You are on page 1of 2

NAMA : TEGUH BASTIAN JUANDONO

KELAS : IX-G
NO. ABSEN : 32
MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS

FOLKLORE WITH TITLES : SI PITUNG

Pitung is a pious young man from Rawa Belong. He diligently studied the Koran in
Haji Naipin. Finished learning the Koran he was trained in martial arts. After years of
religious knowledge and the ability to master the martial increased.
At that time the Dutch were colonized Indonesia. Pitung pitied the plight experienced
by young people. Meanwhile, kumpeni (the name for the Netherlands), a group of employer
and the landlord lives wallowing in luxury. Homes and their fields guarded by thugs who
ferociously.
With the assistance of his friends of the Rais and Jii, Pitung began planning the
robbery of the employer and the wealthy landlords. Rampokannya results were distributed to
the poor. In front of a starving family home laid Sepikul rice. Families who wrapped it
provides compensation payable moneylenders. And orphaned children parcel dikiriminya
clothes and other gifts.
Pitung success and his friends because of two things. First, it has a high martial arts
and dikhabarkan they are immune to bullets. Second, people do not want to tell where Pitung
is now. However, the robbery victim Pitung rich with kumpeni always trying to persuade
people to open my mouth.
Kumpeni also use violence to force people to testify. One day, kumpeni and wealthy
landlords managed to get information about family Pitung. So they seized both her parents
and the Hajj Naipin. With a heavy ordeal finally they get the information about where and
confidential Pitung are immune.
Armed with all that information, police were ambushed Pitung kumpeni. Of course
Pitung and his friends fight. But unfortunately, information about the immune secret Pitung
already open. He was pelted with rotten eggs and shot. Thus he was killed, Pitung still
regarded as a defender of the common people.
NAMA : TEGUH BASTIAN JUANDONO
KELAS : IX-G
NO. ABSEN : 32
MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS

CERITA RAKYAT DENGAN JUDUL : SI PITUNG

Pitung adalah seorang pemuda saleh dari Rawa Belong. Dia rajin belajar mengaji di
Haji Naipin. Selesai belajar mengaji dia dilatih silat di sana. Setelah bertahun-tahun ilmu
agama dan kemampuan menguasai silat bertambah.
Pada saat itu, Belanda sedang menjajah Indonesia. Pitung menyayangkan nasib yang
dialami kaum muda. Sementara kumpeni (sebutan untuk Belanda), sekelompok majikan dan
tuan tanah hidup bergelimang kemewahan. Rumah dan ladang mereka dijaga oleh preman
yang galak.
Dengan bantuan teman-temannya Rais dan Jii, Pitung mulai merencanakan
perampokan majikan dan tuan tanah yang kaya raya tersebut. Hasil rampokannya dibagikan
kepada fakir miskin. Di depan rumah-rumah keluarga yang kelaparan terhampar banyak
nasi, si Pitung membayar ganti rugi orang-orang yang berutang pada rentenir, dan anak
yatim piatu diberikan bingkisan pakaian dan bingkisan lainnya.
Kesuksesan Pitung dan kawan-kawan karena dua hal. Pertama, ia memiliki ilmu silat
yang tinggi dan dikabarkan kebal peluru. Kedua, orang-orang tidak mau memberi tahu di
mana keberadaan Pitung. Namun, korban perampokan Pitung kaya raya dengan kumpeni
selalu berusaha membujuk orang untuk buka mulut.
Kumpeni juga menggunakan kekerasan untuk memaksa orang bersaksi tentang
keberadaan Pitung. Suatu hari, kumpeni dan tuan tanah yang kaya raya berhasil
mendapatkan informasi tentang keluarga Pitung.
Maka mereka menangkap kedua orang tuanya dan Haji Naipin. Dengan menyiksa,
akhirnya kumpeni dan para tuan tanah yang kaya raya mendapatkan informasi tentang
keberadaan dan rahasia Pitung yang kebal.
Berbekal semua informasi itu, polisi menyergap Pitung dan para kumpeni. Tentu saja
Pitung dan kawan-kawannya bertengkar. Namun sayang, informasi tentang rahasia kebal si
Pitung terlanjur terbuka. Dia dilempari telur busuk dan ditembak. Begitu dibunuh, Pitung
tetap dianggap sebagai pembela rakyat jelata.

You might also like