Professional Documents
Culture Documents
Dhea Nurhayati (1) dan Dr. Diana Dewi Sartika, S.Sos., M.Si (2)
Mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sriwijaya (1), Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sriwijaya (2)
ABSTRACT
This study aims to describe and analyze the perspectives of students at Universitas
Sriwijaya regarding the increasing presence of Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender
(LGBT) content widely disseminated on the TikTok social media platform. A qualitative
descriptive approach is employed in this research, with a case study method as the analytical
approach. Data is collected through observations, interviews, documentation, and audiovisual
sources. The theoretical framework utilized in this study is Guy Debord's concept of the
society of the spectacle, providing insight into the interaction between LGBT content on
TikTok and students' responses.
The research findings reveal a diversity of viewpoints among students concerning LGBT
content on TikTok. Their reactions range from positive to neutral and negative perspectives
towards the existence of such content. The LGBT content is perceived as controversial due to
its engagement with LGBT issues, celebration of significant community moments, and
encouragement of gender identity expression through distinct visuals.
While some students view this content as an expression of individual freedom and
inclusivity for the LGBT community, predominant contrasting opinions exist. Some students
argue that LGBT content may violate traditional values, social norms, and religious beliefs.
Media Sosiologi: Jurnal Sosiologi Universitas Sriwijaya Vol. 1 Edisi 1, Agustus 09 2023
Concerns also arise regarding the potential spread of sexually transmitted diseases resulting
from certain forms of such content.
This research provides a deeper insight into how LGBT content on TikTok influences the
perceptions and attitudes of students at Universitas Sriwijaya. The implications of these
research findings contribute to a better understanding of the interaction between social media,
gender identity, and societal values in the context of Indonesian society.
Keywords : Students, Universitas Sriwijaya, LGBT, TikTok, controversial content, gender
identity, student perspectives.
ABSTRAK
2
Dhea Nurhayati dan Dr. Diana Dewi Sartika, S.Sos., M.Si.
Perspektif Mahasiswa Univeristas Sriwijaya dalam Peningkatan konten LGBT di Tik-Tok
PENDAHULUAN
Di tengah kemajuan era saat ini, popularitas besar di kalangan masyarakat.
pertumbuhan teknologi yang pesat tanpa Terutama menarik perhatian kaum muda,
diragukan lagi terutama terlihat dalam ranah antarmuka dan fitur-fitur menarik TikTok
media sosial. Platform digital ini memberikan menjadi faktor pendorong. Penelitian oleh
pengguna sarana untuk mengakses berita We Are Social menunjukkan bahwa
secara real-time, terlibat dalam komunikasi Indonesia menempati peringkat kedua secara
jarak jauh, dan mengarahkan kreativitas global dengan 99,1 juta pengguna aktif
mereka. Di luar menjadi sumber informasi, TikTok. Rata-rata pengguna TikTok di
komunikasi, dan kreativitas, konektivitas Indonesia menghabiskan waktu 23,1 jam per
global media sosial juga menjadi keuntungan bulan di platform tersebut (Rizaty, 12 Juli,
dan kemudahan bagi para penggunanya 2022).
(Setiadi, 2016). TikTok menjadikan platform yang
Media sosial merupakan segmen dari digunakan untuk memamerkan berbagai
media digital yang meliputi berbagai bentuk bentuk konten positif. Konten-konten ini
seperti jejaring sosial, blog, rekaman video meliputi tutorial dekorasi diri, informasi
(podcast), forum, platform berbasis konten, produk kecantikan, pendidikan kesehatan
dan layanan pesan. Memanfaatkan media mental dan fisik, permainan, komedi,
sosial, individu berbagi pengalaman, pembelajaran bahasa dari berbagai negara,
merangsang kreativitas, berinteraksi, tren tarian budaya, serta berbagi pengalaman
mengekspresikan diri, dan bertukar dan pengetahuan oleh para pencipta konten.
informasi, video, dan foto. Pada intinya, Namun, kesuksesan TikTok juga membawa
media sosial memperkenalkan jalur baru implikasi negatif, terutama terkait konten
untuk komunikasi dan penyebaran informasi yang berkaitan dengan tema Lesbian, Gay,
di berbagai bidang (Cahyono, 2016). Biseksual, dan Transgender (LGBT).
Banyaknya media sosial yang Di Indonesia, LGBT telah memiliki
digunakan, akan tetapi platform media sosial kehadiran yang lama dan mengalami
yang sering yang sering digunakan anak-anak perkembangan dalam sejarahnya. Seiring
zaman sekarang ialah TikTok. Di Indonesia, waktu, organisasi dan kelompok yang
aplikasi TikTok telah mendapatkan berfokus pada hak-hak LGBT muncul, seperti
3
Media Sosiologi: Jurnal Sosiologi Universitas Sriwijaya Vol. 1 Edisi 1, Agustus 09 2023
"Gaya Nusantara" dan "Arus Pelangi." terhadap maraknya konten Lesbian, Gay,
Namun, LGBT juga menghadapi penolakan Biseksual dan Transgender (LGBT) di Tik-
dari sebagian besar masyarakat Indonesia, Tok.
yang cenderung mengamini pandangan METODE PENELITIAN
heteronormatif dan nilai-nilai berdasarkan
Pada penelitian ini, penulis
norma-norma budaya dan agama.
menggunakan desain penelitian kualitatif.
Kemunculan konten LGBT di TikTok
Penelitian ini bersifat deskriptif yakni
juga terkait dengan pengaruh globalisasi dan
penelitian yang digambarkan melalui kata-
penyebaran informasi. Sebagai platform
kata dan kalimat yang dipisah-pisahkan
global, TikTok memberikan kesempatan bagi
menurut kategori yang kemudian menjadi
individu untuk menyebarkan konten mereka,
satu kesatuan sehingga dapat mendapatkan
termasuk konten terkait LGBT. Ini memicu
kesimpulan (Fauzi dkk, 2022). Penelitian ini
perbincangan tentang hak-hak LGBT dan
bersifat kualitatif deskriptif untuk
mendorong pengguna untuk membuka
memberikan penjelasan dan gambaran terkait
pembicaraan tentang orientasi seksual dan
fenomena maraknya konten LGBT di Tik-
identitas gender mereka.
Tok. Hal ini bertujuan untuk memahami
Akhirnya, maraknya konten LGBT di
gambaran dari konten LGBT seperti apa
Tik-Tok menunjukkan kompleksitas
ditampilkan di Tik-Tok dan bagaimana
perdebatan dan perbedaan pandangan yang
pendapat mahasiswa Universitas Sriwijaya
ada dalam masyarakat. Tantangan terletak
terhadap maraknya konten LGBT di Tik-Tok.
pada bagaimana kita dapat menghadapi
Lokasi penelitian ini adalah pengguna
perbedaan ini dengan penuh pengertian,
media sosial Tik-Tok yang dilakukan di Kota
dialog terbuka, dan toleransi, sambil tetap
Palembang Provinsi Sumatera Selatan
menghormati hak asasi manusia dan
tepatnya di Universitas Sriwijaya. Penelitian
keberagaman yang ada.
ini menggunakan studi kasus untuk
Berkaitan dengan hal tersebut,
mengetahui konsep yang dibangun subjek di
penelitian ini diharapkan dapat memahami
sekitar fenomena atau peristiwa tertentu.
gambaran mengenai konten Lesbian, Gay,
Dengan kata lain, peneliti berusaha untuk
Biseksual dan Transgender (LGBT) yang
memahami terkait konten-konten LGBT yang
ditampilkan di Tik-Tok dan menganalisis
ditampilkan di Tik-Tok yang menjadi subjek
pendapat mahasiswa Universitas Sriwijaya
pada penelitian ini dan untuk objek penelitian
4
Dhea Nurhayati dan Dr. Diana Dewi Sartika, S.Sos., M.Si.
Perspektif Mahasiswa Univeristas Sriwijaya dalam Peningkatan konten LGBT di Tik-Tok
ialah mahasiswa Universitas Sriwijaya. perhatian audiens yang luas. Diluncurkan
Fokus penelitian ini ialah pendapat pada September 2016, aplikasi ini
mahasiswa Universitas Sriwijaya terhadap dikembangkan oleh pengembang Tiongkok,
maraknya konten LGBT di Tik-Tok dan Zhang Yiming, dengan nama Douyin.
konten LGBT seperti apa yang ditampilkan di Douyin menawarkan fitur pembuatan video
Tik-Tok. Hal ini dilakukan untuk meninjau pendek dengan musik, berdurasi hingga 3
keyakinan dan sudut pandang dari mahasiswa menit. Dalam waktu setahun, Douyin berhasil
terhadap maraknya konten LGBT di Tik-Tok. mendapatkan 100 juta pengguna dan 1 miliar
Selain itu, data yang dikumpulkan berupa tayangan video setiap harinya. Karena
data primer dan data sekunder dengan popularitasnya yang meroket, Douyin
didapatkan melalui observasi, wawancara melebarkan sayapnya di luar Tiongkok dan
semiterstruktur dan dokumentasi. mengadopsi nama yang lebih dikenal,
TikTok. TikTok sangat diterima oleh
STUDI PUSTAKA
berbagai kelompok usia, termasuk dewasa,
1. Sosial Media dan Penyebaran Informasi anak-anak, dan remaja. Aplikasi ini
LGBT memungkinkan pengguna untuk melihat
Media sosial, yang juga dikenal sebagai video pendek yang menampilkan ekspresi
platform jaringan sosial, mencakup istilah pembuatnya, seperti meniru tren terbaru,
yang mengacu pada teknologi yang mengungkapkan ide-ide dalam gaya
memfasilitasi berbagai ide, pemikiran, dan pembuatan video mereka sendiri, mengambil
berbagi informasi melalui jaringan dan tantangan pribadi, dan lain sebagainya,
komunitas virtual. Ini beroperasi melalui mencerminkan kreativitas mereka (Malimbe,
internet, memungkinkan pengguna untuk Waani, & Suwu, 2021).
berkomunikasi dan berbagi informasi pribadi, TikTok umumnya menggunakan sistem
dokumen, video, atau foto (Dollarhide, 2021). "FYP," singkatan dari "For You Page." FYP
Ada beragam jenis aplikasi media sosial, di merujuk pada halaman utama TikTok yang
antaranya TikTok yang menonjol. TikTok menampilkan konten saat pertama kali
adalah aplikasi yang menyediakan efek membuka aplikasi, sering kali menampilkan
khusus dengan gaya unik dan menarik, video yang diberi label "FYP." TikTok juga
memungkinkan pengguna untuk membuat dapat dimanfaatkan untuk promosi bisnis,
video pendek yang keren dan menarik dengan menggunakan video kreatif untuk
5
Media Sosiologi: Jurnal Sosiologi Universitas Sriwijaya Vol. 1 Edisi 1, Agustus 09 2023
menarik pelanggan potensial. Namun, Media, termasuk media sosial, turut berperan
TikTok juga memiliki kelemahan; banyak dalam memengaruhi pengetahuan seseorang.
individu yang menggunakan aplikasi ini Informasi membentuk pemahaman seseorang
dengan sembarangan, menyebabkan tentang media, seperti TikTok .
penyebaran konten negatif (Malimbe, Waani, 2. LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan
& Suwu, 2021). Di antara konten negatif Transgender)
yang sering muncul adalah video yang Lesbian
berkaitan dengan penyebaran informasi Lesbian selalu identik dengan wanita
LGBT. Kelompok LGBT memanfaatkan yang menyukai wanita. Pada lesbian
TikTok sebagai platform untuk sendiri memiliki beberapa golongan
mempromosikan program dan aktivitas sebagai berikut :
mereka, memamerkan kebersamaan mereka 1. Butch (B) ini mempunyai
di platform ini dan bahkan mengklaim karakteristik yang lebih tomboy,
pernikahan dan tinggal bersama (Kris, 2021). bergaya dan bersikap ke arah
TikTok ini dipengaruhi oleh faktor maskulin seperti identik dengan
internal dan eksternal. Faktor internal berakar pakaian kemeja laki-laki, celana
pada individu, seringkali terkait dengan panjang, potongan rambut pendek,
emosi. Emosi sangat memengaruhi sikap cenderung berwibawa dan
penggunaan TikTok. Jika seseorang merasa lemah lembut. Butch (B) di
tidak menyukai atau tidak bersimpati gambarkan bisa dikatakan dalam
terhadap TikTok, kemungkinan besar mereka suatu hubungan memiliki peran
tidak akan menggunakannya. Pengaruh ini memimpin dan melindungi
tidak hanya ditentukan oleh emosi saja, tetapi pasangannya.
juga terlihat dari perilaku seseorang. Di sisi 2. Femme (F) identik dengan lesbian
eksternal, pengguna TikTok melihat aplikasi yang bersikap feminim, seperti
ini sebagai sumber informasi. Jika seseorang lembut, sabar selayaknya seorang
tidak mengetahui TikTok karena kurangnya perempuan normal pada umumnya
informasi, mereka mungkin tidak akan dan terbilang tidak memiliki ciri
menjadi pengguna. Oleh karena itu, informasi lesbian sama sekali. Femme juga
memainkan peran penting dalam cenderung memiliki gaya
memperkenalkan TikTok kepada masyarakat. berpakaian dengan memakai gaun,
6
Dhea Nurhayati dan Dr. Diana Dewi Sartika, S.Sos., M.Si.
Perspektif Mahasiswa Univeristas Sriwijaya dalam Peningkatan konten LGBT di Tik-Tok
menjaga sikap, cantik, merawat diri layaknya laki-laki normal
seperti perempuan lainnya. Femme lainnya.
(F) bisa dikatakan dalam suatu 2. Bot adalah seorang laki-
hubungan memiliki peran melayani laki yang berperan sebagai
dan menurut terhadap perempuan dengan memiliki sifat
pasangannya. lembut dan gaya berpakaiannya
3. Andro (A) memiliki perpaduan lebih cenderung feminim.
antara keduanya yang dimana 3. Vers merupakan laki-laki
dapat bergaya tomboy dengan yang bisa memerankan dua peran
perilaku berwibawa dan juga sekaligus, bisa berwibawa dan
memiliki sisi feminim di dalam lemah lembut.
dirinya. Andro tidak merasa malu Biseksual
bila berdandan maupun menata Biseksual sebagai merupakan wujud
rambut dengan gaya feminim dan antara dua keinginan seks yang berbeda
sebagainya. Jika andro bertemu dalam satu jenis kelamin atau kejadian
dengan butch, maka dia akan bisa wujudnya ciri-ciri lelaki dan wanita
berperilaku layaknya perempuan dalam satu tubuh
feminim dan sebaliknya jika andro Para Biseksual dapat menjalin
bertemu femme, maka dia akan hubungan asmara dalam kurun waktu
bergaya tomboy selayaknya laki- tertentu dengan seseorang dari gender
laki dan memiliki sikap sama pada waktu berlainan dalam
berwibawa. menjalin hubungan serius dengan
Gay seseorang dari gender berbeda.
Gay merupakan laki-laki yang Sementara remaja memiliki
menyukai atau memiliki hubungan ketertarikan terhadap lawan jenis
sesama laki-laki. Gay sendiri memiliki maupun sesama jenis bahkan keduanya
tiga peran sama seperti lesbian yakni biasanya masih dalam proses
sebagai berikut : pengenalan diri akan orientasi seks
1. Top ialah seorang laki-laki sehingga belum dikategorikan sebagai
yang memiliki peran sebagai pelaku Biseksual.
lelaki dengan berpenampilan
7
Media Sosiologi: Jurnal Sosiologi Universitas Sriwijaya Vol. 1 Edisi 1, Agustus 09 2023
8
Dhea Nurhayati dan Dr. Diana Dewi Sartika, S.Sos., M.Si.
Perspektif Mahasiswa Univeristas Sriwijaya dalam Peningkatan konten LGBT di Tik-Tok
kehidupan sosial. Berikut adalah penjelasan citra-citra visual yang disajikan oleh
singkat tentang ketiga konsep tersebut: media massa. Dalam masyarakat
1. Being (Saya): Konsep "being" tontonan, dominasi media
mengacu pada identitas dasar mengakibatkan identitas dan citra
seseorang, atau siapa seseorang seseorang lebih banyak ditentukan
sebenarnya. Ini adalah esensi internal oleh bagaimana mereka "muncul"
dan aspek-aspek intrinsik dari diri dalam citra-citra visual yang
individu, seperti kepribadian, nilai- dihasilkan oleh media. Ini bisa
nilai, dan karakter. Namun, dalam mencakup penampilan fisik, gaya
masyarakat tontonan, konsep ini hidup, serta interaksi dengan dunia
cenderung menjadi terlupakan atau luar.
bahkan terdistorsi oleh perhatian yang Dalam konteks masyarakat tontonan,
terlalu besar pada aspek eksternal dan pergeseran dari "being" dan "having" menuju
citra. "appearing" menunjukkan bagaimana
2. Having (Memiliki): Konsep "having" perhatian yang berlebihan pada penampilan
berhubungan dengan kepemilikan eksternal dan citra visual dapat mengubah
benda materi atau atribut eksternal cara kita memandang diri sendiri dan orang
yang dapat dilihat orang lain. Dalam lain. Identitas dan makna kehidupan tidak
masyarakat kapitalis, sering kali hanya didasarkan pada siapa kita sebenarnya
identitas seseorang dinilai oleh apa (being) atau apa yang kita miliki (having),
yang dimilikinya, seperti harta, status tetapi juga pada bagaimana kita
sosial, atau barang-barang konsumsi. mempresentasikan diri kita kepada dunia luar
Namun, dalam konteks masyarakat melalui citra-citra visual yang difasilitasi oleh
tontonan, "having" juga merujuk pada media massa (appearing).
bagaimana citra dan penampilan
seseorang terbentuk oleh media HASIL DAN PEMBAHASAN
massa. 1. Konten LGBT di Tik-Tok
3. Appearing (Muncul): Konsep
1.1 Jenis LGBT yang sering terlihat di
"appearing" mengacu pada cara
Tik-Tok
seseorang ditampilkan dan dilihat
oleh orang lain, khususnya melalui
9
Media Sosiologi: Jurnal Sosiologi Universitas Sriwijaya Vol. 1 Edisi 1, Agustus 09 2023
Pada jenis LGBT yang sering dilihat oleh sering terlihat di akun-akun Tik-Tok
para mahasiswa dan mahasiswi Universitas seperti @ahyarlubis, @ashgreyz dan
Sriwijaya ialah mayoritas dari mereka @tiarklein. Hal ini menunjukkan
melihat jenis LGBT yang sering ada di bahwa TikTok memberikan ruang bagi
beranda Tik-Tok mereka jenis gay. pasangan LGBT untuk membagikan
Sedangkan mahasiswa dan mahasiswi lainnya pengalaman mereka, merayakan
pernah melihat konten lesbian, biseksual dan hubungan mereka, dan memperlihatkan
transgender. Hal menggambarkan bahwa aspek kehidupan sehari-hari mereka.
konten jenis gay memiliki keberadaan cukup Video ini dapat membantu membangun
besar di bandingkan jenis lesbian, biseksual pemahaman dan empati terhadap
dan transgender di Tik-Tok dengan faktor kehidupan pasangan LGBT di antara
berupa banyaknya popularitas dari para pengguna TikTok lainnya.
penonton, masih adanya sterotipe masyarakat Konten Lip Sync dan Tarian: Beberapa
mengenai jenis lesbian, biseksual dan mahasiswa dan mahasiwi
transgender yang nilai menjijikan mengungkapkan bahwa mereka sering
dibandingkan konten jenis gay serta melihat konten LGBT dalam bentuk lip
komunitas gay dinilai lebih kompak dan bisa sync atau tarian yang dilakukan oleh
melawan strategi dari stigma-stigma individu LGBT. Video tersebut terlihat
masyarakat dibandingkan komunitas lesbian di akun Tik-Tok milik
dan transgender. @ragilmahardika. Hal ini menunjukkan
1.2 Konten LGBT yang ditampilkan di adanya apresiasi terhadap kreativitas
Tik-Tok dan ekspresi seni dari individu LGBT,
serta menunjukkan bahwa TikTok
Berdasarkan pernyataan mahasiswa dan
memberikan platform yang cocok bagi
mahasiswi terkait konten LGBT yang
mereka untuk mengekspresikan diri dan
ditampilkan di Tik-Tok maka dapat
menunjukkan bakat mereka.
disimpulkan sebagai berikut :
Konten yang Mengangkat Isu-isu
Konten pasangan LGBT dalam aktifitas
LGBT: Ada juga mahasiswa
sehari-hari atau merayakan momen
menyebutkan bahwa mereka melihat
spesial hari jadian dan ulang tahun:
konten yang mengangkat isu-isu yang
mayoritas mahasiswa dan mahasiswi
dihadapi oleh komunitas LGBT, seperti
melihat video tersebut. Video tersebut
10
Dhea Nurhayati dan Dr. Diana Dewi Sartika, S.Sos., M.Si.
Perspektif Mahasiswa Univeristas Sriwijaya dalam Peningkatan konten LGBT di Tik-Tok
hak-hak LGBT atau stigma yang terkait jenis, kelainan hormon, penyakit seksual,
dengan orientasi seksual dan identitas penyimpangan seksual dan ada yang
gender. Video tersebut terlihat di akun menyatakan LGBT merupakan singkatan dari
Tik-Tok milik @pikiranrakyat dan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender.
@kumparan. Konten semacam ini Selain itu, mahasiswi juga menyatakan
dapat membantu meningkatkan LGBT dengan menyatakan bahwa kelompok
pemahaman dan kesadaran tentang isu- yang menyimpang dari kodrat asalnya yang
isu yang dihadapi oleh komunitas ditimbulkan dari lingkungan, keluarga,
LGBT dan memperjuangkan persamaan media,dan budaya. Mahasiswi lain juga
hak. berpendapat bahwa LGBT ialah
Ekspresi Identitas Gender: Salah satu penyimpangan sosial berupa kelainan seksual
mahasiswi melihat konten yang yang terjadi di masyarakat yang tidak
mengekspresikan identitas gender mencerminkan sebagai makhluk
seseorang yang memakai pakaian dan berketuhanan dan beradab. Hal ini
riasan yang berbeda dari gender yang tergantung pada latar belakang pendidikan
diberikan saat lahir. Konten tersebut mereka, pengalaman pribadi, serta kemauan
terlihat di akun Tik-Tok milik mereka untuk mencari informasi dan belajar
@lucintaluna12 dan @dewimonalina. tentang isu-isu LGBT. Penting bagi
Konten semacam ini memperlihatkan perguruan tinggi dan lembaga pendidikan
keberagaman identitas gender dan dapat untuk mempromosikan pendidikan tentang
membantu mengedukasi masyarakat LGBT, menciptakan ruang aman untuk
tentang spektrum gender yang lebih diskusi, dan menghadirkan sumber daya yang
luas. relevan untuk memperkaya pengetahuan
2. Pendapat Mahasiswa Universitas mahasiswa tentang isu-isu LGBT.
Sriwijaya 2.2 Kenyamanan Mahasiswa Universitas
2.1 Pengetahuan Mahasiswa mengenai Sriwijaya Melihat Konten LGBT di Tik-
LGBT Tok
Dari hasil wawancara yang didapatkan Dari wawancara dengan mahasiswa dan
bahwa setiap mahasiswa memiliki perbedaan mahasiswi Universitas Sriwijaya, ditemukan
pemahaman mengenai LGBT. Ada sebagian bahwa pendapat mereka mengenai
informan menyatakan LGBT penyuka sesama kenyamanan terhadap konten LGBT di
11
Media Sosiologi: Jurnal Sosiologi Universitas Sriwijaya Vol. 1 Edisi 1, Agustus 09 2023
12
Dhea Nurhayati dan Dr. Diana Dewi Sartika, S.Sos., M.Si.
Perspektif Mahasiswa Univeristas Sriwijaya dalam Peningkatan konten LGBT di Tik-Tok
Namun, ada juga mahasiswa yang bermunculan di beranda Tik-Tok
meyakini bahwa mahasiswa Universitas para mahasiswa dan mahasiswi
Sriwijaya memiliki pengetahuan yang luas, Universitas Sriwijaya. Selain itu,
berpikir rasional, dan memiliki keimanan para kaum Gay lebih sering
yang kuat sehingga tidak mudah terpengaruh trending dibandingkan lesbian,
oleh konten LGBT di Tik-Tok. Mereka biseksual dan transgender.
menekankan bahwa pengetahuan dan Having ( memiliki) disini
pendirian yang kuat, serta kemampuan untuk diibaratkan sebagai konsumsi
berpikir logis, menjadi faktor yang mencegah identitas LGBT Seperti konten
terjerumusnya mahasiswa ke arah LGBT. yang menampilkan isu-isu terkait
3. Analisis Teori Masyarakat Tontonan komunitas LGBT dengan
(Guy Debord) Mengenai Konten LGBT menggunakan sejumlah
dan Pendapat Mahasiswa perusahaan, brand dan
3.1 Konten LGBT di Tik-Tok dari Sudut sebagainya.Hal ini terlihat dari
Pandang Teori Masyarakat Tontonan konten-konten dari perusahaan
Pada teori masyarakat tontonan yang media di Indonesia yakni
dikemukakan oleh Guy Debord membahas @kumparan dan @pikiranrakyat
terkait konsep “being, having dan appearing” yang sering membahas terkait
yang digunakan untuk menggambarkan isu-isu kaum LGBT..
hubungan kompleks antara individu dan Pada konteks "appearing" di TikTok,
tontonan. Ketika diterapkan pada konten individu LGBT lebih menonjolkan diri
LGBT di Tik-Tok sebagai berikut : mereka dan tampil di depan penonton
Pada konteks being disini dengan tujuan untuk mendapatkan
digambarkan sebagai identitas perhatian dan memperlihatkan identitas
individu LGBT dalam mereka kepada publik. Contohnya
masyarakat tontonan. Melalui seperti akun @ahyarlubis, @ashgreyz,
platform membuat para LGBT @tierklein, dan @ragil mahardika,
bisa mengekspresikan diri, menampilkan konten-konten video
merayakan identitas mereka dan yang menunjukkan kehidupan sehari-
sebagainya. Hal ini terlihat bahwa hari, momen spesial, lip-sync, atau
konten jenis gay sering
13
Media Sosiologi: Jurnal Sosiologi Universitas Sriwijaya Vol. 1 Edisi 1, Agustus 09 2023
14
Dhea Nurhayati dan Dr. Diana Dewi Sartika, S.Sos., M.Si.
Perspektif Mahasiswa Univeristas Sriwijaya dalam Peningkatan konten LGBT di Tik-Tok
merasa bahwa konten LGBT melanggar Pendapat Pro: Pandangan pro terhadap
nilai-nilai dan norma sosial yang konten LGBT di TikTok
mereka anut, yang sejalan dengan kritik mencerminkan penerimaan dan
Guy Debord terhadap degradasi nilai- dukungan terhadap representasi dan
nilai tradisional dalam masyarakat eksistensi LGBT. Mahasiswi dengan
tontonan. Mereka mungkin melihatnya pendapat pro mungkin melihat konten
sebagai bentuk degradasi moral dan LGBT dari segi positif, seperti
bertentangan dengan ajaran agama, mengapresiasi ketampanan atau
mirip dengan bagaimana Guy Debord kecantikan yang ditampilkan oleh
menyatakan bahwa masyarakat kreator LGBT, atau berdasarkan
tontonan menyajikan makna yang gagasan bahwa "love is love" dan cinta
dibangun oleh media yang lebih luas. harus dihormati dalam segala
Pendapat Netral: Mahasiswi memiliki bentuknya. Pendapat pro ini sejalan
pendapat netral terhadap konten LGBT dengan kritik Guy Debord terhadap
di TikTok mencerminkan keterlibatan media yang menyajikan citra dan
yang minim atau tidak terlalu aktif tampilan yang menarik perhatian
dalam menanggapi konten tersebut. penonton.
Individu dengan pandangan netral
mungkin merasa bahwa konten LGBT KESIMPULAN
adalah bagian yang biasa saja dari Berdasarkan hasil dan pembahasan dari
keragaman di media sosial, seperti yang bab-bab sebelumnya, serta menjawab
dijelaskan oleh Guy Debord tentang rumusan masalah pada penelitian ini, maka
masyarakat tontonan yang diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
mencerminkan keragaman citra visual. berikut :
Mereka mungkin tidak merasa konten LGBT yang dominan di
memiliki peran yang signifikan dalam TikTok mencakup berbagai aspek
mengomentari atau mempengaruhi seperti gaya hidup, tarian, perayaan
konten tersebut, mungkin karena momen spesial, dan ekspresi identitas
kurang memiliki pengetahuan gender. Konten ini menjadi populer di
mendalam tentang isu-isu LGBT. platform ini, menunjukkan permintaan
15
Media Sosiologi: Jurnal Sosiologi Universitas Sriwijaya Vol. 1 Edisi 1, Agustus 09 2023
16
Dhea Nurhayati dan Dr. Diana Dewi Sartika, S.Sos., M.Si.
Perspektif Mahasiswa Univeristas Sriwijaya dalam Peningkatan konten LGBT di Tik-Tok
kebebasan berekspresi dan pesona pendekatan yang terdiri dari dua hal
yang menarik. Pendapat netral juga yang yakni pertama, mereka dapat
ada, di mana beberapa merasa biasa membaca sumber-sumber yang
saja terhadap konten tersebut. Namun, dapat dipercaya dan kredibel yang
ada juga yang berpendapat kontra, membahas isu-isu seputar LGBT.
dengan alasan agama, nilai dan Dengan mengakses literatur
norma, serta potensi penyebaran akademik, riset terkini, buku, jurnal,
penyakit menular seksual seperti dan artikel yang ditulis oleh para
HIV/AIDS. Secara keseluruhan, ahli dan peneliti terkemuka dalam
perdebatan dan variasi pandangan ini bidang ini sehingga mahasiswa
mencerminkan kompleksitas konten dapat memperoleh pemahaman yang
LGBT di TikTok dan bagaimana lebih mendalam tentang LGBT
masyarakat tontonan meresponsnya. secara objektif. Kedua, mahasiswa
diharuskan memperkaya
SARAN pengetahuan dengan cara
berinteraksi dan berbicara dengan
Mahasiswa harus bersikap hati-hati
orang-orang yang memiliki
dan kritis dalam mempertimbangkan
pengalaman dan pemahaman yang
konten yang mereka konsumsi di
lebih baik tentang LGBT. Ini dapat
TikTok, terutama konten yang
membantu untuk melihat isu-isu ini
berkaitan dengan LGBT. Mereka
dari pendapat yang lebih luas dan
perlu menjaga agar tidak
memperdalam pemahaman mereka
terpengaruh secara langsung oleh
tentang kerumitan isu LGBT.
konten tersebut, tetapi harus mampu
mengevaluasi secara objektif dan DAFTAR PUSTAKA
mengidentifikasi konten yang Abbas, Fauzie Pradita. (2022). Jeje
mungkin memiliki pandangan Perempuan Lesbian Ingin Abash Alias
Dian Ayu Ashari Mantan Kekasih
negatif atau bias terhadap LGBT. Lucinta Luna Jadi 'Imamnya',
Mahasiswa Universitas Sriwijaya Netizen: Hah, kan Satu Muhrim?.
https://www.tvonenews.com/lifestyle/
dapat memperdalam pengetahuan trend/56176-jeje-perempuan-lesbian-
mereka tentang LGBT melalui ingin-abash-alias-dian-ayu-ashari-
mantan-kekasih-lucinta-luna-jadi-
17
Media Sosiologi: Jurnal Sosiologi Universitas Sriwijaya Vol. 1 Edisi 1, Agustus 09 2023
imamnya-netizen-hah-kan-satu- M_LESBIAN_ANDRO_PADA_ME
muhrim, diakses pada 27 Maret 2023 DIA_BARU_TIKTOK.
pukul 19:40. Buss, Justin, Hayden Le and Oliver L.
Aditya, Boby Jeri. (2022). Masyarakat Haimson. (2021). Transgender
Tontonan dan Krisis Pengakuan Identity Management Across Social
Sebuah Refleksi Kritis Kondisi Sosial Media Platforms. Jurnal Sage, 44(1),
Masyarakat Kekinian, 1-36.
https://www.qureta.com/post/masyara https://journals.sagepub.com/doi/10.1
kat-tontonan-dan-krisis-pengakuan, 177/01634437211027106.
diakses pada 1 Januari 2023 pukul Bogdan, RC & Biklen, SK (2006).
10:30. Qualitative research for educatio: An
Aji, Fajar Bayu dan Naupal Asnawi. (2020). introduction to theory and methods,
Refleksi Kritis atas Degradasi Boston: Allyn and Bacon.
Autentisitas Masyarakat Media. Jurnal Cahyono, Anang Sugeng. (2016). Pengaruh
Komunikasi, 14(2), 169-181. Media Sosial Terhadap Perubahan
https://journal.uii.ac.id/jurnal- Sosial Masyarakat di Indonesia.
komunikasi/article/view/14904. Jurnal UNITA 9(1), 140-157.
Aliffatulisa, Rofika. (2019). PANDANGAN https://journal.unita.ac.id/index.php/p
MAHASISWA UNIVERSITAS ubliciana/article/view/79.
JEMBER TERHADAP LGBT Carey, Emma. (2020). Tik-Toks Queer "It
(LESBIAN, GAY, BISEKSUAL Girls" Are Creating New LGBTQ+
DAN TRANSGENDER) Safe Spaces,
MENGENAI HAM, DISKRIMINASI https://www.them.us/story/tiktoks-
DAN PENYIMPANGAN. (Skripsi queer-it-girls-create-lgbtq+-safe-
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, spaces, diakses pada 4 Juli 2023 pukul
Universitas Jember :Jawa Timur). 21:42.
Diakses dari Creswell, J. (2009). Research design:
https://repository.unej.ac.id/handle/12 Qualitative, quantitative, and mixed
3456789/99519 methods approaches (3rd ed.).
Aqidah, Jazilia Hikmi Nur dan Emmy Thousand Oaks, CA: Sage.
Yuniarti Rusadi. (2022). Kritik Creswell, John W. (2012). Research Design
Globalisasi: Maraknya Konten LGBT Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dalam Media Sosial Tik-Tok Menurut dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka
Agama dan HAM. Jurnal Penelitian Pelajar.
Ilmu-Ilmu Sosial, 23(2), 1-7. Darmawan, Rappi dan Pamela. (2022). Profil
http://sosial.unmermadiun.ac.id/index. Unsri, Universitas dengan Kampus
php/sosial/article/view/111/71. Terluas di Asia Tenggara,
Arzil, Andrine Prima Afneta. (2022). Self https://sumeks.disway.id/read/649431/
Disclosure dan Performatifitas Kaum profil-unsri-universitas-dengan-
Lesbian Andro Pada Media Baru kampus-terluas-di-asia-tenggara/15,
(Tik-Tok). Jurnal Ilmiah Ilmu diakses pada tanggal 6 Mei 2023
Komunikasi, 21 (2), 277-298. pukul 22:23.
https://www.researchgate.net/publicati Dhamayanti, Febby Shafira. (2022). Pro-
on/366969425_SELF_DISCLOSURE Kontra Terhadap Pandangan
_DAN_PERFORMATIVITAS_KAU Mengenai LGBT Berdasarkan
Perspektif HAM, Agama, dan Hukum
18
Dhea Nurhayati dan Dr. Diana Dewi Sartika, S.Sos., M.Si.
Perspektif Mahasiswa Univeristas Sriwijaya dalam Peningkatan konten LGBT di Tik-Tok
di Indonesia. Ikatan Penulis gy/2019/sep/25/tiktoks-local-
Mahasiswa Hukum Indonesia Law moderation-guidelines-ban-pro-
Journal 2(2), 211-231. LGBT-content, diakses pada 3 Juli
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.p 2023 pukul 14:59.
hp/ipmhi/article/view/53740. Ismail, Zulkifli. (2022). LGBT (Lesbian,
Dollarhide, Maya. (2021). Social Media: Gay, Biseksual dan Transgender)
Definition, Effects, and List of Top Sebuah Dunia Abu-Abu Subkultur
Apps. yang Dianggap Menyimpang. Edisi
https://www.investopedia.com/terms/s Pertama. Malang: Madza Media.
/social-media.asp, diakses pada 20 Irawan, Ade. (2022). Fakta Biseksual yang
Februari 2023 pukul 12:41. Bisa Jatuh Hati pada Pria dan Wanita,
Fatimah. (2020). Semiotika dalam Kajian https://www.sehatq.com/artikel/arti-
Iklan Layanan Masyarakat (ILM). biseksual, diakses pada 4 Juli 2023
Cetakan I. Sulawesi Selatan : Tallasa pukul 21:19.
Media. Jannah, Farida dan Ani Sulianti. (2021).
Fatmawati dan Dinar Wahyuni. (2019). Fakta Perspektif Mahasiswa Sebagai Agen
Seputar UNSRI. Of Change Melalui Pendidikan
https://gelorasriwijaya.co/blog/fakta- Kewarganegaraan. Journal of Social
seputar-unsri/, diakses pada tanggal Science and Education, 2(2), 181-193.
30 Mei 2023 pukul 12:58 https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index
Fauzi, Ahmad dkk. (2022). Metodologi .php/asanka/article/download/3193/18
Penelitian.Cetakan pertama. Jawa 55
Tengah : CV.Pena Persada. Knabb, Ken. (2014). Guy Debord The
Fitrianti, Aida, Amirudin dan Iqbal Amar Society Of The Spectacle. Editions
Muzaki. (2022). Persepsi Mahasiswa Champ Libre (1970) dan Editions
Pendidikan Agama Islam Universitas Gallimard (1992). California:the
Singaperbangsa Karawang Tahun Bureau of Public Secrets.
2018 Terhadap Maraknya LGBT di Kris, Desi dan Sri Kurnia Mahiruni. (2021).
Indonesia. Jurnal Agama dan Kelompok LGBT Manfaatkan TikTok
Pendidikan Islam, 14(2), 240-255. untuk Kampanye Program dan
https://jurnal.umsu.ac.id/index.php/int Kelebihan LGBT.
iqad https://www.malangtimes.com/baca/7
Fox, Chris. (2020). Tik-Tok admits restricting 0046/20210802/113700/kelompok-
some LGBT hashtags, lgbt-manfaatkan-tiktok-untuk-
https://www.bbc.com/news/technolog kampanye-program-dan-kelebihan-
y-54102575, diakses pada 3 Juli 2023 lgbt, diakses pada 20 Februari 2023
pukul 14:51. pukul 15:13.
Hashela, Rizka Noor. (2016). LGBT dalam Kusumastuti, Adhi dan Ahmad Mustamil
Hukum Positif. Khoiron. (2019). Metode Penelitian
https://www.jdih.tanahlautkab.go.id/ar Kualitatif. Cetakan pertama.
tikel_hukum/detail/lgbt-dalam- Semarang: Lembaga Pendidikan
perspektif-hukum-positif, diakses Sukarno Pressindo.
pada 11 November 2022 pukul 11:00. Laelani, Rizky. (2021). Viral Ragil
Hern, Alex. (2019). Tik-Tok local moderation Mahardika Pamer Kemesraan
guidelines ban pro- LGBT content, Bersama Suami di Jerman Sang Ibu :
https:/www.theguardian.com/technolo Pulang Tinggal Kuku.
19
Media Sosiologi: Jurnal Sosiologi Universitas Sriwijaya Vol. 1 Edisi 1, Agustus 09 2023
20
Dhea Nurhayati dan Dr. Diana Dewi Sartika, S.Sos., M.Si.
Perspektif Mahasiswa Univeristas Sriwijaya dalam Peningkatan konten LGBT di Tik-Tok
hubungan-dengan-lionel-lee-millen- : Universitas Sriwijaya memiliki
cyrus-menikah-di-luar-negeri, diakses ragam jurusan yang begitu banyak di
pada tanggal 27 Maret 2023 pukul kampus yang begitu luas,
20:17. https://akupintar.id/info-pintar/-
Putra, Budi Jaya. (2022). Persepsi /blogs/jurusan-di-unsri-universitas-
Muhammadiyah dan NU terhadap sriwijaya-dan-akreditasi, diakses pada
LGBT. Jurnal Syariah dan Peradilan tanggal 6 Mei 2023 pukul 23:22.
Islam 2(1), 44-61. Rasnika, Wiranda dan Zafirah Quroatun
https://ejournal.unida- Uyun. (2022). Pola Penyebaran
aceh.ac.id/index.php/jspi/article/view/ Konten Homoseksual Melalui Media
236. Sosial Wattpad (Studi Kasus Fujoshi
Pratyahara, Dayu. (2020). Revolusi Industri Di Indonesia). Kinema Jurnal
4.0: Siap Menghadapi Dan Komunikasi dan Penyiaran 1(1), 1-16.
Menyambut Tantangan Revolusi https://repo.iainbatusangkar.ac.id/xml
Industri 4.0. Yogyakarta: Pustaka ui/handle/123456789/21275.
Baru Press. Rizaty, Monavia Ayu. (2022). Pengguna
Putri, Novita Wardaini. (2022). Persepsi Tiktok Indonesia Terbesar Kedua di
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Dunia: Pengguna aktif bulanan
Sunan Ampel Surabaya Mengenai TikTok di Indonesia sebesar 99,1 juta
Konten LGBT di Aplikasi Tik-Tok. orang pada April 2022. Jumlah itu
Universitas Islam Negeri Sunan menjadi yang terbesar kedua setelah
Ampel Surabaya. (Skripsi Sarjana, Amerika Serikat.
Universitas Islam Negeri Sunan https://dataindonesia.id/Digital/detail/
Ampel Surabaya). pengguna-tiktok-indonesia-terbesar-
https://digilib.uinsa.ac.id/52596/2/No kedua-di-dunia, diakses pada 16
vita%20Wardaini%20Putri_I7321804 September 2022 pukul 13.00.
5.pdf. Redaksi Alb. (2014). Heteronomatifitas
Putri, Evania. (2016). Foto Diri, Representasi Sebagai Bentuk Ketidaksetaraan
Identitas Dan Masyarakat Tontonan Gender.
Di Media Sosial Instagram. Jurnal https://lakilakibaru.or.id/heteronormat
Pemikiran Sosiologi 3(1), 80-97. ifitas-sebagai-bentuk-ketidaksetaraan-
https://jurnal.ugm.ac.id/jps/article/vie gender/, diakses pada 4 November
w/23528. 2022 pukul 12:00.
Putra, Muhammad Ghifari dan Kharisma Rumata, Vience Mutiara. (2019). Lesbi, Gay,
Nasionalita. (2015). Isu LGBT dalam Biseksual, dan Transgender dalam
Bingkai Media Online (Analisis Bingkai Kajian Media dan
Framing Robert Entman Pada Komunikasi: Sebuah Kajian Literatur
Pemberitaan Kasus SGRC-UI Terkait Sistematis. Jurnal Diakom 2(2), 176-
Isu LGBT di Indonesia Pada 185.
Republika.co.id dan Okezone.com). https://www.neliti.com/publications/3
Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna 68732/lesbi-gay-biseksual-dan-
6(6), 71-87. transgender-dalam-bingkai-kajian-
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ media-dan-komunikasi-se.
makna/article/view/2782. Rumagit, Nancy. (2022). TikTok
Purbowati, Deni. (2022). Jurusan di UNSRI Mengeluarkan Kebijaksanaan Untuk
(Universitas Sriwijaya) dan Akreditasi Melarang Konten Anti-LGBTQ+ di
21
Media Sosiologi: Jurnal Sosiologi Universitas Sriwijaya Vol. 1 Edisi 1, Agustus 09 2023
22
Dhea Nurhayati dan Dr. Diana Dewi Sartika, S.Sos., M.Si.
Perspektif Mahasiswa Univeristas Sriwijaya dalam Peningkatan konten LGBT di Tik-Tok
Jurnal Amik Bsi Karawang 12(15), 1- https://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/in
7. dex.php/psga/article/view/2415.
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.
php/cakrawala/article/view/1283.
Simpson, Ellen dan Bryan Semaan. (2021).
For You, or For"You"? : Everday
LGBTQ+ Encounters with Tik-Tok.
ACM Digital Library, 4(3). 1-33.
Sofiyawati, Nina. (2022). Relasi Keintiman
pada Media Luar Ruang sebagai
Komoditas Masyarakat Tontonan.
Jurnal Desain Komunikasi Visual
Nirmana, 22(1), 96-106.
https://nirmana.petra.ac.id/index.php/
dkv/article/view/24614
https://dl.acm.org/doi/10.1145/34329517Sugi
yono. (2015). Metode Penelitian
Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Cetakan ke-6. Bandung:
Penerbit Alfabeta Bandung.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
Kualitatif (Untuk Penelitian yang
Bersifat Eksploratif, Enterpetif,
Interaktif dan Konstruktif. Bandung:
Penerbit Alfabeta Bandung.
Tiktok.com. (2023). Panduan komunitas.
Diakses pada 3 Juli 2023, dari
https://www.tiktok.com/community-
guidelines/id-id.
Triastuti, Endah, Dimas Ardianto dan
Akmalia Nurul. (2017). Kajian
Dampak Penggunaan Media Sosial
bagi Anak dan Remaja. Edisi
Pertama. Depok, Jawa Barat: Pusat
Kajian Komunikasi, FISIP Universitas
Indonesia.
Unsri.ac.id. (2023). Visi dan misi Universitas
Sriwijaya Ilmu Alat Pengabdian.
Diakses pada 6 Mei 2023, dari
https://unsri.ac.id/main/visi_misi.
Yudyianto. (2016). Fenomena Lesbian, Gay,
Biseksual, Transgender (LGBT)) di
Indonesia Serta Upaya
Pencegahannya. Jurnal Studi
Keislaman Nizham 5(1), 62-74.
23