Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal materi persamaan dan
fungsi kuadrat dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
materi persamaan dan fungsi kuadrat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam
penelitian ini yaitu siswa kelas IX E sebanyak 31 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu tes,
wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi teknik. Teknik analisis data dalam
penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa (1) kesalahan memahami, (2) kesalahan transformasi, (3) kesalahan keterampilan proses, (4) kesalahan
penulisan jawaban. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesalahan dalam mengerjakan soal antara
lain: siswa tidak memahami maksud tersirat dalam soal, siswa terburu-buru dalam menyelesaikan soal, siswa lupa
rumus atau cara yang digunakan dalam menyelesaikan soal, siswa bingung dalam memahami soal, dan tingkat
penalaran siswa yang masih rendah dalam memahami soal.
Kata Kunci : kesalahan, persamaan kuadrat, fungsi kuadrat.
ABSTRACT
This study aims to describe the students' mistakes in solving the matter of equations and quadratic functions and
analyze the factors that cause students to mistake the matter of equations and quadratic functions. This research is
a qualitative descriptive study. The subjects in this study were students of class IX E with 31 students. Data
collection techniques in this study are tests, interviews, and documentation. The validity of the data uses
triangulation techniques. Data analysis techniques in this research are data reduction, data presentation, and data
verification. The results of this study can be concluded that (1) comprehention error, (2) transformation error, (3)
skill error process, (4) writing an answer error. Factors that cause students to experience errors in working on
problems include: students do not understand the intentions implied in the problem, students rush in solving
problems, students forget the formula or method used in solving problems, students are confused in
understanding problems, and students' level of reasoning is still low in understanding problems.
Keywords: errors, quadratic equations, quadratic functions.
2 KALAMATIKA, Volume xx, No. xx, November xxxx, pages xx-xx
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kemampuan individu
dalam mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang sedang dan akan terjadi. Dengan
pendidikan, manusia dapat melihat secara akurat, berpikir jernih, dan bertindak efektif untuk
mencapai tujuan hidup sesuai dengan pilihan dan aspirasinya. Menurut UU No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Matematika merupakan mata pelajaran yang menduduki peranan penting disetiap
jenjang pendidikan. Pentingnya matematika menjadikan matematika sebagai hal yang wajib
diajarkan dan diberikan untuk siswa sejak dini. Shadiq (2014 : 4) menyatakan bahwa pelajaran
matematika harus diberikan dengan porsi yang lebih besar karena selain untuk saringan masa
depan, matematika juga berperan untuk membentuk pribadi dan kompetensi siswa.
Abdurrahman (2012: 225) berpendapat bahwa matematika adalah bahasa simbolis untuk
mengekspresikan hubungan kuantitatif dan keruangan, yang memudahkan manusia untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada kenyataannya, banyak siswa
yang hanya menerima begitu saja pelajaran tanpa mempertanyakan mengapa dan untuk apa
matematika diajarkan, serta kurangnya pemahaman konsep matematika pada siswa terutama
dalam menyelesaikan soal matematika. Menurut Ivee K. Guce (2017) menyimpulkan
pentingnya untuk menemukan suatu jawaban matematika adalah mengartikulasikan dengan
jelas dan koheren bagaimana sampai pada jawaban akhir. Tidak jarang muncul pendapat
bahwa matematika merupakan pelajaran sukar dipahami dan kurang diminati. Sehingga
pembelajaran di kelas tidak menghasilkan aspek-aspek pembelajaran matematika. Aspek-
aspek pembelajaran matematika diantaranya pemahaman konsep, pembuktian, algoritma,
penyelesaian soal, pemahaman ruang apresiasi dan keterampilan psikomotorik.
Berdasarkan hasil penelitian terbaru dari Research on Improvement of System
Education (RISE) tahun 2018, ini dirilis para peneliti dalam Deklarasi Gerakan Nasional
Pemberantasan Buta Matematika di Universitas Indonesia (UI) Depok, Sabtu, 10 November
2018, menyatakan terjadi kondisi gawat darurat bermatematika pada siswa SD hingga SMU.
Surname1, Surname2, & Surname3 3
Penelitian Zakaria Ndemo (2019) menyimpulkan bahwa dalam penguasaan konten mata
pelajaran matematika oleh siswa rapuh dan karenanya diperlukan beberapa kebutuhan untuk
melanjutkan pengembangan profesional dalam layanan matematika tentang pengetahuan
konten subjek. Kondisi gawat darurat bermatematika juga dikhawatirkan berdampak pada
kemampuan anak-anak dalam berpikir dan bernalar, serta menyelesaikan permasalahan
sehari-hari. Hasil penelitian Ariyadi Wijaya, dkk (2019) menunjukkan bahwa kemampuan
diagnostik siswa masih sangat memerlukan dukungan terutama untuk mendiagnosis proses
berpikir matematika. Selain itu berdasarkan hasil Programme for International Student
Assessment (PISA) tahun 2000 hingga 2015, secara konsisten menempatkan negara
Indonesia mendapatkan peringkat terbawah. Telah disebutkan juga bahwa anak-anak
Indonesia ternyata belum mampu menerapkan pengetahuan prosedural matematika ke dalam
permasalahan yang dihadapinya sehari-hari. Hasil ini juga dikonfirmasi oleh hasil-hasil tes
internasional lain seperti Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS).
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru matematika kelas IX di SMP Negeri 3
Colomadu diperoleh informasi bahwa materi persamaan dan fungsi kuadrat menjadi materi
yang cukup sulit dipahami sehingga masih banyak siswa yang sering melakukan kesalahan-
kesalahan dalam memecahan soal pada materi persamaan dan fungsi kuadrat. Farida (2015)
mengemukakan bahwa kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal dapat dikarenakan dalam
mengubah informasi yang diberikan ke dalam ungkapan matematika karena siswa tidak
memperhatikan maksud soal, kesalahan dalam aspek konsep karena telah terjadi miskonsepsi
pada diri siswa. Kesalahan pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal persamaan dan fungsi
kuadrat merupakan permasalahan yang sering terjadi. Faktor penyebab kesalahan pemahaman
dalam menyelesaikan soal persamaan dan fungsi kuadrat yaitu kurangnya kemampuan siswa
untuk menganalisis soal dan kurang memahami konsep serta pengaplikasiannya, hal ini sangat
berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan Delsika Pramata
Sari, dkk (2018) menyimpulkan bahwa kesalahan yang paling menonjol dari representasi
matematika, kemampuan pada indikator bahwa pemecahan masalah melibatkan simbol
aritmatika (representasi simbolis). Hasil penelitian Muchamad Subali Noto, dkk (2019)
menyimpulkan bahwa adanya hambatan belajar matematika yang dapat menimbulkan
kesalahan meliputi: hambatan belajar dalam mengaplikasikan konsep; memvisualisasikan
4 KALAMATIKA, Volume xx, No. xx, November xxxx, pages xx-xx
kuadrat sehingga dapat mengatasi masalah tersebut guna meningkatkan hasil belajar siswa
menjadi lebih baik.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian deskriptif yang
bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Colomadu yang beralamatkan di jalan Adi
Sumarmo, Nanasan, Gawanan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
57175. Objek dalam penelitian ini adalah kesalahan siswa dalam mengerjakan soal materi
persamaan dan fungsi kuadrat. Peneliti berusaha memperoleh informasi tentang kesalahan
siswa dalam menyelesaikan soal materi persamaan dan fungsi kuadrat dengan subjek
penelitian adalah siswa kelas IX E SMP Negeri 3 Colomadu. Data dalam penelitian ini adalah
hasil tes soal materi persamaan dan fungsi kuadrat yang berbentuk soal uraian sebanyak 5 soal
dan hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas IX E mengenai kesalahan yang dilakukan
dalam mengerjakan soal materi persamaan dan fungsi kuadrat. Sumber data merupakan
sumber subjek dari mana data dapat diperoleh, sumber data dalam penelitian ini adalah siswa
kelas IX E SMP Negeri 3 Colomadu sebanyak 31 siswa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) tes guna
memperoleh data mengenai kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal materi persamaan dan
fungsi kuadrat, kemudian hasil tes tersebut dapat dianalisis, (2) wawancara diuraikan secara
sistematis guna menjawab permasalahan mengenai letak kesalahan yang dilakukan dalam
menyelesaikan soal materi persamaan dan fungsi kuadrat dengan narasumber yaitu guru dan
siswa kelas IX E, dan (3) dokumentasi sebagai bukti bahwa peneliti melakukan penelitian
secara nyata, berupa foto-foto hasil tes pekerjaan siswa, identitas siswa, dan profil sekolah.
Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teknik yaitu dengan
membandingkan hasil tes, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menurut Miles dan Huberman (Sugiyono,
2012: 246) sebagai berikut: (1) reduksi data dilakukan dengan menelaah data yang diperoleh
dari hasil tes dan wawancara, sekaligus memfokuskan, menyederhanakan dan mentransfer
data, (2) penyajian data dilakukan untuk menyusun data yang diperoleh dengan cara
mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga mudah menarik
6 KALAMATIKA, Volume xx, No. xx, November xxxx, pages xx-xx
kesimpulan, dan (3) verifikasi data dilakukan dengan menarik kesimpulan dari data yang telah
diperoleh.
Berdasarkan tabel 1 dan gambar 1 dapat disimpulkan bahwa jenis kesalahan yang
banyak dilakukan siswa kelas IX E SMP Negeri 3 Colomadu dalam menyelesaikan soal materi
persamaan dan fungsi kuadrat sesuai dengan teori kriteria kesalahan Newman adalah
kesalahan keterampilan proses. Dari hasil pekerjaan siswa kelas IX E dalam menyelesaikan
soal materi persamaan dan fungsi kuadrat, telah dipilih empat siswa sebagai subjek penelitian
yang paling banyak melakukan kesalahan dibanding siswa lain yaitu S03, S04, S11, S20.
Berdasarkan hasil analisis data, telah diperoleh jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa
dalam menyelesaikan soal materi persamaan dan fungsi kuadrat beserta faktor-faktor yang
menyebabkan kesalahan dalam menyelesaikan soal materi persamaan dan fungsi kuadrat.
Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis kesalahan berdasarkan teori kriteria kesalahan
Newman yang dilakukan oleh siswa yang telah dipilih sebagai subjek penelitian.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa subjek bingung
dalam memahami soal nomor 5 sehingga penyelesaian soal pada hasil pekerjaan subjek tidak
sesuai dengan permintaan soal. Subjek tidak mengetahui maksud dari soal nomor 5. Alasan
tersebut sejalan dengan hasil penelitian Oktaviana (2017) yang menunjukkan bahwa siswa
melakukan kesalahan memahami soal dikarenakan tidak mengetahui maksud kalimat yang
terdapat pada soal sehingga tidak mengetahui apa yang akan dicari. Rendahnya pemahaman
siswa dalam memahami maksud dari soal dapat menimbulkan kesalahan dalam menyelesaikan
8 KALAMATIKA, Volume xx, No. xx, November xxxx, pages xx-xx
soal matematika. Hasil penelitian Maya & Sumarmo (2011) menyimpulkan bahwa siswa
memiliki pemahaman yang rendah tentang soal dan jawaban matematika sehingga
menimbulkan beberapa kesalahan. Selain itu penyebab dari kesalahan memahami dalam
penelitian ini adalah tingkat penalaran yang rendah pada siswa dalam memahami soal
matematika. Hasil penelitian Wati dan Budi Murtiyasa (2016) menyimpulkan bahwa
rendahnya tingkat penalaran dapat menjadi faktor utama penyebab kesalahan dalam
memahami permasalahan matematika.
kuadrat. Penyelesaian pada soal tersebut menggunakan rumus titik puncak dan
rumus sumbu simetri . Pada gambar 3, terlihat bahwa S20 melakukan kesalahan dalam
menuliskan rumus untuk menentukan titik puncak dari persamaan grafik fungsi kuadrat, rumus
yang dituliskan S20 pada hasil pekerjaannya yaitu . Hal tersebut tidak sesuai dengan
rumus dalam menentukan titik puncak dari persamaan grafik fungsi kuadrat. S20 juga masih
salah dalam menuliskan simbol dari titik puncak dan sumbu simetri. Simbol yang digunakan
pada titik puncak yaitu yp sedangkan pada sumbu simetri yaitu xp, hasil pekerjaan S02 pada
gambar 3 tidak tepat. Untuk melengkapi data penelitian, dilakukan wawancara tehadap S20.
Berikut petikan wawancaranya.
Surname1, Surname2, & Surname3 9
menyusun persamaan kuadrat baru dengan menjumlahkan akar-akar yang telah diketahui
dalam soal (x1 – 2) + (x2 – 2) dan mengalikan akar-akar (x1 – 2) . (x2 – 2) dengan langkah
10 KALAMATIKA, Volume xx, No. xx, November xxxx, pages xx-xx
x2 = yang kemudian disusun persamaan kuadrat baru. Hal tersebut menunjukkan bahwa S03
+ x2 = , proses pengoperasian S03 tidak sesuai dengan langkah penyelesaian soal. Untuk
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa subjek dapat
memahami maksud soal tetapi lupa bagaimana cara dalam menyusun persamaan kuadrat baru
sehingga subjek hanya menuliskan jawaban sesuai dengan apa yang diketahuinya, hal tersebut
tidak sesuai dengan konsep penyelesaian soal. Alasan tersebut sejalan dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Ika Wahyuni dan Nurul (2017) bahwa kesalahan-kesalahan matematis
yang ditemukan pada jawaban siswa diantaranya adalah lupa atau salah konsep. Langkah-
langkah yang digunakan dalam menyelesaikan soal nomor 3 pada hasil pekerjaan subjek tidak
tepat, hal ini dikarenakan subjek tidak mengetahui langkah-langkah untuk menyelesaikan soal
tersebut. Subjek juga melakukan kesalahan dalam pengoperasian sehingga menyebabkan hasil
akhir pekerjaan subjek salah. Hasil penelitian Rohman dan Sutiarso (2018) menyimpulkan
bahwa siswa melakukan kesalahan keterampilan proses umumnya kerena kesalahan siswa
dalam pengoperasian sehingga menyebabkan hasil kesimpulan menjadi salah.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa subjek belum
menunjukkan kesimpulan dari hasil pekerjaannya dengan benar. Hal ini sejalan dengan
penelitian Suyitno (2015) kesalahan penulisan jawaban adalah jenis kesalahan yang dilakukan
oleh siswa, terjadi jika belum mampu menunjukkan jawaban akhir (kesimpulan) yang benar.
Subjek lupa menuliskan kesimpulan dalam menyelesaikan soal nomor 1. Hasil pekerjaan
subjek tidak tepat karena subjek tidak menuliskan kesimpulan jawaban yang sesuai dengan
permintaan soal. Penelitian Rindayana (2013) menyimpulkan bahwa kesalahan siswa dalam
menulis jawaban terjadi karena siswa tidak menuliskan kesimpulan jawaban akhir dan
menuliskan kesimpulan jawaban akhir tidak sesuai konteks soal. Subjek tidak mengoreksi
kembali mengenai apa yang ditanyakan pada soal nomor 1, sehingga subjek tidak
menyelesaikan jawaban akhir dengan tepat. Alasan tersebut sejalan dengan penelitian yang
12 KALAMATIKA, Volume xx, No. xx, November xxxx, pages xx-xx
telah dilakukan Islamiyah (2018) bahwa penyebab kesalahan penulisan jawaban adalah siswa
tidak mengoreksi kembali terhadap apa yang ditanyakan.
CONCLUSION
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis
kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal materi persamaan dan fungsi
kuadrat sesuai dengan teori kriteria kesalahan Newman yaitu: kesalahan memahami, kesalahan
transformasi, kesalahan keterampilan proses, kesalahan penulisan jawaban. Adapun faktor-
faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal materi
persamaan dan fungsi kuadrat yaitu: tidak memahami maksud tersirat dalam soal, terburu-buru
dalam menyelesaikan soal, lupa rumus atau cara yang digunakan dalam menyelesaikan soal,
bingung dalam memahami soal dan tingkat penalaran yang rendah dalam memahami soal.
As’ari, A.R., Mahmudi, A., & Nuerlaelah, E. (2017). Our Prospective Mathematic
Teachers Are Not Critical Thinkers Yet. Journal on Mathematics Education, 8(2),
145–156. Retrieved from (https://doi.org/10.22342/jme.8.2.3961.145-156).
Csaky, A., Azabova, E., & Nasticka, Z. (2015). Analysis of Errors in Student Solutions
of Context-Based Mathematical Tasks. Acta Mathematica Nitriensia, 1(1), 68
–75.
Farida, N. (2015). Analisis Kesalahan Siswa SMP Kelas VIII dalam Menyelesaikan Masalah
Soal Cerita Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah
Metro, 4(2), 42-52.
Islamiyah, A. C., Prayito, S., & Amrullah. (2018). “Analisis Kesalahan Siswa SMP Pada
Penyelesaian Masalah Sistem Persamaan Dua Variabel.” Jurnal Dikdaktik Matematika.
Surname1, Surname2, & Surname3 13
Junaedi, I., Suyitno, A., & Sugiharti, E. (2015).Disclosure Causes of Students Error in
ResolvingDiscrete Mathematics Problems Based on NEA as A Means of Enchacing
Crearivity. International Journal of Education, 7(4), 31-42.
Maharani, I. P., & Subanji. (2018). Scaffolding Based on Cognitive Conflict in Correcting
the Students’ Algebra Errors. International Electronic Journal Of Mathematics
Education, 13(2), 67-74.
Maya, R., & Sumarmo, U. (2011). Mathematical Understanding and Proving Abilities:
Experiment With Undergraduate Student by Using Modified Moore Learning
Approach. Journal on Mathematics Education, 2(2), 231-250. Retrieved from
(http://doi.org/10.22342/jme.2.2.751.231-250).
Rindyana, Bunga Suci Bintari. (2012). Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Cerita Matematika Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Berdasarkan Analisis
14 KALAMATIKA, Volume xx, No. xx, November xxxx, pages xx-xx
Newman (Studi Kasus MAN Malang 2 Batu). Tesis. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Santia, I., Purwanto, Sutawidjadja, A., Sudirman, & Subanji. (2019). Exploring Mathematical
Representations in Solving Ill-Structured Problems: The Case of Quadratic Function.
Journal on Mathematics Education, 10(3), 365-378. doi: 10.22342/jme.10.3.7600.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyitno, A., & Hardi, S. (2015). Learning Therapy for Students in Mathematics
Communication Correctly Based-On Application of Newman Procedure.
International Journal of Education and Research, 3(1), 529-538.
Wati, E., H., Murtiyasa, B., and Surakarta, UM. (2016). Kesalahan Siswa SMP dalam
Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis PISA Pada Konten Change and
Relationship i. KNPMP 1, 199–209.
Wijaya, A., Retnawati, H., Setyaningrum, W., Aoyama, K., & Sugiman. (2019). Diagnosing
Students’ Learning Difficulties in the Eyes of Indonesian Mathematics Teachers.
Journal on Mathematics Education, 10(3), 357-364. doi: 10.22342/jme.10.3.7798.
Surname1, Surname2, & Surname3 15
Widodo, A.N.A., Sujadi, I., & Mardiyana. (2017). “Analisis Kesalahan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Kesebangunan Berdasarkan Prosedur Newman Ditinjau Dari
Kemampuan Spasial.” Journal of Mathematics and Mathematics Education. 7(1): 13-20.
Retrieved from (https://jurnal.uns.ac.id/jmme/article/view/20238).