Professional Documents
Culture Documents
2 Desember 2019
ISSN: 2086-6305 (print) ISSN: 2614-5863 (electronic)
DOI: https://doi.org/10.22212/aspirasi.v10i2.1231
link online: http://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/index
Naskah diterima: 28 September 2019 | Naskah direvisi: 7 November 2019 | Naskah diterbitkan: 29 Desember 2019
Abstrak: Pengelolaan pesisir dan pantai sangat penting di Indonesia yang merupakan daerah
kepulauan dengan garis pantai terpanjang di dunia. Terlebih kondisi di sebagian pesisir di
Indonesia kualitas lingkungannya menurun seperti di Kawasan Benoa Badung Bali. Tulisan
ini bertujuan untuk menghitung pengaruh kebijakan pemerintah dan peran serta masyarakat
terhadap kualitas lingkungan pesisir di Kawasan Benoa Badung Bali. Metode kuantitatif dengan
instrumen kuesioner dilakukan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa besaran
indeks untuk kebijakan pemerintah di Kawasan Benoa adalah 67,45 (cukup), indeks peran serta
masyarakat 78,06 (baik), indeks kondisi perairan 72,78 (baik) dan indeks kondisi daratan 74,62
(baik). Analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebijakan
pemerintah dan peran serta masyarakat terhadap kualitas lingkungan pesisir dan pantai (r=0,541).
Kebijakan pemerintah dan peran serta masyarakat berpengaruh positif terhadap kondisi kualitas
lingkungan pesisir dan pantai. Berbagai kegiatan dan program pemberdayaan masyarakat dan
kebijakan pemerintah di Kawasan Benoa misalnya adanya kelompok Pokmaswas Yasa Segara,
Anih Sri Suryani Pengaruh Kebijakan Pemerintah dan Peran Serta Masyarakat terhadap... 171
pengembangan wisata konservasi di Badung, pengembangan usaha perikanan telah memenuhi
prinsip-prinsip pembangunan pesisir secara terpadu dan berkelanjutan.
Kata kunci: kebijakan pemerintah, peran serta masyarakat, Kawasan Benoa, kualitas lingkungan,
pembangunan pesisir terpadu dan berkelanjutan
Anih Sri Suryani Pengaruh Kebijakan Pemerintah dan Peran Serta Masyarakat terhadap... 173
hal ini masyarakat juga telah turut berperan atas wilayah perairan Indonesia dan yuridiksi
menjaga lingkungan pesisir. Oleh karena itu, nasional dalam wawasan nusantara, terciptanya
pertanyaan penelitiannya adalah berapa besar industri kelautan yang kokoh dan maju yang
pengaruh kebijakan pemerintah dan peran serta didorong oleh kemitraan usaha yang erat antara
masyarakat terhadap kondisi lingkungan pesisir badan usaha koperasi negara, dan swasta serta
di kawasan Benoa Badung Bali? pendayagunaan sumber daya laut yang didukung
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui oleh sumber daya manusia berkualitas, maju
berapa besar pengaruh kebijakan pemerintah dan profesional dengan iklim usaha yang
dan peran serta masyarakat terhadap kondisi sehat, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
lingkungan pesisir di kawasan Benoa Badung Bali. teknologi sehingga terwujud kemampuan untuk
Penelitian ini diharapkan dapat turut berkontribusi mendayagunakan potensi laut guna peningkatan
terhadap kajian wilayah pesisir dalam upaya kesejahteraan rakyat secara optimal, serta
pembangunan wilayah pesisir secara terpadu dan terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan
berkelanjutan. Selain itu juga diharapkan dapat hidup (Mulyadi, 2005: 5–6).
memberi masukan terhadap berbagai stakeholders Apabila mengacu pada Rencana
dalam melaksanakan fungsi dan perannya. Bagi Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
pemerintah, diharapkan dapat menjadi masukan RPJPN 2005–2025, maka pembangunan wilayah
dalam penentuan kebijakan di kawasan pesisir pesisir dan kelautan diarahkan untuk:
agar lebih memberikan kesejahteraan kepada 1) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing
masyarakat sekaligus tetap lestari sumber (Misi 2), yang ditandai dengan: (a)
daya alamnya. Sementara itu, bagi DPR RI tercapainya pertumbuhan ekonomi yang
khususnya Komisi IV, dapat menjadi masukan berkualitas dan berkesinambungan; dan (b)
dalam melaksanakan fungsi pengawasan dengan terbangunnya struktur perekonomian yang
kementerian dan instansi terkait dan juga dalam kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif
implementasi Undang-Undang Nomor 7 Tahun di berbagai wilayah Indonesia;
2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan 2) Mewujudkan Indonesia yang asri dan
Nelayan. lestari (Misi 6), yang ditandai dengan:
(a) membaiknya pengelolaan dan
Pembangunan Pesisir Secara Terpadu dan pendayagunaan sumber daya alam dan
Berkelanjutan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang
Pembangunan wilayah pesisir adalah dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi,
pembangunan seluruh wilayah perairan daya dukung, dan kemampuan pemulihannya
Indonesia dengan segenap sumber daya dalam mendukung kualitas kehidupan
alam yang terkandung di dalamnya untuk sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang
kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. dan lestari; (b) terpeliharanya kekayaan
Tujuan jangka panjang pembangunan wilayah keragaman jenis dan kekhasan sumber daya
pesisir dan lautan di Indonesia antara lain: (1) alam untuk mewujudkan nilai tambah, daya
peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui saing bangsa, serta modal pembangunan
perluasan lapangan kerja dan kesempatan usaha; nasional; dan (c) meningkatnya kesadaran,
(2) pengembangan program dan kegiatan yang sikap mental, dan perilaku masyarakat
mengarah pada peningkatan dan pemanfaatan dalam pengelolaan sumber daya alam
secara optimal dan lestari sumber daya di wilayah dan pelestarian fungsi lingkungan hidup
pesisir dan lautan; (3) peningkatan kemampuan untuk menjaga kenyamanan dan kualitas
peran serta masyarakat pesisir dalam pelestarian kehidupan;
lingkungan; dan (4) peningkatan pendidikan, 3) Mewujudkan Indonesia menjadi negara
latihan, riset, dan pengembangan di wilayah kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
pesisir dan lautan. berbasiskan kepentingan nasional (Misi 7)
Sementara sasaran pembangunan wilayah yang ditandai dengan: (a) terbangunnya
pesisir dan lautan adalah terwujudnya kedaulatan jaringan sarana dan prasarana sebagai
Anih Sri Suryani Pengaruh Kebijakan Pemerintah dan Peran Serta Masyarakat terhadap... 175
pemanfaatan (pembangunan) secara terpadu pengelolaan sumber daya alam tetapi juga dalam
(integrated) guna mencapai pembangunan melakukan kontrol terhadap pemerintah (Razak,
wilayah pesisir secara berkelanjutan. Yulianda, 2013: 11).
Fahrudin, dan Adrianto (2010) menyatakan Sementara itu, masyarakat yang tinggal
bahwa pengelolaan wilayah pesisir secara di kawasan pesisir mempunyai karakteristik
terpadu termasuk di dalamnya pengelolaan tersendiri. Sebagian besar berprofesi sebagai
sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan nelayan. Masyarakat nelayan bukan hanya
pesisir yang dilakukan melalui penilaian secara yang berprofesi menangkap ikan dan bermata
menyeluruh, merencanakan tujuan dan sasaran, pencaharian dari hasil laut, namun juga golongan
kemudian merencanakan serta mengelola pekerja yang secara integral berada dalam
segenap kegiatan pemanfaatannya guna mencapai lingkungan tersebut (Mansyur, 1984: 149).
pembangunan yang optimal dan berkelanjutan. Karakteristik lainnya dari masyarakat pesisir
Dengan demikian, pembangunan wilayah pesisir adalah struktur masyarakat bersifat heterogen,
dilakukan dengan tetap menjaga keberlanjutan memiliki etos kerja yang tinggi, solidaritas
kehidupan sosial masyarakat, menjaga yang kuat, serta terbuka terhadap perubahan
peningkatan ekonomi masyarakat, dan menjaga dan interaksi sosial. Namun, di tengah-tengah
kualitas lingkungan hidup wilayah pesisir dan sumber daya laut dan pesisir yang melimpah,
laut sehingga kesejahteraan masyarakat wilayah kondisi sosial ekonomi masyarakat di kawasan
pesisir meningkat. ini sebagian besar masih tergolong dalam garis
kemiskinan (Ayuningtyas, Imron, & Maskun,
Peran Serta Masyarakat dalam 2015). Oleh karena itu peran sertanya dalam
Pembangunan pembangunan perlu disesuaikan dengan kapasitas
Undang-Undang Dasar 1945 telah dan kapabilitasnya agar tetap berkelanjutan.
menetapkan acuan yang jelas terkait peran serta Tugas dan tanggung jawab sosial-ekonomi
masyarakat dalam pembangunan, termasuk nelayan sangat berat, karena sebagai pelaku
keterlibatannya dalam pengelolaan sumber daya usaha nelayan memiliki tanggung jawab untuk
alam di Indonesia. Sebagaimana termaktub dalam menjaga ekosistem sumber daya laut. Kerusakan
Pasal 28 C ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan: ekosistem akan berpengaruh besar terhadap
penurunan hasil tangkapan. Dengan demikian,
“Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya
kerangka penguatan dan pembinaan bagi nelayan
dalam memperjuangkan haknya secara kolektif
untuk membangun masyarakat, bangsa, dan di kawasan pesisir dapat dilakukan antara
negaranya.” lain dengan pembinaan manusia, pembinaan
lingkungan, pembinaan sumber daya dan
Demikian juga dalam Undang-Undang pembinaan manusia (Nurfadhilah, 2016).
Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Penelitian ini menggunakan metode
Lingkungan Hidup juga pada Pasal 5 ayat (3) kuantitatif untuk mengetahui berapa besar
dinyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak pengaruh kebijakan pemerintah dan peran serta
dan kewajiban atas lingkungan hidup yang baik masyarakat terhadap kondisi lingkungan pesisir
dan sehat. Benoa Badung Bali. Dengan demikian, terdapat
Peran serta masyarakat dalam pembangunan dua variabel dalam penelitian ini yakni variabel
dan pengelolaan sumber daya alam terkait erat bebas: kebijakan pemerintah dan peran serta
dengan tiga hal utama, yakni: (1) pengelolaan masyarakat masyarakat, dan variabel tidak
sumber daya alam sebagai upaya untuk bebas: kondisi lingkungan pesisir Benoa.
memenuhi kepentingan mayoritas masyarakat Definisi operasionalnya adalah skor terhadap
Indonesia; (2) pemerintah harus berperan aktif dimensi-dimensi dalam variabel tersebut di
dalam pengaturan pengelolaan sumber daya lokasi penelitian. Adapun dimensi dan indikator
alam sebagai manifestasi penguasaan negara penelitian sebagaimana ditampilkan pada Tabel
terhadap sumber daya alam; dan (3) rakyat 1.
dijamin haknya tidak saja untuk berperan dalam
Grafik 4. Indeks Peran Serta Masyarakat Grafik 5. Indeks Kondisi Daratan Pesisir Benoa
Anih Sri Suryani Pengaruh Kebijakan Pemerintah dan Peran Serta Masyarakat terhadap... 179
baik, dilihat dari aspek kesehatan lingkungan
seperti: pengelolaan limbah, sampah dan perilaku Indeks kondisi perairan 72,78
masyarakat dalam BABS. Namun, kekhawatiran
terkait adanya pencemar yang bersumber dari Daya dukung lingkungan
pesisir lebih baik dan tertata 78,33
darat dan masuk ke perairan cukup tinggi. Di
samping itu, berdasarkan Grafik 5 dapat dilihat Menjaring ikan lebih mudah
dari 5–10 tahun lalu 58,33
bahwa indeks untuk kualitas air bersih berada
pada kisaran 60, baik untuk ketersediaan air
Pesisir saat ini lebih bersih
bersih maupun fasilitasnya. Dengan demikian, dari 5–10 tahun lalu 82,16
kondisi tersebut menunjukkan bahwa air bersih
Jumlah ikan yang ditangkap
belum sepenuhnya tersedia dengan kualitas, sama atau lebih banyak dari 54,17
kuantitas dan kontinuitas yang mencukupi di 5–10 tahun lalu
daerah ini, walau memang fasilitas MCK sudah Pesisir belum tercemar
limbah 79,17
tersedia cukup banyak di sekitar pesisir pantai
(indeks 80,83).
Pantai dan pesisir bersih dan
Kondisi perairan di Benoa digambarkan terjaga 81,67
pada Grafik 6. Indeks untuk kondisi perairan
adalah sebesar 72,78, dengan indeks terbesar Grafik 6. Indeks Kondisi Perairan
pada indikator kondisi pesisir saat ini yang
lebih bersih daripada kondisi 5–10 tahun lalu, Apabila berbagai dimensi tersebut diukur
disusul kemudian dengan indikator pantai dalam rentang sangat buruk sampai baik, maka
dan pesisir bersih dan terjaga. Indeks terkecil Grafik 7 menampilkan hasil pengolahan data
untuk dimensi ini adalah terkait jumlah ikan. tersebut. Pada grafik tersebut titik paling bawah
Responden berpendapat bahwa jumlah ikan yang adalah titik terburuk dan paling atas adalah titik
dapat ditangkap saat ini tidak jauh lebih banyak terbaik, dengan urutan untuk masing-masing titik
daripada 5–10 tahun yang lalu, dan menjaring dari bawah ke atas adalah: buruk sekali, buruk,
ikan pun tidak lebih mudah daripada 5–10 cukup, baik dan sangat baik.
tahun yang lalu. Hal ini mengindikasikan bahwa 800 400 800 1200
jumlah ikan cenderung berkurang, atau bisa jadi 720 360 720 1080
700 350 700
lokasi-lokasi pembibitan dan tumbuh kembang 1000
ikan terganggu, salah satunya dapat disebabkan 600 585 300 292,5 600 585
281 877,5
oleh adanya pencemaran yang masuk ke wilayah 532 800 822
500 250 500
perairan dan laut. Tangkapan ikan tuna di Bali 450 225 450 675
mengalami penurunan sejak tahun 2015 lalu 400 200 400
370 600
ekspor tuna yang juga mengalami penurunan. 315 157,5 315
300 150 300 472,5
Misalnya di tahun 2014 lalu, ekspor tuna
400
mencapai 16 ribu ton, sementara di Tahun 2017 200 100 90 200
180 180
lalu, ekspor tuna hanya mencapai 13.851 ton 270
(Mustofa, 2018). Berkurangnya hasil tangkapan 100 50 100 200
ikan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa Peran Peran Serta Kondisi Kondisi
Pemerintah Masyarakat Perairan Pesisir/
hal, seperti jumlah nelayan yang berkurang, jenis Daratan
alat tangkap yang digunakan, dan juga kondisi Grafik 7. Posisi Indeks Berbagai Indikator
perairan. Namun, faktor kelestarian lingkungan
perairan Teluk Benoa merupakan salah satu Berdasarkan hasil pengolahan data,
faktor yang penting. Sebagaimana penelitian untuk kebijakan pemerintah, responden
Handadari, Soesilo, dan Pranowo (2018) yang mempersepsikan di angka 370, ada pada posisi
menyatakan bahwa masalah sedimentasi di antara buruk dan cukup. Untuk peran serta
Kawasan Benoa ini harus dikendalikan karena masyarakat ada pada nilai 281, mendekati
dapat berdampak kepada sumber daya ikan. baik. Sementara itu, untuk kondisi perairan
Anih Sri Suryani Pengaruh Kebijakan Pemerintah dan Peran Serta Masyarakat terhadap... 181
(KD) adalah sebesar 0,293 yang menunjuk bahwa dalam upaya menghindari konflik horizontal
variabel bebas x memiliki pengaruh kontribusi di kalangan masyarakat. Pemerintah daerah
sebesar 29,3% terhadap variabel y. Sementara dalam perencanaan pemanfaatannya untuk
itu, sisanya sebesar 70,7% dipengaruhi oleh mendapatkan PAD harus melibatkan para tokoh
faktor-faktor lain diluar dimensi-dimensi pada masyarakat dan juga peran serta masyarakat
variabel x. (Handadari et al., 2018). Oleh karena itu, telaah
Selanjutnya adalah menentukan taraf sisi keterpaduan dan keberlanjutan pembangunan
signifikansi atau linieritas dari regresi. Kriterianya pesisir perlu dilakukan sehingga penggunaan
dapat ditentukan berdasarkan uji F atau uji nilai sumber daya dan investasi di kawasan pesisir ini
Signifikansi (Sig). Berdasarkan tabel di atas, nilai dapat dilakukan secara efisien.
signifikansi penelitian ini adalah sebesar 0,009.
Apabila Sig<0,05 maka model regresi adalah Aspek Peran Serta Masyarakat
linier. Dengan demikian, model persamaan Strategi yang digunakan dalam upaya
regresi berdasarkan data penelitian adalah melibatkan masyarakat dalam pengelolaan pesisir
signifikan dan memenuhi kriteria linieritas. dan pantai antara lain melalui pemberdayaan
Dengan nilai F sebesar 5,596 dan H0 ditolak, yang dimulai dengan perbaikan struktur sosial
maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang memungkinkan terjadinya mobilitas
antara dimensi kebijakan pemerintah dan peran vertikal nelayan. Pada tingkat mikro-desa,
serta masyarakat dengan kondisi pesisir dan laut perbaikan struktur sosial nelayan dilakukan
di Benoa. Adapan model persamaan regresinya melalui penguatan solidaritas nelayan untuk
adalah sebagai berikut: selanjutnya berhimpun dalam suatu kelompok
Kondisi Pesisir = 59,909 + 0,546 Kebijakan yang memperjuangkan kepentingan nelayan
Pemerintah + 0,676 Peran Serta Masyarakat (Satria, 2015).
Desa Pamige, Kelurahan Benoa, Kuta
Berdasarkan persamaan di atas, dimensi Selatan merupakan salah satu desa di Badung
pada variabel x bernilai positif. Hal ini berarti, yang berhasil menghimpun kesadaran kolektif
apabila terjadi kenaikan pada dimensi kebijakan nelayan untuk bersatu dalam wadah Kelompok
pemerintah dan dimensi peran serta masyarakat, Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Yasa Segara
maka dimensi kondisi pesisir dan pantai pun akan Bengiat. Pokmaswas Yasa Negara dibentuk pada
meningkat pula. Begitu juga sebaliknya. 1 Januari 2010 sebagai bentuk keprihatinan
Telah ada beberapa penelitian mengenai nelayan akan kerusakan ekosistem laut yang
model pengembangan pesisir yang berkelanjutan, secara tidak langsung memengaruhi kehidupan
namun terdapat kekosongan penelitian dari sisi nelayan. Pokmaswas berperan dalam penataan
keterpaduan pembangunan yang mengaitkan pantai, pengawasan penangkapan ikan di laut,
kebijakan pemerintah dan peran serta masyarakat pengawasan dan perlindungan terumbu karang
dengan kualitas lingkungan pesisir itu sendiri. serta membantu aparat melaporkan apabila
Padahal sebagaimana disampaikan sebelumnya terjadi pelanggaran dan hal-hal yang bersifat
unsur keberlanjutan terdiri dari tiga unsur, mencurigakan di Pantai Bengiat (Wahyuni et
yakni keberlanjutan secara ekonomi, sosial dan al., 2016: 21). Hal ini sesuai dengan dengan
juga ekologis. Sinergi ketiganya diperlukan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
agar dampak kegiatan di kawasan pesisir dapat Nomor 58 Tahun 2001 tentang Tata Cara
diantisipasi dan ditangani secara efektif, serta Pelaksanaan Sistem Pengawasan Masyarakat
tidak timbul permasalahan lingkungan maupun Dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber
sosial ekonomi di kemudian hari Daya Kelautan dan Perikanan, bahwa Pokmaswas
Intervensi kebijakan pemerintah sangat merupakan unsur yang membantu pelaksanaan
diperlukan dalam pemanfaatan ruang laut pengawasan di tingkat lapangan yang terdiri
di Teluk Benoa. Hal ini perlu dilakukan dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
dalam upaya penegakan regulasi penataan adat, LSM, nelayan, pembudidaya ikan serta
ruang di kawasan pesisir dan laut sekaligus masyarakat kelautan dan perikanan lainnya.
Anih Sri Suryani Pengaruh Kebijakan Pemerintah dan Peran Serta Masyarakat terhadap... 183
wilayah pesisir terutama dalam hal pariwisata, telah turut menaikkan derajat perekonomian
perlahan banyak yang berubah menjadi nelayan masyarakat. Misalnya Budidaya Perikanan dan
sambilan (fishermen sideline). Nelayan sambilan Rumput Laut di sekitar Teluk Bengiat. Keramba
adalah nelayan yang sebagian waktunya kadang Jaring Apung telah memproduksi ikan kerapu
berprofesi sebagai nelayan penuh dan sebagian sebanyak 1,4 ton/tahun dan Produksi Rumput Laut
waktunya menjalani profesi lainnya seperti menghasilkan produksi 311,89 ton/tahun, di mana
memandu wisata, membuat kerajinan, dan potensi yang tersedia seluas 56 Ha (Wahyuni et
lain-lain. Jumlah penduduk yang berprofesi al., 2016: 23). Apabila berbagai program tersebut
sebagai nelayan penuh dari tahun demi tahun berjalan secara terarah, terencana dan bergulir
terus mengalami menurun. Pada tahun 2000, secara kontinyu di berbagai lapisan masyarakat,
masyarakat yang masih berprofesi sebagai tentu sustainable dari aspek ekonomi dapat terus
nelayan penuh adalah 605 orang, dan nelayan dijaga kawasan ini.
sambilan 1.348 orang. Pada tahun 2014 menurun,
nelayan penuh 404 orang, dan nelayan sambilan Aspek Lingkungan Ekologis
958 orang (Wahyuni et al., 2016: 20). Salah satu Aspek keberlanjutan secara lingkungan/
alasan beralihnya nelayan penuh menjadi nelayan ekologis selain perlunya berbagai tindakan
sambilan atau sering disebut dengan istilah nyata di lapangan juga perlu dukungan dari segi
nelayan bahari diambil karena Badung semakin regulasi. Adanya Perda Provinsi Bali No. 4 Tahun
berkembang sebagai tujuan wisata bahari. 2005 tentang Pengendalian Pencemaran dan
Dilihat dari aspek keberlanjutan secara Perusakan Lingkungan Hidup yang menyatakan
ekonomis, hasil pengolahan data di Benoa bahwa pengendalian pencemaran lingkungan
Badung Bali menunjukkan bahwa pesisir telah hidup harus berasaskan pada pelestarian fungsi
menunjang kesejahteraan masyarakat. Ditandai lingkungan hidup dengan menjunjung tinggi peran
dengan indeks untuk indikator ini adalah sebesar serta masyarakat dan nilai-nilai Tri Hita Karana
89,17. Hal tersebut didukung oleh kondisi yang merupakan payung hukum untuk menjadikan
terjadi di mana Pokmaswas Yasa Segara, BPSPL Kawasan Badung pada khususnya dan kawasan
Denpasar, akademisi, dan LSM telah berhasil Bali pada umumnya menjadi berkelanjutan dari
mengembangkan kawasan Badung Selatan segi ekologis. Demikian juga adanya pengaturan
menjadi destinasi wisata konservasi dengan dan pengontrolan yang lebih ketat bagi perusahaan
memperbaiki kualitas terumbu karang. Terumbu pengolahan ikan merupakan upaya penegakan
karang yang baik ini telah meningkatkan potensi hukum bidang lingkungan.
pariwisata bahari dan peningkatan perekonomian Dalam tataran teknis, pembangunan Sistem
masyarakat. Adapun manfaat ekonomi yang Pengelolaan Air Limbah (SPAL) sebanyak 20.210
dirasakan masyarakat sekaligus peran serta dan unit, Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT)
keterlibatan aktif mereka di kawasan tersebut sebanyak 7 unit di 9 kab/kota, serta pengelolaan
antara lain dengan menjadi Bala Wisata. Bala air limbah dengan sistem perpipaan melalui
Wisata berperan dalam penyelamatan pantai; Denpasar Sewerage Development Project (DSDP)
penyediaan fasilitas Pura Segara untuk upacara dan IPAL Regional Ubud merupakan upaya teknis
keagamaan; dan kerja sama dengan perhotelan di agar permasalahan limbah dapat diselesaikan di
kawasan Nusa Dua dalam pelayanan jasa antar darat, hingga tidak menjadi pencemar bagi pesisir
jemput tamu, penyewaan sun chair dan sun deck, dan laut.
dsb. Dilihat dari aspek keberlanjutan secara
Di samping itu, program pemerintah lingkungan/ekologis beberapa program perbaikan
sebagaimana disebutkan sebelumnya, seperti: kualitas lingkungan juga telah dilakukan. Saat
pengembangan perikanan tangkap, pemberdayaan ini, Pokmaswas Yasa Segara beserta beberapa
ekonomi masyarakat pesisir, pemberdayaan pemangku kepentingan seperti Balai Pengelolaan
penyuluh perikanan dan kelautan, optimalisasi Sumber daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar,
pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan pihak akademisi, dan Lembaga Swadaya
Anih Sri Suryani Pengaruh Kebijakan Pemerintah dan Peran Serta Masyarakat terhadap... 185
wilayah pesisir wajib memproses bahan-bahan Daftar Pustaka
buangan untuk keperluan lain, sehingga dampak
terhadap lingkungan dapat dibatasi.
Berbagai strategi dalam pengelolaan dan Ayuningtyas, R., Imron, A., dan Maskun. (2015).
pengendalian pencemaran pesisir dan laut perlu Kehidupan Masyarakat Nelayan Dusun Kapuran
dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kotaagung
Kabupaten Tanggamus. PEGASI (Jurnal
mulai dari pencegahan, pengendalian sampai
Pendidikan dan Penelitian Sejarah), 3(3).
dengan pengelolaan. Hal ini perlu didukung juga Retrieved from http://jurnal.fkip.unila.ac.id/
oleh kebijakan pemerintah antara lain lain dalam index.php/PES/article/view/9305, on 12 Juni
upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan 2019.
lingkungan. Demikian juga aksi pengelolaan
Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung. (2014)
lingkungan pesisir dan pantai perlu dilakukan Badung Dalam Angka 2014. Retrieved from
pada setiap sektor kegiatan pembangunan yang https://badungkab.bps.go.id/publication/
melibatkan berbagai unsur terutama masyarakat download.html, on 11 Juni 2019.
setempat.
Dahuri, R., Rais J., Ginting S.P., dan Sitepu, M.J.,
Jenis Kelompok Swadaya Masyarakat seperti (2001). Pengelolaan Sumber Daya Wilayah
Pokmaswas Yasa Negara seharusnya dirangkul Pesisir dan Lautan secara Terpadu. Jakarta: PT.
pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk Pradnya Paramita.
menerima bantuan dan pembinaan. Bantuan yang
Dalton. (2014, Agustus 29). Guru Besar IPB: Teluk
dimaksud tidak hanya fasilitas fisik saja, tetapi
Benoa Layak Direvitalisasi. Retrieved from https://
juga dapat berupa bimbingan teknis dan pelatihan news.detik.com/adv-nhl-detikcom/d-2675984/
pengelolaan sampah yang lebih expand, seperti guru-besar-ipb-teluk-benoa-layak-direvitalisasi,
pelatihan manajemen pengelolaan bank sampah. on 11 Juni 2019.
Pengelolaan pesisir secara terpadu dan
Fabianto, M.D., dan Berhitu, P.T. (2014). Konsep
berkelanjutan di Badung dan pada umumnya Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu dan
Provinsi Bali ini tidak terlepas dari berbagai Berkelanjutan yang Berbasis Masyarakat. Jurnal
kearifan lokal, nilai-nilai dan budaya setempat. TEKNOLOGI. 11(2), 2044–2060. Retrieved
Oleh karena itu pelibatan para tokoh adat, tokoh from http://ejournal.unpatti.ac.id/ppr_iteminfo_
masyarakat maupun tokoh agama sangatlah lnk.php?id=1005, on 11 Juni 2019.
penting. Menjaga budaya dan adat istiadat serta Hafsaridewi, R., Khairuddin, B., Ninef, J., Rahadiati,
merta dapat turut menjaga kelestarian alam dan A., dan Adimu, H.E. (2018). Pendekatan Sistem
lingkungan. Sosial-Ekologi dalam Pengelolaan Wilayah
Pesisir secara Terpadu. Buletin Ilmiah Marina
Ucapan Terima Kasih Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 4(2),
61–74.
Terima kasih disampaikan kepada Kelompok
Penelitian Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR Hamdani, H., dan Wulandari, K. (2013). Faktor
RI dengan Judul “Pembangunan Wilayah Pesisir Penyebab Kemiskinan Nelayan Tradisional.
dalam Perspektif Kesejahteraan Sosial,” yakni: Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa
Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas
Dinar Wahyuni, Sri Nurhayati Qodriyatun,
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember
Tri Rini Puji Lestari, Teddy Prasetiawan, dan (UNEJ). Retrieved from http://repository.unej.
Mohammad Teja. Sebagian data dalam tulisan ini ac.id/handle/123456789/58737, on 14 Juni 2019.
merupakan hasil dari penelitian tersebut.
Handadari, A.S.K., Soesilo, T.E.B., dan Pranowo,
W.S. (2018). Indeks Keberlanjutan Sumber Daya
Laut dan Pesisir di Lokasi Reklamasi Teluk
Benoa Bali. Jurnal Kelautan Nasional, 13(3),
121–136.
Harmadi, S.H.B. (2014, November 19). Nelayan Kita.
Retrieved from http://nasional.kompas.com/
Anih Sri Suryani Pengaruh Kebijakan Pemerintah dan Peran Serta Masyarakat terhadap... 187