You are on page 1of 12

ISSN 1978-838X

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR


DI KELURAHAN MUARA SEMBILANG KECAMATAN SAMBOJA
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

COASTAL COMMUNITY EMPOWERMENT IN THE VILLAGE MUARA SEMBILANG


SAMBOJA DISTRICT KUTAI KARTANEGARA

Fathul Alamin, S.STP


Peneliti Non Fungsional Balitbangda Kab. Kutai Kartanegara
Email : alfath.win@gmail.com

ABSTRACT

Creating an empowered and self-reliant society requires synergy and sustainable efforts and precisely
because of the challenges faced in the human resource management problem is very complex, in
addition to the need for attention from the Government and the most important thing is the urge of the
people's own desire to improve the welfare of his life one of them by utilizing the resources nature of
fisheries. one of them for coastal communities in the Village Muara Sembilang Samboja District Kutai
Kartanegara. This study aims to observe the condition of people living in the coastal areas, observing the
culture of life and the economy of society and analyze the right efforts in empowering coastal
communities in the Village Muara Sembilang Samboja District Kutai Kartanegara. This research was
conducted using qualitative method by observing directly to get a result. Can be known from the results of
this study is the implementation of programs and efforts of coastal community empowerment has a very
dynamic challenge due to the complexity of problems that occur in the community. Inequality that occurs
in the coastal area between the potential of fishery resources with the backwardness of the economic
condition of the community becomes a concern because of the great potential can be utilized as much as
possible by the community in order to improve the welfare of the community. It needs the involvement of
all stakeholders in synergy in conducting efforts of coastal community empowerment.

Key Words : Empowerment, community, coastal area, fisheries.

ABSTRAK

Mewujudkan masyarakat yang berdaya dan mandiri membutukan upaya yang sinergi dan
berkesinambungan serta tepat oleh karena tantangan yang dihadapi dalam masalah sumber daya
manusia sangat kompleks, selain perlunya perhatian dari Pemerintah hal terpenting adalah dorongan
keinginan masyarakat itu sendiri untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya salah satunya dengan
memanfaatkan sumber daya alam perikanan salah satunya bagi masyarakat pesisir di Kelurahan Muara
Sembilang Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati
kondisi masyarakat yang hidup di daerah pesisir pantai, mengamati kultur kehidupan dan perekonomian
masyarakat serta menganalisis upaya-upaya yang tepat dalam memberdayakan masyarakat pesisir di
Kelurahan Muara Sembilang Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini dilakukan
menggunakan metode kualitatif dengan mengamati secara langsung untuk mendapatkan suatu hasil.
Dapat diketahui dari hasil penelitian ini adalah pelaksanaan program-program dan upaya pemberdayaan
masyarakat pesisir memiliki tantangan yang sangat dinamis dikarenakan kompleksitas permasalahan
yang terjadi di masyarakat tersebut. Ketimpangan yang terjadi di kawasan pesisir antara besarnya
potensi sumber daya perikanan dengan keterbelakangan kondisi perekonomian masyarakatnya menjadi
suatu perhatian dikarenakan semestinya potensi yang besar tersebut dapat dimanfaatkan sebesar-
besarnya oleh masyarakat demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perlu keterlibatan seluruh
pihak secara bersinergi dan tepat sasaran dalam melakukan upaya pemberdayaan masyarakat pesisir.

Kata Kunci : Pemberdayaan, masyarakat, pesisir, perikanan.

38 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018
ISSN 1978-838X
PENDAHULUAN untuk mencapai kesejahteraan. Menurut
Sutoro (2002) pemberdayaan sebagai proses
Indonesia sebagai salah satu negara
mengembangkan, memandirikan,
maritim yang didalamnya memiliki potensi
menswadayakan, memperkuat posisi tawar
sumber daya bahari, kelautan dan perikanan
menawar masyarakat lapisan bawah
yang besar. Dengan panjang garis pantai
terhadap kekuatan-kekuatan penekan di
99.093 kilometer (menurut data Badan
segala bidang dan sektor kehidupan.
Informasi Geospasial (BIG) Tahun 2013)
Roesmidi (2006 : 11) mengemukakan
menjadikan Indonesia sebagai salah satu
bahwa pemberdayaan adalah alat untuk
negara yang memiliki garis pantai terpanjang
mencapai tujuan (means to an end), untuk
didunia. Wilayah pesisir dan sekitarnya
memperkuat kapasitas organisasi/kelompok
dengan kehidupan masyarakat yang
mereka agar mamapu mengubah keadaan
menggantungkan hidupnya di daerah pesisir
saat ini, memiliki kekuatan untuk mendorong
membuat daerah kawasan pesisir menjadi
terjadinya perubahan besar yang sangat
salah satu pusat perkembangan yang
diperlukan dalam masyarakat. Selanjutnya
meliputi pembangunan, kehidupan sosial
dijelaskan kembali oleh Sutoro (2002) bahwa
masyarakat pesisir, perekonomian di sektor
konsep pemberdayaan (masyarakat desa)
perikanan dan kelautan, dan pariwisata
dapat dipahami juga dengan dua cara
bahari.
pandang. Pertama, pemberdayaan dimaknai
Penelitian yang dilakukan oleh
dalam konteks menempatkan posisi berdiri
Mariana Kristianti yang dimuat didalam jurnal
masyarakat. Posisi masyarakat bukanlah
Unisbank Semarang tahun 2016
obyek menerima manfaat (beneficiaries)
mengemukakan bahwa masyarakat pesisir
yang tergantung pada pemberian dari pihak
menggantungkan hidupnya dari hasil laut
luar seperti pemerintah, melainkan dalam
sebagai sumber utama mata pencarian
posisi sebagai subyek (agen atau partisipan
mereka baik di sektor perikanan maupun
yang bertindak) yang berbuat secara mandiri.
pertanian kawasan pesisir. Tingginya unsur
Berbuat secara mandiri bukan berarti lepas
ketidakpastian dalam melaut, khususnya bagi
dari tanggungjawab negara. Pemberian
masyarakat pesisir, telah menjadi persepsi
layanan publik (kesehatan, pendidikan,
umum yang berkembang menyangkut
perumahan, transportasi dan seterusnya)
kebutuhan hidup keluarga nelayan dan
kepada masyarakat tentu merupakan tugas
umumnya masyarakat pesisir. Sejarah
(kewajiban) negara secara given. Masyarakat
kemiskinan keluarga yang mengantungkan
yang mandiri sebagai partisipan berarti
hidup dari apa yang diberikan laut kemudian
terbukanya ruang dan kapasitas
sering menjadi gambaran tekanan situasi
mengembangkan potensi-kreasi, mengontrol
sektor ini.
lingkungan dan sumberdayanya sendiri,
Sulit berkembangnya perekonomian
menyelesaikan masalah secara mandiri, dan
masyarakat pesisir disebabkan antara lain
ikut menentukan proses politik di ranah
karena ketergantungan pada ketersediaan
negara. Masyarakat ikut berpartisipasi dalam
sumber daya alam (perikanan), minimnya
proses pembangunan dan pemerintahan.
fasilitas dan teknologi alat tangkap, faktor
Pemberdayaan masyarakat
musim dan cuaca yang mempengaruhi hasil
menitikberatkan pada penumbuhan
tangkap yang didapat oleh masyarakat
kemampuan serta kemandirian terhadap
menjadi sebab sebagian besar masyarakat
masyarakat dalam meningkatkan
pesisir memiliki tingkat ekonomi yang rendah.
kesejahteraan serta memenuhi
Pemberdayaan masyarakat adalah
kebutuhannya secara mandiri.
proses pembangunan dimana masyarakat
Pemberdayaan masyarakat bukan hanya dari
mengambil peran dalam turut serta
segi penguatan individu dalam memenuh
meningkatkan kemampuan secara mandiri
kebutuhannya sendiri, namun juga dari

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018 | 39
ISSN 1978-838X
seluruh aspek kehidupan secara global, Samboja) yang berbatasan langsung dengan
seperti budaya, etos kerja, keterbukaan Selat Makassar. Hal tersebut perlu diimbangi
adalah bagian dari pemberdayaan itu sendiri. dengan pemerataan pembangunan
Dalam upaya pengentasan infrastruktur hingga ke kawasan perbatasan /
kemiskinan masyarakat pesisir, terdapat lima pinggir termasuk kawasan pesisir, karena
pendekatan digunakan (Nikijuluw,2001). dukungan ketersediaan infrastruktur yang
Pendekatan inilah yang dilakukan oleh memadai merupakan salah satu faktor yang
Kementerian Kelautan dan Perikanan mendukung percepatan peningkatan
maupun instansi pemerintah lainnya, kehidupan perekonomian masyarakat.
pemerintah daerah, dan khususnya lembaga Salah satu daerah yang berada di
swadaya masyarakat dalam bentuk yayasan kawasan pesisir adalah Kelurahan Muara
dan koperasi telah banyak yang melakukan Sembilang yang terletak di Kecamatan
kegiatan pemberdayaan masyarakat. Kelima Samboja yang berjarak 144,8 kilometer dari
pendekatan tersebut adalah: Ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara yang
1. Penciptaan lapangan kerja alternatif berbatasan langsung dengan Selat Makassar
sebagai sumber pendapatan lain bagi dengan luas wilayah 98 Km2 dan jumlah
keluarga, penduduk 2259 jiwa (Kelurahan Muara
2. Mendekatkan masyarakat dengan sumber Sembilang : Profil, potensi, dan
modal dengan penekanan pada perkembangan Kelurahan Tahun 2016).
penciptaan mekanisme mendanai diri Sebagian besar penduduk di Kelurahan
sendiri (self financing mechanism), Muara Sembilang memiliki mata pencarian
3. Mendekatkan masyarakat dengan sumber sebagai nelayan dan petani tambak. Dengan
teknologi baru yang lebih berhasil dan kondisi geografis yang berada di kawasan
berdaya guna, pesisir menjadikan Kelurahan Muara
4. Mendekatkan masyarakat dengan pasar, Sembilang memiliki potensi perikanan dan
serta bahari yang besar.
5. Membangun solidaritas serta aksi kolektif Dalam Perda Kutai Kartanegara
di tengah masyarakat. Nomor 15 Tahun 2011 tentang Usaha
Upaya pendekatan pemberdayaan Perikanan yang dimaksud dengan kelautan
masyarakat pesisir dilakukan sebagai upaya dan perikanan adalah semua kegiatan yang
dalam mewujudkan masyarakat yang mandiri berhubungan dengan pengelolaan dan
dan sejahtera dengan memanfaatkan sumber pemanfaatan sumber daya ikan dan sumber
daya alam perikanan sebagai komoditas daya laut. Peraturan Daerah ini dibentuk
perekonomian masyarakat yang mampu dengan tujuan bahwa sumber daya kelautan
meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir. dan perikanan sebagai bagian dari kekayaan
Pendekatan pemberdayaan masyarakat daerah perlu dimanfaatkan untuk
pesisir dilakukan dengan secara cermat kemakmuran rakyat/masyarakat dengan
mengamati kultur kehidupan masyarakat mengusahakannya secara berdaya guna dan
pesisir, kehidupan perekonomian masyarakat berhasil guna, oleh karena sebagian besar
yang telah biasa dijalankan, dan melihat wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara berada
kebutuhan mendasar bagi pemberdayaan di kawasan pesisir pantai/laut. Dan yang
masyarakat pesisir. dimaksud dengan perikanan adalah semua
Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai kegiatan yang berhubungan dengan
daerah yang berbatasan langsung dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
laut dan memiliki garis pantai yang panjang ikan dan lingkungannya mulai dari pra
tentu memiliki potensi sumber daya kelautan produksi, produksi, pengelolaan sampai
dan bahari yang besar, dimana terdapat 6 dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam
Kecamatan (Marang Kayu, Muara Jawa, suatu bisnis perikanan. Sumber daya
Anggana, Sangasanga, Muara Jawa, dan perikanan dan kelautan merupakan salah

40 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018
ISSN 1978-838X
satu sumber penghasilan yang cukup permasalahan yang berkaitan dengan faktor-
potensial sehingga perlu secara baik. faktor yang berpengaruh terhadap tingkat
Pengelolaan perikanan dilakukan keberdayaan warga masyarakat dan
berdasarkan asas manfaat, keadilan, merumuskan model pemberdayaan yang
kebersamaan, kemitraan, kemandirian, sesuai dengan kondisi dan struktur serta
pemerataan, keterpaduan, keterbukaan, kultur budaya masyarakat. Sehingga dari
efisiensi, kelestarian dan pembangunan yang uraian diatas dapat dirumuskan masalah
berkelanjutan dengan tujuan salah satunya yaitu : (1) upaya apa saja yang telah
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai
nelayan. Kartanegara dalam memberdayakan
Peraturan Daerah tersebut dibentuk masyarakat pesisir di Kelurahan Muara
dengan tujuan untuk memanfaatkan sumber Sembilang ?, (2) bagaimana permasalahan
daya perikanan dengan tetap memperhatikan dalam pelaksanaan program pemberdayaan
kelestarian dan pembangunan yang masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah
berkelanjutan atas ekosistem dan sumber Kabupaten Kutai Kartanegara di Kelurahan
daya perikanan dan kelautan. Salah satunya Muara Sembilang ? dan (3) bagaimana
dengan kewajiban pelaku usaha perikanan upaya yang tepat dalam memberdayakan
untuk memiliki Surat Ijin Usaha Perikanan masyarakat pesisir di Kelurahan Muara
(SIUP) serta kewajiban melaporkan kegiatan Sembilang ?. Tujuan penelitian ini adalah :
usaha perikanannya kepada Pemerintah (1) untuk mengetahui upaya apa saja yang
Daerah. telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Permasalahan yang terjadi adalah Kutai Kartanegara dalam memberdayakan
hasil yang didapat dari mata pencarian masyarakat pesisir di Kelurahan Muara
sebagai nelayan dan petani tambak hanya Sembilang, (2) untuk mengetahui
dijadikan sebagai pemenuhan kebutuhan permasalahan yang terjadi dalam
konsumsi pribadi, tidak untuk dijadikan pelaksanaan program pemberdayaan
sebagai komoditas perikanan tangkap yang masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah
dapat dijual dan menjadi penghasilan bagi Kabupaten Kutai Kartanegara di Kelurahan
masyarakat tersebut. Hal tersebut Muara Sembilang, dan (3) untuk mengetahui
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti dan merumuskan upaya yang tepat dalam
minimnya pendidikan dan keahlian, minimnya memberdayakan masyarakat pesisir di
fasilitas alat tangkap, dan pengaruh budaya Kelurahan Muara Sembilang Kecamatan
kebiasaan masyarakat yang hanya Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara.
menggantungkan hasil tangkapan sebagai
pemenuhan kebutuhan konsumsi pribadinya METODE PENELITIAN
sendiri. Selain itu masyarakat yang masih
bergantung pada bantuan dari pemerintah Penelitian ini menggunakan metode
yang membuat masyarakat masih belum penelitian kualitatif, menurut Moleong
dapat hidup mandiri. Sehingga perlu (2005:6) bahwa penelitian kualitatif adalah
perhatian dan pemberian pemahaman penelitian yang bermaksud untuk memahami
kepada masyarakat dalam memanfaatkan fenomena tentang apa yang dialami oleh
potensi perikanan sebagai komoditas subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
perekonomian yang dapat meningkatkan motivasi , tindakan, dll. secara holistik, dan
kesejahteraan masyarakat. dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
Pembangunan dan pemberdayaan kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
masyarakat perlu dilakukan secara terstruktur yang alamiah dan dengan memanfaatkan
dan berkesinambungan sebagai upaya dalam berbagai metode alamiah. Penelitian ini
mewujudkan masyarakat yang mandiri dan menggunakan jenis data seperti catatan
sejahtera. Penelitian ini mengkaji beberapa pandangan, catatan verbal, rekaman

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018 | 41
ISSN 1978-838X
pengamatan dan wawancara, informasi dari Habang, Handil Penghulu, Handil Idum, dan
bahan dokumentasi, serta beberapa data Tanjung Sembilang, sedangkan letak Kantor
yang berbentuk angka-angka, seperti data Lurah Muara Sembilang berada di wilayah
pelaksanaan program, data rencana Handil Penghulu.
anggaran, dan data lain yang berhubungan. Jumlah penduduk di Kelurahan Muara
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari Sembilang berdasarkan data Badan Pusat
s/d Juni 2016. Statistik Kab. Kutai Kartanegara dalam buku
Jenis penelitian ini adalah studi kasus Kecamatan Samboja Dalam Angka 2016
(case study), dalam penelitian ini peneliti adalah 2124 jiwa dengan laki-laki sejumlah
menyelidiki secara cermat suatu program, 1121 jiwa dan perempuan 1003 jiwa.
peristiwa, aktifitas, proses, atau sekelompok Sebagian besar penduduk di Kelurahan
individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu Muara Sembilang memiliki mata pencarian
dan aktifitas, dan peneliti mengumpulkan sebagai nelayan dan petani tambak.
informasi secara lengkap dengan Penduduk Kelurahan Muara Sembilang pada
menggunakan berbagai prosedur Tahun 2014 yang tercatat adalah sebanyak
pengumpulan data berdasarkan kurun waktu 2259 Jiwa yang terdiri atas 1200 jiwa laki-laki
yang telah ditentukan (Creswell, 2010 : 19- dan 1059 jiwa perempuan yang tersebar di
21). Atas dasar pemahaman tersebut, maka 14 wilayah administrasi Rukun Tetangga.
penelitian ini mengamati secara langsung Penyebaran penduduk di Kelurahan Muara
hal-hal yang berkaitan dengan kondisi Sembilang tidak merata, jumlah penduduk
kehidupan masyarakat pesisir di Kelurahan terbanyak berada di wilayah RT. 0I dan RT. II
Muara Sembilang dan mengidentifikasi Gunung Habang yang berjumlah 469 jiwa,
upaya-upaya yang perlu dilakukan dalam dan yang paling sedikit berada di wilayah RT.
pembangunan dan pemberdayaan X Tanjung Sembilang dengan jumlah hanya
masyarakat pesisir. 22 jiwa.

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Kondisi Sumber Daya Manusia


Masyarakat Pesisir di Kelurahan Muara
Kelurahan Muara Sembilang adalah Sembilang
salah satu Kelurahan yang berada di wilayah
Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Pada hakikatnya manusia perlu
Kartanegara dengan luas wilayah 98 km2, melakukan berbagai usaha sebagai mata
dengan hampir sebagian besar wilayahnya pencarian untuk memenuhi kebutuhannya
adalah dataran dan daerah pesisir. Secara sehari-hari. Di Kelurahan Muara Sembilang
administratif batas wilayah Kelurahan Muara sebagian besar mata pencarian
Sembilang adalah sebelah utara : Kelurahan penduduknya adalah sebagai pekerja
Teluk Dalam Kec. Muara Jawa, sebelah karyawan swasta, petani, buruh tani dan
selatan : Laut / Selat Makassar, sebelah nelayan, namun juga ada beberapa
timur : Kelurahan Muara Jawa Pesisir Kec. pekerjaan lainnya yang juga menjadi profesi
Muara Jawa, sebelah barat : Kelurahan penduduk. Namun juga masih terdapat
Handil Baru Darat Kec. Samboja. Dengan jumlah yang cukup dominan pada penduduk
pembagian wilayah administratif Rukun yang belum memiliki pekerjaan dan wanita
Tetangga (RT) terbagi menjadi 14 (empat Ibu Rumah Tangga (IRT) serta penduduk
belas) RT dalam empat wilayah yaitu Gunung yang masih berstatus sebagai
pelajar/mahasiswa.

42 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018
ISSN 1978-838X
Tabel 1. Mata Pencarian Penduduk Kelurahan Muara Sembilang
Jumlah Jumlah
Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan
(orang) (orang)
Bidan 1 PNS 34

Buruh Harian Lepas 4 Pelajar & Mahasiswa 317

Buruh Tani/Perkebunan 8 Pembantu Rumah Tangga 1

Buruh Tani/Nelayan 2 Bidan Persalinan 6

Guru 9 Perawat 4

Imam Masjid 2 Petani 51

Karyawan BUMN 1 Sopir 20

Karyawan Honor 17 Tukang Jahit 1

Karyawan Swasta 323 Tukang Kayu 2

IRT 512 Wiraswasta 66

Nelayan 202 Lainnya 1

Pedagang 3 Belum Bekerja 692


Sumber : Kelurahan Muara Sembilang : Profil, Potensi, dan Perkembangan Kelurahan Tahun 2016

Profesi sebagai nelayan menjadi Ditambah lagi pemahaman dan kultur yang
salah satu profesi mayoritas masyarakat berkembang di masyarakat yang
dibawah profesi karyawan swasta, hal beranggapan bahwa profesi sebagai nelayan
tersebut salah satunya karena terdapat adalah profesi yang tidak menjanjikan. Hal
banyaknya perusahaan BUMN dan swasta tersebut pula yang menjadikan masih
sektor minyak dan batubara yang tingginya angka pengangguran di Kelurahan
menyediakan peluang lapangan pekerjaan Muara Sembilang.
dengan penghasilan yang dinilai oleh
masyarakat lebih menjanjikan dibandingkan Program-Program Pemberdayaan
hasil yang mereka dapatkan apabila menjadi Masyarakat dari Pemerintah Kabupaten
nelayan. Padahal dengan besarnya potensi Kutai Kartanegara
sumber daya alam pesisir yang ada di
Kelurahan Muara Sembilang akan sangat Pelaksanaan program pemberdayaan
membantu meningkatkan perekonomian masyarakat dan pengembangan
masyarakat apabila dimanfaatkan dengan pembangunan sektor perikanan yang
teknologi dan ketersediaan sarana & termasuk dalam sektor pertanian dalam arti
prasarana alat tangkap ikan yang memadai. luas termuat didalam Visi & Misi Gerbang
Masih tingginya masyarakat yang Raja yang kemudian dilanjutkan dengan
belum memiliki pekerjaan dikarenakan masih Gerbang Raja Jilid II dengan sasaran
banyaknya masyarakat yang berharap pada meningkatkan prodiktifitas sektor pertanian
peluang lapangan pekerjaan di perusahaan dalam arti luas serta meningkatkan
swasta. Padahal masih besarnya sumber pengembangan industri perikanan yang
daya alam pesisir masih sangat berdaya saing. Program tersebut yang
memungkinkan untuk dimanfaatkan dan kemudian direalisasikan oleh Perangkat
dijadikan sebagai mata pencarian Daerah terkait (dalam hal ini Dinas Kelautan
masyarakat dikarenakan masih banyaknya dan Perikanan) yang melaksanakan berbagai
potensi laut yang belum termanfaatkan.

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018 | 43
ISSN 1978-838X
program dalam rangka mendukung dilakukan perencanaan program yang tepat
pencapaian Visi Misi tersebut. dengan melakukan pendekatan pada
Salah satu program kegiatan yang kebutuhan riil masyarakat nelayan, yang
telah dirasakan dan diterima oleh masyarakat pada akhirnya mampu menumbuhkan
yaitu berbagai pemberian bantuan berupa produktifitas sektor perikanan dalam rangka
alat tangkap perikanan, sarana dan mewujudkan program Gerbang Raja
prasarana perikanan seperti mesin kapal, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.
pemberian kapal tangkap hingga
pembangunan infrastruktur dermaga bagi Strategi Kebijakan Dalam Upaya
masyarakat di wilayah Tanjung Sembilang Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
Kelurahan Muara Sembilang melalui
anggaran APBD Kutai Kartanegara Tahun Pemberdayaan masyarakat pesisir
2015 dan Tahun 2016 baik yang melalui dapat merujuk pada pendekatan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten pemberdayaan masyarakat pesisir, dengan
Kutai Kartanegara maupun oleh pihak melakukan pendekatan pada potensi sumber
Kecamatan Samboja dan Kelurahan Muara daya alam maupun potensi masyarakat
Sembilang. pesisir. Pendekatan ini dilaksanakan dengan
Namun kondisi yang terjadi adalah memperhatikan secara sungguh-sungguh
besarnya ketergantungan masyarakat aspirasi, keinginan, kebutuhan, pendapatan,
kepada bantuan yang diberikan oleh dan potensi sumber daya yang dimiliki
Pemerintah, sehingga produktifitas dan masyarakat. Beberapa pendekatan yang
semangat masyarakat untuk menangkap ikan perlu dilakukan adalah :
bergantung pada pemanfaatan sarana dan 1. Penciptaan lapangan kerja alternatif
prasarana yang disediakan oleh Pemerintah. sebagai sumber pendapatan lain bagi
Padahal semestinya yang perlu dilakukan keluarga
adalah upaya pendekatan dan penyuluhan Penciptaan dan pengembangan
secara komprehensif kepada masyarakat lapangan pekerjaan / mata pencarian
dalam mendorong dan alternatif khususnya profesi sebagai nelayan
menumbuhkembangkan kemampuan dan dan petani pesisir/tambak perlu disampaikan
penerapan teknologi dalam pengembangan kepada masyarakat. Bahwa di beberapa
usaha perikanan agar masyarakat dapat negara dan daerah di Indonesia mampu
mandiri tanpa harus bergantung pada berkembang pesat dengan memanfaatkan
bantuan dari Pemerintah. sumber daya lautnya. Seperti Negara Peru
Minimnya peran petugas penyuluh dan Tiongkok yang menjadi negara dengan
dari instansi terkait juga menjadi salah satu penghasil perikanan terbesar di dunia, di
faktor menurunnya produktifitas nelayan, Indonesia potensi sumber daya ikan laut
sehingga dengan banyaknya bantuan sarana Indonesia sebesar 6,5 juta ton per tahun
prasarana yang diberikan tanpa dibarengi tersebar di wilayah Indonesia dan perairan
dengan upaya pendampingan dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI)
penyuluhan maka hasil yang diharapkan yang terbagi dalam sembilan wilayah
tidak dapat optimal. Padahal upaya perairan utama di Indonesia. Beberapa
pendampingan dan penyuluhan penting daerah di Indonesia yang bisa maju dengan
dilakukan salah satunya untuk merubah mengandalkan potensi
kultur masyarakat yang masih menggunakan sumber daya alam kelautan dan perikanan
cara-cara tradisional serta ketergantungan antara lain Kabupaten Rokan Hilir Provinsi
dari kondisi alam yang ditemukan belum Riau, Kabupaten Cilacap Jawa Tengah,
maksimal berjalan di lingkungan masyarakat Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi,
nelayan di wilayah Tanjung Sembilang Kepulauan Riau dan Kota Tegal Provinsi
Kelurahan Muara Sembilang. Sehingga perlu

44 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018
ISSN 1978-838X
Jawa Tengah (sumber : cicilannya bagi masyarakat serta dengan
https://id.m.wikipedia.org/wiki/perikanan-laut). melakukan komunikasi dan kerjasama
Menggalakkan profesi sebagai dengan pihak pemodal agar mereka pun
nelayan perlu terus dilakukan dan tidak enggan memberikan pinjaman kepada
disampaikan kepada masyarakat, demi nelayan dengan kepastian kemampuan
memanfaatkan potensi sumber daya kelautan masyarakat nelayan untuk memenuhi
dan meningkatkan perekonomian persyaratan dan ketentuannya. Kemudian
masyarakat. Menghilangkan pemahaman di dengan memanfaatkan organisasi kelompok
masyarakat yang mengatakan bahwa profesi tani/nelayan untuk difungsikan sebagai
nelayan sebagai profesi yang tidak koperasi dan kelompok usaha bersama
menjanjikan dengan memberikan dengan memanfaatkan hasil iuran anggota
pemahaman dan pandangan kepada yang kemudian dijadikan modal bersama
masyarakat akan besarnya potensi perikanan untuk pembelian alat tangkap dll. Hal
apabila dimanfaatkan dengan tepat. tersebut yang sangat mungkin dilakukan
2. Mendekatkan masyarakat dengan mengingat semangat yang dimunculkan
sumber modal dengan penekanan pada adalah kemampuan dalam memenuhi
penciptaan mekanisme mendanai diri pendanaan secara mandiri (self financing).
sendiri (self financing mechanism) Dorongan dalam menumbuhkan peran
Satu hal yang menjadi hambatan kelompok nelayan merupakan salah satu
dalam mengembangkan perekonomian dan strategi yang mampu menumbuhkan minat
usaha di sektor perikanan adalah masih masyarakat untuk menggeluti pekerjaan
minimnya kemampuan masyarakat dalam nelayan.
memenuhi modal untuk mendukung usaha 3. Mendekatkan masyarakat dengan
dibidang perikanan, seperti masih minimnya sumber teknologi baru yang lebih
kepemilikan kapal dan alat tangkap yang berhasil dan berdaya guna
dimiliki masyarakat karena tingginya harga Teknologi yang digunakan
jual kapal dan alat-alat tangkap yang dijual di masyarakat pesisir, khususnya nelayan di
pasaran. Strategi ini sangat penting karena Kelurahan Muara Sembilang pada umumnya
pada dasarnya saat ini masyarakat pesisir, masih bersifat tradisional. Mininmnya
khususnya nelayan dan pembudidaya ikan pemanfaatan teknologi alat tangkap,
sangat sulit untuk memperoleh modal. Sifat teknologi produksi hingga pemasaran yang
bisnis perikanan yang musiman, menyebabkan tidak meningkatnya
ketidakpastian serta resiko tinggi sering produktifitas yang berakibat pada minimnya
menjadi alasan keengganan bank pendapatan. Perlunya pemberian
menyediakan modal bagi bisnis ini. Sifat pemahaman kepada masyarakat untuk
bisnis perikanan seperti ini yang disertai memanfaatkan teknologi perikanan,
dengan status nelayan yang umumnya memberikan pemahaman mengenai potensi
rendah dan tidak mampu secara ekonomi keuntungan yang akan didapatkan jika
membuat mereka sulituntuk memenuhi memanfaatkan teknologi dalam kegiatan
syarat-syarat perbankan yang selayaknya perikanan.
diberlakukan seperti perlu adanya collateral, 4. Mendekatkan masyarakat dengan pasar
insurance dan equity. Pasar adalah faktor penarik dan bisa
Beberapa upaya yang perlu dilakukan menjadi salah kendala utama bila pasar tidak
adalah dengan mempertemukan antara berkembang. Karena itu maka membuka
masyarakat nelayan dengan pemodal akses pasar adalah cara untuk
(seperti Bank, Koperasi Simpan Pinjam, dll) mengembangkan usaha karena bila tidak ada
untuk memberikan fasilitas pembiayaan pasar maka usaha sangat terhambat
permodalan dengan pendekatan kemudahan perkembangannya. Salah satu faktor yang
dalam pengajuan serta pembayaran mempengaruhi minat masyarakat untuk

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018 | 45
ISSN 1978-838X
menjadi nelayan adalah kejelasan pasar 5. Membangun solidaritas serta aksi
yang akan menampung hasil tangkapan kolektif di tengah masyarakat
mereka. Sektor hilir dari usaha di bidang Pemberdayaan melalui
perikanan ini perlu menjadi perhatian dalam Pengembangan aksi kolektif sama artinya
rangka menumbuhkan perekonomian dengan pengembangan koperasi atau
masyarakat sebagai salah satu komoditas kelompok usaha bersama, selain itu aksi
ekonomi alternatif yang menjanjikan. kolektif tidak hanya terbatas pada
Perlunya peran Pemerintah / pembentukan koperasi atau kelompok usaha
Pemerintah Daerah dalam mendukung saja namun segala upaya dalam menggalang
ketersediaan pasar yang siap menampung suatu aksi bersama yang bertujuan untuk
dan memasarkan kembali hasil tangkapan meningkatkan kegiatan usaha mereka dan
dari nelayan, kemudian perlunya bermuara pada peningkatan kesejahteraan
regulasi/kebijakan yang mengatur terkait masyarakat nelayan. Gerakan melalui aksi
kejelasan standar harga beli & jual hasil laut, solidaritas dari masyarakat ini dianggap
pelibatan secara aktif Dinas/Perangkat mampu lebih efektif mendorong masyarakat
Daerah terkait dalam melakukan pembinaan untuk bergerak secara mandiri sesuai
dan pengawasan dalam proses pemasaran dengan keinginan dan kepentingan mereka.
hasil tangkapan para nelayan. Masih minimnya perhatian terhadap
Panayotou (1982) mengatakan bahwa faktor kunci tersebut terlihat pada kehidupan
nelayan tetap mau tinggal dalam kemiskinan masyarakat nelayan di wilayah Tanjung
karena kehendaknya untuk menjalani Sembilang Kelurahan Muara Sembilang
kehidupan itu (preference for a particular way Kecamatan Samboja. Mayoritas masyarakat
of life). Pendapat Panayotou (1982) ini mengeluhkan sulitnya mencari modal yang
dikalimatkan oleh Subade dan Abdullah digunakan dalam pembelian alat tangkap,
(1993) dengan menekankan bahwa nelayan kemudian tidak berfungsinya kelompok-
lebih senang memiliki kepuasaan hidup yang kelompok nelayan secara baik dalam
bisa diperolehnya dari menangkap ikan dan melakukan pengembangan usaha perikanan
bukan berlaku sebagai pelaku yang semata- yang disebabkan salah satunya karena
mata beorientasi pada peningkatan kurangnya pembinaan dan pendampingan
pendapatan. Karena way of life yang yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
demikian maka apapun yang terjadi dengan (dalam hal ini Dinas Perikanan dan
keadaannya, ha1 tersebut tidak dianggap Kelautan). Terlihat dari tidak adanya
sebagai masalah baginya.Karena itu maka pembinaan dari penyuluh/petugas dari UPT
meskipun menurut pandangan orang lain Dinas Perikanan dan Kelautan yang secara
nelayan hidup dalam kemiskinan, bagi berkala melakukan kunjungan dan
nelayan itu bukan kemiskinan dan bisa saja pertemuan dengan kelompok nelayan.
mereka merasa bahagia dengan kehidupan Akses dukungan dalam proses
itu. pemasaran hasil tangkapan juga merupakan
Adanya dukungan dan kejelasan permasalahan yang dihadapi masyarakat di
terkait permodalan, ketersediaan pasar dan Tanjung Sembilang, seperti kondisi jalan
industri hilir yang siap menampung hasil utama yang juga jalan satu-satunya untuk
tangkapan, serta peran dari instansi masuk dan keluar dari Tanjung Sembilang
Pemerintah merupakan beberapa faktor yang sangat memprihatinkan karena kondisi
kunci yang perlu menjadi perhatian dalam jalan sepanjang ± 1 km yang tidak layak dan
upaya meningkatkan minat masyarakat belum dilakukan upaya perbaikan oleh
dalam menggeluti profesi sebagai nelayan Pemerintah Daerah. Sehingga hal tersebut
dan dalam rangka memanfaatkan sumber menjadi penghambat bagi masyarakat untuk
daya alam yang dimiliki untuk sebesar- membawa hasil tangkapannya menuju ke
besarnya bagi kesejahteraan masyarakat. pasar, ditambah lagi apabila tiba musim

46 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018
ISSN 1978-838X
penghujan / banjir maka jalan tersebut tidak meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan
Kemudian minimnya pengetahuan rumusan masalah dari hasil penelitian ini
masyarakat akan teknik penangkapan ikan adalah :
dan pemanfaatan teknologi dalam usaha 1. Pemerintah Kabupaten Kutai
perikanan, kemudian mayoritas masyarakat Kartanegara telah melaksanakan
nelayan yang masih menggunakan alat-alat program pemberdayaan masyarakat dan
tangkap tradisional selain karena tidak pengembangan produktifitas sektor
adanya modal untuk membeli alat tangkap perikanan dalam aspek pertanian dalam
juga kultur masyarakat yang menganggap arti luas yang termuat dalam Visi dan
pekerjan sebagai nelayan hanya sekedar Misi Gerbang Raja dan Gerbang Raja
untuk mengisi waktu luang serta tidak ada Jilid II yang kemudian diimplementasikan
upaya untuk meningkatkan usahanya untuk melalui program dan kegiatan yang
menjadi mata pencarian dalam meningkatkan dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan
taraf hidupnya. Sehingga perlu diberikan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara,
pemahaman kepada masyarakat tetang baik berupa pemberian bantuan sarana
potensi perekonomian di sektor perikanan dan prasarana alat tangkap maupun
dan kelautan. pemberian penyuluhan melalui petugas
Mewujudkan masyarakat yang penyuluh. Namun besarnya porsi
berdaya dan mandiri membutukan upaya program pemberian bantuan kepada
yang sinergi dan berkesinambungan serta masyarakat nelayan tak sebanding
tepat oleh karena tantangan yang dihadapi dengan upaya penyuluhan dan
dalam masalah sumber daya manusia sangat pembangunan kemandirian serta
kompleks, selain perlunya perhatian dari pengetahuan terhadap teknologi
Pemerintah hal terpenting adalah dorongan penangkapan ikan yang membuat
keinginan masyarakat itu sendiri untuk masyarakat nelayan sangat bergantung
meningkatkan kesejahteraan hidupnya pada pemberian bantuan dari Pemeritah;
dengan memanfaatkan sumber daya alam 2. Permasalahan yang terjadi dalam upaya
perikanan sebagai nelayan. pemberdayaan masyarakat pesisir
khususnya bagi komunitas nelayan
SIMPULAN DAN REKOMENDASI memiliki tantangan dan permasalahan
yang dinamis serta kompleks, program
Pemberdayaan masyarakat pemberdayaan masyarakat yang
merupakan segala upaya yang dilakukan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
yang bertujuan untuk menjadikan masyarakat Kutai Kartanegara pada kenyataannya
tersebut lebih berdaya serta memiliki meskipun telah memberikan berbagai
kemampuan secara mandiri untuk memenuhi bantuan sarana dan prasarana yang
kebutuhan hidupnya. Pemberdayaan memadai bagi para nelayan namun tidak
masyarakat memiliki tantangan yang sangat memiliki dampak peningkatan
dinamis dikarenakan kompleksitas produktifitas hasil tangkap nelayan. Hal
permasalahan yang terjadi di masyarakat tersebut dikarenakan minimnya
tersebut. Ketimpangan yang terjadi di pengetahuan dan kemampuan nelayan
kawasan pesisir antara besarnya potensi dalam menerapkan teknologi dalam
sumber daya perikanan dengan penangkapan ikan serta pemahaman
keterbelakangan kondisi perekonomian masyarakat bahwa profesi sebagai
masyarakatnya menjadi suatu perhatian nelayan hanya sekedar untuk memenuhi
dikarenakan semestinya potensi yang besar kebutuhan hidup sehari-hari saja
tersebut dapat dimanfaatkan sebesar- membuat rendahnya keinginan para
besarnya oleh masyarakat demi nelayan untuk meningkatkan

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018 | 47
ISSN 1978-838X
produktifitas hasil tangkapnya. Kondisi swasta, dan masyarakat itu sendiri sebagai
tersebut ditambah dengan minimnya pelaku untuk terus melakukan upaya
upaya penyuluhan dan pendampingan penyadaran diri dan mendorong keinginan
yang penting dalam peningkatan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
kesadaran, kemampuan dan Pembangunan dan pemberdayaan
kemandirian nelayan. Kemudian masyarakat perlu dilakukan secara terstruktur
tersedianya lapangan pekerjaan di sektor dan berkesinambungan sebagai upaya dalam
swasta yang menjanjikan penghasilan mewujudkan masyarakat yang mandiri dan
besar membuat minimnya ketertarikan sejahtera. Pemanfaatan sumber daya alam
masyarakat untuk menggeluti profesi perikanan dan kelautan yang potensial perlu
sebagai nelayan, padahal potensi dikelola secara optimal dan berkelanjutan
sumber daya alam perikanan dan sebagai wadah bagi masyarakat dalam
kelautan yang sangat besar jadi tidak meningkatkan perekonomian dan
termanfaatkan secara optimal sebagai kesejahteraan mereka sebagai komunitas
sektor andalan yang mampu masyarakat di kawasan pesisir, beberapa
meningkatkan perekonomian saran yang perlu dijadikan petimbangan dari
masyarakat; hasil penelitian ini adalah :
3. Upaya yang tepat dalam 1. Pemerintah Kabupaten Kutai
memberdayakan masyarakat pesisir di Kartanegara perlu melakukan evaluasi
Kelurahan Muara Sembilang adalah secara mendalam terhadap pelaksanaan
dengan melakukan berbagai pendekatan program dan kegiatan berdasarkan hasil
terutama pada aspek-aspek seperti evaluasi implementasi di lapangan,
penciptaan lapangan kerja alternatif pelibatan dan penghimpunan saran dan
sebagai sumber pendapatan lain bagi masukan dari para nelayan sangat
keluarga, mendekatkan masyarakat penting dalam rangka mengidentifikasi
dengan sumber modal dengan kebutuhan dan permasalahan yang riil
penekanan pada penciptaan mekanisme dihadapi oleh masyarakat nelayan serta
mendanai diri sendiri (self financing mempertimbangkan aspek
mechanism), mendekatkan masyarakat pendampingan dan penyuluhan.
dengan sumber teknologi baru yang Sehingga penyusunan program dan
lebih berhasil dan berdaya guna, kegiatan dapat secara tepat dan
mendekatkan masyarakat dengan pasar, proporsional antara program bantuan
serta membangun solidaritas serta aksi fisik dan upaya penyuluhan dengan
kolektif di tengah masyarakat dengan diimbangi peran pengawasan yang
pengembangan koperasi atau kelompok dilakukan baik oleh Dinas Kelautan dan
usaha bersama. Selain itu dukungan Perikanan, maupun pendampingan dan
program dari Pemerintah Kabupaten peran serta dari pihak Kecamatan
Kutai Kartanegara secara berimbang dan Samboja dan Kelurahan Muara
proporsional antara bantuan sarana dan Sembilang juga pelibatan sektor swasta
prasarana serta upaya penyuluhan dan secara sinergi dalam penyusunan
pendampingan untuk mendorong program pemberdayaan masyarakat
keinginan masyarakat dalam pesisir di Kelurahan Muara Sembilang
meningkatkan kesejahteraan hidupnya Kecamatan Samboja;
dengan memanfaatkan sumber daya 2. Perlu diberikan upaya lebih pada
alam perikanan sebagai nelayan. kegiatan penyuluhan dan pendampingan
Pemberdayaan masyarakat pesisir di kepada masyarakat nelayan secara
Kelurahan Muara Sembilang merupakan optimal dan maksimal. Pemenuhan SDM
tanggung jawab bersama antara seluruh petugas penyuluh dari Dinas Kelautan
pihak yang terkait baik Pemerintah, sektor dan Perikanan maupun dari instansi

48 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018
ISSN 1978-838X
lainnya sangat perlu dilakukan, mixed. Yogjakarta: PT Pustaka
keberadaan petugas penyuluh sangat Pelajar
penting dalam mendorong kesadaran Kelurahan Muara Sembilang (2016) Profil,
dan kemampuan masyarakat serta Potensi dan Perkembangan
membantu penyelesaian permasalahan Kelurahan Muara Sembilang Tahun
yang dialami oleh masyarakat nelayan. 2016
Kemudian secara periodik perlu Kristianti, Mariana (2016) Pemberdayaan
dilakukan pembinaan dan pengawasan Masyarakat Pesisir Pantai Melalui
terhadap kinerja petugas penyuluh Pendekatan ICZM (Integrated Coastal
utamanya dalam pemenuhan target Zone Management) Semarang
kinerja yang secara nyata berpengaruh Moleong, Lexy. (2005) Metodologi Penelitian
bagi kemajuan masyarakat nelayan di Kualitatif, Bandung : PT Remaja.
pesisir Kelurahan Muara Sembilang Rosdakarya
Kecamatan Samboja; Nikijuluw, V.P.H. (2001). Populasi dan Sosial
3. Dalam penyusunan program kebijakan Ekonomi Masyarakat Pesisir serta
Pemerintah Kabupaten Kutai Strategi Pemberdayaan Mereka
Kartanegara perlu mempertimbangkan dalam Konteks Pengelolaan
berbagai pendekatan tidak hanya dalam Sumberdaya Pesisir secara Terpadu.
aspek pemenuhan bantuan sarana dan Makalah dipresentasikan pada
prasarana saja, oleh karena Pelatihan Pengelolaan Pesisir
permasalahan dan kondisi masyarakat Terpadu. Bogor
pesisir sangat kompleks sehingga perlu Panayotou, T. (1982) Management concepts
upaya-upaya yang tepat agar program for small-scale fisheries: economic
yang dihasilkan dapat secara optimal and social aspects. FAO Fish.Tech
berjalan dan membuahkan hasil yang Payne, Malcom (1997) Modern Social Work
positif bagi pembangunan dan Theory: Palgrave Macmillan Limited
pengembangan kawasan pesisir serta Peraturan Daerah Kabupaten Kutai
berdampak pada peningkatan Kartanegara Nomor 15 Tahun 2011
perekonomian masyarakat pesisir di tentang Usaha Perikanan Kabupaten
Kelurahan Muara Sembilang Kecamatan Kutai Kartanegara
Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara. Roesmidi (2006). Pemberdayaan Masyarakat
, Sumedang : Alqaprint.
Sutoro, Eko (2002) Kemunduran Demokrasi
DAFTAR PUSTAKA Desa: Jendela 3
Wikipedia (2016) Perikanan Laut, wikipedia
Creswell, J. W. (2010). Research design:
berbahasa Indonesia sumber :
pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
https://id.m.wikipedia.org/wiki/perikan
an-laut. Diakses pada Juni 2016

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018 | 49

You might also like