Professional Documents
Culture Documents
A. Antasida
Golongan ini mudah didapat dan murah. Antasida akan menetralisir
sekresi asam lambung. Antasida biasanya mengandung natrium bikarbonat,
Al(OH)3, Mg(OH)2, dan magnesium trisiklat. Pemberian antasida tidak dapat
dilakukan terus menerus, karena hanya bersifat simtomatis untuk mengurangi
nyeri. Magnesium trisiklat merupakan adsorben nontoksik, namun dalam dosis
besar akan menyebabkan diare karena terbentuk senyawa MgCl2.
B. Antikolinergik
Kerja obat ini tidak sepsifik, Obat yang agak selektif adalah pirenzepin
yang bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan sekresi asam
lambung sekitar 28% sampai 43%. Pirenzepin juga memiliki efek sitoprotektif.
C. Antagonis resptor H2
Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik
atau esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan ini adalah
simetidin, ranitidin, dan famotidin.
D. Proton pump inhibitor (PPI )
Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari
proses sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI adalah
omeprazol, lansoprazol, dan pantoprazol.
E. Sitoprotektif
Prostaglandin sintetik seperti misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2)
selain bersifat sitoprotektif juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal.
Sukralfat berfungsi meningkatkan prostaglandin endogen, yang selanjutnya
memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan produksi mucus dan meningkatkan
sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan protektif (sile protective)
yang bersenyawa dengan protein sekitar lesi mukosa saluran cerna bagian atas.
F. Golongan prokinetik
Obat yang termasuk golongan ini yaitu sisaprid, domperidon, dan
metoklopramid. Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional
dan refluks esofagitis dengan mencegah refluks dan memperbaiki asam lambung.
2. Ranitidin Injeksi
Komposisi : ranitidine 25mg/ml ( iso 47 p.436 ), 50 mg tiap 6-8 jam
(DIH 17th ed.)
Indikasi : mengobati tukak lambung akibat hiperekskresi asam
lambung, gastro eksofageal reflux disease dengan bekerja sebagai H2-
antagonis (Martindale 36.p.1766)
Farmakologi : antagonis histamine H2 (DIH 17)
Kontraindikasi : pasien dengan riwayat hipersensitif (ISO 47 p.436)
Efek samping : brakikardia, AV block,cardiac arrest tetapi jarang
terjadi (MD36 p.1766); sakit kepala (<3%); konstipasi (<1%)
Interaksi obat : ketoconazole, digoxin, nimopidine, amiodarone,
ampicillin (Medscape)
4. Urdafalk
Komposisi : Ursodeoxycholic acid (ursodiol)
Indikasi : Kolestasis.
Dosis :
Gallstone dilution = 8-10 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis terbagi,
penggunaan lebih dari 24 bulan tidak disarankan.
Gallstone preventive = 300 mg dua kali sehari
Primary Biliary Cirrhosis = 13-15 mg/kg hari dalam 2-4 dosis terbagi.
Farmakologi : Gallstone disolution; mengurangi sekresi kolesterol
dari liver; menurunkan fraksi kolesterol yang direabsrorpsi melalui
intestinal.
Efek samping : Mual, muntah, sakit kepala.
5. Curcuma
Komposisi : Akar temulawak Pulverised
Indikasi : Anoreksia; Ikterus akibat obstruksi.
Dosis : Anoreksia 1-2 tab / drag; Ikterus akibat obstruksi Awalnya 1-2
tab / drag. Jika kemajuan diamati, lanjutkan ½-1 tab / drag.
Farmakologi : Suplemen; hepatoprotektor.
7. HP Pro
Komposisi : Tiap kapsul mengandung Schisandrae Fructus extractum
siccum 7,5 mg.
Indikasi : Membantu memelihara kesehatan hati; membantu
melancarkan peredaran darah.
Dosis : 3 kali sehari 1 kapsul.
SOAP Notes
1.1. Subjective
Nyeri perut sejak 2 minggu yang lalu, nyeri epigastrium, nyeri pada
duodenum, mual dan pegal-pegal.
1.2 Objektif
Physical Examination
Laboratory Test
No. Kondisi Klinik 3/11 4/11 5/11 6/11 7/11 8/11
3 Nadi (x/min) 80 86 84 80 80
4 Sklera kuning + + +
5 AST/SGOT 101 48
6 ALT/SGPT 88 70
2 Hb 11,4
3 Hematokrit 30
4 Kreatinin 0,5
6 Glukosa test 74