You are on page 1of 8

0

J. Agroplantae, Vol.6, No. 1 (2017) Juli : 40 - 45

Jurnal ilmiah udidaya dan pengelolaan tanaman bperkebunan

AgroPlantae
website : www.agroplantaeonline.com situs.jurnal.lipi.go.id/agroplantae

RESPON GULMA BERDAUN SEMPIT TERHADAP APLIKASI


HERBISIDA BERBAHAN AKTIF ISOPROPILAMINA GLIFOSAT
PADA LAHAN KAKAO
The Narrow-Leaved Weed Response To The Application Of Isopropylamine
Glyphosate Systemic Herbicide On Cocoa Fields
Nildayanti* dan Junaedi
Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan.
* Email : nilda.ppnp@gmail.com

INFO ARTIKEL
ABSTRACT/ABSTRAK

Histori Artikel : This study aims to study the response of narrow-leaved weeds to
Diterima 20 April 2017 the application of systemic herbicide with active ingridient of
Disetujui 3 Mei 2017 Isopropylamine glyphosate on cacao plantation. Determination of
location was conducted using purposive sampling method which
determined same area of cocoa overgrown with weed vegetation
and farmer applies intensively control using systemic herbicide with
Keywords : active ingridient of isopropylamine glyphosate. The observations
Narrow-leaved were conducted in Tarengge Village, Wotu District, East Luwu
Weed Regency, South Sulawesi Province. Observations were made by
Isopropylamine plotting 5 plots on each plot of 1 m2 plot conducted in 3 different
glyphosat locations. In each field a vegetation analysis and SDR value was
calculated for each weed species. Based on the result of
observation comparison between SDR value of weeds before and
Kata Kunci : after the application of systemic herbicide with active ingredient of
Gulma berdaun isopropylamine glyphosate, it can be concluded that the herbicide
sempit was able to suppress new weed growth on cocoa field such as:
Isopropylamine Themede arguens L, Mimosa pudica, Digitaria ciliaris, Eleusine
glyphosat indica Land showed total death response. On the other hand, the
old weeds on cocoa fields, such as: Imperata cylindrical, Paspalum
conjugatung, Mimosa pudica, showed the response of resistance
to the Isopropylamine glyphosate herbicide applied.

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui respon gulma berdaun


sempit terhadap aplikasi herbisida sistemik berbahan aktif
Isopropilamina Glifosat pada lahan pertanaman kakao. Penentuan
lokasi digunakan dengan metode purposive sampling yaitu memilih
lahan kakao yang luasannya sama yang ditumbuhi banyak
vegetasi gulma dan petani intensif melakukan pengendalian
dengan herbisida sistemik berbahan aktif isopropilamina glifosat.
Pengamatan di laksanakan di Desa Tarengge, Kecamatan Wotu,
Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Pengamatan
dilakukan dengan membuat 5 plot pada setiap lahan dengan luas
plot 1 m2 yang dilakukan pada 3 lokasi yang berbeda. Pada
masing-masing lahan dihitung analisis vegetasi dan nilai SDR dari
masing-masing jenis gulma. Berdasarkan hasil pengamatan
perbandingan antara nilai SDR gulma sebelum dan setelah
aplikasi herbisida sistemik bahan aktif isopropilamina glifosat,
dapat disimpulkan bahwa herbisida tersebut mampu menekan
pertumbuhan gulma baru pada lahan kakao seperti : Themede
arguens L, Mimosa pudica, Digitaria ciliaris, Eleusine indica L, dan
menunjukkan respon kematian total. Namun berbeda dengan
gulma lama pada lahan kakao seperti : Imperata cylindrical,
1

Paspalum
conjugatum,Mimosa
pudica yang
menunjukan respon
resistensi terhadap
herbisida
Isopropilamina Glifosat.
1

1. PENDAHULUAN cahaya (Sastroutomo, 2010).

Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang Pengendalian gulma secara kimiawi
tumbuh pada lahan tanaman budidaya, merupakan salah satu alternatif dari cara-
tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman cara pengendalian yang ada. Dengan
pokok (tanaman yang sengaja ditanam) cara ini, pekerjaan dalam skala yang luas
dan kehadirannya dapat merugikan dapat lebih cepat diselesaikan, serta pada
tanaman lain yang ada di dekat atau situasi dan kondisi tertentu relativ lebih
disekitar tanaman pokok tersebut. menghemat biaya. Pengendalian gulma
Kehadiran gulma pada lahan pertanian pada lahan perkebunan lebih condong
atau pada lahan perkebunan dapat menggunakan cara kimia yaitu dengan
menimbulkan berbagai masalah. Secara mengaplikasikan herbisida. Untuk
umum masalah-masalah yang ditimbulkan mengendalikan gulma di perkebunan
gulma pada lahan tanaman budidaya kakao, cukup banyak jenis herbisida yang
ataupun tanaman pokok adalah ditawarkan, tetapi belum tentu semua
Terjadinya kompetisi atau persaingan efektif untuk mengendalikan gulma yang
dengan tanaman pokok (tanaman ada. Salah satu diantara jenis herbisida
budidaya). Ada beberapa faktor direkomendasikan yaitu herbisida
lingkungan yang berada dalam keadaan berbahan aktif Isopropilamina Glifosat
terbatas jumlahnya, seperti hara, air, (Sukma, 2010).
cahaya, CO2, dan O2.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu
Tanaman kakao juga tidak luput dari diketahuii metode pengendalian dengan
gangguan gulma. Adapun jenis gulma menggunakan herbisida bahan aktif
yang sering ditemukan pada lahan isopropilamina glifosat untuk gulma
tanaman kakao yaitu : gulma berdaun berdaun sempit pada tanaman kakao.
lebar dan gulma berdaun sempit. Kedua
jenis gulma ini dapat menurunkan hasil
tanaman yang dibudidayakan bila tidak 2. METODE
dikendalikan secara efektif, selain itu
jgulma merupakan salah satu faktor iotik Pengamatan dilaksanakan pada bulan
yang menyebabkan kehilangan hasil April – juni 2016 yang bertempat di lahan
panen. Gulma berasal dari spesies liar petani Desa Tarengge, Kecamatan Wotu,
yang telah lama menyesuaikan diri Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
dengan perubahan lingkungan. Gulma
dapat merugikan tanaman pokok karena Penentuan lahan digunakan dengan
dapat mengambil zat hara dalam tanaman metode purposive sample yaitu memilih
sehingga tanaman pokok terganggu. lahan kakao yang luasannya sama yang
Meskipun gulma tidak mengakibatkan ditumbuhi banyak vegetasi gulma dan
kematian pada tanaman tetapi akan petani intensif melakukan pengendalian
menimbulkan hasil yang kurang dengan herbisida sistemik berbahan aktif
memuaskan karena di dalam tanah terjadi isopropilamina glifosat.
persaingan unsur hara, air, ruang dan

Metode pengambilan data yang di lakukan begitupun seterusnya samapai pada plot
adalah pengambila data secara langsung. ke lima (5).
Kegiatan ini dilakukan dengan cara
membuat lima (5) plot dalam satu (1) Setelah analisis vegetasi gulma, kembali
lahan, Begitupun dengan lahan dua (2) dilakukan penyemprotan dengan
dan tiga (3), dengan luas plot 1 m2 . dalam menggunakan herbisida berbahan aktif
satu (1) plot, dilihat jenis gulma yang isopropilamina glifosat sesuai dengan
berdaun sempit apa saja yang terdapat anjuran. setelah di semprot identifikasi
dalam plot tersebut, kemudian di hitung selanjutnya dilakukan pengamatan
jumlah gulma untuk setiap jenis, pengaruh herbisida terhadap gulma yaitu
2

kematian dan kemampuan setiap jenis


gula untuk pulih setelah aplikasi herbisida. Frekuensi Relatif (FR) :
Analisis vegetasi kembali dilakukan 6 kali
setelah alpikasi herbisida. Kemudian pada Frekuensi suatu jenis
akhir pengamatan dihitung lagi jenis FR = Frekuensi seluruh jenis x 100 %
gulma yang tumbuh (analisis vegetasi).
Data ini merupakan data pembanding Indeks Nilai Penting (INP) :
sebelum dan setelah aplikasi herbisida.
INP % = Kerapatan Relatif + Frekuensi
Data yang di peroleh diolah menggunakan Relatif
persamaan-persamaan sebagai berikut :
Sommed Dominan Ratio (SDR) :
jumlah jenis
Kerapatan = Kerapatan Relatif+Frekuensi Relatif
luas total petak contoh SDR % = 2

Kerapatan Relatif (KR) :


3. HASIL DAN PEMBAHASAN
kerapatan suatu jenis
KR = x 100 %
kerapatan seluruh jenis Keadaan vegetasi gulma pada lahan yang
di amati pada kebun pertama (1),kebun
Frekuensi (F) : ke-dua (2), dan ke-tiga (3) sebelum
aplikasi herbisida. Disajikan pada tabel
jumlah plot diketemukan suatu jenis berikut :
F= x 100 %
jumlah seluruh plot pengamatan

Tabel 1 : Analisa vegetasi gulma sebelum aplikasi herbisida

Jenis- jenis gulma SDR % SDR % SDR % Rata-rata %


Kebun I Kebun II Kebun III
Impereta cylindrical 19,15 13,49 29,56 62,2
Paspalum conjugatum 8,55 30,74 11,5 50,79
Eleusine indica L 18,9 7,32 4,09 30,31
Mimosa pudica 15,81 3,47 0 19,28
Digitaria ciliaris 4,31 10,37 5,06 19,74
Themede arguens L 23,39 23,41 16,91 63,71

Sumber : Data primer diperoleh setelah diolah (2016)

Tabel 2 : Analisa Vegetasi Gulma Setelah Aplikasi Herbisida 2 Bulan Setelah Aplikasi

Jenis- jenis gulma SDR % SDR % SDR % Rata-rata %


Kebun I Kebun II Kebun III
Impereta cylindrical 37,71 42,42 0 80,13
Paspalum conjugatum 36,7 31,28 53 120,98
Eleusine indica L 0 0 0 0
Mimosa pudica 0 0 9,33 9,33
Digitaria ciliaris 0 0 0 0
Themede arguens L 0 0 0 0

Sumber : Data primer diperoleh setelah diolah (2016)


1

Keterangan :

K = Kerapatan INP = Indeks Nilai Penting


KR = Kerapatan Relatif SDR = Sommed Dominant Ratio
F = Frekuensi Angka 0 = Gulma sudah Mati
FK = Frekuensi Relatif

140
120.98
120

100
80.13
80
62.2 63.71
60 50.79

40 30.31
19.28 19.74
20 9.33
0 0 0
0
Impereta Paspalum Eleusine indica Mimosa Digitaria Themede
cylindrical conjugatum L pudica ciliaris arguens L

Sebelum aplikasi Setelah aplikasi

Gambar 1. Diagram Perbandingan Nilai SDR Sebelum dan Sesudah Aplikasi Herbisida
pada Tiap Lahan

.
Secara umum, terlihat bahwa ada berdasarkan data setelah apikasi
beberapa jenis gulma yang herbisida. Metusala (2006), melaporkan
memperlihatkan respon resistensi bahwa herbisida yang berbahan aktif
terhadap aplikasi herbisida bahan aktif Isopropilamina glifosat efektif dalam
isopropilamina glifosat. Jenis-jenis gulma mengendalikan gulma berdaun sempit
tersebut adalah Impereta cylindrical, yaitu : Eleusine indica, Digitaria ciliaris,
Paspalum conjugatum, Mimosa pudica, Themede arguens L, Ciperus iria, di
yang nilai SDR nya tinggi setelah aplikasi mana populasi gulma yang mati 2 bulan
herbisida. Hal tersebut terlihat pada tabel setelah aplikasi lebih besar dari 80
perbandingan nilai SDR sebelum dan persen. Herbisida Isopropilamina glifosat
sesudah aplikasi herbisida bahan aktif ternyata mampu mematikan gulma
isopropilamina glifosat. Namun ada juga dengan baik, dengan dosis aplikasi 100
jenis gulma yang efektif dikendalikan ml/15 l air. Menurut Salam (2008), glifosat
dengan menggunakan herbisida bahan termasuk herbisida purna tumbuh yang
aktif isopropilamina yaitu Themede berspektrum luas, bersifat tidak selektif,
arguens L, Impereta cylindrical, Eleusine dan sangat efektif untuk mengendalikan
indica L, Digitaria ciliaris yang memiliki gulma tahunan, gulma berdaun sempit.
nilai SDR 0 ( gulma mati). Hal ini terlihat Tipe formulasi herbisida ini adalah
2

aquasolution yang berbentuk pekata Secara umum herbisida sistemik


berwarnah kuning kecoklatan yang larut berbahan aktif isopropilamina glifosat ini
dalam air. Cara kerja herbisida disarankan untuk mengendalikan gulma
Isopropilamina glifosat bersifat sistemik, berdaun sempit seperti Eleusine indica L,
sehingga dapat mematikan seluruh bagian Digitaria ciliaris, Themede arguens L,
gulma termasuk akar dan bagian vegetatif yang menunjukan kematian total.
di dalam tanah. Hail ini terjadi, karena Berdasarkan hasil pengamatan juga
partikel menunjukan bahwa respon gulma
herbisida yang bersifat racun ditranslokasi terhadap aplikasi herbisida yang bersifat
kan dari daun sampai ke bagian akar di sistemik terlihat pada lampiran yaitu tabel
dalam tanah. Penggunaan herbisida pengamatan kematian gulma, hal ini
memberikan harapan baik, tetapi mutlak sesuai dengan pendapat (Djojosumarto,
diperlukan pengetahuan dasar yang 2008), bahwa herbisida sistemik bahan
memadai tentang teknik pengendalian aktif isopropilamina glifosat mampu
gulma secara kimiawi. termasuk di mematikan gulma 1-2 minggu setelah
antaranya penentuan jenis herbisida, cara aplikasi herbisida.
pemakaian, ketepatan dan waktu aplikasi.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa herbisida
Sebagian besar gulma sasaran yang sistemik adalah herbisida yang cara
diperoleh dengan herbisida sistemik kerjanya ditranslokasikan ke seluruh
berbahan aktif isopropilamina glifosat tubuh atau bagian jaringan gulma, mulai
memberikan respon penurunan nilai SDR dari daun sampai keperakaran atau
atau penurunan jumlah populasi, bahkan sebaliknya. Cara kerja herbisida ini
beberapa gulma memberikan respon membutuhkan waktu 1-2 minggu untuk
kematian total. Namun ada 4 jenis gulma membunuh tanaman pengganggu
yang memberikan respon resisten tanaman budidaya (gulma) karena tidak
terhadap aplikasi herbisida berbahan aktif langsung mematikan jaringan tanaman
isopropilamina glifosat, gulma tersebut yang terkena, namun bekerja dengan cara
yaitu : Imperata cylindrical dengan nilai menganggu proses fisiologi jaringan
SDR sebelum aplikasi 62,2% dan setelah tersebut lalu dialirkan ke dalam jaringan
aplikasi 80,13%, demikian pula gulma tanaman gulma dan mematikan jaringan
Paspalum conjugatum nilai SDR sebelum sasarannya seperti daun, titik tumbuh,
aplikasi 50,79% dan setelah aplikasi tunas sampai ke perakarannya.
120,98% Gulma tersebut adalah gulma Keistimewaannya, dapat mematikan tunas
lama atau gulma yang tumbuh terus – tunas yang ada dalam tanah, sehingga
menerus ini disebabkan karena gulma menghambat pertumbuhan gulma
sudah rentan terhadap herbisida tersebut. Efek terjadinya hampir sama
berbahan aktif isopropilamina glifosat, merata ke seluruh bagian gulma, mulai
Sebagian gulma memperlihatkan dari bagian daun sampai perakaran.
penurunan nilai SDR yaitu gulma Mimosa Dengan demikian, proses pertumbuhan
pudica dengan nilai SDR sebelum kembali juga terjadi sangat lambat
aplikasi 19,28% dan setelah aplikasi sehingga rotasi pengendalian dapat lebih
9,33%. Sedangkan yang memberikan lama (panjang).
respon kematian total yaitu : jenis gulma
yang baru tumbuh pada lahan tersebut Penggunaan herbisida sistemik ini secara
diantaranya : Eleusine indica L dengan keseluruhan dapat menghemat waktu,
nilai SDR sebelum aplikasi 30,31% dan tenaga kerja, dan biaya aplikasi. Herbisida
setelah aplikasi 0%, Digitaria ciliaris sistemik dapat digunakan pada semua
dengan nilai SDR sebelum aplikasi jenis alat semprot, termasuk sistem ULV
19,74% dan setelah aplikasi 0%, (Micron Herbi), karena penyebaran bahan
Themede arguens L dengan nilai SDR aktif ke seluruh gulma memrlukan sedikit
sebelum aplikasi 63,71% dan setelah pelarut Aplikasi herbisida dilakukan satu
aplikasi 0%. kali pada semua plot pengamatan dengan
dosis yang sama, kemudian dilakukan
3

pengamatan. Pengaruh herbisida bahan menunjukan respon resistensi terhadap


aktif isopropilamina glifosat terhadap herbisida Isopropilamina Glifosat.
gulma berdaun sempit dengan melihat
atau mengamati kerusakan/kematian
gulma akibat herbisida dan kemampuan DAFTAR PUSTAKA
setiap gulma yang hidup kembali akibat
herbisida. Djojosumarto, 2008. Cara Kerja Herbisida.
Yokyakarta. Fakultas Pertanian.
4. KESIMPULAN DAN SARANN Metusala, D. 2006. Waktu aplikasi dan
dosis herbisida. Yokyakarta :
Berdasarkan hasil pengamatan Fakultas Pertanian.
perbandingan antara nilai SDR gulma Salam, A.K., 2008. Penggunaan Metode
sebelum dan setelah aplikasi herbisida Pergerakan Herbisida Purna
sistemik bahan aktif isopropilamina Tumbuh Isopropilamiana Glifosat.
glifosat, dapat disimpulkan bahwa Jurnal Tanah Tropika.
Herbisida berbahan aktif isopropilamina Sastroutomo, S. S. 2010. Ekologi Gulma.
glifosat mampu menekan pertumbuhan Jakarta : Gramedia Pustaka
gulma baru pada lahan kakao seperti : Utama..
Themede arguens L, Mimosa pudica, Sastroutomo, 2010. Pengantar Ilmu
Digitaria ciliaris, Eleusine indica L, Gulma. Jakarta : Agromedia
dimana pada tabel hasil menunjukan pustaka.
respon kematian total. Namun berbeda Sukma, Y. 2010. Gulma Dan Teknik
dengan gulma lama pada lahan kakao Pengendaliannya. Jakarta :
seperti : Imperata cylindrical, Paspalum Rajawali Press.
conjugatum, Mimosa pudica yang
4

You might also like