You are on page 1of 12

Jurnal IPTA (Industri Perjalanan Wisata) p-ISSN: 2338-8633

Vol. 10 No. 1, Juli 2022 e-ISSN: 2548-7930

PENGARUH MOTIVASI EXISTENCE, RELATEDNESS, GROWTH


(ERG) TERHADAP RESILIENSI PRAMUWISATA BALI
PADA ERA MENUJU NEW NORMAL

Theresia Mardiani Tirza Poriesti1, LGLK. Dewi2, NGAS. Dewi3


Email: theresiaporesty98@gmail.com1, leli_ipw@unud.ac.id2, susrami_ipw@unud.ac.id3
1,2,3
Program Studi Industri Perjalanan Wisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana

Abstract: COVID-19 pandemic affects tourism actors, one of which is tour guides who are in direct
contact with tourists. In order to survive, it is necessary to have resilience and motivation from within
the Bali tour guides. This study aims to determine the characteristics and motivations of ERG possessed
and the influence of these motivations on the resilience of Bali tour guides in the era towards the new
normal. The sampling technique used is cluster sampling with a total of 258 Bali tour guide respondents
who is living in Denpasar City. Data collection techniques using questionnaires and literature study and
data analysis using simple regression method. The result show that the characteristics are dominated by
male, age range 21-30 years, the last formal education is college and the length of time working is more
than 4 years. In addition, there is a positive influence of motivation on resilience in the era towards the
new normal where the influence of motivation as much as 2.3% on resilience, the rest is influenced by
other unknown factors. Overall, the motivation variable is high, where growth needs are in the highest
position and existence needs are in the lowest position, so they still need government assistance and HPI
in the form of training programs. While the resilience variable is high where the equity aspect is in the highest
position and the perseverance aspect is in the lowest position so it is necessary to increase the perseverance
and self-discipline of Bali tour guides.

Abstrak: Pandemi COVID-19 mempengaruhi pelaku pariwisata, salah satunya yaitu pramuwisata yang
berhubungan langsung dengan wisatawan. Agar pramuwisata Bali tetap bertahan maka perlu adanya
resiliensi dan motivasi dari dalam diri para pramuwisata. Studi ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik dan motivasi ERG yang dimiliki dan pengaruh motivasi tersebut terhadap resiliensi
pramuwisata Bali pada era menuju new normal. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster
sampling dengan jumlah 258 responden pramuwisata Bali yang berdomisili di Kota Denpasar. Teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner dan studi kepustakaan serta analisis data menggunakan
metode regresi sederhana. Hasil studi ini ialah karakteristik didominasi oleh jenis kelamin laki-laki,
rentang usia 21 – 30 tahun, pendidikan formal terakhir perguruan tinggi dan lama waktu bekerja lebih
dari 4 tahun. Selain itu terdapat pengaruh motivasi terhadap resiliensi pada era menuju new normal yang
bersifat positif dimana pengaruh motivasi sebanyak 2,3% terhadap resiliensi sisanya dipengaruhi oleh faktor
lain yang belum diketahui. Secara keseluruhan variabel motivasi tergolong tinggi dimana kebutuhan
pertumbuhan berada pada posisi tertinggi dan kebutuhan keberadaan berada di posisi terendah sehingga
masih memerlukan adanya bantuan pemerintah dan HPI dalam bentuk program pelatihan. Sedangkan
variabel resiliensi tergolong tinggi dimana aspek equanimity berada pada posisi tertinggi dan aspek
perserverance berada pada posisi terendah sehingga perlu meningkatkan ketekunan dan disiplin diri
pramuwisata Bali.

Keywords: bali tour guide, motivation, resilience, new normal.

PENDAHULUAN peranan penting sebagai sumber penerimaan


Pariwisata saat ini ialah salah satu industri devisa dan dapat mendorong pertumbuhan
yang berpengaruh dan menjadi keunggulan ekonomi nasional. Berdasarkan artikel pada
utama dalam penghasilan devisa di banyak Liputan6.com diketahui bahwa saat ini sektor
negara termasuk Indonesia. Sektor pariwisata pariwisata berada pada posisi kedua dalam
di Indonesia merupakan sektor yang memiliki penghasil devisa terbesar setelah komoditas

114
Jurnal IPTA (Industri Perjalanan Wisata) p-ISSN: 2338-8633
Vol. 10 No. 1, Juli 2022 e-ISSN: 2548-7930

CPO (Crude Palm Oil), namun sayangnya mengalami dampak dari pandemi COVID-19.
dunia saat ini sedang dilanda pandemi COVID- Hal ini tidak terlepas dari penurunan angka
19 yang sangat mempengaruhi banyak sektor yang sangat tajam dari jumlah kunjungan
terutama sektor pariwisata termasuk pariwisata wisatawan ke Bali. Menurut Yuniari, dkk.
di Indonesia. (2020) menjelaskan bahwa penurunan jumlah
WHO menyatakan COVID-19 sebagai wisatawan memberikan dampak pada pelaku
sebuah pandemi pada tanggal 12 Maret 2020. industri pariwisata khususnya pramuwisata
Adanya pandemi COVID-19 sangat yang berhubungan langsung dengan wisatawan.
berpengaruh terhadap sektor pariwisata Pada saat terjadinya penurunan jumlah
Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada data di wisatawan mengakibatkan pramuwisata jarang
Badan Pusat Statistik mengenai jumlah melakukan kegiatan kepemanduan. Hal
kunjungan wisatawan ke Indonesia khususnya tersebut sesuai dengan keadaan kini dimana
pada tahun 2020 yang mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19 terdapat
cukup signifikan sebesar 74,84%. Bali penurununan jumlah wisatawan sehingga
merupakan salah satu provinsi di Indonesia pramuwisata sangat mengalami dampak dari
yang memiliki sektor pariwisata tertinggi. pandemi tersebut.
Berdasarkan pada artikel di Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia
Lintasnusanews.com, Bali menyumbang 100 (HPI) Bali, I Nyoman Nuarta dalam Tribun Bali
triliun devisa pariwisata Indonesia dan berhasil menjelaskan bahwa pramuwisata Bali telah
mengungguli sektor migas dan batubara selama kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID-
tahun 2018 lalu. Namun pada tahun 2020 Bali 19. Para anggota HPI merasa bingung terkait
juga tidak terlepas dari dampak pandemi dengan biaya hidup karena tak ada sumber
COVID-19. Hal tersebut dapat dibuktikan dari penghasilan baru pasca berhenti menjadi guide.
data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Akhirnya banyak anggotanya yang saat ini
mengenai kunjungan wisatawan domestik beralih profesi sementara menjadi pedagang,
maupun mancanegara ke Bali yang mengalami buruh bangunan, dan lain sebagainya agar dapat
penurunan sangat drastis di tahun 2020. Jumlah terus bertahan hidup. Berdasarkan percakapan
kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali dengan beberapa pramuwisata dapat diketahui
pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar bahwa banyak pramuwisata yang beralih atau
82,96% sedangkan jumlah kunjungan mencari alternatif pekerjaan lain. Alternatif
wisatawan domestik mengalami penurunan pekerjaan yang paling banyak dilakukan adalah
sebesar 56,41%. Kondisi memprihatinkan ini menjadi tukang ojek online. Selain itu terdapat pula
tentunya mempengaruhi berbagai pelaku pramuwisata yang beralih menjadi tukang las maupun
pariwisata terutama para pekerja yang bergerak mengikuti proyek padat karya pengecatan jalan dan
di industri ini. Pramuwisata merupakan salah menajadi tukang bangunan. Hal ini dikarenakan
satu pekerja pariwisata yang sangat terkena sulitnya mencari pekerjaan pada sektor lain karena Bali
dampak dari pandemi COVID-19 tersebut. yang sangat bergantung pada sektor pariwisata.
Pramuwisata adalah petugas pariwisata Akhirnya di tahun 2021 ini vaksinasi siap
yang memiliki kewajiban untuk memberikan dilaksanakan kepada para pramuwisata yang
petunjuk maupun informasi yang diperlukan merupakan anggota Himpunan Pramuwisata
wisatawan. Peranan yang sangat penting Indonesia (HPI) Provinsi Bali. Kesiapan ini
dimiliki oleh pramuwisata dalam meningkatkan bertujuan untuk mendukung program
arus kemajuan wisatawan di Indonesia pemerintah dalam menangani pandemi
sehingga dapat dikatakan bahwa seorang COVID-19. Harapannya pasca vaksinasi
pramuwisata merupakan kunci utama dari terdapat dampak nyata, yakni pulihnya
industri pariwisata khususnya dalam kepercayaan terhadap pariwisata sehingga para
perusahaan travel karena dibutuhkan pemandu pramuwisata siap kembali bekerja di era
wisata untuk dapat memberikan informasi dan menuju new normal ini (Nuarta, Nusa Bali,
petunjuk bagi wisatawan yang datang 2021). Diharapkan dengan kembali bekerja
berkunjung. Jumlah pramuwisata Bali yang maka akan kembali meningkatkan
terdaftar di DPD HPI (Himpunan Pramuwisata produktivitas pramuwisata Bali.
Indonesia) Bali adalah sebanyak 6027 anggota New normal sesuai dengan gagasan WHO,
yang terdiri dari berbagai divisi Bahasa. merupakan istilah yang diperkenalkan oleh
Tentunya semua pramuwisata tersebut pemerintah dalam menggambarkan situasi

115
Jurnal IPTA (Industri Perjalanan Wisata) p-ISSN: 2338-8633
Vol. 10 No. 1, Juli 2022 e-ISSN: 2548-7930

transisi dari fase pandemi COVID-19 ke situasi satu teori motivasi yang pernah dibahas oleh
baru yang dimungkinkan menjadi ciri reguler para ahli adalah Teori Motivasi ERG oleh
kehidupan permanen masyarakat pada masa Alderfer. Alderfer (1976) membagi motivasi
depan (Cornelis Lay dalam Mas’udi dan Poppy, menjadi 3 kebutuhan yaitu kebutuhan
2020). Pemerintah pusat melalui Kepala keberadaan (existence), kebutuhan hubungan
Bappenes dalam jumpa pers bersama Menteri relasi (relatedness), dan kebutuhan
Luar Negeri dan Tim Pakar Gugus Tugas pertumbuhan (growth) (Wijono, 2014).
Penanganan COVID-19 menyampaikan Motivasi pramuwisata Bali pada era menuju
mengenai Protokol Masyarakat Produktif dan new normal dapat dilihat dari ketiga kebutuhan
Aman COVID-19 untuk menuju new normal dalam Teori Motivasi Alderfer tersebut.
yang memiliki arti hidup berdampingan dengan Seorang pramuwisata Bali pada era menuju
COVID-19. Beragam strategi dilakukan oleh new normal tentunya memiliki dorongan
pemerintah pada tahap menuju era new normal kebutuhan atau motivasi yang berbeda dari
yaitu dengan penerapan CHSE (Cleanliness, sebelum adanya pandemi. Pada era menuju new
Health, Safety, Environment Sustainability) normal ini seorang pramuwisata dapat
pada usaha, destinasi maupun produk memiliki motivasi atau kebutuhan yang
pariwisata lainnya sebagai jaminan dan dalam tentunya bergantung pada keadaan lingkungan
rangka mendapat kepercayaan kembali dari dalam diri maupun dari luar diri. Dengan
wisatawaan. Selain itu dari segi pelaku terpenuhinya kebutuhan tersebut (ERG) maka
pariwisata yaitu pramuwisata Bali sendiri pramuwisata dapat mencapai resiliensi.
melakukan program vaksinasi terhadap seluruh Menurut Henderson & Milstein (dalam
anggota agar mendapat kepercayaan wisatawan Mardiana, 2017) seseorang yang memiliki
pada era menuju new normal ini. Agar resiliensi dicirikan sebagai individu yang
pramuwisata Bali tetap bertahan pada era mempunyai kompetensi secara sosial, dengan
menuju new normal ini maka perlu adanya kemahiran hidup yang salah satunya adalah
resiliensi dari dalam diri para pramuwisata Bali. motivasi. Hal ini berarti seorang pramuwisata
Resiliensi adalah kemampuan seorang Bali yang resilien akan memiliki ciri
individu dalam mengatasi atau beradaptasi keterampilan hidup, salah satunya adalah
terhadap masalah atau keadaan yang berat. motivasi dalam menjalani kehidupan sehari-
Kemampuan untuk mengatasi kesulitan dan hari khususnya dalam menghadapi dampak
berhasil terlepas dari tingkat risiko yang terlibat akibat pandemi COVID-19. Herdiyanti, dkk.
disebut resiliensi (Green et al. dalam Oktaviani, (2018) menjelaskan bahwa ditemukan
2016). Resiliensi sangat diperlukan bagi para hubungan positif yang cukup signifikan antara
pramuwisata Bali saat ini untuk bisa bangkit motivasi dan resiliensi. Berdasarkan studinya,
dari keterpurukan yang dialami pada era dapat dikatakan bahwa semakin tinggi motivasi,
menuju new normal. Resiliensi menurut maka semakin tinggi pula resiliensinya.
Wagnild & Young (1993) dapat dilihat dari Sebaliknya, semakin rendah motivasi, maka
beberapa aspek seperti equanimity, semakin rendah pula resiliensinya. Berkaitan
perserverance, self-reliance, meaningfullness, dengan hal tersebut yaitu seorang pramuwisata
dan existential aloneness. Dengan resiliensi Bali dengan motivasi tinggi maka akan
seorang pramuwisata dapat berpikir lebih memiliki resiliensi yang tinggi dan begitupun
ringan, positif dan berusaha bangkit dari sebaliknya dimana motivasi dilihat dari
masalah pekerjaan yang dihadapinya. Tingkat kebutuhan keberadaan, hubungan relasi dan
resiliensi pramuwisata Bali pada era menuju pertumbuhan sedangkan resiliensi dilihat dari
new normal ini tentunya dipengaruhi oleh segi equinimity, perserverance, self reliance,
dorongan dari dalam dirinya. Dorongan dari meaningfullness, dan existential aloneness.
dalam diri untuk melakukan sesuatu ini disebut Pramuwisata Bali tentunya memiliki
motivasi. karakteristik yang berbeda sehingga
Motivasi didefinisikan oleh Steers dan karakteristik para pramuwisata ini sangat
Porter (dalam Ardiyati, 2013) sebagai kekuatan penting untuk diidentifikasi guna mengetahui
yang memiliki tiga fungsi: dorongan, atau keadaan setiap pramuwisata sesuai
membuat seseorang bertindak; mengarahkan karakteristiknya sehingga dapat membantu
perilaku ke arah pencapaian tujuan tertentu; dan dalam mengambil keputusan yang tepat
mendukung upaya pencapaian tujuan. Salah kedepannya. Pada studi ini karakteristik

116
Jurnal IPTA (Industri Perjalanan Wisata) p-ISSN: 2338-8633
Vol. 10 No. 1, Juli 2022 e-ISSN: 2548-7930

pramuwisata Bali dilihat dari jenis kelamin, menentukan sampel digunakan teknik
usia, pendidikan formal terakhir dan lama cluster/area sampling dan jumlah sampel
waktu bekerja sebagai pramuwisata Bali. Oleh menggunakan software G*Power 3.1.9.7
karena itu dari studi ini dapat dilihat sehingga menghasilkan 258 sampel yaitu
karakteristik dan motivasi kebutuhan apa yang pramuwisata Bali yang berdomisili di Kota
ada di dalam diri pramuwisata sesuai dengan Denpasar.
teori motivasi Alderfer (1976) dan pengaruh Teknik analisis data yang digunakan
motivasi tersebut terhadap resiliensi adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan uji
pramuwisata Bali pada era menuju new norma. instrumen yaitu uji validitas dan reliabilitas, uji
Hal ini diharapkan dapat bermanfaat bagi asumsi melalui uji normalitas dan linieritas dan
stakeholder pariwisata Bali agar dapat uji hipotesis dengan menggunakan analisis
dijadikan acuan sehingga dapat mengambil regresi sederhana. Analisis ini digunakan untuk
keputusan yang tepat untuk pariwisata Bali menguji pengaruh kedua variabel studi dan
kedepannya. Studi ini dilakukan saat masih memprediksi variasi skor pengaruh keduanya.
diberlakukannya PPKM Level 4 maupun Level
3 di Provinsi Bali dimana saat PPKM HASIL DAN PEMBAHASAN
(Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Hasil
Masyarakat) pembukaan aktifitas sosial Pada studi ini didapatkan hasil analisis
ekonomi dan publik bagi masyarakat masih data mengenai karakteristik pramuwisata Bali
belum sempurna atau diberlakukan secara yang dilihat dari empat kategori yaitu
keseluruhan (masih dibatasi) sehingga berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan
dikatakan bahwa studi ini dilakukan masih pada formal terakhir dan lama waktu bekerja sebagai
era menuju new normal. Oleh karena itu studi pramuwisata Bali.
ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik Karakteristik pramuwisata Bali
dan motivasi ERG yang dimiliki pramuwisata didominasi oleh pramuwisata berjenis kelamin
Bali dan pengaruh motivasi existence, laki-laki dengan persentase sebesar 61,6%.
relatedness, growth (ERG) terhadap resiliensi Karakteristik usia didominasi oleh rentang usia
pramuwisata Bali pada era menuju new normal. 21 – 30 tahun dengan persentase sebesar 49,6%.
Berdasarkan pendidikan formal terakhir
METODE PENELITIAN didominasi oleh pramuwisata dengan
Studi ini dilakukan di Kota Denpasar, pendidikan perguruan tinggi sebesar 57% dan
Provinsi Bali. Variabel bebas yang digunakan dari lama waktu bekerja sebagai pramuwisata
adalah teori motivasi Alderfer yang terdiri dari Bali didominasi oleh rentang waktu bekerja
kebutuhan keberadaan (existence), kebutuhan sama dengan dan lebih dari 4 tahun sebesar
relasi (relatedness) dan kebutuhan 57%.
pertumbuhan (growth) (Alderfer, 1976). Selanjutnya melalui studi ini juga
Sedangkan variabel terikat yang digunakan didapatkan hasil rekapitulasi tanggapan
adalah teori aspek resiliensi milik Wagnild & responden terhadap variabel motivasi untuk
Young yang terdiri dari aspek equanimity, mengetahui dimensi kebutuhan yang memiliki
perseverance, self-reliance, meaningfulness skor tertinggi maupun terendah. Tanggapan
dan existential aloneness (Wagnild & Young, responden terhadap variabel motivasi
1993). mendapatkan nilai presentase skor tanggapan
Teknik pengumpulan data dilakukan yaitu 72,66% sehingga masuk kedalam
dengan menggunakan kuesioner yang kategori tinggi. Dari ketiga dimensi motivasi
dibagikan kepada pramuwisata Bali yang tersebut skor terendah didapatkan pada dimensi
berdomisili di Kota Denpasar dan kebutuhan keberadaan (existence) yaitu sebesar
menggunakan studi kepustakaan. Skala yang 67,63% sehingga dapat dikatakan tergolong
digunakan dalam kuesioner ini menggunakan kategori sedang. Sedangkan dimensi dengan
metode pengukuran modifikasi skala likert skor tertinggi didapatkan pada dimensi
yaitu meniadakan kategori jawaban yang di kebutuhan pertumbuhan (growth) yaitu sebesar
tengah atau netral dimana menurut Hadi (dalam 78,68% sehingga dapat dikatakan tergolong
Eko, 2017) modifikasi terhadap skala Likert dalam kategori tinggi. Pada kebutuhan relasi
dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan (relatedness) dengan skor tanggapan 70,79%
yang terkandung oleh skala lima tingkat. Dalam dan masuk ke dalam kategori tinggi.

117
Jurnal IPTA (Industri Perjalanan Wisata) p-ISSN: 2338-8633
Vol. 10 No. 1, Juli 2022 e-ISSN: 2548-7930

Pada variabel resiliensi didapatkan hasil terikat (Resiliensi) adalah sebesar 2,3% dan
bahwa tanggapan responden terhadap variabel sisanya dipengaruhi oleh faktor lain diluar
resiliensi mendapatkan nilai presentase skor motivasi.
tanggapan yaitu 84,61% sehingga masuk
kedalam kategori sangat tinggi. Dari kelima Pembahasan
dimensi resiliensi tersebut skor terendah Profesi pramuwisata di Bali merupakan
didapatkan pada dimensi aspek perseverance salah satu profesi yang tidak terlepas dalam
yaitu sebesar 76,67% sehingga dapat dikatakan kegiatan kepariwisataan di Bali. Setiap
tergolong tinggi. Sedangkan dimensi dengan pramuwisata di Bali wajib memiliki Sertifikat
skor tertinggi didapatkan pada dimensi aspek Kursus Pramuwisata (SKP) dan Kartu Tanda
equanimity yaitu sebesar 84,64% sehingga Pengenal Pramuwisata (KTPP) yang di
masuk ke dalam kategori sangat tinggi. Pada keluarkan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Bali.
aspek self-reliance, meaningfulness dan Purnomo dkk. (2016) menambahkan bahwa
existential aloneness masuk ke dalam kategori seorang pramuwisata yang sudah resmi
tinggi dengan masing-masing mendapatkan memiliki SKP dan KTPP wajib untuk
total persentase skor 79,50%, 80,28% dan mengikuti suatu wadah organisasi terkait
80,52%. pramuwisata. Adapun organisasi yang
Adapun pada pengujian instrumen dapat menaungi pramuwisata yaitu Himpunan
dikatakan bahwa seluruh aitem pada variabel Pramuwisata Indonesia atau biasa disingkat
motivasi dan resiliensi mendapatkan nilai HPI. Himpunan Pramuwisata Indonesia
Corrected Item Total Correlation ≥ 0,3 merupakan lembaga atau wadah bagi profesi
sehingga berdasarkan Azwar (2012) kedua pramuwisata yang memiliki lisensi. Perangkat
instrumen ini dapat dikatakan valid. Kedua organisasi HPI pada tingkat Nasional disebut
variabel juga dapat dikatakan reliabel dimana sebagai Dewan Pimpinan Pusat sedangkan pada
pada uji realibilitas didapatkan nilai tingkat Ibukota Provinsi yaitu Dewan Pimpinan
Cronbac’sh Alpha diatas 0,6 yaitu 0,816 pada Daerah (DPD). Kantor DPD HPI Provinsi Bali
variabel motivasi dan 0,891 pada variabel sendiri bertempat di Jalan Sekar Tunjung VII
resiliensi. Pada uji asumsi yaitu uji normalitas No. 9, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar
dan linieritas kedua variabel motivasi dan Tmur. Kondisi pandemi COVID-19 saat ini
resiliensi juga dapat dikatakan normal dengan mempengaruhi pramuwisata Bali sebagai
hasil signifikansi lebih besar dari 0,05 yang pelaku pariwisata yang memiliki peranan
berarti residual berdistribusi normal (Ghozali penting dalam meningkatkan arus pertumbuhan
dalam Purnawjiaya, 2019) dan linier dengan wisatawan yaitu dengan memberikan informasi
hasil signifikansi lebih kecil dari 0,05 yang dan petunjuk bagi wisatawan yang datang
berarti variabel bersifat linier (Sugiyono,2019). berkunjung.
Pada studi ini, pengujian hipotesis Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner
menggunakan analisis regresi sederhana beberapa responden menjelaskan mengenai
dengan hasil bahwa nilai F hitung = 5.997 keadaan pramuwisata Bali saat ini pada era
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,015 < menuju new normal. Banyak pramuwisata yang
0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk beralih atau mencari alternatif pekerjaan lain.
memprediksi variabel partisipasi atau dengan Alternatif pekerjaan yang paling banyak
kata lain terdapat pengaruh variabel Motivasi dilakukan adalah menjadi tukang ojek online.
Existence, Relatedness, Growth (ERG) (X) Terdapat pula beberapa pramuwisata muda
terhadap variabel Resiliensi (Y). yang selama era menuju new normal ini hanya
Selanjutnya didapatkan hasil uji model fokus pada perkuliahan yang masih ditempuh
summary untuk mengetahui korelasi dan besar dan dibarengi oleh alternatif menjadi tukang
pengaruh variabel motivasi terhadap resiliensi ojek online maupun berjualan online. Terdapat
pada studi ini diketahui bahwa variabel pula pramuwisata yang beralih profesi menjadi
motivasi dan resiliensi berkorelasi positif tukang las maupun berpindah ke bidang
dengan nilai korelasi / hubungan (R) yaitu property. Salah satu pramuwisata Bali juga
sebesar 0,151 < 0,05. Sedangkan nilai menjelaskan bahwa banyak teman pramuwisata
koefisien determinasi (R Square) adalah lainnya yang mengikuti proyek padat karya
sebesar 0,023 yang berarti bahwa pengaruh pengecatan jalan dan menjadi tukang bangunan.
variabel bebas (Motivasi) terhadap variabel Hal tersebut dikarenakan sulitnya mencari

118
Jurnal IPTA (Industri Perjalanan Wisata) p-ISSN: 2338-8633
Vol. 10 No. 1, Juli 2022 e-ISSN: 2548-7930

pekerjaan pada sektor lain karena Bali yang dengan rentang waktu bekerja >= 4 tahun
sangat bergantung pada sektor pariwisata. sebesar 57% yang kemudian disusul dengan
Selain itu berdasarkan hasil penyebaran rentang waktu 2 - 3 tahun sebesar 22,1%,
kuesioner dapat diketahui bahwa banyak sekali rentang waktu 1 – 2 tahun sebesar 12% dan
pramuwisata Bali yang memilih pulang terakhir rentang waktu 6 bulan – 1 tahun
kampung selama era menuju new normal akibat sebesar 8,9%. Kemudian dapat diketahui bahwa
tidak ada aktivitas pramuwisata sama sekali pramuwisata dengan rentang lama waktu
selama pandemi COVID-19. Selain mencari bekerja sebagai pramuwisata sama dengan atau
alternatif pekerjaan lain, terdapat pula beberapa lebih dari 4 tahun memiliki nilai motivasi
responden yang membuka usaha kecil-kecilan paling tinggi dari rentang waktu lainnya.
seperti tempat makan atau tempat angkringan Pada studi ini dapat diketahui bahwa dari
dari tabungan yang selama ini dimiliki. ketiga dimensi motivasi ERG oleh Alderfer
Mayoritas responden khususnya responden (1976) kebutuhan pertumbuhan (growth)
perempuan menjelaskan bahwa alternatif lain memiliki skor tertinggi. Hal ini berarti dari segi
yang bisa dilakukan adalah dengan menjual pengembangan diri para pramuwisata Bali pada
canang, banten maupun bahan-bahan upacara. era menuju new normal dapat dikatakan sudah
terpenuhi. Berdasarkan hasil penyebaran
Karakteristik dan Motivasi Existence, kuesioner para responden menceritakan bahwa
Relatedness, Growth (ERG) yang dimiliki meskipun sudah berganti alih profesi sementara
Pramuwisata Bali pada Era Menuju New masih senang membaca buku yang berkaitan
Normal dengan budaya Bali, memperhatikan berita ter-
Karakteristik yang dimiliki pramuwisata update mengenai dunia pariwisata dan guide,
Bali pada era menuju new normal berdasarkan selalu ingin menggali potensi yang dimiliki
studi ini dapat dilihat dari 4 jenis karakteristik seperti belajar bahasa baru maupun terus
yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan formal mengasah kemampuan bahasa pada era menuju
terakhir dan lama waktu bekerja sebagai new normal ini. Para pramuwisata Bali juga
pramuwisata. Berdasarkan jenis kelaminnya terus mencari kegiatan yang positif agar tetap
didominasi oleh laki-laki sebesar 61,6% produktif seperti berkebun, menanam bonsai
sedangkan perempuan sebesar 38,4%. Selain dan lainnya. Terlebih dengan berkebun
itu dapat diketahui bahwa pramuwisata beberapa hasilnya bisa dijadikan kesempatan
perempuan memiliki nilai motivasi lebih tinggi untuk dijualkan dan menambah penghasilan.
daripada pramuwisata laki-laki. Selanjutnya Kenyataan ini sejalan dengan teori kebutuhan
berdasarkan usia responden didominasi oleh ERG Alderfer bahwa ada kecenderungan
rentang usia 21 – 30 tahun yaitu sebesar 49,6% individu akan mengarahkan tenaganya pada
kemudian rentang usia 41 – 50 tahun sebesar kebutuhan-kebutuhan yang telah berhasil
19,4%, rentang usia 31 – 40 tahun sebesar 19%, dipuaskan. Misalnya jika kebutuhan
usia diatas 50 tahun sebesar 10,1% dan terakhir pertumbuhan (growth) telah dipenuhi, maka
adalah responden dengan rentang usia <= 20 individu juga akan terus menginginkannya atau
tahun sebesar 1,9%. Selanjutnya dapat mempunyai keinginan yang lebih tinggi lagi
diketahui bahwa pramuwisata Bali dengan (Ruswanti dkk.,2013). Pada studi ini dapat
rentang usia 21 – 30 tahun memiliki nilai disimpulkan bahwa kebutuhan pertumbuhan
motivasi tertinggi dari rentang usia lainya. (growth) telah terpenuhi oleh para pramuwisata
Pada jenis karakteristik berdasarkan Bali pada era menuju new normal ini sehingga
pendidikan formal terakhir didominasi oleh para pramuwisata terus menginginkan
pramuwisata yang memiliki pendidikan formal kebutuhan tersebut.
perguruan tinggi sebesar 57% sedangkan Dimensi yang memiliki skor terendah
pendidikan formal terakhir SMA sebesar 43%. adalah kebutuhan keberadaan (existence).
Selanjutnya dapat diketahui bahwa Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner,
pramuwisata dengan pendidikan terakhir responden menjelaskan bahwa semua
perguruan tinggi memiliki nilai motivasi lebih pramuwisata Bali saat ini sudah beralih profesi
tinggi daripada dengan pendidikan terakhir sementara pada bidang yang lain. Mayoritas
SMA. Terakhir pada jenis karakteristik responden beralih menjadi pedagang, memilih
berdasarkan lama waktu bekerja sebagai pulang kampung untuk bertani atau berkebun ,
pramuwisata didominasi oleh pramuwisata menjadi tukang ojek online, menjadi tukang

119
Jurnal IPTA (Industri Perjalanan Wisata) p-ISSN: 2338-8633
Vol. 10 No. 1, Juli 2022 e-ISSN: 2548-7930

bangunan, menjadi guru les bahasa sesuai beberapa pramuwisata yang merasa tertekan
keahlian bahasa asing yang dimiliki, menjadi karena keluarga maupun orang terdekat yang
freelancer, berjualan stand makanan di sebuah belum bisa memahami keadaan yang ada akibat
mall, berjualan online shopping, berjualan pandemi. Menurut teori motivasi ERG oleh
canang maupun bahan upacara dan lainnya. Alderfer individu akan mengulang kembali
Banyak dari responden merasa hal ini tidak kebutuhan relasi (relatedness) dengan orang
cukup oleh karena itu keadaan finansial dirasa lain jika dirinya tidak mendapat kepuasan dari
tidak dalam keadaan stabil. Selain itu mayoritas kebutuhan pertumbuhan (growth) dan
responden merasa pemerintah kurang cenderung akan lebih menginginkan kebutuhan
memperhatikan para pramuwisata Bali yang pertumbuhan (growth) jika kebutuhan relasinya
merupakan tonggak utama pariwisata Bali. sudah terpuaskan (Wijono dalam Ruswanti
Responden merasa hanya pernah mendapat dkk., 2013). Hal tersebut sesuai dengan studi ini
bantuan berupa sembako dan uang pada dimana kebutuhan relasi (relatedness)
beberapa bulan awal sejak adanya pandemi pramuwisata Bali pada era menuju new normal
COVID-19 tahun 2020 dan hingga sekarang sudah terpuaskan. Hal ini berarti pramuwisata
belum mendapat bantuan apapun kembali dari Bali merasa kebutuhan relasi (relatedness)
pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa sudah terpenuhi. Namun perlu adanya
kebutuhan keberadaan dari pramuwisata Bali pemahaman lebih dari orang terdekat pada
pada era menuju new normal ini kurang keadaan pramuwisata Bali saat ini sehingga
terpenuhi. Menurut teori ERG Alderfer bahwa dapat selalu semangat terdorong untuk
jika kebutuhan keberadaan (existence) kurang melakukan yang terbaik.
terpenuhi oleh individu, maka dirinya Dapat disimpulkan bahwa meskipun
cenderung akan menginginkannya terus harus kehilangan pekerjaan akibat pandemi
(Ruswanti dkk., 2013). Oleh karena itu sesuai COVID-19 dapat dikatakan bahwa para
dengan studi ini bahwa kebutuhan keberadaan pramuwisata Bali masih memiliki dorongan
(existence) yang masih terbilang belum untuk terus bertahan pada era menuju new
terpenuhi membuat pramwisata Bali merasa normal. Menurut Herdiyanti dkk., (2018)
masih harus terus berusaha sekuat tenaga untuk motivasi merupakan kekuatan, baik dari dalam
bertahan dalam segi mendasar seperti finansial. diri maupun dari luar yang mendorong
Para pramuwisata Bali menjelaskan bahwa seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang
tidak ada eksistensi dalam profesinya karena telah ditetapkan. Oleh karena itu dapat
tidak adanya pekerjaan sebagai pramuwisata dikatakan bahwa pramuwisata Bali memiliki
selama pandemi COVID-19 sehingga kekuatan dari dalam diri maupun dari luar yang
berdampak pada keadaan finansial mereka. mendorong para pramuwisata untuk mencapai
Berdasarkan hasil studi, kebutuhan relasi tujuan selama era menuju new normal ini.
(relatedness) para pramuwisata Bali pada era Berdasarkan teori motivasi ERG Alderfer
menuju new normal dapat dikatakan sudah (1976) pemenuhan atas ketiga kebutuhan yaitu
terpenuhi dengan masuk ke dalam kategori kebutuhan keberadaan (existence), kebutuhan
tinggi dimana bagi para pramuwisata Bali relasi (relatedness) dan kebutuhan
keluarga adalah yang terpenting saat ini karena pertumbuhan (growth) dapat dilakukan secara
keluarga merupakan alasan utama mereka tetap simultan yaitu hubungan dari ketiga kebutuhan
bertahan terutama karena keluarga mereka ini tidak bersifat hirarki yang kaku di mana
masih memahami keadaan yang ada sehingga kebutuhan yang lebih rendah harus lebih dahulu
hal tersebut terus memotivasi para pramuwisata cukup banyak dipuaskan sebelum seseorang
Bali yang khususnya sudah berkeluarga dan dapat terus maju. Murtadla (2020)
memiliki anak untuk terus berjuang. Para menambahkan seseorang dapat mengusahakan
pramuwisata juga merasa teman sangatlah pertumbuhan meskipun kebutuhan ekistensi /
penting dalam menghadapi masalah akibat keberadaan dan hubungan/relasi belum
pandemi ini karena dengan adanya teman dapat dipuaskan; atau ketiga kategori kebutuhan
saling berkeluh kesah dan memberikan saran dapat beroperasi sekaligus. Rusmawanti dkk.
maupun saling menguatkan. Pramuwisata Bali (2013) dalam studinya juga menjelaskan
beranggapan bahwa dengan adanya pandemi ini mengenai penguatan bersama antar kebutuhan
dapat memperkuat hubungan dengan orang pada teori ERG Alderfer. Ketiga tingkat
terdekat. Mesikpun begitu terdapat pula kebutuhan dalam teori ERG Alrderfer bisa

120
Jurnal IPTA (Industri Perjalanan Wisata) p-ISSN: 2338-8633
Vol. 10 No. 1, Juli 2022 e-ISSN: 2548-7930

saling menguatkan dan mendorong seseorang jika seorang pramuwisata Bali memiliki
untuk melakukan yang terbaik dan maju ke motivasi kebutuhan keberadaan (existence),
tingkat yang lebih tinggi. Teori ini juga kebutuhan relasi (relatedness) dan kebutuhan
menyimpulkan bahwa teori ERG memampukan pertumbuhan (growth) maka tingkat resiliensi
seseorang untuk tetap termotivasi meski ada akan semakin baik sehingga pramuwisata
tingkatan kebutuhan yang belum dirasakan tersebut dapat mampu bertahan pada era
terpenuhi. Kesesuaian dengan studi ini dimana menuju new normal ini dari segi aspek
ketiga kebutuhan ERG tersebut berjalan equanimity, aspek perseverance, aspek self-
beriringan atau tidak bersifat hirarki. Meskipun reliance, aspek meaningfulness dan aspek
kebutuhan keberadaan (existence) memiliki existential aloneness.
skor terendah dari ketiga kebutuhan tersebut, Hal ini diperkuat dengan studi yang
pramuwisata Bali tetap merasa termotivasi dilakukan oleh Rahim (2017) yang menjelaskan
untuk melakukan yang terbaik karena mengenai hubungan yang positif dan signifikan
kebutuhan relasi (relatedness) dan kebutuhan antara resiliensi dengan motivasi. Hasil
pertumbuhan (growth) yang dirasakan sudah studinya menjelaskan bahwa remaja yang
cukup terpenuhi pada era menuju new normal mempunyai resiliensi lebih tinggi memiliki
ini. Mayoritas responden merasa hal tersebut motivasi tinggi (dalam hal ini) untuk belajar
terjadi karena para pramuwisata Bali merasa sedangkan remaja yang memiliki resiliensi
saat masa pandemi COVID-19 ini merupakan yang rendah memiliki motivasi belajar rendah.
waktu yang tepat untuk menjalin hubungan Harmi (2012) dalam studiya menjelaskan
yang lebih erat dengan orang terdekat dan adanya hubungan antara resiliensi dengan
waktu yang tepat pula untuk mengembangkan motivasi. Individu yang memiliki motivasi dan
diri. Sedangkan kebutuhan keberadaan resiliensi akan tegar dalam menghadapi cobaan
(existence) berada pada skor terendah sehingga berdampak pada kemampuan
dikarenakan peran profesi sebagai pramuwisata seseorang untuk mencapai hal yang lebih baik
yang tidak berjalan sama sekali sehingga (Steinhardt & Dolbier;Nettels, Mucheran &
sumber penghasilan utama dirasa tidak Dana dalam Harmi, 2012). Budiarto (2019)
terpenuhi dan keadaan finansial menjadi tidak dalam studinya juga mendapatkan hasil adanya
stabil. hubungan positif yang signifikan antara
resiliensi dengan motivasi berprestasi remaja
Pengaruh Motivasi Existence, Relatedness, yang memiliki orang tua tunggal. Hal tersebut
Growth (ERG) terhadap Resiliensi membuktikan bahwa motivasi dan resiliensi
Pramuwisata Bali pada Era Menuju New memang memiliki keterkaitan atau hubungan
Normal yang positif terbebas dari subjek studinya
Berdasarkan hasil studi dengan analisis sehingga atlet, remaja dan pramuwisata Bali
regresi sederhana menunjukkan bahwa sama-sama perlu memiliki motivasi dan
Hipotesis nol (Ho) ditolak dan Hipotesis resiliensi agar tetap dapat bertahan menghadapi
alternatif diterima (Ha), artinya terdapat masalah atau tantangan. Selajutnya Herdiyanti
pengaruh motivasi existence, relatedness, dkk. (2018) dalam hasil studinya dapat
growth (ERG) terhadap resiliensi pramuwisata diketahui bahwa terdapat hubungan positif
Bali pada era menuju new normal dengan besar antara motivasi dengan resiliensi yang berarti
kontribusi dari motivasi ERG terhadap semakin tinggi motivasi maka semakin tinggi
resiliensi dengan melihat perolehan nilai pula resiliensi. Sebaliknya, semakin rendah
Adjusted R Square pada studi ini yaitu sebesar motivasi maka semakin rendah pula
0,023 atau 2,3% sedangkan sumbangan lainnya resiliensinya. Ramhadani (dalam Herdiyanti
dipengaruhi oleh faktor yang tidak diketahui dkk., 2018) juga menambahkan bahwa seorang
dalam studi ini. Berdasarkan nilai F yang individu yang memiliki kemampuan resiliensi
diperoleh menjelaskan bahwa terdapat disertai dengan kepercayaan diri dapat
pengaruh positif yang dihasilkan motivasi ERG meningkatkan motivasi dalam meraih sesuatu
terhadap resiliensi pramuwisata Bali pada era yang diinginkan dan mencapai tujuan yang
menuju new normal yaitu dimana semakin telah ditetapkan dalam kehidupan. Hal ini
tinggi motivasi ERG pramuwisata Bali pada era kemudian diperkuat kembali oleh Resnick
menuju new normal maka semakin tinggi pula (2018) dalam bukunya yang berjudul,
resiliensinya begitupun sebaliknya. Artinya “Resilience in Aging: The Relationship

121
Jurnal IPTA (Industri Perjalanan Wisata) p-ISSN: 2338-8633
Vol. 10 No. 1, Juli 2022 e-ISSN: 2548-7930

Between Resilience and Motivation” dimana Bali yang lebih dengan terus berusaha secara
berdasarkan Resnick motivasi merupakan hal tekun dan disiplin.
yang berkaitan dengan resiliensi karena Selanjutnya pada dimensi aspek
dibutuhkan sebuah motivasi untuk menjadi resiliensi lainnya seperti aspek self-reliance,
resilien. Karakteristik individu yang memiliki meaningfullness dan aspek exsistential
motivasi dan resiliensi memiliki kemiripan dan aloneness memiliki skor yang cukup tinggi.
dapat dikembangkan dari waktu ke waktu. Dapat diketahui bahwa mayoritas responden
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa merasa percaya kepada diri mereka sendiri
motivasi existence, relatedness, growth (ERG) sehingga merasa tidak ragu bahwa dapat
berpengaruh kepada lima aspek resiliensi yaitu melewati masa sulit ini. Wagnild & Young
equanimity, perseverance, self-reliance, (dalam Rachmawati & Ratih, 2014)
meaningfulness dan existential aloneness menjelaskan aspek self-reliance sebagai
dimana skor tertinggi didapatkan oleh dimensi kemampuan individu untuk bergantung pada
aspek equanimity. Meskipun keadaan dirasa diri sendiri dan mengenali kekuatan serta
sulit khususnya dari segi finansial namun kekurangan dirinya sendiri. Individu yang
mayoritas responden tidak pernah merasa putus memiliki aspek self-reliance akan yakin pada
asa selama era menuju new normal ini dengan diri dan kemampuannya (Hanani, 2019). Oleh
mencari alternatif pekerjaan lain dan karena itu dapat dikatakan bahwa hal tersebut
melakukan berbagai kegiatan produktif yang sejalan dengan hasil studi ini dimana aspek self-
bisa dilakukan daripada hanya berdiam diri. reliance pramuwisata Bali pada era menuju
Kegiatan produktif yang banyak dilakukan oleh new normal telah terpenuhi.
responden adalah berkebun agar hasilnya Wagnild & Young (dalam Afda, 2020)
kemudian dapat dijual kembali. Wagnild & menjelaskan aspek meaningfulness sebagai
Young (dalam Afda, 2020) menjelaskan aspek keadaan dimana individu menyadari bahwa
equanimity sebagai persepsi yang dimiliki hidup memiliki suatu tujuan untuk dicapai.
individu dari kejadian yang pernah dialami Seseorang yang memiliki aspek
sehingga individu lebih fokus pada hal positif meaningfulness akan melakukan berbagai hal
dan bersikap optimis. Sesuai pada studi ini dengan berdasarkan tujuan dan memberi nilai
dimana mayoritas responden meoleh sikap yang bermakna dalam hidupnya (Rachmawati
optimis sehingga tidak pernah merasa putus asa & Ratih, 2014) Hal ini sesuai dengan hasil studi
dan merasa nyaman ketika diberi masukan oleh dimana pramuwisata Bali memberikan nilai
orang lain karena mereka menganggap hal yang bermakna dalam hidupnya dengan selalu
tersebut dapat membangun mereka untuk berusaha melakukan kegiatan yang positif di
kedepannya. era menuju new normal ini sehingga aspek
Dimensi yang memiliki skor terendah meaningfulness dapati dikatakan telah
adalah aspek perseverance. Wagnild & Young terpenuhi.
(dalam Oktaviani, 2016) menjelaskan aspek Mayoritas pramuwisata merasa tidak
perserverance sebagai tindakan ketekunan atau perlu takut untuk mencoba hal baru karena hal
tekad meskipun mengalami kesulitan. tersebut merupakan salah satu konsekuensi
Seseorang yang memiliki aspek perseverance yang didapatkan akibat pandemi dimana
saat mengalami kesulitan akan tetap mereka harus mencari pekerjaan baru meskipun
menginginkan untuk melanjutkan belum pernah melakukan pekerjaan tersebut
perjuangannya dan melaksanakannya dengan sebelumnya. Mencoba hal baru juga merupakan
disiplin (Rachmawati & Ratih, 2014). Hal ini cara para responden untuk mengatasi
tersebut sesuai dengan studi ini dimana kelamahan atau kekurangan yang dimiliki
pramuwisata Bali cenderung tidak mudah dengan selalu mengasah kemampuan.
menyerah dan dengan tekun mencari alternatif- Mayoritas responden juga merasa bahwa
alternatif lain yang bisa dikerjakan pada era mereka memiliki keunikan diri sendiri dimana
menuju new normal ini untuk tetap bertahan. setiap orang memiliki jalan nya masing masing
Aspek perseverance ini masuk ke dalam skor sehingga tidak terdapat rasa iri terhadap teman
terendah dari dimensi aspek resiliensi lainnya maupun orang lain yang menjadi lebih sukses
sehingga dapat diartikan dari segi perseverance dari diri mereka meskipun di era menuju new
masih kurang terpenuhi. Oleh karena itu normal ini. Hal ini sejalan dengan pendapat
diperlukan sikap bertahan dari pramuwisata Wagnild & Young (dalam Afda, 2020) yang

122
Jurnal IPTA (Industri Perjalanan Wisata) p-ISSN: 2338-8633
Vol. 10 No. 1, Juli 2022 e-ISSN: 2548-7930

menjelaskan aspek existential aloneness berada pada skor tertitinggi, disusul


sebagai kesadaran bahwa setiap individu kebutuhan relasi (relatedness) dan
memiliki kehidupan yang unik sehingga kebutuhan keberadaan (existence) dengan
individu mampu bertindak secara mandiri tanpa skor terendah. Oleh karena itu dapat
bergantung pada orang lain dalam menghadapi dikatakan bahwa para pramuwisata Bali
apapun. masih memiliki dorongan untuk terus
Menurut Wagnild & Young (dalam bertahan pada era menuju new normal
Hanani, 2019) terdapat lima aspek resiliensi dengan terpenuhinya ketiga kebutuhan
yaitu aspek equanimity, aspek perseverance, tersebut dimana seara keseluruhan variabel
aspek self-reliance, aspek meaningfulness dan motivasi berada pada kategori tinggi.
aspek existential aloneness dimana kelima 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara
aspek tersebut merupakan komponen yang variabel motivasi existence, relatedness,
membangun resiliensi seseorang. Berdasarkan growth (ERG) terhadap variabel resiliensi
studi ini dapat dikatakan semua aspek pramuwisata Bali pada era menuju new
pembentuk resiliensi tersebut berada dalam normal. Pengaruh yang dihasilkan adalah
kategori tinggi sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh yang bersifat positif yaitu
resiliensi pramuwisata Bali pada era menuju semakin tinggi motivasi ERG yang dimiliki
new normal dapat terpenuhi yaitu pramuwisata pramuwisata Bali maka semakin tinggi
Bali masih dapat bertahan dalam menghadapi pula tingkat resiliensinya. Sebaliknya
masa sulit akibat pandemi COVID-19. semakin rendah motivasi ERG semakin
Meskipun dalam keadaan sulit dapat dikatakan rendah pula resiliensi pramuwisata Bali
bahwa pramuwisata Bali dapat beradaptasi pada era menuju new normal. Besar
dengan baik sehingga menjadi pribadi yang pengaruh yang dihasilkan motivasi
lebih kuat pada era menuju new normal ini. Hal existence, relatedness, growth (ERG)
ini juga sejalan dengan studi Herdiyanti dkk. terhadap resiliensi sendiri adalah sebesar
(2018) dimana seseorang yang memiliki 0,023 (2,3%) dan sisanya dipengaruhi oleh
resiliensi tinggi akan mampu untuk faktor lain diluar motivasi yang tidak
menghadapi keadaan-keadaan yang diketahui dalam studi ini.
menekannya dan dapat mengarahkan dirinya
untuk mencapai tujuan tertentu. Razki dan Igaa Saran
(dalam Herdiyanti dkk., 2018) berdasarkan Berdasarkan hasil dari pembahasan yang
hasil studinya juga menjelaskan bahwa dengan telah diuraikan dalam studi ini, maka saran
memiliki resiliensi seseorang dapat merespon yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
sesuatu dengan cara yang sehat ketika 1. Terkait dengan saran akademis yaitu perlu
berhadapan dengan masalah terutama dalam dilakukan studi lebih lanjut yang lebih
mengendalikan tekanan hidup sehari-hari. spesifik seperti melihat motivasi maupun
resiliensi pramuwisata Bali berdasarkan
SIMPULAN DAN SARAN jenis kelamin karena tingkat motivasi
Simpulan maupun resiliensi seorang perempuan dan
Berdasarkan hasil analisis data dan laki-laki yang memiliki perbedaan. Selain
pembahasan yang telah diuraikan maka dapat itu juga perlu dilakukan studi lebih lanjut
diambil simpulan sebagai berikut: dari segi motivasi secara lebih mendalam
1. Karakteristik yang dimiliki pramuwisata khususnya motivasi ERG Alderfer yang
Bali pada era menuju new normal masih jarang digunakan dalam studi
berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh pariwisata.
laki-laki, berdasarkan usia didominasi oleh 2. Terkait saran praktis diharapkan
rentang usia 21 – 30 tahun, berdasarkan pemerintah Bali maupun Himpunan
pendidikan formal terakhir didominasi oleh Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali untuk
pendidikan perguruan tinggi dan selalu memperhatikan keadaan anggotanya.
berdasarkan lama waktu berkeja sebagai Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI)
pramuwisata Bali didominasi oleh rentang Bali bersama dengan pemerintah juga
waktu sama dengan atau lebih besar dari 4 diharapkan dapat memberikan pelatihan
tahun. Pada ketiga dimensi motivasi ERG mengenai wirausaha bagi para
dimensi kebutuhan pertumbuhan (growth) pramuwisata Bali agar meskipun profesi

123
Jurnal IPTA (Industri Perjalanan Wisata) p-ISSN: 2338-8633
Vol. 10 No. 1, Juli 2022 e-ISSN: 2548-7930

sebagai pramuwisata tidak berjalan, para


anggotanya tetap mendapat penghasilan
sehingga dapat bertahan selama era menuju
new normal. Selain itu pelatihan mengenai
wirausaha dapat juga dibuka pelatihan yang
berkaitan dengan keahlian yang dimiliki
para pramuwisata seperti keahlian
berbahasa asing agar potensi dan
kemampuan anggota tetap dikembangkan
atau dilatih.

124
Jurnal IPTA (Industri Perjalanan Wisata) p-ISSN: 2338-8633
Vol. 10 No. 1, Juli 2022 e-ISSN: 2548-7930

Kepustakaan pi-bali-tak-ada-tamu-guide-ingin-beralih-
jadi-kuli-bangunan. Diakses pada 30 April
Azwar, Saifuddin. 2012. Metodologi Studi. 2021.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Mardiana, dkk. 2017. Hubungan Antara Self
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Jumlah Resiliensi dengan Motivasi Berprestasi
Wisatawan Asing ke Indonesia dan Bali, Mahasiswa PG Paud Angkatan 2015
1969 – 2020. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
https://bali.bps.go.id/statictable/2018/02/0 Universitas Riau.Jurnal Online
9/28/jumlah-wisatawan-asing-ke-bali- Mahasiswa Bidang Keguruan dan Ilmu
dan-indonesia-1969-2019. Diakes pada 1 Pendidikan, Vol. 4, No.2, 1 – 13
Mei 2021. Mas’udi, Wawan, Poppy S. 2020. New Normal:
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2020. Perubahan Sosial Ekonomi dan Politik
Kunjungan Wisatawan Domestik ke Bali Akibat Covid-19. Yogyakarta: Gadjah
per Bulan, 2004 – 2020. Mada University Press
https://bali.bps.go.id/statictable/2018/02/0 Purnawijaya, F.M. 2019. Pengaruh Disiplin
9/29/banyaknya-wisatawan-domestik- Kerja dan Fasilitas Kerja Terhadap
bulanan-ke-bali-2004-2020. Diakses pada Kinerja Karyawan Pada Kedai 27 di
12 Oktober 2021. Surabaya. Jurnal AGORA Vol.7, No.1
Badan Pusat Statistik. 2021. Berita Resmi Purnomo, Danang, dkk. 2016. Pengaruh
Statistik 1 April 2021. Pendidikan dan Pelatihan Terhadap
https://www.bps.go.id/website/materi_ind Kompetensi Serta Dampaknya Pada
/materiBrsInd-20210401114123. Diakses Kinerja Pramuwisata Bali. Jurnal IPTA
pada 1 Mei 2021 Vol.4, No.2, 52 – 57
Bali, Nusa. 2021. 6500 Anggota HPI Bali Siap Rachmawati, Dwiaprinda, Ratih Arrum. 2014.
Divaksin. Peran Konsep Diri terhadap Resiliensi
https://www.nusabali.com/berita/90702/6 pada Pensiunan. Jurnal Psikogenesis,
500-anggota-hpi-bali-siap-divaksin. Volume 3, No 1
Diakses pada 30 April 2021 Rahim, Abdul. 2017. Hubungan Antara
Boy. 2019. Tahun 2018, Bali Sumbang 100 Resiliensi dengan Motivasi Belajar. Jurnal
Triliun Devisa Pariwisata Indonesia. Psikoborneo, Vol. 5, No.3, 378 – 381.
https://lintasnusanews.com/pariwisata/14 Resnick B. et al. 2018. Resilience in Aging: The
75/tahun-2018-bali-sumbang-100-triliun- Relationship Between Resilience and
devisa-pariwisata-indonesia/. Diakses Motivation. Springer, Cham.
pada 1 Mei 2021 Ruswanti, Endang, dkk. 2013. Aplikasi Teori
Gideon, Arthur. 2019. Industri Pariwisata Kebutuhan ERG Alderfer Terhadap
Sumbang Devisa Tertinggi Setelah CPO. Motivasi Karyawan Rumah Sakit Islam
https://www.liputan6.com/bisnis/read/389 Hidayatullah Yogyakarta.Jurnal Bunga
4129/industri-pariwisata-sumbang-devisa- Rampai Forum Ilmiah Vol. 10, No.02, 165
tertinggi-setelah-cpo. Diakses pada 1 Mei – 171
2021 Sugiyono. 2019. Statistika untuk Studi.
Herdiyanti, dkk. 2018. Hubungan Motivasi Bandung: Alfabeta
Kerja Dengan Resiliensi Pendidik TK di Wagnild, Young.1993. Development and
Kecamatan Bengkalis Kabupaten Psychometric Evaluation of The
Bengkalis. Jurnal Pendidikan Anak Usia Resilience Scale. Journal of Nursing
Dini, Vol 2, No 1 Measurment, 1, 165-178
Hertanto, Eko. 2017. Perbedaan Skala Likert Wijono, Sutarto. 2014. Psikologi Industri dan
Lima Skala Dengan Modifikasi Organisasi. Jakarta: Prenadamedia
Skala Likert Empat Skala. Jurnal Yuniari, P.Y., Suwena, I.K., Sasrawan
Metodologi Studi, 1 – 3 Mandanda. 2020. Sikap dan Motivasi
Kusniarti, Seri. 2020. HPI Bali: Tak Ada Tamu, Pramuwisata Bali Berbahasa Korea
Guide Ingin Beralih Jadi Kuli Bangunan. terhadap Wisatawan Korea Selatan ke
https://bali.tribunnews.com/2020/04/22/h Bali. Jurnal IPTA Vol. 8, No.1, 62 – 68.

125

You might also like