Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN merupakan profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
yang bekerja pada instansi pemerintah. ASN merupakan suatu profesi dimana seseorang
harus mendedikasikan dirinya sebagai abdi negara dan menjadi pelayan masyarakat
serta mendapat amanat untuk melaksanakan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan
negara.
Sebagaimana dalam Undang – undang Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 11
menyatakan pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat
pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pegawai negeri sipil itu
sendiri sesuai dengan pasal 1 ayat 3 adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Berdasarkan pertimbangan itulah maka diperlukan suatu Pelatihan Dasar
Pegawai Negeri Sipil yang diatur dalam Perkalan RI Nomor 12 tahun 2018 tentang
Pedoman Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Didalam pelatihan
ini peserta ditanamkan nilai– nilai dasar profesi PNS yaitu Ber- AKHLAK yang telah
disahkan Bapak Joko Widodo pada 27 Juli 2021. Agenda yang harus dilakukan oleh peserta
Pelatihan Dasar adalah habituasi. Agenda habituasi memfasilitasi peserta untuk
melakukan proses aktualisasi melalui pembiasaan diri terhadap kompetensi yang telah
diperoleh melalui mata diklat yang telah dipelajari. Selain itu, dalam proses habituasi
peserta dibekali dengan konsep dan tahap aktualisasi, penyusunan dan penyajian
rancangan aktualisasi, pelaksanaan aktualisasi di tempat kerja, dan penyajian hasil
aktualisasi di tempat kerja dengan menyajikan bukti belajar yang relevan (LAN, 2017).
1
Untuk mendukung terwujudnya Aparatur yang jujur, bersih, kompeten dan
berintegrasi, maka seoarang Calon Aparatur Sipil Negara wajib melaksanakan program
aktualisasi. Program aktualisasi bermaksud agar peserta pelatihan dasar dapat
menerapkan nilai-nilai dasar Ber- AKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) yang dipadukan dalam aktivitas
kinerja seseorang Aparatur. Sebagai seorang Aparatur peserta dituntut untuk dapat
menjalankan aktivitas kinerjanya dengan berpedoman pada nilai-nilai tersebut.
Berdasarkan Permenkes RI No. 43 tahun 2019, Puskesmas mempunyai tugas
menyelenggarakan upaya pelayanan Kesehatan baik promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative. Dalam melaksanakan tugasnya Puskesmas menyelenggarakan fungsi
yaitu sebagai penyelenggara UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya dan sebagai
penyelenggara UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Sehingga Puskesmas
berwenang untuk melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
penting karena menyumbang utama nomor dua yang mengakibatkan kematian bagi
anak-anak usia 1-59 bulan (L. Liu et al., 2016) . Keadaan gizi, keadaan sosial ekonomi,
perilaku, dan kebersihan lingkungan atau kebersihan anak memegang peranan penting
pada tumbuh kembang anak baik fisik maupun psikisnya, sehingga apabila kebersihan
anak kurang akan memudahkan terjadinya penyakit diare pada anak (Purwaningdyah,
2015; Tabuwun, 2015). Pengetahuan tentang kebiasaan hidup yang sehat penting bagi
ibu, karena jika ibu memiliki kebiasaan hidup yang tidak sehat akan menambah insiden
anak mengalami diare (Sari & Budyanra, 2017).
Tingkat pengetahuan yang rendah akan menyebabkan ibu balita tidak dapat
melakukan upaya pencegahan maupun perawatan pada anak diare. Faktor pengetahuan
ibu merupakan faktor yang paling dominan daripada faktor lingkungan dan sosial
ekonomi dalam mempengaruhi kejadian diare akut pada balita. Dari Hasil Riskesdas
tahun 2018 di Indonesia kejadian Diare berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan ( dokter
spesialis, dokter umum, bidan dan pe\rawat) sebesar 6.8% untuk semua golongan umur,
sedangkan untuk balita 11% . Kementerian Kesehatan mencatat penyebab utama
kematian pada balita di indonsesia adalah diare. Tercatat terdapat 314 kematian akibat
diare pada balita di Indonesia tahu 2019.
2
Hasil pelaporan Puskesmas Lasalimu, kasus anak dengan Diare dari tahun
ketahun mengalami peningkatan kasus, dimana tahun 2021 dari bulan Januari-
desember sebanyak 23 kasus balita diare dan meningkat di tahun 2022 sebanyak 26
kasus anak dengan usia di bawah 5 tahun. Selain itu dari hasil pengamatan penulis di
puskesmas Lasalimu terdapat beberapa orang tua datang membawa anaknya dengan
kondisi lemah dengan dehidrasi . Hal ini terjadi karena orang tua tidak mengetahui
bagiamana kondisi anak dengan dehidrasi, ini menunjukkan bahwa pengetahuan orang
tua masih rendah.
Tidak hanya itu masyarakat disana masih sering menganggap diare merupakan
penyakit biasa dengan berbagai mitos yang mengiringinya, ini di dukung dengan sikap
para orang tua yang acuh terhadap kondisi anak dengan diare. Sementara Diare yang
tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan dehidrasi, gangguan elektrolit, dan
keseimbangan asam basa akibat dari kehilangan air dan elektrolit. Apabila hal ini
berlangsung lama, dapat terjadi malabsorpsi berat dan bahkan sampai kematian. Hal ini
menunjukkan bahwa selain memahami tentang penyakit diare, penyebab dan pencegah
diare, maka pemahaman dan kewaspadaan terhadap tanda dehidrasi pada anak sangat
penting bagi orang tua untuk mencegah diare dan manajamen diare . Orang tua perlu
memahami tanda dehidrasi ringan hingga berat sehingga dapat mengetahui saat anak
perlu dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan segera.
Berdasarkan hal tersebut, penulis akan melakukan usaha berupa intervensi yaitu
“Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Terhadap Penyaikit Diare melalui SIAGA
MEDIA (Sosialisasi Pencegahan dan Manajemen Diare ) Di Puskesmas Kecaamatan
Lasalimu Kabupaten Buton”. Kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan orang tua balita mulai dari pencegahan hingga manajemen dasar guna
menekan angka kejadian kasus sehingga dapat tercapai kondisi kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
1.2. Tujuan Aktualisasi
1.2.1.Tujuan Umum
3
Lasalimu Kabupaten Buton Sesuai Tugas
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penulis antara lain sebagai
berikut:
2. ASN dapat terus bekontribusi untuk mewujudkan visi dan misi Puskesmas
Lasalimu
4
1.4. Ruang Lingkup
Dalam rangkaian kegiatan aktualisasi dengan judul “Peningkatan Pengetahuan Ibu
Balita Tentang Penyakit Diare Melalu “ SAIAGA MEDIA”( Sosialisasi Pencegahan
Dan Managemen Diare) Di UPTD Puskesmas Lasalimu Kab.Buton” ada beberapa hal
yang akan penulis batasi sebagai ruang lingkup aktualisasi, diantaranya adalah
pelaksanaan Laporan Aktualisasi dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Lasalimu.
Adapun ruang lingkup kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan tanggal 4 November2022
– 3 Desember 2022
5
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PROFIL PESERTA
6
2. Kependudukan
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Lasalimu adalah 6202 jiwa dengan
1744 KK yang tersebar di 1 Kelurahan dan 7 Desa dengan rincian sebagai berikut :
Data Demografi Jumlah Penduduk Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lasalimu
Laki-Laki +
Laki-Laki Perempuan
Perempuan
1 2 3 4 5= (3+4)
1 0-4 335 331 666
2 5-9 337 340 677
3 10-14 373 344 717
4 15-19 343 354 697
5 20-24 303 267 570
6 25-29 261 244 505
7 30-34 233 253 486
8 35-39 228 226 454
9 40-44 219 217 436
10 45-49 192 179 371
11 50-54 132 134 266
12 55-59 109 114 223
13
14 65-69 57 54 111
15 70-74 37 48 85
16 75 + 54 61 115
./JUMLAH 3.286 3.229 6515
Tabel 1.2. Demografi Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Lasalimu
2. Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi. Adapun yang menjadi misi Puskesmas wilayah Kecamatan
Lasalimu adalah sebagai berikut :
3 Tata Nilai
Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan UPTD
Puskesmas Wilayah Kecamatan Lasalimu menganut dan menjunjung tinggi tata nilai
yaitu:
TA : Tanggap: Petugas harus selalu sigap dan tanggap dalam memberi pelayanan
kepada masyarakat. Sebagai indikator ketanggapan petugas adalah respon time
petugas dalam memberi pelayanan khususnya di UGD kurang dari 5 menit.
Waspada: petugas menerapkan prinsip kewaspadaan terhadap resiko – resiko
yang mungkin terjadi dalam memberikan setiap pelayanan kepada masyarakat
sehingga petugas senantiasa melakukan upaya – upaya dalam meminimalkan
resiko pelayanan. Sebagai indikator kewaspadaan petugas adalah resiko pasien
jatuh sebesar 0% khususnya di ruang perawatan.
Lebih: petugas memiliki nilai lebih dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa kerapihan dan sistematisnya rekam medis sehingga
memudahkan dan melancarkan proses pelayanan.
Panutan: petugas puskesmas yang notabene adalah tenaga kesehatan harus
memberi contoh kepada masyarakat bagaimana hidup sehat baik sehat diri
maupun lingkungan. Sebagai indikator adalah tingkat kebersihan diri dari
petugas dan lingkungan di puskesmas sebagai salah satu ciri hidup sehat.
Santun: petugas harus memiliki sifat santun dalam melakukan pelayanan kepada
masyarakat yang diindikasi melalui keramahan saat melakukan pelayanan, fokus
dan ada kontak mata dengan masyarakat yang sedang dilayani.
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi UPTD Puskesmas Wil. Kec. Lasalimu dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
1. Biodata
Kata kunci harmonis yaitu : Peduli, perbedaan, dan selaras. Kalimat afirmasi
harmonis adalah “Kami saling peduli dan menghargai perbedaan”
B. Smart ASN
Membekali peserta dengan kemampuan kecakapan digital dasar pada
perspektif literasi digital smart ASN. Literasi digital adalah lingkungan yang
kaya akan informasi. Transformasi digital disektor pendidikan Indonesia muncul
berbagai perbincangan, regulasi pendukung dan upaya konkret menerapkan
transormasi digital dilingkungan perguruan tinggi dan semua tingkat sekolah di
Indonesia.
Masyarakat yang modern saat ini hidupnya sangat dipengaruhi oleh internet.
Perubahan media komunikasi yang digunakan dalam masyarakat Indonesia tidak
terlepas dengan perubahan tekhnologi komunikasi. ASN dituntut tidak Gaptek
(GagapTeknologi) dan informasi yakni dapat mengoperasikan dan memanfaatkan
aplikasi-aplikasi produk IT termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet
yang digunakan dalam nmeningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk
meningkatlkan kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya
dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
Hasil Laporan Puskesmas Lasalimu, kasus anak dengan Diare dari tahun
ketahun mengalami peningkatan kasus, dimana tahun 2021 dari bulan Januari-
desember sebanyak 23 kasus balita diare. Tahun 2022 sebanyak 27 kasus anak di
bawah 5 tahun. Selain itu ada orang tua datang membawa anaknya dengan kondisi
dehidrasi sedang. Dan dari hasil pengamatan penulis ini terjadi karena orang tua
tidak mengetahui bagiamana kondisi anak dengan dehidrasi, ini menunjukkan bahwa
pengetahuan orang tua masih rendah. Tidak hanya itu masyarakat disana masih
sering menganggap diare merupakan penyakit biasa dengan berbagai mitos yang
mengiringinya, ini di dukung dengan sikap para orang tua yang acuh terhadap
kondisi anak dengan diare. Diare itu sendiri adalah buang air besar dengan
konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (WHO).
Pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit diare sangat di butuhkan untuk
mencegah terjadinya diare, tidak hanya itu pengetahuan ibu terhadap tatalaksana atau
manajemen diare di rumah pun sangat di butuhkan agar tidak terjadi komplikasi yang
berat. Olehnaya itu dalam peningkatan pengetahuan kepada ibu balita tentang
penyakit diare dan manajemen diare sangat di butuhkan peran perawat sebagai
pendidik atau educator.
b. Dampak
Jika masalah ini tidak di tangani maka preseppsi atau anggapan para ibu terhadap
penyakit diare tidak akan berubah yang akan membahayakan nayawa anak yang
mengalami diare. Selain itu Jika masyarakat belum paham mengenai manajemen
diare maka kasus akan terus terjadi tiap bulannya dan bahkan dapat menjadi pandemi
pada kurun waktu tertentu.
a. Isu Ke -2
Belum optimalnya Pemisahan sampah medis dan non medis di kalangan petugas
medis di puskesmas lasalimu. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama
bekerja di puskesma Lasalimu, nakes yang bekerja kurang pemahaman yang baik
tentang jenis sampah medis dan bagaiamana pengelolaannya didalam kehidupan
lingkungan kerja sehari-hari.
b. Dampak jika masalah tidak diselesaikan Jika nakes belum menjalankan dengan
patuh pemisahan sampah medis dan non medis ditakutkan akan terjadi kesalahan
dalam pengolahan sampah hasil kerja di puskesmas. Kesalahan pengelolaan tersebut
akan berdampak pada beberapa aspek, seperti: pengambil atau pengolah sampah,
masyarakat,nakes itu sendiri
c. Dukungan teoritik dari mata pelatihan agenda III: Sesuai dengan peran ASN
sebagai pelaksana kebijakan publik dan pelayan publik. ASN harus menjunjung
tinggi nilai profesionalisme dalam melaksanakan tugas secara rutin
a. Isu ke-3
Kurangnya Kepatuhan Petugas Kesehatan dalam mencuci tangan 6 langkah di
Puskesmas Lasalimu. Kebersihan tangan adalah salah satu cara mengurangi risiko
akibat tindakan perawatan kesehatan . Kegagalan dalam pelaksanaan cuci tangan di
picu oleh keterbatasan fasilitas cuci tangan, seperti westafel terbatas, handuk kertas,
pengering tangan, cairan antiseptik terbatas, namaun ketika sarana sudah ada,
kendala berikutnya adalah kurangnya kesadaran petugas (kesehatan perawat) dalam
melakukan prosedur cuci tangan
b. Dampak
Jika kondisi ini tidak ditangani maka akan mempengaruhi risiko seseorang yang
berada di lingkungan puskesmas untuk terkena infeksi nosokomial.
c. Dukungan teoritik dari mata pelatihan agenda III : Dalam kaitannya dengan
Manajemen ASN, belum dapat memberikan pelayanan secara profesional kepada
pasien. Sebagai pelayan publik dimana perawat dituntut untuk memberikan
pelayanan yang profesional.
Identifikasi Dan Analisis Isu Di UPTD Puskesmas Wilayah Kec. Lasalimu
No Tuga Pokok Kondisi Saat Ini Kondisi yang Isu Keterkaitan dengan Mata
Profesi Ners di harapkan Teridentifikasi Pelatihan Agenda III
.
1 Memberikan 1.Masih Rendahnya Meningkatnya Rendahnya (Manajemen ASN)
Pendidikan Pengetahuan Ibu pengetahuan pengetahuan belum dapat
Kepada Balita tentang ibu balita ibu balita memberikan pelayanan
Masyarakat Penkit Diare, tentang tentang secra profesional
pencegahan dan penyakit penyakit diare, kepdapasien/masyarakat.
Manajemen Diare di diare, pencegahan Sebagai pelayan Publik
UPTD Wilayah Pencegahan dan dimana perawat dituntut
Kecamatan dan anajemen menejemen untuk memberikan
Lasalimu Diare diare di UPTD pelayanan yang
Puskesmas profesional.
Lasalimu (SMART ASN)
ASN harus menjunjung
tinggi nilai
profesionalisme dalam
melaksanakan.
2. Belum optimalnya Petugas Belum (Manajemen ASN)
Pemisahan sampah Kesehatan optimalnya Dalam belum dapat
medis dan non medis dapat Pemisahan memberikan pelayanan
di kalangan petugas memisahkan sampah medis secara profesional
medis di puskesmas sampah medis dan non medis kepada
lasalimu dan non medis di kalangan pasien/masyarakat.
petugas medis Sebagai pelayan Publik
di puskesmas dimana perawat dituntut
lasalimu untuk memberikan
pelayanan yang
profesional.
(SMART ASN)
ASN harus menjunjung
tinggi nilai
profesionalisme dalam
melaksanakan
PENETAPAN ISU
TOTAL
NO. IDENTIFIKASI ISU A P K L RANKING
SKOR
Rendahnya Pengetahuan
ibu balita tentang penyakit
diare, pencegahan dan
1. menejemen diare di UPTD 4 5 5 5 18 I
Puskesmas Lasalimu
Belum optimalnya
penerapan pemisahan 3 3 4 4 14 III
sampah medis dan non
medis di kalangan petugas
2. medis di UPTD Puskesmas
Lasalimu
Kurangnya Kepatuhan
Petugas Kesehatan dalam 3 4 4 4 16 II
3. mencuci tangan 6 langkah
di UPTD Puskesmas
Lasalimu
Tabel 1.7. Analisis isu berdasarkan tabel APKL
Keterangan :
1. Sangat kecil / rendah pengaruhnya 5. Sangat besar/Tinggi
Pengaruhnya
2. Kecil pengaruhnya
3. Sedang / cukup pengaruhnya
4. Besar / tinggi pengaruhnya
Aktual :
1. Pernah benar – benar terjadi
2. Benar – benar sering terjadi
3. Benar – benar terjadi dan bukan menjadi bahan pembicaraan
4. Benar – benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaraan
5. Benar – benar terjadi dan hangat dibicarakan,
Kekhalayakan :
1. Tidak menyangkut hajat orang banyak
2. Sedikit menyangkut hajat orang banyak
3. Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Menyangkut hajat hidup orang banyak
5. Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
Problematik :
1. Masalah sederhana
2. Masalah kurang kompleks
3. Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
4. Masalah kompleks
5. Masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusisnya.
Layak :
1. Masuk Akal
2. Realitas
3. Cukup masuk dan realistis
4. Masuk akal dan realistis
5. Masuk sangat komples sehingga perlu dicarikan solusisnya
POHON MASALAH
KEMATIAN
PENINGKATAN KASUS
DIARE
*
KURANGNYA PENYEBARAN PERSEPSI ORANG KURANGNYA MEDIA
INFORMASI TENTANG TUA YANG MASIH INFORMASI YANG DI DAPAT
C
PENYAKIT DIARE KELIRU TENTANG
DIARE
Keterangan
penyebab
Isu
(Berorientasi
Pelayanan)
Saya akan
melakukan
konsultasi mengenai
tahapan kegiatan
Tersedianya bersikap ramah dan
3. Meminta Surat sopan.
saran atau Pernyataan
arahan dan Persetujuan (Kompeten)
persetujuan Pelaksanaan Saya akan
dalam Kegiatan memberikan
pelaksanaan penjelasan sesuai
sesuai degan keahlian
kegiatan
yang saya miliki
sosialisasi
sehingga pimpinan
lebih memahami
(Harmonis)
Saya akan
melakukan
konsultasi, dengan
menerima dan
menghargai semua
saran dan arahan
yang diberikan
pimpinan.
(Berorientasi
Pelayanan )
Saya akan meminta
arahan dan saran
serta persetujuan
pelaksanaan kegiatan
dengan bersikap
sopan dan ramah
agar tercipta
suasana yang
kondusif
(Loyal)
Saya akan
memegang komitmen
untuk mengikuti
arahan dari pimpinan
(Harmonis)
Saya akan
menghargai
perbedaan pendapat
dari mentor dan
pimpinan terkait
aktualisasi saya dan
mencari jalan keluar
agar menjadi selaras
(Adaptif)
Saya akan berusaha
untuk menyesuaikan
diri dengan
perubahan setelah
mendapat saran dan
masukan dari
mentor dan
pimpinan.
(Kolaboratif)
Saya akan
membentuk
kerjasama dengan
pimpinan sebagai
bentuk sinergitas
Manajemen ASN:
Kegiatan konsultasi dengan pimpinan/mentor dilakukan agar dalam awal pelaksanaan kegiatan bisa mendapatkan gambaran yang jelas
mengenai langkah- langkah selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatan sehingga kegiatan dapat terencana dengan baik dan terlaksana
dengan langka tanpa ada kendala yang berarti
Smart ASN :
Dalam meminta dukungan dan persetujuan pimpinan/mentor diperlukan kemampuan berkomunikasi yang baik, dapat juga dengan
memanfaatkan teknologi sehingga berjalan efektif dan efisien untuk pencapaian hasil yang maksimal sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditentukan
Analisis Dampak :
Perkiraan Hambatan : Pimpinan sedang sibuk, pimpinan sedang tidak berada di puskesmas
Dampak Bila Kegiatan Tidak Terlaksana : Tidak adanya persetujuan dari pimpinan untuk melaksanakan kegiatan
Alternatif Solusi : Menjadwalkan ulang pertemuan
Manajemen ASN:
Kegiatan Melakukan penyusunan bahan Sosialisasi dilakukan agar materi yang akan disusun kelak, adalah materi yang berkualitas
sehingga memudahkan para orang tua balita menangkap materi sosialisasi nantinya.
Smart ASN :
Agar bahan sosialisasi yang akan disusun sesuai dengan kompetensi dan sesuai tupoksi sehingga menghasilkan kualitas dan memenuhi
kepuasan masyarakat
Analisis Dampak :
Perkiraan Hambatan :
Dampak Bila Kegiatan Tidak Terlaksana :
Alternatif Solusi :
(Berorientasi Pelayanan)
Saya akan membuat jadwal
dengan programer dengan
berperilaku ramah dan sopan.
(Akuntabel)
Saya dan programer dengan
cermat dan transparan dalam
membuat jadwal.
(Kompeten)
Dalam pembuatan jadwal
sosialisasi saya akan berusaha
memberikan kinerja terbaik
untuk keberhasilan sosialisasi
nantinya
(Harmonis)
Saya akan menghargai
perbedaan dan membangun
lingkungan kerja yang
kondusif agar mendapatkan
(Loyal)
Saya mengajak programer
untuk membangun komitmen
dan ikut memberikan
kontribusi pada kegiatan
nantinya
(Adaptif)
Saya akan meningkatkan
antusias dalam membuat
jadwal untuk terlaksananya
sosialisasi sesuai kesepakatan
bersama
(Kolaboratif)
Saya akan selalu membuka
diri untuk bekerja sama
dengan programer agar hasil
yang disepakati sesuai dengan
keinginan1
Manajemen ASN:
Kegiatan konsultasi dengan pimpinan/mentor dilakukan agar dalam awal pelaksanaan kegiatan bisa mendapatkan gambaran yang jelas
mengenai langkah- langkah selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatan sehingga kegiatan dapat terencana dengan baik dan terlaksana
dengan langka tanpa ada kendala yang berarti
Smart ASN :
Dalam meminta dukungan dan persetujuan pimpinan/mentor diperlukan kemampuan berkomunikasi yang baik, dapat juga dengan
memanfaatkan teknologi sehingga berjalan efektif dan efisien untuk pencapaian hasil yang maksimal sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditentukan
Analisis Dampak :
Perkiraan Hambatan : Pimpinan sedang sibuk, pimpinan sedang tidak berada di puskesmas
Dampak Bila Kegiatan Tidak Terlaksana : Tidak adanya persetujuan dari pimpinan untuk melaksanakan kegiatan
Alternatif Solusi : Menjadwalkan ulang pertemuan
(Berorientasi Pelayanan)
Saya bersikap ramah dan cekatan
dalam meberikan kuesioner postest
kepada orang tua anak
(Kompeten)
Saya membantu para orang tua
untuk menjawab sesuai keahlian
saya dibidang kesehatan.
(Loyal)
Saya memberi protest sebagai
bentuk dedikasi peningkatan
pengetahuan kepada orang tua
balita atau masyarakat
(Kolaboratif)
Saya akan bekerjasama dengan
programer saat membagikan pretest
yang akan dijawab masyarakat
Manajemen ASN:
Sesuai dengan peran ASN sebagai pelaksana kebijakan publik dan pelayan publik
Smart ASN : ASN harus menjunjung tinggi nilai profesionalisme dalam melaksanakan tugas secara rutin.
Analisis Dampak :
Perkiraan Hambatan :
Dampak Bila Kegiatan Tidak Terlaksana :
Alternatif Solusi :
N KEGIATAN TAHAP HASIL KEGIATAN SUBTANSI MATA KONTRIBUSI PENGUATAN
O KEGIATAN PELATIHAN AGENDA II TERHADAP VISI NILAI
MISI DAN TUSI ORGANISASI
ORAGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
5 Melaksanaakan Tersedianya (Berorientasi Pelayanan) Hal ini berkaitan Terlaksananya
1. Mengumpulkan
Evaluasi Hasil pretes Saya akan mengumpulkan hasil dengan kegiatan evauasi
hasil pretes dan
dan Postes kuisioner pretest dan post test Visi Puskesmas merupakan penguatan
post tes
untuk ditelaah dan melakukan nilai
Menjadikan
perbaikan tiada henti dibidang Tanggap,Waspada,
pelayanan. Puskesmas Lebih,Panutan dan
(Akuntabel) Wilayah Santun dalam
Saya akan mengumpulkan semua Kecamatan organisasi.
hasil dengan transparan agar Lasalimu
dapat dipercaya dan di pertanggung
Sebagai Pusat
jawabkan
(Kompeten) Pelayanan
2. Menyampaikan Tersedianya Saya akan melakukan pengumpulan Kesehatan yang
hasil sosialisasi dokumen semua hasil dengan kinerja terbaik bermutu sesuai
di pimpinan yang saya miliki standar guna
evaluasi
terwujudnya
(Berorientasi Pelayanan)
masyarakat sehat
Saya akan menyampaikan
hasil sosialisasi pada dan berkualitas.
pimpinan dengan ramah dan sopan Misi Puskesmas
Menjalankan
(Akuntabel) Standar
Saya akan melaporkan semua hasil Pelayanan
kegiatan dengan transparan agar Minimal dan
3. Menyusun pimpinan dapat mempercayai
laporan hasil Tersedianya memenuhi
kegiatan yang saya lakukan
aktualisasi Laporan (Kolaboratif) standar
Aktualisasi Saya akan menyampaikan hasil laporan Pelayanan
aktualisasi dengan bekerja sama dan Minimal
saling mendukung Mengoptimalkan
Penggunaan Dana
(Berorientasi Pelayanan)
Saya akan menyusun laporan hasil
dengan menganalisa semua hasil
kegiatan dan data dengan cermat
dan cekatan untuk mendapatkan
kualitas terbaik dari laporan
kegiatan.
(Akuntabel)
Saya menyusun laporan ini dengan
mengikuti sistematis yang
diberikan dengan penuh integritas
dan tanggung jawab
(Kompeten)
Saya akan menyusun laporan saya
dengan berikan kinerja terbaik saya
dan sesuai dengan keahlian saya.
(Adaptif)
Dalam menyusun laporan hasil saya
selalu menyesuaikan dengan
panduan penulisan yang telah
diberikan coach.
Manajemen ASN:
Sesuai dengan peran ASN sebagai pelaksana kebijakan publik dan pelayan publik
Smart ASN : ASN harus menjunjung tinggi nilai profesionalisme dalam melaksanakan tugas secara rutin.
Analisis Dampak :
Perkiraan Hambatan :
Dampak Bila Kegiatan Tidak Terlaksana :
Alternatif Solusi :
3.1. Matrix Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (Ber-
AKHLAK)
Tabel 3.10 Matrix Rekapitulasi Rencana Habituasi
Jumlah
No Mata Pelatihan Kegiatan Aktualisasi per
Mata Pelatihan
1 2 3 4 5
1. Berorientasi 3 2 3 3 3 1994
Pelayanan
2. Akuntabel 1 1 4 4 3 13
3. Kompeten 1 2 4 3 2 12
4. Harmonis 2 1 1 1 2 7
5. Loyal 1 1 1 2 1 6
6. Adaptif 1 1 2 2 2 10
7. Kolaboratif 1 1 3 3 2 14
Jumlah Aktualisasi 10 9 18 18 15 76
Per Kegiatan
56
3.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
57
5 Evaluasi
Dan Melaporkan
Hasil Rancangan
Aktualisasi
Kepada
Pimpinan/Mentor
Tabel 3.11 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
58
59
BAB 1V
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Isu saya angkat adalah Rendahnya Pengetahuan Ibu Balita tentang penyakit diare di
UPT. Di Puskesmas Wilayah Kecamatan Lasalimu. Puskesamas Diare adalah penyakit
yang tiap tahunnya mengalami peningkatan kasus yang pada tahun 2021 terdapat 23 kasus
balita dan pada tahun 2022 meningkat menjadi 26 kasus penderita diare. Disisi lain
masyarakat disana masih sering menganggap diare merupakan penyakit biasa dengan
berbagai mitos yang mengiringinya. Tidak hanya itu ada beberapa ibu balita yang
membawa anaknya ke poli sudah dalam keadaan lemah dengan dehidrasi sedang. Diare itu
sendiri adalah buang air besar dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih
dalam satu hari (WHO). Pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit diare sangat di
butuhkan untuk mencegah terjadinya diare, tidak hanya itu pengetahuan ibu terhadap
tatalaksana atau manajemen diare di rumah pun sangat di butuhkan agar tidak terjadi
komplikasi yang berat. Olehnaya itu dalam peningkatan pengetahuan kepada ibu balita
tentang penyakit diare dan manajemen diare sangat di butuhkan peran perawat sebagai
pendidik atau educator.
Jika masalah ini tidak di tangani maka presepsi atau anggapan para ibu terhadap
penyakit diare tidak akan berubah yang akan membahayakan nayawa anak yang
mengalami diare. Selain itu Jika masyarakat belum paham mengenai manajemen diare
maka kasus akan terus terjadi tiap bulannya dan bahkan dapat menjadi pandemi pada kurun
waktu tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 139 tahun 2003 Tentang
Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya
Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Smart ASN”: Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2018
Rabuplik Indonesia. 2019. Permenkes No 43 Tahun 2019 Tentang Puskesmas.Jakarta
Kementrian Kesehatan
Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
Jabatan Aparatur Sipil Negara
Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding
ASN