You are on page 1of 6

Perancangan Sistem Operasi Supercritical Water Oxidation (SCWO) untuk

Pengolahan Limbah Non-Biodegradable

Angela Justina Kumalaputri *, Henky Muljana, Tedi Hudaya


Magister Teknik Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan Bandung
Jl. Merdeka No. 30 Bandung

Abstract

The growing number of industries have been generating wastes with greater complexity. Common biological
waste treatments have limitations and are not appropriate for non-biodegradable or biorecalcitrant
wastewaters. Supercritical Water Oxidation (SCWO) has several advantages, namely high concentration (>5%)
of pollutants may be destroyed with very high efficiency (>99%) in a very short time. However, this technology
faces several problems such as corrosion, plugging, and high energy consumption. This research focuses on
SCWO process design, to overcome those limitations, including the supporting processes and technical
considerations (process, material, control, safety, and energy saving through heat and work integration). The
overall design outcomes is process flow sheet diagram with controllers and operating conditions for each unit.
Wastewater is initially collected in equalization pond and treated through filtration and demineralization units
to minimize plugging. The reactor operating conditions are 500oC, 23 MPa, and 100% excess of oxygen. The
oxidant is oxygen-rich (95%) air obtained from a Pressure Swing Adsorption unit. The wastewater is
compressed and heated by 2 turbine pumps and 2 heat exchangers. Heat integration takes place in HEs
meanwhile work integration occurs in turbine pumps. To prevent corrosion, SUWOX 6 (Chematur) reactor is
equipped with ceramics inner vessel and SS 316 is used as outer vessel material.
Keywords : design, non biodegradable, SCWO, wastewater

Pendahuluan mengolahnya. Selain itu, juga dikhawatirkan terjadi


peningkatan toksisitas akibat pembakaran tidak
Pengolahan limbah merupakan hal yang penting dan sempurna (Huang et al, 2010).
tidak terpisahkan dengan perkembangan industri Selain insenerasi, pengolahan termal dengan Super
kimia. Limbah industri/proses perlu dikelola dengan Critical Water Oxidation (SCWO) juga cocok
baik agar tidak membahayakan dan mencemari diterapkan untuk limbah biorecalcitrant (BOD/COD <
lingkungan sekitarnya. Tercatat beberapa kasus 0.01 dengan kandungan organik > 5%. SCWO cukup
penemaran limbah industri yang berdampak luar biasa ekonomis, bahkan dapat lebih murah daripada
seperti di Love Cannal di New York, Minamata di insenerasi (Tavlarides et al, 2000). Untuk konsentrasi
Jepang, Teluk Buyat dan Lapindo Brantas di limbah tinggi (sekitar 20% organik), pengolahan
Indonesia. Beberapa jenis limbah cair B3 (Bahan dengan SCWO lebih murah dibanding insenerasi
Berbahaya dan Beracun) umumnya tidak dapat walaupun biaya kapital lebih tinggi (Veriansyah dan
terdegradasi secara biologis (non Duck, 2007).
biodegradable/biorecalcitrant) dan harus berakhir
dengan insenerasi atau secure landfill. Untuk Landasan Teori
memperoleh destruksi efisiensi (DE) yang tinggi,
insenerasi membutuhkan temperatur tinggi (±1100oC) Pada kondisi superkritik, fluida memiliki sifat
dan udara 100-200% berlebih, sehingga biayanya seperti cairan dan gas (hybrid) yaitu difusivitas besar
mahal (Veriansyah et al., 2007). Karena temperaturnya seperti gas sementara densitas besar seperti cairan.
sangat tinggi, pada akhir proses sering muncul produk Molekul pelarut menjadi lebih kompak dan menjebak
samping toksik yang tidak diinginkan (NOx dan SOx), lebih banyak zat terlarut (solut) sehingga kelarutan
sehingga dibutuhkan biaya tambahan untuk
solut meningkat secara dramatis (Tavlarides et al., investasi, operasi, maupun perawatan murah (Mc.
2000; Tang, 2004; Veriansyah et al., 2007). Cabe et al, 1999; Richardson, 2002). Hampir seluruh
SCWO merupakan proses destruksi komponen penelitian yang ada di literatur untuk meminimumkan
organik dalam fasa superkritik homogen melalui plugging adalah dengan membiarkan garam
oksidasi sempurna pada tekanan dan temperatur terpresipitasi baru dipisahkan. Namun, peralatan
sedikit di atas titik kritik air (Pc = 221 atm; Tc = separasi memerlukan dinding material tebal,
374oC) (Henrikson dan. Savage, 2003). Pada titik perawatan mahal, kerja pompa besar untuk
kritik, ikatan hidrogen dapat diabaikan, sehingga mengalirkan fluida dan endapan. Untuk menghindari
kepolaran air berkurang dan menjadi pelarut yang plugging akibat garam secara lebih efisien, dipilih
baik untuk senyawa non polar (seperti gas dan pemisahan garam pada awal proses dengan kolom
hidrokarbon) namun tetap dapat melarutkan senyawa penukar ion (KPI). Untuk menghindari kegagalan
polar (Tavlarides, 2000; Wellig et al, 2005; Príkopskŷ demineralisasi, perlu dilakukan pengecekan kadar
et al, 2007; Söğüt dan Mesut, 2007; Kritzer dan garam keluaran secara rutin.
Dinjus, 2010; Xin Du et al, 2010). Kinetika reaksi Tekanan tidak berpengaruh terhadap proses oksidasi
oksidasi polutan organik sangat cepat dengan kondisi (waktu reaksi dan efisiensi destruksi/ED) asal sudah
hampir sempurna dalam 1-2 menit (Tang, 2004; Baur melewati titik kritik (Casal, V., H. Schmidt, 1998; Xin
et al, 2005; Casal dan Schimdt, 1998; Wellig et al, Du et al, 2010). Tekanan yang terlalu tinggi
2005, Xin Du et al, 2010). SCWO juga mengkonversi memperbesar biaya, sehingga dipilih tekanan operasi
limbah secara sempurna tanpa menghasilkan produk 5% melebihi tekanan kritik. Ekstra tekanan operasi ini
berbahaya (Del Re dan Gabriele, 2001; Henrikson dan juga sebagai antisipasi penurunan tekanan akibat
Savage, 2003; Kim et al, 2010; Marulanda dan pressure drop (Xin Du et al, 2010). Semakin tinggi
Bolaños, 2010; Fang et al, 2005). Dalam aplikasi temperatur, proses oksidasi semakin efektif
industri, SCWO mempunyai kendala berupa korosi (Henrikson dan Savage, 2003; Tang, 2004; Bermejo
dan plugging, namun bisa diatasi dengan strategi yang dan Cocero, 2006; Veriansyah et al, 2007; dan Xin Du
tepat. et al., 2010). Namun jika temperatur terlalu tinggi,
terbentuk produk yang toksik berupa NOx dan SOx
Metodologi serta boros energy (Tavlarides er al, 1999; Tang,
2004). Dari studi literatur, pada temperatur sekitar
Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem 500oC, oksidasi berlangsung baik dengan waktu
proses SCWO berdasarkan kajian literatur untuk singkat dan ED >90%. Oleh karena itu, dipilih
pengolahan limbah biorecalcitrant (termasuk limbah temperatur operasi 500oC. Oksigen terlarut pada air
B3), dimulai dengan pengumpulan data dan studi limbah sebenarnya sudah merupakan oksidan. Tetapi,
literatur penelitian SCWO. Setelah itu dilakukan dengan penambahan oksidan, ED meningkat sebanyak
analisa untuk perbaikan dan peningkatan performa 25%. Dengan oksidan O2, setara dengen keefektifan
proses melalui sintesa proses berikut kondisinya, H2O2 yang harganya lebih mahal (Tang, 2004). H2O2
pemilihan material, dan pemilihan konfigurasi reaktor pada SCWO tidak berdampak signifikan karena H2O2
utama yang mampu mengatasi korosi dan plugging, terdekomposisi menjadi O2 dan H2O (Baur et al, 2004;
pertimbangan keamanan (kontrol), pengintegrasian Henrikson dan Savage, 2005). Selain itu, keberadaan
energi, serta peralatan pendukung. Hasil perancangan O2 mudah diperoleh dari udara dan mudah dipisahkan
dituangkan dalam process flow sheet diagram (PFD) dari N2. Dengan oksidan yang kaya N2, SCWO baru
(dapat dilihat pada akhir pembahasan pada Gambar 2). efektif pada 600oC (Cocero et al., 2000). Pemisahan
O2 yang dipilih yaitu dengan Pressure Swing
Hasil dan Pembahasan Adsorption (PSA) karena alat yang dibutuhkan sudah
komersial, cara kerja sederhana, energi yang
Untuk mengatasi korosi dan plugging, selain dibutuhkan kecil, dan tidak membutuhkan perawatan
pemilihan jenis reaktor komersial yang tepat, juga mahal. Udara yang keluar dari PSA berupa campuran
ditambahkan unit penukar ion. Untuk menjaga gas yang kaya O2 (kemurnian 95%) (Perry, Robert H.,
konsistensi aliran dan konsentrasi polutan, limbah Don W. G, 1997). Untuk meningkatkan kinerja
mula-mula dialirkan ke dalam kolam ekualisasi. kompresi, kompresi dilakukan dalam 2 kompresor
Perbaikan proses-proses yang ada antara lain dimulai multitahap dengan intercooler (Walas, Stanley M,
dengan pemisahan limbah dari partikulat pengotor. 1988). Dari perhitungan menggunakan persamaan
Limbah yang mengandung partikulat akan menyumbat keadaan R. Schmidt dan W. Wagner, didapatkan
nozzle pada jet mixer dan jet loop mixer (pada bahwa pada tahap antara kompresor multitahap II tidak
reaktor). Filtrasi dilakukan dengan filter screen karena perlu diberikan intercooler karena temperatur akhir
peralatannya sederhana, kecil, daya rendah, dan biaya kompresor didapatkan sebsar 420,85oC (sudah di
bawah temperatur operasi). Mineral oil digunakan dalam, sementara steel untuk bagian luarnya. Pada gap
sebagai media pemindah panas yang kemudian antara kedua dinding dialirkan air subkritik. Aliran air
dibuang melalui air-cooled HE. Kompresor yang menembus pori-pori inner vessel sehingga membentuk
digunakan adalah tipe sentrifugal (Free Patent Online, lapisan film yang mencegah kerak (Bermejo dan
30 Juli 2011; The Engineering Toolbox, 2011). Cocero, 2006; Fauvel et al, 2000; Veriansyah dan
Kompresor yang digunakan harus kompresor jenis oil Duck, 2007). Namun akibat perbedaan temperatur,
free karena kondisi operasinya bertekanan dan oksidasi tidak berlangsung baik. Karena tidak ada beda
bertemperatur tinggi serta melibatkan O2. tekan antara fluida dalam dan luar, tidak hanya air
pada gap yang mengalir ke dalam, sebaliknya air
Untuk menghemat energi secara signifikan, limbah yang di dalam reaktor pun dapat mengalir
digunakan 2 buah turbin pompa multi tahap (Bertucco menuju gap. Hal ini dapat menghambat kinerja proses
dan Vetter, 2001). Fluida keluaran reaktor SCWO oksidasi. Material outer vessel dapat terkikis oleh
bertekanan tinggi dipakai untuk menggerakkan turbin fluida limbah yang korosif.
pompa. Berdasarkan desain TWR, kemudian dikembangkan
Temperatur umpan masuk reaktor sangat tinggi dan konfigurasi reaktor SUWOX yang menggunakan
dicapai dengan 2 buah HE tipe shell & tube yang material tidak berpori untuk inner vessel (Shaw et al.,
masing-masing memanaskan aliran keluar dari turbin 1991; Enginering Bulletin, 2011). Fluida yang
pompa tahap I dan II. Fluida keluaran reaktor yang dialirkan pada gap adalah air superkritik untuk
sangat panas (bisa mencapai 575oC, dapat dilihat pada menyeimbangkan kondisi di dalam dan luar reaktor.
Tabel 1) dimanfaatkan sebagai pemanas umpan Penelitian reaktor SUWOX dimulai dari SUWOX 4
reaktor. Namun pada start up, pemanasan umpan yang mencampur limbah dan oksidan pada kondisi
tersebut dilakukan dalam sebuah furnace (TEMA- ambien sehingga pencampuran homogen sulit tercapai,
Hyprotech, 2011). Fluida dalam sebuah keluaran terlebih jika oksidan berupa gas (Cassal dan Schmidt,
reaktor yang bertekanan tinggi dan korosif 1998; Veriansyah et al., 2007). Pencampuran air
ditempatkan di sisi buluh (Richardson et al, 2002). limbah dan oksidan pada temperatur di bawah
temperatur kritik pun menghasilkan produk samping
Tabel 1. Data Aliran HE berbahaya. Waktu tinggal di dalam reaktor harus lama,
sehingga diperlukan ukuran reaktor yang besar.
No Aliran Fluida HE T suplai T target Reaktor tersebut disempurnakan lagi menjadi tipe
Aliran (oC) (oC)
SUWOX 5a dimana air yang dialirkan pada gap akan
7 Umpan Dingin I 25 200
9 Umpan Dingin II 200 500 (**)
dialirkan juga ke inner vessel. Fluida campuran limbah
11 Produk Panas II 575 (*) 250 dan oksidan yang masuk dari bawah bercampur
13 Produk Panas I 250 50 dengan air yang dialirkan lewat atas reaktor. Padahal
Keterangan: di atas terdapat pipa kecil untuk mengalirkan fluida
(*) dapat berubah tergantung jenis dan konsentrasi polutan. T aliran campuran yang akan masuk ke tube HE.
dikontrol dengan pemanas listrik dalam reaktor. (**) T min umpan Dikhawatirkan campuran fluida mengandung oksidan
reactor, dijaga dengan kontrol T reaktor.
dalam jumlah tidak seragam. Untuk menambah waktu
Tipe reaktor utama yang sudah diteliti untuk aplikasi tinggal, setelah mencapai atas reaktor, fluida dialirkan
SCWO adalah tubular, adsorpsi, separasi (centrifuge ke tube HE untuk dipanaskan. Pada reaktor ini
dan vorteks), dan concentric double wall (TWR dan ditemukan korosi yang parah (Baur et al., 2004).
SUWOX). Pada reaktor tubular terjadi korosi dan SUWOX 5b masih melakukan pencampuran pada
plugging yang parah. Fokus perbaikan hanya memilih kondisi ambien tetapi air pada gap hanya berfungsi
material yang resistan terhadap korosi. Reaktor sebagai coupling medium, tidak dialirkan ke reaktor.
adsorpsi tidak dapat digunakan karena proses tidak Setelah mencapai bagian atas reaktor, fluida dialirkan
dapat berlangsung pada kondisi superkritik. Untuk ke double pipe HE untuk dipanaskan. Pada reaktor ini
reaktor separasi, baik vorteks maupun sentrifugasi, ditemukan korosi yang cukup parah. SUWOX tipe
reaksi dan separasi garam digabungkan (garam berikutnya memanaskan air limbah terlebih dulu,
dibiarkan terbentuk pada proses). Konfigurasi reaktor oksidan dipanaskan di dalam reaktor, kemudian
yang paling banyak dikembangkan yaitu concentric dicampurkan. Pada SUWOX 6, fluida yang masuk
double wall. Dengan pemisahan dinding reaktor reaktor sudah dipanaskan dan dilakukan 2 tahap
berdasarkan fungsi, kondisi mekanis reaktor dan pencampuran (jet mixer dan jet loop mixer). Pada tipe
keamanannya terjamin. Tipe pertama konfigurasi ini ini tidak ditemukan korosi (Baur et al., 2004, 2005).
yaitu Transpiring Wall Reactor (TWR) yang Korosi dapat diminimalkan, karena fluida limbah yang
menggunakan material berpori untuk konstruksi sangat korosif hanya kontak dengan material dalam
yang terbuat dari keramik. Material keramik tidak
dapat menjadi outer vessel karena rapuh sehingga inner vessel, karena langsung berkontak dengan bahan
stainless steel digunakan sebagai material outer vessel. korosif (Coulson dan Richardson, 2005).
Limbah dan oksidan dimasukkan dari bawah reaktor
secara terpisah dan dipanaskan. Setelah mencapai
puncak reaktor, fluida memasuki sekat pemanas
dengan arah menurun. Air superkritik ditambahkan
sebagai coupling medium dan dialirkan pada gap.
Reaktor yang dipilih dalam perancangan system
SCWO adalah tipe SUWOX 6 (Gambar 1). Coupling
medium merupakan air limbah superkritik yang sudah
siap memasuki reaktor (sebagian kecil dialirkan
sebagai coupling medium). Coupling medium
disirkulasi kembali dan dicampur dengan aliran umpan
limbah yang akan memasuki HE tahap II (pra reactor).
SUWOX 6 dilengkapi dengan jet mixer dan jet loop
mixer yang membantu pencampuran dan membuat
perpindahan panas lebih baik sehingga waktu reaksi
lebih cepat. Dari tengah jet mixer disemburkan fluida
(limbah cair) dengan laju alir tinggi. Karena terjadi
perbedaan tekanan antara bagian dalam dan bagian
luar jet mixer, fluida luar jet mixer (oksidan) tersedot
ke bagian dalam, mengalami akselerasi, dan Gambar 1. SUWOX 6 (Baur et al., 2005)
bercampur pada area perbesaran jet (entrainment)
(Mc.Cabe, 1993). Fluida campuran kemudian Kontrol ketinggian diperlukan pada separator uap
melewati jet loop mixer yang dibatasi pelat horizontal cair untuk menjaga tekanan kerja pada alat tersebut.
dan vertikal. Setelah mencapai zona atas jet loop Kontrol ketinggian dilakukan secara otomatis oleh
mixer, sebagian menabrak pelat horizontal sehingga valve pengontrol, tipe proporsional dengan sistem feed
mengalir kembali ke bawah, kemudian tersedot back, dimana variabel yang dimanipulasi adalah laju
kembali ke tengah pelat vertikal, dan berulang alir keluaran separator. Kontrol laju alir diperlukan
sehingga pencampuran sempurna. Sebagian fluida naik pada keluaran buffer tank dan masukan reaktor SCWO
ke dalam reaktor dan terjadi oksidasi. Fluida kemudian (limbah dan oksidan). Kontrol yang digunakan berupa
keluar melalui bagian bawah reaktor. control valve dengan tipe PI (proportional integral)
Fluida olahan SCWO, setelah diturunkan temperatur dan sistem feed back. Laju alir pun dapat diatur
dan tekanannya, merupakan cairan yang mengandung manual dan diukur dengan magnetic flow meter.
O2 terlarut sehingga dipisahkan dengan separator gas Temperatur yang akan dikontrol adalah temperatur
cair tipe drum horizontal (Branan, 1994). Jika air yang zona awal reaksi pada reaktor utama. Temperatur
keluar dari separator tidak memenuhi baku mutu, reaktor dimonitor menggunakan thermocouple,
dikembalikan ke kolam ekualisasi untuk diolah lagi. sedangkan kontroler yang digunakan adalah tipe PID
Jika terdapat produk yang bersifat asam, limbah (proportional integral derivative) dengan sistem feed
dinetralkan terlebih dulu sebelum dibuang atau dapat back (Bertuco dan Vetter, 2001) yang sensitif serta
di re-use oleh proses di pabrik. responnya cepat karena reaksi pembakaran dengan
Material yang dipilih ‘cukup resistan’ terhadap oksigen (oksidasi) sangat eksoterm dan berlangsung
korosi tapi tidak terlalu mahal yaitu stainless steel (SS) cepat. Variabel yang dimanipulasi adalah pemanas
yang memiliki kekuatan mekanik tinggi, baik untuk reaktor. Jika temperatur reaksi di bawah nilai batas (set
fabrikasi, forming, dan welding. SS digunakan untuk point), pemanas akan menyala. Jika terjadi
reaktor (outer vessel), tanki, dan perpipaan. Outer peningkatan temperatur melebihi temperatur reaksi,
vessel dan pipa yang mengalirkan fluida bertemperatur kontroler akan otomatis mematikan pemanas.
dan bertekanan tinggi diberi insulasi panas. Pada Resiko terbesar pada unit SCWO ini adalah akibat
penelitian ini dipilih SS 316 karena mengandung temperatur dan tekanan tinggi yang melibatkan energi
molybdenum yang meningkatkan resistansi korosi. besar, sehingga sangat bahaya jika tidak terkontrol
Pada saat perancangan, ketebalan dinding reaktor, alat- dengan cermat. Unit operasi SCWO yang memiliki
alat, maupun pipa yang menangani fluida superkritik tingkat resiko tertinggi yaitu reaktor SCWO, turbin
perlu ditambah dengan “corrosion allowance”. pompa, kompresor, dan HE. Pertimbangan keamanan
Keramik brick (campuran SiO2-Al2O3) dipakai untuk yang dilakukan meliputi keamanan desain, pemilihan
material alat, desain sistem instrumentasi dan kontrol,
Air Limbah

15
Kolam
ekualisasi
25oC, 50 oC, 21
K-101 1 atm 250 oC,
27 atm 230 atm
23
1
FC
11
P-101 200 oC,
5 8
7 Buffer 230 atm
Tank
3 C-101 C-102 TP-101 TP-102
F-101 T-101 200 oC, 500 oC,
25 oC, 27 atm 230 atm coupling
Udara 2
50 oC, 27 atm medium
4 6 9 HE I01 10 HE 102 12
1 atm
TC
Padatan M I01 250 oC, 575 oC, FC
Garam Garam
27 atm 22
230 atm
C-102 500 oC,
coupling Gas: CO2, O2, N2
13 230 atm 25
medium
O2 14
16
R-101
25oC,
1 atm keluaran
24 S-101
o 575 oC,
MCO-101 280,73 C, LC
Tidak memenuhi
70,94oC, 20
230 atm
17 27 atm
27 atm baku mutu
18
diolah kembali
26 P-102
MCO-102 Air & asam 27 netralisasi
420,85oC, FC 28
230 atm Air
19 dibuang

Gambar 2. Process Flow Sheet Diagram


Pertimbangan keamanan yang diberikan meliputi
desain layout pabrik. Untuk menjaga keamanan teknis, keamanan dari segi desain (baik peralatan, proses,
pabrik harus menyediakan Standard Operational kontrol, maupun bangunan pabrik), keamanan
Procedure (SOP), termasuk prosedur shut down operasional saat proses berlangsung (adanya SOP,
darurat. Reaktor juga perlu dilengkapi dengan safety P3K, alarm, safety device), inspeksi dan pemeliharaan
device berupa PRV (pressure relief valve) sebagai secara berkala (scheduled shut down).
antisipasi akhir jika terjadi penyimpangan kondisi
operasi. Sebagai peringatan, diperlukan juga sistem Daftar Pustaka
alarm tanda bahaya. Karena melibatkan temperatur
dan tekanan operasi yang sangat tinggi, kehandalan Abeln, J., M. Kluth, G. Petrich, H. Schemieder, 2002,
sistem instrumentasi dan penyedia daya cadangan, SCWO: A Process for the Treatment of Industrial
serta pemeliharaan pun mutlak diperlukan. Waste Effluents, Germany: Forschungszentrum
Karlsruhe, Institut für Technische Chemie
Kesimpulan Baur, S., H. Schmidt, A. Krämer, J. Gerber, 2004,
Zersetzung eines Biologisch Nicht Abbaubaren
Proses SCWO komersial lebih ekonomis Abwassers aus der Biozidproduktion mit dem
dibandingkan dengan insenerasi untuk limbah SUWOX –Verfahren- Entwicklung eines
biorecalcitrant dan B3, terlebih jika dilakukan Technischen Prozesses in überkritischem Wasser,
integrasi panas dan kerja. Korosi dan plugging dapat Wissenschaftliche Berichte FZKA 6981.
diminimalkan dengan menghilangkan garam yang Baur, S., H. Schmidt, A. Krämer, J. Gerber, 2005, The
mungkin terdapat dalam umpan dengan Destruction of Industrial Aqueous Waste
demineralisasi. Oksidan yang digunakan adalah 200% Containing Biocides in Supercritical Water –
O2 berlebih. Tekanan operasi SCWO yang dipilih Development of the SUWOX Process for the
adalah 23 MPa dan temperatur umpan memasuki Technical Application, Journal of Supercritical
reaktor minimal 500oC. Fluids, 33, 149-157.
Pada umpan, proses peningkatan tekanan Bermejo, M. D. and M. J. Cocero, 2006, Destruction
mendahului pemanasan, sementara pada keluaran of an Industrial Wastewater by Supercritical Water
reaktor kedua proses tersebut dibalik. Kompresi dan Oxidation in a Transpiring Wall Reactor, Journal
ekspansi air limbah dilakukan dengan turbin pompa of Hazardous Materials, B137, 965-971
untuk mengintegrasikan kerja, sementara integrasi Bertuco, A and G. Veter, 2001, High Pressure Process
panas dilakukan menggunakan shell & tube heat & Technology: Fundamentals and Applications,
exchanger yang mempertukarkan panas aliran Amsterdam: Elsevier.
keluaran reaktor dengan aliran umpan reaktor. Branan, C. L., 1994, Rules of Thumb for Chemical
Material yang digunakan adalah SS 316 untuk outer Engineers, Texas: Gulf Publishing Company.
vessel reaktor, peralatan lainnya, dan perpipaan. Casal, V., H. Schmidt, 1998, SUWOX- A Facility for
Sementara material keramik berupa campuran silika the Destruction of Chlorinated Hydrocarbons,
dan alumina digunakan untuk inner vessel. Joutnal of Supercritical Fluids, 13, 269-276.
Cocerro, M. J., E. Alonso, R. Torlo,D. Vallelilado, F. Mc. Guinnes, T.G., 1995, Development in Transpiring
Fdz-Polanco, 2000, Supercritical Water Oxidation Wall SCWO Reactor Technology, Proceedings of
in a Pilot Plant Nitrogenous Compounds: 2- the Supercritical Water Oxidation Workshop
propanol Mixtures in the Temperature Range 500- NIST Standard Reference Data, 2011, Thermophysical
750oC, Ind. Eng. Chem. Res, 39, 3707-3716. Properties of Fluid System,
Del Re, Giovanni, Gabriele D.G, 2001, Removal and http://webbook.nist.gov/chemistry/fluid/
Destruction of Toxic Micropolluting Organic Perry, R. H., Don W. G., 1997, Perry’s Chemical
Compounds from Waste Waters by a Combined NF Engineers Handbook, 7th edition, USA: Mc.Graw
and SCWO Process, Journal of Desalination, 138, Hill Inc.
61-64. Príkopskŷ, K., SCWO of Salt Containing Artificial
Fang, Z., S. K. Xu, R. L. Smith Jr., K. Arai, J. A. Wastewater Using A Transpiring-Wall Reactor:
Kozinski, 2005, Destruction of deca- Experimental Results, Journal of Supercritical
Chlorobiphenyl in Supercritical water Under Fluids, 40, 246-257.
oxidizing Conditions with and Without Na2CO3, Richardson, J.F, J.H. Harker, J. R. Backhurst, 2002,
Journal of Supercritical Fluids, 33, 247-258. Particle Technology & Separation Process, vol.2,
Henrikson, Jeffrey T. and Phillip E. Savage, 2003, 5th ed., Great Britain: Bath Press,
Water-Density Effects on Phenol Oxidation in Shaw, R.W., Thomas, B. B.; Antony, A. C.; Charles,
Supercritical Water, AIChE Journal, 49, 3, 718- A. E.; Franck, E. U., 1991, Supercritical Water-A
726. Medium for Chemistry, Chem.Eng. News, 1-7.
Huang, Guan Yi, Ling Zhao, Yuan-hua Dong, Qin Sinot, R.K., 2005, Coulson and Richardson’s
Zhang, 2010, Remediation of Soils Contaminated Chemical Engineering - Chemical Engineering
with Polychlorinated Biphenyls by Microwave Design, vol. 6, 4th edition, India: Laserwords
Irradiated Manganese Dioxide, Journal of Private Limited, Chennai.
Hazardous Materials, 1-5. Söğüt, Onur Ö, Mesut A., 2007, Treatment of Textile
Kim, Kyeongsok, Soon Hwan Son, Kwangsin Kim, Watewater by SCWO in a Tube Reactor, Journal of
Kyungbok Kim, Yeong-Cheol Kim, 2010, Supercritical Fluids, 43, 106-111.
Environmental Effects of Supercritical Water Tang, Walter Z., 2004, Physicochemical Treatment of
Oxidation (SCWO) Process for Treating Hazardous Wastes, USA: Lewis Publishers.
Transformer Oil Contaminated with Tavlarides, L. L., W. Zhou, and G. Anistecu, 2000,
Polychlorinated Biphenyls (PCBs), Chemical Supercritical Fluid Technology for Remediation of
Engineering Journal, 165, 170-174. PCB-PAH Contaminated Soils/Sediments, in:
Kritzer, Peter and Eckhard D., 2001, An Assessment of Proceedings of the 2000 Conference on
Supercritical Water Oxidation Existing Problems, Hazardous Waste Research.
Possible Solutions and New Reactor Concepts, Veriansyah, Bambang and Kim Jae Duck, 2007,
Chemical Engineering of Journal, 83, 207-214. Supercritical Water Oxidation for the Destruction
Marulanda, Victor, Gustavo B., 2010, Supercritical of Toxic Organic Wastewater: A Review, Journal of
Water Oxidation of Heavily PCB-Contaminated Environmental Sciences, 19, 513-522.
Mineral Transformer Oil: Laboratory-Scale Data Veriansyah, Bambang, Kim Jae Duck, Jong-Chol Lee,
and Economic Assesment, Journal of Supercritical 2007, Destruction of Chemical Agnet Simulants in
Fluids, 54, 258-265. a Supercritical Water Oxidation Bench-Scale
Marrone, Philip A, Glenn T. H., 2009, Corrosion Reactor, Journal of Hazardous Materials, 147, 8-
control methods in supercritical water oxidation 14.
and gasification processes, Journal of Supercritical Wallas, Stanley M., 1988, Chemical Process
Fluids, 51, 83-103. Equipment, USA: Butterworth Publisher.
Marrone, Philip A., Marc H., Kenneth A. S., Jefferson Wellig, B., K. Lieball2, Ph. Rudolf von Rohr, 2005,
W. T., 2004, Salt Precipitation and Scale Control Operating characteristics of a transpiring-wall
in Supercritical Water Oxidation—part B: SCWO reactor with a hydrothermal flame as
Commercial/Full-Scale Applications, Journal of internal heat source, Journal of Supercritical
Supercritical Fluids, 29, 289-312. Fluids, 34, 35-50.
Mc.Cabe, Warren L., Julian C. S., Peter H., 1993, Xin Du, Rong Zhang, Zhongxue Gan, Jicheng Bi,
UnitOperation of Chemical Engineering, 5th 2010, Treatment of High Strength Coking
edition, Singapore: Mc. Graw Hill Inc. Wastewater by Supercritical Water Oxidation,
Journal of Fuel, 1-6.

You might also like