You are on page 1of 12

Pengaruh Sanksi Pajak, Pelayanan Pajak Dan Pengetahuan Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan


Bangunan (PBB)
(Studi Kasus Pada Wajib Pajak di Yayasan Ariya Metta Tangerang)

Dohan
Josse Rizal
Shierly Margareth Mantiri
Vicaya Citta Dhammo

2032600096@student.budiluhur.ac.id, 2032600054@student.budiluhur.ac.id, 2032600120@student.budiluhur.ac.id,


2032600039@student.budiluhur.ac.id, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Budi Luhur, Indonesia

Article Info: Abstract in English

Keywords:
Keyword 1; Tax Sanctions
This study was conducted to examine the effect of tax sanctions, tax
Keyword 2; Tax Services services and tax knowledge on taxpayer compliance in paying land
Keyword 3; Tax Knowledge and building taxes. Sources of data used in this study is primary data.
Keyword 4; Taxpayer Compliance in Paying
Land and Building Taxes This primary data was obtained by using a questionnaire. The
population in this study were taxpayers at the Ariya Metta
(Times New Roman 7pt, Bold, Italic) Foundation, Tangerang. Determination of the sample was carried out
using the convenience sampling method with a sample of 50 taxpayers
at the Ariya Metta Foundation, Tangerang. The research data was
processed using data quality test, classical assumption test, and
multiple regression analysis. Based on the results of the analysis
carried out, the researcher can conclude that: Tax Sanctions affect
Taxpayer Compliance in Paying Land and Building Taxes, Tax
Services affect Taxpayer Compliance in Paying Land and Building
Taxes, and Tax Knowledge affects Taxpayer Compliance in Paying
Property tax. Tax Sanctions, Tax Services and Tax Knowledge have
a simultaneous effect on Taxpayer Compliance in Paying Land and
Building Taxes.

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh sanksi pajak, pelayanan pajak dan pengetahuan pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Populasi
dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak di Yayasan Ariya Metta Tangerang. Penentuan sampel dilakukan
menggunakan metode convenience sampling dengan jumlah sampel sebanyak 50 Wajib Pajak di Yayasan
Ariya Metta Tangerang. Data penelitian ini diolah dengan uji kualitas data, uji asumsi klasik, serta analisis
regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa:
Sanksi Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan,
Pelayanan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan
Bangunan, dan Pengetahuan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak
Bumi dan Bangunan. Sanksi Pajak, Pelayanan Pajak dan Pengetahuan Pajak berpengaruh secara simultan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan.

Kata kunci: sanksi pajak, pelayanan pajak, pengetahuan pajak dan kepatuhan wajib pajak dalam membayar
pajak bumi dan bangunan.

1
PENDAHULUAN
Pembangunan merupakan upaya untuk meningkatkan, mengembangkan, serta
pemanfaatan SDA dan SDM yang ada, yang hasilnya meningkatkan kesuksesan dan
kesejahteraan masyarakat. Pembangunan dilakukan atas serangkaian investasi, dan investasi
tersebut dapat dilakukan dengan dorongan modal sangat besar. Salah satu sumber modal yaitu
perpajakan. Perpajakan adalah iuran orang pribadi (yang bersifat memaksa) kepada kas negara
melalui penolakan timbal balik, yang dapat langsung dilaporkan dan digunakan untuk
membayar pengeluaran-pengeluaran bersama (Soemitro dalam Ernawati, 2018:2). Perpajakan
mempunyai peran sangat penting untuk dikoleksi oleh pemerintah saat ini, karena perpajakan
merupakan sumber kontribusi nasional yang jelas, dalam hal ini pentingnya pengelolaan
perpajakan menjadi suatu prioritas pemerintahan. Salah satu perpajakan yang dipungut oleh
masyarakat yaitu PBB (Salmah, 2018).
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 mengenai pajak dan retribusi daerah mengatur
bahwa PBB merupakan perpajakan terhadap bumi dan/ atau bangunan yang memiliki,
mengelola, menguasai oleh perseorangan atau badan hukum. Digunakan untuk kegiatan
perkebunan, kehutanan, dan pertambangan. Penjelasan tentang pajak bumi dan bangunan atas
wewenang pemerintahan wilayah adalah pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan
perkotaan.
Cara untuk menanggulangi PBB yaitu Kepatuhan WP dalam membayar PBB.
Kepatuhan WP merupakan salah satu syarat bagi WP untuk memenuhi seluruh kewajiban
pajaknya dan melaksanakan hak pajaknya (Salmah dalam Ramdhani, 2020). Tetapi pada
kenyataan negara tidak jarang kesusahan dalam memungut pajak, termasuk PBB. Kasus
kepatuhan WP yaitu kasus utama bagi suatu negara. Dikarenakan apabila WP tidak mematuhi
peraturan yang ada sehingga akan menyebabkan harapan untuk lakukan perbuatan
penghindaraan, pengelakan, penyelundupan dan pelalaian pajak pada akhirnya perbuatan
tersebut akan mengakibatkan penerimaan perpajakan negara akan menurun (Kurnia dalam
Salmah, 2018).
Kepatuhan wajib pajak artinya kepatuhan wajib pajak harus lakukan pembayaran PBB
yang terutang lebih awal dalam jumlah SPPT yang sesuai. Tanggal jatuh tempo PBB tertera
pada SPPT yang diterima Wajib Pajak (Sucito, 2016). Faktor yang akan pengaruhi kepatuhan
WP dalam membayar PBB yaitu sanksi pajak, pelayanan pajak dan pengetahuan pajak. Sanksi
pajak yaitu sanksi yang diberikan kepada WP yang tidak patuh atau melakukan pelanggaran
dan penipuan dengan aturan pajak yang berlaku (Arfah, 2019). Dengan memberikan sanksi
yang berat, sehingga wajib pajak didorong untuk mematuhi kewajiban perpajakan dengan baik
sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Ayunda dalam Sesarista, 2020). Sanksi pajak
ada dua macam, adalah sanksi administratif dan sanksi pidana. Sanksi-sanksi administratif
seperti hukuman dan bunga tambahan. Sedangkan sanksi-sanksi pidana seperti sanksi penjara
dan sanksi kurungan.
Sanksi pajak efektif adalah sanksi yang menciptakan WP merasakan pengaruh apabila
tidak melakukan pembayaran PBB, sehingga menciptakan WP paham arti dari sanksi-sanksi
pajak, dan menaruh pengetahuan mengenai tata-tata cara pembayaran PBB secara tepat waktu
(Siregar & Rahayu, 2018). Semakin tinggi sanksi pajak ditandai adanya sanksi sehingga bisa
membuat WP dapat imbas apabila mereka tidak membayarkan PBB sehingga menciptakan
Wajib Pajak untuk sedia memenuhi hak perpajakannya. Apabila sanksi tadi juga mampu
mendapatkan dampak jera terhadap WP yang menciptakan WP berusaha buat paham dengan
tata-tata cara dan batas waktu pembayarannya sehingga WP akan membayarkan PBB secara
tepat waktu maka tidak memiliki tagihan pajak. Sanksi pajak yang tinggi membuat kepatuhan
WP dalam pembayaran PBB juga semakin tinggi.

2
Pelayanan pajak dapat memberikan bagi WP yaitu salah satu pelayanan pemerintah
yang paling sesuai dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat (Patmasari et al. dalam Sesarista,
2020). Pelayanan pajak adalah pelayanan seperti kesigapan petugas dalam melayani konsumen
dan dukungan dari sarana yang ada (Novitasari & Hamta, 2017). Pelayanan pajak
menitikberatkan pada cara memenuhi keperluan dan harapan konsumen dan ketepatan
penyampaian buat menyeimbangkan keinginan konsumen. Hal PBB ini, apabila pelayanan
yang diterima oleh WP dalam proses pemenuhan kewajiban pajak sesuai harapan maka
pelayanan pajak akan semakin baik, dan sebaliknya.
Pengukuran pelayanan pajak dapat memakai indikator adalah prosedur penyampaian
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, prosedur membayar PBB, pelayanan waktu membayar
PBB, fasilitas mendukung dalam pelayanan, kecepatan dan ketanggapan petugas dalam
menghadapi keluhan WP (Nurfauzi dalam Sesarista, 2020). Pelayanan pajak tinggi ditandai
dengan penyampaian SPPT oleh petugas berjalan baik, prosedur membayar PBB yang
memudahkan WP dan fasilitas mendukung yang memuaskan serta petugas yang cepat tanggap
sehingga WP dilayani baik saat membayar PBB maka WP akan sedia buat memenuhi kewajiban
PBB mereka disiplin yang menciptakan WP tidak memiliki tagihan pajak. Pelayanan pajak
yang tinggi maka meningkatkan kepatuhan WP dalam pembayaran PBB.
Pengetahuan pajak yaitu keterampilan WP untuk memahami aturan pajak, termasuk tarif
perpajakan yang menerima pembayaran maupun pengurangan pajak yang bermanfaat untuk
kehidupan Wajib Pajak (Erawati & Parera, 2017). Menurut Ayunda dalam Sesarista (2020)
pada pengukuran pengetahuan pajak memakai indikator adalah pemahaman WP dimana pajak
adalah pendapatan negara buat pembiayaan umum dan pembangunan daerah yang dipungut
menurut UU, dan pemahaman tarif pajak, pemungut pajak dan prosedur pembayaran pajak. Jika
pengetahuan pajak tinggi ditandai menggunakan pemahaman WP mengenai pajak akan dibayar
dan diguna buat pembiayaan umum dan pembangunan wilayah dan dipungut menurut UU maka
menciptakan WP akan sedia untuk pemenuhan kewajiban mereka sebagai WP PBB.
Pengetahuan pajak yang tinggi ditandai oleh pemahaman WP mengenai tarif serta prosedur
membayar PBB akan mendorong WP untuk membayarkan PBB secara tepat waktu maka Wajib
Pajak tidak memiliki tagihan pajaknya. Dengan adanya pengetahuan pajak tinggi membuat
kepatuhan WP dalam pembayaran PBB semakin tinggi.
Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menguji seberapa besar pengaruh sanksi pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB, untuk menguji seberapa besar pengaruh
pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB, untuk menguji
seberapa besar pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar
PBB serta untuk menguji seberapa besar secara simultan pengaruh sanksi pajak, pelayanan
pajak dan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB.
Dalam penelitian ini memakai skala likert dengan mengunakan pola 1. Sangat Tidak
Setuju (STS), 2. Tidak Setuju (TS), 3. Netral (N), 4. Setuju (S) dan 5. Sangat Setuju (SS) dengan
sampel 50 wajib pajak yang berada di Yayasan Ariya Metta Tangerang.

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Sanksi Pajak Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB
Sanksi pajak yaitu sanksi yang diberikan kepada WP yang tidak patuh atau melakukan
pelanggaran dan penipuan dengan aturan pajak yang berlaku (Arfah, 2019). Semakin tinggi
sanksi pajak ditandai adanya sanksi sehingga bisa membuat WP dapat imbas apabila mereka
tidak membayarkan PBB sehingga menciptakan Wajib Pajak untuk sedia memenuhi hak
perpajakannya. Apabila sanksi tadi juga mampu mendapatkan dampak jera terhadap WP yang

3
menciptakan WP berusaha buat paham dengan tata-tata cara dan batas waktu pembayarannya
sehingga WP akan membayarkan PBB secara tepat waktu maka tidak memiliki tagihan
pajaknya. Sanksi pajak yang tinggi membuat kepatuhan WP dalam pembayaran PBB juga
semakin tinggi. Dari penjelesan diatas maka perumusan hipotesisnya sebagai berikut:
H1: Sanksi Pajak Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB

Pelayanan Pajak Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar


PBB
Pelayanan pajak adalah pelayanan seperti kesigapan petugas dalam melayani konsumen
dan dukungan dari sarana yang ada (Novitasari & Hamta, 2017). Pelayanan pajak tinggi
ditandai dengan penyampaian SPPT oleh petugas berjalan baik, prosedur membayar PBB yang
memudahkan WP dan fasilitas mendukung yang memuaskan serta petugas yang cepat tanggap
sehingga WP dilayani baik saat membayar PBB maka WP akan sedia buat memenuhi kewajiban
PBB mereka disiplin yang menciptakan WP tidak memiliki tagihan pajaknya. Pelayanan pajak
yang tinggi maka meningkatkan kepatuhan WP dalam pembayaran PBB. Dari penjelasan diatas
maka perumusan hipotesisnya sebagai berikut:
H2: Pelayanan Pajak Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB

Pengetahuan Pajak Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar


PBB
Pengetahuan pajak yaitu keterampilan WP untuk memahami aturan pajak, termasuk
tarif perpajakan yang menerima pembayaran maupun pengurangan pajak yang bermanfaat
untuk kehidupan Wajib Pajak (Erawati & Parera, 2017). Jika pengetahuan pajak tinggi ditandai
menggunakan pemahaman WP mengenai pajak akan dibayar dan diguna buat pembiayaan
umum dan pembangunan wilayah dan dipungut menurut UU maka menciptakan WP akan sedia
untuk pemenuhan kewajiban mereka sebagai WP PBB. Pengetahuan pajak yang tinggi ditandai
oleh pemahaman WP mengenai tarif serta prosedur membayar PBB akan mendorong WP untuk
membayarkan PBB secara tepat waktu maka Wajib Pajak tidak memiliki tagihan pajaknya. Dari
penjelasan di atas maka perumusan hipotesisnya sebagai berikut:
H3: Pengetahuan Pajak Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB

Sanksi Pajak, Pelayanan Pajak Dan Pengetahuan Pajak Berpengaruh Secara Simultan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB
Hasil penelitian Arfah (2019) ditunjukkan adanya sanksi pajak serta kesadaran WP
berpengaruh secara silmutan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB. Hasil
penelitian Novitasari & Hamta (2017) ditunjukkan adanya kualitas pelayanan dan sosialisasi
pajak berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan pajak PBB-P2. Hasil penelitian Erawati
& Parera (2017) ditunjukkan adanya kesadaran WP, sanksi pajak, pengetahuan pajak dan
pelayanan fiskus berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan wajib PBB. Dari penjelasan
diatas maka perumusan hipotesisnya sebagai berikut:
H4: Sanksi Pajak, Pelayanan Pajak Dan Pengetahuan Pajak Berpengaruh Secara Simultan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini memakai jenis kuantitatif. Penelitian dilakukan terhadap wajib pajak yang
memiliki hak atas tanah serta bangunan pada Yayasan Ariya Metta Tangerang. Data yang dipakai
adalah data primer. Populasi yang digunakan yaitu WP bumi dan bangunan terdapat pada

4
Yayasan Ariya Metta Tangerang. Sampel didapatkan dari hasil seleksi menggunakan metode
convenience sampling dengan total sampel diperoleh 50 responden sehingga jumlah data yang
diteliti sebanyak 50 data. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data yang
dipakai adalah analisis regresi berganda.
Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini diukur memakai skala likert dengan pola
1. Sangat Tidak Setuju (STS), 2. Tidak Setuju (TS), 3. Netral (N), 4. Setuju (S) dan 5. Sangat
Setuju (SS).
Sedangkan variabel bebas (independen) menggunakan beberapa variabel sebagai berikut:
1. Sanksi pajak diukur memakai skala likert dengan pola 1. Sangat Tidak Setuju (STS), 2.
Tidak Setuju (TS), 3. Netral (N), 4. Setuju (S) dan 5. Sangat Setuju (SS).
2. Pelayanan pajak diukur memakai skala likert dengan pola 1. Sangat Tidak Setuju (STS),
2. Tidak Setuju (TS), 3. Netral (N), 4. Setuju (S) dan 5. Sangat Setuju (SS).
3. Pengetahuan pajak diukur memakai skala likert dengan mengunakan pola 1. Sangat
Tidak Setuju (STS), 2. Tidak Setuju (TS), 3. Netral (N), 4. Setuju (S) dan 5. Sangat Setuju
(SS).

Model persamaan regresi berganda yang dikembangkan pada penelitian ini sebagai berikut:

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + £

Keterangan:
Y = kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB
α = konstanta
β1 X1 = sanksi pajak
β2 X2 = pelayanan pajak
β3 X3 = pengetahuan pajak
£ = error

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis statistik deskriptif dari masing variabel-variabel yang terdapat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 1. Statistik Deskriptif


Min Max Mean Standar Deviasi
Sanksi Pajak 17 24 20,62 2,108
Pelayanan Pajak 17 25 20,94 2,074
Pengetahuan Pajak 16 25 21,00 2,080
Kepatuhan Wajib Pajak 16 25 21,06 2,385
dalam Membayar PBB
Sumber: hasil olahan

Sanksi pajak mempunyai nilai rata-rata 20,62 dengan nilai minimal 17, maksimal 24
dan standar deviasi 2,108. Pelayanan pajak mempunyai nilai rata-rata 20,94 dengan nilai
minimal 17, maksimal 25 dan standar deviasi 2,074. Pengetahuan pajak mempunyai nilai rata-
rata 21,00 dengan nilai minimal 16, maksimal 25 dan standar deviasi 2,080. Kepatuhan WP
dalam membayar PBB mempunyai nilai rata-rata 21,06 dengan nilai minimal 16, maksimal
25 dan standar deviasi 2,385.

5
Hasil
Uji kualitas data
Uji kualitas data terdiri atas uji validitas dan uji reliabilitas. Uji Validitas untuk masing variabel-
variabel yang terdapat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2. Uji Validitas Sanksi Pajak


Signifikansi
Nilai
Variabel Item Pertanyaan Korelasi Ket
Signifikansi
Pearson
Pertanyaan 1 0,016 0,05 Valid
Pertanyaan 2 0,000 0,05 Valid
Sanksi Pajak Pertanyaan 3 0,000 0,05 Valid
(X1) Pertanyaan 4 0,000 0,05 Valid
Pertanyaan 5 0,000 0,05 Valid
Sumber: hasil olahan

Berdasarkan hasil uji validitas, dapat dilihat bahwa masing-masing nilai signifikansi
dari setiap pertanyaan < 0,05 dengan hasil valid, maka kesimpulannya bahwa variabel ini bisa
dipakai dalam penelitian ini.

Tabel 3. Uji Validitas Pelayanan Pajak


Signifikansi
Nilai
Variabel Item Pertanyaan Korelasi Ket
Signifikansi
Pearson
Pertanyaan 1 0,000 0,05 Valid
Pertanyaan 2 0,000 0,05 Valid
Pelayanan
Pertanyaan 3 0,000 0,05 Valid
Pajak (X2)
Pertanyaan 4 0,000 0,05 Valid
Pertanyaan 5 0,000 0,05 Valid
Sumber: hasil olahan

Berdasarkan hasil uji validitas, dapat dilihat bahwa masing-masing nilai signifikansi
dari setiap pertanyaan < 0,05 dengan hasil valid, maka kesimpulannya bahwa variabel ini bisa
dipakai dalam penelitian ini.

Tabel 4. Uji Validitas Pengetahuan Pajak


Signifikansi
Nilai
Variabel Item Pertanyaan Korelasi Ket
Signifikansi
Pearson
Pertanyaan 1 0,009 0,05 Valid
Pertanyaan 2 0,000 0,05 Valid
Pengetahuan
Pertanyaan 3 0,000 0,05 Valid
Pajak (X3)
Pertanyaan 4 0,000 0,05 Valid
Pertanyaan 5 0,000 0,05 Valid
Sumber: hasil olahan

Berdasarkan hasil uji validitas, dapat dilihat bahwa masing-masing nilai signifikansi
dari setiap pertanyaan < 0,05 dengan hasil valid, maka kesimpulannya bahwa variabel ini bisa
dipakai dalam penelitian ini.

6
Tabel 5. Uji Validitas Kepatuhan WP dalam Membayar PBB
Signifikansi
Nilai
Variabel Item Pertanyaan Korelasi Ket
Signifikansi
Pearson
Kepatuhan Pertanyaan 1 0,000 0,05 Valid
Wajib Pajak Pertanyaan 2 0,000 0,05 Valid
dalam Pertanyaan 3 0,000 0,05 Valid
Membayar Pertanyaan 4 0,000 0,05 Valid
PBB (Y) Pertanyaan 5 0,000 0,05 Valid
Sumber: hasil olahan

Berdasarkan hasil uji validitas, dapat dilihat bahwa masing-masing nilai signifikansi
dari setiap pertanyaan < 0,05 dengan hasil valid, maka kesimpulannya bahwa variabel ini bisa
dipakai dalam penelitian ini.

Hasil
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas untuk masing variabel-variabel yang terdapat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 6. Uji Reliabilitas Sanksi Pajak


Alpha cronbach
berdasarkan item
Alpha Cronbach standar N dari item
,679 ,678 5
Sumber: hasil olahan

Hasil uji reliabilitas diatas, menyatakan hasil variabel sanksi pajak memperoleh nilai-
nilai alpha cronbach yaitu 0,679 > 0,6 sehingga menyimpulkan menyimpulkan tentang jawaban
respoden untuk setiap pertanyaan variabel sanksi pajak dapat dikatakan reliabel.

Tabel 7. Uji Reliabilitas Pelayanan Pajak


Alpha cronbach
berdasarkan item
Alpha Cronbach standar N dari item
,741 ,742 5
Sumber: hasil olahan

Hasil uji reliabilitas diatas, menyatakan hasil variabel pelayanan pajak memperoleh
nilai-nilai alpha cronbach yaitu 0,741 > 0,6 sehingga menyimpulkan tentang jawaban respoden
untuk setiap pertanyaan variabel pelayanan pajak dapat dikatakan reliabel.

Tabel 8. Uji Reliabilitas Pengetahuan Pajak


Alpha cronbach
berdasarkan item
Alpha Cronbach standar N dari item
,628 ,658 5
Sumber: hasil olahan

Hasil uji reliabilitas diatas, menyatakan hasil variabel pengetahuan pajak memperoleh
nilai-nilai alpha cronbach yaitu 0,628 > 0,6 sehingga menyimpulkan tentang jawaban respoden
untuk setiap pertanyaan variabel pengetahuan pajak dapat dikatakan reliabel.

7
Tabel 9. Uji Reliabilitas Kepatuhan WP dalam Membayar PBB
Alpha cronbach
berdasarkan item
Alpha Cronbach standar N dari item
,812 ,814 5
Sumber: hasil olahan

Hasil uji reliabilitas diatas, menyatakan hasil variabel kepatuhan WP dalam membayar
PBB memperoleh nilai-nilai alpha cronbach yaitu 0,812 > 0,6 sehingga menyimpulkan tentang
jawaban respoden untuk setiap pertanyaan variabel kepatuhan WP dalam membayar PBB dapat
dikatakan reliabel.

Hasil
Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas untuk penelitian ini memakai uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test.
Dikatakan data memiliki terdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05. Hasil
tersebut dimana nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,062 > 0,05 maka data tersebut sudah
terdistribusi normal.

Tabel 10. Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov


Unstandardized Residual
N 50
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,69247319
Most Extreme Differences Absolute ,122
Positive ,122
Negative -,059
Test Statistic ,122
Asymp. Sig. (2-tailed) ,062c
Sumber: hasil olahan

Selain itu, data normal dilihat dari gambar P-P Plot. Dikatakan data memiliki
terdistribusi normal jika data memanjang di sekitar garis persilangan diagonal dan mengikuti
arah diagonal atau tidak jauh dari garis lurus. Berdasarkan pada gambar 1 dimana data tersebut
terdistribusi normal.

Gambar 1. Uji Normalitas (P-P Plot)


Sumber: hasil olahan
8
Model yang terbentuk tidak dapat dipengaruhi oleh gejala uji multikolinearitas,
heteroskedastisitas seperti ditunjukkan pada tabel 11.

Tabel 11. Uji Multikolinearitas dan Heteroskedastisitas


Regresi
Multikolinearitas Hasil tolerance > 0,10; VIF < 10
Heteroskedastisitas Tidak ada gambaran yang jelas pada
diagram sebar, dan titik-titik pada diagram
sebar berada di atas dan di bawah angka 0
sepanjang sumbu x dan sumbu y.
Sumber: hasil olahan

Hasil
Model Persamaan Regresi Berganda
Hasil model persamaan regresi berganda untuk masing variabel-variabel yang terdapat dalam
tabel dibawah ini.

Tabel 12. Hasil Model Persamaan Regresi Berganda


Unstandardized
Coefficients
Model B Std. Error
1 (Constant) -1,463 1,218
Sanksi Pajak -,149 ,067
Pelayanan Pajak ,604 ,099
Pengetahuan Pajak ,616 ,117
Sumber: hasil olahan

Berdasarkan pada tabel diatas, maka model persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = -1,463 - 0,149 X1 + 0,604 X2 + 0,616 X3 + £

Keterangan:
Nilai konstanta adalah -1,463 artinya jika sanksi pajak, pelayanan pajak dan pengetahuan pajak
bernilai 0, sehingga nilai kepatuhan WP dalam membayar PBB akan tetap adalah -1,463.
Nilai koefisien variabel sanksi pajak adalah -0,149, artinya setiap kenaikan sanksi pajak
sebanyak 1 satuan sehingga menaikkan Kepatuhan WP dalam membayar PBB yaitu -0,149.
Nilai koefisien variabel pelayanan pajak adalah 0,604, artinya setiap kenaikan pelayanan pajak
sebanyak 1 satuan sehingga menaikkan Kepatuhan WP dalam membayar PBB yaitu 0,604.
Nilai koefisien variabel pengetahuan pajak adalah 0,616, artinya setiap kenaikan Pengetahuan
Pajak sebanyak 1 satuan sehingga menaikkan Kepatuhan WP dalam membayar PBB yaitu
0,616.

Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dapat melakukan dengan uji koefisien determinasi (R2), uji statistik f dan
uji statistik t pada dalam tabel dibawah ini.

9
Uji koefisien determinasi (R2)

Tabel 13. Koefisien Determinasi (R2)


Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,957a ,916 ,910 ,715
Sumber: Hasil olahan

Berdasarkan pada Tabel diatas, nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0,910. Artinya
Kepatuhan WP dalam membayar PBB hanya dapat menjelaskan sebesar 0,910 pengaruhnya
terhadap variabel sanksi pajak, pelayanan pajak dan pengetahuan pajak. Sisanya dipengaruhi
oleh variabel yang lain.

Uji statistik F

Tabel 14. Uji Statistik F


Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 255,324 3 85,108 166,619 ,000b
Residual 23,496 46 ,511
Total 278,820 49
Sumber: hasil olahan

Berdasarkan pada Tabel diatas, nilai F sebesar 166,619 dengan signifikan yaitu 0,000
kurang dari 0,05. Artinya variabel sanksi pajak, pelayanan pajak dan pengetahuan pajak
berpengaruh secara simultan terhadap Kepatuhan WP dalam membayar PBB.

Uji statistik t

Tabel 15. Uji Statistik t


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -1,463 1,218 -1,201 ,236
Sanksi Pajak -,149 ,067 -,131 -2,232 ,031
Pelayanan Pajak ,604 ,099 ,525 6,075 ,000
Pengetahuan Pajak ,616 ,117 ,538 5,254 ,000
Sumber: hasil olahan

Sanksi pajak dengan tingkat signifikan yaitu 0,031 kurang dari 0,05. Artinya sanksi
pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan WP dalam membayar PBB. Pelayanan pajak dengan
tingkat signifikan yaitu 0,000 kurang dari 0,05. Artinya pelayanan pajak berpengaruh terhadap
Kepatuhan WP dalam membayar PBB. Pengetahuan pajak dengan tingkat signifikan yaitu
0,000 kurang dari 0,05. Artinya pengetahuan pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan WP dalam
membayar PBB.

Pembahasan
Sanksi Pajak Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB
Nilai uji t untuk variabel sanksi pajak dengan tingkat signifikan yaitu 0,031 kurang dari
0,05. Hasil penelitian ini mendukung dari penelitian Arfah (2019) menjelaskan semakin tinggi
sanksi pajak ditandai adanya sanksi sehingga bisa membuat WP dapat imbas apabila mereka
10
tidak membayarkan PBB sehingga menciptakan Wajib Pajak untuk sedia memenuhi hak
perpajakannya. Apabila sanksi tadi juga mampu mendapatkan dampak jera terhadap WP yang
menciptakan WP berusaha buat paham dengan tata-tata cara dan batas waktu pembayarannya
sehingga WP akan membayarkan PBB secara tepat waktu maka tidak memiliki tagihan
pajaknya. Sanksi pajak yang tinggi membuat kepatuhan WP dalam pembayaran PBB juga
semakin tinggi.

Pelayanan Pajak Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar


PBB
Nilai uji t untuk variabel pelayanan pajak dengan tingkat signifikan yaitu 0,000 kurang
dari 0,05. Hasil penelitian ini mendukung dari penelitian Novitasari & Hamta (2017)
menjelaskan pelayanan pajak tinggi ditandai dengan penyampaian SPPT oleh petugas berjalan
baik, prosedur membayar PBB yang memudahkan WP dan fasilitas mendukung yang
memuaskan serta petugas yang cepat tanggap sehingga WP dilayani baik saat membayar PBB
maka WP akan sedia buat memenuhi kewajiban PBB mereka disiplin yang menciptakan WP
tidak memiliki tagihan pajak. Pelayanan pajak yang tinggi maka meningkatkan kepatuhan WP
dalam pembayaran PBB.

Pengetahuan Pajak Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar


PBB
Nilai uji t untuk variabel pengetahuan pajak dengan tingkat signifikan yaitu 0,000
kurang dari 0,05. Hasil penelitian ini mendukung dari penelitian Erawati & Parera (2017)
menjelaskan Pengetahuan pajak yang tinggi ditandai oleh pemahaman WP mengenai tarif serta
prosedur membayar PBB akan mendorong WP untuk membayarkan PBB secara tepat waktu
maka Wajib Pajak tidak memiliki tagihan pajaknya. Dengan adanya pengetahuan pajak tinggi
membuat kepatuhan WP dalam pembayaran PBB semakin tinggi.

Sanksi Pajak, Pelayanan Pajak Dan Pengetahuan Pajak Berpengaruh Secara Simultan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB
Nilai uji f sebesar 166,619 dengan tingkat signifikan yaitu 0,000 kurang dari 0,05.
Sehingga menyimpulkan variabel sanksi pajak, pelayanan pajak dan pengetahuan pajak
berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan WP dalam membayar PBB. Hasil penelitian
ini mendukung penelitian dari Erawati & Parera (2017) menunjukkan bahwa kesadaran WP,
sanksi pajak, pengetahuan pajak dan pelayanan fiskus berpengaruh secara simultan terhadap
kepatuhan wajib PBB.

SIMPULAN
Hasil penelitian yang sudah dilakukan ditunjukkan adanya sanksi pajak, pelayanan pajak
dan pengetahuan pajak secara parsial berpengaruh terhadap kepatuhan WP dalam membayar
PBB. Sanksi pajak, pelayanan pajak dan pengetahuan pajak berpengaruh secara simultan
terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB.

SARAN
Saran bagi akademis diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan wawasan bagi para
pembaca tentang pengaruh sanksi pajak, pelayanan pajak, dan pengetahuan pajak terhadap
kepatuhan WP dalam membayar pajak bumi dan bangunan. Saran bagi Yayasan Ariya Metta,
Sebagai WP yang ada di Yayasan Ariya Metta, sebaiknya selalu memantau dalam membayar

11
PBB serta meningkatkan kualitasnya sesuai standar yang berlaku. Dan saran bagi penelitian
selanjutnya yang ingin membahas judul yang sama dapat menambahkan lebih banyak variabel
bebas lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Arfah, T. (2019). Pengaruh Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB
P2) di Kabupaten Sumedang. Universitas Pendidikan Indonesia.
Erawati, T., & Parera, A. M. W. (2017). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Perpajakan,
Pengetahuan Perpajakan, dan Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Bumi
dan Bangunan. Jurnal Akuntansi, 5(1), 37–48.
Ernawati, W. D. (2018). Perpajakan Terapan Lanjutan: Perpajakan Terapan Lanjutan (Vol. 1).
UPT Percetakan dan Penerbitan Polinema.
Novitasari, P., & Hamta, F. (2017). Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sosialisasi Pajak
Terhadap Kepatuhan Pajak (Studi Kasus PBB-P2 Unit Pelayanan Teknis Dinas
Pendapatan Daerah Kota Batam). EQUILIBIRIA, 4(1).
Ramdhani, P. E. (2020). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
PERDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN SUBANG. Prisma (Platform Riset
Mahasiswa Akuntansi), 1(5), 22–33.
Salmah, S. (2018). Pengaruh Pengetahuan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Inventory: Jurnal
Akuntansi, 2(1), 151–187.
Sesarista, N. (2020). Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan Pajak, Sosialisasi,
dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB-P2 di
Kota Tangerang Selatan. Universitas Multimedia Nusantara.
Siregar, O. K., & Rahayu, S. A. (2018). PENGARUH SANKSI, KUALITAS PELAYANAN DAN
SOSIALISASI TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
DI DESA PANTAI GEMI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT. Jurnal
Akuntansi Bisnis Dan Publik, 9(1), 21–37.
Sucito, S. (2016). Pengaruh sanksi pajak, pengetahuan pajak, sppt, penghasilan wajib pajak,
pelayanan pajak, dan sosialisasi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar
pbb (studi kasus pada kecamatan Teluk Naga, Kosambi, Sepatan, dan Pakuhaji di
kabupaten Tangerang. Universitas Multimedia Nusantara.

Undang-Undang
UU No. 28 Tahun 2009 (Vol. 53, Issue 9). (n.d.).
http://publications.lib.chalmers.se/records/fulltext/245180/245180.pdf%0Ahttps://hdl.ha
ndle.net/20.500.12380/245180%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.jsames.2011.03.003%0Aht
tps://doi.org/10.1016/j.gr.2017.08.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.precamres.2014.1
2

12

You might also like