You are on page 1of 10

SOCIAL ENTERPRISE BERBASIS EKONOMI PROTEKSI

Muhammad Fakhri Al-Kahfi1


1
Prodi Ekonomi Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta

ABSTRAK

Permasalan sosial terutama kemiskinan seakan menjadi pekerjaan rumah tangga yang
sulit untuk diselesaikan, berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
mencoba menyelesaikan permasalahan sosial seakan tidak memberikan dampak yang
signifikan. Salah satu terobosan luar biasa dalam uisaha menyelesaikan permasalahan
sosial adalah social enterprise atau kewirausahaan sosial, social enterprise merupakan
sebuah bentuk usaha yang menargetkan penyelesaian permasalahan sosial dari pada
mencoba mengumpulkan keuntungan. Tetapi selayaknya usaha pada umumnya social
enterprise memiliki potensi kegagalan dalam kegiatan nya yang disebabkan oleh
kegagalan manajerial dan kegagalan finansial, dalah satu cara untuk menghindari
kegagalan usaha adalah dengan kebijakan ekonomi proteksi, ekonomi proteksi
merupakan sebuah kebijakan untuk menjaga sebuahb usaha dari persaingan dan juga
kegagalan finansial maupun manajerial dan juga meningkatkan produk dan perdagangan
suatu usaha. Penerlitian ini menggunakan metode literature review yaitu menelaah
penelitian-penelitian yang ada untuk menemukan konsep masing-masing variable dan
mengkajinya sehingga menciptakan konsep baru. Tujuan dan manfaat dari penelitian ini
adalah untuk memberikan referensi baru kepada pihak terkait dalam penerapan social
enterprise.

Kata kunci: permasalahan sosial, kemiskinan, finansial, social enterprise, ekonomi


proteksi

ABSTRACT

Social problems, especially poverty, seem to be difficult domestic work to solve, various
policies issued by the government that try to solve social problems do not seem to have a
significant impact. One of the extraordinary breakthroughs in solving social problems is
social enterprise or social entrepreneurship, social enterprise is a form of business that
targets the resolution of social problems rather than trying to collect profits. But just as
business in general social enterprise has the potential for failure in its activities caused by
managerial failures and financial failures, one way to avoid business failure is a protection
economic policy, a protection economy is a policy to keep a business from competition
and also financial failure and managerial and also improve the product and trade of a
business. This research uses the literature review method, which is examining existing
research to find the concepts of each variable and study them so as to create new
concepts. The purpose and benefits of this research are to provide new references to
related parties in the implementation of social enterprise.

Keywords: social problems, poverty, financial, social enterprise, economic protection

1. PENDAHULUAN kemiskinan walaupun dalam hitungan


Kemiskinan seakan menjadi angka berkurang tetapi kemiskinan
permasalahan yang taka da habisnya, masih menjadi permasalahan utama
berbagai kebiajakan yang dikeluarkan dalam perekonomian yang menuntut
pemerintah untuk menanggulanginya penyelesaian dengan cermat dan bijak.
belum memberikan dampak yang Kemiskinan bukan hanya disebabkan
signifikan untuk menghilangkan kurangnya sumber daya yang dimiliki

1
oleh masyarakat dan juga minimnya berdasarkan kepada kepercayaan
kemampuan yang dimiliki, penyebab bahwasanya kegiatan kewirausahaan
lainnya adalah kurangnya kemauan dapat dikatakan berhasil dalam
untuk mengembangkan sumber daya meningkatkan taraf hidup masyarakat
yang tersedia dan menggunakannya (Noruzi, Westover, & Rahimi, 2010).
seefektif mungkin untuk mendapatkan Keyakinan ini pun terbukti dengan
keuntungan. banyak nya masyarakat yang berhasil
Beberapa kebijakan pemerintah yang meningkatkan taraf hidupnya dengan
berusaha mengentaskan kemiskinan cara menjadi wirausaha
justru menjadi boomerang bagi Social enterprise dalam praktek nya
pemerintah dan juga memperparah memiliki tujuan untuk menyelesaikan
keadaan, sebagai contoh adalah permasalahan sosial terutama
program Bantuan langsung Tunai (BLT) permasalahan kemiskinan. Social
dimana pemerintah memberikan enterprise didasarkan oleh kesadaran
bantuan langsung kepada masyarakat seorang atau sekelompok masyarakat
miskin yang dianggap pantas menerima yang melihat permasalahan yang timbul
bantuan tersebut dengan harapan di masyarakat dan menimbulkan solusi-
perekonomian masyarakat miskin dapat solusi untuk mencoba menyelesaikan
terbantu sehingga taraf hidup mereka nya sehingga social enterprise tidak
meningkat, tetapi fakta yang terjadi menitik beratkan pada keuntungan.
adalah walaupun masyarakat terbantu Walaupun social enterprise tidak
secara finansial ketika mendapatka berorientasi kepada keuntunga bukan
bantuan tersebut tetapi dikarenakan berarti social enterprise tidak dapat
bantuan tersebut digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Dalam
kebutuhan konsumtif sehingga setelah hakikatnya social enterprise merupakan
bantuan habis masyarakat kembali ke sebuah usaha jangka panjang karena
keadaan sebelumnya. Lebih parah lagi, manfaat yang dihasilkan dari social
dengan adanya Bantuan Langsung enterprise tidak mungkin dirasakan
Tunai (BLT) dari pemerintah secara langsung melainkan
menimbulkan mental yang tidak baik memerlukan proses dan waktu yang
bagi masyarakat sehingga masyarakat lama (Aisyianita, 2017).
selalu mengandalkan bantuan tersebut Social enterprise dalam perjalanannya
untuk bertahan hidup dan enggan untuk tidak lepas dari kegagalan disamping
berinovasi untuk meningkatkan taraf adanya kesuksesan dalam
kehidupannya. pelaksanaannya, beberapa dari social
Dewasa ini timbul sebuah gagasan yang enterprise mengalami kegagalan dalam
berusaha meyelesaikan permasalahan perjalanannya. Kegagalan dari social
kemiskinan dengan cara mendirikan enterprise selain dikarenakan kurang
kewirausahaan sosial atau Social baiknya manajemen yang ada di dalam
enterprise. Social enterprise merupakan perusahaan tersebut juga dapat
sebuah pembaharuan yang luar biasa dikibatkan oleh hal lain, keterbatasan
mengingat biasanya sebuah wirausaha finansial merupakan salah satu sebab
hanya berorientasi kepada keuntungan terbesar yang mengakibatkan kegagalan
sedangkan social enterprise walaupun dari social enterprise (Ghina, 2015), hal
merupakan sebuah usaha tetapi tidak ini merupakan sebuah fenomena yang
berorientasi untuk mendapatkan biasa terjadi di sebuah usaha.
keuntungan melainkan menitik beratkan Kegagalan finansial di social enterprise
kepada penyelesaian masalah sosial bisa disebabkan oleh produk yang tidak
terutama permasalahan ekonomi yang berkualitas, adanya produk sama yang
ada di masyarakat (Firdaus, 2014). menjadi pesaing dari produk yang
Social enterprise merupakan sebuah diproduksi oleh social enterprise,
gagasan yang berdasarkan inovasi dan ataupun daya serap masyarakat
kreatifitas dalam memanfaatkan sumber terhadap produk dari social enterprise
daya yang ada seefektif mungkin dan yang minim sehingga tidak
mengembangkan nya sehingga mendatangkan keuntungan (Firmansyah
mendatangkan keuntungan (Listyorini, & Hendra, 2015).
2012). Pendekatan kewirausahaan Salah satu cara yang dianggap dapat
sosial atau social enterprise menjaga keberlangsungan dari dari

2
social enterprise adalah dengan konsep meciptakan pertumbuhan perekonomian
ekonomi proteksi. Ekonomi proteksi yang efektif (Firdaus, 2014).
adalah sebuah tindakan yang dilakukan Berdasarkan uraian di atas social
dalam rangka melindungi bahkan enterprise terdiri dari empat elemen
meningkatkan perekonomian dengan utama yaitu social value, civil society,
cara mengoptimalkan produk dan juga innovation, dan economic activity
usaha (Kartika, 2010). Proteksi ekonomi (Palesangi, 2012). Adapaun empat
merupakan suatu keharusan untuk elemen tersebut dapat dijelaskan
menjaga finansial dalam suatu usaha sebagai berikut:
dan juga ekonomi proteksi dapat  Social Value. Merupakan elemen
melakukan spesialisasi produksi yang yang membedakan kewirausahaan
memiliki keunggulan komparatif dan sosial dengan kewirausahaan
mengeliminasi produk yang tidak lainnya, elemen ini mendorong
memiliki keunggulan (Sabaruddin, usaha tersebut untuk selalu
2015). menciptakan manfaat sosial yang
Penelitian ini menggunakan metode nyata bagi kehidupan sosial.
literature review untuk mengetahui  Civil Society. Pada dasarnya
konsep dasar di setiap variable nya dan kewirausahaan sosial dalam
menjadikannya landasan dasar untuk kegiatan nya bergantung kepada
menciptakan konsep baru. Penelitian ini partisipasi masyarakat dengan
memberikan referensi baru pada mengoptimalkan sumber daya
pelaksanaan social enterprise untuk manusia dan sumber daya alam
menjaga keberlanjutannya dengan yang ada.
konsep baru yaitu social enterprise  Innovation. Untuk menyelesaikan
berbasis ekonomi proteksi. permasalahan sosial, sebuah social
enterprise diharuskan untuk selalu
2. SOCIAL ENTERPRISE melakukan inovasi dalam berusaha
Social enterprise memiliki beragam agar tercapai keberlanjutan dan
macam pengertian di dalam nya, social dapat bertahan dengan sumber
enterprise dapat dikatakan sebagai daya yang minim.
perusahaan non profit, sektor sosial dan  Economic Activity. Demi
lain sebagainya. Social enterprise keberhasilan dari kewirausahaan
merupakan turunan dari sosial maka kegiatan ekonomi dan
entrepreneurship itu sendiri sebagai kegiatan haruslah seimbang karena
suatu usaha yang mendatangkan kegiatan ekonomi menjadi kunci dari
keuntungan tetapi memiliki tujuan lebih keberlanjutan kegiatan sosial, dan
besar yaitu menyelesaikan kegiatan sosial menjadi kunci dari
permasalahan sosial. Social enterprise tujuan dari pendirian kewirausahaan
adalah kegiatan ekonomi dengan sosial.
bekerja sama dengan orang lain atau Inovasi sosial menjadi kunci dari
organisasi masyarakat terkait dengan keberhasilan suatu kewirausahaan
maksud penciptaan nilai sosial (Hulgard, sosial, keahlian melihat peluang dari
2010). Social entrepreneur merupakan permasalahan yang ada merupakan
seoarang agen perubahan yang memiliki kunci dalam menjalankan kegiatan
cita cita untuk menyelesaikan usaha. dalam meciptakan ide usaha,
permasalahan sosial. Seorang social social enterprise dapat melihat dari
entrepreneur selalu berinovasi dalam permasalahan sosial yang ada disekitar
bekerja dan juga berani bertindak dan masyarakat, hal itu lah yang menjadi
mempertanggung jawabkan nya perbedaan mendasar dari
terhadap masyarakat (Sofia, 2015) kewirausahaan sosial dengan
Social enterprise dalam kegiatannya kewirausahaan lainnya. Seorang
tidak dapat berjalan sendiri karena pada wirausaha sosial haruslah memiliki
hakikatnya kegiatan bisnis yang dimiliki kemampuan yang baik dalam
oleh social enterprise bermula dari menangkap peluang dan menciptakan
keterbatasan sumberdaya alam maupun inovasi yang tepat (Sofia, 2015).
sumber daya manusia yang dimiliki Sebuah wirausaha diharapkan dapat
sehingga diperlukan kemitraaan dengan berdiri berkelanjutan untuk memenuhi
sektor swasta maupun organisasi untuk tujuan pendiriannya, begitupun dengan

3
social enterprise diharapkan dapat a. Orang-orang yang menjalankan
berdiri secara suistainable secara social enterprise mempunyai visi
finansial dan kelembagaan. dan misi untuk menyelesaikan
Keberlanjutasn dari social enterprise permasalahan sosial dengan
dapat dicapai dengan kemitraan dengan gagasan-gagasan yang tepat untuk
institusi publik dan juga kemitraan meningkatkan taraf hidup
dengan koorporasi (Palesangi, 2012). masyarakat.
 Kemitraan dengan Institusi Publik b. Pada umumya pendiri social
Untuk menjaga keberlangsungan, social enterprise berasal dari kalangan
enterprise dapat melakukan kemitraan masayarakat yang tidak terkenal
dengan institusi publik yang memiliki visi atau dari lingkungan permasalahan
dan misi dyang sama yaitu itu sendiri.
menyelesaikan permasalahan sosial. c. Orang-orang memiliki daya
 Kemitraan dengan Koorporasi transformative yaitu mampu
Konsep kewirausahaan sosial memiliki menciptakan gagasan baru dalam
konsep yang sama dengan Corporate menghadapi permasalahan, selain
Social Responsibility (CSR) yang itu memiliki ketangguhan dan
berusaha menghubungkan motif kesungguhan dalam menghadapi
ekonomi dengan motif sosial dan tantangan.
mengupayakan manfaat bagi sosial d. Orang-orang yang bekerja pada
ydalam setiap usaha yang dijalankan. social enterprise mampu memotivasi
Dengan pola kemitraan dengan institusi kinerja masyarakat, memperbaiki
publik yang memiliki visi dan misi yang dan juga meningkatkannya.
sama dengan social enterprise dan juga e. Melakukan perubahan secara
kemitraan dengan koorporasi sistemik dengan merubah prilaku
diarapakan social enterprise dapat dan pemahaman masyarakat.
berdiri secara berkelanjutan secara f. Pemecah masalah dengan kreatif.
finansial dan juga dapat meningkatkan g. Mampu mengembangkan usaha
manajemen. dan menjangkau lebih luas dengan
Di dalam perkembangan nya terdapat sumber daya yang sedikit dan
beberapa jenis praktik atau model dari terbatas, dengan keberanian untuk
kewirausahaan sosial (Primantoro, mengambil resiko.
2005), yaitu: h. Tidak bisa diam dalam berusaha,
a. Kewirausahaan sosial untuk selalu mengembangkan usaha ke
kelompok sasaran. Kewirausahaan arah yang lebih baik.
sosial ini sengaja didirikan untuk i. Selalu menemukan hal-hal baru
membantu masyarakat yang dalam organisasi sehingga tidak
menjadi target sasaran dan juga terpaku pada model lama.
memiliki usaha yang sesuai dengan j. Bebas dan independen sehingga
dengan permasalahan yang ada. lebih efektif dan produktif dalam
b. Kewirausahaan sosial yang usaha.
dibangun bekerjasama dengan Menjadi social entrepreneur bukan lah
kelompok sasarannya. Model ini suatu hal yang mudah, tantangan yang
biasanya bersifat kerjsama antara dihadapi utamanya adalah tantangan
perusahaan dengan target sasaran dari masyarakat sosial yang menjadi
sehingga saling meguntungkan. target utama dari social enterprise.
c. Kewirausahaan yang tumbuh dari Dalam menjalankan konsep usaha yang
kelompok sasaran. Model usaha ini ditujukan kepada masyarakat tentunya
biasanya tumbuh dari masyarakat akan menghadapi penolakan dari
sendiri yang mencoba mencari masyarakat yang tidak sepemahaman
peluang dan penyelesaian dari dengan konsep usaha tersebut.
permasalahan yang terjadi. Penolakan tersebut berasal dari mindset
Sebagai sesuatu yang berbeda dari yang berpegang teguh pada keyakinan
kewirausahaan pada umumnya. yang sudah ada dalam masyarakat dan
Kewirausahaan memiliki karakteristik cenderung enggan mengambil resiko,
yang menjadi pembeda dengan lainnya oleh karena itu seorang social
(widiastuti & Margaretha, 2011), yaitu: entrepreneur haruslah menghasilkan
banyak solusi untuk berusaha

4
mengubah cara pandan masyarakat tujuan sehingga tercipta sistem
terhadap social enterprise (Said & yang:
Amiruddin, 2016). a. Meningkatkan pembelajaran
Selain tantangan mindset bagi para pembuat keputusan
masyarakat yang sulit untuk berubah, untuk selalu berbenah dan
social enterprise menghadapain menciptakan keputusan yang
permasalahan lain yang tidak kalah tepat.
penting untuk diselesaikan. b. Memungkinkan eksekusi
Permasalahan finansial menjadi salah keputusan yang tepat.
satu permasalahan terbesar di social
enterprise sehingga banyak yang 3. EKONOMI PROTEKSI
membutuhkan Social Investor untuk Ekonomi proteksi merupakan salah satu
menjaga keberlanjutan usaha kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk
(Kusumah, 2011). Lebih lanjut terdapat membendung arus globalisasi ekonomi
beberapa tantangan yang dihadapi oleh yang mengancam perekonomian suatu
social enterprise (Nicholls, 2006), antara usaha dan bangsa. Globalisasi di diawali
lain: dengan bangkitnya perdagangan bebas
1. Leadership, dengan uraian sebagai antar negara, globalisasi sendiri memiliki
berikut: beberapa bentuk (Minarsih, 2012),
a. Visi, Pemimpin harus selalu antara lain:
mengedepankan visi sosial yang a. Globalisasi produksi
menjadi jiwa perusahaan. Globalisasi produksi ditandai dengan
b. Legitimasi, pemimpin banyaknya perusahaan yang
diharuskan menciptakan memproduksi barang nya diberbagai
lingkungan yang kondusif agar negara agar biaya produksi menjadi
tujuan sosial perusahaan dapat murah, hal ini dikarenakan upah buruh
tercapai. yang murah, biaya bea masuk yang
c. Pemberdayaan. Pemimpin murah, dan infrastruktur yang memadai.
harus bersifat terbuka kepada b. Globalisasi pembiayaan
para pekerja lainnya dalam Globaliasi pembiayaan ditandai dengan
mengambil keputusan sehingga banyak nya perusahaan yang
memiliki sumber daya manusia mendapatkan kemudahan untuk akses
yang berdaya modal berupa pinjaman dan investasi
2. Strategy, dengan uraian sebagai dari berbagai negara di dunia.
berikut: c. Globalisasi tenaga kerja
a. Alignment, segala sesuatu yang Adanya globalisasi membuka peluang
ada di perusahaan harus bagi para tenaga kerja yang tidak dapat
berjalan beriringan dan sesuai terserap di negaranya agar dapat
dengan tujuan perusahaan. mencari kerja di negara lain, selain itu
b. Leveraging core competencies, para ahli pun dapat mencari kerja di
fokus terhadap kegiatan kreatif negara lain dengan motif mencar
dan inovatif dalam menyebarkan keuntungan yang lebih besar.
produk perusahaan sehingga d. Globalisasi jaringan informasi
dapat mencapai keberhasilan. Globalisasi memudahkan pertukaran
c. Partnering, bermitra dan informasi antar negara sehingga negara
beraliansi dengan perusahaan dapat bersiap untuk menghadapi
lain yang memiliki inovasi yang tantangan global.
sejalan dengan social e. Globalisasi perdagangan
enterprise. Globalisasi menuntut padaa penurunan
3. Structure, struktur manajemen yang dan penyeragaman harga produk dan
dibuat harus sesuai dengan tujuan penghapusan hambatan dalam
yang ingin dicapai oleh perusahaan. perdagangan dengan harapan
Diharapakan social enterprise dapat perdagangan dapat berjalan dengan
menciptakan organisasi yang lancar dan cepat.
inovatif untuk efektivitas Globaliasi tidak selalu memberikan
perusahaan. dampak positif kepada para pelaku
4. System, sistem yang ada di social ekonomi, dampak positif dari globalisasi
enterprise haruslah sejalan dengan bagi perusahaan yang sudah siap

5
menghadapinya dalah majunya usaha 1. Tarif barrier, yaitu tindakan dengan
yang dijalankan, selain itu perdagangan cara memberikan tariff bea yang
dari usaha tersebut dapat mencapai tinggi kepada barang industri impor
pasar internasional. Selain itu terdapat yang masuk.
berbagai dampak negative bagi 2. Bounties payment, yaitu tindakan
perusahaan yang belum siap dengan memberikan subsidi kepada
menghadapi arus globalisasi seperti industri dalam negeri dengan
persaingan dengan perusahaan yang harapan harga jual produk dalam
lebih besar, kualitas produk yang masih negeri dapat terjangkau oleh
kalah dengan produk lainya dan sejenis masyarakat.
dan juga beralihnya daya beli 3. Non tariff barrier, sebuah tindakan,
masyarakat terhadap produk dalam peraturan seperti melarang impor,
negeri. pembatasan impor dan lainnya.
Globalisasi menuntun kepada pasar 4. Bantuan biaya research and
bebas dengan tidak memperhatikan development, yaitu bantuan dalam
situasi perekonomian negara yang penelitian dan pengembangan untuk
kadang belum siap menghadapi memaksimalkan sumber daya yang
globalisasi tersebut. Sistem pasar bebas dimiliki.
dipaksakan agar menjadi hukum baru Kebijakan harga dan perdagangan
dalam perekonomian internasional. Hal merupakan salah satu kebijakan yang
ini tentunya adalah ancaman bagi umumnya bertujuan untuk memelihara
negara dan perusahaan berkembang produsen dan juga konsumen, kebijakan
yang memiliki sumberdaya yang minim , harga akan memberikan dampak
infrastruktur ekonomi yang belum kepada produsen yaitu menciptakan
mendukung dan juga kepastian usaha pasar terhadap produk yang di produksi
yang belum jelas, sehingga ujungnya dan juga menjaga para produsen dari
globalisasi mengarahkan perusahaan potensi kerugian. Bagi konsumen
kearah liberalisasi ekonomi dan kebijakan harga dan perdagangan akan
privatisasi (swastanisasi) dimana memberikan kenyamanan bagi mereka
perusahaan sepenuhnya dikontrol dari monompoli harga yang dilakukan
pemilik modal tanpa adanya campur oleh produsen yang tak bertanggung
tangan masyrakat yangharusnya jawab (Mardianto & Ariani, 2004).
menjadi target peningkatan Kebijakan harga dan perdagangan juga
perekonomian (Firmansyah & Hendra, akan meningkatkan rasa salng percaya
2015). antar produsen, konsumen, dan juga
Ekonomi proteksi adalah tindakan yang pembuat kebijakan dalam hal ekonomi.
perlu dilakukan dalam rangka Selain bentuk-bentuk proteksi yang
melindungi dan meningkatkan sistem disebut, ekonomi proteksi menjaga
ekonomi dengan mengoptimalkan kestabilan dan keberlanjutan suatu
manajemen maupun produk dalam ussaha dengan melakukan sedikit
suatu perusahaan (Kartika, 2010). tindakan persuasif kepada masyarakat
Ekonomi proteksi bertujuan untuk untuk menggunakan produk yang dibuat
menjaga keberlanjutan suatu oleh perusahaan tersebut, sehingga
perusahaan dengan menjaga perusahaan tidak perlu khawatir
perusahaan tersebut dari permasalahan- terhadap pasar yang akan menyerap
permasalahan dalam produk, produk yang dihasilkan karena produk
manajemen, maupun perdagangan yang yang dihasilkan sudah pasti akan
diakibatkan oleh persaingan diluar diserap oleh pasar (Satya, 2016). Selain
perusahaan tersebut. Kebijakan itu kebijakan ekonomi proteksi juga akan
ekonomi proteksi berhasil meningkatkan meningkatkan kecintaan masyarakat
harga produsen, jumlah produksi, terhadap produk lokal, selain itu produk
surplus produsen secara signifikan dan yang diserap oleh pasar akan
mengurangi jumlah permintaan dari menimbulkan peningkatan kualitas
barang impor atau barang sejenis diluar secara berkala sebuah produk agar
perusahaan (Hadi & Nuryanti, 2005). dapat memberikan kepuasan kepada
Pada umumnya ekonomi proteksi para konsumen.
memiliki beberapa bentuk antara lain: Aterdapat dua alasan uatama mengapa
suatu perusahaan diharapkan

6
menerapkan ekonomi proteksi adalah Keberhasilan yang dicapai oleh social
(Kartika, 2010): enterprise tidak serta membuat nya
1. Alasan infant industry terhindar dari kemungkinan kegagalan,
Infant industry merupakan suatu alasan social enterprise banyak mengalami
untuk melindungi sutu usaha agar dapat kegagalan yang disebabkan oleh
tumbuh dan berkembang. buruknya manajemen dan juga
2. Alasan strategi kegagalan dari aspek finansial (Ghina,
Adalah suatu alasan agar suatu usaha 2015). Kegagalan ini secepatnya harus
dapat memproduksi dan menciptakan diselesaiksan mengingat social
pasar produk yang diproduksi. enterprise merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang penyelesaian
4. SOCIAL ENTERPRISE BERBASIS permasalahan sosial sehingga apabila
EKONOMI PROTEKSI kegagalan ini tidak diperhatikan akan
Sebagai sebuahh perusahaan social menghambat proses penyelesaian
enterprise dituntut agar dapat terus permasalahan sosial.
berdiri tegak dan berkembang agar Salah satu tindakan yang dianggap
dapat memberikan dampak positif bagi tepat dalam menimalisir kegagalan
masyarakat sosial dan dapat membantu finansial yang ada di social enterprise
dalam menyelesaikan permasalahan adalah dengan penerapan konsep
sosial di masyarakat. Menjadi ekonomi proteksi, praktik ekonomi
perusahaan yang berkelanjutan proteksi berhasil menjaga kestabilan
merupakan suatu keharusan demi perusahaan dengan cara menguatkan
tercapainya tujuan perusahaan perdagang, perlindungan dari usaha
(Palesangi, 2012). Social enterprise sejenis, dan menejemen pasar yang
merupakan salah satu bentuk baik (Kartika, 2010). Penerapan
wirausaha yang menekankan kepada ekonomi proteksi dalam social
inovasi dan kreatif dalam pelaksanaan enterprise memiliki beberapa bentuk
nya. Inovasi dan kreativitas sangat antara lain:
diperlukan mengingat permasalahan a. Menciptakan usaha milik
sosial yang selalu muncul dan bersifat masyarakat.
kompleks. Social enterprise dituntut Untuk memaksimalkan dampak sosial
dapat memberikan penyelesaian yang bagi masyarakat, social enterprise
baik dan tepat agar dapat memerlukan partisipasi masyarakat
menanggulangi permasalahan tersebut. secara pasif sehinga memudahkan
Kewirausahaan sosial atau social proses penyelesaian permasalahan
enterprise dianggap mampu sosial dan juga menjaga agar dampak
megentaskan permasalahan sosial sosial yang dihasilkan dapat berjalan
terutama permasalahan kemiskinan secara berkelanjutan. Social enterprise
yang ada di mayarakat (Firdaus, 2014), tidak hanya menjadikan masyarakat
hal ini dikarenakan social enterprise sebagai pekerja dalam perusahaan
mencoba menyelesaika permasalahan tetapi dapat memfasilitasi mereka untuk
bukan dengan cara memberikan menciptakan usaha mereka masing-
bantuan finansial kepada masyarakat masing dengan konsep join venture atau
yang justru akan meningkatkan tinkat kerjasama dimana social enterprise
konsumsi masyarakat tanpa diikuti memberkan bantuan yang diinginkan
dengan kemmpuan produksi, social dan usaha baru akan membagi
enterprise memberikan jalan keluar dari keuntungan (Mardianto & Ariani, 2004).
permasalahan dengan cara Menciptakan usaha milik masyarakat
meningkatkan kemampuan produksi adalah bentuk proteksi bagi social
masyarakat dan juga mengalokasikan enterprise dalam hal finansial sehingga
keuntungan untuk program bantuan social enterprise tidak hanya bergantung
masyarakat sehingga perekonomian kepada usaha yang dijalankannya untuk
masyarakat meningkat dan seimbang memberikan bantuan sosial, karena
dengan menigkatnya kemampuan social enterprise juga akan
produksi dan kemampuan diri mereka mendapatkan bagi hasil keuntungan dari
sehingga penyelesaian permasalahan usaha masyarakat yang bekerjasama
bersifat keberlanjutan. dengan social enterprise, selain itu
proses penyelesaian permasalahan

7
sosial akan lebih ringan mengingat Sebuah usaha selain harus memikirkan
masyarakat sudah memilki usaha nya kualitas produk juga harus meikirkan
sendiri. pasar mana yang akan menjadi target
b. Perlindungan usaha masyarakat. sasaran dari produknya. Produk yang
Setelah usaha milik masyarakat sudah biasanya ditawarkan oleh social
berkembang dengan baik dan enterprise adalah produk yang
mendatangkan keuntungan baik kepada dibutuhkan oleh masyarakat karena
social enterprise maupun kepada social enterprise dalam usahanya baik
masyarakat, social enterprise input maupun output nya adalah
diharuskan memberkan perlindungan berorientasi sosial. Untuk menjamin
kepada usaha milik masyarakat itu agar produk yang di produksi oleh social
sendiri. Perlindungan usaha milik enterprise maka harus lah dilakukan
masyarakat oleh social enterprise antara segmentasi pasar dan pasar yang
lain sebagai berikut: potensial adalah masyarakat sasaran
a) Meniadakan persaingan usaha dari social enterprise itu sendiri.
sejenis. Sehingga setiap produk yang
Banyak terjadi didalam kehidupan dikeluarkan oleh social enterprise dapat
masyarakat yaitu persaingan antara langsung diserap ole pasar dan
usaha sejenis dan menimbulkan mendatangkan keuntungan untuk
persaingan harga dan produk yang kebutuhan operasional maupun kegiatan
berdampak kepada bangkrutnya suatu sosial.
usaha. Untuk menghindari hal tersebut Kebijakan menciptakan usaha
maka social enterprise haruslah masyarakat, perlindungan kepada usaha
memberikan edukasi terhadap masyarakat, dan juga menciptakan
bahayanya usaha sejenis dengan cara pasar bagi produk social enterprise
memberikan wadah usaha bersama bagi merupakan sebuah kebijakan untuk
usaha sejenis sehingga sebuah usaha menjaga keberlangsungan dari social
tidak memiliki pesaing yang sejenis. enterprise dan menjaganya dari
Wadah usaha ini akan memberikan kegagalan finansial maupun kegagalan
dampak positif karena dua atau lebih manajerial sehingga proses
usaha sejenis akan bekerja dalam satu penyelesaian permasalahan sosial yang
usaha dan juga akan dapat saling dilakukan oleh social enterprise tidak
melengkapi sehingga keuntungan akan terhambat.
lebih maksimal.
b) Meminimalisir masuk nya produk 5. KESIMPULAN DAN SARAN
selain produk social enterprise. Kemiskinan menjadi penyakit laten yang
Salah satu penyebab gagalnya suaru sulit untuk diselesaikan dengan metode
usaha adalah masuknya produk dari luar konvensional, dalam menyelesaikan
usaha tersebut yang menawarkan permasalahan kemiskinan dibutuhkan
barang yang sejenis, walaupun barang sebuah gerakan yang berbeda dan
tersebut dijual dengan harga murah atau inovatif. Salah satu gerakan inovatif
bahkan memiliki kualitas lebih baik alam berusaha menyelesaikan
tentunya hal ini apabila dibiarkan akan permasalahan kemiskinan adalah
memberikan dampak negative kepada dengan menciptkan social enterprise.
pertumbuhan usaha. Untuk menjaga Social enterprise adalah suatu bentuk
keberlanjutan usaha di social enterprise dari kewirausahaan yang tidak
maka meminimalisir produk dari luar berorientasi kepada keuntungan,
social enterprise menjadi keharusan, melainkan berorientasi kepada
selain untuk menjaga usaha, kebijakan penyelesaian permasalahan sosial.
ini bermaksud untuk menjamin agar Kewirausahaan sosial dianggap dapat
produk yang dihasilkan oleh social membantu dalam penyelesaian
enterprise dapat terserap oleh pasar permasalahan sosial dengan asumsi
yang juga merupakan masyarakat yang bahwa sebuah kewirausahaan dapat
menjadi target dari social enterprise itu memberikan kekuatan finansial kepada
sendiri. para pelaku dan terdampak dari social
c. Menciptakan pasar bagi produk enterprise tersebut.
social enterprise Layaknya sebuah usaha pada
umumnya, sebuah social enterprise

8
tidak lepas dari baying-bayang membangun-negara-dan-
kegagalan, kegagalan dalam sebua menyejahterakan-bangsa/.
usaha tidak terkecuali kewirausahaan Listyorini, H. (2012). Komponen dan
sosial bersumber dari kegagalan Dampak Sosial Entrepreneurship Dalam
manajerial dan juga kegagalan finansial. Upaya Revitalisasi Budaya dan Industri
Salah satu metode yang dapat Batik Lasem Kabupaten Rembang.
meminimalisir tingkat kegagalan suatu Jurnal Dinamika kepariwisataan Vol. XI,
usaha adalah dengan ekonomi proteksi, No. 2.
ekonomi proteksi akan memberikan Mardianto, S., & Ariani, M. (2004).
perlindungan kepada sebuah usaha Kebijakan Proteksi dan Promosi
dengan memberikan kbijakan-kebijakan Komoditas Beras di Asia dan Prospek
dalam hal produk, perdagangan dan Pengembangannya di Indonesia. Pusat
lainnya. Social enterprise berbasis Penelitian dan Pengembangan Sosial
ekonomi proteksi memberikan kebijakan Ekonomi Pertanian AKP, Vol 2. No. 4 .
baru dalam kegiatannya antara lain Minarsih, M. M. (2012). Kebijakan
menciptakan usaha masyarakat, Ekonomi Indonesia dan Internasional
memberikan perlindungan terhadap Serta Tantangannya di Era Globalisasi.
usaha masyarakat, dan menciptakan Paper.
pasar bagi produk dari social enterprise Nicholls, A. (2006). Playing the Field: A
itu sendiri. New Approach to the Meaning of Social
Entrepreneurship. Social Enterprise
DAFTAR PUSTAKA Journal.
Aisyianita, R. A. (2017). Pengembangan Noruzi, Westover, & Rahimi. (2010). An
Pariwisata Berkelanjutan di D.I. Exploration of Social Entrepreneurship
Yogyakarta Melalui Pendekatan in the Entrepreneurship Era. Asian
Kewirausahaan Sosial Social Science.
(Sociopreneurship). Jurnal Media Palesangi, M. (2012). Pemuda
Wisata, Vol 15, No 2. Indonesia dan Kewirausahaan Sosial.
Firdaus, N. (2014). Pengentasan Prosiding Seminar Nasional Competitive
Kemiskinan Melalui Pendekatan Advantage Universitas Pesantren Tinggi
Kewirausahaan Sosial. Jurnal Ekonomi Darul 'Ulum.
dan Pembangunan Vol 22, No. 1. Primantoro, A. (2005). Supporting
Firmansyah, H., & Hendra, E. (2015). Organization Mission Trough Social
Implikasi Globalisasi Ekonomi dan Entrepreneurship: General Trend on
Perdagangan Bebas Terhadap Stabilitas Indonesian Social Entrepreneurship.
Nilai Rupiah. Asy-Syari'ah, Vol 17. No 1. Paper.
Ghina, A. (2015). Analisis Penerapan Sabaruddin, S. S. (2015). Dampak
Social Bricolage di Social Enterprise. e- Perdagangan Internasional Indonesia
Proceeding of Management, Vol 2, No. Terhadap Kesejahteraan Masyarakat:
1. Aplikasi Structural Path Analysis. Buletin
Hadi, P., & Nuryanti, S. (2005). Dampak Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol
Kebijakan Proteksi Terhadap Ekonomi 17, No. 4.
Gula Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi, Said, S., & Amiruddin, A. M. (2016).
Vol 23. No. 1. Social Entrepreneurship: Initiative Efforts
Hulgard, L. (2010). Discourse of Social from Higher Education Classroom.
Entrpreneurship-Variation of The same Proceeding of the International
Theme. EMES European Research Conference on University-Community
Network. Engagement.
Kartika, M. M. (2010). Proteksionisme Satya, A. (2016, Desember 7). Ekonomi
Amerika Serikat Pasca Krisis Finansial Proteksi Sebagai Salah Satu Solusi
2008. Peningkatan Ekonomi Daerah.
Kusumah. (2011). Social- Retrieved Juni Jum'at, 2018, from
entrepreneurship: Membangun Negara https://andikasatya687.wordpress.com/2
dan Mensejahterakan Bangsa. 016/12/07/ekonomi-proteksi-sebagai-
Retrieved February 13, 2011, from salah-satu-solusi-peningkatan-ekonomi-
http://ekonomi.kompasiana.com/wirausa daerahessay/
ha/2011/02/13/social-entrepreneurship- Sofia, I. P. (2015). Kontruksi Model
Kewirausahaan Sosial (Social

9
Entrepreneurship) Sebagai Gagasan
Inovasi Sosial Bagi Pembangunan
Perekonomian. Jurnal Universitas
Pembangunan jaya #2, Vol 2.
widiastuti, R., & Margaretha, M. (2011).
Socio Entrepreneurship: Tinjauan Teori
dan Perannya Bagi Masyarakat. jurnal
Manajemen, Vol 11. No. 1.

10

You might also like