You are on page 1of 87

LAPORAN PENDAHULUAN

RHEUMATOID ARTHRITIS

(Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Pencapaian Stase Keperawatan Keluarga Program Profesi
Ners Institut Kesehatan Immanuel Bandung)

Oleh

Ronaldo Agustinus Metekohy

1490122115

PROGRAM PROFESI NERS XXVI

INSTITUT KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG

2023
LAPORAN

PENDAHULUAN

A. Pengertian Reumatoid

Definisi Rheumatoid Arthritis Rheumatoid Arthritis (RA) adalah


penyakit autoimun yang etiologinya belum diketahui dan ditandai oleh
sinovitis erosif yang simetris dan pada beberapa kasus disertai
keterlibatan jaringan ekstraartikular. Perjalanan penyakit RA ada 3
macam yaitu monosiklik, polisiklik dan progresif. Sebagian besar kasus
perjalananya kronik kematian dini (Rekomendasi Perhimpunan
Reumatologi Indonesia,2014).

Kata arthritis berasal dari bahasa Yunani, “arthon” yang berarti sendi,
dan “itis” yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti
radang pada sendi. Sedangkan Rheumatoid Arthritis adalah suatu
penyakit autoimun dimana persendian (biasanya tangan dan kaki)
mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan
seringkali menyebabkan kerusakan pada bagian dalam sendi
(Febriana,2015).

Penyakit ini sering menyebabkan kerusakan sendi, kecacatan dan


banyak mengenai penduduk pada usia produktif sehingga memberi
dampak sosial dan ekonomi yang besar. Diagnosis dini sering
menghadapai kendala karena pada masa dini sering belum didapatkan
gambaran karakteristik yang baru akan berkembang sejalan dengan
waktu dimana sering sudah terlambat untuk memulai pengobatan yang
adekuat (Febriana,2015).

B. Etiologi

Rheumatoid Arthritis Penyebab rheumatoid arthritis belum diketahui


secara pasti walaupun banyak hal mengenai patogenesisnya telah
terungkap. Faktor genetik dan beberapa faktor lingkungan telah lama
diduga berperan dalam timbulnya penyakit ini. Kecenderungan wanita
untuk menderita rheumatoid arthritis dan sering dijumpainya remisi
pada wanita yang sedang hamil menimbulkan dugaan terdapatnya
faktor keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap penyakit ini. Walaupun demikian karena
pembenaran hormon esterogen eksternal tidak pernah menghasilkan
perbaikan sebagaimana yang diharapkan, sehingga kini belum berhasil
dipastikan bahwa faktor hormonal memang merupakan penyebab
penyakit ini (Aspiani, 2014). Infeksi telah diduga merupakan penyebab
rheumatoid arthritis. Dugaan faktor infeksi timbul karena umumnya
omset penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan disertai
oleh gambaran inflamasi yang mencolok. Walaupun hingga 9 kini
belum berhasil dilakukan isolasi suatu organisme dari jaringan synovial,
hal ini tidak menyingkirkan kemungkinan bahwa terdapat suatu
komponen peptidoglikan atau endotoksin mikroorganisme yang dapat
mencetuskan terjadinya rheumatoid arthritis. Agen infeksius yang
diduga merupakan penyebab rheumatoid arthritis Antara lain bakteri,
mikoplasma atau virus (Aspiani, 2014).

C. Patofisiologi Rheumatoid Arthritis

Penyebab pasti masih belum diketahui secara pasti dimana merupakan


penyakit autoimun yang dicetuskan faktor luar (infeksi, cuaca) dan
faktor dalam (usia, jenis kelamin, keturunan, dan psikologis).
Diperkirakan infeksi virus dan bakteri sebagai pencetus awal RA.
Sering faktor cuaca yang lembab dan daerah dingin diperkirakan ikut
sebagai faktor pencetus.

Patogenesis terjadinya proses autoimun, yang melalui reaksi imun


komplek dan reaksi imunitas selular. Tidak jelas antigen apa sebagai
pencetus awal, mungkin infeksi virus. Terjadi pembentukan faktor
rematoid, suatu antibodi terhadap antibodi abnormal, sehingga terjadi
reaksi imun komplek (autoimun).

Proses autoimun dalam patogenesis RA masih belum tuntas diketahui,


dan teorinya masih berkembang terus. Dikatakan terjadi berbagai peran
yang saling terkait, antara lain peran genetik, infeksi, autoantibodi serta
peran imunitas selular, humoral, peran sitokin, dan berbagai mediator
keradangan. Semua peran ini, satu sam lainnya saling terkait dan pada
akhirmya menyebabkan keradangan pada sinovium dan kerusakan
sendi disekitarnya atau mungkin organ lainnya. Sitokin merupakan
local protein mediator yang dapat menyebabkan pertumbuhan,
diferensiasi dan aktivitas sel, dalam proses keradangan. Berbagai
sitokin berperan dalam proses keradangan yaitu TNF α, IL-1, yang
terutama dihasilkan oleh monosit atau makrofag menyebabkan
stimulasi dari sel mesenzim seperti sel fibroblast sinovium, osteoklas,
kondrosit serta merangsang pengeluaran enzim penghancur jaringan,
enzim matrix metalloproteases (MMPs) (Putra dkk,2013).

Proses keradangan karena proses autoimun pada RA, ditunjukkan dari


pemeriksaan laboratorium dengan adanya RF (Rheumatoid Factor) dan
anti-CCP dalam darah. RF adalah antibodi terhadap komponen Fc dari
IgG. Jadi terdapat pembentukan antibodi terhadap antibodi dirinya
sendiri, akibat paparan antigen luar, kemungkinan virus atau bakteri.
RF didapatkan pada 75 sampai 80% penderita RA, yang dikatakan
sebagai seropositive. Anti-CCP didapatkan pada hampir 2/3 kasus
dengan spesifisitasnya yang tinggi (95%) dan terutama terdapat pada
stadium awal penyakit.
Pada saat ini RF dan anti-CCP merupakan sarana diagnostik penting RA
dan mencerminkan progresifitas penyakit (Putra dkk,2013).

Sel B, sel T, dan sitokin pro inflamasi berperan penting dalam


patofisiologi RA. Hal ini terjadi karena hasil diferensiasi dari sel T
merangsang pembentukan IL-17, yaitu sitokin yang merangsang
terjadinya sinovitis. Sinovitis adalah peradangan pada membran
sinovial, jaringan yang melapisi dan melindungi sendi. Sedangkan sel
B berperan melalui pembentukan antibodi, mengikat patogen,
kemudian menghancurkannya. Kerusakan sendi diawali dengan reaksi
inflamasi dan pembentukan pembuluh darah baru pada membran
sinovial. Kejadian tersebut menyebabkan terbentuknya pannus, yaitu
jaringan granulasi yang terdiri dari sel fibroblas yang berproliferasi,
mikrovaskular dan berbagai jenis sel radang. Pannus tersebut dapat
mendestruksi tulang, melalui enzim yang dibentuk oleh sinoviosit dan
kondrosit yang menyerang kartilago. Di samping proses lokal tersebut,
dapat juga terjadi proses sistemik. Salah satu reaksi sistemik yang
terjadi ialah pembentukan protein fase akut (CRP), anemia akibat
penyakit kronis, penyakit jantung, osteoporosis serta mampu
mempengaruhi hypothalamic-pituitaryadrenalaxis, sehingga
menyebabkan kelelahan dan depresi (Choy, 2012).

Pada keadaan awal terjadi kerusakan mikrovaskular, edema pada


jaringan di bawah sinovium, poliferasi ringan dari sinovial, infiltrasi
PMN, dan penyumbatan pembuluh darah oleh sel radang dan trombus.
Pada RA yang secara klinis sudah jelas, secara makros akan terlihat
sinovium sangat edema dan menonjol ke ruang sendi dengan
pembentukan vili. Secara mikros terlihat hiperplasia dan hipertropi sel
sinovia dan terlihat kumpulan residual bodies. Terlihat perubahan
pembuluh darah fokal atau segmental berupa distensi vena,
penyumbatan kapiler, daerah trombosis dan pendarahan perivaskuler.
Pada RA kronis terjadi kerusakan menyeluruh dari tulang rawan,
ligamen, tendon dan tulang. Kerusakan ini akibat dua efek yaitu
kehancuran oleh cairan sendi yang mengandung zat penghancur dan
akibat jaringan granulasi serta dipercepat karena adanya Pannus (Putra
dkk,2013).
PATHWAY
D. Manifestasi Klinis, Pemeriksaan Penunjang dan Diagnosis
Rheumatoid Arthritis
Manifestasi Klinis Keluhan biasanya mulai secara perlahan dalam
beberapa minggu atau bulan. Sering pada keadan awal tidak
menunjukkan tanda yang jelas. Keluhan tersebut dapat berupa
keluhan umum, keluhan pada sendi dan keluhan diluar sendi (Putra
dkk,2013).
1) Keluhan umum
Keluhan umum dapat berupa perasaan badan lemah, nafsu makan
menurun, peningkatan panas badan yang ringan atau penurunan
berat badan.
2) Kelainan sendi Terutama mengenai sendi kecil dan simetris yaitu
sendi pergelangan tangan, lutut dan kaki (sendi diartrosis). Sendi
lainnya juga dapat terkena seperti sendi siku, bahu sterno-
klavikula, panggul, pergelangan kaki. Kelainan tulang belakang
terbatas pada leher. Keluhan sering berupa kaku sendi di pagi hari,
pembengkakan dan nyeri sendi
3) Kelainan diluar sendi
a) Kulit : nodul subukutan (nodul rematoid)
b) Jantung : kelainan jantung yang simtomatis jarang didapatkan, namun 40%
pada
autopsi RA di dapatkan kelainan perikard
d) Paru : kelainan yang sering ditemukan berupa paru obstruktif dan
kelainan pleura
(efusi pleura, nodul subpleura )
e) Saraf : berupa sindrom multiple neuritis akibat vaskulitis yang
sering terjadi berupa keluhan kehilangan rasa sensoris di ekstremitas
dengan gejala foot or wrist drop
f) Mata : terjadi sindrom sjogren (keratokonjungtivitis sika) berupa
kekeringan mata, skleritis atau eriskleritis dan skleromalase
perforans
E. Pemeriksaan Penunjang

1) Laboratorium
a) Penanda inflamasi : Laju Endap Darah (LED) dan C-Reactive
Protein (CRP) meningkat
b) Rheumatoid Factor (RF) : 80% pasien memiliki RF positif namun
RF negatif tidak menyingkirkan diagnosis
c) Anti Cyclic Citrullinated Peptide (anti CCP) : Biasanya
digunakan dalam diagnosis dini dan penanganan RA dengan
spesifisitas 95-98% dan sensivitas 70% namun hubungan anatar
CCP terhadap beratnya penyakit tidak konsisten
2) Radiologis
Dapat terlihat berupa pembengkakan jaringan lunak, penyempitan
ruang sendi, demineralisasi “juxta articular”, osteoporosis, erosi
tulang, atau subluksasi sendi.

F. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada RA mencakup terapi farmakologi, rehabilitasi dan


pembedahan bila diperlukan, serta edukasi kepada pasien dan keluarga.
Tujuan pengobatan adalah menghilangkan inflamasi, mencegah
deformitas, mengembalikan fungsi sendi, dan mencegah destruksi
jaringan lebih lanjut (Kapita Selekta,2014).
1) NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug) Diberikan sejak
awal untuk menangani nyeri sendi akibat inflamasi. NSAID yang
dapat diberikan atara lain: aspirin, ibuprofen, naproksen, piroksikam,
dikofenak, dan sebagainya. Namun NSAID tidak melindungi
kerusakan tulang rawan sendi dan tulang dari proses destruksi.
2) DMARD (Disease-Modifying Antirheumatic Drug) Digunakan
untuk melindungi sendi (tulang dan kartilago) dari proses destruksi
oleh Rheumatoid Arthritis. Contoh obat DMARD yaitu:
hidroksiklorokuin, metotreksat, sulfasalazine, garam emas,
penisilamin, dan asatioprin. DMARD dapat diberikan tunggal
maupun kombinasi (Putra dkk,2013).
3) Kortikosteroid Diberikan kortikosteroid dosis rendah setara
prednison 5-7,5mg/hari sebagai “bridge” terapi untuk mengurangi
keluhan pasien sambil menunggu efek DMARDs yang baru muncul
setelah 4-16 minggu.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian
1. Data Umum
Nama pasien : Tn.Z
Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 38 tahun

Alamat : Lingkungan I Kelurahan Belawan 1

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Suku/ bangsa : Jawa/Indonesia

Status Sosial Ekonomi : Tn. Z bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan


perbulan + Rp. 1.500.000,- dan pengeluaran + Rp 1.200.000,-
2.Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini:


Keluarga Tn. Z sekarang pada tahap keluarga dengan anak usia remaja dan bersekolah,
dengan tugas perkembangan antara lain:

1) Menyekolahkan anak.

2) Menjaga agar keluarga terhindar dari segala macam bahaya termasuk menjaga

kesehatan anggota keluarga.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:

Anak Tn. Z belum selesai sekolah.

c. Riwayat kesehatan keluarga inti:


Keluarga mengatakan dalam anggota keluarga ada yang pernah mengalami
Rheumatoid arthritis seperti yang dialami klien d. Riwayat kesehatan
keluarga sebelumnya:

Ayah Tn. Z pernah sakit yang sama sekitar 2 tahun yang lalu.
3. Data lingkungan

a. Karakteristik rumah:
Rumah keluarga Tn. Z berukuran 6 x 10 m2 terdiri dari ruang tamu, 2 buah
kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 kamar mandi dan dapur, WC terletak di bagian
belakang rumah, lantai rumah dari plaster, setiap kamar ada jendela.

b. denah rumah

WC
KT 1 KT 2
Dapur
Gamb ar 3.3 Denah Ru mah

c. Karakteristik tetangga dan komunitasnya:

Tetangga keluarga Tn. Z rata rata ber mata pencarian sebagai nelayan, ada
kebiasaan kurang baik dari lingkungan Tn. Z dimana di belakang rumah
sering di gunakan untuk buang sampah d. Mobilitas geografi keluarga:
Keluarga Tn. Z hidup serumah dengan anggota keluarganya, keluarga belum pernah
berpindah rumah ketempat lain.

e. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:

Interakasi dengan masyarakat baik, terlihat dari keikutsertaan anggota

keluarga dalam kegiatan ke agamaan kampung. f. Sitem pendukung

keluarga:

Yang merupakan sistem pendukung keluarga adalah adik daripada Tn. Z yang
sudah berrumah tangga.

4. Struktur keluarga

a. Struktur peran:
Tn. Z berperan sebagai kepala rumah tangga dan juga mencari nafkah dengan bekerja
sebagai Nelayan.

b. Nilai atau norma budaya keluarga:


Keluarga cukup taat dalam melaksankan kewajiban agama nya yaitu ibadah
sholat 5 waktu dan mengikuti pengajian.
c. Pola komuniksi keluarga :
Komunikasi yang digunakan adalah menggunakan bahasa indonesia,
Komunikasi keluarga sifatnya terbuka satu sama lain, Sehingga apabila ada
masalah akan cepat terselesaikan dengan adanya partisipasi seluruh keluarga.
d. Struktur kekuatan keluarga:

Dalam keluarga Ny.A dan An. T saling menghargai dan mendukung.

5. Fungsi keluarga

a. Fungsi pendidikan /afektif:


Angota keluarga saling menyayangi, memiliki dan mendukung. Persoalan
dalam rumah tangga selalu dibicarakan bersama sehingga tidak memicu
terjadinya masalah komunikasi.

b. Fungsi sosialisasi:

Diantara anggota keluarga berusaha selalu berinteraksi satu dengan yang

lainnya, begitu pula berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.

c. Fugsi ekonomi:

Tn. Z adalah seorang nelayan penghasilan perbulan kurang lebih 1.5 juta.
keluarga menganggap penghasilan ini sudah cukup untuk mencukupi kehidupan
sehari hari.

d. Fungsi pemenuhan ( perawatan/pemeliharaan )kesehatan.

1) Mengenal masalah kesehatan:


Keluarga mengatakan tidak mengenal tentang masalah kesehatan baik
yang diderita oleh anggota keluarganya yaitu gastroenteritis.

2) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan:


Keluarga mengatakan hanya mengambil keputusan untuk membawa
anggota keluarga ke puskesmas setempat.

3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit:


Keluarga mengatakan tidak tau cara merawat anggota keluarga yang sakit
dengan benar

4) Kemampuan keluarga memeliahara/memodifikasi lingkungan


rumah yang sehat:
Keluarga mengatakan masih memasak dengan menggunakan bahan
penyedap rasa seperti royko, masako, ajino moto dll.

5) Kemampuan menggunakan fasilitas keshatan yang ada :


Keluarga telah menggunakan fasilitas kesehatan yaitu dengan pergi ke
puskesmas setempat.

e. Fungsi religious:

Keluarga mengatakan tidak akan pernah berpaling dari agama yang di anut

nya yaitu agama islam, dan selalu rajin melakukan ibadah sholat 5 waktu.

f. Fungsi rekreasi:

Keluarga mengatakan bahwa dengan menonton TV dirumah dan berkumpul


dengan tetangga di depan rumah dengan berbincang-bincang sambil
ketawaketiwi sudah termasuk rekreasi yang indah. g. Fungsi reproduksi:

Tn. Z mengatakan istri mengikuti program KB.

6. Stress dan koping keluarga

a. Stressor(masalah) jangka pendek:


Stress bila tidak dapat ikan dilaut dan memikirkan uang untuk membeli
keperluan rumah tangga seperti ikan dan juga pakaian b.
Streesor(masalah)jangka panjang:

Stressor jangka panjang bagi keluarga adalah pekerjaan dan anaknya. c.

Kemampuan keluarga berespon terhadap streesor (maslah):

Respon keluarga terhadap stressor baik,dengan cara bekerja dengan keras dan
mendidik anak dengan baik serta pengawasan yang maksimal. d. Strategi
adaptasi disfusional:
Belum ada strategi adaptasi yang disfungsinal di keluarga Tn. Z karena Tn. Z
juga taat beribadah

7. Pemeriksaan kesehatan tiap anggota keluarga (head to toe)


a. kepala : bentuk kepala bulat,warna rambut hitam,tidak ada benjolan, kulit

kepala bersih.

b. mata : simetris,tidak ada sekret,konjungtiva merah muda,sklera puti


c. mulut : mukosa bibir kering,tidak ada stomatitis,lidah bersih.
d. hidung : simetris,tidak ada sekret,tidak ada pernapasan cuping hidung.

e. telinga : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada serumen

f. leher : tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan

vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.

g. Dada

1) Inspeksi : dada simetris, bentuk bulat datar,

2) simetris, tidak ada reaksi otot bantu pernapasan.

3) Palpasi : tidak ada benjolan mencurigakan.

4) Perkusi: paru-paru sonor, jantung dullnes.

5) Auskultasi: irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada

suara nafas tambahan.

h. Perut

1) inspeksi : simetris

2) Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt

3) Palpasi : terdapat nyeri tekan, P : nyeri karena diare, Q : seperti

diadukaduk, R : perut bagian bawah, S : 4 (1-10) T : hilang timbul

4) Perkusi : hipertimpan, perut kembung

i. punggung : tidak ada kelainan tulang belakang

j. genetalia : jenis laki-laki,tidak odem, kulit perineal kemerahan.

k. anus : tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus kemerahan

l. extremitas : ,kedua kaki bergerak bebas,tidak ada odem.


8. Harapan keluarga
Keluarga mengharap kan agar cepat sembuh dan bisa kembali bekerja dan
berkumpul di rumah.

B. Diagnosa Keperawatan
Analisa data
No Data Masalah

1 Data Subjektif: - Perilaku kesehatan keluarga


cenderung beresiko
Data Objektif:

keluarga menunjukan penolakan terhadap


perubahan status kesehatan, Gagal melakukan
tindakan pencegahan masalah kesehatan ,
Menunjukan upaya peningkatan status
kesehatan yang minimal, Gagal mencapai
pengendalian yang optimal

2 Data Subjektif: Kesiapan peningkatan manajemen


Keluarga mengekspresikan keinginan untuk kesehatan keluarga

mengelola masalah kesehatan dan


pencegahannya, mengekspresikan tidak
adanya hambatan yang berarti dalam
mengintegrasikan program yang ditetapkan
untuk mengatasi masalah kesehatan,
menggambarkan berkurangnya faktor
risiko terjadinya masalah kesehatan

Data Objektif:
Pilihan hidup keluarga sehari-hari tetap untuk
memenuhi tujuan program kesehatan, tidak
ditemukan adanya gejala masalah kesehatan
atau penyakit yang tidak terduga
3 Data Subjektif: - Data Ketidakefektifan pemeliharaan
Objektif: kesehatan keluarga

Keluarga tidak mampu menjalankan perilaku


sehat, kurang menunjukkan minat untuk
meningkatkan perilaku sehat

C. Menentukan prioritas masalah

Pada suatu keluarga mungkin saja perawat menemukan lebih dari satu diagnosisi
keperawatan keluarga. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosis keperawatan
keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan cara sbb:
No Kriteria Skor Bobot

1 Sifat masalah Skala

1. Aktual (Tidak / kurang sehat) 3


2. Ancaman kesehatan 2 1
3. Keadaan sejahtera
1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :
1. Mudah
2
2. Sebagian
3. Tidak dapat 1 2

0
3 Potensial masalah untuk dicegah

Skala :

• Tinggi 3
• Cukup 2 1
• Rendah
1
4 Menonjolnya masalah Skala

1. Masalah berat, harus segera 2


ditangani 1
2. Ada masalah, tetapi tidak perlu
segera ditangani 0 1
3. Masalah tidak dirasakan

Skoring :

a. Tentukan skor untuk setiap kriteria


b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
d. Jumlah skor menentukan urutan nomor diagnosa keperawatan keluarga
e. Catatan: Skoring dihitung bersama dengan keluarga.

Skor

Angka tertinggi X Bobot


D. Perencanaan

No Data Dx Kep NOC NIC

1 Data Subjektif: - Perilaku Setelah dilakukan intervensi a. Berikan informasi mengenai perilaku
kesehatan keperawatan, keluarga mampu: kesehatan yang benar dan tepat tentang
Data Objektif: keluarga
cenderung 1. Mengenal masalah kesehatan diabetes melitus.
Keluarga menunjukan beresiko keluarga tentang diabetes b. Identifikasi bersama keluarga
penolakan terhadap
melitus mengenai konsekuensi yang akan
perubahan status
kesehatan, Gagal 2. Megambil keputusan mengenai terjadi jika tidak melakukan perilaku
melakukan tindakan tindakan kesehatan yang tepat kesehatan yang benar dan tepat
pencegahan masalah
kesehatan , Menunjukan bagi keluarga yang sakit c. Lakukan demonstrasi bersama
upaya peningkatan 3. Merawat keluarga yang keluarga perilaku kesehatan yang baik
status kesehatan yang
mengalami gangguan kesehatan dan tepat
minimal, Gagal
mencapai pengendalian dengan benar dan tepat d. Bersama keluarga
yang optimal 4. Memodifikasi lingkungan menentukan perubahan perilaku
keluarga untuk menjamin apa saja yang dapat dimodifikasi atau
kesehatan atau dapat diubah
meningkatkan kesehatan e. Motivasi keluarga untuk pemanfaatan
5. Memanfaatkan fasilitas fasilitas kesehatan untuk melakukan
pelanyanan kesehatan di pemeriksaan rutin terutama memeriksa
kadar gula darah
sekitarnya bagi keluarga yang
sakit

2 Data Subjektif: Kesiapan Setelah dilakukan intervensi 1. Berikan informasi mengenai


Keluarga peningkatan keperawatan, keluarga mampu: pentingnya menjaga gula darah dalam
mengekspresikan manajemen
keinginan untuk kesehatan 1. Mengenal masalah kesehatan tubuh stabil
mengelola masalah keluarga keluarga tentang diabetes 2. Identifikasi bersama keluarga
kesehatan dan
melitus mengenai metode penyelesaian
pencegahannya,
mengekspresikan tidak 2. Megambil keputusan untuk masalah yang bisa digunakan untuk
adanya hambatan yang meningkatkan kesehatan meningkatkan kesehatan keluarga.
berarti dalam
mengintegrasikan keluarga 3. Fasilitasi keluarga dalam
program yang 3. Merawat keluarga yang mengungkapkan kemampuan dalam
ditetapkan untuk
mengalami gangguan mengelola masalah kesehatan yang
mengatasi masalah
kesehatan, kesehatan dengan benar dan dihadapi keluarga
menggambarkan tepat 4. Bersama keluarga melakukan
berkurangnya faktor
risiko terjadinya 4. Memodifikasi lingkungan modifikasi lingkungan yang bersih dan
keluarga untuk meningkatkan sehat
kesehatan 5. Bersama keluarga membuat jadwal
5. Memanfaatkan fasilitas kunjungan rutin ke fasilitas kesehatan
pelanyanan kesehatan untuk memeriksa kadar gula darah
di sekitarnya bagi keluarga
yang sakit
masalah kesehatan

Data Objektif:

Pilihan hidup keluarga


sehari-hari tetap untuk
memenuhi tujuan
program kesehatan,
tidak ditemukan adanya
gejala masalah
kesehatan atau penyakit
yang tidak terduga

3 Data Subjektif: - Ketidakefektifa Setelah dilakukan intervensi - Berikan edukasi mengenai kepatuhan
Data Objektif: n pemeliharaan keperawatan, keluarga mampu: terhadap diet dan olahraga
kesehatan
keluarga 1. Mengenal masalah kesehatan Identifikasi bersama keluarga
Keluarga tidak mampu
menjalankan perilaku keluarga tentang diabetes mengenai pengambilan keputusan saat
sehat, kurang melitus - anggota keluarga memiliki keluhan
menunjukkan minat
untuk meningkatkan 2. Megambil keputusan untuk gula darah tinggi.
perilaku sehat memelihara kesehatan keluarga Fasilitasi keluarga dalam
mengungkapkan minat dalam
mengelola masalah kesehatan yang
3. Merawat keluarga yang - dihadapi keluarga
mengalami gangguan kesehatan Bersama keluarga melakukan
dengan benar dan tepat modifikasi lingkungan untuk
4. Memodifikasi lingkungan - meningkatkan perilaku sehat
keluarga untuk meningkatkan Bersama keluarga membuat jadwal
kunjungan rutin ke fasilitas kesehatan
kesehatan
untuk memeriksa kesehatan
5. Memanfaatkan fasilitas
pelanyanan kesehatan
di sekitarnya bagi keluarga
yang sakit
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN D DENGAN


RHEUMATOID ATHRITIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh:

Ronaldo Agustinus Metekohy

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXIX


INSTITUT KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
TA 2022/2023
A. PENGKAJIAN
1. DATA UMUM
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
a. Nama kepala keluarga : Tn. D
b. Umur : 62 Tahun
c. Alamat : RW 10 / RT 02 Desa Jayagiri
d. Pekerjaan kepala keluarga : Swasta
e. Pendidikan kepala keluarga : SD
f. Komposisi
No Nama/Inisial Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan
Kelamin
1 Tn. D L 62 tahun Suami SD Swasta
2 Ny. A P 61 tahun Istri SMP IRT

g. Genogram

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan

: Meninggal
------- : Satu rumah
: Garis keturunan
: pasien
h. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. D adalah keluarga (Middle Age) adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri
sementara anak-anaknya sudah tidak tinggal dalam satu rumah yang sama atau tinggal dirumah
terpisah.
i. Latar belakang budaya
Keluarga klien berasal dari suku Sunda. Kebudayaan yang dianut tidak bertentangan dengan
masalah kesehatan, bahasa sehari-hari yang digunakan yaitu Bahasa Sunda.
j. Identitas religius
Keluarga Tn. D dan istrinya beragama Kristen, setiap hari Minggu keluarga melakukan ibadah di
Gereja.
k. Status ekonomi
Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari Tn. D yang bekerja sebagai pekerja swasta sebulan
kurang lebih sekitar Rp. 1.000.000.
l. Aktivitas rekreasi/waktu luang
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu yaitu dengan menonton TV di rumah,
sesekali hanya mengunjungi kerabat terdekat.

2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. D saat ini adalah tahap VIII (aging families) keluarga dengan
tahap lanjut usia.
b. Tugas perkembangan
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial Masyarakat

c. Riwayat Kesehatan keluarga inti


1) Tn. D mengatakan sering merasa Nyeri dibagian sendi. Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk
pada bagian lutut dan bahu. skala nyeri 4 (0-10) nyeri muncul kadang kadang dan semakin
terasa berat saat cuaca dingin dan saat melakukan aktivitas. saat dikaji lebih lanjut ternyarta
Tn. D memiliki Riwayat penyakit remathoid arthritis sejak 2 tahun yang lalu. Tn D juga suka
mengkomsumsi rokok dan kopi. tidak ada masalah istirahat, makan maupun kebutuhan dasar
yang lain.
2) Ny. S mengatakan jarang sekali sakit dan tidak mempunyai masalah kesehatan yang serius,
tidak ada masalah istirahat, makan maupun kebutuhan dasar yang lain.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Tn. D Mengatakan bahwa dalam keluarga ada yang menderita penyakit rheumatoid arthritis yaitu
ibunya.

3. DATA LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
1) Gambaran tipe tempat tinggal
Rumah Keluarga Tn. D adalah rumah pribadi
2) Gambaran kondisi rumah
Denah Rumah

3) Dapur
Suplai air untuk memasak didapatkan dari PDAM, terdapat alat-alat untuk memasak, tidak
terdapat pengamanan untuk kebakaran.
4) Kamar mandi
Air yang digunakan untuk mandi yaitu berasal dari PDAM dan terdapat toilet yang
pembuangannya langsung ke solokan, terdapat bak dalam kamar mandi, tersedianya alat-alat
untuk mandi seperti sabun dan handuk.
5) Pengaturan tidur
Terdapat 2 kamar tidur.
6) Keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah
Kebersihan rumah Tn. D bersih dan rapi, terdapat barang-barang perlengkapan yang
diletakkan pada tempatnya dengan teratur sehingga tampak nyaman saat beraktifitas namun
Tn D mempunyai kebiasaan merokok didalam rumah.
7) Perasaan subjektif keluarga terhadap rumah
Keluarga Tn. D menganggap bahwa rumahnya cukup memadai bagi mereka.
8) Evaluasi pengaturan privasi
Keluarga Tn. D merasakan bahwa tempat tinggalnya sangat aman.
9) Evaluasi adekuasi pembuangan sampah
Terdapat tempat pembuangan sampah sementara di depan rumah yang tertutup, lalu sampah
akan dibakar setiap sore di halaman rumah.
10) Perasaan puas/tidak puas dari anggota keluarga secara keseluruhan dengan
pengaturan/penataan rumah
Keluarga mengatakan cukup puas terhadap penataan rumah.
b. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang
Lebih Luas
1) Tipe lingkungan/komunitas
Keluarga Tn. D tinggal di Desa Jayagiri Kecamatan Lembang Wilayah Kabupaten Bandung
Barat.
2) Tipe tempat tinggal
Keluarga Tn. D tinggal yang mayoritas warganya sebagai peternak dan petani.
3) Keadaan tempat tinggal dan jalan raya
Keadaan tempat tinggal klien terpelihara dengan baik, dekat
ke jalan raya, dan kondisi jalan raya agak rusak namun beraspal
4) Sanitasi jalan rumah
Jalan di sekitar rumah Tn. D tidak terpelihara dan tampak kurang bersih dimana terdapat
sampah yang berserahkan di jalan..
5) Adanya industri di lingkungan
Tidak ada masalah di lingkungan sekitar rumah Tn. D.
6) Karakteristik demografis lingkungan dan komunitas
Dari segi usia, pendidikan, sosial dan ekonomi Keluarga Tn. D tidak merasa mengalami
masalah dari lingkungan atau komunitas.
7) Kelas sosial dan karakteristik etnis penghuni
Karakteristik penduduk sekitar sangat ramah dan saling tolong-menolong satu dengan yang
lainnya dan rata-rata dari kalangan menengah ke atas.
8) Perubahan-perubahan secara demografis yang berlangsung belakangan ini dalam
lingkungan/komunitas
Tidak terjadi perubahan letak demografis dalam wilayah tempat tinggal klien dalam belakang
ini.
9) Pelayanan-pelayanan kesehatan dan pelayanan-pelayanan sosial yang ada dalam lingkungan
dan komunitas
Pelayanan yang ada di sekitar lingkungan rumah Tn. D adalah posyandu
10) Fasilitas-fasilitas ekonomi
Terdapat warung yang tidak jauh dari lingkungan/tempat tinggal klien, sedangkan jarak pasar
dan apotik kurang lebih 3 km dari rumah Tn, D
11) Lembaga-lembaga Kesehatan
Tidak terdapat klinik/puskesmas serta bidan yang dekat dengan lingkungan/tempat tinggal
klien.
12) Lembaga-lembaga pelayanan sosial
Tidak ada.
13) Kemudahan serta kondisi sekolah-sekolah di lingkungan atau komunitas
Untuk menuju ke sekolah cukup mudah diakses karena banyak transportasi umum yang dapat
digunakan di sekitar wilayah rumah Tn. D menuju sekolah-sekolah, dan kondisi sekolah baik.
14) Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki
Lapangan Voli, taman bermain anak – anak, tempat wisata yaitu puncak geger bintang
15) Akses transportasi umum
Di wilayah rumah Tn. D terdapat banyak trasportasi umum sehingga mudah diakses jika ada
keperluan.
16) Insiden kejahatan di lingkungan dan komunitas
Tn. D mengatakan belum pernah terjadi kejahatan/kriminal yang terjadi pada lingkungan
sekitar tempat tinggal keluarga.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Klien merupakan penduduk asli setempat yang sudah tinggal di tempat tersebut > 20 tahun
lamanya, dan tidak pernah transmigrasi maupun imigrasi.
d. Hubungan Keluarga dengan Fasilitas-Fasilitas Kesehatan dalam Komunitas
Anggota keluarga sering menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dan tempat pelayanan
kesehatan terdekat apabila dalam anggota keluarga ada yang sakit.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Jika keluarga Tn. D membutuhkan bantuan biasanya keluarga akan meminta bantuan pada
keluarga dekat dan tetangga atau teman dekat.
Keluarga Tn. D tidak memiliki BPJS yang dapat digunakan sebagai pembayaran pelayanan
kesehatan.

4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola-pola Komunikasi
Anggota keluarga menggunakan bahasa sunda dalam berkomunikasi sehari-harinya. Dalam
keluarga terjalin komunikasi yang baik dan Jika terdapat masalah-masalah dalam keluarga
disampaikan dan diselesaikan secara langsung dengan kepala keluarga secara musyawarah.
b. Struktur Kekuasaan
Dalam keluarga klien, segala keputusan diambil oleh kepala keluarga dan seluruh anggota keluarga
menghormati dan menghargai segala keputusan yang diambil oleh kepala keluarga.
c. Struktur Peran
1) Struktur Peran Formal
Tn. D sebagai kepala keluarga mencari nafkah. Jika salah satu dari anggota keluarga yang
sakit, maka anggota lainnya tidak memaksakan untuk bekerja. Tidak ada konflik peran dalam
keluarga.
2) Struktur Peran Informal
Tidak ada peran informal dalam keluarga Tn. D dan Ny. A
d. Struktur Nilai-Nilai Keluarga
Keluarga Tn. D menganut agama Islam, dalam kehidupan keseharian diwarnai dengan kebiasaan
secara agamis. Disamping itu keluarga menganut kebudayaan Sunda, norma yang dianut juga
kebudayaan Sunda. Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula
dengan sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada keluarga yang
sakit dibawa ke RS atau petugas kesehatan yang terdekat. Jika ada keluarga yang mengalami
kesulitan, maka anggota keluarga yang lain ikut membantu.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Hubungan antara keluarga baik dan saling menghormati. Jika ada persoalan dalam rumah
tangga/keluarga diselesaikan dengan baik dan saling mendukung seperti apabila ada anggota
keluarga yang sakit langsung dibawa ke petugas kesehatan atau pelayanan kesehatan terdekat.
b. Fungsi Sosialisasi
Setiap seminggu sekali Anak- anak Tn D sering berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga
baik begitu juga dengan tetangga dekat rumah dan selalu menaati norma yang baik.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku keluarga
Jika salah satu anggota pada Keluarga Tn. D ada yang sakit, maka keluarga selalu
membawa/mengantar anggota ke pelayanan kesehatan yang terdekat.
2) Konsep dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat/sakit
Kemampuan keluarga mengenal tentang sehat dan masalah atau keluhan kesehatan masih
kurang dibuktikan dengan bahwa keluarga belum mampu untuk menyebutkan tentang tanda
dan gejala serta faktor penyebab dari remathoid arthritis,
3) Praktik diet keluarga
Penyediaan makanan selalu dimasak sendiri, terkadang oleh Tn. D maupun Ny. A. Makanan
yang dimasak terdiri dari nasi, lauk pauk, dan sayur dengan frekuensi 3 kali sehari.
4) Kebiasaan tidur dan istirahat
Waktu tidur keluarga dilakukan pada malam hari yaitu dari pukul 22.00 WIB. Tn. D
mengatakan kadang sulit tidur karna nyeri sendi.
5) Latihan dan rekreasi
Tn D dan istrinya sering ikut serta dalam aktivitas/rekreasi di lingkungan.
6) Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga
Tn D dan istrinya hanya membeli obat yang di perlukan saja sehingga tidak ada obat obatan
yang tersimpan lama.
7) Peran keluarga dalam praktek perawatan diri
Tn D dan istrinya mengatakan kurang mengetahui cara menjaga Kesehatan seperti mengontrol
makanan/diet, menjauhi rokok/alkohol, senam dan olahraga dll. Jika dalam keluarga ada yang
sakit, maka anggota keluarga yang lain membawa anggota yang sakit untuk berobat ke
pelayanan Kesehatan.
8) Praktik lingkungan
Keluarga mengatakan jarang terpapar polusi udara, air, suara dari lingkungan dan tidak pernah
mempunyai kebiasaan menggunakan pestisida, cairan pembersih, zat kimia lain dalam rumah.
Keluarga mengatakan selalu membersihkan kamar mandi 1x dalam seminggu dan mandi 2x
dalam sehari
9) Cara-cara pencegahan penyakit
Ny. A kurang mengetahui tentang cara pencegahan penyakit yang dialami oleh Tn. D, bila ada
keluhan berlebih saja baru periksa ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat seperti PKM.
10) Riwayat kesehatan keluarga
Tn D mengtakan bahwa ibunya dulu mengalami penyakit rheumatoid arthiritis.
11) Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima dan yang dimanfaatkan keluarga
Tn D dan istrinya jarang mendapatkan kunjungan dari lembaga pelayanan Kesehatan. Keluarga
hanya datang ke puskesmas terdekat apabila merasa sakit/memiliki keluhan Kesehatan yang
berlebih.
d. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. D memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga dan tinggal terpisah. Tn D dan
istrinya sudah jarang melakukan hubungan intim karna factor usia.
e. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. D termasuk keluarga menengah kebawah. hal ini dapat dilihat dari penghasilan tiap
bulanya hanya sekitar Rp1.000.000/bulan. Dalam pemenuhan sandang, pangan dan papan keluarga
Tn. D sangat sederhana.

6. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek (< 6 bulan) yang dirasakan keluarga
Tn, D mengatakan merasa cemas saat mengalami nyeri sendi.
b. Stressor jangka panjang (> 6 bulan) yang saat ini terjadi pada keluarga
Tn D mengatakan merasa khawatir karena penyakit yang dialaminya bertambah berat dan harus
mendapatkan pengobatan sedangkan Tn, D Tidak memiliki biaya
c. Cara keluarga dalam mengatasi stressor
Mencoba berperilaku tenang dan berkonsultasi dengan anak anaknya atau teman terdekat juga
petugas kesehatan dan apabila sakit berkelanjutan selalu memeriksakan anggota keluarga yang
sakit ke puskesmas.
d. Strategi koping yang digunakan
Keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada dan mendukung segala
keputusan yang diambil.
e. Strategi adaptasi disfungsional
Tn, D bila jika merasakan keluhan-keluhan sakit pada tubuhnya maka Tn. D segera istirahat atau
pergi ke pelayanan kesehatan ditemani oleh Ny. A atau keluarga yang lain yang berada dekat
rumahnya.

7. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan secara Headtotoe
Aspek yang
Tn. D Ny. A
dikaji
Keadaan umum Baik Baik
Kesadaran CM CM
Tanda- tanda vital
:
Tekanan darah 130/70mmhg 110/80mmhg
Nadi
Respirasi 84x/mnt 92x/mnt
Suhu 16x/mnt 20x/mnt
Berat Badan 36,50C 36,00C
Tinggi Badan 55 kg 46 kg
166 cm 154 cm
Kepala : Simetris Simetris
Bentuk Warna hitam Warna hitam
Rambut Distribusi merata, Distribusi merata,
Kulit Kepala bersih, tidak ada lesi bersih, tidak ada
lesi.
Tidak ada Tidak ada
Keluhan
Mata : Simetris Simetris
Bentuk Tidak anemis Tidak anemis
Conjungtiva Tidak ikterik Tidak ikterik
Sklera Isokor Isokor
Pupil Baik Baik
Fungsi Normal Normal
Penglihatan
Telinga :
Bentuk Simetris Simetris
Keadaan Bersih Bersih
Fungsi Baik Baik
pendengaran
Hidung : Simetris Simetris
Bentuk Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
Keadaan sekret sekret
Mulut: Simetris Simetris
Bentuk Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
Kebersihan gigi caries caries
Bibir
Keluhan Lembab Lembab
Tidak ada Tidak ada
Leher :
Pergerakan Bisa Menengok Bisa Menengok
Baik Baik
Reflek Menelan
Pembesaran Tidak Ada Tidak Ada
Thyroid/KGB
Dada :
Bentuk Simetris Simetris
Bunyi nafas Suara nafas Suara nafas
vesikuler dan tidak vesikuler dan
ada tidak ada
suara nafas suara nafas
tambahan tambahan
Bunyi jantung Bunyi jantung 1 dan Bunyi jantung 1
2 Normal dan 2 Normal
Abdomen :
Bentuk Datar Datar
Bising Usus 10 x/mnt 14 x/mnt
Keluhan
Eliminasi Normal Normal
Kadang sering
berkemih
Genitalia
Ekstremitas :
Bentuk Simetris atas & Simetris atas &
bawah bawah
ROM Bebas Bebas
Kekuatan Otot 5 5 5 5
4 4 5 5
Integumen:
Warna Kulit Sawo Matang Sawo Matang
Turgor Baik Baik
CRT kurang dari 3 CRT kurang dari 3
detik detik
Kuku Pendek dan bersih Pendek dan bersih
1. PENGKAJIAN COMPREHENSIF GERIATRIC ASSESSMENT (CGA)

PENGKAJIAN FUNGSIONAL: BARTHEL ACTIVITIES of DAILY LIVING INDES (B-ADL)

Nama Klien : Tn. D Usia : 62 tahun

Tempat : RW 10 RT 02 Desa Jayagiri Tanggal : 23 agustus 2023

1. Pengkajian Barthel digunakan untuk mengidentifikasi apa yang klien bisa lakukan/kerjakan,
tidak untuk mendokumentasikan apa yang klien mungkin bisa lakukan (verbal).
2. Tujuan utama adalah untuk menetapkan tingkat kemandirian klien dari segala bantuan (fisik

atau verbal), baik minor atau tidak.


3. Performa klien harus dikaji berdasarkan bukti yang tersedia.

4. Menggunakan alat bantu diperbolehkan untuk memfasilitasi kemandirian.

NO FUNGSI NILAI

1. Mengendalikan rangsang pembuangan tinja


Keterangan: 2
0= tak terkendali/ tak teratur (perlu
pencahar) 1= kadang-kadang tak terkendali
(1x seminggu)
2= terkendali teratur
2. Mengendalikan rangsang 2
berkemih 0= tak terkendali _
atau pakai kateter
1= kadang-kadang tak terkendali (hanya 1x/24 jam)
2= mandiri
3. Membersihkan diri (seka muka, sisir rambut, sikat 1
gigi) 0 = tergantung pertolongan orang lain _
1= mandiri
4. Penggunaan jamban,masuk dan keluar (melepaskan, memakai celana,
membersihkan, menyiram)
2
0 = tergantung pertolongan orang lain
1= perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan
sendiri beberapa kegiatan yang lain
2 = mandiri
5. Makan 2
0 = tidak mampu
_
1 = perlu ditolong memotong makanan
2 = mandiri
6. Berubah sikap dari berbaring ke duduk
0= tidak mampu 3
1 = perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang) _
2 = bantuan minimal 1 orang
3 = mandiri
7. Berpindah/berjala n
0 = tidak 3
mampu _
1 = bisa (pindah) dengan kursi roda
2 = berjalan dengan bantuan
1 orang
3 = mandiri
8. Memakai baju
0 = tergantung orang lain 2_

1 = sebagian dibantu (misalnya mengancing baju)


2 = mandiri
NO FUNGSI NILAI

9. Naik turun
tangga 0 = tidak 2_
mampu
1 = butuh pertolongan
2 = mandiri
10. Mandi
0 = tergantung orang lain 1 _
1= mandiri
JUMLAH 20

Penilaian :

20 : mandiri

12-19 : ketergantungan ringan

9-11 : ketergantungan sedang

5-8 : ketergantungan berat

0-4 : ketergantungan
PENGKAJIAN FUNGSIONAL: KATZ INDEKS

Nama Klien : Tn. D Usia : 62 tahun


: RW 10 RT 02 Desa Jaya Giri Tanggal : 23 agusutus 2023
Tempat

Pedoman: Lingkari skor yang menampilkan kegiatan yang mampu dilakukan oleh klien

SKOR KRITERIA

A Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAB atau BAK), berpindah, ke

kamar kecil, berpakaian


dan mandiri

B Kemandirian dalam semua hal kecuali dari fungsi tersebut


C Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan

E Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan
satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah
dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut

Penilaian Indeks Katz menurut Maryam, R., Siti. Dkk 2011

23 agustus /2023

(Ronaldo)
MINI MENTAL STATUS EXAM (MMSE)
Nama Klien : Tn. D Usia : 62 tahun

Tempat: RW 10 RT 02 Desa Jayagiri Tanggal : 23 agustus 2023

NO Aspek Yang Skor Skor Klien


Dikaji
1 Sekarang hari? 1 1
Tanggal 1 1
Bulan 1 1
Tahun 1 1
Musim 1 1
2 Sekarang kita berada di Negara? 1 1
Sekarang kita di Provinsi? 1 1
Sekarang kita di kota? 1 1
Sekarang kita di dimana (jalan)? 1 1
Sekarang kita di ruang / wisma? 1 1
3 Pewawancara menyebutkan nama tiga buah benda (Contoh: bola, 3
kursi, lampu), ucapkan perlahan 1 detik untuk tiap benda.
Mintalah lansia untuk mengulang ke tiga nama tersebut
Berikan 1 angka untuk setiap jawaban yang benar. 3
Bila masih salah, ulanglah menyebutkan 3 benda tersebut
sampai lansia dapat menyebutkan dengan benar.
4 Ejalah kata dunia/lampu/lipat (kata dengan 5 huruf) dari akhir ke 5 5
awal. Contoh: a-i-n-u-d/ u-p-m-a-l/ t-a-p-i-l
5 Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan 3 3
sebelumnya (registrasi).
Berikan angka 1 untuk setiap jawaban yang benar.
6 Apakah nama benda-benda ini? (perlihatkan pensil dan arloji) 2 2
(2
angka bila benar).

7 Ulangilah kalimat berikut: “Jika Tidak Dan Atau Tapi” 1 1


8 Bacalah dan laksanakan perintah berikut: ‘PEJAMKAN MATA 1 1
ANDA’
9 Berikan selembar kertas dan pensil. Minta klien untuk menulis 1 1
sebuah kalimat
Dokumentasi Kalimat

10 Laksanakan 3 buah perintah ini: “peganglah selembar kertas 3 3


dengan tangan kanan, lipatlah kertas itu pada pertengahan
dan letakkanlah di lantai (3 angka bila benar).
NO Aspek Yang Skor Skor Klien
Dikaji

11 Berikan selembar kertas dan pensil. Minta klien untuk meniru 1 1


gambar ini ( 1angka bila benar)

Dokumentasi gambar:

Skor Total 30 23
Interpretasi hasil:

Skor 24-30 : Normal


: Kemungkinan mengalami gangguan
Skor 18-23
kognitif

: Klien mengalami gangguan kognitif


Skor 0 -17

Sumber:Folstein, M., Folstein, S.E., McHugh, P.R. (1975). “Mini-Mental State” a practical
method for grading the cognitive state of patients for the clinician. Journal of Psychiatric
Research, 12(3): 189-198
ABBREVIATED MENTAL TEST

Nama Klien : Tn. D Tanggal :23 agustus 2023

Usia : 62 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki

Instruksi: berikan tanda centang pada jawaban klien.

NO PERTANYAAN SALAH (0) BENAR (1)

A. Berapakah umur Anda …… tahun 1


B. Waktu / jam sekarang ………………….. 1
C. Alamat tempat tinggal …………………. 1
D. Tahun ini ………………….. 1
E. Saat ini berada di mana ………………….. 1
F. Mengenali orang lain di RS (dokter, perawat, dll) 1
G. Tahun kemerdekaan RI …………………… 1
H. Nama Presiden RI ………………………. 1
I. Tahun kelahiran pasien atau anak terakhir ………….. 1
J. Menghitung terbalik (20 s/d 1) ………………. 1

Skor Total 10

K. Perasaan hati (afeksi) 1. Baik


1. Baik
2. Labil
3. Depresi
4. Gelisah
5. Cemas
Interpretasi hasil:

8 – 10 = normal

0 – 3 = gangguan ingatan berat

4 – 7 = gangguan ingatan sedang


PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN LANJUT USIA

SKRINING RISIKO JATUH HENDRICH II FALL RISK

MODEL (RAWAT JALAN)

Nama Klien : Tn. D Tanggal : 23 agusutus 2023

Usia : 62 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki

NO PENGKAJIAN Poin NILAI


Risiko

a. Confusion/disorientasi/impulsivitas 4 0
b. Depresi simptomatik 2 0
c. Gangguan BAB/BAK 1 0
d. Sempoyongan / vertigo 1 0
e. Laki-laki 1 0
f. Pemberian antiepilepsi/antikonvulsan jenis apapun: 2 0
(Karbamazepin, Sodium Divalproat, Ethotoin,
Ethosuksimid, Felbamat, Fosfenitoin, Gabapentin,
Lamotrigin, Mefenitoin, Methsuksimid,
Fenobarbital,
Fenitoin, Primidon, Topiramat,
Trimethadion, Asam valproat)
g. Pemberian Benzodiazepin jenis apapun: 1 0
(Alprazolam, Kloridiazepoksid, Klonazepam,
Dipotasium
Klorazepat, Diazepam, Flurazepam,
Halazepam,
Lorazepam, Midazolam, Oksazepam,
Temazepam,
Triazolam)
Get-Up-and-Go Test: “Bangun dari kursi”
Jika tidak dapat diperiksa, amati perubahan tingkat aktivitas, kaji adanya
faktor risiko lain, catat keduanya di rekam medis pasien dengan membubuhkan
tanggal dan jam.
h. Kemampuan bangun dari kursi dalam satu kali 0 1
gerakan – tanpa kehilangan keseimbangan dalam
melangkah
i. Sambil melakukan dorongan untuk bangun dari 1 0
kursi, sukses

dalam sekali percobaan

j. Percobaan lebih dari sekali namun berhasil 3 3

k. Tidak dapat bangun dari kursi tanpa bantuan 4 0


selama tes Jika tidak dapat diperiksa, catat hal ini
pada rekam medis pasien dengan membubuhkan
tanggal dan jam
l. Skor ≥ 5 = risiko tinggi Total 4
Skor
PENGKAJIAN RESIKO JATUH

‘TIMED UP AND GO TEST’

Nama Klien : Tn. D Usia : 62 Tahun

Tempat: RW 10 RT 02 Desa Jyagiri Tanggal : 24 Agustus

1. Peralatan: kursi dengan lengan, tape meter, stop watch

2. Tempatkan selembar selotip atau tali raffia kuning di lantai sepanjang 3m dari kursi,

penempatan harus mudah dilihat oleh lansia


3. Klien diminta untuk duduk secara nyaman di bangku dengan lengan. Kursi harus stabil dan
di posisikan sehingga tidak mudah bergerak pada saat klien bangun dari kursi dan hendak
duduk kembali. Klien diperbolehkan untuk menggunakan lengan kursi pada saat duduk dan
berdiri
4. Klien menggunakan sepatu atau sandal yang tidak licin, atau dapat menggunakan alat bantu
jalan saat bergerak, tetapi tidak boleh dibantu oleh orang lain. Tidak ada batasan waktu. Klien
dapat berhenti sejenak jika mereka menginginkan.
5. Instruksi pada klien: “Bapak/Ibu saat saya berkata Maju, Bapak/Ibu akan berdiri, berjalan di
sepanjang garis ini sampai batas yang ditentukan, kemudian putar balik kembali ke kursi dan
duduk kembali.” Bapak/ Ibu dapat berjalan dengan kecepatan biasa.
6. Klien dapat diberikan kesempatan untuk berlatih tanpa pengukuran waktu, sebelum test

dilakukan.
7. Persiapkan stopwatch. Jika klien sudah siap, test dimulai (pada kata “mulai”) dan berakhir

pada saat klien sudah duduk.

8. Klien lansia yang sehat umumnya dapat mengerjakan test dengan waktu sekitar 10 detik.

Klien lansia yang lemah ‘frail’ atau gangguan mobilitas membutuhkan waktu sekitar 2 menit

atau lebih.

9. Observasi meliputi waktu berjalan, fase transisi (pada saat berdiri, memulai berjalan,

berputar balik, keseimbangan, melangkah, dan duduk di kursi), daya ingat. Kriteria
berdasarkan usia
Kelompok Gende Mean Normal
Usia r (detik) (detik)

60-69 L 8 4-12
60-69 P 8 4-12
70-79 L 9 3-15
70-79 P 9 5-13
80-89 L 10 8-12
80-89 P 11 5-17

Indikator hasil:

< 14 detik : resiko jatuh rendah

≥ 14 detik : resiko jatuh tinggi


GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS) (SHORT FORM)

Nama Klien : Tn. D Tanggal: 24 agusutus 2023

Usia : 62 Tahun Tempat: RW 10 RT 02 Desa Jayagiri


Instruksi: Lingkari jawaban yang mengekspresikan perasaan klien dalam dua minggu
terakhir. Berikan nilai sesuai dengan jawaban di kriteria penilaian.

NO PERTANYAAN JAWAB NILAI


AN
1. Apakah Bapak/Ibu sekarang ini merasa puas dengan Ya/Tidak 0
kehidupannya?

2. Apakah Bapak/Ibu telah meninggalkan banyak kegiatan Ya/Tidak 0


atau hobi akhir-akhir ini?

3. Apakah Bapak/Ibu merasa hampa/kosong didalam hidup Ya/Tidak 0


ini?

4. Apakah Bapak/Iibu sering merasa bosan? Ya/Tidak 1


5. Apakah Bapak/Ibu merasa bersemangat di setiap waktu? Ya/Tidak 0
6. Apakah Bapak/Ibu merasa takut sesuatu yang buruk Ya/Tidak 1
akan terjadi pada Bapak/Ibu?

7. Apakah Bapak/Ibu merasa bahagia di setiap saat? Ya/Tidak 0


8. Apakah Bapak/Ibu merasa tidak berdaya? Ya/Tidak 0
9. Apakah Bapak/Ibu memilih untuk tinggal di rumah, Ya/Tidak 1
dibanding pergi keluar dan melakukan hal yang
baru?

10. Apakah Bapak/Ibu akhir-akhir ini sering pelupa? Ya/Tidak 0


11. Apakah Bapak/Ibu berpikir bahwa hidup sekarang ini Ya/Tidak 0
menyenangkan?

12. Apakah Bapak/Ibu sering merasa tidak berharga Ya/Tidak 0


akhirakhir ini?

13. Apakah Bapak/Ibu selalu bersemangat untuk beraktivitas? Ya/Tidak 0


14. Apakah Bapak/Ibu sering merasa sedih dan putus asa? Ya/Tidak 0
15. Apakah Bapak/Ibu merasa orang lain hidup lebih Ya/Tidak 0
baik dibanding Bapak/Ibu?

Total 3

Keterangan skor total Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal; setiap jawaban bercetak
tebal mempunyai nilai 1; jawaban yang tidak bercetak tebal diberikan nilai 0 Interpretasi hasil
Skor 0-4 : Normal (tidak depresi)
: kemungkinan besar depresi
Skor 5 – 9

Skor > 10 : Depresi


MINI NUTRITIONAL ASSESSMENT

Nama Klien : Tn. D Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 62 tahun BB : 55 kg TB : 164_ cm


Instruksi: lengkapi pernyataan dibawah ini dengan mengisi kotak berdasarkan angka sesuai
dengan kondisi klien. Jumlahkan semua point dan bandingkan dengan kategori yang tersedia.

Pengkajia n Skor

A. Apakah asupan makanan klien berkurang dalam tiga bulan terakhir 2


berhubungan dengan kehilangan nafsu makan, masalah pencernaan,
kesulitan mengunyah.
0= asupan makanan berkurang berat ‘severe’
1= asupan makanan berkurang sedang
2= asupan makanan biasa saja

B. Penurunan BB dalam tiga bulan terakhir 1


0 = penurunan BB lebih dari
3 kg
1 = tidak mengetahui
2 = kehilangan berat badan 1-3 kg
3 = tidak ada penurunan BB
C. Mobilitas 2
0 = harus berbaring di tempat tidur atau menggunakan kursi roda 1 =
bisa keluar dari tempat tidur / kursi roda, tetapi tidak bisa keluar
rumah
2 = bisa keluar rumah
D. Mengalami stress psikologis atau penyakit akut dalam tiga bulan terakhir 2
0 = Ya 2 = Tidak

E. Masalah kognitif dan saraf 2


0 = demensia atau depresi berat
1 = demensia ringan
2 = tidak ada masalah kognitif

F. Indeks Massa Tubuh ‘Body Mass Index’ 1


0 = BMI kurang dari 19
1 = BMI ≥ 19 < 21
2 = BMI ≥ 21 < 23
3 = BMI ≥ 23
JIKA BMI TIDAK DAPAT DITENTUKAN, ITEM TERSEBUT DAPAT DIGANTI
DENGAN PENGUKURAN
LINGKAR BETIS ‘ÇALF CIRCUMFERENCE’

F2. Lingkar Betis (cm) LB kiri 3


0 = LB < 31
3 = LB ≥ 31
Total Skor (Skor maksimal 13
14)
Kategori:

12- 14 : Nutrisi baik

Skor ≤ 11 : Resiko malnut


PENGKAJIAN UCLA LONELINESS SCALE (SKALA KESEPIAN)

Nama Klien :Tn. D Tanggal :25 agustus 2023

Usia :62 tahun Jenis Kelamin :Laki-laki

Petunjuk Pengisian:

1. Berikut terdapat pernyataan yang menjelaskan tentang bagaimana anda merasakan

sesuatu. Untuk tiap pernyataan menjelaskan seberapa sering yang anda rasakan.
2. Pada lembar jawaban terdapat 4 kolom alternatif jawaban atas respon anda. Lingkari

setiap jawaban yang sesuai dengan pilihan anda yaitu TP (Tidak Pernah) : jika pernyataan
tersebut tidak pernah anda rasakan J (Jarang) : Jika pernyataan tersebut jarang anda
rasakan
Kadang-kadang : Jika pernyataan tersebut sering anda rasakan

Selalu : Jika pernyataan tersebut sangat sering anda rasakan

No Pertanyaan Tidak Jarang Kadang- Sangat Nilai


Pernah kadang Sering

1. Seberapa sering anda merasa 4 3 2 1 1


cocok dengan orang-orang di
sekitar anda?

2. Seberapa sering anda 1 2 3 4 3


merasa tidak punya teman
dekat?

3. Seberapa sering anda merasa tidak 1 2 3 4 2


ada orang untuk berbagi bila ada
masalah?

4. Seberapa sering anda merasa 1 2 3 4 1


sendiri?
5. Seberapa sering anda merasa 4 3 2 1 2
menjadi

bagian dari teman-teman?

6. Seberapa sering anda merasa 1 2 3 4 2


memiliki banyak kesamaan
dengan orangorang disekitar
anda?

7. Seberapa sering anda merasa tidak 1 2 3 4 1


ada satu orang pun yang dekat
dengan anda?

8. Seberapa sering anda merasa bahwa 1 2 3 4 1


hobi atau ide anda tidak ditanggapi
oleh orang disekitar anda?

9. Seberapa sering anda merasa 4 3 2 1 4


menjadi orang yang mudah
bergaul dan ramah?

10. Seberapa sering anda merasa 4 3 2 1 1


dekat dengan orang disekitar
anda?

11. Seberapa sering anda merasa 1 2 3 4 3


ditinggalkan atau jauh dari orang
sekitar?

12. Seberapa sering anda merasa 1 2 3 4 1


hubungan anda dengan orang lain
tidak berarti?

13. Seberapa sering anda merasa tidak 1 2 3 4 1


seorang pun mengenal anda dengan
baik?
No Pertanyaan Tidak Jarang Kadang- Sangat Nilai
Pernah kadang Sering

14. Seberapa sering anda 1 2 3 4 1


merasa terisolasi dari orang
lain?

15. Seberapa sering anda mendapatkan 4 3 2 1 1


bantuan orang lain ketika
dibutuhkan?

16. Seberapa sering anda merasa ada 4 3 2 1 1


orang yang benar-benar
memahami anda?

17. Seberapa sering anda merasa malu? 1 2 3 4 3

18. Seberapa sering anda merasa 1 2 3 4 1


bahwa orang-orang ada disekitar
anda, tetapi tidak bersama anda?

19. Seberapa sering anda merasa 4 3 2 1 2


bahwa ada orang yang mau diajak
ajak bicara (ngobrol)?

20. Seberapa sering anda merasa ada 4 3 2 1 3


orang yang bisa dijadikan
sebagai tempat mengadu?

Total Skor 37
Interpretasi Mendukung (positif) Tidak Mendukung
( Pertanyaan no 1, 5, 9, (negative) (Pertanyaan No:
10, 2,3,4,6,7,8,11,

15, 16, 19, 20) 12, 13, 14, 17,

18

Tidak Pernah 4 1
Jarang 3 2
Kadang-kadang 2 3
Selalu 1 4

Hasil Skor UCLA

20 – 34 : tidak kesepian

35 – 49 : kesepian ringan

50 – 64 : kesepian sedang

65 – 80 : kesepian berat II.


B. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1 DS: Keluhan remathoid Defisit
• Keluarga Tn. D arthritis pengetahuan
mengatakan tidak ↓
mengetahui tanda dan Faktor pendidikan, kurang
gejala mengenai terpapar informasi
penyakit remathoid ↓
arthritis. Defisit pengetahuan
• Tn. D sering
menanyakan apa
penyebab dari penyakit
remathoid arthritis
• DO:
• Tn. D tampak cemas
dan bingung dengan
kondisi yang dialami
2 DS: Keluhan remathoid Perilaku
• Ny D mengatakan suka arthritis Kesehatan
Mengkomsumsi rokok ↓ cenderung
dan kopi Faktor pendidikan, kurang beresiko
DO: terpapar informasi
• Tn. D sering merokok di ↓
dalam rumah Defisit pengetahuan
• Jalan di sekitar rumah ↓
Tn. D tidak terpelihara Perilaku Kesehatan
dan tampak kurang cenderung beresiko
bersih dimana terdapat
sampah yang
berserahkan di jalan
3 DS: Keluhan remathoid arthritis Nyeri akut
• Tn. D mengatakan ↓
sering merasa Nyeri Erosi Tulang dan
dibagian sendi. Nyeri kerusakan pada tulang
terasa seperti tertusuk- rawan
tusuk pada bagian lutut ↓
dan bahu. Ruptur tendon secara
DO: parsial maupun total
• skala 4 (0-10) ↓
• Tn, D tampak meringis Nyeri akut

• Tanda-tanda vital
TD: 130/70 mmhg
Nadi 84 x/mnt
Nafas 16 x/mnt
Suhu 36,50 C

C. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri Akut
No Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
Skala:
- Actual (tidak/kurang sehat) 3 3/3 x 1
- Ancaman kesehatan 2 =1
- Keadaan Sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala:
- Mudah 2 1/2 x 2
- Sebagian 1 =1
- Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah
Skala:
- Tinggi 3 2/3 x 1
- Cukup 2 = 0.6
- Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Skala:
- Masalah berat, harus segera ditangani 2 2/2 x 1
- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 =1
ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0
Skoring 3.6

2. Perilaku Kesehatan cenderung beresiko


No Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
Skala:
- Actual (tidak/kurang sehat) 3 2/3 x 1
- Ancaman kesehatan 2 = 0,6
- Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala:
- Mudah 2 1/2 x 2
- Sebagian 1 =1
- Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah
Skala:
- Tinggi 3 2/3 x 1
- Cukup 2 = 0.3
- Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Skala:
- Masalah berat, harus segera ditangani 2 2/2 x 1
- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 =1
ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0
Skoring 2,9

3. Defisit Pengetahuan
No Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
Skala:
- Actual (tidak/kurang sehat) 3 2/3 x 1
- Ancaman kesehatan 2 = 0.6
- Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala:
- Mudah 2 1/2 x 2
- Sebagian 1 =1
- Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah
Skala:
- Tinggi 3 2/3 x 1
- Cukup 2 = 0,6
- Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Skala:
- Masalah berat, harus segera ditangani 2 2/2 x 1
- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 =1
ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0
Skoring 3.2
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut
2. Defisit Pengetahuan
3. Perilaku Kesehatan Cenderung beresiko

E. RINGKASAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri Akut
Diagnosa Keperawatan Nyeri Akut
Definisi Pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan
aktual atau fungsional dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat yang berlangsung
kurang lebih 3 bulan
Batasan Karakteristik - Agen pencedera fisiologis
Pengkajian - Psikologis
Faktor yang berhubungan Cedera traumatis
Alternatif Diagnosa (Saran - Gangguan rasa nyaman
Penggunaan) - Nyeri kronis
Nursing Outcome (NOC) NOC :
Tingkat Nyeri menurun
Kriteria Hasil :
- Keluhan Nyeri Menurun
- Meringis Menurun
- Gelisah Menurun
- Sulit Tidur Menurun
Intervensi (NIC) NIC :
Manajemen Nyeri
Observasi :
1. identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
2. identifikasi skala nyeri
3. identifikasi factor yang memperberat
dan memperingan nyeri
Teraupetik
1. berikan Teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri
2. mempertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
1. jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. jelaskan strategi meredakan nyeri
3. anjurkan monitor nyeri secara
mandiri
4. anjurkan menggunakan analgesic
secara tepat
5. ajarkan Teknik farmakologis untuk
mengurangi nyeri

2. Defisit Pengetahuan
Diagnosa Keperawatan Devisit pengetahuan
Definisi Tidak adanya atau kurangnya informasi
kognitif sehubungan dengan topic
spesifik.
Batasan Karakteristik 1. Memverbalisasikan adanya masalah
2. Ketidakakuratan mengikuti instruksi
3. Perilaku tidak sesuai.
Pengkajian 1. Kaji tingkat pemahaman klien dan
keluarga terhadap masalah kesehatan
2. Dorong klien dan keluarga untuk
mengungkapkan masalah kesehatan
yang dihadapi
Faktor yang berhubungan 1. Keterbatasan kognitif
2. Interpretasi terhadap informasi yang
salah
3. Kurangnya keinginan untuk mencari
informasi
4. Tidak mengetahui sumber-sumber
informasi.
Alternatif Diagnosa (Saran 1. Defisit kesehatan komunitas
Penggunaan) 2. Ketidakpatuhan
3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
Nursing Outcome (NOC) NOC :
1. Kowlwdge : disease process
2. Kowledge : health Behavior
Kriteria Hasil :
1. Pasien dan keluarga menyatakan
pemahaman tentang penyakit,
kondisi, prognosis dan program
pengobatan
2. Pasien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
3. Pasien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim kesehatan
lainnya
Intervensi (NIC) NIC :
Teaching : disease Process
- Berikan penilaian tentang tingkat
pengetahuan pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
- Jelaskan patofisiologi dari penyakit
dan bagaimana hal ini berhubungan
dengan anatomi dan fisiologi, dengan
cara yang tepat.
- Gambarkan tanda dan gejala yang
biasa muncul pada penyakit, dengan
cara yang tepat
- Gambarkan proses penyakit, dengan
cara yang tepat
- Identifikasi kemungkinan penyebab,
dengna cara yang tepat
- Sediakan informasi pada pasien
tentang kondisi, dengan cara yang
tepat
- Hindari harapan yang kosong
- Sediakan bagi keluarga informasi
tentang kemajuan pasien dengan cara
yang tepat
- Diskusikan perubahan gaya hidup
yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
- Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
- Dukung pasien untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
- Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
- Rujuk pasien pada grup atau agensi di
komunitas lokal, dengan cara yang
tepat
- Instruksikan pasien mengenai tanda
dan gejala untuk melaporkan pada
pemberi perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat

3. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko


Diagnosa Keperawatan Perilaku Kesehatan cenderung beresiko
Definisi Hambatan kemampuan dalam mengubah
gaya hidup/perilaku untuk memperbaiki
status Kesehatan
Batasan Karakteristik - kurang terpapar informasi
- kedtidakadekuatan dukungan sosial
- self efficacy yang rendah
Pengkajian - psikologis
Faktor yang berhubungan - kondisi baru terdiagnosis penyakit
Alternatif Diagnosa (Saran - Defisit pengetahuan
Penggunaan) - Ketidak patuhan
- Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

Nursing Outcome (NOC) NOC :


- Perilaku Kesehatan membaik
Kriteria Hasil :
- penerimaan terhadap perubahan status
Kesehatan meningkat
- kemampuan melakukan Tindakan
pencegaham masalah Kesehatan
meningkat
- kemampuan peningkatan Kesehatan
meningkat
Intervensi (NIC) NIC :
Promosi Perilaku Upaya Kesehatan
Observasi:
1. identifikasi perilaku Upaya
Kesehatan yang dapat ditingkatkan
Teraupetik
1. berikan lingkungan yang mendukung
kesehtan
2. orientasi pelayanan Kesehatan yang
dapat dimanfaatkan
Edukasi
1. Anjurkan memberi bayi ASI ekslusif
2. Anjurkan menimbang balita setiap
bulan
3. Anjurkan menggunakan air bersih
4. Anjurkan mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun
5. Anjurkan menggunakan jamban
sehat
6. Anjurkan memberantas jentil di
rumah seminggu sekali
7. Anjurkan makan sayur dan buah
setiap hari
8. Anjurkan melakukan aktifitas fisik
setiap hari
9. Anjurkan tidak merokok didalam
rumah
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional


1. 1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri
keperawatan selama 3x24 jam Observasi : Observasi :
diharapkan tingkat nyeri 1. identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Mengidentifikasi lokasi,
menurun dengan kriteria hasil : durasi, frekuensi, kualitas, karakteristik, durasi,
1. Keluhan Nyeri Menurun intensitas nyeri frekuensi, kualitas, intensitas
2. Meringis Menurun 2. identifikasi skala nyeri nyeri
3. Gelisah Menurun 3. identifikasi factor yang 2. Mengidentifikasi skala nyeri
4. Sulit Tidur Menurun memperberat dan memperingan 3. Mengidentifikasi factor yang
nyeri memperberat dan
Teraupetik memperingan nyeri
1. berikan Teknik non Teraupetik
farmakologis untuk 1. Memberikan Teknik non
mengurangi nyeri farmakologis untuk
2. mempertimbangkan jenis dan mengurangi nyeri
sumber nyeri dalam pemilihan 2. Mepertimbangkan jenis dan
strategi meredakan nyeri sumber nyeri dalam
Edukasi
1. jelaskan penyebab, periode, pemilihan strategi
dan pemicu nyeri meredakan nyeri
2. jelaskan strategi meredakan Edukasi
nyeri 1. Menjelaskan penyebab,
3. anjurkan monitor nyeri secara periode, dan pemicu nyeri
mandiri 2. Menjelaskan strategi
4. anjurkan menggunakan meredakan nyeri
analgesic secara tepat 3. Menganjurkan monitor
5. ajarkan Teknik farmakologis nyeri secara mandiri
untuk mengurangi nyeri 4. Menganjurkan
menggunakan analgesic
secara tepat
5. Mengajarkan Teknik
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
1. 2 Deficit Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan (I.12383) Edukasi Kesehatan (I.12383)
pengetahuan selama 3x24 jam deficit Observasi Observasi
pengetahuan teratasi 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Mengidentifikasi kesiapa
dengan kriteria : kemampuan menerima pasien
informasi
1. Perilaku sesuai anjuran 2. Identifikasi faktor-faktor yang 2. Mengidentifikasi factor –
meningkat dapat meningkatkan dan faktor yang dapat
2. Verbalisasi minat dalam menurunkan motivasi perilaku meningkatkan dan
belajar meningkat hidup bersih dan sehat menurunkan motivasi
3. Kemampuan menjelaskan Terapeutik perilaku hidup sehat
pengetahuan tentang 1. Sediakan materi dan media Terapeutik
suatu topik meningkat Pendidikan Kesehatan 1. Menyediakan materi dan
4. Kemampuan 2. Jadwalkan Pendidikan media pendidikan
menggambarkan Kesehatan sesuai kesepakatan 2. Menjadwalkan pendidikan
pengalaman sebelumnya 3. Berikan kesempatan untuk kesehatan sesuai kesepakatan
yang sesuai dengan topik bertanya 3. Memberikan kesempatan
meningkat Edukasi untuk bertanya
5. Perilaku sesuai dengan 1. Jelaskan faktor risiko yang Edukasi
pengetahuan meningkat dapat mempengaruhi 1. Menjelaskan factor resiko
6. Pertanyaan tentang Kesehatan yang mempengaruhi
masalah yang dihadapi 2. Ajarkan perilaku hidup bersih kesehatan
menurun dan sehat 2. Mengajarkan perilaku hidup
7. Persepsi yang keliru 3. Ajarkan strategi yang dapat bersih dan sehat
terhadap masalah digunakan untuk
menurun
meningkatkan perilaku hidup 3. Mengajarkan strategi untuk
bersih dan sehat meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
3 Perilaku Setelah dilakukan tindakan Promosi Perilaku Upaya Promosi Perilaku Upaya
Kesehatan keperawatan selama 3x24 jam Kesehatan Kesehatan
cenderung diharapkan perilaku Kesehatan Observasi: Observasi:
beresiko membaik dengan kriteria hasil 1. identifikasi perilaku Upaya 1. Mengidentifikasi perilaku
: Kesehatan yang dapat Upaya Kesehatan yang
1. Aktivitas penerimaan ditingkatkan dapat ditingkatkan
terhadap perubahan Teraupetik Teraupetik
status Kesehatan 1. berikan lingkungan yang 1. Memberikan lingkungan
meningkat mendukung kesehtan yang mendukung kesehtan
2. kemampuan melakukan 2. orientasi pelayanan Kesehatan 2. Mengorientasi pelayanan
Tindakan pencegaham yang dapat dimanfaatkan Kesehatan yang dapat
masalah Kesehatan Edukasi dimanfaatkan
meningkat 1. Anjurkan menggunakan air Edukasi
3. kemampuan peningkatan bersih 1. Menganjurkan
Kesehatan meningkat 2. Anjurkan mencuci tangan menggunakan air bersih
dengan air bersih dan sabun
3. Anjurkan menggunakan 2. Menganjurkan mencuci
jamban sehat tangan dengan air bersih dan
4. Anjurkan memberantas jentil sabun
di rumah seminggu sekali 3. Menganjurkan
5. Anjurkan makan sayur dan menggunakan jamban sehat
buah setiap hari 4. Menganjurkan
6. Anjurkan melakukan aktifitas memberantas jentil di rumah
fisik setiap hari seminggu sekali
7. Anjurkan tidak merokok 5. Mengnjurkan makan sayur
didalam rumah dan buah setiap hari
6. Menganjurkan melakukan
aktifitas fisik setiap hari
7. Menganjurkan tidak
merokok didalam rumah
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Diagnosa
Hari/tanggal keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf

Sabtu 1 • Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, S:


26-08-2023 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas • Tn. D mengatakan sering merasa
nyeri Nyeri dibagian sendi. Nyeri
1 • Mengidentifikasi skala nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk
1 • Mengidentifikasi factor yang pada bagian lutut dan bahu.
memperberat dan memperingan nyeri • Tn D mengatakan suka
2 • Mengidentifikasi kesiapa pasien mengkomsumsi rokok dan kopi
2 • Mengidentifikasi factor –faktor yang
• Keluarga Tn.D mengatakan
dapat meningkatkan dan menurunkan
tidak mengetahui tanda dan
motivasi perilaku hidup sehat
gejala maupun penyakit
3 • Mengidentifikasi perilaku Upaya Rheumatoid arthtritis.
Kesehatan yang dapat ditingkatkan
• Keluarga Tn. D mengatakan
keadaan Tn.D baru diketahui
sejak dibawa ke PKM
O:
• Tn. D sering merokok di dalam
rumah
• Jalan di sekitar rumah Tn. D
tidak terpelihara dan tampak
kurang bersih dimana terdapat
sampah yang berserahkan di
jalan
• Tn. D tampak cemas dan bingung
dengan kondisi yang dialami.
• skala 4 (0-10)
• Tn, D tampak meringis
• Tanda-tanda vital
TD: 130/70 mmhg
Nadi 84 x/mnT
Nafas 16 x/mnt
Suhu 36,50 C
A:
• Nyeri akut belum tertasi
• Defisit pengetahuan belum
teratasi
• Perilaku Kesehatan cenderung
beresiko belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi keperawatan
Minggu 1 • Memberikan Teknik non farmakologis S:
27-08-2023 untuk mengurangi nyeri • Tn D mengatakan memahami
1 • Mepertimbangkan jenis dan sumber tentang edukasi perilaku hidup
nyeri dalam pemilihan strategi bersih dan sehat dan akan
meredakan nyeri menjaga poila makannya
2 • Menyediakan materi dan media
• Keluarga Tn. D mengatakan
pendidikan
sudah mengetahui tanda dan
2 • Menjadwalkan pendidikan kesehatan
gejala maupun penyakit
sesuai kesepakatan
Rhrumatoid Arthritis
2 • Memberikan kesempatan untuk • Tn D mengatakan nyeri yang di
bertanya alami sudah berkurang.
3 • Memberikan lingkungan yang O:
mendukung kesehtan • kelurga mulai mengerti cara
3 • Mengorientasi pelayanan Kesehatan hidup bersih dan sehat
yang dapat dimanfaatkan • cemas mulai berkurang
1 • Menjelaskan penyebab, periode, dan • nyeri mulai berkurang
pemicu nyeri • skala nyeri 2 (0-10)
1 • Menjelaskan strategi meredakan nyeri • kebutuhan tidur membaik
1 • Menganjurkan monitor nyeri secara • Anak tampak tenang
mandiri • Tanda-tanda vital
• Mengajarkan perilaku hidup bersih dan TD 120/80 mmhg
3 sehat Nadi 72 x/mnt
• Menganjurkan tidak merokok didalam Nafas 18x/mnt
3
rumah Suhu 36,10 C
A:
1. Nyeri akut teratasi Sebagian
2. Deficit pengetahuan teratasi
Sebagian
3. Perilaku Kesehatan cenderung
beresiko teratasi Sebagian
P:
Lanjutkan intervensi keperawatan
Senin 1 • Menganjurkan menggunakan analgesic S:
28-08-2023 secara tepat • Tn D mengatakan memahami
1 • Mengajarkan Teknik farmakologis tentang edukasi perilaku hidup
untuk mengurangi nyeri bersih dan sehat
2 • Menjelaskan factor resiko yang
• Keluarga Tn. D mengatakan
mempengaruhi kesehatan
sudah mengetahui tanda dan
2 • Mengajarkan perilaku hidup bersih dan
gejala maupun penyakit
sehat
Rheumatoid Athritis.
2 • Mengajarkan strategi untuk
• keluarga Tn D mengatakan sudah
meningkatkan perilaku hidup bersih
tidak merasa nyeri
dan sehat
• Tn. D mengatakan akan akan
3 • Menganjurkan menggunakan air bersih
meorokok di dalam rumah.
• Menganjurkan mencuci tangan dengan O:
air bersih dan sabun • kelurga mulai mengerti cara
3 • Menganjurkan menggunakan jamban hidup bersih dan sehat
sehat • cemas mulai berkurang
3 • Menganjurkan memberantas jentil di • nyeri berkurang
rumah seminggu sekali • skala nyeri 0 (0-10)
3 • Mengnjurkan makan sayur dan buah • kebutuhan tidur membaik
setiap hari • TN. D tampak tenang
3 • Menganjurkan melakukan aktifitas • Tanda-tanda vital
fisik setiap hari TD: 130/80 mmhg
• Nadi 90 x/mnt
Nafas 18 x/mnt
Suhu 36,60 C
A:
1. Nyeri Akut Teratasi
2. Deficit pengetahuan teratasi
3. Perilaku Kesehatan cenderung
beresiko teratasi
P:
Lanjutkan intervensi keperawatan secara
mandiri
DAFTAR KUNJUNGAN

Tanggal Kegiatan Paraf Paraf


keluarga mahasiswa
23-08-2023 1. Survey tempat dan
s/d 25-08- kunjungan keluarga (Bina
2023 Trush)
2. Melakukan pengkajian ke
Keluarga binaan Tn. D
3. Merumuskan diagnosa
keperawatan
4. Menghitung skor prioritas
masalah
5. Melakukan kontrak waktu
untuk kunjuungan
berikutnya
26-08-2023 1. Melakukan intervensi dx 1,
2, dan 3
2. Kontrak waktu untuk
kunjungan berikutnya
27-08-2023 1. Melakukan intervensi Dx 1,
2, 3
2. Kontrak waktu kunjungan
berikutnya untuk
melakukan penyuluhan
28-08-2023 Melakukan intervensi dx 1, 2, 3,
beserta penyuluhan
SATUAN ACARA PENYULUHAN “SAP” REMATIK

I. POKOK BAHASAN
Topik : Rematik
Sub topik : Artritis reumatoid & Osteoartritis
Sasaran : Keluarga Tn.. D
Hari /tanggal : Senin, 28 Agustus 2023
Jam : 13.00 WIB
Waktu : 20 menit
Tempat : Rumah Tn. D
II. Tujuan Intuksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan selama 20 menit, keluarga Tn. D dapat
terhindar dari Rematik

III. Tujuan Intruksional Kusus (TIK)


Setelah mengukuti kegiatan selama 20 menit diharapkan keluarga Tn. D
dapat memahami tentang:
1. pengertian rematik (Artritis reumatoid & osteoartritis)
2. mengetahui penyebab (Artritis reumatoid & osteoartritis)
3. mengetahui manifesstasi klinik akibat Artritis reumatoid &
osteoartritis
4. mengetahui bagaimana mencegah dan penatalaksanaan mandiri
IV. Materi
Terlampir
V. Metode :
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VI. Media
Leaflet
No Waktu Kegiatan role play model Kegiatan peserta
1. 3 menit Pembukaan 1. Menjawab salam
1. Memberikan salam 2. mendengarkan dan
2. Perkenalan memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran

Menyebutkan materi atau pokok bahasan yang di


sampaikan

2. 10 menit Pelaksanaan materi Menyimak dan


Pelaksanaan materi penyuluhan secara berurutan memperhatikan
dan terartur
Materi:
1. pengertian rematik (atritis reumatoid &
osteoartritis)
2. mengetahui penyebab artritis reumatoid &
osteoartritis)
3. Faktor resiko & manifestasi klinik
4. Mengetahui bagaimana mencegah dan
penatalaksanaan mandiri
3. 4 menit Evaluasi : Bertanya dan
1. menyimpulkan isi penyuluhan menjawab
2. menyampaikan secara singkat materi pertanyaan
penyuluhan
3. memberi kesempatan kepada audience
untuk bertanya
4. memberikan kesempatan kepada audience untuk
menjawab pertanyaan yang dilontarkan

4. 3 menit Penutup Menjawab salam


1. menyimpulkan materi yang telah disampaikan
2. menyampaikan terima kasih tas waktu yang telah
diberikan oleh peserta
3. mengucapkan salam

VII. Evaluasi
Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab
Jenis pertanyaan : lisan
Jumlah soal : 2 soal
VIII. Lampiram materi

1. Pengertian Rematik
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom
Dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup
banyak namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri.
Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap
sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan
utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan
kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan
otot, dangangguan gerak. (Soenarto, 1982)
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut,
atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan
meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo,
lebih dari 150 jenis rematik diantaranya adalah Artritis reumatoid dan Osteoartritis.
1. Artritis Reumatoid merupakan radang yang umumnya menyerang pada sendi
sendi tangan dan kaki,yang semakin lama semakin bertambah berat sakitnya.
2. Osteoartritis yaitu peradangan pada sendi yang disebabkan rapuhnya kapsul
sendi,sehingga merusak lapisan tulang rawan yang menutup permukaan ujung
ujung tulang.

Umumnya menyerang sendi sendi penopang tubuh seperti lutut pinggul,tulang


belakang.Osteoartritis umumnya menyerang usia lanjut.Pada sebagian penderita
tidak sampai parah.

2. Penyebab
a. Atritis reumatoid
Daapat berasal dari faktor genetik atau faktor resiko lingkungan tertentu yang dapat
menybabkan kekacauan daya tahan tubuh atau gangguan autoimun.
b. Osteoartritis
Degenerasi atau ausnya kartilago ( jaringan elastis) yang seharusnya melingkari
ujung ujung tulang tulang pada persendian.
Pencegahaanya :
Hindari kegiatan tertentu apabila sendi sudah terasa nyeri,sebaiknya berat badan
diturunkan,sebab bila kegemukan mengakibatkan beban pada sendi lutut atau
tulang pinggul terlalu berat.

3. Faktor resiko
Faktor resiko itu antara lain pertambahan usia. Pada mereka yang sudah
berusia lanjut, lapisan pelindung persendian mulai menipis dan cairan tulang mulai
mengental, menyebabkan tubuh menjadi kaku dan sakit saat digerakkan.
Mutu tulang rawan dan kelebihan berat badan Tulang rawan yang bagus akan lebih
tahan terhadap kondisi aus. Ibarat ban mobil kalau kualitasnya bagus maka
persendian tidak mudah aus walau dipakai lama.
Pada faktor kedua, berat badan yang berlebih akan memberi beban pada jaringan
tulang rawan di sendi lutut. Ia menganalogikan ban truk yang sering dipakai
mengangkut beban berat lebih mudah aus daripada ban yang jarang mengangkut
beban.

Manifestasi klinik

1. Osteoartitis
o Nyeri pada persendian setelah beraktivitas
o Nyeri terasa saat terjadi perubahan cuaca dari panas ke dingin
o Terjadi peradangan dan hilangnya fleksibilitas sendi
o Sendi terlihat kemerahan dan berasa panas
2. Artritus rematoid
o Sendi terasa kaku di pagi hari
o Sendi bengkak tanpa sebab yang jelas
o Gerak terbatas. Misalnya sulit bangun dan memakai pakaian
o Merasa nyeri di persendian, terutama di pagi hari dan membaik
disiang hari
4. Pencegah dan penatalaksanaan mandiri
a. Pencegahan

• Mengurangi asupan lemak hewani dan melakukan sesuatu sesuai dengan


kemampuan fisik
• Memilih olahraga yang aman dan selalu melakukan pemanasan sebelumnya
• Terus berupaya mencapai dan mempertahankan berat badan ideal

b. penatalaksanaan

• Konsultasi kan penyakit rematik anda dengan dokter ahli reumatologi. Hal
ini sangat penting untuk menentukan penyebab rematik dan pengobatan
mana yang tepat untuk anda. Apabila anda sudah mendapatkan pengobatan
yang tepat, tetap teruskan obat-obatan sesuai dengan indikasi.

• Jangan ragu-ragu untuk meminta bantuan orang lain bila sedang mengalami
nyeri atau lainnya.

• Tetap melakukan olah raga. Olah raga merupakan satu hal yang penting
untuk menjaga anda tetap mobil (bergerak). Saat anda menggerakkan sendi,
anda sudah menjaga sendi anda kuat dan fleksibel

• Gunakan alat bantu bila perlu. Untuk usia lanjut disarankan untuk
menggunakan tongkat pada sendi yang sakit. Selain itu gunakan sepatu yang
cocok untuk kaki anda. Dengan menggunakan sepatu yang cocok untuk
menopang anda akan mengurangi nyeri dan jatuh.

• Istirahat yang cukup. Peneliti menganjurkan jika kita tidur yang cukup dapat
mecegah kelelahan dan nyeri.

• Makan makanan yang sehat. Masih banyak penelitian yang dikerjakan


mengenai hubungan makanan dan arthritis reumatoid (rematik). Anda
dianjurkan makan makanan yang rendah lemak dan kalori, kaya akan buah,
sayuran dan gandum.

• Terapi panas dan dingin. Terapi panas dan dingin dianjurkan untuk
menghilangkan nyeri dan meningkatkan mobilitas sementara pada sendi
yang kaku. kompres panas dapat menurunkan ketegangan otot dan
melancarkan sirkulasi darah. Sedangkan compress dingin dapat mengurangi
peradangan dan pembengkakan dan sangat membantu mengurangi rasa
nyeri
Cara mencegah rematik Lingkungan yang baik untuk
1. Hindari asap rokokdan stop penderita rematik
merokok
2. Hindari jamu yang dikonsumsi 1. Ruangan dengan pencahayaan
bebas yang cukup
3. Batasi konsumsi makanan 2. Memakai alas kaki dalam ruangan
berlemak 3. Gunakan alas kaki yang rendah
4. Banyakminumair mineral dan nyaman dipakai
4. Lantai tidak licin
Cara membuat obat 5. Mandi menggunakan air hangat
tradisional untuk rematik
Cara Perawatan rematik 1. Buah mengkudu
1. Kompreshangatpada sendi Bahan : 2-3 buah mengkudu
yang sakit matang
Cara : buah mengkudu di uci
2. Kompresdingin padasendi dan diparut lalu disaring dan
yang bengkak di minum
3. Istirahatyang cukup ( tidur5-6 Kasiat : untuk kekuatan
jam) tulang
4. Massase (pijatringan di sekitar 2. Jahe
sendi) Bahan : 1-2 ruas jari
5. Olahragateratur Cara : jahe dibakar dan
ditumbuk, lalu di oleskan
pada sendi yang sakit
Kasiat :untuk mengurangi
Reumatoid Artritis
nyeri (Rematik)
DOKUMENTASI

You might also like