan nelayan tradisional. (2) Penetapan jalur penangkapan yang jelas. (3) Sikap tegas dari
Pemerintah Provinsi dan Desa Borgo terhadap segala macam pelanggaran yang terjadi; (4) Kemitraan usaha antara
nelayan tradisional dengan nelayan modern.

Kata kunci : Analisis konflik, Desa Borgo, Kecamatan Tombariri

_______________________________________________________________________________________________________
717 Vol. 5 No. 9 (April 2017)
ISSN. 2337-4195
AKULTURASI
Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi
_______________________________________________________________________________________________________

PENDAHULUAN sering berasosiasi dengan faktor sosial,


Perikanan merupakan sistem ekonomi, budaya dan bio-fisik yang
yang kompleks karena banyak pihak mempengaruhi kondisi lingkungan
yang berkepentingan untuk pesisir.
memanfaatkannya. Pihak yang paling Dalam pengertian tersebut,
vital adalah nelayan kecil yang wujud konflik mencakup rentang yang
merupakan lapisan yang cukup banyak. amat luas: mulai dari ketidaksetujuan
Mereka ini sebagian hidup di wilayah yang samar‐samar, sampai dengan
terpencil dengan alternatif pekerjaan tindakan kekerasan. Perbedaan itu
yang terbatas sehingga mereka hidup merupakan potensi konflik, yang jika
dalam kemiskinan. Dari sisi sosial- tidak ditangani secara baik, potensi
ekonomi, pemanfaatan kekayaan laut konflik itu bisa berubah menjadi konflik
masih terbatas pada kelompok terbuka.
pengusaha besar dan pengusaha asing. Sehubungan dengan hal-hal di
Nelayan sebagai jumlah terbesar (baik atas tersebut, dapatlah disampaikan
nelayan skala usaha menengah maupun bahwa hasil penelitian saya bahwa
nelayan kecil) merupakan kelompok sebagian besar nelayan Desa Borgo di
profesi paling miskin di Indonesia wilayah pesisir Kecamatan Tombariri
(Sumintarsih et. al., 2005). juga tidak terlepas dari potensi adanya
Sumber daya perikanan dan konflik disebabkan karena antara lain
kelautan sifatnya lintas wilayah, perlu stok ikan di wilayah pesisir mereka
mendapatkan perhatian yang cermat sudah semakin berkurang bahkan
mengingat kemungkinan timbulnya hampir tidak dapat ditemukan lagi, alat
konflik ”kewenangan“ sangat terbuka. tangkap yang masih didominasi oleh alat
Sumber daya ini telah lama diketahui tangkap tradisional, adanya nelayan-
membawa permasalahan yang kompleks nelayan pendatang dari daerah lain,
terkait dengan hak kepemilikannya persaingan antar nelayan dalam satu
(property rights) (Hardin, 1968 dalam kelompok ataupun dalam satu kelas
Charles, 2001). maupun dengan kelompok lain semakin
Konflik adalah hubungan antara tinggi. Seiring dengan berjalannya
dua pihak atau lebih (individu atau waktu, konflik di Desa Borgo tetap
kelompok) yang memiliki atau yang merupakan benih-benih pemicuh
merasa memiliki sasaran-sasaran yang kerusuhan atau bahkan mengarah ke
tidak sejalan dan terjadi ketika tujuan tingkat kriminal bila tidak ditangani
dalam masyarakat tidak sejalan (Fisher secara serius dan berkesinambungan
et. al., 2001). Konflik nelayan adalah demi kesejahteraan nelayan dan
ketidakharmonisan diantara pengguna keluarganya.
sumber daya perikanan (nelayan) karena
belum adanya atau dilanggarnya norma Tujuan
dan kesepakatan dalam prinsip 1. Menjelaskan tipe konflik nelayan
pemanfaatan sumber daya perikanan dalam usaha pemanfaatan sumber
(Anonim, 2001). Konflik dapat muncul daya perikanan di Desa Borgo
karena adanya kesenjangan antara wilayah pesisir Kecamatan Tombariri
tujuan, sasaran, perencanaan, dan Kabupaten Minahasa.
fungsi antara berbagai pihak yang 2. Mengidentifikasi pihak-pihak yang
terkait. Akar permasalahan konflik ini terlibat dalam konflik dan

_______________________________________________________________________________________________________
718 Vol. 5 No. 9 (April 2017)
ISSN. 2337-4195
AKULTURASI
Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi
_______________________________________________________________________________________________________

menjelaskan peranannya dalam jumlah sampel dipergunakan teori Gay


upaya penyelesaian konflik di Desa yang menyatakan bahwa ukuran sampel
Borgo wilayah pesisir Kecamatan yang dapat diterima yaitu untuk populasi
Tombariri Kabupaten Minahasa. yang jumlahnya relatif kecil, minimal
3. Menelusuri sebab-sebab sampel yang diambil adalah sebesar
permasalahan konflik nelayan dalam 20% dari jumlah populasi (Umar, 2000).
pengelolaan sumber daya perikanan Pengambilan sampel dalam
di Desa Borgo wilayah pesisir penelitian ini menggunakan teknik
Kecamatan Tombariri Kabupaten purposive sampling. Purposive Sampling
Minahasa. adalah teknik penentuan sampel dengan
4. Menjelaskan penyelesaian konflik pertimbangan tertentu/sesuai dengan
secara sosial dan hukum di Desa tujuan penelitian (Arikunto, 2002).
Borgo wilayah pesisir Kecamatan Pengambilan sampel ini berdasarkan
Tombariri Kabupaten Minahasa. penilaian subjektif peneliti yang
berdasarkan pada karakteristik tertentu
METODOLOGI PENELITIAN yang dianggap mempunyai sangkut paut
Dasar Penelitian dengan karakteristik populasi yang
Metode yang digunakan dalam sudah diketahui sebelumnya dengan
penelitian ini tergolong metode penelitian pertimbangan tertentu. Penarikan
deskriptif-kualitatif yang memadukan sampel secara purposive merupakan
perspektif sosiologis dan hukum dalam cara penarikan sampel yang dilakukan
pengelolaan penyelesaian konflik memilih responden berdasarkan kriteria
pemanfaatan sumber daya perikanan. spesifik yang ditetapkan peneliti dengan
Menurut Becker et al. (1968) dalam menggunakan purposive sampling
Mulyana (2001), perspektif mengandung kriteria sampel yang diperoleh benar-
suatu definisi situasi, seperangkat benar sesuai dengan penelitian yang
gagasan yang melukiskan karakter dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan
situasi yang memungkinkan bahwa jumlah nelayan Desa Borgo
pengambilan tindakan, suatu spesifikasi Kecamatan Tombariri adalah 220 orang,
jenis-jenis tindakan yang secara layak sehingga sampel yang digunakan adalah
dan masuk akal dilakukan orang, atau 20% dari 220 = 44 orang atau 44
standar nilai yang memungkinkan orang responden, ke 44 responden ini di ambil
dapat dinilai. secara sengaja sebagai objek penilitian.
Suryabrata (2004) menjelaskan Data sekunder yaitu dari catatan
bahwa penelitian deskriptif adalah atau dokumentasi perusahaan berupa
penelitian yang dimaksudkan untuk data dari catatan kantor-kantor
membuat pencanderaan (deskripsi) kelurahan kantor kecamatan dan lain
secara sistematis, faktual, dan akurat sebagainya. Sementara data sekunder
mengenai situasi-situasi atau kejadian adalah data yang diperoleh peneliti dari
dan sifat-sifat populasi atau daerah sumber yang sudah ada yakni Kantor
tertentu. Desa Borgo, Kantor Kecamatan
Tombariri. Data primer adalah data yang
Penentuan Sampel dan Sumber Data diperoleh dari responden melalui
Sumber data terbagi menjadi dua kuesioner, kelompok fokus atau juga
yaitu data primer dan data sekunder. data hasil wawancara peneliti dengan
Dalam penelitian ini untuk memperoleh

_______________________________________________________________________________________________________
719 Vol. 5 No. 9 (April 2017)
ISSN. 2337-4195
AKULTURASI
Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi
_______________________________________________________________________________________________________

nara sumber (Pemerintah Desa dan HASIL DAN PEMBAHASAN


Polisi air). Profil Nelayan Desa Borgo
Masyarakat Desa Borgo
Metode Pengumpulan Data mayoritas pekerjaan mereka adalah
Metode pengumpulan data nelayan. Nelayan-nelayan di desa Borgo
merupakan teknik atau cara yang melakukan penangkapan dengan
dilakukan untuk mengumpulkan data. menggunakan beberapa alat tangkap
Metode yang digunakan dalam penelitian diantaranya yaitu jubi, pancing ulur dan
ini adalah pengisian angket/kuisioner juga jaring (soma tude) ada juga jenis
yang telah disiapkan sebelumnya, alat tangkap besar seperti pajeko dan itu
wawancara, pengamatan, dokumentasi pun hanya dimiliki oleh kelompok
dan sebagainya. nelayan yang ada di jaga I, 1 unit pajeko
yang ada di desa Borgo itu sudah jarang
Metode Analisis Data dioperasikan karena kelompok nelayan
Analisis data yang dijadikan yang ada sudah tidak terorganisasi
acuan dalam penelitian meliputi reduksi dengan baik atau sudah tidak berjalan
data, penyajian data, dan penarikan dengan baik.
kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992 Nelayan di desa Borgo biasanya
diacu dalam Sitorus, 1998). Selanjutnya pergi melaut sendiri-sendiri dan ada juga
sesuai dengan Kartono (1996), beberapa orang yang membentuk
menjelaskan tentang prosedur ilmiah kelompok sehingga mereka pergi melaut
yang harus diperhatikan dalam setiap secara bersama-sama. Hasil yang
penelitian, diantaranya adalah: (1) didapatkan setelah melaut akan dijual ke
Menimbang data secara cermat dan hati- pasar tetapi jika hasil tangkapan
hati; (2) Pengaturan data dengan jumlahnya banyak akan disetor
mengadakan klasifikasi; (3) Menciptakan keperusahaan dan hasil dari penjualan
konsepkonsep atau sistem formal akan dibagi rata kesemua anggota
tertentu, yaitu memformulasikan ide-ide nelayan yang ikut melakukan
dan definisi mengenai tingkah laku sosial penangkapan.
dan fenomena sosial; dan (4) Nelayan yang biasanya melaut
Memikirkan sistemsistem deduktif atau sendiri adalah nelayan yang
logis untuk membuktikan dan menggunakan alat tangkap pancing ulur
memverifikasi proporsiproporsi dan jubi. Nelayan yang melakukan
(pendirian) tertentu dan pembuktian penangkapan dengan menggunakan alat
faktual. Penelitian ini dinyatakan berhenti tangkap jubi hanya sebagai salah satu
pada kondisi data jenuh, yaitu saat untuk mencari kesibukan lain jika
penggalian informasi dari informan yang keadaan laut tidak memungkinkan untuk
satu ke informan lainnya yang melakukan penangkapan di wilayah
direkomendasikan, keterangannya tetap yang jauh atau musim tidak bagus,
berkisar atau hampir sama dengan penangkapan menggunakan jubi itu pun
informan-informan sebelumnya yang tidak jauh hanya di belakang rumah
telah peneliti wawancarai. penduduk karena pantai di desa Borgo
tidak jauh dari pemukiman warga, hasil
tangkapan yang didapatkan pun hanya
digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari misalnya lauk pauk. Jauh

_______________________________________________________________________________________________________
720 Vol. 5 No. 9 (April 2017)
ISSN. 2337-4195
AKULTURASI
Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi
_______________________________________________________________________________________________________

wilayah untuk melakukan penangkapan Tabel. Konflik Kelas


Konflik Kelas
sekitar 1 mil jaraknya. Ya Tidak
Jumlah Jumlah
Total
Luas Wilayah Responden (%) Responden (%)
(org) (org)
Jika dilihat dan diamati dengan 44 100 - - 44
saksama, ternyata luas wilayah Desa
Borgo tidak terlalu besar. Wilayahnya 1. Konflik Kelas, Tabel 1
hanya kecil saja dan tidak mempunyai menununjukkan bahwa 100% dari
lahan pertanian sendiri. Desa Borgo total nelayan merasakan bahwa ada
hanya 9 hektar saja itu pun terbagi konflik yang disebabkan oleh
dalam beberapa wilayah pemukiman, penggunaan kapal sejenis soma
pertokoan, perkantoran dan pekuburan. pajeko beroperasi di wilayah sekitar
Bahkan wilayah pemukiman luasnya daerah penangkapan mereka.
hanya 6 hektar saja dengan persentasi Nelayan-nelayan inilah yang sering
66,7% dari luas wilayah seluruhnya. Jika beroperasi sampai ke batas laut lebih
dilihat daerah ini memang cukup kecil dari 4 mil laut dan kadangkala
untuk suatu desa. Dengan luas bertemu dengan kapal soma pajeko
seluruhnya 9 hektar dan 6 hektarnya mereka merasa terganggu oleh
dijadikan sebagai pemukiman penduduk, karena masalah ini, karena di saat
sementara itu lahan yang lain terbagi mereka tidak mendapatkan hasil
dalam pekuburan, pertokoan/pasar serta tangkapan, maka nelayan soma
perkantoran. Masing-masing mendapat pajeko dipersalahkan. Konflik sejenis
bagian 1 hektar dengan persentasi ini disebut sebagai konflik kelas yaitu
11,1%. Kita dapat melihat dari data di konflik yang terjadi antar kelas sosial
atas bahwa sebagian besar wilayah di nelayan dalam memperebutkan
Desa Borgo dijadikan tempat wilayah penangkapan (fishing
pemukiman penduduk. Hal ini memang ground). nelayan tradisional
sangat wajar karena luas wilayah Desa merasakan ketidakadilan dalam
Borgo yang begitu kecil jadi pemanfaatan sumber daya ikan
membutuhkan daerah atau wilayah yang akibat perbedaan tingkat penguasaan
cukup besar untuk dijadikan daerah kapital. hal ini dapat ditemukan di
pemukiman penduduk. Data itu berbagai daerah dalam bentuk konflik
menunjukkan pula bahwa lahan yang antara nelayan pajeko dan nelayan
sisa dari Desa Borgo dimanfaatkan tradisonal. Konflik tersebut terjadi
untuk kepentingan umum. Beberapa akibat pengoperasian kapal soma
lahan lain yang dimanfaatkan yaitu untuk pajeko di perairan pesisir yang
perkantoran, pertokoan/pasar dan sebenarnya wilayah penangkapan
pekuburan. nelayan tradisonal. Sering terjadi
kesalah pahaman nelayan akibat
Tipe-tipe Konflik Nelayan di Desa dominasi usaha bermodal terhadap
Borgo usaha tradisonal, seperti konflik
Jenis-jenis konflik yang ada pada antara nelayan tradisonal dengan
masyarakat nelayan wilayah pesisir nelayan soma pajeko.
Kecamatan Tombariri Kabupaten
Minahasa .

_______________________________________________________________________________________________________
721 Vol. 5 No. 9 (April 2017)
ISSN. 2337-4195
AKULTURASI
Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi
_______________________________________________________________________________________________________

Tabel. Konflik Orientasi terjadi kesalah pahaman antar


Konflik Orientasi
Ya Tidak
nelayan yang memiliki orientasi
Jumlah yang berbeda dalam pemanfaan
Jumlah Presentas Tota
Responde e
Responde Presentas
l
sumber daya, yaitu antara nelayan
n e (%) yang memiliki orientasi jangka
n (org) (%)
(org)
3 6,8 41 93,2 44
panjang dengan nelayan yang
berorientasi jangka pendek.
2. Konflik Orientasi (6,8% dari total Dari hasil penelitian
nelayan), mereka mengatakan bahwa menunjukkan bahwa nelayan-
masih ada terjadi konflik antar nelayan di Kecamatan Tombariri
nelayan yang memiliki perbedaan semuanya menyatakan tidak setuju
orientasi dalam pemanfaatan sumber dengan adanya penangkapan ikan
daya. Misalnya, antara nelayan yang dengan cara memakai bahan
memiliki orientasi jangka panjang dan peledak. Jika ada salah satu
nelayan yang hanya berorientasi nelayan yang ingin
jangka pendek. Cara‐cara menggunakannya, maka nelayan
pemanfaatan sumber daya yang yang lain akan melarangnya.
ramah lingkungan ditunjukkan Pernah terjadi beberapa tahun lalu
nelayan orientasi jangka panjang ada nelayan yang mencoba
dalam wujud kepeduliannya terhadap menngunakan bahan kimia dalam
lingkungan. Sementara itu, nelayan proses penangkapan, sehingga
yang hanya berorientasi jangka terjadi pertengkaran sejenak dengan
pendek seringkali melakukan nelayan-nelayan yang lain, namun
kegiatan pemanfaatan yang bersifat akhirnya bisa berdamai kembali dan
merusak lingkungan, misalnya sampai saat ini keadaan mereka
dengan menggunakan bahan peledak baik-baik saja.
potassium cyanid. Selanjutnya
Tabel. Konflik Agraria
sebanyak 93,2 % tidak menggunakan Konflik Agraria
bahan peledak malahan mereka inilah Ya Tidak
yang sering menegur nelayan yang Jumlah Jumlah
Total
Responden (%) Responden (%)
menggunakan bahan peledak dalam (org) (org)
melakukan penangkapan. 5 11,3 39 88,7 44
Membuang sampah di
sekitaran pesisir pantai dikarenakan 3. Konflik Agraria, yaitu konflik yang
posisi pantai dekat dengan pasar terjadi akibat perebutan fishing
yang ada di Desa Borgo dan juga ground. Konflik ini terjadi pada
penggunaan alat tangkap Jubi yang nelayan antar kelas maupun nelayan
merupakan alat tangkap yang bisa dalam kelas sosial yang sama yaitun
merusak terumbu karang. Di Desa sebanyak 11,3 % dari total nelayan.
Borgo pernah memotong jaring Dan yang 88,7% tidak pernah
soma pajeko dikarenakan mengalami yang namanya perebutan
beroperasi di sekitar nelyan wilayah tangkap, mereka inilah yang
tradisonal yang sedang melakukan hanya melakukan penangkapan di
penangkapan. Konflik ini umumnya dekat Desa atau di sekitar pesisir
merupakan konflik horizontal yang pantai. Bahkan, konflik dapat terjadi
tidak didasarkan pada kelas. Sering juga antar nelayan dengan pihak

_______________________________________________________________________________________________________
722 Vol. 5 No. 9 (April 2017)
ISSN. 2337-4195
AKULTURASI
Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi
_______________________________________________________________________________________________________

bukan nelayan seperti masyarakat Adanya Ketidak Seimbangan Struktur


yang menjadi nelayan dadakan akibat Konflik sering terjadi ketika
musim ikan dan sering terjadi kesalah sumber daya diatur dan didistribusikan
pahaman akibat perebutan fishing dengan tidak sama. Ini terjadi saat
ground. Sering terjadi baik antar kelas kelompok yang dominan menggunakan
maupun ataupun intra kelas dan antar kekuasaannya untuk menyerobot masuk
nelayan dengan non nelayan. menempati posisi yang tidak seharusnya
Maksudnya yaitu konflik sering terjadi ditempati dan menggunakan posisi ini
antara nelayan-nelayan di lokasi atau untuk mengamankan distribusi sumber
mereka yang tinggal di wilayah daya yang tidak seimbang tersebut.
Kecamatan Tombariri dengan
nelayan yang datang dari Bitung, Informasi Yang Tidak Akurat
Amurang, Likupang dan lain Banyak konflik yang terjadi dalam
sebagainya. Konflik juga terjadi situasi‐situasi dimana kelompok‐
karena di saat musim ikan ada kelompok yang terlibat tidak memiliki
nelayan-nelayan dadakan yang tiba- akses yang memadai untuk
tiba muncul mencari dan menangkap mendapatkan informasi yang mereka
ikan di perairan setempat. Tabel butuhkan utnuk membuat keputusan.
tersebut juga menunjukkan bahwa Pihak‐pihak yang bertikai sering
semua nelayan mengatakan hal menganggap informasi sebagai
demikian, sehingga hal ini sangat kekuatan dan tidak memiliki keinginan
rentang dengan tindakan-tindakan untuk membagi informasi tersebut
kriminal. dengan lawannya.

Sumber-Sumber Konflik Tujuan yang Bersaing


Sumber-sumber konflik di Desa Sangat wajar bahwa koflik
Borgo cenderung muncul dalam situasi muncul saat pihak‐pihak yang bertikai
dimana : merasa mereka memiliki tujuan yang
bersaing yang mereka percaya tidak
Sumber Daya Langka sesuai satu sama lain. Akses
Jika sebuah komunitas atau pemanfaatan teknologi yang terbatas,
bangsa tidak memiliki sumber daya alam semakin tinggi persaingan dalam
yang dapat menjamin standar kehidupan pemanfaatan sumber daya laut pesisir,
yang layak untuk semua orang, maka menuntut masyarakat untuk
konflik akan cenderung terjadi akibat memaksimalkan produk mereka. Salah
kompetisi antar kelompok atau individu satu cara yang digunakan adalah
untuk memperoleh sumber daya alam dengan teknologi.
yang langka. Selain itu, konflik juga akan
cenderung terjadi ketika beberapa Hubungan Antar Sesama yang Buruk
kelompok merasa dirinya dieksploitasi Faktor lain yang dapat
oleh kelompok lainnya dan mendapat meningkatkan ketegangan antara
kesempatan yang berbeda. Konflik akan pihak‐pihak yang bertikai adalah
sumber daya alam dapat diperparah bila kemungkinan dendam pribadi antara
terdapat perbedaan salam pembagian para pemimpin. Jika ini terjadi, para
sumber daya dimaksud. pemimpin cenderung tidak akan
mengakui kebencian mereka terhadap

_______________________________________________________________________________________________________
723 Vol. 5 No. 9 (April 2017)
ISSN. 2337-4195
AKULTURASI
Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi
_______________________________________________________________________________________________________

lawannya dan menyalahkan konflik konflik yang telah terjadi selama ini; (4)
karena sebab lain. Bantuan kapal motor kepada kelompok
nelayan tradisional untuk digunakan
Upaya-Upaya Penyelesaian Konflik sebagai tindakan pengawasan terhadap
Konflik yang terjadi antara kegiatan nelayan modern dalam
nelayan tradisional dengan nelayan melakukan penangkapan ikan.
modern di Desa Borgo dapat
diselesaikan melalui upaya-upaya : (1) KESIMPULAN DAN SARAN
Kapal-kapal pajeko dilarang untuk Ada pun hasil dari penelitian ini
melakukan kegiatan penangkapan ikan sebagai berikut :1. Tipe-tipe konflik yang
di perairan nelayan tradisional (0-3 mil ada di Desa Borgo Kecamatan Tombariri
laut), jika memang tetap beroperasi, Kabupaten Minahasa ada 3 yaitu :
nelayan tradisional menghendaki adanya a). Konflik Kelas, b). Konflik Orientasi, c).
kontribusi kepada para nelayan Konflik Agraria, 2. Pihak-pihak dalam
tradisional berupa 5% dari hasil penyelesaian konflik di Desa Borgo
tangkapan nelayan modern: (2) wilayah pesisir Kecamatan Tombariri
Penetapan jalur penangkapan yang jelas Kabupaten Minahasa yaitu nelayan itu
bagi nelayan tradisional dan bagi sendiri, Ketua RT, Kepala Desa, pihak
nelayan modern, sehingga tidak terjadi yang berwajib, pemerintah dan juga
lagi pelanggaran jalur penangkapan; (3) peran ketua rukun nelayan, dan tokoh
Sikap tegas dari Pemerintah Provinsi agama sangat penting dalam membantu
dan Desa Borgo terhadap segala macam pemerintah untuk menyelesaikan konflik
pelanggaran yang terjadi; (4) Kemitraan antar nelayani, 3. Sumber-Sumber
usaha antara nelayan tradisional dengan Konflik antar nelayan di Desa Borgo
nelayan modern. Kecamatan Tombariri Kabupaten
Upaya-upaya yang dilakukan Minahasa antara lain : a). Sumber daya
Pemerintah Kota maupun Pemerintah yang langka, b). Adanya ketidak
Desa Borgo dalam menyelesaikan seimbangan struktural, c). Informasi
konflik yang terjadi tersebut adalah yang tidak akurat, d). Tujuan yang
melalui upaya-upaya sebagai berikut : bersaing, e). Hubungan antar sesama
(1) Masih bersifat insidentil, dimana yang buruk, 4. Konflik yang terjadi antara
pemerintah baru turun tangan jika konflik nelayan tradisional dengan nelayan
yang terjadi telah berbentuk benturan modern di Desa Borgo dapat
fisik seperti : penyerangan kapal-kapal di diselesaikan melalui upaya-upaya : (1)
tengah laut, penyerangan rumah nelayan Kapal-kapal pajeko dilarang untuk
dan sebagainya, sedang upaya pra melakukan kegiatan penangkapan ikan
konflik terjadi dalam rangka di perairan nelayan tradisional.
mengantisipasinya belum ada yang (2) Penetapan jalur penangkapan yang
dilakukan oleh pemerintah; (2) Pasca jelas. (3) Sikap tegas dari Pemerintah
konflik terjadi, pemerintah melakukan Provinsi dan Desa Borgo terhadap
pengawasan terhadap kegiatan para segala macam pelanggaran yang terjadi;
nelayan terutama nelayan modern, (3) 4) Kemitraan usaha antara nelayan
Memanggil para perwakilan nelayan tradisional dengan nelayan modern.
tradisional dan perwakilan nelayan
modern untuk berdamai dan
bermusyawarah untuk menyelesaikan

_______________________________________________________________________________________________________
724 Vol. 5 No. 9 (April 2017)
ISSN. 2337-4195
AKULTURASI
Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi
_______________________________________________________________________________________________________

DAFTAR PUSTAKA Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. (tidak


diterbitkan).
Fisher S, D.I., Abdi, J., Ludin, R., Smith, S., Williams,
Anonim, 2001. Studi Kajian Upaya Menangani
2000. Mengelola Konflik : Keterampilan dan
Konflik Nelayan di Selat Madura (Laporan Akhir).
Strategi untuk Bertindak. Kartikasari, S. N, M. D.
Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa
Lapilatu, R. Maharani dan D. N. Rini
Timur Bekerjasama dengan Universitas
(Penterjemah). Jakarta : The British Council.
Brawijaya Malang. Malang: Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya. Hamdi, A. S. & Bahruddin, E. 2014. Metode
Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan.
Bengen, D.G., 2001. Sinopsis Ekosistem dan
Yogyakarta: Dipublih.
Sumber Daya Alam Pesisir dan Lautan. Pusat
Kajian Sumber Daya Peisisr dan Lautan, Institut Husein Umar. 2000. Metodologi Penelitian. Gramedia
Pertanian Bogor, Bogor. Pustaka Umum, Jakarta.
Charles A.T., 2001. Fishery Conflict and the Co- Kartono, K., 1996. Pengantar Metodologi Riset
management Approach. dalam: Tony J. Pitcher, Sosial. Cet. 7. Ed. 3. Jakarta. Mandar Maju.
editor. Sustainable Fishery Systems. Canada:
Mochran, D.B. 2003. Analisis Konflik dan Resolusi
University of British Columbia.
Konflik. Dalam Modul Pelatihan ICZPM.
Cicin‐sain, B dan Knecht, R.W. 1998. Integrated
Mulyana D., 2001. Metode Penelitian Kualitatif :
Coastal and Ocean Management: Concept and
Paradigma Ilmu Baru Komunikasi dan Ilmu Sosial
Practice. Island Press, Washington, D.C.
Lainnya. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Dahuri, R. 2000. Pendayagunaan Sumber Daya
Perda, 2017. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Kelautan Untuk Kesejahteraan Rakyat.
Pulau-pulau Kecil Provinsi Sulawesi Utara.
Kerjasama LIPI dengan Ditjen P3K DKP, Jakarta.
Sitorus, M.T.F., 1998. Penelitian Kualitatif Suatu
Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S.P. dan Sitepu, M.J.
Perkenalan. Bogor : DOKIS.
2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir
dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Sumintarsih, et. al., 2005. Kearifan Lokal di
Paramita, Jakarta. Lingkungan Masyarakat Nelayan Madura.
Yogyakarta : Kementerian Kebudayaan dan
Darwin, M. 2005. Konflik Pemanfaatan Sumber Daya
Pariwisata : Balai Kajian Sejarah dan Nilai
Pesisir Pulau-pulau Kecil di Kecamatan Siantan
Tradisional Yogyakarta.
dan Palmatak Kabupaten Natuna. Tesis.

_______________________________________________________________________________________________________
725 Vol. 5 No. 9 (April 2017)
ISSN. 2337-4195
AKULTURASI
Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi
_______________________________________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________________________________
726 Vol. 5 No. 9 (April 2017)
ISSN. 2337-4195

You might also like