You are on page 1of 8

Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No.

1, Agustus 2019 : 33 – 40

REVIEW: PEMANFAATAN BROMELIN PADA BEBERAPA PANGAN LOKAL INDONESIA

(Review: Utilization of Bromelain on Several Indonesian Local Foods)

WARSONO EL KIYAT1*, KEVIN REYNALDO2, JEREMIAH IRWAN2

1Institute
of Biochemical Science, College of Life Sciences, National Taiwan University
No.1, Section 4, Roosevelt Rd, Da’an District, Taipe City 10617, Taiwan
2Departemen Teknologi Pangan, Fakultas Ilmu Hayati, Universitas Surya,

Jl. MH. Thamrin KM 2.7, Banten 15117, Indonesia


*Email: warsono.el.kiyat@gmail.com HP : 087711052329

ABSTRACT

Bromelain is one of the protease that can be produced from all parts of the pineapple plants (Ananas
comosus). It has potential to improve quality of local Indonesian food such as tempeh gembus, virgin
coconut oil (VCO), and dumbo catfish based fish sauce (DCBFS). Tempeh gembus is a traditional
food that has unique characteristics especially in its taste because contains amino acids. VCO attracts
consumers because of its health aspect. Its raw materials are available in Indonesia. DCBS is a
product of fermented fish with salt that has a distinctive taste and is produced in Indonesia. This study
aimed to analyze the effect of bromelain on local Indonesian food and its applications. The result
showed that the use of bromelain in local Indonesian food could improve the quality and nutritional
value of local food. Bromelain can be used in local food like tempeh gembus, virgin coconut oil, and
fish sauce from dumbo catfish. The use of bromelain in tempeh gembus could increase both of the
water-soluble nitrogen level and the pH value. However, the addition of bromelain in the production of
virgin coconut oil and fish sauce from dumbo catfish could increase the yield of theirs.

Keywords : Bromelain, Fish sauce, Local food, Protease, Tempeh gembus, Virgin coconut oil

PENDAHULUAN substrat, inhibitor, pH, dan suhu. Bromelin


yang diperoleh dari daging buah nanas
Kemajuan teknologi di industri modern matang cenderung memiliki nilai aktivitas yang
telah mengaplikasikan berbagai macam lebih tinggi dibandingkan dengan buah nanas
bentuk enzim di dalam proses produksinya. mentah dengan kondisi optimum pada pH 6,5
Hal tersebut diperkuat dengan meningkatnya dan suhu 50oC (Sree et al., 2012). Adanya
kesadaran akan efek terhadap lingkungan dari inhibitor berupa ion logam Fe3+ dan Cu2+
dampak industrialisasi secara kimia (Arshad et mampu menurunkan aktivitas bromelin secara
al., 2014). Secara umum, berdasarkan signifikan (Liang et al., 2012). Bromelin dapat
reaksinya enzim terbagi menjadi 6 kategori, diimobilisasi menggunakan matriks yang
yaitu: oksidoreduktase, transferase, hidrolase, terbuat dari kitosan dan karagenan untuk
liase, ligase, dan isomerase (Blanco dan menjaga kestabilannya (Sebayang, 2006).
Blanco, 2017). Protease, yang merupakan Dalam industri pangan, bromelin dapat
jenis enzim dari hidrolase, cukup mendominasi diaplikasikan pada baking industry untuk
pangsa pasar dunia yaitu sekitar 60% dari total menghasilkan adonan yang lebih
golongan enzim lainnya di mana produsen mengembang dan produksi tepung
utama dari protease tersebut adalah Novo hipoalergenik (Kong et al. 2007; Watanabe et
Industries, Gist-Brocades, Genencor al., 2000), agen tenderization dalam proses
International, dan Miles Laboratories (Feijoo- hidrolisis miofibril pada daging (Hage et al.,
siota dan Villa, 2011). Bromelin merupakan 2013), agen anti-browning untuk menghambat
salah satu protease yang memiliki potensi pencoklatan pada buah dan oksidasi fenol
cukup besar dalam pengaplikasian di bidang (Chaisakdanungull et al., 2007), dalam pem-
industri pangan. buatan minuman beralkohol, bromelin
Bromelin (EC 3.4.22.32) merupakan digunakan untuk mengatur kestabilan bir dan
salah satu jenis protease yang biasanya mengurangi pembentukan busa (Benucci et
diperoleh dari berbagai bagian tanaman nanas al., 2011), dan produksi hidrolisat protein dari
(Ananas comosus) (Pavan et al., 2012). daging ikan (Elavarasan et al., 2014). Karena
Aktivitas bromelin dipengaruhi oleh berbagai aplikasi yang cukup luas di dalam industri
macam faktor, seperti: sumber enzim, jenis pangan, penggunaan bromelin terhadap bahan
pangan lokal Indonesia memiliki potensi yang

33
Pemanfaatan Bromelin pada Pangan Lokal Indonesia (Kiyat, dkk)

besar untuk meningkatkan kualitas mutu dan amino 0,13%, dan pH 6,66.
nilai gizi dari bahan pangan lokal seperti tempe Tingkat kesukaan yang diperoleh dari
gembus, kecap ikan dan virgin coconut oil perlakuan terbaik ditunjukkan pada Gambar 1,
(VCO). yaitu rasa 4,75 (suka), aroma 4,45 (suka),
tekstur 3,80 (netral), dan kenampakan 4,50
Pengaruh Bromelin Terhadap Kualitas (suka). Atribut uji rasa memiliki pengaruh yang
Tempe Gembus signifikan, sementara atribut aroma, tekstur,
Peran bromelin dalam meningkatkan dan kenampakan tidak terdapat pengaruh
kualitas tempe gembus dilaporkan pada yang signifikan. Adanya perbedaan signifikan
penelitian Wijaya dan Yunianta (2015) yang pada atribut rasa disebabkan oleh semakin
bertujuan untuk menentukan konsentrasi dan tinggi konsentrasi bromelin dan waktu inkubasi
lama waktu inkubasi dari bromelin yang yang diberikan, maka asam amino hasil
optimal dalam menghasilkan formula tempe hidrolisis enzim akan semakin banyak. Asam
gembus terbaik. Bromelin yang digunakan glutamat yang dihasilkan selama proses
dalam proses penelitian ini merupakan jenis hidrolisis mampu memberikan efek rasa gurih
bromelin komersil. Proses penelitian dimulai pada tempe gembus.
dengan pembuatan tempe gembus, yaitu Air dapat digunakan salah satau
dengan mencampurkan ampas tahu pada sebagai paramater stabilitas dari reaksi
masing-masing perlakuan varian konsentrasi enzimatis (Rahman, 2010). Gambar 2
bromelin sebanyak 100 ppm, 300 ppm, dan menunjukkan bahwa proses hidrolisis bromelin
500 ppm dengan lama inkubasi sesuai dengan membutuhkan kandungan air dari dalam
masing-masing perlakuan yaitu 2 jam, 4 jam, bahan, karena sisi aktif enzim saling berikatan
dan 6 jam. Ampas tahu kemudian dicampur dengan substrat melalui ikatan hidrogen
dengan ragi dan difermentasi selama 36 jam (Savitri, 2011). Peningkatan konsentrasi enzim
hingga menjadi tempe gembus. Tempe dapat menurunkan kadar air tempe. Menurut
gembus yang telah jadi kemudian melalui Adawiyah et al. (2012), reaksi hidrolisis sangat
proses pengujian kadar air, kadar protein dipengaruhi oleh keberadaan air di dalam
terlarut, kadar N-amino, pH, dan uji kesukaan sistem. Penambahan enzim dalam jumlah
(warna, aroma, tekstur, dan kenampakan). yang semakin tinggi pada tempe gembus
Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan membutuhkan air yang semakin banyak untuk
terbaik berdasarkan parameter kimia dan melakukan hidrolisis, sehingga konsentrasi air
organoleptik adalah produk tempe gembus di pada tempe gembus semakin sedikit
dengan penggunaan bromelin sebanyak 500 (Wijaya dan Yunianta, 2015)
ppm dan lama inkubasi 6 jam. Parameter kimia Gambar 2 menunjukkan bahwa
yang diperoleh dari perlakuan terbaik adalah semakin tinggi konsentrasi enzim yang
kadar air 74,78%, protein terlarut 0,57%, N- ditambahkan dan semakin lama waktu

a) c)

b) d)

Gambar 1. Rerata Kesukaan Panelis Terhadap Atribut Aroma (a), Rasa (b), Kenampakan (c), dan
Tekstur (d) Tempe Gembus (Wijaya dan Yunianta, 2016)

34
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 1, Agustus 2019 : 33 – 40

a) b)

Gambar 2. Pengaruh Konsentrasi Enzim dan Waktu Inkubasi Terhadap Kadar Air (a) dan Protein
Terlarut (b) Tempe Gembus (Wijaya dan Yunianta, 2016)
inkubasi yang dilakukan maka presentase sejalan dengan Utami et al. (2011) yang
protein terlarut semakin rendah. Menurut membuktikan bahwa penambahan ekstrak
Subagio et al. (2002), proses hidrolisis yang nanas yang mengandung bromelin dapat
terjadi dapat menurunkan berat molekul meningkatkan pH daging. Semakin lama
protein serta meningkatkan jumlah dari gugus waktu inkubasi menyebabkan proses hidrolisis
polar. Menurut Palupi et al. (2010), hidrolisis menjadi semakin panjang sehingga mampu
protein dapat mengubah sifat protein dari tidak meningkatkan kadar nitrogen larut air yang
larut menjadi lebih mudah larut, yang berakibat pada peningkatan pH (Wijaya dan
kemudian dihidrolisis oleh bromelin dan Yunianta, 2015). Pada penelitian lain
kapang menjadi asam amino. Hal ini sejalan menunjukkan bahwa pH dan suhu optimum
dengan Susi (2012), yang menyatakan bahwa dari bromelin berturut-turut yaitu pH 6,5–8,0
selama fermentasi tempe, Rhizopus dan 55–60°C (Bhattacharya dan
oligosporus menghasilkan enzim proteolitik Bhattacharyya, .2007).
yang dapat mendagradasi protein kompleks
menjadi lebih sederhana. Hal ini menyebabkan Pengaruh Bromelin Terhadap Kualitas
jumlah protein terlarut mengalami penurunan. Kecap Ikan Lele Dumbo
Gambar 3 menunjukkan pengaruh Aplikasi dan penggunaan protease
konsentrasi enzim dan waktu inkubasi untuk menghidrolisis daging ikan sebagai
terhadap nilai pH dan total N-amino dari tempe substrat sangat banyak dan bervariasi
gembus. Semakin tinggi konsentrasi dan lama (Himonides et al., 2011). Peran bromelin
waktu inkubasi dari bromelin, maka dapat dalam meningkatkan kualitas kecap ikan lele
menurunkan kadar protein terlarut dan dumbo dilaporkan pada penelitian terdahulu
meningkatkan kadar N-amino dan pH. Menurut yang bertujuan untuk mengetahui peranan
Sunarsih (2008), bromelin merupakan crude bromelin terhadap kualitas kecap ikan
hidrolase yang memiliki kemampuan memecah lele dumbo (Dewi et al., 2016). Bromelin yang
protein menjadi bentuk yang lebih sederhana diekstrak dari buah dan bonggol nanas
seperti asam amino (Nurhidayah et al., 2013) digunakan sebagai katalisator yang
dengan bantuan air. Hal ini menyebabkan mempercepat proses hidrolisis pada
asam amino yang bersifat hidrofilik, yang fermentasi kecap ikan lele dumbo. Proses
memiliki gugus OH (Florence dan Attwood, penelitian dimulai dengan mengekstrak crude
2011) dapat berikatan dengan air sehingga bromelin dari buah dan bonggol nanas.
dapat meningkatkan pH dalam sistem. Hal ini Setelah itu, daging ikan lele dumbo bersih

a) b)

Gambar 3. Pengaruh Konsentrasi Enzim dan Waktu Inkubasi terhadap pH (a) dan N-amino (b)
Tempe Gembus (Wijaya dan Yunianta, 2016)

35
Pemanfaatan Bromelin pada Pangan Lokal Indonesia (Kiyat, dkk)

dicampurkan dengan crude bromelin pada 2011). Oleh karena itu, karakteristik
masing - masing varian konsentrasi yang organoleptik dapat berpengaruh karena
berbeda sebanyak 0% (kontrol) (P0), 3% (B3), adanya hidrolisis protein yang diakibatkan
6% (B6), dan 9% (B9). Seluruh perlakuan protease, dalam hal ini bromelin.
difermentasi selama 3 hari pada suhu 50oC Berdasarkan Tabel 2 mengenai uji
dan disaring untuk mendapatkan cairan organoleptik kecap ikan, konsentrasi 9%
hidrolisatnya. Cairan hidrolisat dipanaskan bromelin memberikan penilaian tertinggi pada
selama 20 menit pada suhu 80 - 100oC untuk atribut warna, tekstur, dan aroma sementara
menjadi kecap ikan lele yang selanjutnya memberikan penilaian terendah pada atribut
dilakukan uji organoleptik (aroma, rasa, rasa. Tingginya kadar asam amino dan
tekstur, warna) dan analisis proksimat. Hasil senyawa pembentuk aroma yang dihasilkan
penelitian menunjukan bahwa crude bromelin pada konsentrasi 9% enzim bromalein
pada konsentrasi yang berbeda berpengaruh memberikan efek warna pencoklatan
terhadap kualitas kecap ikan lele dumbo yang (browning), aroma khas nanas, dan tekstur
dihasilkan. Konsentrasi penggunaan bromelin cair yang lebih disukai oleh panelis.
terbaik terhadap kualitas kecap ikan lele Sementara untuk atribut rasa, lebih tingginya
dumbo yaitu konsentrasi 9% karena kandungan asam amino dan lemak membuat
menghasilkan volume hidrolisat, kadar protein, rasa menjadi kurang enak berdasarkan
kadar lemak, dan mutu sensoris paling tinggi penilaian panelis (Dewi et al., 2016). Bromelin
yaitu masing-masing sebesar 99,67 ml, juga dapat digunakan pada beberapa macam
77,86%, 6,81% dan 5,89 yang dapat dilihat produk berbasis komoditas perikanan lainnya.
pada Tabel 1. Adapun kandungan protein dari Wijayanti et al. (2016) telah melakukan
tersebut berbeda dengan yang dilaporkan penelitian dengan membuat hidrolisat protein
pada penelitian lain yang mengkaji kandungan ikan bandeng pada varian konsentrasi
protein kecap ikan yang dibuat dari limbah bromelin yang berbeda. Hasil menunjukkan
surimi yaitu sekitar 11,14-15,33 g/L konsentrasi bromelin memiliki pengaruh yang
(Sangjindavong et al., 2009). signifikan terhadap nilai kadar protein, lemak,
Tabel 1. Perbandingan Rerata Paramater (Volume, Kadar Protein, Lemak, dan Air) Kecap Ikan pada
Berbagai Perlakuan
Parameter Perlakuan
No
0% 3% 6% 9%
1 Volume (ml) 0,00 91,33 97,00 99,67
2 Kadar Protein (%bk) 62,79 67,35 77,86
3 Kadar Lemak (%bk) 3,44 4,78 6,81
4 Kadar Air (%) 80,96 82,02 84,11
Sumber: Dewi et al. (2016)

Bromelin dengan konsentrasi tertinggi air, abu, serat kasar dan rendemen (P<0,05),
(9%) mampu meningkatkan hasil hidrolisat tetapi tidak berpengaruh secara signifikan
yang dihasilkan. Bromelin mampu pada kadar karbohidrat (P>0,05). Kondisi
menghidrolisis protein pada kolagen dan serat optimum yang digunakan untuk menghidrolisis
otot ikan yang dapat meningkatkan kadar air daging Ikan bandeng menjadi hidrolisat protein
pada volume hidrolisat. Proteolisis pada adalah dengan varian konsentrasi bromelin 6%
kolagen dan serat otot ikan oleh bromelin dan lama waktu hidrolisis selama 6 jam
menghasilkan fragmen protein dengan rantai (Wijayanti et al., 2016).
peptida yang lebih pendek dan asam amino
sehingga dapat meningkatkan kadar protein Aplikasi Bromelin Pada Pembuatan Virgin
terlarut (Dewi et al., 2016). Peningkatan kadar Coconut Oil
lemak disebabkan oleh pecahnya ikatan Virgin coconut oil (VCO) diekstraksi dari
protein pada bagian lipoprotein akibat proses kernel daging kelapa segar dan matang
hidrolisis oleh bromelin. melalui berbagai metode. Tidak ada prasyarat
Masalah umum yang timbul dari pemrosesan secara spesifik yang ditetapkan
hidrolisis substrat protein yaitu munculnya rasa dalam memproduksi VCO (Marina et al.,
pahit (Gerelt et al., 2000). Hal ini telah 2009a). Beberapa metode yang digunakan
dilaporkan pada beberapa penelitian dan untuk memproduksi VCO telah dilakukan,
beberapa di antaranya mencoba untuk salah satunya menggunakan metode basah, di
mengidentifikasi sifat dari rasa pahit dan
menghindari pembentukannya, meng-
hilangkan, atau secara kimia memanipulasi
senyawa mengurangi rasa pahit (Hou et al.,

36
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 1, Agustus 2019 : 33 – 40

Tabel 2. Perbandingan Paramater Organoleptik (Warna, Tekstur, Rasa, dan Aroma) Kecap Ikan
pada Berbagai Perlakuan
Parameter Perlakuan
No
3% 6% 9%
1 Warna 3,56 4,47 5,21
2 Tekstur 5,99 6,49 8,07
3 Rasa 5,24 4,92 4,36
4 Aroma 4,65 4,68 5,91
Sumber: Dewi et al. (2016)
bekerja dengan optimal. Jumlah VCO
mana VCO juga dapat dihasilkan melalui terbanyak dihasilkan pada penambahan 0,5
proses enzimatis dan juga fermentasi gram ragi dan 10 ml ekstrak nanas sebesar
(Raghavendra dan Raghavarao, 2010). Selain 30,45 ml/100 ml santan. Rendemen VCO yang
itu, pemanfaatan bromelin dalam pembuatan dihasilkan dari penelitian lebih tinggi
VCO dilaporkan juga oleh Silaban et al. (2010) dibandingkan Anwar dan Salma (2016), yaitu
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh 26,99%. Adapun terkait jumlah protein yang
penambahan bromelin dari nanas pada santan dihasilkan dalam pembuatan VCO dengan
terhadap kualitas VCO yang dibuat dengan metode selain enzimatis seperti cara basah
metode fermentasi. Bromelin yang digunakan yaitu 45,6% (Onsaard et al., 2005) dan
merupakan enzim kasar yang didapatkan dari pengasaman yaitu 16,2% (Susanto, 2012).
bagian bonggol nanas yang dihancurkan dan Berdasarkan Gambar 4b mengenai
disaring. Penambahan bromelin berfungsi kadar air VCO, pengujian kadar air didapatkan
untuk memecah emulgator antara fase air dan bahwa semakin banyak ekstrak nanas yang
minyak pada santan. Penelitian dimulai ditambahkan, maka semakin tinggi kadar air
dengan proses ekstraksi bromelin dari nanas yang ada pada VCO. Hal ini disebabkan oleh
untuk mendapatkan crude bromelin dan ekstrak nanas memiliki kandungan air yang
persiapan ragi Rhizopus oligosporus. Ragi cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan
Rhizopus oligosporus dan ekstrak nanas kadar air dari VCO (Silaban et al., 2010). Pada
dicampurkan kedalam 100 ml santan dalam 4 penelitian lain dilaporkan bahwa fermentasi
gelas yang berbeda dengan konsentrasi dengan 200 ppm bromelin dan inokulasi S.
ekstrak nanas dan ragi masing-masing (0,5 g : cerevisiae dapat menghasilkan minyak kelapa
6%) ; (0,5 g : 8%) : (0,5 g : 10%) ; (0,5 g : dengan kualitas terbaik dan mengandung
12%). Larutan blanko dibuat tanpa MCFA sesuai dengan standar APCC
penambahan ekstrak nanas dan ragi tempe. (Salahudin dan Supriyatna, 2014).
Setelah proses pencampuran, proses Asam lemak bebas (ALB) adalah ukuran
fermentasi dilakukan selama 24 jam pada mg potasium hidroksida yang diperlukan untuk
kondisi gelap untuk mendapakan VCO. VCO menetralkan asam lemak bebas yang ada
yang diperoleh kemudian dilakukan proses dalam 1 g lemak (Mansor et al., 2012).
pengujian kadar air, kadar asam lemak bebas, Berdasarkan Gambar 4c mengenai kadar
dan bilangan iodin untuk menentukan kualitas asam lemak bebas pada VCO, pengujian
dari VCO (Silaban et al., 2010). asam lemak bebas didapatkan kandungan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa asam lemak bebas berada di antara 0,072 -
hasil VCO tanpa penambahan ragi dan ekstrak 0,19 dimana angka tersebut relatif rendah.
nanas memiliki jumlah yang lebih sedikit ALB yang terkandung dalam VCO sekitar 0,29
dibandingkan dengan penambahan ragi dan – 0,46 mg KOH/1 g (Marina et al., 2009b). ALB
ekstrak nanas. Hal tersebut disebabkan terbentuk dari hidrolisis ester oleh lipase atau
adanya protease berupa bromelin pada nanas uap air yang berpengaruh terhadap rasa dan
yang ditambahkan ke dalam santan. Bromelin aroma pada lemak. Semakin lama waktu yang
mendegradasi protein yang memerangkap dibutuhkan untuk mengeringkan daging
minyak sehingga minyak dapat keluar dari sebelum ekstraksi minyak pada gilirannya,
gumpalan protein. Berdasarkan Gambar 4a dapat menyebabkan lebih banyak waktu untuk
mengenai jumlah rendemen perolehan VCO, mengalami ketengikan yang dapat terjadi,
jumlah VCO yang dihasilkan semakin yang dapat meningkatkan ALB ketika
meningkat dengan meningkatnya penambahan trigliserida dipecah menjadi gliserol dan asam
konsentrasi ekstrak nanas. Pada kombinasi lemak (Osawaa et al., 2007).
penambahan 0,5 g ragi dan 12 ml ekstrak Bilangan iodin memiliki pengaruh pada
nanas, terjadi penurunan jumlah VCO yang parameter kualitas keseluruhan dari VCO,
disebabkan oleh kondisi enzim yang telah seperti umur simpan, kenampakan serta rasa
mencapai titik jenuh sehingga tidak dapat dan bau (Mansor et al., 2012). Berdasarkan
Gambar 4d mengenai kadar bilangan ionin

37
Pemanfaatan Bromelin pada Pangan Lokal Indonesia (Kiyat, dkk)

VCO, pengujian bilangan iodin didapatkan Blanco, A., Blanco, G., 2017. Enzymes,
bilangan iodin berkisar 7-9 iod/100 gr minyak. Medical Biochemsitry. Academic Press,
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Cambridge, USA.
penambahan ekstrak nanas pada santan Chaisakdanungull, C., Theerakulkait, C.,
dapat menghasilkan VCO lebih banyak dari Wrolstad, R.D., 2007. Pineapple Juice
tanpa penambahan ekstrak nanas. and Its Fractions in Enzymatic Browning
VCO dengan penambahan ekstrak Inhibition of Banana (Musa (AAA Group)
nanas juga memiliki kualitas yang cukup baik Gros Michel). J. Agric. Food Chem. 55,
(Silaban et al., 2010). Jika dibandingkan 4252–4257.
dengan metode lain, penggunaan enzim dapat Dewi, K., Karnila, R., Loekman, L., 2016.
menghasilkan bilangan iodin yang lebih tinggi Pengaruh Penambahan Crude Enzim
(Mansor et al., 2012). Bromelin Berbeda Terhadap Kualitas
Kecap Ikan Lele Dumbo (Clarias
KESIMPULAN DAN SARAN gariepinus). Universitas Riau.
Elavarasan, K., Kumar, V.N., Shamasundar,
Berdasarkan kajian yang telah B.A., 2014. Antioxidant and Functional
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Properties of Fish Protein Hydrolysates
penggunaan bromelin 500 ppm dengan lama from Fresh Water Carp (Catla catla) as
waktu inkubasi selama 6 jam mampu Influenced by the Nature of Enzyme. J.
meningkatkan kandungan asam amino dari Food Process. Preserv. 38, 1207–1214.
tempe gembus. Penggunan crude bromelin Feijoo-siota, L., Villa, T.G., 2011. Native and
dengan jumlah 9% mampu menghasilkan Biotechnologically Engineered Plant
hidrolisat protein, kadar protein terlarut, dan Proteases with Industrial Applications.
mutu sensoris maksimum dari kecap ikan lele Food Bioprocess Technol. 4, 1066–1088.
dumbo. Penambahan bromelin pada Florence, A., Attwood, D., 2011. Peptides,
pembuatan VCO dan kecap ikan lele dumbo Proteins and Other Biopharmaceuticals,
dapat meningkatkan rendemen. in: Physicochemical Principles of
Pharmacy. Pharmaceutical Press
Ucapan Terima Kasih Publishing, London, hal. 451–476.
Gerelt, B., Ikeuchi, Y., Suzuki, A., 2000. Meat
Ucapan terima kasih diberikan kepada Tenderization by Proteolytic Enzymes
Lembaga Penelitian dan Pengabdian After Osmotic Dehydration. Meat Sci. 56,
Masyarakat (LPPM) Surya University atas 311–318.
bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan. Hage, D.S., Anguizola, J.A., Bi, C., Li, R.,
Matsuda, R., Pfaunmiller, E., Vargas, J.,
DAFTAR PUSTAKA Zheng, X., 2013. Pharmaceutical and
biomedical applications of affinity
Adawiyah, D.R., Soekarto, T.S., Hariyadi, P., chromatography: recent trends and
2012. Fat hydrolysis in a food model developments. J. Pharm. Biomed. Anal.
system: effect of water activity and glass 69, 93–105.
transition. Int. Food Res. J. 19, 737–741. Himonides, A.T., Taylor, A.K.D., Morris, A.J.,
Anwar, C., Salma, Z., 2016. Perubahan 2011. A Study of the Enzymatic
rendemen dan mutu virgin coconut oil Hydrolysis of Fish Frames Using Model
(VCO) pada berbagai kecepatan putar Systems. Food Nutr. Sci. 2, 575–585.
dan lama waktu sentrifugasi. J. Teknotan Hou, H., Li, B., Zhao, X., Zhang, Z., Li, P.,
10, 51–60. 2011. Optimization of enzymatic
Arshad, I.Z.M., Amid, A., Yusof, F., Jaswir, I., hydrolysis of Alaska pollock frame for
Ahmad, K., Loke, S.P., 2014. Bromelain : preparing protein hydrolysates with low-
an overview of industrial application and bitterness. LWT - Food Sci. Technol. 44,
purification strategies. Appl. Micriobiology 421–428.
Biotechnol. 98: 7283–7297. Kong, X., Zhou, H., Qian, H., 2007. Enzymatic
Benucci, I., Liburdi, K., Maria, A., Garzillo, V., hydrolysis of wheat gluten by proteases
Esti, M., 2011. Bromelain from pineapple and properties of the resulting
stem in alcoholic – acidic buffers for wine hydrolysates. Food Chem. 102, 759–763.
application. Food Chem. 124, 1349– Liang, H., Li, M., Shi, M., Liao, A., Wu, R.,
1353. 2012. Study on the Stability of Fruit
Bhattacharya, R., Bhattacharyya, D., 2007. Bromelain. Adv. Mater. Res. 421, 19–22.
Preservation of natural stability of fruit https://doi.org/10.4028/www.scientific.net/
“bromelain” from. J. Food Biochem. 33, AMR.421.19
1–19. Mansor, T., Che Man, Y., Shuhaimi, M., Abdul,

38
Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 1, Agustus 2019 : 33 – 40

A.M.J., Ku, N.F.K.M., 2012. Sebayang, F., 2006. Pengujian stabilitas enzim
Physicochemical properties of virgin bromelin yang diisolasi dari bonggol
coconut oil extracted from different nanas serta imobilisasi menggunakan
processing methods 19, 837–845. kappa karagenan. J. Sains Kim. 10, 20–
Marina, A.M., Che Man, Y.B., Amin, I., 2009a. 26.
Virgin coconut oil : emerging functional Silaban, R., Manullang, R.S., Hutapea, V.,
food oil. Trends Food Sci. Technol. 20, 2010. Pembuatan Virgin Coconut Oil
481–487. (VCO) Melalui Kombinasi Teknik
Marina, A.M., Che Man, Y.B., Nazimah, A.H., Fermentasi dan Enzimatis Menggunakan
Amin, I., 2009b. Chemical Properties of Ekstrak Nenas. Universitas Negeri
Virgin Coconut Oil. J. Am. Oil Chem. Soc. Medan.
86, 301–307. Sree, P.P.S., Jayakumar, K., Mathai, V.,
Nurhidayah, N., Masriany, M., Mashuri, M., Chintu, S., Sarath, B.K., 2012.
2013. Isolasi dan Pengukuran Aktivitas Immobilization and Kinetic Studies of
Enzim Bromelin dari Ekstrak Kasar Bromelain: A Plant Cysteine Protease
Batang Nanas (Ananas comosus) From Pineapple (Ananas comosus) Plant
Berdasarkan Variasi pH. BioGenesis 1, Parts. Int. J. Med. Heal. Sci. 1, 10–16.
116–122. Subagio, A., Hartanti, S., Windrati, W., Unus,
Onsaard, E., Vittayanont, M., Srigam, S., Mc U., Fauzi, M., Herry, B., 2002. Kajian
Clement, D., 2005. Properties and Sifat Fisikokimia dan Organoleptik
stability of oil in water emulsions Hidrolisat Tempe Hasil Hidrolisis
stabilized by coconut skim milk protein. J. Protease. J. Teknol dan Ind. Pangan 13,
Agric. Food Chem. 53, 5747–5753. 204–210.
Osawaa, C.C., Goncalvesa, L.A.G., Ragazzib, Sunarsih, L., 2008. Uji Efektivitas Ekstrak
S., 2007. Correlation between free fatty Buah Nanas (Ananas comosus L. Merr)
acids of vegetable oils evaluated by rapid Muda Varietas Queen Terhadap
tests and by the official method. J. Food Mortalitas Cacing Parasit (Ascaridia galli)
Compos. Anal. 20, 523–528. Secara In Vitro. Universitas
Palupi, N.W., Windrati, W.S., Tamtarini, T., Muhammadiyah Malang.
2010. The Effect of Enzymatic Hydrolysis Susanto, T., 2012. Kajian metode
on the Properties of Protein Hydrolysate pengasaman dalam proses produksi
from Paddy Mushroom. Makara, Teknol. minyak kelapa ditinjau dari mutu produk
14, 73–76. dan komposisi asam amino blondo. J.
Pavan, R., Jain, S., Shraddha, S., Kumar, A., Din. Penelit. Ind. 23, 124–130.
2012. Properties and therapeutic Susi, S., 2012. Komposisi Kimia dan Asam
application of bromelain: A review. Amino pada Tempe Kacang Nagara
Biotechnol. Res. Int. 976203, 1–6. (Vigna unguiculata ssp. cylindrica).
Raghavendra, S.N., Raghavarao, K.S.M.S., Agroscientiae 19, 28 – 36.
2010. Effect of different treatments for the Utami, D.P., Pudjomartatmo, P.,
destabilization of coconut milk emulsion. Nuhriawangsa, A.M.P., 2011. Manfaat
J. Food Eng. 97, 341–347. Bromelin dari Ekstrak Buah Nanas
Rahman, M.S., 2010. Food stability (Ananas comosus L. Merr) dan Waktu
determination by macro-micro regio Pemasakan untuk Meningkatkan Kualitas
concept in the state diagram and by Daging Itik Afkir. Sains Peternak. 9, 82–
defining a critical temperature. J. Food 87.
Eng. 99, 402–416. Watanabe, M., Watanabe, J., Sonoyama, K.,
Salahudin, F., Supriyatna, N., 2014. Ekstraksi Tanabe, S., 2000. Novel method for
Minyak Kelapa secara Fermentasi untuk producing hypoallergenic wheat flour by
Mempertahankan Mutu Asam Lemak enzymatic fragmentation of the
Rantai Sedang. Biopropal Ind. 5, 23–28. constituent allergens and its application
Sangjindavong, M., Mookdasanit, J., Wilaipun, to food processing. Biosci. Bitechnology,
P., Chuapoehuk, P., Akkanvanitch, C., Biochem. 64, 2663–2667.
2009. Using Pineapple to Produce Fish Wijaya, J.C., Yunianta, Y., 2015. Pengaruh
Sauce from Surimi Waste. Kasetsart J. Penambahan Enzim Bromelin Terhadap
(Natural Sci. 43, 791–795. Sifat Kimia dan Organoleptik Tempe
Savitri, R., 2011. Aplikasi Proses Hidrolisis Gembus (Kajian Konsentrasi dan Lama
Enzimatis dan Fermentasi dalam Inkubasi dengan Enzim). J. Pangan dan
Pengolahan Condiment Kupang Putih Agroindustri 3, 96–106.
(Corbula faba H.). Institut Pertanian Wijayanti, I., Romadhon, R., Rianinsih, L.,
Bogor. 2016. Karakteristik Hidrolisat Ikan

39
Pemanfaatan Bromelin pada Pangan Lokal Indonesia (Kiyat, dkk)

Bandeng (Chanos chanos Forsk) dengan


Konsentrasi Enzim Bromelin yang
Berbeda. J. Saintek Perikan. 11, 129–
133.

40

You might also like