You are on page 1of 6

JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)

Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (1352-1357)

Penguatan Numerasi dalam Meningkatkan Higher Order


Thinking Skill (HOTS) Siswa Sekolah Dasar di Era Digital

Siti Rahmalia Natsir*1, Abdul Manaf2


1,2Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Buton, Indonesia
E-mail: rahmalianatsir20@gmail.com, abdulmanafumbuton@gmail.com

Article Info Abstract


Article History The Ministry of Education and Culture stated that the digital era is an era where
Received: 2022-12-12 information is easy to obtain. Countries that cannot adapt to technological
Revised: 2023-01-17
Published: 2023-02-06 developments will become underdeveloped countries. Seeing this condition coupled
with the fact that Indonesia has a low interest in numeracy, strengthening numeracy in
elementary schools is very important. Through a numeracy culture in schools, it trains
Keywords: students to solve HOTS questions. In the process of teaching and learning mathematics,
Amplification;
teachers need to accustom students to solving problem-solving questions in the hope
Numbering;
HOTS; that students will have the character to face the future. This counseling program is
Digital Era. related to strengthening numeracy in improving Higher Order Thinking Skill (HOTS) of
primary school students in the digital era in the school environment. In the school
environment, there should be a culture and atmosphere of numeracy. With the
existence of a culture of numeracy in the school environment, it is hoped that students'
interest in mathematics will arise and there will be no feeling of anxiety in solving
HOTS questions or problem solving.
Artikel Info Abstrak
Sejarah Artikel Kemendikbud mengemukakan bahwa era digital merupakan zaman dimana informasi
Diterima: 2022-12-12 mudah didapat. Negara yang tidak dapat menyesuaikan dengan perkembangan
Direvisi: 2023-01-17
Dipublikasi: 2023-02-06 teknologi maka akan menjadi Negara tertinggal. Melhat kondisi ini ditambah dengan
fakta bahwa Indonesia memiliki minat yang rendah dalam hal numerasi, maka
pengutan numerasi di sekolah dasar sangat penting. Melalui budaya numerasi di
Kata kunci: sekolah melatih siswa dapat menyelesaiakan soal HOTS. Dalam proses belajar
Penguatan;
mengajar matematika, guru perlu membiasakan siswa menyelesaiakan soal
Numerasi;
HOTS; pemecahan masalah dengan harapan agar siswa memiliki karakter untuk meghadapai
Era Digital. masa yang akan datang. Program penyuluhan ini terkait dengan penguatan numerasi
dalam meningkatkan Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa sekolah dasar di era
digital di lingkungan sekolah. Dilingkungan sekolah harus tercipya budaya dan suasana
numerasi. Dengan adanya budaya numerasi di lingkungan sekolah, diharapkan timbul
minat siswa dalam bidang matematika dan tidak ada perasaan cemas dalam
menyelesaikan soal HOTS atau pemecahan masalah.
I. PENDAHULUAN Tabel 1. Kemampuan Matematika Siswa
Indonesia pada tahun 2000 ikut serta dalam Dibeberapa Negara ASEAN Pada PISA 2018
PISA (Program fot Internasional Student Asses-
ment, PIRLS (Program Internasional Reading Negara Kemampuan Matematika
Literacy Study)), serta TIMSS (Trends in Filipina 352
internasional Mathematics and Science Studies). Thailand 418
Tidak hanya itu, Kemdikbud juga melaksanakan Indonesia 379
tes yang dikenal dengan AKSI atau Asesmen Malaysia 440
Kompetensi Siswa. Asesmen Kompetensi Mini- ASEAN 431
Sumber: Puspendik (Nur’aini et al., 2021)
mum atau AKM merupakan pengganti UN (Ujian
Nasional), dimana literasi dan juga numerasi
Peringkat PISA Indonesia pada tahun 2018
merupakan komponen utamanya. Salah satu
menduduki peringkat 70 dari 79 negara yang
kemampuan siswa yang diukur dalam AKM yakni
berpartisipasi. Pada kemampuan matematika
bernalar dengan menggunakan matematika atau
siswa di Indonesia berada dibawah kemampuan
dikenal dengan numerasi.
siswa di negara-negara ASEAN dengan dengan
skor 52 poin. Hasil dari PIRLS internasional
menunjukkan hasil yakni terdapat lebih dari 95%
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1352
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (1352-1357)
siswa Sekolah Dasar di Indonesia pada kelas IV pembelajaran matematika jadi terbatas. Hal ini
hanya dapat mencapai tingkat menengah, disebabkan karena pokok dari pembejaran mate-
dibandingkan siswa Taiwan yang telah mencapai matika itu sendiri yakni pemecahan masalah
tingkat tinggi (Fanani, A., & Kusmaharti, 2014). (NCTM, 2000). Pemecahan masalah matematika
Hal ini terlihat bahwa rendahnya kemampuan yang dimaksud yakni pemecahan masalah yang
numerasi siswa di Indonesia. Fakta yang terjadi dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pada
di lapangan, hanya sebagian kecil siswa yang kurikulum 2013 banyak ditemui soal dengan
menggunakan kemampuan numerasi dalam jenis Higher Order Thingking Skill atau yang
menyelesaiakan masalah nyata. Kemampuan dikenal dengan HOTS. Soal dengan jenis ini siswa
dasar siswa yaitu berhitung sudah dipahami oleh dituntut untuk berfikir tingkat tinggi serta
siswa, akan tetapi kemampuan siswa dalam mengaitkan proses bernalar sehingga dapat
memakai konsep tersebut dalam memecahkan melatih kamampuan berpikir kritis, logis, dan
masalah sehari-hari cenderung diabaikan dalam kreatif (Pangesti, 2018).
proses pembelajaran. Menurut Han, Susanto, dkk Kemendikbud mengemukakan bahwa era
menyatakan kemampuan numerasi yaitu digital merupakan zaman dimana informasi
kemampuan mengaplikasikan konsep bilangan mudah didapat. Negara yang tidak dapat untuk
dan kemahiran siswa dalam operasi hitung menyesuaikan dengan perkembangan teknologi
dalam konteks nyata. Qasim, Kadir dan Awaludin maka akan menjadi Negara tertinggal. Melhat
juga mengemukakan bahwa kemampuan nume- kondisi ini ditambah dengan fakta bahwa
rasi dalam PISA yakni kemampuan dalam meng- Indonesia memiliki minat yang rendah dalam hal
analisis, menyampaikan alasan, mengemukakan numerasi, maka pengutan numerasi di sekolah
pendapat, merumuskan, menyelesaikan dan dasar sangat penting (Darwanto, Khasanah. M,
menginterpretasi hasil dalam berbagai situasi Putri, 2021). Berkembangnya zaman yang
(Maulidina, 2019). Whardani menjelaskan bahwa semakin pesat, mengahruskan guru dan siswa
numerasi dapat dipahami sebagai kemampuan untuk dapat melakukan hal-hal inovatif. Hal-hal
siswa dalam merumuskan, mengaplikasikan dan inovatif dapat terlaksana jika salah satunya
menafsirkan masalah matematika dalam ke- adanya pembiasaan numerasi dalam lingkungan
hidupan sehari-hari, termasuk kemampuan sekolah baik di kelas maupun diluar kelas.
penalaran dalam menentukan konsep, prinsip Pembiasaan tersebut antara lain membangun
dan algoritma dalam proses pembejaran. Fathani fasilitas numersi dilingkungan sekolah dan
juga menambahkan lima kompetensi dalam memberikan alokasi waktu yang cukup bagi
proses pembelajaran matematika dimana men- siswa untuk pembelajaran numerasi dalam
cakup kemampuan numerasi yakni, pemecahan proses pembelajaran agar siswa terbiasa
masalah, penalaran, koneksi, dan representasi menyelesaikan masalah. Untuk menunjang hal
(Pusapningtyas, 2020). tersebut, guru harus mampu mengembangkan
Barrat berpendapat, Higher Order Thingking siswa agar dapat berpikir kritis dan inovatif
Skill (HOTS) yaitu kemampuan berpikir tingkat dalam proses pembelajaran. Melalui budaya
tinggi menuntut siswa untuk mengembangkan numerasi di sekolah melatih siswa dapat
pemikiran kritis, kreatif, analisis terhadap menyelesaiakan soal HOTS. Dalam proses belajar
informasi dan data dalam memecahakan sebuah mengajar matematika, guru perlu membiasakan
masalah (Fanani, A., & Kusmaharti, 2014). siswa menyelesaiakan soal pemecahan masalah
Kurikulum saat ini, pembelajaran matematika dengan harapan agar siswa memiliki karakter
menekankan pada pembelajaran berbasis HOTS untuk meghadapai masa yang akan datang.
yakni pengutan proses belajar mengajar di kelas. Gerakan pengutan numerasi diharapkan dapat
Pada proses belajar mengajar diharapkan siswa menggerakan sekolah, pemangku kepentingan,
mampu menemukan konsep, prinsip dan juga dan warga sekolah untuk bersama-sama mem-
lagoritma pada matematika dalam kehidupan punyai, melakukan dan juga menjadikan gerakan
sehari-hari siswa, sehingga proses pembelajaran numerasi bagian penting dalam kehidupan warga
di kelas lebih efektif, menyenangkan dan sekolah.
bermakna. Hal ini dapat berjalan dengan baik
guru kreatif dalam proses pembelajaran. Nume- II. METODE PENELITIAN
rasi berhubungan erat dengan kehidupan sehari- Kegiatan pengabdian ini merupakan bagian
hari siswa yakni pemecahan masalah dalam dari pelaksanaan program Pengenalan Lapangan
matematika. Tidak terdapatnya pemecahan Persekolahan I (PLP I) yang dilaksanakan di MIN
masalah dalam matematika, maka manfaat dari Baubau Sulawesi Tenggara. Sasaran pada kegia-

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1353
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (1352-1357)
tan ini adalah seluruh guru kelas MIN Baubau.
Metode yang digunakan adalah model partisipatif
aktif berupa penyuluhan kepada guru-guru dan
diskusi. Pada proses penyampaian informasi
memanfatkan PowerPoint yang berisi informasi
mengenai pentingnya numerasi di era digital,
menciptakan suasana numerasi dilingkungan
sekolah dan langkah-langkah menyelesaikan
numerasi tipe HOTS. Program penyuluhan ini
berlangsung selama 2 jam yang bertempat di
MIN Baubau. Kegiatan ini diawali dengan
persiapan dan perencanaan dengan berkoor-
Gambar 1. PPT Pentingnya Numerasi
dinasi terlebih dahulu dengan pimpinan dan para
guru MIN Baubau. Kegiatan ini dilaksanakan
dengan tatap muka langsung dengan para guru di
MIN Baubau yang dilaksanakan di dalam ruang
kelas, dengan tahapan memberikan informasi
tentang pentingnya numerasi, menciptakan
suasana numerasi dilingkungan sekolah dan
langkah-langkah menyelesaikan numerasi tipe
HOTS serta selanjutnya dilakukan diskusi dengan
para guru MIN Baubau.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambar 2. Tampilan Numerasidi Kelas
Kegiatan ini dimulai dengan mempersiapkan
(Sumber: Modul Literasi Numerasi di SD)
bahan untuk penyuluhan yakni mempersipakan
PowerPoint yang berisi memberikan informasi
tentang pentingnya numerasi, menciptakan
suasana numerasi dilingkungan sekolah dan
langkah-langkah menyelesaikan numerasi tipe
HOTS. Kemudian dilanjutkan dengan komunikasi
dengan pimpinan MIN Baubau sebagai mitra
kerjasama dalam pengebdian ini. Kegiatan ini
dilaksanakan bersamaan dengan PLP I FKIP UM
Buton. Persiapan kegiatan ini dimulai dengan
mengobservasi terlebih dahulu lingkungan Gambar 3. Tampilan Numerasidi Kelas
sekolah baik di luar maupun didalam kelas (Sumber: Modul Literasi Numerasi di SD)
mengenai numerasi dengan tujuan untuk dapat
mengetahui seberapa besar pengembangan Pengarahan peserta dipimpin langsung oleh
numerasi dilingkungan sekolah dilakukan. Hasil pemateri. Kegiatan ini pula diikuti dan dibantu
observasi ini yakni dilingkungan sekolah MIN oleh mahasiswa peserta PLP I yang bertugas di
Baubau masih identik dengan literasi dan MAN Baubau. Kegiatan ini dilaksanakan secara
hamper sama sekali budaya numerasi tidak langsung tatap muka di tempat kegiatan, diaman
Nampak dilingkungan sekolah. Persiapan ini juga peserta yang hadir yakni guru-guru kelas MIN
mengkoordinaksikan dengan pimpinan MIN Baubau dan terdapat pula beberapa guru magang
Baubau mengenai waktu dan tempat kegiatan MIN Baubau. Pada pengarahan kegiatan ini
serta sasaran kegiatan ini yakni para guru kelas Kepala Sekolah MIN Baubau turut berpartisipasi
MIN Baubau. Pemilihan guru kelas karena guru aktif dalam mengarahkan guru-guru kelas untuk
kelas erat kaitannya dengan pembelajaran mengikuti kegiatan. Proses kegiatan diawali
matematika di kelas. Selain itu tim juga melaku- dengan sambutan Ibu Kepala Sekolah MIN
kan penyusunan materi yang berisi pentingnya Baubau dan juga Wakil Kepala Sekolah bagian
numerasi pada era digital, menciptakan suasana kesiswaan. Sambutan Kepala Sekolah sekaligus
numerasi dilingkuan sekolah dan juga langkah- membuka kegiatan Pengutan Numerasi dalam
langkah menyelesaikan numerasi tipe HOTS. Meningkatkan Higher Order Thinking Skill
(HOTS) Siswa Sekolah Dasar di Era Digital

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1354
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (1352-1357)
dengan resmi. Fokus kegiatan ini adalah mem- permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-
berikan informasi tentang pentingnya numerasi, hari, memiliki rasa ingin tahu, memanfaatkan
menciptakan suasana numerasi dilingkungan kemampuan dalam menganalisis, mengevaluasi,
sekolah dan langkah-langkah menyelesaikan mengelaborasi dan mencipta. Comunication Skill
numerasi tipe HOTS serta selanjutnya dilakukan atau keterampilan komunikasi adalah kemam-
diskusi dengan para guru MIN Baubau yang puan dalam berbagai bentuk, seperti komunikasi
dilaksanakan selama satu hari dengan melibat- lisan, tulisan dan komunikasi langsung maupun
kan dua pemateri dan dibantu oleh mahasiswa tidak langsung. Collaboration Skill keterampilan
PLP I UM Buton yang bertugas di MIN Baubau. kolaborasi adalah kemampuan bekerjasama
Selanjutnya perkenalan para pemateri kepada dalam suatu kelompok (Simanjuntak, 2019).
para guru MIN Baubau dan menyampaikan Berdasarkan pemaran tersebut perlunya budaya
tujuan dialksanakannya kegiatan Pengabdian dan pengembangan numerasi dilingkuan sekolah
Kepada Masyarakat dengan teman Pengutan baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Kondisi
Numerasi dalam Meningkatkan Higher Order MIN Baubau sudah cukup baik dalam mengem-
Thinking Skill (HOTS) Siswa Sekolah Dasar di Era bangkan budaya literasi. Hal ini terlihat pada
Digital. berbagai macam bentuk tulisan-tulisan baik di
Pemateri menyampaikan perbedaan literasi dalam kelas maupun diluar kelas, hanya saja
dan numerasi serta mengenalkan numerasi kurangnya budaya numerasi dan bahkan hampir
dilingkungan sekolah. Pada Undanag-Undang No. terabaikan. Oleh karena itu pemateri juga
3 Tahun 2017 literasi adalah kemampuan dalam memberikan penguatan kepada para guru bahwa
memahami informasi dengan kritis sehingga tiap numerasi juga perlu untuk dikembangkan pada
orang dapat mencari ilmu pengetahuan serta lingkungan sekolah. Pemateri juga memberikan
teknologi dalam upaya untuk meningkatkan taraf contoh mengenai pemanfaatan fasilitas sekolah
hidupnya (Kemendikbud, 2019). Sedangkan dengan tampilan numerasi di lingkungan sekolah
numerasi adalah pengetahuan dan kemampuan baik di dalam kelas maupun diluar kelas.
untuk dapat menggunakan beragam jenis Numerasi berhubungan erat juga dengan
bilangan untuk memecahkan masalah praktis pemecahan masalah. Yang dimaksud pemecahan
pada berbagai bentuk konteks kehidupan sehari- masalah yakni bukanya hanya sebatas menyele-
hari, menganalisis informasi yang disajikan saikan masalah rutin, melainkan lebih pada
dalam bentuk grafi, tabel, dan bagan dan meng- menekankan solusi permasalahan yang ada pada
interpratasikan hasil analisis untuk membuat kehidupan sehari-hari, dimana dibutuhkan suatu
kesimpulan serta keputusan. Numerasi juga penalaran. Kurikulum 2013 siswa dituntut agar
dapat diartikan sebagai kemampuan menngapli- dapat berpikir kritis, bepikir kritis adalah bagian
kasikan konsep bilangan dan juga keterampilan dari kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
operasi hitung dalam kehidupan sehari hari sering dikenal dengan Hiher Order Thinking Skills
(Kemendikbudristek, 2021). Pemateri juga me- (HOTS). Pada kurikulum 2013 termuat soal HOTS
nyampaikan pentingnya numerasi di era digital. dimana soal ini dapat melatih para siswa untuk
Saat ini di Indonesia numerasi merupakan berpikir kritis dan melibatkan proses bernalar
komponen utama dalam Asesmen Kompetensi (Darmadi, Safitri. A, Wardani. A.D, 2022).
minimum (AKM) sebagai pengganti Ujian Langkah-langkah menyelesaikan soal HOTS yaitu
Nasional. Fakta bahwa hasil survey di tingkat menganalisis informasi yang ada pada soal,
nasional dan juga internasional, memperlihatkan memahami pertanyaan yang ada pada soal,
bahwa bidang numerasi cenderun menurun. memahami konsep maka memahami maksud
Kondisi ini terjadi disebebkan oleh proses dari pertanyaan dan penyelesaian masalah akan
pembelajaran di satuan pendidikan mengabaikan lebih mudah dari pada mengahafal, mencipta hal
bidang numerasi sebagai dasar berpikir. Pada era yang dibutuhkan dalam penyelesaian masalah,
digital diperlukan keterampilan 4c (critical memahami cara menyelesaian masalah. Dalam
thinking skill, creativity, collaboration dan proses pembelajaran, seorang guru dalam me-
communication skill). nyajikan soal yang berupa pemecahan masalah,
Critical thinking skill atau kemampuan harus membiasakan siswa menemukan fakta
berpikir kritis yaitu kemampuan siswa untuk dalam soal ataupun konsepnya, menemukan
memecahkan masalah, mengambil keputusan, pertanyaan atau memahami pertanyaan dalam
memahami hal tertentu, dan juga menemukan soal yang biasa disebut dengan prinsip dan
jawaban yang relevan. Creative thinking skill atau memahami cara penyelesaian atau algoritma.
berpikir keratif yaitu memapu menyelesaikan

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1355
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (1352-1357)
Ketiga hal ini harus terus dibiasakan dalam IV. SIMPULAN DAN SARAN
proses pembelajaran numerasi. A. Simpulan
Program penyuluhan ini terkait dengan
penguatan numerasi dalam meningkatkan
Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa
sekolah dasar di era digital di lingkungan
sekolah. Dilingkungan sekolah harus tercipya
budaya dan suasana numerasi. Dengan adanya
lingkungan numerasi di lingkungan sekolah,
diharapkan timbul minat siswa dalam bidang
matematika dan juga tidak ada perasaan
cemas dalam menyelesaikan soal pemecahan
masalah. Dalam proses pembelajaran pula,
sebaiknya para guru membiasakan siswa
Gambar 4. Langkah-langkah Menyelesaikan dalam menemukan konsep, prinsip dan juga
Soal HOTS algoritma dalam menyelesaikan soal-soal
HOTS atau pemecahan masalah.

B. Saran
Adanya penyuluhan ini diharapkan lebih
banyak lagi kegiatan penyuluhan mengenai
numerasi dilakukan pada lingkungan sekolah
agar kegiatan belajar matematika siswa
meningkat. Budaya numerasi juga perlu untuk
dapat ditingkatkan disekolah-sekolah melalui
pemanfaatan fasilitas sekolah agar siswa
terbiasa dengan matematika.

Gambar 5. Pemaparan Numerasi dalam DAFTAR RUJUKAN


Meningkatkan HOTS Darmadi, Safitri. A, Wardani. A.D, Serly. W. ..
2022. “Pengaruh Penerapan Soal HOTS
Setelah pemaparan oleh pemateri telah selesai Sebagai Bagian Dari Kurikulum 2013
dilaksanakan, maka dilakukan kegiatan diskusi Terhadap Pemahaman Siswa Sekolah
mengenai bagaimana menumbuh kemabangkan Dasar Pada Pembelajaran Matematika.”
budaya numerasi dilungkangan sekolah dan 4:569–75.
bagaimana kiat-kiat penyelesaian soal-soal HOTS
dengan dimulai dari membiasakan numerasi Darwanto, Khasanah, M; Putri, A. .. 2021.
pada proses pembelajaran. Terdapat beberpa “Penguatan Literasi, Numerasi Dan
guru yang mengajukan pertanyaan dan juga Adaptasi Teknologi Pada Pembelajaran Di
menceritakan kesulitan-kesulitan pembelajaran Sekolah.” Jurnal Eksponen 11.
numerasi yang terjadi di dalam kelas. Penguatan
kembali mengenai pentingnya numerasi dalam Fanani, A., & Kusmaharti, D. 2014.
meningkatkan Higher Order Thinking Skill “Pengembangan Pembelajaran Berbasis
(HOTS) siswa sekolah dasar di era digital dengan HOTS (Higher Order Thinking Skill) Di
cara membudayakan lingkungan dan kegiatan Sekolah Dasar Kelas V.” Jurnal Penndidikan
numerasi baik di dalam maupun di luar kelas. Dasar 1(9):1–11.
Selanjutnya mengingatkan guru untuk tetap Kemendikbud, Dirjendikdasmen. 2019. Desain
terus memotivasi siswa dalam proses pem- Induk Gerakan Literasi Sekolah. Ditjen
belajaran dan menggunakan berbagai macam Dikdasmen Kemdikbud.
model pembelajaran agar meningkatkan Higher
Order Thinking Skill (HOTS) dapat dilaksanakan Kemendikbudristek. 2021. “Modul Literasi
dengan baik dalam proses pembelajaran. Numerasi Di Sekolah Dasar”. Jakarta:
Kemendikbudrestek.

Maulidina, Ana Puspita. 2019. “Profil


Kemampuan Numerasi Siswa Sekolah

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1356
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 2, Februari 2023 (1352-1357)
Dasar Berkemampuan Tinggi Dalam Pusapningtyas, Ulfa. 2020. “Available Online at:
Memecahkan Masalah Matematika.” Jurnal Http://Journal.Uny.Ac.Id/Index.Php/Jpmm
Bidang Pendidikan Dasar 3(2):61–66. doi: p.” J. Pengabdian Masyarakat MIPA Dan
10.21067/jbpd.v3i2.3408. Pendidikan MIPA 4(1):113–21.

NCTM. 2000. Principles and Standards for School Simanjuntak, Maria Dewi Ratna. 2019.
Mathematics. Reston, VA: The National “Membangun Ketrampilan 4 C Siswa Dalam
Council of Teacher Mathematics, Inc. Menghadapi Revolusi Industri 4.0.”
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu
Nur’aini, Fransisxa, Ikhya Ulumuddin, Lisna Sosial Universitas Negeri Medan 3:921–29.
Sulinar Sari, and Sisca Fujianita. 2021.
“Meningkatkan Kemampuan Literasi Dasar
Siswa Indonesia Berdasarkan Analisis Data
PISA 2018.” Pusat Penelitian Kebijakan
(3):1–10.

Pangesti, Fitraning Tyas Puji. 2018.


“Menumbuhkembangkan Literasi
Numerasi Pada Pembelajaran Matematika
Dengan Soal Hots.” Indonesian Digital
Journal of Mathematics and Education
5(9):566–75.

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1357

You might also like