Professional Documents
Culture Documents
RHEUMATOID ARTHRITIS
(Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Pencapaian Stase Keperawatan Keluarga Program Profesi
Ners Institut Kesehatan Immanuel Bandung)
Oleh
1490122115
2023
LAPORAN
PENDAHULUAN
A. Pengertian Reumatoid
Kata arthritis berasal dari bahasa Yunani, “arthon” yang berarti sendi,
dan “itis” yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti
radang pada sendi. Sedangkan Rheumatoid Arthritis adalah suatu
penyakit autoimun dimana persendian (biasanya tangan dan kaki)
mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan
seringkali menyebabkan kerusakan pada bagian dalam sendi
(Febriana,2015).
B. Etiologi
1) Laboratorium
a) Penanda inflamasi : Laju Endap Darah (LED) dan C-Reactive
Protein (CRP) meningkat
b) Rheumatoid Factor (RF) : 80% pasien memiliki RF positif namun
RF negatif tidak menyingkirkan diagnosis
c) Anti Cyclic Citrullinated Peptide (anti CCP) : Biasanya
digunakan dalam diagnosis dini dan penanganan RA dengan
spesifisitas 95-98% dan sensivitas 70% namun hubungan anatar
CCP terhadap beratnya penyakit tidak konsisten
2) Radiologis
Dapat terlihat berupa pembengkakan jaringan lunak, penyempitan
ruang sendi, demineralisasi “juxta articular”, osteoporosis, erosi
tulang, atau subluksasi sendi.
F. Penatalaksanaan
A. Pengkajian
1. Data Umum
Nama pasien : Tn.Z
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
1) Menyekolahkan anak.
2) Menjaga agar keluarga terhindar dari segala macam bahaya termasuk menjaga
Ayah Tn. Z pernah sakit yang sama sekitar 2 tahun yang lalu.
3. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah:
Rumah keluarga Tn. Z berukuran 6 x 10 m2 terdiri dari ruang tamu, 2 buah
kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 kamar mandi dan dapur, WC terletak di bagian
belakang rumah, lantai rumah dari plaster, setiap kamar ada jendela.
b. denah rumah
WC
KT 1 KT 2
Dapur
Gamb ar 3.3 Denah Ru mah
Tetangga keluarga Tn. Z rata rata ber mata pencarian sebagai nelayan, ada
kebiasaan kurang baik dari lingkungan Tn. Z dimana di belakang rumah
sering di gunakan untuk buang sampah d. Mobilitas geografi keluarga:
Keluarga Tn. Z hidup serumah dengan anggota keluarganya, keluarga belum pernah
berpindah rumah ketempat lain.
keluarga:
Yang merupakan sistem pendukung keluarga adalah adik daripada Tn. Z yang
sudah berrumah tangga.
4. Struktur keluarga
a. Struktur peran:
Tn. Z berperan sebagai kepala rumah tangga dan juga mencari nafkah dengan bekerja
sebagai Nelayan.
5. Fungsi keluarga
b. Fungsi sosialisasi:
c. Fugsi ekonomi:
Tn. Z adalah seorang nelayan penghasilan perbulan kurang lebih 1.5 juta.
keluarga menganggap penghasilan ini sudah cukup untuk mencukupi kehidupan
sehari hari.
e. Fungsi religious:
Keluarga mengatakan tidak akan pernah berpaling dari agama yang di anut
nya yaitu agama islam, dan selalu rajin melakukan ibadah sholat 5 waktu.
f. Fungsi rekreasi:
Respon keluarga terhadap stressor baik,dengan cara bekerja dengan keras dan
mendidik anak dengan baik serta pengawasan yang maksimal. d. Strategi
adaptasi disfusional:
Belum ada strategi adaptasi yang disfungsinal di keluarga Tn. Z karena Tn. Z
juga taat beribadah
kepala bersih.
f. leher : tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan
g. Dada
h. Perut
1) inspeksi : simetris
B. Diagnosa Keperawatan
Analisa data
No Data Masalah
Data Objektif:
Pilihan hidup keluarga sehari-hari tetap untuk
memenuhi tujuan program kesehatan, tidak
ditemukan adanya gejala masalah kesehatan
atau penyakit yang tidak terduga
3 Data Subjektif: - Data Ketidakefektifan pemeliharaan
Objektif: kesehatan keluarga
Pada suatu keluarga mungkin saja perawat menemukan lebih dari satu diagnosisi
keperawatan keluarga. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosis keperawatan
keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan cara sbb:
No Kriteria Skor Bobot
0
3 Potensial masalah untuk dicegah
Skala :
• Tinggi 3
• Cukup 2 1
• Rendah
1
4 Menonjolnya masalah Skala
Skoring :
Skor
1 Data Subjektif: - Perilaku Setelah dilakukan intervensi a. Berikan informasi mengenai perilaku
kesehatan keperawatan, keluarga mampu: kesehatan yang benar dan tepat tentang
Data Objektif: keluarga
cenderung 1. Mengenal masalah kesehatan diabetes melitus.
Keluarga menunjukan beresiko keluarga tentang diabetes b. Identifikasi bersama keluarga
penolakan terhadap
melitus mengenai konsekuensi yang akan
perubahan status
kesehatan, Gagal 2. Megambil keputusan mengenai terjadi jika tidak melakukan perilaku
melakukan tindakan tindakan kesehatan yang tepat kesehatan yang benar dan tepat
pencegahan masalah
kesehatan , Menunjukan bagi keluarga yang sakit c. Lakukan demonstrasi bersama
upaya peningkatan 3. Merawat keluarga yang keluarga perilaku kesehatan yang baik
status kesehatan yang
mengalami gangguan kesehatan dan tepat
minimal, Gagal
mencapai pengendalian dengan benar dan tepat d. Bersama keluarga
yang optimal 4. Memodifikasi lingkungan menentukan perubahan perilaku
keluarga untuk menjamin apa saja yang dapat dimodifikasi atau
kesehatan atau dapat diubah
meningkatkan kesehatan e. Motivasi keluarga untuk pemanfaatan
5. Memanfaatkan fasilitas fasilitas kesehatan untuk melakukan
pelanyanan kesehatan di pemeriksaan rutin terutama memeriksa
kadar gula darah
sekitarnya bagi keluarga yang
sakit
Data Objektif:
3 Data Subjektif: - Ketidakefektifa Setelah dilakukan intervensi - Berikan edukasi mengenai kepatuhan
Data Objektif: n pemeliharaan keperawatan, keluarga mampu: terhadap diet dan olahraga
kesehatan
keluarga 1. Mengenal masalah kesehatan Identifikasi bersama keluarga
Keluarga tidak mampu
menjalankan perilaku keluarga tentang diabetes mengenai pengambilan keputusan saat
sehat, kurang melitus - anggota keluarga memiliki keluhan
menunjukkan minat
untuk meningkatkan 2. Megambil keputusan untuk gula darah tinggi.
perilaku sehat memelihara kesehatan keluarga Fasilitasi keluarga dalam
mengungkapkan minat dalam
mengelola masalah kesehatan yang
3. Merawat keluarga yang - dihadapi keluarga
mengalami gangguan kesehatan Bersama keluarga melakukan
dengan benar dan tepat modifikasi lingkungan untuk
4. Memodifikasi lingkungan - meningkatkan perilaku sehat
keluarga untuk meningkatkan Bersama keluarga membuat jadwal
kunjungan rutin ke fasilitas kesehatan
kesehatan
untuk memeriksa kesehatan
5. Memanfaatkan fasilitas
pelanyanan kesehatan
di sekitarnya bagi keluarga
yang sakit
LAPORAN KASUS
Disusun Oleh:
g. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
------- : Satu rumah
: Garis keturunan
: pasien
h. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. D adalah keluarga (Middle Age) adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri
sementara anak-anaknya sudah tidak tinggal dalam satu rumah yang sama atau tinggal dirumah
terpisah.
i. Latar belakang budaya
Keluarga klien berasal dari suku Sunda. Kebudayaan yang dianut tidak bertentangan dengan
masalah kesehatan, bahasa sehari-hari yang digunakan yaitu Bahasa Sunda.
j. Identitas religius
Keluarga Tn. D dan istrinya beragama Kristen, setiap hari Minggu keluarga melakukan ibadah di
Gereja.
k. Status ekonomi
Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari Tn. D yang bekerja sebagai pekerja swasta sebulan
kurang lebih sekitar Rp. 1.000.000.
l. Aktivitas rekreasi/waktu luang
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu yaitu dengan menonton TV di rumah,
sesekali hanya mengunjungi kerabat terdekat.
3. DATA LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
1) Gambaran tipe tempat tinggal
Rumah Keluarga Tn. D adalah rumah pribadi
2) Gambaran kondisi rumah
Denah Rumah
3) Dapur
Suplai air untuk memasak didapatkan dari PDAM, terdapat alat-alat untuk memasak, tidak
terdapat pengamanan untuk kebakaran.
4) Kamar mandi
Air yang digunakan untuk mandi yaitu berasal dari PDAM dan terdapat toilet yang
pembuangannya langsung ke solokan, terdapat bak dalam kamar mandi, tersedianya alat-alat
untuk mandi seperti sabun dan handuk.
5) Pengaturan tidur
Terdapat 2 kamar tidur.
6) Keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah
Kebersihan rumah Tn. D bersih dan rapi, terdapat barang-barang perlengkapan yang
diletakkan pada tempatnya dengan teratur sehingga tampak nyaman saat beraktifitas namun
Tn D mempunyai kebiasaan merokok didalam rumah.
7) Perasaan subjektif keluarga terhadap rumah
Keluarga Tn. D menganggap bahwa rumahnya cukup memadai bagi mereka.
8) Evaluasi pengaturan privasi
Keluarga Tn. D merasakan bahwa tempat tinggalnya sangat aman.
9) Evaluasi adekuasi pembuangan sampah
Terdapat tempat pembuangan sampah sementara di depan rumah yang tertutup, lalu sampah
akan dibakar setiap sore di halaman rumah.
10) Perasaan puas/tidak puas dari anggota keluarga secara keseluruhan dengan
pengaturan/penataan rumah
Keluarga mengatakan cukup puas terhadap penataan rumah.
b. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang
Lebih Luas
1) Tipe lingkungan/komunitas
Keluarga Tn. D tinggal di Desa Jayagiri Kecamatan Lembang Wilayah Kabupaten Bandung
Barat.
2) Tipe tempat tinggal
Keluarga Tn. D tinggal yang mayoritas warganya sebagai peternak dan petani.
3) Keadaan tempat tinggal dan jalan raya
Keadaan tempat tinggal klien terpelihara dengan baik, dekat
ke jalan raya, dan kondisi jalan raya agak rusak namun beraspal
4) Sanitasi jalan rumah
Jalan di sekitar rumah Tn. D tidak terpelihara dan tampak kurang bersih dimana terdapat
sampah yang berserahkan di jalan..
5) Adanya industri di lingkungan
Tidak ada masalah di lingkungan sekitar rumah Tn. D.
6) Karakteristik demografis lingkungan dan komunitas
Dari segi usia, pendidikan, sosial dan ekonomi Keluarga Tn. D tidak merasa mengalami
masalah dari lingkungan atau komunitas.
7) Kelas sosial dan karakteristik etnis penghuni
Karakteristik penduduk sekitar sangat ramah dan saling tolong-menolong satu dengan yang
lainnya dan rata-rata dari kalangan menengah ke atas.
8) Perubahan-perubahan secara demografis yang berlangsung belakangan ini dalam
lingkungan/komunitas
Tidak terjadi perubahan letak demografis dalam wilayah tempat tinggal klien dalam belakang
ini.
9) Pelayanan-pelayanan kesehatan dan pelayanan-pelayanan sosial yang ada dalam lingkungan
dan komunitas
Pelayanan yang ada di sekitar lingkungan rumah Tn. D adalah posyandu
10) Fasilitas-fasilitas ekonomi
Terdapat warung yang tidak jauh dari lingkungan/tempat tinggal klien, sedangkan jarak pasar
dan apotik kurang lebih 3 km dari rumah Tn, D
11) Lembaga-lembaga Kesehatan
Tidak terdapat klinik/puskesmas serta bidan yang dekat dengan lingkungan/tempat tinggal
klien.
12) Lembaga-lembaga pelayanan sosial
Tidak ada.
13) Kemudahan serta kondisi sekolah-sekolah di lingkungan atau komunitas
Untuk menuju ke sekolah cukup mudah diakses karena banyak transportasi umum yang dapat
digunakan di sekitar wilayah rumah Tn. D menuju sekolah-sekolah, dan kondisi sekolah baik.
14) Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki
Lapangan Voli, taman bermain anak – anak, tempat wisata yaitu puncak geger bintang
15) Akses transportasi umum
Di wilayah rumah Tn. D terdapat banyak trasportasi umum sehingga mudah diakses jika ada
keperluan.
16) Insiden kejahatan di lingkungan dan komunitas
Tn. D mengatakan belum pernah terjadi kejahatan/kriminal yang terjadi pada lingkungan
sekitar tempat tinggal keluarga.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Klien merupakan penduduk asli setempat yang sudah tinggal di tempat tersebut > 20 tahun
lamanya, dan tidak pernah transmigrasi maupun imigrasi.
d. Hubungan Keluarga dengan Fasilitas-Fasilitas Kesehatan dalam Komunitas
Anggota keluarga sering menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dan tempat pelayanan
kesehatan terdekat apabila dalam anggota keluarga ada yang sakit.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Jika keluarga Tn. D membutuhkan bantuan biasanya keluarga akan meminta bantuan pada
keluarga dekat dan tetangga atau teman dekat.
Keluarga Tn. D tidak memiliki BPJS yang dapat digunakan sebagai pembayaran pelayanan
kesehatan.
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola-pola Komunikasi
Anggota keluarga menggunakan bahasa sunda dalam berkomunikasi sehari-harinya. Dalam
keluarga terjalin komunikasi yang baik dan Jika terdapat masalah-masalah dalam keluarga
disampaikan dan diselesaikan secara langsung dengan kepala keluarga secara musyawarah.
b. Struktur Kekuasaan
Dalam keluarga klien, segala keputusan diambil oleh kepala keluarga dan seluruh anggota keluarga
menghormati dan menghargai segala keputusan yang diambil oleh kepala keluarga.
c. Struktur Peran
1) Struktur Peran Formal
Tn. D sebagai kepala keluarga mencari nafkah. Jika salah satu dari anggota keluarga yang
sakit, maka anggota lainnya tidak memaksakan untuk bekerja. Tidak ada konflik peran dalam
keluarga.
2) Struktur Peran Informal
Tidak ada peran informal dalam keluarga Tn. D dan Ny. A
d. Struktur Nilai-Nilai Keluarga
Keluarga Tn. D menganut agama Islam, dalam kehidupan keseharian diwarnai dengan kebiasaan
secara agamis. Disamping itu keluarga menganut kebudayaan Sunda, norma yang dianut juga
kebudayaan Sunda. Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula
dengan sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada keluarga yang
sakit dibawa ke RS atau petugas kesehatan yang terdekat. Jika ada keluarga yang mengalami
kesulitan, maka anggota keluarga yang lain ikut membantu.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Hubungan antara keluarga baik dan saling menghormati. Jika ada persoalan dalam rumah
tangga/keluarga diselesaikan dengan baik dan saling mendukung seperti apabila ada anggota
keluarga yang sakit langsung dibawa ke petugas kesehatan atau pelayanan kesehatan terdekat.
b. Fungsi Sosialisasi
Setiap seminggu sekali Anak- anak Tn D sering berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga
baik begitu juga dengan tetangga dekat rumah dan selalu menaati norma yang baik.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku keluarga
Jika salah satu anggota pada Keluarga Tn. D ada yang sakit, maka keluarga selalu
membawa/mengantar anggota ke pelayanan kesehatan yang terdekat.
2) Konsep dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat/sakit
Kemampuan keluarga mengenal tentang sehat dan masalah atau keluhan kesehatan masih
kurang dibuktikan dengan bahwa keluarga belum mampu untuk menyebutkan tentang tanda
dan gejala serta faktor penyebab dari remathoid arthritis,
3) Praktik diet keluarga
Penyediaan makanan selalu dimasak sendiri, terkadang oleh Tn. D maupun Ny. A. Makanan
yang dimasak terdiri dari nasi, lauk pauk, dan sayur dengan frekuensi 3 kali sehari.
4) Kebiasaan tidur dan istirahat
Waktu tidur keluarga dilakukan pada malam hari yaitu dari pukul 22.00 WIB. Tn. D
mengatakan kadang sulit tidur karna nyeri sendi.
5) Latihan dan rekreasi
Tn D dan istrinya sering ikut serta dalam aktivitas/rekreasi di lingkungan.
6) Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga
Tn D dan istrinya hanya membeli obat yang di perlukan saja sehingga tidak ada obat obatan
yang tersimpan lama.
7) Peran keluarga dalam praktek perawatan diri
Tn D dan istrinya mengatakan kurang mengetahui cara menjaga Kesehatan seperti mengontrol
makanan/diet, menjauhi rokok/alkohol, senam dan olahraga dll. Jika dalam keluarga ada yang
sakit, maka anggota keluarga yang lain membawa anggota yang sakit untuk berobat ke
pelayanan Kesehatan.
8) Praktik lingkungan
Keluarga mengatakan jarang terpapar polusi udara, air, suara dari lingkungan dan tidak pernah
mempunyai kebiasaan menggunakan pestisida, cairan pembersih, zat kimia lain dalam rumah.
Keluarga mengatakan selalu membersihkan kamar mandi 1x dalam seminggu dan mandi 2x
dalam sehari
9) Cara-cara pencegahan penyakit
Ny. A kurang mengetahui tentang cara pencegahan penyakit yang dialami oleh Tn. D, bila ada
keluhan berlebih saja baru periksa ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat seperti PKM.
10) Riwayat kesehatan keluarga
Tn D mengtakan bahwa ibunya dulu mengalami penyakit rheumatoid arthiritis.
11) Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima dan yang dimanfaatkan keluarga
Tn D dan istrinya jarang mendapatkan kunjungan dari lembaga pelayanan Kesehatan. Keluarga
hanya datang ke puskesmas terdekat apabila merasa sakit/memiliki keluhan Kesehatan yang
berlebih.
d. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. D memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga dan tinggal terpisah. Tn D dan
istrinya sudah jarang melakukan hubungan intim karna factor usia.
e. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. D termasuk keluarga menengah kebawah. hal ini dapat dilihat dari penghasilan tiap
bulanya hanya sekitar Rp1.000.000/bulan. Dalam pemenuhan sandang, pangan dan papan keluarga
Tn. D sangat sederhana.
7. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan secara Headtotoe
Aspek yang
Tn. D Ny. A
dikaji
Keadaan umum Baik Baik
Kesadaran CM CM
Tanda- tanda vital
:
Tekanan darah 130/70mmhg 110/80mmhg
Nadi
Respirasi 84x/mnt 92x/mnt
Suhu 16x/mnt 20x/mnt
Berat Badan 36,50C 36,00C
Tinggi Badan 55 kg 46 kg
166 cm 154 cm
Kepala : Simetris Simetris
Bentuk Warna hitam Warna hitam
Rambut Distribusi merata, Distribusi merata,
Kulit Kepala bersih, tidak ada lesi bersih, tidak ada
lesi.
Tidak ada Tidak ada
Keluhan
Mata : Simetris Simetris
Bentuk Tidak anemis Tidak anemis
Conjungtiva Tidak ikterik Tidak ikterik
Sklera Isokor Isokor
Pupil Baik Baik
Fungsi Normal Normal
Penglihatan
Telinga :
Bentuk Simetris Simetris
Keadaan Bersih Bersih
Fungsi Baik Baik
pendengaran
Hidung : Simetris Simetris
Bentuk Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
Keadaan sekret sekret
Mulut: Simetris Simetris
Bentuk Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
Kebersihan gigi caries caries
Bibir
Keluhan Lembab Lembab
Tidak ada Tidak ada
Leher :
Pergerakan Bisa Menengok Bisa Menengok
Baik Baik
Reflek Menelan
Pembesaran Tidak Ada Tidak Ada
Thyroid/KGB
Dada :
Bentuk Simetris Simetris
Bunyi nafas Suara nafas Suara nafas
vesikuler dan tidak vesikuler dan
ada tidak ada
suara nafas suara nafas
tambahan tambahan
Bunyi jantung Bunyi jantung 1 dan Bunyi jantung 1
2 Normal dan 2 Normal
Abdomen :
Bentuk Datar Datar
Bising Usus 10 x/mnt 14 x/mnt
Keluhan
Eliminasi Normal Normal
Kadang sering
berkemih
Genitalia
Ekstremitas :
Bentuk Simetris atas & Simetris atas &
bawah bawah
ROM Bebas Bebas
Kekuatan Otot 5 5 5 5
4 4 5 5
Integumen:
Warna Kulit Sawo Matang Sawo Matang
Turgor Baik Baik
CRT kurang dari 3 CRT kurang dari 3
detik detik
Kuku Pendek dan bersih Pendek dan bersih
1. PENGKAJIAN COMPREHENSIF GERIATRIC ASSESSMENT (CGA)
1. Pengkajian Barthel digunakan untuk mengidentifikasi apa yang klien bisa lakukan/kerjakan,
tidak untuk mendokumentasikan apa yang klien mungkin bisa lakukan (verbal).
2. Tujuan utama adalah untuk menetapkan tingkat kemandirian klien dari segala bantuan (fisik
NO FUNGSI NILAI
9. Naik turun
tangga 0 = tidak 2_
mampu
1 = butuh pertolongan
2 = mandiri
10. Mandi
0 = tergantung orang lain 1 _
1= mandiri
JUMLAH 20
Penilaian :
20 : mandiri
0-4 : ketergantungan
PENGKAJIAN FUNGSIONAL: KATZ INDEKS
Pedoman: Lingkari skor yang menampilkan kegiatan yang mampu dilakukan oleh klien
SKOR KRITERIA
E Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan
satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah
dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
23 agustus /2023
(Ronaldo)
MINI MENTAL STATUS EXAM (MMSE)
Nama Klien : Tn. D Usia : 62 tahun
Dokumentasi gambar:
Skor Total 30 23
Interpretasi hasil:
Sumber:Folstein, M., Folstein, S.E., McHugh, P.R. (1975). “Mini-Mental State” a practical
method for grading the cognitive state of patients for the clinician. Journal of Psychiatric
Research, 12(3): 189-198
ABBREVIATED MENTAL TEST
Skor Total 10
8 – 10 = normal
a. Confusion/disorientasi/impulsivitas 4 0
b. Depresi simptomatik 2 0
c. Gangguan BAB/BAK 1 0
d. Sempoyongan / vertigo 1 0
e. Laki-laki 1 0
f. Pemberian antiepilepsi/antikonvulsan jenis apapun: 2 0
(Karbamazepin, Sodium Divalproat, Ethotoin,
Ethosuksimid, Felbamat, Fosfenitoin, Gabapentin,
Lamotrigin, Mefenitoin, Methsuksimid,
Fenobarbital,
Fenitoin, Primidon, Topiramat,
Trimethadion, Asam valproat)
g. Pemberian Benzodiazepin jenis apapun: 1 0
(Alprazolam, Kloridiazepoksid, Klonazepam,
Dipotasium
Klorazepat, Diazepam, Flurazepam,
Halazepam,
Lorazepam, Midazolam, Oksazepam,
Temazepam,
Triazolam)
Get-Up-and-Go Test: “Bangun dari kursi”
Jika tidak dapat diperiksa, amati perubahan tingkat aktivitas, kaji adanya
faktor risiko lain, catat keduanya di rekam medis pasien dengan membubuhkan
tanggal dan jam.
h. Kemampuan bangun dari kursi dalam satu kali 0 1
gerakan – tanpa kehilangan keseimbangan dalam
melangkah
i. Sambil melakukan dorongan untuk bangun dari 1 0
kursi, sukses
2. Tempatkan selembar selotip atau tali raffia kuning di lantai sepanjang 3m dari kursi,
dilakukan.
7. Persiapkan stopwatch. Jika klien sudah siap, test dimulai (pada kata “mulai”) dan berakhir
8. Klien lansia yang sehat umumnya dapat mengerjakan test dengan waktu sekitar 10 detik.
Klien lansia yang lemah ‘frail’ atau gangguan mobilitas membutuhkan waktu sekitar 2 menit
atau lebih.
9. Observasi meliputi waktu berjalan, fase transisi (pada saat berdiri, memulai berjalan,
berputar balik, keseimbangan, melangkah, dan duduk di kursi), daya ingat. Kriteria
berdasarkan usia
Kelompok Gende Mean Normal
Usia r (detik) (detik)
60-69 L 8 4-12
60-69 P 8 4-12
70-79 L 9 3-15
70-79 P 9 5-13
80-89 L 10 8-12
80-89 P 11 5-17
Indikator hasil:
Total 3
Keterangan skor total Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal; setiap jawaban bercetak
tebal mempunyai nilai 1; jawaban yang tidak bercetak tebal diberikan nilai 0 Interpretasi hasil
Skor 0-4 : Normal (tidak depresi)
: kemungkinan besar depresi
Skor 5 – 9
Pengkajia n Skor
Petunjuk Pengisian:
sesuatu. Untuk tiap pernyataan menjelaskan seberapa sering yang anda rasakan.
2. Pada lembar jawaban terdapat 4 kolom alternatif jawaban atas respon anda. Lingkari
setiap jawaban yang sesuai dengan pilihan anda yaitu TP (Tidak Pernah) : jika pernyataan
tersebut tidak pernah anda rasakan J (Jarang) : Jika pernyataan tersebut jarang anda
rasakan
Kadang-kadang : Jika pernyataan tersebut sering anda rasakan
Total Skor 37
Interpretasi Mendukung (positif) Tidak Mendukung
( Pertanyaan no 1, 5, 9, (negative) (Pertanyaan No:
10, 2,3,4,6,7,8,11,
18
Tidak Pernah 4 1
Jarang 3 2
Kadang-kadang 2 3
Selalu 1 4
20 – 34 : tidak kesepian
35 – 49 : kesepian ringan
50 – 64 : kesepian sedang
• Tanda-tanda vital
TD: 130/70 mmhg
Nadi 84 x/mnt
Nafas 16 x/mnt
Suhu 36,50 C
C. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri Akut
No Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
Skala:
- Actual (tidak/kurang sehat) 3 3/3 x 1
- Ancaman kesehatan 2 =1
- Keadaan Sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala:
- Mudah 2 1/2 x 2
- Sebagian 1 =1
- Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah
Skala:
- Tinggi 3 2/3 x 1
- Cukup 2 = 0.6
- Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Skala:
- Masalah berat, harus segera ditangani 2 2/2 x 1
- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 =1
ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0
Skoring 3.6
3. Defisit Pengetahuan
No Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
Skala:
- Actual (tidak/kurang sehat) 3 2/3 x 1
- Ancaman kesehatan 2 = 0.6
- Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala:
- Mudah 2 1/2 x 2
- Sebagian 1 =1
- Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah
Skala:
- Tinggi 3 2/3 x 1
- Cukup 2 = 0,6
- Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Skala:
- Masalah berat, harus segera ditangani 2 2/2 x 1
- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 =1
ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0
Skoring 3.2
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut
2. Defisit Pengetahuan
3. Perilaku Kesehatan Cenderung beresiko
2. Defisit Pengetahuan
Diagnosa Keperawatan Devisit pengetahuan
Definisi Tidak adanya atau kurangnya informasi
kognitif sehubungan dengan topic
spesifik.
Batasan Karakteristik 1. Memverbalisasikan adanya masalah
2. Ketidakakuratan mengikuti instruksi
3. Perilaku tidak sesuai.
Pengkajian 1. Kaji tingkat pemahaman klien dan
keluarga terhadap masalah kesehatan
2. Dorong klien dan keluarga untuk
mengungkapkan masalah kesehatan
yang dihadapi
Faktor yang berhubungan 1. Keterbatasan kognitif
2. Interpretasi terhadap informasi yang
salah
3. Kurangnya keinginan untuk mencari
informasi
4. Tidak mengetahui sumber-sumber
informasi.
Alternatif Diagnosa (Saran 1. Defisit kesehatan komunitas
Penggunaan) 2. Ketidakpatuhan
3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
Nursing Outcome (NOC) NOC :
1. Kowlwdge : disease process
2. Kowledge : health Behavior
Kriteria Hasil :
1. Pasien dan keluarga menyatakan
pemahaman tentang penyakit,
kondisi, prognosis dan program
pengobatan
2. Pasien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
3. Pasien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim kesehatan
lainnya
Intervensi (NIC) NIC :
Teaching : disease Process
- Berikan penilaian tentang tingkat
pengetahuan pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
- Jelaskan patofisiologi dari penyakit
dan bagaimana hal ini berhubungan
dengan anatomi dan fisiologi, dengan
cara yang tepat.
- Gambarkan tanda dan gejala yang
biasa muncul pada penyakit, dengan
cara yang tepat
- Gambarkan proses penyakit, dengan
cara yang tepat
- Identifikasi kemungkinan penyebab,
dengna cara yang tepat
- Sediakan informasi pada pasien
tentang kondisi, dengan cara yang
tepat
- Hindari harapan yang kosong
- Sediakan bagi keluarga informasi
tentang kemajuan pasien dengan cara
yang tepat
- Diskusikan perubahan gaya hidup
yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
- Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
- Dukung pasien untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
- Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
- Rujuk pasien pada grup atau agensi di
komunitas lokal, dengan cara yang
tepat
- Instruksikan pasien mengenai tanda
dan gejala untuk melaporkan pada
pemberi perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat
No Diagnosa
Hari/tanggal keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf
I. POKOK BAHASAN
Topik : Rematik
Sub topik : Artritis reumatoid & Osteoartritis
Sasaran : Keluarga Tn.. D
Hari /tanggal : Senin, 28 Agustus 2023
Jam : 13.00 WIB
Waktu : 20 menit
Tempat : Rumah Tn. D
II. Tujuan Intuksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan selama 20 menit, keluarga Tn. D dapat
terhindar dari Rematik
VI. Media
Leaflet
No Waktu Kegiatan role play model Kegiatan peserta
1. 3 menit Pembukaan 1. Menjawab salam
1. Memberikan salam 2. mendengarkan dan
2. Perkenalan memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran
VII. Evaluasi
Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab
Jenis pertanyaan : lisan
Jumlah soal : 2 soal
VIII. Lampiram materi
1. Pengertian Rematik
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom
Dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup
banyak namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri.
Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap
sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan
utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan
kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan
otot, dangangguan gerak. (Soenarto, 1982)
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut,
atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan
meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo,
lebih dari 150 jenis rematik diantaranya adalah Artritis reumatoid dan Osteoartritis.
1. Artritis Reumatoid merupakan radang yang umumnya menyerang pada sendi
sendi tangan dan kaki,yang semakin lama semakin bertambah berat sakitnya.
2. Osteoartritis yaitu peradangan pada sendi yang disebabkan rapuhnya kapsul
sendi,sehingga merusak lapisan tulang rawan yang menutup permukaan ujung
ujung tulang.
2. Penyebab
a. Atritis reumatoid
Daapat berasal dari faktor genetik atau faktor resiko lingkungan tertentu yang dapat
menybabkan kekacauan daya tahan tubuh atau gangguan autoimun.
b. Osteoartritis
Degenerasi atau ausnya kartilago ( jaringan elastis) yang seharusnya melingkari
ujung ujung tulang tulang pada persendian.
Pencegahaanya :
Hindari kegiatan tertentu apabila sendi sudah terasa nyeri,sebaiknya berat badan
diturunkan,sebab bila kegemukan mengakibatkan beban pada sendi lutut atau
tulang pinggul terlalu berat.
3. Faktor resiko
Faktor resiko itu antara lain pertambahan usia. Pada mereka yang sudah
berusia lanjut, lapisan pelindung persendian mulai menipis dan cairan tulang mulai
mengental, menyebabkan tubuh menjadi kaku dan sakit saat digerakkan.
Mutu tulang rawan dan kelebihan berat badan Tulang rawan yang bagus akan lebih
tahan terhadap kondisi aus. Ibarat ban mobil kalau kualitasnya bagus maka
persendian tidak mudah aus walau dipakai lama.
Pada faktor kedua, berat badan yang berlebih akan memberi beban pada jaringan
tulang rawan di sendi lutut. Ia menganalogikan ban truk yang sering dipakai
mengangkut beban berat lebih mudah aus daripada ban yang jarang mengangkut
beban.
Manifestasi klinik
1. Osteoartitis
o Nyeri pada persendian setelah beraktivitas
o Nyeri terasa saat terjadi perubahan cuaca dari panas ke dingin
o Terjadi peradangan dan hilangnya fleksibilitas sendi
o Sendi terlihat kemerahan dan berasa panas
2. Artritus rematoid
o Sendi terasa kaku di pagi hari
o Sendi bengkak tanpa sebab yang jelas
o Gerak terbatas. Misalnya sulit bangun dan memakai pakaian
o Merasa nyeri di persendian, terutama di pagi hari dan membaik
disiang hari
4. Pencegah dan penatalaksanaan mandiri
a. Pencegahan
b. penatalaksanaan
• Konsultasi kan penyakit rematik anda dengan dokter ahli reumatologi. Hal
ini sangat penting untuk menentukan penyebab rematik dan pengobatan
mana yang tepat untuk anda. Apabila anda sudah mendapatkan pengobatan
yang tepat, tetap teruskan obat-obatan sesuai dengan indikasi.
• Jangan ragu-ragu untuk meminta bantuan orang lain bila sedang mengalami
nyeri atau lainnya.
• Tetap melakukan olah raga. Olah raga merupakan satu hal yang penting
untuk menjaga anda tetap mobil (bergerak). Saat anda menggerakkan sendi,
anda sudah menjaga sendi anda kuat dan fleksibel
• Gunakan alat bantu bila perlu. Untuk usia lanjut disarankan untuk
menggunakan tongkat pada sendi yang sakit. Selain itu gunakan sepatu yang
cocok untuk kaki anda. Dengan menggunakan sepatu yang cocok untuk
menopang anda akan mengurangi nyeri dan jatuh.
• Istirahat yang cukup. Peneliti menganjurkan jika kita tidur yang cukup dapat
mecegah kelelahan dan nyeri.
• Terapi panas dan dingin. Terapi panas dan dingin dianjurkan untuk
menghilangkan nyeri dan meningkatkan mobilitas sementara pada sendi
yang kaku. kompres panas dapat menurunkan ketegangan otot dan
melancarkan sirkulasi darah. Sedangkan compress dingin dapat mengurangi
peradangan dan pembengkakan dan sangat membantu mengurangi rasa
nyeri
Cara mencegah rematik Lingkungan yang baik untuk
1. Hindari asap rokokdan stop penderita rematik
merokok
2. Hindari jamu yang dikonsumsi 1. Ruangan dengan pencahayaan
bebas yang cukup
3. Batasi konsumsi makanan 2. Memakai alas kaki dalam ruangan
berlemak 3. Gunakan alas kaki yang rendah
4. Banyakminumair mineral dan nyaman dipakai
4. Lantai tidak licin
Cara membuat obat 5. Mandi menggunakan air hangat
tradisional untuk rematik
Cara Perawatan rematik 1. Buah mengkudu
1. Kompreshangatpada sendi Bahan : 2-3 buah mengkudu
yang sakit matang
Cara : buah mengkudu di uci
2. Kompresdingin padasendi dan diparut lalu disaring dan
yang bengkak di minum
3. Istirahatyang cukup ( tidur5-6 Kasiat : untuk kekuatan
jam) tulang
4. Massase (pijatringan di sekitar 2. Jahe
sendi) Bahan : 1-2 ruas jari
5. Olahragateratur Cara : jahe dibakar dan
ditumbuk, lalu di oleskan
pada sendi yang sakit
Kasiat :untuk mengurangi
Reumatoid Artritis
nyeri (Rematik)
DOKUMENTASI