Professional Documents
Culture Documents
Research Report
PERBEDAAN NILAI PT DAN APTT PADA PEMERIKSAAN METODE Penelitian
ELEKTROMEKANIK DAN FOTO-OPTIK
A B STRA K
Latar belakang: Pemeriksaan terhadap Prothrombin Time (PT) serta Activated Partial
Thromboplastin Time (APTT) pada rumah sakit dan laboratorium klinik dengan memanfaatkan
penggunaan instrumen maupun metode yang berlainan. Dalam memeriksa PT serta
APTT dapat dilaksanakan melalui teknik foto elektromekanik dengan pendeteksian
terhadap perubahan kekeruhan plasma. Metode ini berprinsip bahwa penambahan dapat
mempengaruhi peningkatan terhadap viskositas plasma. Tujuan: Untuk menganalisis
perbedaan nilai PT dan APTT antara metode elektromekanik dan metode foto-optik.
Metode: Observasional analitik, 32 plasma sitrat tanpa interferensi dan hemolisis diperiksa di
Laboratorium Patologi Klinik RSU Haji Surabaya dan Laboratorium Klinik Utama Ultra Medica
di Surabaya. Penelitian ini menggunakan program SPSS 24.0 untuk menentukan apakah
ada perbedaan nilai PT dan APTT dengan metode elektromekanik dan foto-optik. Hasil:
Hasil PT dan APTT dengan metode elektromekanik secara signifikan lebih tinggi daripada
tanpa interferensi. Dalam sampel hemolitik, hasil PT dengan metode elektromekanik secara
signifikan lebih tinggi daripada hasil PT dengan metode foto-optik. Sementara itu, hasil APTT
dengan metode elektromekanik secara signifikan lebih rendah daripada hasil APTT dengan
metode foto-optik. Kesimpulan: Terdapat perbedaan hasil PT dan APTT yang signifikan Kata kunci:
antara metode elektromekanik dan foto-optik pada sampel tanpa interferensi dan hemolitik. PT, APTT, Metode elektromekanik,
Hal ini disebabkan oleh perbedaan prinsip deteksi antara kedua metode. Metode foto-optik
Journal of Vocational Health Studies p-ISSN: 2580–7161; e-ISSN: 2580–717x
DOI: 10.20473/jvhs.V5.I1.2021.17-21
Copyright © Journal of Vocational Health Studies. Open access under Creative Commons Attribution-Non Commercial-Share A like 4.0
International Licence (CC-BY-NC-SA)
18 Beytri Ramadhani et al. | Journal of Vocational Health Studies 05 (2021): 17-21
yang tidak terdistribusi normal. Sedangkan uji statistik Pada Tabel 3, nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.030
yang digunakan pada pemeriksaan APTT adalah (tanpa interferensi) yang berarti terdapat perbedaan
uji parametrik Paired T Test karena semua sampel signifikan (p<0.05) antara metode elektromekanik
berdistribusi normal. dengan metode foto-optik pada pemeriksaan APTT
Pada Tabel 2, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar dengan sampel tanpa interferensi. Sedangkan, pada
0.000 (tanpa interferensi) dan 0.005 (hemolisis) yang sampel hemolisis nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.211 yang
berarti terdapat perbedaan signifikan (p<0.05) antara berarti tidak terdapat perbedaan signifikan (p<0.05)
metode elektromekanik dengan metode foto-optik antara metode elektromekanik dengan metode foto-
pada pemeriksaan PT dengan sampel tanpa interferensi optik pada pemeriksaan APTT dengan sampel hemolisis.
maupun sampel hemolisis.
koagulasi yang dihasilkan dikarenakan terdapat reagen Adanya perbedaan nilai PT maupun APTT pada
koagulasi yang dipengaruhi dalam penggunaannya. pemeriksaan metode elektromekanik dan foto-optik
Lipemik mempengaruhi pemeriksaan koagulasi dapat disebabkan oleh pemipetan yang kurang akurat
yakni berupa pemanjangan terhadap pemeriksaan pada alat trombostat karena masih dilakukan secara
koagulasi yang dihasilkan dikarenakan terjadinya manual serta keterbatasan pada penelitian ini yaitu
kekeruhan. Menurut Lippi et al. (2013) dan Castellone 1. Sampel mengalami penundaan waktu
(2011) pada sampel ikterik secara umum terdapat pemeriksaan. Sebaiknya plasma sitrat yang
kadar bilirubin sampai dengan diatas 1.5 mg/dL yang digunakan untuk pemeriksaan PT maupun
mampu memberikan pengaruh terhadap pemeriksaan APTT dilakukan dalam jangka waktu maksimal
koagulasi. Sementara, metode foto-optik berprinsip 2 jam atau sesegera mungkin. Penundaan
pada penambahan reagen yang dapat mengalami waktu pemeriksaan dapat menyebabkan hasil
peningkatan pada viskositas plasma. pemeriksaan memanjang yang diakibatkan oleh
Metode elektromekanik pada penelitian ini CO2 yang keluar dari plasma sehingga pH plasma
menggunakan alat thrombostat yang memiliki sistem sitrat meningkat yang mengakibatkan perubahan
pengukuran mekanikal dan terdapat sebuah sensor faktor V dan VIII. Kedua faktor tersebut dapat
memonitor bola yang berputar untuk mendeteksi menghambat aktivitas faktor-faktor pembekuan
gumpalan atau perubahan viskositas plasma lainnya karena mempunyai sifat labil. Selain itu,
di bagian bawah kuvet. Kelebihan dari metode faktor-faktor pembekuan yang terdapat di dalam
elektromekanik adalah tidak ada pengaruh dari plasma memiliki waktu paruh atau ketahanan yang
sampel ikterus dan lipemik (Laga et al., 2006). Namun, berbeda (Price and Wilson, 2005).
menurut CLSI sampel hemolisis kemungkinan dapat
menyebabkan terbentuknya clot dan aktivasi faktor 2. Sampel hemolisis tidak dilakukan pengukuran
pembekuan. Menurut Lippi et al. (2013), plasma yang kadar hemoglobin. Perlunya pengukuran
mengandung hemoglobin bebas dapat dikaitkan kadar hemoglobin plasma (Hb bebas) untuk
dengan pelepasan molekul membran sitoplasma dan menyeragamkan kondisi hemolisis yang dibuat
plasma (misalnya, faktor jaringan, protease, fosfolipid secara manual pada pemeriksaan ini.
dan adenosindifosfat (ADP) yang dapat menghasilkan 3. Tidak disertakannya sampel dengan ikterik dan
aktivasi palsu dari pembekuan darah dan trombosit lipemik karena keterbatasan dalam pengumpulan
sehingga akan mempengaruhi hasil akhir. Hal ini berlaku jumlah sampel dengan kondisi ikterik dan lipemik.
untuk metode foto-optik maupun elektromekanik.
Kekurangan dari metode elektromekanik adalah masih
dilakukan pemipetan secara manual sehingga dapat KESIMPULAN
mempengaruhi keakuratan dalam pemipetan sampel
maupun reagen. Terdapat perbedaan hasil PT yang signifikan
Tidak terdapat perbedaan pada hasil pemeriksaan antara metode elektromekanik dan foto-optik pada
APTT antara metode elektromekanik dan metode foto- sampel tanpa interferensi dan hemolitik dan hasil APTT
optik dengan sampel hemolisis. Hal ini dapat disebabkan antara kedua metode pada sampel tanpa interferensi.
oleh adanya penundaan sampel. Secara teoritis hasil PT Sedangkan hasil APTT pada sampel hemolisis tidak ada
maupun APTT dengan metode elektromekanik lebih perbedaan yang signifikan antara kedua metode. Hal
rendah daripada metode foto-optik. Namun, karena ini disebabkan oleh perbedaan prinsip deteksi antara
adanya penundaan sampel yang dikerjakan dengan kedua metode.
alat elektromekanik menyebabkan faktor labil V dan
VIII rusak sehingga akibatnya hasil APTT dengan sampel
hemolisis tidak berbeda bermakna. Terdapat sejumlah UCAPAN TERIMA KASIH
sebab yang mengakibatkan pengujian statistik yang
dihasilkan tidak signifikan antara lain: Peneliti berterima kasih kepada Departemen
Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Haji Surabaya dan
1. Terdapat outliers yakni keanehan pada data. Hal
Laboratorium Klinik Ultra Medica Surabaya yang sudah
ini dapat dikarenakan individu yang memang
memfasilitasi penelitian ini dan dosen pembimbing
unik berbeda dari kebanyakan. Akibatnya error
Paulus Budiono Notopuro, dr., Sp.PK yang sudah
standar, standar deviasi dari rata-rata yang akan
memberikan waktu dan bimbingannya sehingga
dapat meningkat.
penelitian dapat terselesaikan serta seluruh keluarga
2. Sampel berukuran kecil juga dapat mengakibatkan maupun rekan-rekan peneliti yang sudah mendukung
pengujian statistik yang dihasilkan tidak dalam penelitian. Penulis menyatakan tidak ada konflik
mendapatkan pembuktian (Widhiarso, 2012). kepentingan terhadap banyak pihak yang berkaitan
pada penelitian yang telah dilaksanakan.
Beytri Ramadhani et al. | Journal of Vocational Health Studies 05 (2021): 17-21 21
DAFTAR PUSTAKA Hillman, R.S., Ault, K.A., Leporrier, M., Rinder, H.M., 2011.
Hematology in Clinical Practice, 5 th. ed. Mc Graw
Aryati, 2014. Peran Patologi Klinik secara Holistik : Hill, New York.
Tantangan Masa Kini dan Masa Mendatang. Laga, A.C., Cheves, T.A., Sweeney, J.D., 2006. The Effect
In: Kedokteran, F. (Ed.), Pengukuhan Jabatan of Sample Hemolysis on Coagulation Test Results.
Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Patologi Klinik. Am. J. Clin. Pathol. 126, 748–755.
Universitas Airlangga, Surabaya, pp. 1–56. Lippi, G., Plebani, M., Favaloro, E.J., 2013. Interference in
Bakta, I.M., 2007. Hematologi Klinik Ringkas. Buku Coagulation Testing: Focus on spurious hemolysis,
Kedokteran, EGC, Jakarta. Icterus and Lipemia. Semin. Thromb. Hemost. 39,
Castellone, 2011. Interference of Hemolysis, Icteric & 258–266.
Lipemia Coagulation Testing. Elit. Learn. Price, S.A., Wilson, L.M.C., 2005. Patofisiologi Klinik
Durachim, A., Astuti, D., 2018. Bahan Ajar Teknologi Proses-Proses Penyakit. EGC, Jakarta.
Laboratorium Medik (TLM): Hemostasis. Widhiarso, W., 2012. Hasil Uji Statistik dan Penulisan
Kementrian Kesehatan RI, Jakarta. Butir yang Kurang Tepat.