You are on page 1of 9

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK

TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DAN MINAT


BELI ULANG: STUDI PADA PRODUK EATLAH

Wibawa Prasetya1, Careen Yulius2


1
Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Unika Atma Jaya, Jakarta
2
The London School of Public Relation-Jakarta
e-mail : wibawaprasetya20@yahoo.com,2careen.yulius@gmail.com
1

ABSTRACT
Eatlah is a restaurant that offers food coated with salted egg sauce, known for its food called
salted egg chicken. This food is currently famous among the culinary trend in Indonesia. Eatlah
continues to grow and strive to survive in the tight competition of the food business. Product quality
and brand image are important factors that determine the customer satisfaction, especially for those
businesses offering food. Customer satisfaction also can affect the repurchase intention of customer.
But the efforts done by Eatlah doesn’t rule out the possibility of complaints and disappointments from
the customers. This research aims to find out whether there is an influence of product quality and
brand image on customer satisfaction and repurchase intention on the study on Eatlah product. This
research uses a quantitative method with sampling technique which is purposive sampling. Primary
data is collected by spreading an online questionnaire to every consumer that has consumed Eatlah
more than twice in Jakarta with a total amount of 140 respondents. The analysis technique used is
SEM (Structural Equation Modeling) with LISREL 8.70 program. From the result of this research, it
is proven that product quality has an influence on brand image but has no influence on customer
satisfaction, whereas brand image influences the customer satisfaction. It is also proven that product
quality, brand image and customer satisfaction have no influence on repurchase intention.
Keywords : Brand image, customer satisfaction, product quality, repurchase intention

INTISARI
Eatlah merupakan sebuah restoran yang menyajikan makanan yang dibaluri saus telur asin
dengan makanan ciri khasnya yaitu ayam saus telur asin. Makanan ini merupakan makanan yang
sedang populer di tren kuliner Indonesia. Eatlah terus berkembang dan berusaha untuk bertahan
dalam persaingan bisnis makanan yang ketat. Kualitas produk dan citra merek merupakan faktor
penting yang menentukan kepuasan konsumen, khususnya bagi pelaku bisnis yang menawarkan
produk makanan. Kepuasan konsumen kemudian dapat berdampak kepada minat beli ulang. Tetapi
usaha yang dilakukan Eatlah selama ini tidak menutupi kemungkinan adanya keluhan dan
kekecewaan yang muncul dari para konsumen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adakah
pengaruh kualitas produk dan citra merek terhadap kepuasan konsumen dan minat beli ulang studi
pada produk Eatlah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik
sampling Purposive Sampling. Data primer dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner online
kepada responden dengan karakteristik yang ditentukan yaitu seluruh konsumen yang pernah
mengkonsumsi Eatlah minimal dua kali di Jakarta berjumlah 140 orang. Teknik analisa yang
digunakan adalah SEM (Structural Equation Modeling) dengan program LISREL 8.70. Dari hasil
penelitian, dapat diketahui bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap citra merek tetapi tidak
mempengaruhi kepuasan konsumen, sedangkan citra merek berpengaruh terhadap kepuasan
konsumen. Dapat diketahui juga bahwa kualitas produk, citra merek dan kepuasan konsumen tidak
berpengaruh terhadap minat beli ulang.
Kata kunci : Citra merek, kepuasan konsumen, kualitas produk, minat beli ulang

1. PENDAHULUAN Pada Triwulan III tahun 2017,


Makanan dan minuman adalah sebuah pertumbuhan industri makanan dan minuman
kebutuhan pokok untuk setiap manusia. sebesar 9,46 persen atau naik dibanding
Setiap manusia membutuhkan makanan dan capaian di triwulan II 2017 sekitar 7,19
minuman untuk bertahan hidup. persen. Menurut Menperin, industri makanan

92 Prasetya, Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap Kepuasan Konsumen dan
Minat Beli Ulang: Studi Pada Produk Eatlah
minuman merupakan salah satu sektor yang 1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas
strategis dan masih mempunyai prospek produk terhadap citra merek.
cukup cerah untuk ditumbuh kembangkan di 2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas
Indonesia (Kemenperin, n.d.). produk terhadap kepuasan konsumen.
Gaya hidup masyarakat Indonesia khususnya 3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas
di Jakarta yang konsumtif terhadap makanan produk terhadap minat beli ulang.
dapat mendukung perkembangan industri 4. Untuk mengetahui pengaruh citra merek
makanan dan minuman. Berdasarkan hasil terhadap kepuasan konsumen.
riset dari Badan Pusat Statistik (BPS, 2017) 5. Untuk mengetahui pengaruh citra merek
ditemukan bahwa rata-rata pengeluaran per terhadap minat beli ulang.
kapita sebulan di DKI Jakarta terus 6. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan
mengalami peningkatan dari tahun 2007- konsumen terhadap minat beli ulang.
2015, dimana di tahun 2007 berada di angka
Teori Kepuasan (the expectancy
272 821 dan di tahun 2015 meningkat sampai
disconfirmation model)
di angka 615 486.
Teori kepuasan (the expectancy
Dengan adanya pertumbuhan pada
disconfirmation model) adalah model yang
industri makanan dan minuman serta gaya
menjelaskan bagaimana kepuasan atau
hidup masyarakat Jakarta yang konsumtif
ketidakpuasan konsumen terbentuk. Model
terhadap makanan memberikan peluang
ini merupakan dampak perbandingan antara
berbisnis makanan di Jakarta. Belakangan ini
harapan konsumen sebelum pembelian atau
muncul beberapa kuliner baru yang sedang
konsumsi dengan yang sesungguhnya
hits di kalangan masyarakat, salah satunya
diperoleh konsumen dari produk yang dibeli
salted egg chicken alias ayam saus telur asin
tersebut (Sudaryono, 2014). Hasil dari
(IDN TIMES, 2017).
perbandingan dapat dikelompokkan menjadi
Adanya tren ayam saus telur asin ini
disconfirmation dan confirmation (Sumarwan
membuat berbagai pelaku bisnis di Jakarta
dalam Sudaryono, 2014). Menurut Sumarwan
muncul dan menjual ayam saus telur asin
(2017) secara rinci hasil perbandingan
sehingga tercipta kompetisi diantaranya.
meliputi:
Eatlah menyajikan makanan yang dibaluri
saus telur asin dengan makanan ciri khasnya 1. Positive Disconfirmation atau
yaitu ayam saus telur asin. Eatlah mempunyai diskonfirmasi positif, terjadi jika produk
perkembangan yang cukup pesat diantara berfungsi lebih baik dari yang
pesaingnya dengan memiliki keseluruhan 10 diharapakan konsumen. Jika ini terjadi,
cabang dalam waktu 2 tahun. maka konsumen akan merasa puas.
Dengan adanya kompetisi di antara 2. Simple Confirmation atau konfirmasi
makanan ayam saus telur asin, pelaku bisnis sederhana, terjadi jika produk berfungsi
makanan harus menyajikan makanan yang seperti yang diharapkan konsumen.
memiliki kualitas lebih baik. Untuk menjaga Produk tersebut tidak memberikan rasa
kualitas produk, Eatlah memastikan makanan puas dan tidak mengecewakan
yang disajikan mempunyai rasa yang konsumen. Konsumen akan memiliki
konsisten. perasaan netral.
Eatlah juga berusaha menghasilkan citra 3. Negative Disconfirmation atau
merek bahwa mereka adalah makanan santai diskonfirmasi negatif, terjadi jika produk
yang dapat diterima di Indonesia dan bukan berfungsi lebih buruk dari yang
sekedar makanan yang sedang tren atau diharapkan konsumen. Produk yang
kekinian. Untuk mencapai tujuan tersebut, berfungsi buruk, tidak sesuai dengan
Eatlah menggunakan media sosial yaitu harapan konsumen akan menyebabkan
Instagram dengan akun bernama eatlahjkt kekecewaan, sehingga konsumen
untuk menunjukkan kepada masyarakat merasa tidak puas.
bahwa Eatlah banyak diminati dan mengapa Ketika konsumen membeli suatu produk
masyarakat harus mengkonsumsi Eatlah. maka ia memiliki harapan mengenai
Sejak Eatlah muncul dan mulai menjadi bagaimana produk tersebut seharusnya
salah satu tempat makan di Jakarta, tentunya berfungsi. Harapan tersebut adalah standar
menuai berbagai keluhan dan kekecewaan kualitas yang akan dibandingkan dengan
dari konsumen. fungsi atau kualitas produk yang
Oleh karena itu tujuan penelitian yang sesungguhnya dirasakan konsumen. Fungsi
ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai produk yang sesungguhnya dirasakan
berikut: konsumen (actual performance) sebenarnya

Jurnal Teknologi, Volume 11, Nomor 2, Desember 2018 92-100 93


adalah persepsi konsumen atas kualitas meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
produk tersebut (Sumarwan, 2017). pengumpulan data menggunakan instrumen
Kualitas Produk penelitian dan analisis data bersifat
Menurut Kotler dan Keller (dalam kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk
Lasander, 2013) kualitas produk adalah menguji hipotesis yang telah ditetapkan
keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu (Sugiyono, 2008).
produk atau jasa layanan berkaitan dengan Populasi
apa yang diharapkan oleh pelanggan. Populasi adalah wilayah generalisasi
Menurut Kotler dan Armstrong (dalam Rizan yang terdiri atas: obyek/subyek yang
dan Andika, 2011) kualitas produk adalah mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
karakteristik sebuah produk atau jasa yang yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
memberikan kemampuan untuk mencukupi dan kemudian ditarik kesimpulannya
kebutuhan pelanggan. (Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitian
Citra Merek ini adalah seluruh konsumen yang pernah
Brand image atau citra merek merupakan mengkonsumsi Eatlah di Jakarta dengan
serangkaian sifat yang berwujud dan tidak jumlah yang tidak diketahui.
berwujud, seperti ide, keyakinan, nilai-nilai, Sampel
kepentingan, dan fitur yang membuatnya Sampel adalah bagian dari jumlah dan
menjadi unik (Hasan, 2013). Brand image karakteristik yang dimiliki oleh populasi
adalah kepribadian atau citra yang dibangun tersebut (Sugiyono, 2008). Peneliti
dalam alam bawah sadar konsumen melalui menggunakan teknik Non-Probability
informasi dan ekspektasi yang diharapkan Sampling dimana setiap unsur yang terdapat
melalui produk atau jasa (Sudaryono, 2016). dalam populasi tidak memiliki kesempatan
Kepuasan Konsumen atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai
Menurut Kotler dan Keller (dalam sampel. Pemilihan sampling yang digunakan
Sudaryono, 2016) kepuasan konsumen peneliti adalah Purposive Sampling yang
adalah perasaan konsumen, baik itu berupa merupakan metode penetapan responden
kesenangan atau ketidakpuasan yang timbul untuk dijadikan sampel berdasarkan pada
dari membandingkan sebuah produk dengan kriteria-kriteria tertentu (Siregar, 2013).
harapan konsumen atas produk tersebut. Peneliti menentukan sampel dengan
Menurut Mowen dan Minor (dalam karakteristik tertentu yaitu seluruh konsumen
Sudaryono, 2016) kepuasan konsumen yang pernah mengkonsumsi Eatlah minimal
didefinisikan sebagai keseluruhan sikap yang dua kali di Jakarta.
ditunjukkan konsumen atas barang dan jasa Ukuran sampel yang digunakan
setelah mereka memperoleh dan berdasarkan Maximum Likelihood (ML)
menggunakannya. dimana menurut Bentler dan Chou (dalam
Minat Beli Ulang Wijanto, 2015) ukuran sampel yang
Menurut Cronin et al. (dalam Faradisa, diperlukan paling rendah 5 – 10 responden
Hasiholan, & Minarsih, 2016) minat beli ulang untuk setiap indikator (variabel teramati).
adalah perilaku pelanggan dimana pelanggan Maka jumlah responden yang dibutuhkan
merespons positif terhadap suatu produk/jasa adalah 5 dikali 26 indikator dengan jumlah
dari suatu perusahaan dan berniat 130 responden.
mengkonsumsi kembali produk perusahaan Metode Pengumpulan Data
tersebut. Menurut Kinnear dan Taylor (dalam Dalam penelitian ini teknik pengumpulan
Saidani dan Arifin, 2012) minat pembelian data dilakukan dengan membagikan
ulang adalah niat untuk melakukan pembelian kuesioner online kepada responden.
kembali pada kesempatan mendatang. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan
yang disusun secara sistematis, kemudian
2. METODE PENELITIAN dikirim untuk diisi oleh responden (Bungin,
Metode penelitian yang digunakan dalam 2010).
penelitian ini adalah metode penelitian Metode Analisa Data Dengan Metode
kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif Structural Equation Modelling (SEM)
adalah metode penelitian yang berlandaskan Dalam penelitian ini alat analisis data yang
pada filsafat positivisme, digunakan untuk digunakan adalah SEM (Structural Equation

94 Prasetya, Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap Kepuasan Konsumen dan
Minat Beli Ulang: Studi Pada Produk Eatlah
Modelling). SEM merupakan suatu teknik 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
analisis multivariat generasi kedua yang Dalam penelitian ini, metode analisa data
menggabungkan analisis faktor dan analisis Structural Equation Modelling menggunakan
jalur sehingga memungkinkan peneliti untuk program LISREL 8.70. Penilaian model fit
menguji dan mengestimasi secara simultan tidak hanya bergantung pada satu indeks fit,
hubungan antara beberapa variabel laten tetapi mempertimbangkan seluruh indeks fit
eksogen dan endogen dengan banyak (Latan, 2013). Menurut Hair et.al. (dalam
indikator (Yamin, 2014). Latan, 2013) penggunaan 4 – 5 kriteria
SEM terdiri dari dua jenis variabel yaitu Goodness of Fit dianggap sudah mencukupi
variabel laten dan variabel teramati. Ada dua kelayakan model asalkan masing – masing
jenis variabel laten, yaitu variabel laten kriteria Goodness of Fit terwakili. Adapun
eksogen yang berarti variabel yang tidak kriteria Goodness of Fit terdiri dari GoF
dipengaruhi oleh variabel lainnya (variabel Absolut, GoF Incremental dan GoF Parsimoni
bebas) dan variabel laten endogen yang (Yamin, 2014). Secara keseluruhan penilaian
berarti variabel yang dipengaruhi oleh model fit dapat dinilai berdasarkan ukuran fit
variabel laten eksogen. Variabel laten dapat sebagai berikut:
diukur dengan bantuan variabel teramati atau Berdasarkan hasil rekapitulasi penilaian
sering disebut juga sebagai indikator dan item Goodness of Fit Statistics dapat diketahui
(Yamin, 2014). adanya jumlah fit sebanyak 14 dan tidak fit
Menurut Bollen dan Long (dalam Wijanto, sebanyak 6. Maka dapat disimpulkan model
2015) prosedur SEM secara umum akan penelitian ini Fit.
mengandung tahap-tahap sebagai berikut: Setelah model dikatakan Fit, maka tahap
1. Spesifikasi model (model specification) selanjutnya adalah evaluasi model
Tahap ini berkaitan dengan pembentukan pengukuran. Evaluasi ini dilakukan terhadap
model awal persamaan struktural, sebelum setiap konstruk atau model pengukuran
dilakukan estimasi. Model awal ini (hubungan antara sebuah variabel laten
diformulasikan berdasarkan suatu teori atau dengan beberapa indikator) secara terpisah
penelitian sebelumnya. (Wijanto, 2015).
Convergent Validity dapat digunakan untuk
2. Identifikasi (identification)
mengetahui sejauh mana suatu indikator atau
Tahap ini berkaitan dengan pengkajian
variabel teramati yang diukur mencerminkan
tentang kemungkinan diperolehnya nilai yang
konstrak. Convergent Validity dapat dilihat
unik untuk setiap parameter yang ada di
dari beberapa ukuran yaitu factor loading,
dalam model dan kemungkinan persamaan
Construct Reliability (CR), dan Average
simultan tidak ada solusinya. Dalam SEM,
Variance Extracted (AVE) (Yamin, 2014).
diusahakan untuk memperoleh model yang
Menurut Igbaria et.al. (dalam Wijanto, 2015)
over-identified dengan nilai Degree of
menyatakan bahwa muatan faktor standard
Freedom > 0.
(SFL) ≥ 0,50 adalah sangat baik. Dalam
3. Estimasi (estimation) penelitian ini, semua nilai loading factor ≥ 0,50
Tahap ini berkaitan dengan estimasi maka tidak ada indikator yang perlu
terhadap model untuk menghasilkan nilai-niai dieliminasi.
parameter dengan menggunakan salah satu Kedua adalah Construct Reliability yang
metode estimasi yang tersedia. Pemilihan memiliki makna yang sama dengan
metode estimasi yang digunakan seringkali Cronbach's Alpha sebagai ukuran reliabilitas
ditentukan berdasarkan karakteristik dari konsistensi internal (Yamin, 2014). Menurut
varibel-variabel yang dianalisis. Hair (dalam Yamin, 2014) nilai CR yang
4. Uji kecocokan (testing fit) diharapkan adalah CR ≥ 0,70, akan tetapi nilai
Tahap ini berkaitan dengan pengujian CR terletak antara 0,60 – 0,70 masih diterima
kecocokan antara model dengan data. dengan catatan nilai validitas dari indikator
Beberapa kriteria ukuran kecocokan atau menunjukkan hasil yang bagus.
Goodness of Fit (GoF) dapat digunakan untuk Ketiga adalah Average Variance Extracted
melaksanakan langkah ini. (AVE) dimana hasil AVE menunjukkan makna
5. Respesifikasi (respecification) besarnya kandungan variasi indikator yang
Tahap ini berkaitan dengan respesifikasi mampu dikandung oleh konstrak (Yamin,
model berdasarkan atas hasil uji kecocokan 2014). Menurut Hair (dalam Yamin, 2014) nilai
tahap sebelumnya. AVE yang dapat diterima adalah AVE ≥ 0,50.
Dalam penelitian ini, seluruh nilai CR dan
AVE memenuhi kriteria yang artinya semua

Jurnal Teknologi, Volume 11, Nomor 2, Desember 2018 92-100 95


indikator dalam variabel Kualitas Produk, Citra Kualitas Produk, Citra Merek, Kepuasan
Merek, Kepuasan Konsumen dan Minat Beli Konsumen dan Minat Beli Ulang.
Ulang dapat menjelaskan variabel laten

Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Penilaian Goodness of Fit Statistics


Ukuran GOF Parameter Hasil GOF Kesimpulan
Normed Chi-Square ≥1-≤5 1.89 Fit
P Chi-Square > 0,05 0.0 Tidak Fit
NCP Nilai Kecil 306,06 Tidak Fit
GFI ≥ 0,90 0,75 Tidak Fit
AGFI ≥ 0,90 0,70 Tidak Fit
RMR Nilai Kecil Mendekati 0 0,029 Fit
Standardized RMR 0,05 – 0,10 0,055 Acceptable Fit
RMSEA 0,05 - ≤ 0,08 0,080 Adequate Fit
P-Value RMSEA > 0,05 0,00 Tidak Fit
ECVI Nilai kecil 5,57 Fit
dariSaturated (5,84)
NFI ≥ 0,90 0,95 Good Fit
CFI ≥ 0,90 0,97 Good Fit
NNFI ≥ 0,90 0,97 Good Fit
RFI ≥ 0,90 0,94 Good Fit
IFI ≥ 0,90 0,97 Good Fit
AIC Nilai kecil dari 774,06 Fit
Saturated (812,00)
dan Independence
(12846,01)
CAIC Nilai kecil dari 1018,44 Fit
Saturated (2412,31)
dan Independence
(12956,38)
CN Di atas 200 85,27 Tidak Fit
PGFI 0–1 0,64 Fit
PNFI 0–1 0,86 Fit

Nilai T-Value minimum 1,96 (Yamin, 2014), sehingga Ho 1


ditolak dan Ha1 diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara Kualitas Produk
dengan Citra Merek.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hanaysha,
Hilman dan Abdul-Ghani (2014) yang
mengatakan bahwa kualitas produk memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap citra
merek.
Disebutkan dalam penelitian Ranjbarian
Gambar 1. T-Value untuk hubungan antar variabel (dalam Ramadhan dan Santosa, 2017)
bahwa ketika seorang konsumen
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat mendapatkan suatu produk dengan kualitas
pengaruh setiap variabel, yang menunjukkan yang baik maka dapat membuat citra merek
hasil: meningkat. Hal ini juga didukung oleh
a. Kualitas Produk terhadap Citra Merek pendapat Hasan (2013) yang mengatakan
Nilai T-value adalah 9,89 > 1,96. Batas bahwa image dapat dipengaruhi dalam
ukuran T-value yang digunakan adalah nilai banyak kesempatan, termasuk kesempatan
perusahaan menunjukkan kualitas produknya
.

96 Prasetya, Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap Kepuasan Konsumen dan
Minat Beli Ulang: Studi Pada Produk Eatlah
b. Kualitas Produk terhadap Kepuasan diikuti dengan harga yang meningkat
Konsumen sehingga menyebakan jumlah permintaan
Nilai T-value adalah 0,31 < 1,96. Batas menurun.
ukuran T-value yang digunakan adalah nilai Hal ini sesuai dengan Hukum Permintaan
minimum 1,96 (Yamin, 2014), sehingga Ha 2 dalam penelitian Christianto (2013) yang
ditolak dan Ho2 diterima. Maka dapat menjelaskan adanya hubungan antara
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh perubahan harga terhadap perubahan barang
yang positif dan signifikan antara Kualitas yang diminta yang berbanding terbalik.
Produk dengan Kepuasan Konsumen. Menurut Mallios (dalam Christianto, 2013)
c. Kualitas Produk terhadap Kepuasan artinya bila harga naik akan menyebabkan
Konsumen jumlah barang yang diminta akan turun dan
Nilai T-value adalah 0,31 < 1,96. Batas sebaliknya.
ukuran T-value yang digunakan adalah nilai e. Citra Merek terhadap Kepuasan
minimum 1,96 (Yamin, 2014), sehingga Ha 2 Konsumen
ditolak dan Ho2 diterima. Maka dapat Nilai T-value adalah 2,28 > 1,96. Batas
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh ukuran T-value yang digunakan adalah nilai
yang positif dan signifikan antara Kualitas minimum 1,96 (Yamin, 2014), sehingga Ho 4
Produk dengan Kepuasan Konsumen. ditolak dan Ha4 diterima. Maka dapat
Hasil penelitian ini sejalan dengan disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
pendapat Kotler dan Keller (dalam Lenzun, positif dan signifikan antara Citra Merek
Massie dan Adare, 2014) bahwa jika kinerja dengan Kepuasan Konsumen.
produk tidak memenuhi harapan, maka Hasil penelitian ini sejalan dengan
konsumen akan merasa tidak puas. Dengan penelitian yang dilakukan oleh (Lasander,
demikian produsen dalam membuat produk 2013) yang mengatakan bahwa citra merek
harus menyesuaikan diri dengan keinginan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
dan kebutuhan konsumen. kepuasan konsumen.
Hasil penelitian Lasander (2013) Selain itu hasil penelitian Ramadhan
mengatakan bahwa kualitas produk bukan dan Santosa (2017) mengatakan bahwa
satu-satunya faktor yang bisa memuaskan menciptakan dan membentuk citra merek
konsumen, tetapi ada faktor-faktor lain seperti yang baik akan mendorong kepuasan
citra merek, promosi serta pelayanan yang pelanggan. Pendapat tersebut juga sejalan
baik. dengan pendapat Kurniawati, Suharyono dan
d. Kualitas Produk terhadap Minat Beli Kusumawati (2014) yang mengatakan bahwa
Ulang citra merek dengan kepuasan konsumen
Nilai T-value adalah -0,88 < 1,96. Batas memiliki pengaruh yang positif, dimana
ukuran T-value yang digunakan adalah nilai semakin baik persepsi citra merek di benak
minimum 1,96 (Yamin, 2014), sehingga Ha 3 konsumen, maka kepuasan konsumen juga
ditolak dan Ho3 diterima. Maka dapat akan semakin tinggi.
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh f. Citra Merek terhadap Minat Beli Ulang
yang positif dan signifikan antara Kualitas Nilai T-value adalah 0,78 < 1,96. Batas
Produk dengan Minat Beli Ulang. ukuran T-value yang digunakan adalah nilai
Hasil penelitian ini sejalan dengan minimum 1,96 (Yamin, 2014), sehingga Ha 5
penelitian Ramadhan dan Santosa (2017) ditolak dan Ho5 diterima. Maka dapat
yang mengatakan bahwa kualitas produk disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh
memiliki pengaruh yang negatif dan tidak yang positif dan signifikan antara Citra Merek
signifikan terhadap minat beli ulang. dengan Minat Beli Ulang.
Pendapat ini juga didukung oleh Penelitian sebelumnya yang dilakukan
Ferdinand (dalam Faradiba dan Astuti, 2013) oleh Kusdyah (2012) mengatakan bahwa
bahwa selain kualitas produk, harga juga persepsi merek tidak memiliki pengaruh yang
menjadi faktor yang mempengaruhi minat beli signifikan terhadap minat beli ulang, dimana
konsumen karena harga dapat menjadi merek merupakan apa yang ada di benak
patokan kualitas produk. Pendapat tersebut konsumen dan dianggap sebagai sebuah
didukung oleh Sugianto dan Sugiharto (2013) nama atau simbol yang kemudian menjadi
bahwa penentuan harga harus image. Kusdyah (2012) juga berpendapat
memperhatikan kualitas produk karena harga bahwa persepsi merek kurang bermakna
memegang peranan yang penting dalam terhadap minat beli ulang konsumen.
mengkomunikasikan kualitas produk Andriadi dan Untarini (2013) mengatakan
tersebut. Jika kualitas baik tentunya akan meningkatkan citra merek dapat digunakan

Jurnal Teknologi, Volume 11, Nomor 2, Desember 2018 92-100 97


sebagai salah satu dari berbagai cara untuk meningkat maka minat beli ulang juga akan
meningkatkan niat beli ulang. Hal ini didukung semakin meningkat. Sedangkan jika kualitas
oleh Agarwal & Teas (dalam Kusdyah ,2012) produk semakin meningkat maka minat
yang mengatakan minat beli ulang dapat beli
dipengaruhi faktor-faktor lain yaitu persepsi ulang akan semakin menurun. Hasil juga
harga dan persepi nama toko. menyatakan bahwa citra merek memiliki
g. Kepuasan Konsumen terhadap Minat pengaruh paling besar terhadap minat beli
Beli Ulang ulang senilai 0,79.
Nilai T-value adalah 0,58 < 1,96. Batas
ukuran T-value yang digunakan adalah nilai 4. KESIMPULAN
minimum 1,96 (Yamin, 2014), sehingga Ha6 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
ditolak dan Ho6 diterima. Maka dapat mengenai pengaruh kualitas produk dan citra
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh merek terhadap kepuasan konsumen dan
yang positif dan signifikan antara Kepuasan minat beli ulang pada produk Eatlah, maka
Konsumen dengan Minat Beli Ulang. diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Hasil penelitian sebelumnya oleh 1. Terdapat pengaruh yang positif dan
Ramadhan dan Santosa (2017) mengatakan signifikan dari kualitas produk terhadap
bahwa kepuasan pelanggan memiliki citra merek.
pengaruh negatif dan tidak signifikan 2. Tidak terdapat pengaruh yang positif dan
terhadap minat beli ulang. signifikan dari kualitas produk terhadap
Menurut Hellier (dalam Ardhanari, 2008)
kepuasan konsumen.
dikatakan bahwa minat pembelian ulang
konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor 3. Tidak terdapat pengaruh yang positif dan
selain kepuasan konsumen, yaitu loyalitas di signifikan dari kualitas produk terhadap
masa lampau, perubahan biaya yang minat beli ulang.
diharapkan dan preferensi merek. 4. Terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari citra merek terhadap
Persamaan Struktural kepuasan konsumen.
5. Tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari citra merek terhadap minat
beli ulang.
6. Tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari kepuasan konsumen
terhadap minat beli ulang.

Adapun saran yang diberikan tentang


penelitian yang telah dilakukan, yaitu:
1. Kontribusi kualitas produk, citra merek dan
kepuasan konsumen terhadap minat beli
ulang sebesar 86% sedangkan sisa 14%
dijelaskan oleh faktor lain. Sehingga perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
faktor-faktor lain diluar kualitas produk,
Gambar 2. Standardized seluruh variabel citra merek dan kepuasan konsumen yang
mempengaruhi minat beli ulang.
Berdasarkan gambar Standardized diatas, 2. Dari hasil penelitian dapat diketahui
maka dapat diperoleh Persamaan Struktural berbagai factor loading terendah dari
yaitu: indikator setiap variabel. Indikator produk
Minat Beli Ulang = 0,79*Citra Merek + sesuai standar pada kualitas produk
0,49*Kepuasan Konsumen -0,36*Kualitas mempunyai factor loading terendah
Produk sehingga kemampuan menjelaskan
variabel laten perlu ditingkatkan. Indikator
Hasil diatas menunjukkan bahwa jika citra
keunikan brand pada citra merek
merek dan kepuasan konsumen semakin
mempunyai factor loading terendah

98 Prasetya, Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap Kepuasan Konsumen dan
Minat Beli Ulang: Studi Pada Produk Eatlah
sehingga kemampuan menjelaskan Makan “Bebek Gendut”
variabel laten perlu ditingkatkan. Indikator Semarang). Diponegoro Journal of
manfaat produk pada kepuasan Management, 59-69.
konsumen mempunyai factor loading Faradisa, I., Hasiholan, L. B., & Minarsih, M.
terendah sehingga kemampuan M. (2016). Analisis Pengaruh Variasi
menjelaskan variabel laten perlu Produk, Fasilitas, dan Kualitas
ditingkatkan. Indikator minat membeli Pelayanan terhadap Minat Beli Ulang
ulang Eatlah mempunyai factor loading Konsumen pada Indonesian
terendah sehingga kemampuan Coffeeshop Semarang (ICOS
menjelaskan variabel laten perlu CAFÉ). Journal of Management, 2(2).
ditingkatkan. Hanaysha, J., Hilman, H., & Abdul-Ghani, N.
H. (2014). Direct and indirect effects
UCAPAN TERIMA KASIH of product innovation and product
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan quality on brand image: Empirical
Yang Maha Esa atas segala karunia, rahmat, evidence from automotive
kekuatan, dan dukungan yang diberikan-Nya industry. International Journal of
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Scientific and Research
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada : Publications, 4(11), 1-7.
1. Prodi Teknik Industri yang memberikan Hasan, A. (2013). Marketing dan Kasus-
kesempatan untuk melakukan penelitian Kasus Pilihan. Yogyakarta: CAPS
dengan topik ini sampai dengan selesai (Center for Academic Publishing
2. Adik adik mahasiswa yang telah banyak Service).
membantu untuk mengumpulkan dan Hermawan, B. (2011). Pengaruh Kualitas
mengolah data penelitian. Produk Terhadap Kepuasan,
Reputasi Merek dan Loyalitas
DAFTAR PUSTAKA Konsumen Jamu Tolak Angin PT.
Andriadi, A., & Untarini, N. (2013). (2013). Sido Muncul. Jurnal Manajemen Teori
Pengaruh Persepsi Kualitas Layanan dan Terapan| Journal of Theory and
dan Citra Merek Telkom Flexi Applied Management, 4(2).
Terhadap Niat Beli Ulang. Jurnal Ilmu IDN TIMES. (2017). Resep Salted Egg
Manajemen (JIM), 1(2). Chicken, Rasanya Lebih Enak
Ardhanari, M. (2012). Customer satisfaction daripada Restoran. Diakses 11
pengaruhnya terhadap brand Januari 2018, dari
preference dan repurchase intention https://food.idntimes.com/recipe/birgit
private brand. Jurnal Riset Ekonomi ta-angie/resep-salted-egg-chicken-
dan Bisnis, 8(2), 58-69. hits/full
Badan Pusat Statistik. (2017). Rata-Rata Kemenperin RI. (n.d.). Tumbuh 9,46 Persen,
Pengeluaran per Kapita Sebulan di Industri Mamin Kontributor Terbesar
Daerah Perkotaan Menurut Provinsi PDB Manufaktur. Diakses 20 Maret
dan Kelompok Barang (Rupiah), 2018, dari
2007-2015. Diakses 10 Oktober 2017, http://www.kemenperin.go.id/artikel/1
dari 8384/Tumbuh-9,46-Persen,-Industri-
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/ Mamin-Kontributor-Terbesar-PDB-
view/id/940 Manufaktur
Bungin, H. M. B. (2010). Metodologi Penelitian Kurniawati, D., & Suharyono & Kusumawati,
Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, A. (2014). Pengaruh Citra Merek dan
dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Kualitas Produk terhadap Kepuasan
Sosial Lainnya. (edisi pertama). dan Loyalitas Pelanggan (Studi Pada
Jakarta: Prenada Media Group. Pelanggan KFC Cabang Kawi
Christianto, E. (2013). Faktor yang Malang). Jurnal Administrasi
memengaruhi volume impor beras di Bisnis, 14(2).
indonesia. Jurnal JibekaVolume, 7(2), Kusdyah, I. (2012). Persepsi Harga, Persepsi
38-43. Merek, Persepsi Nilai, dan Keinginan
Faradiba, F., & Astuti, S. R. T. (2013). Analisis Pembelian Ulang Jasa Clinic
Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Kesehatan (Studi Kasus Erha Clinic
Lokasi dan Kualitas Pelayanan Surabaya). Jurnal Manajemen
Terhadap Minat Beli Ulang Pemasaran, 7(1), 25-32.
Konsumen (Studi pada Warung

Jurnal Teknologi, Volume 11, Nomor 2, Desember 2018 92-100 99


Lasander, C. (2013). Citra Merek, Kualitas Jurnal Riset Manajemen Sains
Produk, dan Promosi Pengaruhnya Indonesia, 3(1), 1-22.
Terhadap Kepuasan Konsumen pada Siregar, S. (2013). Metode Penelitian
Makanan Tradisional. Jurnal EMBA: Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Perhitungan Manual & SPSS. (edisi
Bisnis dan Akuntansi, 1(3). pertama). Jakarta: KENCANA
Latan, H. (2013). Structural Equation PRENADAMEDIA GROUP.
Modeling: Konsep dan Aplikasi, Sudaryono. (2014). Perilaku Konsumen,
Menggunakan Program Lisrel 8.80. Dalam Perspektif Pemasaran.
Bandung: Alfabeta. Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia.
Lenzun, J. J., Massie, J. D., & Adare, D. Sudaryono. (2016). Manajemen Pemasaran,
(2014). Pengaruh Kualitas Produk, Teori & Implementasi. Yogyakarta:
Harga Dan Promosi Terhadap ANDI.
Kepuasan Pelanggan Kartu Prabayar Sugianto, J., & Sugiharto, S. (2013). Analisa
Telkomsel. Jurnal EMBA: Jurnal Riset pengaruh service quality, food quality,
Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan dan price terhadap kepuasan
Akuntansi, 2(3). pelanggan restoran Yung Ho
Ramadhan, A. G., & Santosa, S. B. (2017). Surabaya. Jurnal Manajemen
Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Pemasaran, 1(2), 1-10.
Kualitas Pelayanan, dan Citra Merek Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
terhadap Minat Beli Ulang pada Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Sepatu Nike Running di Semarang Bandung: Alfabeta.
melalui Kepuasan Pelanggan Sumarwan, U. (2017). Perilaku Konsumen,
sebagai Variabel Teori dan Penerapannya dalam
Intervening. Diponegoro Journal of Pemasaran, Cetakan Keempat, Edisi
Management, 6(1), 59-70. Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.
Rizan, M., & Andika, F. (2011). Pengaruh Wijanto, S. H. (2015). Metode Penelitian
Kualitas Produk Dan Kualitas menggunakan Structural Equation
Pelayanan terhadap Kepuasan Modelling dengan Lisrel 9. Jakarta:
Pelanggan (Survei Pelanggan Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Suzuki, Dealer Fatmawati, Jakarta Universitas Indonesia.
Selatan). JRMSI-Jurnal Riset Yamin, S. (2014). Rahasia Olah Data Lisrel,
Manajemen Sains Indonesia, 2(2), Seri Buku Statistik: Structural
130-150. Equation Modeling untuk Pemula.
Saidani, B., & Arifin, S. (2012). Pengaruh (edisi asli). Jakarta: Mitra Wacana
kualitas produk dan kualitas layanan Media.
terhadap kepuasan konsumen dan
minat beli pada ranch market. JRMSI-

100 Prasetya, Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap Kepuasan Konsumen dan
Minat Beli Ulang: Studi Pada Produk Eatlah

You might also like