You are on page 1of 12

TERAPI LINGKUNGAN TERAPEUTIK

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa I


Dosen Pengampu : Ns.Abdul Gowi, M.Kep Sp.Kep.J

Disusun Oleh :
Risma Yuliana Pratiwi Napitupulu 4338114201210003
Asri Awalia Ramjani 4338114201210011
Indriyana Ramadhanti 4338114201210023
Sanah Prihatini 4338114201210031
Alifia Deferiani Putri 4338114201210049
Cahya 4338114201210051
Linda Permata Ningrum 4338114201210061

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
HORIZON UNIVERSITY INDONESIA
Jl. Pangkal Perjuangan, KM. 1, Bypas. Tanjung Pura. Karawang
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah “ Terapi Lingkungan Terapeutik”

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Karawang, 21 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang...................................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah..................................................................................................................5
C. Tujuan penulisan................................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................................. 7
TINJAUAN LITERASI.................................................................................................................7
A. Pengertian lingkungan terapeutik..........................................................................................7
B. Tujuan lingkungan terapeutik................................................................................................7
C. Jenis kegiatan terapi lingkungan........................................................................................... 8
D. Strategi lingkungan terapeutik.............................................................................................. 9
E. Peran perawat dalam terapi terapeutik.................................................................................. 9
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................................................................... 11
B. Saran....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan mental merupakan sebuah kemampuan untuk memperhatikan semua


aspek kehidupan manusia, untuk menjalani kehidupan yang harmonis serta produktif dan
untuk mengatasi tekanan hidup secara tepat, serta bekerja secara produktif dan juga untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri. Kemampuan dalam bertindak di lingkungan sosial.
Orang yang mengalami gangguan jiwa dapat kehilangan kendali atas emosinya, yang
pada akhirnya dapat menyebabkan perilaku yang buruk. Salah satu cara yang dapat
membantu ODGJ pulih dan mencegah kekambuhan di rumah adalah dengan terapi
modalitas (Widhiastuti et al.,2021).

Menurut Smith dan Watkins (2010), lingkungan terapetik meliputi efek


psikososial lingkungan, efek lingkungan terhadap sistem immune, dan bagaimana
pengaturan ruangan yang menarik. Teori lingkungan teurapeutik juga digunakan untuk
menghadapi stress akibat hospitalisasi yang meliputi psikologi lingkungan (dampak
psikososial terhadap lingkungan), neuropsikoimunologi (efek lingkungan pada sistem
kekebalan); ilmu saraf (bagaimana berpikir tentang arsitektur atau desain tata ruang).

Terapi lingkungan merupakan salah satu bentuk upaya terapeutik yang dapat
dilakukan untuk membantu proses penyembuhan suatu penyakit, karena lingkungan
sangat erat kaitannya dengan gairah psikologis seseorang sehingga mempengaruhi proses
penyembuhannya. berdampak baik terhadap kondisi fisik dan psikis seseorang. Salah satu
jenis kegiatan terapi lingkungan pada klien depresi adalah fitoterapi, dimana tujuan dari
terapi ini adalah untuk mengajarkan klien cara merawat semua makhluk hidup/makhluk
hidup dan meningkatkan hubungan erat antar mereka. satu orang ke orang lain (Yosep,
2009). Terapi herbal adalah salah satu terapi penting untuk mengatasi masalah klien
dengan gangguan emosional seperti depresi. Depresi adalah suatu gangguan emosi

4
(suasana hati) yang ditandai dengan kesuraman, kesedihan, apatis, kehilangan semangat
hidup, kurang semangat dan kurang emosi. ketidakberdayaan, rasa bersalah atau rasa
bersalah, ketidakberhargaan dan keputusasaan sehingga menimbulkan perasaan/gagasan
untuk bunuh diri (suicide) atau perilaku bunuh diri, hingga 40% penderita depresi
mempunyai pemikiran untuk bunuh diri dan hanya sekitar 15% yang mencapainya
(Yosep, 2009).

Penggunaan lingkungan ini adalah untuk tujuan terapeutik, oleh karena itu semua
interaksi dengan pasien dianggap memberikan hasil yang bermanfaat meningkatkan
fungsi optimal, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Bloom bahwa 60 faktor yang
menentukan derajat kesehatan seseorang adalah kondisi lingkungan, karena lingkungan
akan memberikan dampak positif terhadap kesehatan dan kesejahteraan psikologi
manusia. Yusuf (2009)

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas pada masalah ini meliputi :


1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan terapeutik ?
2. Apa saja tujuan dalam lingkungan terapeutik?
3. Apa saja jenis terapi lingkungan terapeutik ?
4. Bagaimana strategi dalam lingkungan terapeutik ?
5. Bagaimana peran perawat dalam lingkungan terapeutik ?

C. Tujuan penulisan
a. Tujuan umum
Setelah membaca makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami tentang bagaimana terapi lingkungan dan cara untuk menerapkan
terapi lingkungan dalam keperawatan jiwa
b. Tujuan khusus
1. Mampu mengetahui definisi lingkungan terapeutik
2. Mampu mengetahui tujuan lingkungan terapeutik

5
3. Mampu mengetahui jenis terapi lingkungan terapeutik
4. Mampu mengetahui strategi dalam lingkungan terapeutik
5. Mampu mengetahui peran perawat dalam lingkungan terapeutik

6
BAB II

TINJAUAN LITERASI

A. Pengertian lingkungan terapeutik

Terapi lingkungan merupakan perawatan terencana di mana kejadian dan interaksi


sehari-hari dirancang sebagai terapi dengan tujuan meningkatkan keterampilan sosial dan
membangun kepercayaan diri pasien. Menurut Wilson (1992), terapi lingkungan adalah
pemanfaatan lingkungan untuk tujuan terapeutik.

Terapi lingkungan merupakan jenis pengobatan yang bertujuan untuk mengubah


perilaku dari yang adatif menjadi adatif dengan mengelola lingkungan. Secara konteks
terapeutik, perawat dapat menggunakan semua lingkungan rumah sakit untuk
memberikan kesempatan bagi klien untuk dapat tumbuh dan mengubah perilaku dengan
berfokus pada sebuah nilai teraputik dari aktivitas dan interaksi (Keliat,2015)

Definisi lainnya adalah tindakan penyembuhan pasien melalui manipulasi dan


modifikasi elemen. ada di lingkungan dan memberikan dampak positif terhadap
kesehatan fisik dan psikis individu serta mendukung proses penyembuhan. Terapi
lingkungan ini dilakukan tergantung situasi dan kondisi pasien. Perawatan ini tidak akan
dilakukan jika memperburuk kondisi kesehatan pasien.

B. Tujuan lingkungan terapeutik

Tujuan dari terapi lingkungan terapeutik adalah untuk membantu seseorang untuk
mengembangkan rasa pada harga dirinya, mengembangkan kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain, membantu seseorang belajar untuk mempercayai orang
lain dan mempersiapkan diri seseorang untuk kembali ke lingkungan masyarakat.
Abrons dalam Stuart Sundeen 1995 menyebutkan tujuan terapi lingkungan meliputi :
1. Tujuan umum

7
Klien mampu untuk kembali ke masyarakat dan dapat menjalankan kehidupan
baik fisik maupun sosial dengan seoptimal mungkin
2. Tujuan khusus
Membatasi gangguan dan perilaku yang maladaftif serta mengajarkan
keterampilan psikosial dengan cara :
a. Orientasi yang berhubungan dengan pengetahuan dan pemahaman
terhadap waktu, tempat, tujuan, sedangkan esadarannya dapat dikuatkan
dengan interaksi dan aktivitas pada klien
b. Asertation adalah kemampuan dalam mengekspresikan perasaannya
sendiri secara tepat
c. Accuption adalah kemampuan klien agar dapat percaya diri dan
berprestasi melalui keterampilannya
d. Recreation adalah kemampuan membuat dan menggunakan aktivitas yang
menyenangkan dan dapat merelaksasikan.
C. Jenis kegiatan terapi lingkungan

Menurut Yosep (2009) menyatakan beberapa jenis jenis kegiatan yang dapat
berhubungan dengan terapi lingkungan diantaranya :
1. Terapi rekreasi
Terapi yang menggunakan sebuah kegiatan yang dilakukan pada waktu luang.
Tujuannya agar klien dapat melakukan kegiatan secara kontruktif dan
menyenangkan serta dapat mengembangkan kemampuan dalam berhubungan
sosial.
2. Terapi kreasi seni
Terapi ini menempatkan perawat sebagai leader atau bekerja sama dengan orang
lain yang mempunyai ahli dalam bidangnya agar sesuai dengan bakat dan
minatnya, diantaranya seperti :
a. Dance terapi / menari
Bentuk terapi ekspresi non verbal untuk mengkomunikasikan tentang
perasaan-perasaan dan kebutuhan dirinya.
b. Terapi musik

8
Untuk memberikan kesempatan klien mengekspresikan perasaannya
melalui musik.
c. Terapi melukis
Terapi yang dapat menurunkan ketegangan dan memusatkan pikirannya
dalam kegiatannya.
d. Biblotherapy / terapi membaca
Mengembangkan wawasan pada diri dan bagaimana mengekspresikan
perasaannya/perilaku yang sesuai dengan norma.
3. Pettherapy
Menstimuluskan respon klien yang tidak mampu mengadakan hubungan interaksi
dengan orang lain dan perasaan serta sikap yang selalu menyendiri.
4. Planttherapy
Terapi ini bertujuan untuk mengajar klien dalam memelihara sega sesuatu dan
membantu hubungan yang akrab antara dirinya dan orang lain.

D. Strategi lingkungan terapeutik

Beberapa strategi yang dapat diterapkan pada milieu terapi agar tercapai
tujuannya menurut (Minde et al,2006) adalah:
1. Pengurangan dominasi keluarga memberikan kebebasan pasien untuk memilih,
mengungkapkan perasan dan menjadi dirinya sendiri agar pasien merasa bahwa
dia juga mempunyai otonomi sendiri
2. Komunikasi yang terbuka antara perawat, pasien, keluarga maupun lingkungan
sosial pasien sehingga tercipta interaksi sosial yang baik
3. Interaksi terstruktur yaitu selalu dimulai dari tahapan-tahapan awal pengkajian
sampai dengan evaluasi
4. Fokus dengan kegiatan yang ingin dilakukan oleh pasien
5. Jika klien harus dirawat di rumah sakit maka diharapkan lingkungan tempat
mereka dirawat sama dengan lingkungan mereka sehari-hari
E. Peran perawat dalam terapi terapeutik
a. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman

9
1. Perawat menciptakan dan memelihara lingkungan/suasana yang
bersahabat, nyaman dan saling menghormati antar sesama perawat, tenaga
medis dan pasien.
2. Keperawatan menciptakan suasana terlindung dari benda atau kondisi
yang dapat menimbulkan kecelakaan/cedera pada pasien atau perawat.
Perawat menciptakan suasana aman bagi pasien dan perawatnya, jauh dari
benda dan situasi yang dapat menimbulkan kecelakaan atau cedera.
3. Ciptakan suasana nyaman.
4. Pasien didorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas untuk dirinya sendiri
dan orang lain seperti biasa di rumah. Misalnya: membersihkan kamar.

b. Pelaksanaan proses sosialisasi


1. Membantu klien dalam belajar berinteraksi dan mempercayai orang lain,
sehingga dapat meningkatkan harga diri dan memungkinkan klien dapat
melayani orang lain
2. Mendorong klien agar dapat membuka pikiran, perasaan, dan tindakan
sesuai dengan aturan aktivitasnya.
3. Melalui sosialisasi, pasien dapat mempelajari aktivitas dan ketempilan
baru yang dapat dilakukan di waktu luangnya sesuai dengan keterampilan
dan minatnya
c. Sebagai perawat teknis
Perawat teknis merupakan perawat yang dapat memenuhi kebutuhan klien,
memberikan obat yang sudah ditetapkan, mengamati efek dari obat dan perilaku
yang mungkin mencolok/menyimpang dan dapat mengidentifikasi masalah yang
timbul dalam pengobatan.
d. Sebagai leader atau pengelola
Perawat harus mampu dalam menciptakna sebuah lingkungan terapeutik yang
dapat mendukun penyebuhan dan dapat mempengaruho klien secara fisik maupun
psikologisnya.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terapi lingkungan merupakan jenis pengobatan yang bertujuan untuk mengubah


perilaku dari yang adatif menjadi adatif dengan mengelola lingkungan. Terapi lingkungan
ini dilakukan tergantung situasi dan kondisi pasien. Perawatan ini tidak akan dilakukan
jika memperburuk kondisi kesehatan pasien.Tujuan dari terapi lingkungan terapeutik
adalah untuk membantu seseorang untuk mengembangkan rasa pada harga dirinya,
mengembangkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, membantu
seseorang belajar untuk mempercayai orang lain dan mempersiapkan diri seseorang untuk
kembali ke lingkungan masyarakat.
Teori lingkungan teurapeutik juga digunakan untuk menghadapi stress akibat
hospitalisasi yang meliputi psikologi lingkungan (dampak psikososial terhadap
lingkungan), neuropsikoimunologi (efek lingkungan pada sistem kekebalan); ilmu saraf
(bagaimana berpikir tentang arsitektur atau desain tata ruang).

B. Saran

Kami menyadari bahwa kekurangan dalam makalah yang kami buat diatas
merupakan kelemahan dari pada kami, karena terbatasnya kemampuan kami untuk
memperoleh data dan informasi karena terbatasnya pengetahuan kami. Jadi yang kami
harapkan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat membuat makalah yang
lebih baik lagi. Dengan segala pengharapan dan keterbukaan, kami menyampaikan rasa
terimakasih dengan setulus-tulusnya. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat
membawa manfaat kepada pembaca

11
DAFTAR PUSTAKA

Akhriansyah, M. (2018). HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI


TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN AKIBAT
HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG DIRAWAT DI RSUD
KAYUAGUNG TAHUN 2017. JURNAL ILMIAH UNIVERSITAS BATANGHARI
JAMBI.

Eka, R. M., & Bekti, Y. P. (2018). DEPRESI PADA USIA LANJUT: IMPLEMENTASI
TERAPI LINGKUNGAN DI PANTI WERDHA. JURNAL KEPERAWATAN.

Restu, M. P., Wardhani, A., Raziansyah, Febriana, A., Agustina, Y. S., Maria, D., . . .
Arnianti. (2022). KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM KESEHATAN.
yogyakarta: Rizmedia Pustaka Indonesia.

Syamsi, N. N., Hanafi, W. A., Yunike, & Kusumawaty, I. (2022). BUKU AJAR
KEPERAWATAN JIWA. Sumatera Barat: PT. GLOBAL EKSEKUTIF
TEKNOLOG

12

You might also like