You are on page 1of 283

KULIAH

KIMIA ORGANIK II

AMINA

Wimzy Rizqy Prabhata, MSc, Apt.


AMINA
• Amina adalah turunan organik dari amonia
(bedakan: alkohol dan eter adalah turunan organik dari air)
Peran AMINA?
• Dua gugus terbanyak yang ada
pada senyawa organik:
KARBONIL dan AMINA.
• PROTEIN dan ASAM NUKLEAT
adalah amina.
• Sebagian besar senyawa OBAT
adalah senyawa amina.
• Banyak KOENZIM yang
berperan dalam katalisis
biologis merupakan senyawa
amina.
GOLONGAN AMINA
• Berdasarkan banyaknya gugus alkil yang terikat pada atom N:

-Amina primer RNH2

-Amina sekunder R2NH

-Amina tersier R3N


TATA NAMA
• Amina primer sederhana:
• TRIVIAL: sebagai alkilamina
• IUPAC: dengan mengubah akhiran -a pada alkana padanannya dengan akhiran
-amina

B.Ind: metanamina

• Amina sekunder dan tersier sederhana:


• TRIVIAL: dengan menulis gugus alkil yang mengikat nitrogen menurut abjad
dilanjutkan akhiran –amina
• IUPAC: digunakan N untuk menunjukkan substituen yang terikat pada atom
nitrogen
TATA NAMA

• Dalam Tatanama IUPAC substituten -NH2 disebut gugus amino bila


bersama dengan gugus lain yang prioritasnya lebih tinggi.

Bhs Indonesia: Asam 3-aminopropanoat


• Aril Amina
• Nama trivial arilamina (amina aromatik) adalah:
TATA NAMA
• Amina Heterosiklik
• Amina heterosiklik yang penting umumnya mempunyai nama trivial
• Nama IUPAC diawali dengan kata aza-, diaza- and triaza- yang
digunakan untuk menunjukkan atom nitrogen yang menggantikan
atom karbon pada senyawa hidrokarbon tersebut.
• Atom N diberi posisi no. 1 dlm cincin bila memberi no. plng kecil pd atom N kedua
• Sifat Fisika dan Struktur amina
• Amina primer dan sekunder dapat membentuk ikatan
hidrogen antar molekul dan ikatan hidrogen dengan air.
Mengapa?
• Amina tersier tidak dapat membentuk ikatan hidrogen antar
molekul tetapi dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air.
Mengapa?
• Amina tersier mempunyai titik didih lebih rendah daripada
amina primer atau amina sekunder yang BM sebanding.
Mengapa?
• Amina dengan BM rendah berkecenderungan larut air baik
amina primer, sekunder maupun tertier. Mengapa?
8
• Struktur Amina
• Hibridisasi atom nitrogen pada amina adalah sp3
• Tiga gugus dan pasangan elekton bebas pada atom nitrogen berakibat memiliki
struktur geometri tetrahedral.
• Jika hanya mempertimbangkan posisi 3 gugusnya (tanpa mempertimbangkan
pasangan elektron bebasnya), Bangun amina adalah trigonal pyramidal
• Pasangan elektron bebas menempati gugus keempat

• Hal ini menyebabkan bayangan cermin amina yang semula diperkirakan bersifat kiral/optis aktif,
dengan elektron bebas sebagai gugus ke empat, ternyata kedua bentuk amina tidak bersifat optik
aktif/bukan bayangan cerminnya krn keduanya dpt saling berubah dr yg satu menjadi yang lain
(inversi nitrogen).

10
• Garam ammonium kwarterner dan bayangan cerminnya
bersifat kiral/optis aktif
• Karena garam ammonium kwarterner tidak dapat mengalami
inversi nitrogen disebabkan pasangan elektron bebasnya
dipakai oleh gugus keempat.

11
• Kebasaan Amina: & Garam-garam Amina
• Amina adalah basa lemah [Mengapa bersifat basa?]
• Kebasaan relatif amina dapat dibandingkan dengan melihat pada
nilai pKa dari asam konjugatnya
• Amina lebih basa, mempunyai pKa yg lebih besar d.p. asam konjugatnya,
sbb:

• Alkil amina Primer lebih basa dibanding amonia


• Sebuah gugus alkil membantu menstabilkan ion alkilamonium pada
protonisasi thd amina.

12
• Pada fase gas, kebasaan pada keluarga metilamina meningkat dengan
makin banyaknya substituen metil
• Semakin banyak gugus alkil berakibat lebih menstabilkan ion alkilamonium →
kebasaan meningkat

• Dalam larutan air, trimetilamina kurang basa dibandingkan dimetil- atau


metilamina
• Ion alkylaminium dlm air, larut dan distabilisasi oleh ikatan hidrogen antara
hidrogen2 dari ion alkilaminium dg air
• Ion trimethylaminium hanya punya 1 hidrogen yang bisa mengadakan ikatan
hidrogen dg air
• Ion trimethylaminium larut kurang baik dlm air(berkaitan dg stabilisasi yang
kurang) dibanding ion dimetilaminium yg punya 2 atom hidrogen yg bisa
digunakan untuk mengadakan ikatan hidogen.

13
• Kebasaan Arilamina (Amina Aromatis)
• Arilamina lebih lemah kebasaannya dibanding amina non aromatik
(sikloheksilamina).

• Pasangan elektron bebas atom nitrogen pada arilamina digunakan


delokalisai pada posisi orto dan para dalam cincin
• PEB kurang tersedia untuk protonasi, karena itu kurang basa

• Anilina (arilamina) terprotonasi hanya punya 2 bentuk resonansi


• Ion Anilinium tidak terstabilkan dengan baik oleh resonansi
dibanding anilina sendiri (bukan bentuk ion)

14
• Kebasaan Amina Heterosiklik
• Amina Nonaromatik heterosiklik punya sifat kebasaan yang hampir sama
dengan kebasaan dari bentuk asikliknya.

• Amina Aromatik heterosiklik (dlm larutan air) lebih lemah sifat


kebasaannya daripada amina nonaromatik.

15
• Amina dibanding Amida
• Kebasaan Amida lebih lemah dibanding amina
• Nilai pKa amida terprotonasi hampir nol!
• Satu alasan untuk kebasaan amida lebih rendah krn amida terstabilkan oleh
resonansi.

• Alasan yg lbh penting ut kebasaan amida yg lbh lemah krn pasangan elektron
bebas pd atom N terdelokalisasi ke C karbonil.
• Pada kenyataannya amida terprotonasi pada atom oksigen
• Protonasi pada atom O memungkinkan stabilisasi muatan positif melalui
resonansoi.

16
• Garam Aminium dan Garam Ammonium Kwarterner
• Protonisasi amina dg asam menjadi bentuk garam aminium
• Garam Aminium adalah bentuk dari amina 1o, 2o atau 3o dan ion aminium
mengandung plg sedikit 1 hidrogen

• Garam ammonium kwarterner memiliki 4 gugus terikat pd atom nitrogen


• Atom nitrogen sbg pusat positif tdk ada 1 atom hidrogen yg terikat pd
nitrogen

17
• Amonium halida Kwarterner bukan basa sebab sudah tidak punya
pasangan elekton bebas pada nitrogen yang dapat disumbangkan
• Amonium hidroksida Kwarterner adalah sangat basa sebab mengandung
hidroksida basa yang sangat kuat

18
• Kelarutan Amina dalam Asam
• Beberapa aminium klorida, bromida, iodida and sulfat larut air
• Amina yang tidak larut air biasanya tidak larut dalam larutan asam

• Kelarutan amina dalam asam encer dapat digunakan sbg uji kualitatif
untuk mengenal amina dan untuk senyawa yg tdk bersifat basa tdk larut
dlm asam encer.
• Amide bukan basa dan tdk larut dalam asam

19
• TUGAS UNTUK DIKERJAKAN SECARA INDIVIDU :
• Bagaimana cara membedakan antara amina primer,
sekunder, dan tersier? Reaks/uji apa saja yang bisa
membedakan amina 1,2,3?
• Bagaimana mekanismenya?
• Diketik dalam satu lembar kertas, ukuran font 12
format .pdf dikumpulkan di ms teams
• Pembuatan Amina
• Dengan Reaksi Substitusi Nukleofilik
• Alkilasi pada Amoniak
• Reaksi antara ammonia dg an alkil halida menghslkan suatu
garam aminium
• Garam tersebut direaksikan dg Basa dihasilkan amina primer.
• Pembuatan dg Metode ini akan dihasilkan alkilasi berlanjut
(reaksi alkilasi berantai), hasil reaksi berupa campuran.

• Penambahan ammonia berlebih membantu meminimalkan


terjadinya alkilasi berlanjut

21
• Alkilasi ion Azida melalui reaksi Reduksi
• Amina primer lebih efisien dibuat dengan reaksi anion azida dg suatu alkil halida
dan dilanjutkan reduksi thd alkilazida menjadi amina.

• Sintesis Gabriel
• Amina primer dpt juga dibuat dg metode Sintesis Gabriel
• Tahap pertama pd Sintesis Gabriel adalah alkilasi thd potassium ftalimida
• Reaksi N-alkilftalimida dg hidrazina dlm ethanol mendidih meghasilkan Amina
primer

22
• Pembuatan Amina aromatik dg Reduksi Senyawa Nitro
• Amina aromatik dpt disintesis dari reduksi senyawa nitrogen aromatik

• Satu molar equivalent dari hidrogen sulfida (H2S) dlm amonia dan
alkohol dpt digunakan ut mereduksi satu gugus amino.

23
• Pembuatan amina Primer, Sekunder dan Tersier melalui
Reduksi Amina
• Aldehida dan keton bereaksi dg amoniak, amina primer atau amina
sekunder ut menghasilkan imina atau ion iminium
• Imina dan ion iminium dapat direduksi menjadi amina primer, sekunder
atau amina tersier yang dikehendaki.

24
• Reduksi dpt juga digunakan hidrogenasi katalitik atau reagent
pereduksi hidrida.
• NaBH3CN dan LiBH3CN pereaksi yang efektif ut mereduksi amina

25
• Pembuatan Amina Primer, Sekunder, atau amina tersier
melalui Reduksi thd Nitril, Oxim, and Amida
• Reduksi thd nitril atau oxime hasilnya amina primer.
• Reduksi thd amida dapat menghasilkan amina primer, sekunder atau
tersier.

26
• Reduksi dapat dilakukan dg menggunakan hidrogenasi katalitik atau
LiAlH4

• Monoalkilasi thd amina dpt diperoleh dg asilasi thd amina dan


dilanjutkan reduksi thd amida hsl asilasi.

27
• Pembuatan Amina Primer dg reaksi Rearrangement
Hofmann dan Curtius
• Sebuah amida yg tdk tersubstitusi dpt diubah menjadi amina primer dg
hilangnya gugus karbonil dr amida melalui reaksi rearangement Hofmann
(juga disebut degradasi Hofmann)

• Rearrangemen Curtius terjadi melalui bentuk intermediat thd asil azida


• Asil azida diperoleh dari suatu asil klorida
• Rearrangemen thd acil azida terjadi dg melepas gas N2, suatu gugus
pergi yg sangat stabil.
• Pada tahap akhir, isosianat dihidrolisis dg penambahan air.

28
• Reaksi pd Amina
• Pasangan elektron bebas pd atom N amina memberikan potensi
banyak reaksi kimia pd amina.
• Elektron bebas dpt bertindak sbg suatu basa atau sbg nukleofil

• Pasangan elektron bebas pd atom N dapat juga membuat Karbon


menjadi nukleofil dengan resonansi.

29
• Oksidasi thd Amina
• Amina Primer dan sekunder dpt mengalami N-oksidasi, tetapi hasil reaksi
merupakan campuran sebab ada hasil samping.
• AminaTertier mengalami N-oksidasi bersih.

30
• Reaksi Amina dg Asam Nitrit
• Asam Nitrit (HONO) dibuat in situ dg mereaksikan sodium nitrit dg asam
kuat

• Reaksi Amina Alifatik Primer dg asam Nitrit


• Amina primer akan mengalami diazotization dg asam nitrit
• Garam diazonium tidak stabil mudah terurai menjadi karbokation
• Karbokation bereaksi berlanjut shg menghasilkan alkena, alkohol dan alkil
halida.

31
• Reaksi Arilamina Primer dg Asam Nitrit
• Reaksi arilamina primer dg asam nitrit menghasilkan bentuk garam
arenadiazonium yg relatif stabil.
• Reaksi ini terjadi melalui intermediat suatu N-nitrosoamina
• N-nitrosoamina dikonversi menjadi suatu ion diazonium dlm suatu
tahapan reaksi

32
• Reaksi Replacement pd Garam Arenadiazonium
• Garam Arildiazonium siap bereaksi dg pereaksi nukleofil yang
bervariasi menghasilkan senyawa aromatis yang variasinya luas.
• Garam arildiazonium dibuat dari arilamina yang berhubungan
• Arilamina dapat dibuat dg reduksi senyawa nitroaromatik

33
• Reaksi Sandmeyer : Replacement Gugus Diazonium dg
-Cl, -Br atau -CN
• Mekanisme reaksi Sandmeyer tidak dpt dijelaskan dg baik
tetapi melalui pembentukan radikal.

34
• Replacement dg -I
• Reaksi garam arenadiazonium dg potassium iodida
menghasilkan ariliodida

• Replacement dg -F
• Suatu fluoroborat diazonium yg diperoleh dikeringkan, dan
dipanaskan sampai terdekomposisi menjadi produk
fluoroaromatik

35
• Replacement dg -OH
• Suatu garam aril diazonium dilarutkan dlm air dg cupri nitrat
berlebih dan kmdn ditambahkan cupro oksida

Chapter 20 36
• Replacement dg Hydrogen: Deaminasi dg Diazotization
• Garam arenadiazonium dapat bereaksi dg asam
hipophosphorous acid (H3PO2) ut menggantikan gugus
diazonium dg suatu atom hidrogen
• Reaksi ini dapat digunakan ut merubah suatu gugus amino yang
pd awalnya penting dlm sintesis sbg pengarah posisi orto, para.
• Contoh: m-Bromotoluena tdk dpt dibuat dg langsung dari
toluena atau bromobenzena
• N-asetilasi digunakan ut mengaktifasi reduksi thd amina

37
• Reaksi Coupling pada Garam Arenadiazonium
• Ion Arenadiazonium bereaksi sbg elektrofil dg senyawa aromatik yg sangat reaktif
semacam fenol dan amina aromatik tertier.
• Reaksi ini disebut suatu reaksi coupling diazo.

• Coupling dg fenol berlangsung dg baik dalam suasana basa kuat


• Larutan basa menghasilkan suatu ion fenoksida yg mengopling lebih cepat.
• Jika larutan terlalu basa, akan dihasilkan suatu diazohidroksida yg tdk reaktif.

38
• Derivat Fenol dan anilina pada posisi para mengalami coupling yg sangat
eksklusif tanpa memberi gugus pelindung pd posisi ini.

• Senyawa Azo umumnya digunakan sbg pewarna


• Pada Hasil senyawa Coupling Azo terdapat sistem terkonyugasi yg banyak dan
sering mengabsorbsi cahaya pd daerah visibel.
• Gugus -SO3-Na+ ditambahkan pd molekul ut merubah kelarutannya dlm air dan
dan terjadi ikatan antara pewarna dg serat polar dari wool, katun dsb.
• Orange II dibuat dari 2-naftol

39
• Reaksi Amina dg Sulfonil Klorida
• Amina Primer dan seconder bereaksi dg sulfonil klorida menghasilkan
sulfonamida
• Sulfonamida dapay dihidrolisis menjadi amina dengan memanaskannya
bersama dengan larutan asam

40
Pustaka :
• Day R.A., and Underwood A.L., 1991, Quantitative
Analysis, 6ed, Prentice-Hall International Inc.
• Jeffery G.H. et all, 1989, Vogel’s textbook of
quantitativeCemical Analysis, 5ed, Longman
• Skoog. and D. West, 1996. Fundamental of Analytical
Chemistry, 7th Ed., Sanders.
• Browsing artikel di internet boleh.
KULIAH
KIMIA ORGANIK II

POLISIKLIK
DAN
HETEROSIKLIK

Wimzy Rizqy Prabhata, MSc, Apt.


POLISIKLIK
POLISIKLIK
• Polisiklik disebut juga fusi cincin atau cincin terkondensasi
• Merupakan senyawa aromatic yang terdiri dari beberapa cincin dengan backbone
atom karbon yang dapat saling berbagi atom karbon

• Kebanyakan berupa padatan


• Naftalen banyak digunakan untuk kapur barus, sedangkan derivatnya digunakan
untuk lubrikan
• Naphtalene banyak digunakan sebagai intermediet sintesis senyawa pewarna (dye)
• Grafit merupakan contoh polisiklik yang digunakan untuk lubrikan luar angkasa
PENAMAAN POLISIKLIK
• Penomoran karbon polisiklik konstan dan tidak bergantung pada
substituent
• Pada monosubstitusi naftalen, disebut posisi α jika substitusi terletak
didekat persimbangan cincin dan disebut posisi β jika letak substitusinya
setelah posisi α
SYARAT POLISIKLIK AROMATIS
• Syarat polisiklik aromatis
• Setiap atom harus dalam bentuk hibridisasi sp2
• Cincin harus planar
• Harus ada setidaknya (4n+2) elektron pi dalam cincin

Energi resonansi semakin besar semakin bertambahnya cincin


PANJANG IKATAN KARBON
• Pada benzene, ikatan karbon-karbon sama →
distribusi elektron sama
• Dapat digambarkan dalam bentuk lingkaran
• Pada polisiklik aromatis, ikatan karbon-karbon
berbeda → distribusi elektron berbeda
• Seharusnya tidak dapat digambarkan dalam bentuk
lingkaran
OKSIDASI SENYAWA POLISIKLIK AROMATIS
• Senyawa polisiklik aromatis lebih reaktif terhadap reaksi oksidasi dan
substitusi elektrofilik dibandingkan benzene
• Senyawa polisiklik dapat mengalami reaksi pada satu cincin dan masih
memiliki cincin lain yang belum bereaksi pada produk intermediet dan akhir
• Senyawa polisiklik dapat mengalami reaksi oksidasi tanpa menghilangkan
sifat aromatisnya
SINTESIS QUINON
• Pada kondisi terkontrol, senyawa kuinon dapat dihasilkan dari polisiklik
aromatis
REDUKSI SENYAWA POLISIKLIK AROMATIS
• Berbeda dengan benzena, senyawa polisiklik dapat secara parsial
terhidrogenasi tanpa adanya pemanasan dan tekanan, atau dapat juga
direduksi dengan adanya sodium (Na) dan etanol
REDUKSI SENYAWA POLISIKLIK AROMATIS
• Hidrogenasi parsial terjadi tanpa suhu dan tekanan, namun untuk
menghidrogenasi seluruh ikatan rangkap pada cincin polisiklik,
dibutuhkan tekanan dan suhu tinggi
SUBSTITUSI ELEKTROFILIK NAFTALEN
• Cincin polisiklik aromatik lebih reaktif dibandingkan dengan benzene
• Naftalen mengalami substitusi elektrofilik aromatic pada posisi 1.
Mengapa?
• Antrasena dan Fenantrasena juga dapat mengalami reaksi yang sama,
namun tidak terlalu penting → terbentuk isomer yang susah dipisahkan
POSISI SUBSTITUSI ELEKTROFILIK
NAFTALEN
• Pembentukan intermediet penting untuk membentuk produk akhir.
• Pada substitusi posisi 1, terdapat dua resonansi struktur yang
mempertahankan cincin benzena
• Kedua struktur ini memiliki energi yang paling minimal dan merupakan
contributor penting pembentukan struktur intermediet yang diinginkan
POSISI SUBSTITUSI ELEKTROFILIK
NAFTALEN
• Jika substitusi terjadi pada posisi dua, hanya ada satu resonansi struktur
yang tetap mempertahankan cincin benzenanya
• Sehingga energy aktivasi pada substitusi posisi dua ini lebih tinggi
dibandingkan pada posisi satu → substitusi posisi ke-1 lebih mungkin
SULFONASI NAFTALEN
• Merupakan reaksi reversible
• Pada suhu 800C terbentuk asam 1-naftalensulfonat → subs posisi 1
• Pada suhu 160-1800C terbentuk asam 2-naftalensulfonat → subs posisi 2
• Pada suhu 800C:
• Pembentukan asam 1-naftalensulfonat lebih cepat terjadi dibandingkan
dengan reaksi balik naftalen
• Pembentukan asam 2-naftalensulfonat sama lambatnya dibandingkan
dengan reaksi balik naftalen
SULFONASI NAFTALEN
• Pada suhu lebih dari 1600C:
• Pembentukan asam 1-naftalensulfonat cepat terjadi, namun juga cepat
mengalami reaksi balik ke naftalen
• Pembentukan asam 2-naftalensulfonat lebih lambat terjadi, namun reaksi
balik naftalen sangat lambat terjadi → akumulasi asam 2-naftalensulfonat
HETEROSIKLIK
HETEROSIKLIK
• Lebih penting daripada polisikli → lebih luas
• Cincin aromatic heterosiklik memiliki nama
• Memiliki aturan penomoran
• Apabila cincin aromatic heterosiklik memiliki satu heteroatom,
penomoran dapat digantikan dengan huruf yunani (α,β,γ)
• Karbon yang paling dekat dengan heteroatom → α
• Karbon disebelah α → β
• Karbon disebelah β → γ
PYRIDIN
• Memiliki struktur yang mirip dengan benzene
• Planar, terdiri dari 6 atom (5 karbon dan satu nitrogen)
• Setiap atom terhibridisasi Sp2
• Memiliki satu elektron pada p orbital yang berkontribusi terhadap sifat
aromatisnya
• Beda dengan benzena:
• Lebih tidak reaktif terhadap subs elektrofilik dibandingkan benzene →
nitrogen lebih elektronegatif dibandingkan karbon, sehingga cincin
memiliki muatan lebih positif
• Tidak mengalami alkilasi, asilasi, coupling dengan garam diazonium
• Brominasi terjadi hanya pada suhu tinggi
PYRIDIN
• Karakteristik pyridine lain:
• Memiliki atom nitrogen dengan elektron yang tidak terbagikan →
dapat mendonasikan elektron ke ion hydrogen
• Memiliki sifat basa → Mengapa?
• Memiliki sifat kebasaan yang lebih rendah dibandingkan amina →
Mengapa?
• Mengalami reaksi yang sama dengan amina
• Resistensi terhadap oksidasi → sama seperti pada benzena
• Rantai samping dapat mengalami oksidasi, namun cincin tidak berubah
SUBSTITUSI NUKLEOFILIK PYRIDIN
• Substitusi nukleofilik pada cincin benzena hanya terjadi
apabila terdapat gugus penarik elektron seperti NO2
• Namun pada pyridine, atom N memiliki PEB yang juga
berfungsi sebagai gugus penarik elektron
• Substitusi terjadi pada posisi-2 dan posisi-4 dan jarang terjadi
pada posisi -3
SUBSTITUSI NUKLEOFILIK PYRIDIN
• Substitusi nukleofilik pada cincin benzena hanya terjadi
apabila terdapat gugus penarik elektron seperti NO2
• Namun pada pyridine, atom N memiliki PEB yang juga
berfungsi sebagai gugus penarik elektron
• Substitusi terjadi pada posisi-2 dan posisi-4 dan jarang terjadi
pada posisi -3
SUBSTITUSI NUKLEOFILIK PYRIDIN
• Substitusi pada posisi-2 atau 4 memberikan atom N dengan muatan
negative pada intermediet → membantu menstabilkan produk
• Substitusi pada posisi-3 tidak memberikan atom N muatan negatif →
energi lebih besar
SUBS NUKLEOFILIK PYRIDIN TANPA
PERANTARA HALIDA
• Menghasilkan produk awal anion 2-aminopyridin → treatment dengan air
menghasilkan amina
QUINOLIN DAN ISOQUINOLIN
• Quinolin adalah naftalin dengan atom nitrogen pada posisi 1
• Isoquinolin adalah isomer quinolin dengan atom nitrogen pada posisi 2
• Baik Quinolin dan Isoquinolin memiliki cincin pyridin yang terikat
dengan cincin benzena
• Quinolin dan Isoquinolin adalah basa lemah, lebih lemah dibandingkan
dengan pyridin → mengapa?
• Lebih mudah mengalami subs nukleofilik dibandingkan naftalen →
Mengapa?
• Baik Quinolin dan Isoquinolin lebih mudah mengalami subs elektrofilik
dibandingkan pyridine → mengapa?
• Namun pada posisi 5 dan 8 (pada cincin benzena) → mengapa?
SUBSTITUSI NUKLEOFILIK
QUINOLIN DAN ISOQUINOLIN
• Terjadi pada cincin pyridine
• Pada posisi alpha → terdekat dengan atom N → prinsip
sama dengan pyridin
SUBSTITUSI ELEKTROFILIK
QUINOLIN DAN ISOQUINOLIN
• Terjadi pada cincin benzena posisi 5- dan 8
PYROL/PYRROLE
• Aromatik heterosiklik dengan 5 atom
• Selain pyrol → furan, tiofen
• Heteroatom memiliki 2 elektron yang dapat didonasikan
• Minimal pi elektron yang dibutuhkan (4n+1) → 6 pi elektron jika n=1
• Pada pyrol, atom C (n=4) masing-masing berkontribusi 1 elektron, sehingga
atom N minimal berkontribusi 2 elektron
• Pada pyrol atom N berkontribusi 3 elektron dalam bentuk ikatan sigma
dengan dua atom C dan 1 atom H
• Tidak bersifat basa
• Tidak memiliki elektron yang bebas yang dapat digunakan untuk ikatan
• Atom nitrogen berkontribusi 2 elektron pada aromatic, sehingga atom N
kekurangan elektron
SUBSTITUSI ELEKTROFILIK PYROL
• Pada pyrol, rangkai karbon lebih negative dibandingkan
dengan atom N nya → kebalikan pyridin
• Dapat mengalami substitusi elektrofilik
• Tidak dapat mengalami substitusi nukleofilik
• Substitusi elektrofilik terjadi pada posisi-2 cincin pyrol
SUBSTITUSI ELEKTROFILIK PYROL
• Substitusi elektrofilik posisi 2 menghasilkan 3 struktur
resonansi
• Sebstitusi elektrofilik posisi 3 menghasilkan 2 struktur
resonansi → energy aktivasi lebih tinggi
PORFIRIN
• Cincin porfirin merupakan struktur yang penting pada
hemoglobin, karyofil, dan sitokrom
• Porfirin terdiri dari 4 cincin pyrol yang dihubungkan dengan
gugus fungsi –CH-
• Keseluruhan cincin adalah aromatis atom H pada pyrol
dapat digantikan dengan berbagai macam ion logam
• Menghasilkan khelat → ion logam diikat lebih dari satu ikatan dari
molekul senyawa
ALKALOID
• Kebanyakan diisolasi dari tumbuhan, beberapa dapat
disintesis
• Alkaloid sangat luas strukturnya, dari yang simpel, seperti
nicotin sampai yang kompleks seperti morfin, kodein, heroin
• Morfin diisolasi dari tanaman papaver somniferum
• Kodein adalah turunan metoksi dari morfin
• Heroin adalah turunan diasetil dari morfin
• Efektivitas analgesik heroin > morfin > kodein→ mengapa?
• Berbagai macam alkaloid memiliki cincin tropana, contoh:
atropine (dilatasi pupil), skopolamin (sedatif), Kokain
(stimulant dan analgesik)
ALKALOID
• Kebanyakan diisolasi dari tumbuhan, beberapa dapat
disintesis
• Alkaloid banyak didapatkan dari bahan alam (isolate tumbuhan) →
rendemen kecil
• Solusi → sintesis
• Alkaloid sangat luas strukturnya, dari yang simpel, seperti
nicotin sampai yang kompleks seperti morfin, kodein, heroin
• Morfin diisolasi dari tanaman papaver somniferum
• Kodein adalah turunan metoksi dari morfin
• Heroin adalah turunan diasetil dari morfin
• Efektivitas analgesik heroin > kodein > morfin → mengapa?
• Berbagai macam alkaloid memiliki cincin tropana, contoh:
atropine (dilatasi pupil), skopolamin (sedatif), Kokain
(stimulant dan analgesik)
ALKALOID
ASAM NUKLEAT
• Terdapat dua tipe asam nukleat
• Deoxyribunucleic acids (DNA)
• Ribonucleic acids (RNA)
• Rangka dari polymer DNA terdiri dari banyak molekul gula
deoksiribosa yang dihubungkan satu sama lain dengan grup
fosfat
• Diujung rantai terdapat molekul OH pada karbon 5’ → penomoran
gula
• Diujung molekul lainnya terdapat OH pada karbon 3’
• Masing-masing molekul gula dihubungkan dengan cincin
heterosiklik yang disebut dengan basa nukleotida
• Terdapat 4 basa, 2 merupakan subs pyrimidine dan 2 substitusi
purin → sitosin (C), timin (T), Adenin (A), Guanin (G)
• Basa saling berpasangan. A → T , G →C
ASAM NUKLEAT
• Pada DNA, basa nukleotida berikatan dengan deoksiribosa pada posisi 1
untuk pyrimidine dan posisi 9 untuk purine

• Hidrolisis DNA menghasilkan fragmen terkecil: gula, basa, ion fosfat


ASAM NUKLEAT
• Rangka dari polymer RNA terdiri dari banyak molekul gula
ribosa yang dihubungkan satu sama lain dengan grup fosfat
• Diujung rantai terdapat molekul OH pada karbon 5’ → penomoran
gula
• Diujung molekul lainnya terdapat OH pada karbon 3’
• Masing-masing molekul gula dihubungkan dengan cincin
heterosiklik yang disebut dengan basa nukleotida
• Terdapat 4 basa, 2 merupakan subs pyrimidine dan 2 substitusi
purin → Adenin (A), guanine (G), sitosin (C), Urasil (U)
• Saling berpasangan, A → U, G → C
Pustaka :
Fessenden, Ralph J.; Fessenden, Joan S. Organic
Chemistry, Fifth Editio.
KULIAH
KIMIA ORGANIK II

KARBOHIDRAT

Wimzy Rizqy Prabhata, MSc, Apt.


MONOSAKARIDA
KARBOHIDRAT
• Karbohidrat merupakan senyawa natural yang
tersusun dari karbon, hidrogen, dan oksigen.
• Memiliki rumus formula empiris Cn(H2O)n
• Digolongkan menjadi 4:
• Monosakarida atau gula sederhana, tidak dapat dihidrolisis
menjadi gula yang lebih sederhana
• polihidroksialdehid atau aldosa
• polihidroksiketon atau ketosa
• Disakarida dapat dihidrolisis menjadi dua monosakarida.
• Oligosakarida, terdiri dari 2-8 unit monosakarida
• Polisakarida terhidrolisis menjadi banyak unit
monosakarida (>8 unit). contoh pati dan selulosa
mempunyai > 1000 unit glukosa.
MONOSAKARIDA
• Beberapa contoh monosakarida yang paling umum
• Glukosa, monosakarida yang paling penting dan ditemukan di darah
(glukosa darah).
• Glukosa merupakan hasil pemecahan akhir dari sukrosa, laktosa, maltosa, dan pati.
• Glukosa sumber energy utama manusia dan dapat dikonversi menjadi lemak, protein,
kolesterol
• Fruktosa, banyak ditemukan pada buah dan madu
• Galaktosa, diikatkan dengan glukosa pada disakarida laktosa
• Ribosa, gula penyusun RNA
• Deoksiribosa, gula penyusun DNA
• Digolongkan berdasarkan:
• Aldosa (gugus aldehid) atau ketosa (gugus keton)
• Jumlah rantai karbon
• Konfigurasi atom karbon kiral yang paling jauh dari gugus karbonil
PENGGOLONGAN MONOSAKARIDA
6 atom C

6 atom C
GULA D DAN L
• Penentu: posisi –OH pada C-kiral paling jauh dari gugus karbonil
• Gula seri D diturunkan dari bentuk putar-kanan (+) gliseraldehid.
• Gula seri L diturunkan dari bentuk putar-kiri (-) gliseraldehid.
KELUARGA D-ALDOSA
KELUARGA
D-KETOSA
SOAL LATIHAN
• Golongkan senyawa gula berikut (e.g. glukosa adalah aldoheksosa)
a CH2OH b CH2OH c CHO

H OH HO H
O
HO H
CH2OH O
HO H
H OH
H OH
CH2OH
H OH

• Apakah senyawa gula berikut yermasuk seri D/L ? CH2OH

a b c CHO d CH2OH
CH2OH CHO
HO H O
O H OH
H OH HO H
H OH HO H
H OH H OH
HO H H OH
HO H H OH
CH2OH CH2OH
CH2OH CH2OH

• Gambar struktur rantai terbuka dari :


1. D-ketotetrosa 2. L-ketoaldosa
3. 2-deoksi-D-aldoheksosa 4. D-2-glukosamin
ISTILAH PENTING KARBOHIDRAT
• Atom C kiral: atom karbon yang memiliki 4 substituent
yang berbeda
• Enansiomer:sepasang isomer optik yang saling
merupakan bayangan cermin
• Epimer: Senyawa gula yang hanya berbeda pada
stereokimia dari satu atom karbon kiral.
• Bentuk meso: mempunyai atom C-kiral dan bidang
simetrik, bersifat akiral
• Eritro dan treo: diastereomer mengandung dua atom C
kiral berurutan, tanpa ujung simetrik
• Anomer: Senyawa gula yang berbeda pada stereokimia
dari satu atom karbon kiral yang terbentuk oleh
hemiasetal siklik
ATOM C KIRAL

Atom C kiral 1

Atom C kiral 2
ENANSIOMER
• Merupakan bayangan cermin satu sama lain
• Berbeda pada stereokimia dari > 1 atom karbon kiral
EPIMER
• Jika jumlah atom C kiral > 1, bukan merupakan bayangan
cermin
• Hanya berbeda pada stereokimia dari satu atom karbon kiral.
MESO
• Bukan merupakan enansiomer, walaupun sekilas nampak
memiliki bayangan cermin
• Secara optic tidak aktif
• Memiliki garis simetri yang dapat membagi senyawa menjadi
dua, Contoh : pada asam tartrat

BUKAN BAYANGAN CERMIN


ERITRO DAN TREO
• Istilah untuk diastereomer mengandung dua atom C kiral
berurutan, tanpa ujung simetrik.
• Eritro → jika atom/gugus yang sama terletak pada satu bidang
yg sama
• Treo → jika atom/gugus yang sama terletak pada bidang yang
berseberangan

Eritro Treo
SIFAT KHUSUS GUGUS KARBONIL
• Hemiasetal, adalah senyawa turunan yang terbentuk karena
adanya reaksi gugus aldehid dan alkohol
• Asetal, senyawa yang berasal dari reaksi hemiasetal dan
alkohol
MACAM PENULISAN STRUKTUR

Rumus proyeksi Fischer

Rumus Haworth

Konfigurasi ruang/
kursi
PEMBENTUKAN HEMIASETAL SIKLIS
• Reaksi dari gugus aldehid (-CHO) dengan –OH pada
C5

Proyeksi Fischer Proyeksi Haworth


ANOMER
• Berbeda pada posisi gugus –OH anomerik.
• Terbentuk oleh hemiasetal siklik
• -OH anomerik ke bawah (trans terhadap CH2OH) → anomer-a
• -OH anomerik ke atas (cis terhadap CH2OH) → anomer-b
ANOMER
• Pada anomer-b glukosa semua substituen pada posisi ekuatorial
sehingga anomer-b lebih stabil daripada anomer-a
• Bila konfigurasi OH anomerik belum diketahui, dinyatakan dengan
garis gelombang
STRUKTUR SIKLIS PADA GLUKOSA
• Hemiasetal siklik dari glukosa terbentuk oleh reaksi
dari gugus aldehid (-CHO) dengan -OH pada C5.
STRUKTUR SIKLIS PADA FRUKTOSA
• Hemiasetal siklik terbentuk oleh reaksi antara
gugus keton (C=O) pada C2 dengan -OH pada C5.
CINCIN FURANOSA DAN PYRANOSA
• Monosakarida dalam bentuk cincin hemiasetal dari 5 atom
disebut dengan furanosa
• Glukosa cincin-5 disebut glukofuranosa
• Monosakarida dalam bentuk cincin hemiasetal dari 6 atom
disebut dengan piranosa
• Glukosa cincin-6 disebut glukopiranosa
• Hemiasetal siklis dengan cincin 6 lebih sering dijumpai
• Sudut ikatan lebih memungkinkan
SOAL LATIHAN
• Gambarkan rumus Haworth dan konfigurasi ruang
dari gula-gula berikut ini:

a b c CHO d CH2OH
CH2OH CHO
HO H O
O H OH
H OH HO H
H OH HO H
H OH H OH
HO H H OH
HO H H OH
CH2OH CH2OH
CH2OH CH2OH
MUTAROTASI
• Glukosa yang murni memiliki dua bentuk Kristal : α-D-glukosa dan β-D-glukosa.
• Mutarotasi terjadi karena pada larutan, kedua bentuk kristal mengalami
kesetimbangan lambat dengan bentuk rantai terbukanya.

Glukosa juga disebut


dekstrosa; putar-kanan.
EPIMERISASI
• Dalam larutan alkalis (basa), H pada C2 akan terlepas
(deprotonasi) membentuk ion enolat.
• Reprotonasi akan mengubah stereokimia dari C2.
TATA ULANG ENADIOL
• Dalam larutan alkalis (basa), posisi gugus C=O dapat bergeser
• Terjadi reaksi reversible dari aldose ke ketosa
• Untuk mencegah pergeseran → menggunakan larutan gula
yang asam atau netral
REDUKSI GULA
• C=O dari aldosa atau ketosa dapat direduksi menjadi C-OH oleh NaBH4 atau
H2/Ni.
• Nama gula alkohol: ditambah akhiran -itol pada nama pokok gula.
• Reduksi D-glukosa menghasilkan D-glusitol, umum disebut D-sorbitol.
• D-glusitol terdapat pada buah-buahan
• Sebagai pemanis atau pengganti gula dalam makanan
• Reduksi D-fruktosa menghasilkan campuran D-glusitol dan D-mannitol.
PEMBENTUKAN ASAM ALDONAT
• Asam aldonat dibentuk dengan oksidasi aldehid oleh Aqua
bromate
• Reaksi tidak terjadi pada gugus keton dan alkohol
PEMBENTUKAN ASAM ALDARAT
• Asam aldarat dibentuk dari oksidasi aldehid dan alcohol
terminal oleh asam nitrat membentuk asam aldarat
• Tidak terjadi pada gugus keton
PEMBENTUKAN ASAM URONAT
• Asam uronat dibentuk dari gula melalui bantuan reaksi
enzimatis
• Pada reaksi enzimatis, hanya gugus –CH2OH saja pada bentuk
hemiasetal siklis yang akan teroksidasi tanpa memecah cincin
• Gugus –OH lain tidak ikut teroksidasi
• Contoh: pembentukan asam glukoronat
OKSIDASI GULA PEREDUKSI
• Gugus aldehid (CHO) pada aldose sangat mudah teroksidasi oleh pereaksi
tollens membentuk gugus karboksil (COO-)
• Gula yang dapat dioksidasi dengan bantuan pereaksi tollens disebut dengan
gula pereduksi → membentuk cermin perak
• Gula dengan gugus keton, juga disebut gula pereduksi → gugus keton dapat
mengalami kesetimbangan dengan bentuk aldehidnya pada tautomerisasi
enadiol dalam suasana basa
OKSIDASI PADA GULA PEREDUKSI
• Fruktosa (suatu ketosa) juga termasuk gula pereduksi
• Karena dapat mereduksi pereaksi Tollens.
• Dikarenakan terjadinya tautomeri keto-enadiol menjadi aldosa
GULA NON-PEREDUKSI
• Glikosida adalah asetal yang stabil dalam basa dan
tidak bereaksi dengan pereaksi tollens → gula non
pereduksi
• Asetal didapatkan dari reaksi hemiasetal dengan alkohol
• Disakarida dan polisakarida tertentu juga berupa asetal
→ termasuk gula non pereduksi
PEMBENTUKAN GLIKOSIDA
• Glikosida terbentuk dari reaksi gula dan alcohol dalam suasana asam
• Karena rantai terbuka gula dalam kesetimbangan dengan a- and b-
hemiasetal, maka kedua anomer dari asetal akan terbentuk.
• Aglikon adalah sebutan untuk gugus yang terikat pada C-anomerik.

• Monosakarida (bentuk hemiasetal) bila bereaksi dengan alkohol, katalis


asam akan menghasilkan asetal (disebut glikosida)
• Penamaan glikosida tergantung sakarida awal :
glukosa → glukosida
galaktosa → galaktosida
fruktosa → fruktosida
PEMBENTUKAN GLIKOSIDA
Contoh :
D-glukosa dan metanol menghasilkan campuran metil-a-D-
glukopiranosida dan metil-b-D-glukopiranosida

H OH H OH H OH

H O H O H O
CH3OH, HCl
HO HO HO
HO OH HO H HO OCH3
H H OH H OH
OH
H H H OCH3 H H

b-D-glukopiranosa metil a-D-glukopiranosida metil b-D-glukopiranosida


SIFAT GLIKOSIDA
• Stabil dalam larutan netral dan alkalis
• Tidak bereaksi kesetimbangan dengan bentuk rantai terbuka
• Tidak dapat mengalami mutarotasi
• Terhidrolisis oleh enzim atau dalam larutan asam menjadi sakarida dan
alkohol semula
• Hidrolisis oleh enzim terjadi secara spesifik → 1 enzim untuk 1 ikatan glikosida
tertentu
Hidrolisis dalam larutan asam
HIDROLISIS ENZIMATIK GLIKOSIDA
• Terjadi secara spesifik → 1 enzim untuk 1 jenis
ikatan glikosida tertentu
ikat an b -glikosidik
OH
( hanya dihidr olisis oleh
H enzim b -glikosidase)
H OH H O
H HO
O
HO OCH 3
HO H OH
HO H
H OH H H

H OCH3
metil b-D-glukopiranosida

metil a−D-glukopiranosida
ikatan a-glikosidik
(hanya dihidrolisis oleh
enzim a-glikosidase)
PEMBENTUKAN ETER
• Reaksi aldose, seperti glukosa dengan methanol menghasilkan metil-
glikosida.
• Gugus –OH lain pada metil-glikosida dapat dikonversi menjadi gugus
metoksi dengan mereaksikannya dengan DMSO dan NaOH, atau biasa
disebut dengan sintesis eter Williamson
PEMBENTUKAN ETER
• Pembentukan eter juga dapat dilakukan dengan sintesis Williamson yang
dimodifikasi → menggunakan pereaksi CH3I, dan Ag2O
PEMBENTUKAN ESTER
• Reaksi aldose seperti glukosa dengan anhidrida asetat
dengan katalis piridin atau NaAcetat mengubah semua
gugus oksigen menjadi ester asetat
• Reaksi semakin cepat jika dilakukan pada suhu dibawah 00C
PEMBENTUKAN OSAZON
• Reaksi gula ketosa dan aldose dengan fenilhidrazin
menghasilkan osazone
• Reaksi terjadi pada atom C1 dan C2
DEGRADASI RUFF
• Rantai aldosa diperpendek oleh oksidasi aldehid
menjadi –COOH Oleh bromida, kemudian
dekarboksilasi oleh H2O2 dan Fe2(SO4)3
PEMBENTUKAN SIKLIK ASETAL DAN KETAL
• Karena karbohidrat memiliki gugus OH yang banyak, gugus proteksi
diperlukan untuk mengasilkan reaksi selektif gugus OH yang tidak
dihalangi
• Asetal dan ketal merupakan grup penghalang/proteksi yang sering
digunakan
• Contoh: aldehid seperti benzaldehida bereaksi dengan gugus 1,3 diol
pada molekul gula → menghasilkan cincin asetal
• Cincin asetal dapat dihilangkan kembali melalui reaksi hidrolisis pada suasana asam
PEMBENTUKAN SIKLIK ASETAL DAN KETAL
• Pada konversi L-sorbitol menjadi vitamin C, aseton digunakan untuk
menghalangi 4 gugus –OH sehingga satu gugus CH2OH dapat dioksidasi
secara selektif
Pustaka :
Fessenden, Ralph J.; Fessenden, Joan S. Organic
Chemistry, Fifth Edition.
John McMurry, Fundamentals of Organic Chemistry,
Third Edition
Richard O. C. Norman and James M. Coxon, Principles
of Organic Synthesis, Third Edition
KULIAH
KIMIA ORGANIK II

KARBOHIDRAT

Wimzy Rizqy Prabhata, MSc, Apt.


DISAKARIDA
DISAKARIDA
• Adalah gula yang tersusun dari dua molekul gula →
dihidrolisis menghasilkan dua molekul gula
• Molekul gula dihubungkan melalui ikatan glikosida
• Ikatan glikosidik pada gugus anomerik dapat berupa
anomer α ataupun β
• Terdapat tiga jenis ikatan glikosida alamiah :
• Ikatan 1-4’ : Karbon anomerik berikatan dengan Oksigen
pada C4 dari molekul gula yang lain.
• Ikatan 1-6’ : Karbon anomerik berikatan dengan Oksigen
pada C6 dari molekul gula yang lain.
• Ikatan 1-1’ : Karbon anomerik dari kedua molekul gula saling
berikatan lewat suatu Oksigen.
SELOBIOSA
• Disakarida hasil hidrolisis parsial selulosa.
• Dua unit β-D-glukopiranosa ( terikat 1-4’- β-glikosidik)
• Mempunyai gugus –OH anomerik bebas
• Termasuk gula pereduksi;
• Memiliki gugus hemiasetal pada karbon anomerik di unit glukopiranosa
sebelah kanan → berkesetimbangan dengan bentuk aldehidnya
• Dapat mengalami mutarotasi dari anomer β
MALTOSA
• Hasil hidrolisis enzimatis parsial dari pati (tepung), Mudah dicerna oleh
sistem pencernaan manusia dan Mudah mengalami peragian
• Dua unit α-D-glukopiranosa ( terikat 1-4’-α- glikosidik)
• Mempunyai gugus –OH anomerik bebas
• Termasuk gula pereduksi;
• Memiliki gugus hemiasetal pada karbon anomerik di unit glukopiranosa
sebelah kanan → berkesetimbangan dengan bentuk aldehidnya
• Dapat mengalami mutarotasi dari anomer α
LAKTOSA (GULA SUSU)
• Terdapat dalam air susu manusia dan susu lembu
• Terdiri dari mol galaktosa dan glukosa; yang saling terikat melalui ikatan
(1-4’)-β-glikosidik
• Laktulosa terdiri atas galaktosa + fruktosa
• Mempunyai gugus –OH anomerik bebas :
GENTIOBIOSA
• Dua unit glukosa terikat 1-6’-β-glikosidik
• Jarang ditemui pada disakarida, tetapi umum terlihat
sebagai titik cabang dalam karbohidrat.
AMIGDALIN
• Bagian gula adalah disakarida, t.d. dua mol glukosa yang
berikatan melalui 1,6’-α-glikosidik
• Bagian aglikon adalah benzaldehid sianohidrin
SUKROSA
• Glukosa + fruktosa, berikatan 1-2’
• Campuran glukosa dan fruktosa (1:1) disebut gula
invert
• Terjadi perubahan arah rotasi optik. Sukrosa ( [a]D=
+66,50 ) terhidrolisis menjadi campuran glukosa dan
fruktosa ( [a]D= -22,00 ). Disebut peristiwa inversi
• Lebah madu mempunyai enzim invertase yang
mengubah sukrosa menjadi gula invert.
• Gula non-pereduksi
• Tidak punya gugus –OH anomerik bebas
• Tidak memiliki gugus hemiasetal
SUKROSA
PERBANDINGAN RASA MANIS
(GULA DAN NON GULA)
Nama Jenis Rasa manis

Laktosa Disakarida 0,16


Glukosa Monosakarida 0,75
Sukrosa Disakarida 1,00
Fruktosa Monosakarida 1,75
Aspartame Gula sintetik 180
Acesulfam-K Gula sintetik 200
Saccharin Gula sintetik 350
Sucralose Gula sintetik 600

Sucralose:
IUPAC : 1,6-Dichloro-1,6-dideoxy-β-D-fructofuranosyl-4-chloro-4-deoxy-
α-D-galactopyranoside
OLIGOSAKARIDA
RAFFINOSA
• Terdiri dari Galaktosa + Glukosa + Fruktosa (trisakarida)
• Dihidrolisis oleh enzim α-galaktosidase menghasilkan galaktosa dan
sukrosa
• Ditemukan pada kacang-kacangan, kubis, brokoli
• Nama lain: 6-0-α-D-galaktopiranosil (1,6’)-2-0-α-D-
glukopiranosil (1,2’)- α -D-fruktofuranosida
CH2 OH
OH O CH2

O O CH2 OH O
OH
OH HO
OH O
OH CH2 OH
OH OH

Sucrose Moiety
Melbiose
STACHIOSA
• Terdiri dari Galaktosa + Galaktosa + Glukosa + Fruktosa (Tetrasakarida)
• Dihidrolisis oleh enzim α-galaktosidase menghasilkan galaktosa dan sukrosa
• Ditemukan pada kacang-kacangan
• Sukar diserap oleh pencernaan → fermentasi → terbentuk gas
• Nama lain: 6-0-a-D-Galaktopiranosil (1,6’)-6-0-a-D-Galaktopiranosil
(1,6’) -2-0-a-D-Glucopiranosil-b-D-Fruktofuranosida

CH 2 OH
OH O CH2

O O CH2
OH OH
O O CH2OH O
OH
OH
OH HO
OH OH O
CH2OH
OH OH
FOS DAN GOS
• Frukto-oligosakarida (FOS) dan Gluko-oligosakarida (GOS)
merupakan prebiotic
• Menstimulasi pertumbuhan dan aktivitas flora normal usus
• FOS→ fruktosa, GOS → Glukosa
POLISAKARIDA
POLISAKARIDA
• Adalah gula yang tersusun dari > 8 molekul gula →
hidrolisis sempurna menghasilkan unit monosakarida
penyusun
• Bukan gula pereduksi
• Hanya ada satu gugus anomerik bebas pada ujung
• Tidak memiliki gugus hemiasetal
• Tidak mengalami mutarotasi
• Contoh paling penting:
• Tepung → penyusun rangka tumbuhan
• Glikogen → cadangan gula pada hewan dan manusia
• Heparin → untuk mencegah koagulasi darah
• Dapat berikatan dengan molekul lain selain gula
• Glycoprotein → kompleks polisakarida-protein
• Glycolipid → kompleks polisakarida-lipid
SELULOSA
• Polimer D-glukosa (beberapa ribu unit), berikatan melalui
ikatan 1-4’b glikosidik
• Hidrolisis komplit hanya menghasilkan D-glukosa
• Hidrolisis parsial menghasilkan selobiosa

• Terdapat dalam tanaman → memperkuat struktur tanaman


• Mammalia tidak mempunyai enzim b-glikosidase → tidak
dapat menghidrolisis selulosa sendiri, dibutuhkan bantuan
mikroorganisme
AMILOSA
• Fraksi pati larut air, polimer dari D-glukosa (>250 Unit),
berikatan melalui ikatan 1-4’-α-glikosidik;
• Reduksi lengkap hanya menghasilkan D-glukosa
• Reduksi parsial menghasilkan maltosa
• Beraksi dengan I2
• menghasilkan kompleks pati-iodida, warna biru gelap → Sering
digunakan sebagai indikator titrasi redoks
AMILOPEKTIN
• Fraksi yang tak larut air dari pati → lebih besar dari
amilosa (>1000 unit)
• Polimer glukosa terutama dengan ikatan α(1→4’) →
inti, tetapi juga memiliki cabang yang dibentuk oleh
ikatan α(1→6’)
• Cabang → terminal glukosa tiap 25 unit
• Hidrolisis lengkap menghasilkan hanya D-glukosa
• Hidrolisis parsial membentuk dextrin yang dapat
dihidrolisis lebih lanjut menjadi campuran maltosa dan
isomaltosa
• Dextrin digunakan untuk lem dan perekat
• Isomaltosa dibentuk dari hidrolisis cabang
AMILOPEKTIN
GLIKOGEN
• Polimer glukosa, mirip amilopektin, tetapi cabang lebih
banyak.
• Terdiri dari Polimer glukosa dengan ikatan α(1→4’) → inti, dan
cabang yang dibentuk oleh ikatan α(1→6’)
• Cadangan energi dalam jaringan otot dan hepar.
• Banyaknya ujung percabangan menjadi alat yang cepat
untuk memberikan glukosa ke dalam darah.
KHITIN
• Polimer dari N-asetilglukosamin yang diikatkan melalui ikatan β
• Hidrolisis dari khitin menghasilkan 2-amino-2-deoxy-D-glukosa → grup asetil
hilang pada proses hidrolisis
• Kerangka luar (exoskeleton) dari antropoda seperti crustacean dan serangga
• Digunakan sebagai benang operasi karena mudah mengalami biodegrasi
• Reaksi dengan:
• HCl → hidrolisis → menghasilkan koloidal → Produksi N-Acetyl Glucosamine →
untuk kesehatan tulang
• NaOH → Deasetilasi mengasilkan chitosan → Nutraceutical hipertensi,
hiperkolesterol, untuk eksipien sediaan farmasi (banyak digunakan untuk
formulasi sediaan nanopartikel)
KHITIN

Chitosan
SIKLODEKSTRIN
• Digunakan sebagai pembawa obat yang memiliki kelarutan rendah
PEKTIN
• Polimer dari asam 4-0-a-D-galakturonat (1→4) &
metilgalakturonat → ikatan a
• Makin tinggi derajat termetilasi (DM = degree of
methylation), makin tinggi pula suhu pembentukan gel
• Pektin (kira-kira 74 DM) dipakai pada pembuatan selai (jam)
• Untuk jelly : DM kira-kira 60
• Untuk membentuk gel, minimal 50% gugus karboksil harus
termetilasi.
COOH COOCH3 COOCH3 COOH
OH O O O O

O O O
OH OH OH OH

OH OH OH OH
INULIN
• Polimer fruktosa
• Tidak dapat dipecah oleh enzim
mamalia
• Disimpan dalam beberapa
tanaman sebagai cadangan
pangan alternatif untuk pati
• Chicory (Cichorium intybus)
• Dandelion (Taraxacum officinale)
• Mudah diekskresikan dalam
urine
• Digunakan untuk menentukan
GFR (laju filtrasi glomerular)
bahan pemanis
STREPTOMISIN
• Antibiotik
yang penting,
terdiri dari 3
subunit utama

• Antibiotik poten untuk bakteri yang resisten terhadap


penisilin
• Antibiotik lain yang masih dalam satu keluarga : kanamisin,
neomisin, gentamisin
TUGAS
• Carilah struktur dari kanamycin, neomycin, dan
gentamicyn. Dan analisis apakah ketiga senyawa
tersebut terdiri dari struktur gula? Dan analisislah
perbedaan diantara ketiga senyawa tersebut
berdasarkan strukturnya
• Ketik format bebas di submit di ms teams dengan
format file .pdf, nama file: Nama_NIM
Pustaka :
Fessenden, Ralph J.; Fessenden, Joan S. Organic
Chemistry, Fifth Edition.
John McMurry, Fundamentals of Organic Chemistry,
Third Edition
Richard O. C. Norman and James M. Coxon, Principles
of Organic Synthesis, Third Edition
KULIAH
KIMIA ORGANIK II

LIPID

Wimzy Rizqy Prabhata, MSc, Apt.


LIPIDA
• Adalah suatu molekul yang kelarutannya dalam air sangat
minimal
• Diklasifikasikan menjadi dua tipe:
• Fat (lemak) dan Wax (lilin) dibuat darui reaksi alcohol dan asam lemak,
memiliki jembatan ester dan dapat dihidrolisis
• Kolesterol dan steroid, yang tidak memiliki jembatan ester dan tidak
dapat dihidrolisis
Jembatan ester

Phospholipid Estradiol
KATEGORI LIPIDA
• Asam Lemak
• Wax
• Gliserol
• Fats (Lemak) dan Oil (Minyak)
• Prostaglandin
• Steroid
• Lemak terkonjugasi
• Terpen
ASAM LEMAK
• Merupakan asam mono-karboksilat yang didapatkan melalui
hidrolisis lemak dan minyak
• Formula Umum: R-(CH2)n-COOH, sebagian besar berupa
rantai lurus, jumlah karbonnya selalu genap
• Atom karbon pada gugus karboksilat bernomor 1
• Asam lemak yang penting memiliki 18 atom C
• Sifat:
• Semakin panjang rantai C → lebih hidrofobik
• Semakin panjang rantai titik leleh semakin tinggi
• Ikatan rangkap meningkatkan kelarutan
• Adanya ikatan rangkap menurunkan titik leleh
• Asam lemak tak jenuh berbentuk padat pada suhu kamar
• Dibagi menjadi dua jenis:
• Asam lemak jenuh
• Asam lemak tak jenuh
ASAM LEMAK JENUH
• Tidak memiliki ikatan rangkap
• Pada suhu kamar → padatan, kecuali asam lemak
rantai pendek
• Formula: CnH2n+1COOH
• Asam lemak Jenuh Rantai pendek (2-6 C)
• Atom C maksimal 6, bentuk cair, larut air, dan menguap
pada suhu kamar, contoh:
• Asam asetat (2C) CH3-COOH
• Asam butirat (4C) CH3-(CH2)2-COOH
• Asam kaproat (6C) CH3-(CH2)4-COOH
ASAM LEMAK JENUH
• Asam lemak jenuh rantai sedang (7-10 C)
• Berbentuk padat pada suhu kamar, tidak menguap pada
suhu kamar
• Asam Kaprilat (8C) CH3-(CH2)6-COOH
• Asam Kaprat (10C) CH3-(CH2)8-COOH
• Asam lemak jenuh rantai panjang (>10 C)
• Terdapat pada minyak terhidrogenasi, lemak hewan,
mentega, minyak kelapa, padat pada suhu kamar, tidak
menguap pada suhu kamar dan tidak terlarut air
• Asam laurat (12 C)
• Asam miristat (14 C)
• Asam Palmitat (16 C)
• Asam stearate (18 C)
• Asam arakidonat (20 C)
ASAM LEMAK TIDAK JENUH
• Mengandung ikatan rangkap
• Terbagi menjadi dua kelompok:
• Mono-unsaturated
• Mengandung satu ikatan rangkap
• Rumus molekul CnH2n-1COOH
• Dapat memiliki dua isomer → cis dan trans
• Polyunsaturated
• Mengandung lebih dari satu ikatan rangkap
• Rumus molekul CnH2n-more than 1 COOH
• Tidak memiliki isomer
MONO-UNSATURATED FATTY ACID (MUFA)
• Asam palmitoleat
• C16:1Δ9 : Mengandung 16 atom C dan 1 ikatan rangkap pada karbon nomor 9-
10
CH3-(CH2)5CH=CH-(CH2)7-COOH

• Asam Oleat
• C18:1Δ9 : Mengandung 18 atom C dan 1 ikatan rangkap pada karbon nomor 9-
10
CH3-(CH2)7CH=CH-(CH2)7-COOH

• Asam Nervonat
• C24:1Δ15 : Mengandung 24 atom C dan 1 ikatan rangkap pada karbon nomor 15-
16
CH3-(CH2)7CH=CH-(CH2)13-COOH
MONO-UNSATURATED FATTY ACID (MUFA)
• Memiliki konfigurasi cis- dan trans-
• Contoh pada Asam oleat dan asam elaidat
• Konfigurasi cis → meningkatkan kolesterol tubuh
• Keduanya merupakan C18:1Δ9 asam oktadekanoat
• Asam oleat → C18:1Δ9 cis-9-asam oktadekanoat
• Asam elaidat → C18:1Δ9 trans-9-asam oktadekanoat
POLY-UNSATURATED FATTY ACID (PUFA)
• Asam lemak esensial
• Tidak dapat disintesis oleh manusia
• Dibutuhkan oleh tubuh melalui makanan, contoh: minyak sayur, cod
liver oil, dan lemak pada hewan
• Dapat direduksi menjadi trans-MUFA
• Minyak ikan cod liver oil paling stabil dan tidak mudah direduksi
• Tidak meningkatkan kolesterol
POLY-UNSATURATED FATTY ACID (PUFA)
• Asam linoleat
• C18:2Δ9,12
• Merupakan asam lemak terpenting, bahan untuk sintesis asam lemak lain
dalam tubuh
CH3-(CH2)4-CH=CH-CH2-CH=CH-(CH2)7-COOH

• Asam linolenat
• C18:3Δ9,12,15 , terdapat pada jagung, kacang, minyak zaitun, minyak kedelai
CH3-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-(CH2)7-COOH

• Asam arakhidonat
• C20:4Δ5,8,11,14, penyusun fosfolipid dan sebagai bahan sintesis prostaglandin
CH3-(CH2)4-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-(CH2)3-COOH
OMEGA-3 DAN OMEGA-6
• Karbon alpha/α adalah C yang terdekat dengan COOH (atau
C2), sedangkan karbon omega/ω adalah C terakhir dari rantai
• Asam linoleat adalah asam lemak omega-6 karena memiliki
ikatan rangkap yang jaraknya 6 C dari C omega
• Asam alpha-linolenat adalah asam lemak omega-3 karena
memiliki ikatan rangkap yang jaraknya 3 C dari C omega
BIOSINTESIS ASAM LEMAK
WAX (LILIN)
• Adalah senyawa ester yang berasal dari asam lemak rantai
panjang (C16-C36) dan alcohol rantai panjang (C24-C36),
contoh: kolesterol, vit A dan D
• Titik lebur tinggi
• Tidak larut air, larut dalam pelarut organik
• Negatif terhadap tes acrolein → tidak mengandung gliserol
• Tidak mudah dihidrolisis dan dicerna oleh lipase
• Resisten terhadap rancidity → bukan triacilgliserol

Asam palmitat 1-triacontanol


WAX (LILIN)
• Dibedakan menjadi
• True Waxes
• Bees-wax disekresi oleh lebah madu. Untuk pembuatan sisir
• Kandungan yang dominan dari bees-wax: mericil palmitat

• Wax-like compound
• Cholesterol esters: lanolin (lemak bulu domba) didapatkan dari
kelenjar kulit domba
• Contoh lain: Cholesterol palmitat
GLISEROL
• Disebut juga gliserin, merupakan alkohol yang memiliki 3
gugus OH
• Utamanya digunakan sebagai pelarut sediaan farmasi
• Nitrogliserin → vasodilator angina pectoris
• Pengobatan glaucoma
• Mengatasi edema otak pada penyakit cerebrovascular
• Sifat:
• Cairan berminyak kental, bening, rasa manis
• Positif acrolein jika direaksikan dengan asam sulfat atau KHSO4 →
berbau tidak enak
• Esterifikasi asam lemak menghasilkan:
• Monogliserida → dari satu asam lemak + gliserol
• Digliserida → dari dua asam lemak + gliserol
• Trigliserida → dari tiga asam lemak + gliserol
FATS AND OIL
• Fats (lemak) dan oil (minyak) adalah trigliserida
atau triasilgliserida
• Trigliserida pada hewan disebut fat (lemak) dan
pada tumbuhan disebut oil (minyak)
• Pada suhu kamar fat padat dan oil cair
• Trigliserida tersusun dari asam lemak dan gliserol
yang dihubungkan oleh jembatan ester
• Lemak dan minyak diberi nama berdasarkan
derivate asam lemaknya
• Tristearin tersusun dari tristearat (3 mol as stearat) dan
gliserol
• Tripalmitin tersusun dari tripalmitat (3 mol as palmitat)
dan gliserol
TRIGLISERIDA

• Disebut juga triacylglycerols


• Tri-ester dari gliserol dengan 3
molekul asam lemak
• Jembatan ester menghubungkan
gugus OH pada gliserol dengan
asam lemak
• Asam karboksilat (asam lemak)
kehilangan muatan → Trigliserida
lebih hidrofobik dibandingkan
asam lemak
• Tidak bermuatan
• Penyusun lemak jaringan
adipose (98%), penyusun lemak
plasma dan hati (30%),
penyusun lemak eritrosit (10%)
TRIGLISERIDA
TRIGLISERIDA
• Trigliserida sederhana
• Jika 3 asam lemak yang terikat dengan gliserol adalah asam lemak
yang sama
• Contoh: tripalmitin
• Trigliserida campuran
• Jika 3 asam lemak yang terikat dengan gliserol adalah asam lemak
yang berbeda
• Contoh: Stearo-diolein dan palmito-oleo-stearin
• Lemak secara umum adalah campuran dari trigliserida
campuran (sebagian besar) dan sebagian kecil trigliserida
sederhana
TRIGLISERIDA
SIFAT FISIKA LEMAK
• Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
• Adanya warna dan rasa disebabkan asosiasi dengan
bahan lain
• Misal dengan karoten menyebabkan timbulnya warna kuning
• Spesific gravity kurang dari 1
• Tidak larut, larut dalam pelarut organik eter dan
benzena
• Titik leburnya rendah
• Pada suhu kamar lemak berbentuk padat, sedangkan
minyak cair
• Lemak lebih banyak asam lemak jenuh
• Minyak lebih banyak terdapat asam lemak tidak jenuh
SIFAT KIMIA LEMAK
• Lemak mengalami:
• Hidrolisis
• Saponifikasi
• Halogenasi
• Oksidasi (Rancidity)
• Hidrogenasi/pemadatan
HIDROLISIS LEMAK DAN MINYAK
• Hidrolisis terjadi pada kondisi asam, basa, pengaruh
enzimatik (lipase), maupun pemanasan tinggi.
• Hidrolisis secara enzimatik dan suasana asam
menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas.
SAPONIFIKASI
• Hidrolisis lemak/minyak pada suasana basa menghasilkan
gliserol dan garam dari asam lemak (sabun/soaps)
• Sabun menyebabkan emulsifikasi bahan minyak sehingga
dapat mempermudah membersihkan minyak dari
permukaan
SABUN
• Sabun merupakan campuran dari garam Na atau K dari asam
lemak rantai panjang yang dihasilkan dari hidrolisis
(saponifikasi) dalam suasana basa
• Kedua ujung molekul sabun memiliki sifat yang berbeda
• Bagian kepala bersifat ionic karena ada gugus karboksilat sehingga
mudah larut dalam air
• Bagian ekor bersifat non polar dan dapat berikatan dengan lemak
dan minyak
• Ketika sabun dilarutkan dalam air, bagian ekor dari sabun
akan mengelompok menjadi satu dengan lemak/minyak
dilapisan bagian dalam sedangkan bagian kepala akan
menonjol ke dalam lapisan air → struktur yang disebut
dengan misel
SABUN
DETERGENT
• Larutan yang mengandung Mg2+ ,Ca2+ dan Fe3+ → tidak larut
dalam sabun → membentuk garam yang tak larut
• Digunakan detergent untuk melarutkan larutan yang tidak
dapat dilarutkan oleh sabun
• Memiliki gugus rantai panjang asam alkilbenzenasulfonat
• Anion sulfonat akan berada pada lapisan air
• Detergent yang mengandung sulfonat tidak menghasilkan endapan
atau kotoran tak terlarut seperti pada sabun
HALOGENASI
• Lemak netral yang tidak jenuh dapat mengalami reaksi adisi
pada ikatan rangkapnya dengan senyawa halogen→ disebut
dengan halogenasi
• Reaksi dengan halogen dilakukan sebagai indikator tingkat
kejenuhan lemak atau minyak
OKSIDASI (RANCIDITY)
• Reaksi oksidasi trigliserida oleh oksigen, bakteri, atau
kelembaban
• Pencegahan → + antioksidan misal vitamin E
• Jenis Rancidity:
• Hydrolitic rancidity
• Hidrolisis lemak oleh lipase menghasilkan asam lemak bebas dan
gliserol
• Senyawa asam lemak rantai pendek menghasilkan bau tidak sedap
OKSIDASI (RANCIDITY)
• Tipe:
• Oxidative rancidity
• Reaksi oksidasi lemak yang dikatalisis oleh oksigen, cahaya, atau
panas menghasilkan turunan peroksida yang terdekomposisi menjadi
peroksida, aldehid, keton, dan asam dikarboksilat
• Hasil dekomposisi merupakan senyawa toksik dan berbau tidak sedap
OKSIDASI (RANCIDITY)
• Tipe:
• Ketonic rancidity
• Disebabkan karena kontaminasi lemak atau minyak (missal minyak
kelapa) dengan jamur seperti Aspergilus niger
• Produk utama adalah keton, selain itu juga menghasilkan produk
sampingan berupa asam lemak rantai pendek, lemak aldehid, dan
gliserol
• Kelembaban mempercepat terjadinya ketonic rancidity
• Berbau tidak sedap
HIDROGENASI ATAU PEMADATAN
• Merupakan reaksi adisi hydrogen pada ikatan rangkap asam
lemak tak jenuh
• Reaksi hidrogenasi berlangsung dengan tekanan tinggi dan
dikatalisis oleh nickel atau copper
• Misal pada manufactur margarin → perubahan asam oleat menjadi
asam stearate
• Lebih baik tidak mensaturasi semua ikatan rangkap → agar margarin
tidak terlalu keras dan mudah untuk dicerna
PERBEDAAN WAX VS LEMAK NETRAL
PROSTAGLANDIN
• Merupakan salah satu golongan senyawa Eikosanoid yang
mengandung kerangka asam prostanoat
• Asam prostanoat: lemak C20 yang mengandung cincin
siklopentana dengan dua rantai panjang dikedua sisi (posisi
trans)
• Prostaglandin disintesis oleh tubuh ketika terjadi
luka/inflamasi

Asam prostanoat
SENYAWA-SENYAWA PROSTAGLANDIN
BIOSINTESIS PROSTAGLANDIN
STEROID
• Terdapat pada hewan dan tanaman
• Steroid merupakan senyawa yang tersusun dari cincin
tetrasiklik
• Cincin diberi huruf ABCD dari kiri bawah ke atas kanan
• Senyawa karbon diberi nomor dari cincin A dilanjutkan ke cincin B,
C, dan D
• Pada manusia, steroid berfungsi sebagai hormon, yang
merupakan senyawa penghantar sinyal yang disekresi oleh
kelenjar endokrin
• Hormon steroid pada manusia dibagi menjadi dua kelas:
• Hormon seks, yang mengkontrol pematangan, pertumbuhan
jaringan, dan reproduksi
• Hormon adrenokortikal, yang mengatur berbagai proses
metabolisme
• Hormon dapat disintesis untuk memberikan efek
farmakologis menyerupai hormon endogen
STEROID
HORMON SEKS
• Hormon androgen merupakan hormon yang bertanggung
jawab dalam perkembangan sekunder dari organ seksual
pria dan juga berfungsi dalam perkembangan massa otot
• Testosteron dan androsteron adalah 2 contoh hormon androgen
yang paling penting → keduanya disintesis oleh testis
• Esterogen dan Progrestin merupakan hormon yang
bertanggung jawab dalam fungsi reproduksi wantita
• Esterogen → mengatur siklus menstruasi
• Estrone dan estradiol adalah 2 contoh hormone esterogen yang paling penting
→ disintesis di ovarium dari bahan awal testosterone
• Progrestin
• Contoh : progresteron, sangat penting untuk mempersiapkan rahim untuk
perlekatan ovum yang dibuahi selama kehamilan
HORMON SEKS
HORMON ADRENOKORTIKAL
• Terdapat dua tipe:
• Mineralocorticoid, contoh aldosterone → pembengkakan jaringan
dengan mengkontrol keseimbangan garam Na+ dan K+
• Glucocorticoid, contoh hidrocortison → terlibat dalam regulasi
metabolism glukosa dan regulasi proses inflamasi
STEROID SINTETIK
• Berbagai macam steroid telah disintesis oleh manusia untuk
mendapatkan efek farmakologis tertentu
• Untuk kontrasepsi oral → campuran esterogen sintetik, seperti
etinilestradiol dan progrestin sintetik seperti noretindon
• Anabolik steroid seperti metandrostenolon (Dianabol®) merupakan
androgen sintetik yang memberikan efektivitas menyerupai
testosteron
LEMAK TERKONJUGASI
• Senyawa lemak yang terkonjugasi dengan gugus tambahan
lain seperti sulfur, fosfat, amino, karbohidrat, protein,
disamping asam lemak dan alcohol
• Dibedakan menjadi
• Fosfolipid → konjugasi dengan fosfat
• Glicolipid → konjugasi dengan gula/karbohidrat
• Lipoprotein → konjugasi dengan protein
• Sulfolipid → konjugasu dengan sulfur
• Aminolipid → konjugasi dengan gugus amino
FOSFOLIPID
• Jika wax, fat, oil adalah ester dari asam karboksilat, fosfolipid adalah ester dari
asam fosforat, H3PO4
• Fosfolipid dibedakan menjadi dua:
• Gliserofosfolipid
• Sfingomielin
• Fosfolipid ditemukan secara umum pada hewan maupun tumbuhan dan
komponen penyusun membran sel utama (50-60%)
• Memiliki ekor dengan gugus non-polar hidrokarbon yang berikatan dengan
bagian kepala yang bermuatan ionik
• Pada membrane sel membentuk lipid bilayer
• Bagian ekor (non polar) berada ditengah membrane lipid bilayer → mencegah air
masuk kedalam sel
• Bagian kepala (polar) membentuk lapisan luar dan dalam dari membrane sel →
bersifat polar
LIPID BILAYER
GLISEROFOSFOLIPID
• Memiliki rangka gliserol yang diikat melalui ikatan ester
dengan dua asam lemak dan satu asam fosfat
• Residu asam lemak bisa C12-20 unit → sama seperti fat
• Grup acil C1 biasanya tersaturasi dan pada C2 salah satu
ikatannya tidak tersaturasi
• Grup fosfat pada C3 biasanya berikatan dengan amino
alcohol
• Senyawanya khiral dan memiliki konfigurasi L atau R pada C2
• Pada C2 ada satu ikatan yang tidak tersaturasi
• Pemberian nama berdasarkan pada gugus amino alcohol
yang terikat pada grup fosfatnya
• Fosfatidilcholine → yang terikat adalah choline (HOCH2CH2N(CH3)3)
• Fosfatidiletanolamin → yang terikat etanolamin (HOCH2CH2NH2)
• Fosfatidilserin → yang terikat serin (HOCH2CH(NH2)CO2H)
GLISEROFOSFOLIPID
SFINGOMIELIN
• Memiliki gugus sfingosin atau gugus dihidroxiamina
lainnya sebagai rangka
• Negatif terhadap test acrolein
• Banyak terdapat pada otak dan jaringan syaraf
• Penyusun selubung mielin
GLICOLIPID
• Lipid yang terkonjugasi dengan karbohidrat dengan
sfingosida sebagai gugus alkoholnya dan gugus
asam lemak rantai panjang (C24)
• Banyak terdapat pada jaringan serebral, sehingga
disebut serebrosida
• Dibagi menjadi 3:
• Serebrosida, memiliki satu molekul galaktosa
(galaktosidase)
• Sulfafitida, serebrosida dengan molekul sulfat yang
terikat pada molekul gula (serebrosida tersulfatasi)
• Gangliosida, memiliki beberapa molekul gula dan residu
gula-amina
GLICOLIPID
LIPOPROTEIN
• Lipid yang berkonjugasi dengan protein di jaringan tubuh. Komponen
lipidnya dapat beruba fosfolipid, kolesterol, atau trigliserida
• Berdasarkan ukurannya (dari besar ke kecil):
• Kilomikron membawa TG dari usus ke hati, ke otot rangka, dan ke jaringan
adiposa.
• Lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) membawa TG (baru disintesis) dari
hati ke jaringan adiposa.
• Lipoprotein densitas menengah (IDL) adalah lipoprotein menengah di antara
VLDL dan LDL. Biasanya IDL tidak terdeteksi di dalam darah.
• Lipoprotein densitas rendah (LDL) membawa kolesterol dari hati ke sel-sel
tubuh. LDL kadang-kadang disebut sebagai "kolesterol jahat".
• Lipoprotein densitas tinggi (HDL) mengumpulkan kolesterol dari jaringan
tubuh, dan membawanya kembali ke hati. HDL sering disebut sebagai
"kolesterol baik"
• Termasuk:
• Struktural lipoprotein, terdapat di membrane seluler, contoh: rhodopsin
• Transport lipoprotein, terdapat di plasma darah. Terbentuk dari apolipoprotein
LIPOPROTEIN
% triasilgliseroll
Density (g/mL) Class Diameter (nm) % protein % Kolesterol % phospholipid & ester
kolesterol
>1.063 HDL 5–15 33 30 29 4
1.019–1.063 LDL 18–28 25 50 21 8
1.006–1.019 IDL 25–50 18 29 22 31
0.95–1.006 VLDL 30–80 10 22 18 50
<0.95 Kilomikron 100-1000 <2 8 7 84
TERPEN
• Merupakan senyawa yang banyak terkandung dalam tanaman
• Biasanya memiliki bau yang harum
• Didapatkan dari proses destilasi dalam bentuk minyak esensial
• Terpen memiliki rangka isoprene yang dihubungkan dari kepala ke ekor
satu sama lain
• Bagian kepala adalah ujung yang dekat dengan cabang gugus metil
• Dapat dalam bentuk siklik maupun asiklik
• Dapat terdiri dari 2,3 atau lebih unit isoprene → digolongkan berdasarkan
jumlah unit isoprene
Monoterpen dua unit isoprene triterpen enam unit isoprene
Sesquiterpen tiga unit isoprene tetraterpen delapan unit isoprene
Diterpen empat unit isoprene

• Terpen yang memiliki elemen selain C dan H disebut dengan terpenoid


• Didapatkan tidak melalui polimerisasi isoprene namun melalui biosintesis
dengan bahan awal Acetyl CoA → biosintesis lanjutan menghasilkan
kolesterol (steroid)
TERPEN
MONOTERPEN
• Terpen paling sederhana dengan dua unit isoprene
• Variasi struktur sangat banyak
• Dapat berupa siklik/asiklik
• Dapat memiliki sistem cincin jembatan, contoh pada
camphor
• Pada sistem cincin dengan jembatan senyawa
hanya memiliki satu konformasi
• Pada sistem ini dua cincin berbagi dua atau lebih atom
karbon
• Atom karbon yang digunakan bersama tidak memiliki
ikatan ganda → Bredt’s rule
MONOTERPEN
HIGHER TERPENES
• Beberapa contoh tepen dengan unit isoprene yang banyak
dan sering digunakan adalah β-carotene
• Merupakan tetraterpen dengan 8 unit isoprene
• Carotene dapat dipotong dengan reaksi enzimatis menjadi dua unit
vitamin A → kesehatan mata
• Astaxanthin merupakan turunan dari β-carotene, merupakan
antioksidan yang paling kuat yang diproduksi secara masal
• 10 kali lebih kuat dibandingkan dengan β-carotene, 550 kali lebih
kuat dibandingkan vitamin E dan 6000 kali lebih kuat dibandingkan
vitamin C
• Larut dalam lemak dan air
• Penambahan gugus OH dan C=O meningkatkan kapasitas antioksidan
• Lebih reaktif menangkap radikal bebas ROS/RNS
• Digunakan untuk memutihkan kulit (antioksidan kulit)
• Dapat mencegah oksidasi LDL → mencegah penyumbatan pembuluh
darah yang dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler
β-CAROTENE DAN TURUNANNYA

Astaxanthin
Pustaka :
Fessenden, Ralph J.; Fessenden, Joan S. Organic
Chemistry, Fifth Edition.
John McMurry, Fundamentals of Organic Chemistry,
Third Edition
Richard O. C. Norman and James M. Coxon, Principles
of Organic Synthesis, Third Edition
KULIAH
KIMIA ORGANIK II

ASAM AMINO
DAN
PEPTIDA

Wimzy Rizqy Prabhata, MSc, Apt.


ASAM AMINO

Gugus Gugus
Amino Asam karboksilat

Rantai
-carbon samping
FUNGSI ASAM AMINO
• Sebagai sumber energi
• Menyediakan 12-20% dari total kebutuhan energy tubuh
• Beberapa asam amino harus didapatkan dari makanan
→ asam amino esensial
• Sintesis protein tubuh
• misalnya protein plasma, intraseluler dan struktural.
• Sintesis senyawa yang mengandung nonprotein
nitrogen "NPN“
• seperti purin, pirimidin, kreatin, histamin, tiroksin dan
lainnya.
ASAM AMINO
• Asam amino merupakan senyawa organik penyusun protein
• Terdapat 22 asam amino, namun hanya 20 asam amino yang
terlibat dalam sintesis protein
• Hidroksiprolin dan sistin disintesis dari proline dan sistein setelah
rantai protein berhasil disintesis
• Sistein dioksidasi untuk menghasilkan sistin dengan jembatan
disulfida
• Jembatan disulfida penting dalam memberikan bentuk protein

• Semua asam amino kecuali glisin kiral dan memiliki


konfigurasi L → sama seperti gliseraldehida
RANTAI SAMPING ASAM AMINO
• Rantai samping asam amino memberikan perbedaan sifat dari polimer
asam amino → peptide/protein
• Beberapa asam amino memiliki rantai samping asam karboksilat → bersifat
asam
• Beberapa memiliki rantai samping gugus amin → bersifat basa
• Beberapa bersifat netral → tidak memiliki kedua gugus
• Adanya rantai samping → memberikan perbedaan struktur dan
reaktivitas dari protein
• Gugus non polar → memberikan ikatan van der walls → struktur tersier
protein
• Gugus karboksilat dan amino → memberikan ikatan ionic → struktur
tersier protein
• Gugus –OH, -SH, atau gugus polar lain memberikan ikatan hydrogen →
memberi pengaruh struktur tersier protein
• Gugus –SH (thiol) pada sistein memberikan ikatan disulfida
• Gugus –OH memberikan ikatan hidrogen
SIFAT ASAM AMINO
• Berupa padatan dengan TL > 2000C
• Larut dalam air dan pelarut polar lainnya, namun
tidak larut dalam pelarut non-polar
• Memiliki momen dipole yang tinggi
• Lebih tidak asam dibandingkan asam karboksilat
dan lebih tidak basa dibandingkan amina
• Memiliki gugus asam karboksilat dan basa amina
• Dapat bereaksi dengan asam atau basa → amfoter
menghasilkan kation atau anion
• Mengalami reaksi internal asam basa → ion dipolar atau
zwitter ion
SIFAT ASAM BASA DARI ASAM AMINO
• Titik isoelektronik atau titik • Pada pH isoelektrik, net charge=0.
isoionik adalah pH di mana asam Muatan positif dan negative
amino tidak bermigrasi dalam seimbang. Disebut dengan
medan listrik ampholyte atau zwitterion
• Dalam bentuk padat, asam • Pada pH rendah (<7), net
amino berada dalam ion dipolar charge=+, gugus amino dan
(zwitter ion) karboksil terprotonasi
• Dalam pelarut air, asam amino • Pada pH tinggi (>7),net charge=-,
berada dalam keseimbangan gugus amino dan karboksil
antara ion dipolar, kation, dan terdeprotonasi
anion
pH ISOELEKTRIK ASAM AMINO NETRAL
• Contoh: asam amino alanin
• Asam amino netral memiliki 2 nilai pKa
• pKa1 (2.3) → ionisasi proton asam karboksilat
• pKa2 (9.7) → ionisasi proton dari gugus amino yang terprotonasi
• pH isoelektrik dihitung dari rata-rata kedua nilai pKa. pI = 1/2
(pKa1 + pKa2), pH isoelektrik alanine = 6.0
pH ISOELEKTRIK ASAM AMINO DENGAN
GUGUS ASAM
• Contoh: Asam aspartat
• pI akan lebih rendah dikarenakan rantai samping asam karboksilat
yang memberikan tambahan muatan negative
• Bentuk netral terjadi pada kondisi lebih asam, ketika tambahan
muatan negative dinetralkan
• pKa1 (1.88) → ionisasi proton asam karboksilat
• pKa2 (9.68) → ionisasi proton dari gugus amino yang terprotonasi
• pKa3 (3.65) → ionisasi proton dari tambahan gugus as karboksilat

• pH isoelektrik dihitung dari rata-rata pKa1 dan pKa3. pI = 1/2 (pKa1 +


pKa3), pH isoelektrik as aspartate = 2.77
pH ISOELEKTRIK ASAM AMINO DENGAN
GUGUS BERSIFAT BASA
• Contoh: Lysin
• pI akan lebih tinggi dikarenakan rantai samping basa yang
memberikan tambahan muatan positif
• Bentuk netral terjadi pada kondisi lebih basa, ketika tambahan
muatan positif dinetralkan
• pKa1 (2.2) → ionisasi proton asam karboksilat
• pKa2 (9.0) → ionisasi proton dari gugus amino yang terprotonasi
• pKa3 (10.5) → ionisasi proton dari tambahan gugus amino yang
terprotonasi

• pH isoelektrik dihitung dari rata-rata pKa2 dan pKa3. pI = 1/2 (pKa2 +


pKa3), pH isoelektrik lysin = 9.75
SINTESIS ASAM AMINO
• Aminasi langsung dari asam α-halo
• Menghasilkan campuran rasemat (DL)
• NH3 berlebih untuk menetralkan asam dan mencegah alkilasi berlebihan
• Rendemen yang dihasilkan kecil

• Sintesis Gabriel termodifikasi


• Menghasilkan campuran rasemat (DL)
• Rendemen besar
SINTESIS ASAM AMINO
• Sintesis strecker
• Menghasilkan campuran rasemat (DL)
• Reaksi aldehid dengan ammonia (NH3) dan asam sianida (HCN)
menghasilkan α-aminonitril
• Dilanjutkan hidrolisis α-aminonitril menghasilkan asam α-amino
• Proses reaksi diperantarai oleh pembentukan intermediet imina
SINTESIS ASAM AMINO
• Aminasi reduktif
• Menghasilkan campuran rasemat (DL)
• Dari bahan awal asam α-keto. Gugus karbonil (C=O_ direduksi menjadi HC-
NH2)
• Gugus C=O susah untuk direduksi, diperlukan katalis palladium
• Rendemen kecil
SINTESIS ASAM AMINO
• Memisahkan campuran rasemat dari DL-asam amino
• Campuran rasemat DL asam amino dari 3 metode sintesis yang telah
dijelaskan sebelumnya dapat dipisahkan
• Campuran rasemat awalnya dikonversi ke bentuk Asam N-asilamino
• Diikuti dengan hidrolisis oleh enzim deasilasi yang secara selektif meng-
deasilasi asam L-asilamino menjadi asam L-amino
PEPTIDA
• Peptida adalah amida yang dibentuk dari dua atau lebih asam
amino
• Ikatan amida yang menghubungkan antara gugus fungsi α-amino
pada asam amino satu dengan gugus karboksil amino yang
lainnya disebut dengan ikatan peptida
• Setiap asam amino dalam sebuah peptida disebut sebagai unit
atau residu
• Di-, tri-peptida → dua, atau tiga unit peptida
• Polipeptida → banyak unit (contoh: protein)
• Semakin besar jumlah residu dalam satu peptida semakin banyak
kemungkinan strukturnya
• 3 residu → 6 kemungkinan struktur
• 10 residu → 4 trilliun kemungkinan struktur
• Protein → polipeptida → sequence atau urutan asam amino spesifik
• Asam amino dengan gugus amino bebas disebut asam amino N-
terminal, sedangkan asam amino dengan gugus karboksil bebas
disebut dengan asam amino C-terminal
PEPTIDA

IKATAN
PEPTIDA

Poli-
Leu His Phe Iso Trp Asn Leu Glu Gln Cis Val dst Glu
peptida

Asn Leu Glu Tripeptida

N-terminal C-terminal
LATIHAN
• Gambar struktur 2 dimensi dari urutan/sequence
peptida berikut ini

1 His Phe Iso Trp Asn

2 Arg Tyr Gln Cis Val


CONTOH POLIPEPTIDA
• Oksitoksin dan vasopressin hanya berbeda dua residu asam amino
• Oksitoksin → kontraksi uterin saat melahirkan
• Vasopresin → kontraksi pembuluh darah perifer → peningkatan BP
HIDROLISIS PEPTIDA
• Peptida dan Polipeptida dapat dihidrolisis dengan HCl 6M selama 24 jam → unit
asam amino
• Unit asam amino dapat dipisahkan melalui kromatografi cation-exchange
• Kolom diikatkan dengan resin cation-exchanger
• Larutan asam amino dalam suasana asam masuk ke kolom dan asam amino akan
tertahan pada kolom. Semakin basa asam amino akan tertahan semakin kuat
• Kolom di cuci dengan larutan buffer, sehingga asam amino akan tereluasi → asam
amino yang bersifat asam akan keluar lebih dahulu
PENENTUAN STRUKTUR PEPTIDA
• Hidrolisis asam amino dan pemisahan dengan kromatografi
hanya dapat menentukan jumlah residu asam amino dalam
satu peptida dan kuantifikasi asam amino tertentu → tidak
dapat untuk menentukan struktur primer peptida
• Struktur primer peptida/polipeptida adalah urutan asam amino
dalam suatu peptida atau polipeptida
• Untuk menentukan struktur urutan peptida/polipeptida →
sequencing asam amino
• Beberapa metode yang dapat digunakan:
• Degradasi edman
• Analisis N-terminal Sanger
• Analisis C-terminal
• Analisis sequence lengkap (Complete sequence analysis)
EDMAN DEGRADATION
• Degradasi edman melibatkan pemutusan sequence asam amino dan
identifikasi asam amino N-terminal
• Digunakan untuk sequencing polipeptida dengan sekitar 60 unit asam
amino
• Residu N-terminal bereaksi dengan fenil isothiosianat menghasilkan
turunan fenilthiokarbamil (PTK) yang dengan mudah dapat diputus dari
rantai peptide
• PTK distabilisasi dan dikonversi menjadi fenilthiohidantoin (PTH) yang
dapat dipisahkan dengan HPLC dan diidentifikasi dengan standart PTH
EDMAN DEGRADATION
• Setelah pemotongan asam amino N-terminal pertama, asam amino
urutan kedua akan menjadi asam amino N-terminal yang selanjutnya →
siklus berulang
• Satu sikus degradasi edman dengan konsentrasi polipeptida picomolar
dapat dilakukan dalam waktu 30 menit
• Proses ini bisa diautomatisasi dengan perangkat sequencing yang
ditandemkan dengan HPLC
ANALISIS N-TERMINAL SANGER
• Prinsip sama seperti degradasi edman → berbeda pereaksi
• Digunakan pereaksi 2,4-dinitrofluorobenzena (DNFB) yang mengikat dan
memotong asam amino N-terminal → identifikasi dengan HPLC atau
elektroforesis
• Asam amino urutan kedua menjadi N-terminal → siklus berulang
ANALISIS C-TERMINAL
• Menggunakan enzim karboksipeptidase untuk
menghidrolisis asam amino pada C-terminal secara selektif
• Asam amino pada urutan kedua dari belakang akan menjadi
asam amino C-terminal selanjutnya → siklus berlanjut
• Analisis harus dilakukan segera → asam amino yang terlepas harus
dimonitor dalam fungsi waktu
• Hanya untuk peptide sederhana (<30 residu)
ANALISIS SEQUENCE LENGKAP
• Untuk peptida lebih dari 60 unit asam amino
• Sampel polipeptida besar dilakukan hidrolisis parsial dengan asam
encer menghasilkan polipeptida yang lebih kecil dengan urutan
acak → hasil bukan satu unit asam amino !!!
• Polipeptida sederhana yang dihasilkan diurutkan berdasarkan wilayah
yang saling tumoang tindih satu sama lain
• Contoh:
• Sebuah peptida yang tersusun dari
Val2, Leu, His, Phe
• Setelah hidrolisis parsial menghasilkan dipeptida antara lain:
Val-His + His-Val + Val-Phe+Phe-Leu
• Sequence asam amino dari peptida tersebut pasti:
Val-His-Val-Phe-Leu
ANALISIS SEQUENCE LENGKAP
• Polipeptida juga dapat dipotong menjadi polipeptida yang lebih sederhana
dengan menggunakan reagen atau enzim tertentu
• Reagen atau enzim tsb memotong rantai polipeptida pada wilayah spesifik
tertentu → menghasilkan fragmen yang dapat diprediksikan
• Fragmen ini dapat ditumpang tindihkan dengan fragmen lainnya menghasilkan sequence
keseluruhan dari polipeptida
• CNBr memotong rantai peptida hanya pada C-terminal residu metionin
• Tripsin memotong ikatan peptida setelah asam amino lysin dan arginine
• Kemotripsin memotong ikatan peptida setelah triptofan, fenilalanin, tirosin, dan
leusin
• Elastase memotong ikatan peptida setelah alanine, glisin, dan serin
• Mass spectrometri juga dapat digunakan untuk menentukan sequence
protein dan polipeptida ukuran besar
• Fragment yang dipotong dapat berbeda-beda ukuran asam aminonya
• Perbedaan rasio massa/muatan pada tiap peak mengindikasikan asam amino
yang menempati posisi tersebut dalam sequence → de novo sequencing
• Spektra massa yang dihasilkan suatu polipeptida dapat dibandingkan dengan
spectra massa referensi → matching
ANALISIS MS
SINTESIS,PEPTIDA, POLIPEPTIDA, PROTEIN
• Sintesis polipeptida tidak dapat dilakukan seperti halnya
sintesis pada amida karena adanya gugus amina dan asam
karboksilat yang keduanya reaktif
• gly-ala + phe → phe-gly-ala / gly-ala-phe / gly-ala-gly-ala/ phe-phe
• Untuk mencegah reaksi yang tidak diinginkan, gugus yang
reaktif harus dihalangi terlebih dahulu
• Gugus asam karboksilat harus diaktifkan melalui substitusi
asil pada waktu yang tepat
• Gugus amino dapat dihalangi dengan menggunakan gugus-
gugus berikut:
• Gugus benzilkarbonil (gugus “Z”)
• Gugus di-tert-butilkarbonil (gugus “Boc”)
• Gugus 9-fluorenilmetoksikarbonil (gugus “Fmoc”)
GUGUS Z
GUGUS BOC
GUGUS FMOC
AKTIVASI GUGUS ASAM KARBOKSILAT
• Aktivasi gugus asam karboksilat dilakukan dengan mengkonversi gugus karboksil
menjadi gugus asil klorida → namun gugus asil klorida masih bersifat reaktif →
menghasilkan reaksi samping
• Strategi yang lebih baik yaitu dengan mengkonversi gugus karboksil menjadi
gugus anhidrida campuran dengan menggunakan etil kloroformat
• Campuran anhidrida dapat digunakan untuk mengasilasi asam amino yang lain dan
menghasilkan ikatan peptida
CONTOH SINTESIS PEPTIDA
SOLID PHASE PEPTIDE SYNTHESIS (SPSS)
• SPSS ditemukan oleh Merrifield (Nobel Prize tahun 1984)
• Digunakan resin yang mengikat asam amino C-terminal pada gugus karboksil
• Gugus amino pada asam amino pertama diblok, sedangkan gugus
karboksilat dibiarkan beraksi dengan resin
• Gugus karboksilat pada asam amino C-terminal akan terikat dengan resin
selama sintesis berlangsung
• Proteksi gugus amino pada asam amino pertama dihilangkan, lalu sistem
ditambahkan asam amino ke dua dengan proteksi pada gugus aminonya
→ siklus berlanjut
• Jika reaksi telah lengkap c-terminal pada polipeptida diputus dengan
penambahan CF3COOH → selanjutnya polipeptida dimurnikan dengan
HPLC
• SPSS digunakan secara komersial → sintesis polipeptida rantai panjang
hingga 124 residu asam amino
Pustaka :
Solomon, T.W.G, Fryhle, C.B. Organic chemistry, 10th ed, John
Wiley & Sons
Fessenden, Ralph J.; Fessenden, Joan S. Organic Chemistry, Fifth
Edition.
John McMurry, Fundamentals of Organic Chemistry, Third Edition
Richard O. C. Norman and James M. Coxon, Principles of Organic
Synthesis, Third Edition
Mc Murry, J. Organic chemistry, 7th ed., Brooks/Cole, Thomson
Higher Education
KULIAH
KIMIA ORGANIK II

PROTEIN

Wimzy Rizqy Prabhata, MSc, Apt.


PROTEIN
• Merupakan suatu polipeptida disusun oleh asam amino
• Fungsi utama protein
• Perbaikan dan pertumbuhan
• Sumber energy
• Metabolisme → enzim
• Memfasilitasi berbagai macam reaksi kimia
• Dibedakan menjadi
• Struktural protein, tersusun dari rantai polipeptida yang
panjang, keras, dan tidak larut dalam air
• Globular protein, merupakan protein yang kecil (rantai
polipeptida lebih pendek), dan biasanya berbentuk bulat, dan
larut dalam air
• Protein terkonjugasi, protein yang terikat dengan molekul
selain protein seperti gula, lemak, fosfor, dll
STRUKTUR PROTEIN
• Protein tersusu dari asam amino. Hidrolisis/
denaturasi protein secara lengkap akan
menghasilkan unit asam amino penyusunnya
• Sama halnya dengan polypeptide → sequencing
juga dilakukan untuk mengetahui urutan/sequence
asam amino penyusun protein
• Struktur protein dibedakan menjadi:
• Struktur primer
• Struktur sekunder
• Struktur Tersier
• Struktur kuartener
STRUKTUR PRIMER
• Struktur primer, merupakan struktur sequence
asam amino pada rantai polipeptida
• Protein merupakan polipeptida yang kompleks →
struktur primer bisa memiliki lebih dari satu rantai
polipeptida
• 1 rantai bisa terdiri dari 20-30 asam amino masing-
masing dengan N dan C terminal
• Urutan asam amino (sequence) dari protein diatur
oleh DNA → sintesis biologis
• Perubahan/mutasi DNA menyebabkan perubahan
sequence
• Perbedaan satu asam amino saja dapat menyebabkan
penyakit → contoh pada sickle anemia
STRUKTUR PRIMER
STRUKTUR SEKUNDER
• Struktur sekunder, merupakan struktur lipatan
terbentuk dalam polipeptida karena interaksi
antara atom-atom penyusun polipeptida
• Ditentukan oleh sequence asam amino
• Tidak melibatkan atom kelompok R (rantai samping)
• Lipatan terjadi karena ikatan hidrogen yang terbentuk
antara karbonil O dari satu asam amino dan atom H dari
asam amino yang lain.
• Jenis struktur sekunder yang paling umum adalah α
helix dan β-pleated sheets
STRUKTUR SEKUNDER
• Pada β-pleated sheets
• Karbonil (C = O) dari satu asam amino berikatan dengan
atom H pada rantai polipeptida saling bersebelahan
• Struktur sekunder membentuk seperti dua rantai
polipeptida yang saling berjajar
• Pada α helix
• Karbonil (C = O) dari satu asam amino berikatan dengan
atom H dari 4 asam amino dibawahnya
• Struktur sekunder membentuk seperti tangga putar
STRUKTUR SEKUNDER
STRUKTUR TERSIER
• Struktur tersier, merupakan keseluruhan struktur
3D dari polipeptida
• Hasil lipatan dari rantai polipeptida
• Karena interaksi antara kelompok R (rantai
samping) dari asam amino yang membentuk
protein
• Ikatan ionic → terjadi pada rantai samping asam dan
basa
• Hidrofobik → teradi pada rantai samping non polar
• Ikatan hydrogen → terjadi pada rantai samping polar
• Jembatan disulfida → terjadi pada dua rantai samping
sistein
STRUKTUR TERSIER
STRUKTUR KUARTENER
• Beberapa protein terdiri dari lebih dari 1 subunit polipeptida
• Struktur Quartener, merupakan kumpulan struktur 3D dari
protein yang memiliki lebih dari satu rantai polipeptida
(subunit)
• Contoh hemoglobin, memiliki 4 subunit polipeptida
HEMOGLOBIN
• Hemoglobin merupakan protein globular dengan 4 subunit polipeptida
• 2 subunit α helix → warna biru dan hijau
• 2 subunit β-pleated sheets → warna kuning dan cyan
• Memiliki gugus prostetik (non protein) → heme
• Diikat oleh setiap subunit Hb → total 4 heme
• Memiliki atom Fe yang dapat mengikat O2
• Setiap grup heme dapat mengikat satu molekul oksigen
DENATURASI PROTEIN
• Denaturasi protein adalah proses hilangnya struktur
protein dikarenakan gangguan pada ikatan hydrogen,
ikatan lipofilik, ikatan ionic, disulfida, dan ikatan-ikatan
lainnya yang menyusun struktur protein
• Faktor yang dapat menyebabkan denaturasi
• Suhu tinggi, contoh: albumin terpresipitasi pada suhu tinggi
• Perubahan pH yang drastis
• Detergent yang dapat melarutkan ikatan lipofilik pada
struktur protein
• Radiasi
• Reduksi dan oksidasi yang dapat memecah ikatan hidrogen
dan jembatan disulfida pada struktur tersier protein
ENZIM
• Enzim merupakan protein → Struktur protein
• Enzim berfungsi untuk katalisis reaksi kimia dalam tubuh
• Meningkatkan kecepatan reaksi
• Didapatkan kembali diakhir reaksi
• Spesifik untuk substrat tertentu
• Kebanyakan enzim diberikan nama sesuai dengan reaksi yang dikatalisis
• Polimerase → enzim pada reaksi polimerisasi
• Reduktase → enzim pada proses reduksi
STRUKTUR ENZIM

Molekul non- Cofactor organic


protein yang yang dibutuhkan
dibutuhkan untuk untuk aktivitas
aktivitas enzim enzim. Cth: NAD,
→biasanya non vitamin,
organik, cth: Mg, Coenzyme A
Cl, Na, K

Enzim tanpa
coenzim dan
cofactor
Apoenzim +
Cofactor +
Coenzim
PENGGOLONGAN ENZIM
1. Oxidoreductases → Mengkatalisis reaksi reduksi oksidasi
antara dua substrat
2. Transferase → Mengkatalisis transfer gugus senyawa
selain hidrogen dari satu substrat ke substrat lain
3. Hidrolase → Mengkatalisis hidrolisis berbagai ikatan
4. Lyase → Mengkatalis penghapusan gugus senyawa
tertentu dari substrat tanpa hidrolisis; produk yang
dihasilkan memiliki ikatan ganda
5. Isomerase → Mengkatalisis interkonversi dari isomer
geometris, optik, atau posisi
6. Ligase → Mengkatalisis gabungan dua molekul substrat,
dikombinasi dengan pemutusan ikatan pirofosfat dalam
adenosin trifosfat (ATP) atau senyawa serupa
MEKANISME KATALITIK ENZIM
• Energi kinetic dibutuhkan untuk meningkatkan kecepatan reaksi enzimatik
• Energi aktivasi merupakan energi minimum yang dibutuhkan untuk memastikan
suatu reaksi kimia dapat terjadi
• Enzim menurunkan energi aktivasi sehingga dapat mempercepat reaksi kimia
LYSOZYME
• Enzim lisozim mengkatalisis hidrolisis dari ikatan glikosidik
pada polisakarida dinding sel bakteria
• Mekanismenya meliputi mekanisme asam basa dan SN1
SERIN PROTEASE
• Menghidrolisis ikatan amida pada protein
• Memotong rantai polipeptida pada wilayah spesifik tertentu
→ menghasilkan fragmen yang dapat diprediksikan → untuk
keperluan analisis dan sequencing
• Tripsin memotong ikatan peptida setelah asam amino lysin dan
arginine
• Kemotripsin memotong ikatan peptida setelah triptofan,
fenilalanin, tirosin, dan leusin
• Elastase memotong ikatan peptida setelah alanine, glisin, dan serin
PURIFIKASI DAN ANALISIS PROTEIN
• Protein dimurnikan dengan cara presipitasi, kromatografi,
dan elektroforesis
• HPLC merupakan metode yang paling sering digunakan untuk
pemurnian protein tahap akhir
• Biasanya menggunakan kolom yang didedikasikan untuk pemurnian
protein
• Analisis protein
• Berat molekul protein dapat ddengan gel electrophoresis dan size
exclusion chromatography
• Mass spectrum digunakan untuk menentukan berat molekul
protein dengan akurasi dan presisi yang tinggi
• Mass spectrum juga dapat digunakan untuk menentukan struktur
primer protein → sequence asam amino protein
• Sebelumnya protein harus diionisasi terlebih dahulu menggunakan
Eelectrospary ionization atau matrix-assisted desorption ionization (MALDI)
METODE LC
BIOSINTESIS PROTEIN

https://www.youtube.com/watch?v=x5ZXQo-xeMo
Pustaka :
Solomon, T.W.G, Fryhle, C.B. Organic chemistry, 10th ed, John
Wiley & Sons
Fessenden, Ralph J.; Fessenden, Joan S. Organic Chemistry, Fifth
Edition.
John McMurry, Fundamentals of Organic Chemistry, Third Edition
Richard O. C. Norman and James M. Coxon, Principles of Organic
Synthesis, Third Edition
Mc Murry, J. Organic chemistry, 7th ed., Brooks/Cole, Thomson
Higher Education

You might also like