Professional Documents
Culture Documents
1 - Amina 2022-23
1 - Amina 2022-23
KIMIA ORGANIK II
AMINA
B.Ind: metanamina
• Hal ini menyebabkan bayangan cermin amina yang semula diperkirakan bersifat kiral/optis aktif,
dengan elektron bebas sebagai gugus ke empat, ternyata kedua bentuk amina tidak bersifat optik
aktif/bukan bayangan cerminnya krn keduanya dpt saling berubah dr yg satu menjadi yang lain
(inversi nitrogen).
10
• Garam ammonium kwarterner dan bayangan cerminnya
bersifat kiral/optis aktif
• Karena garam ammonium kwarterner tidak dapat mengalami
inversi nitrogen disebabkan pasangan elektron bebasnya
dipakai oleh gugus keempat.
11
• Kebasaan Amina: & Garam-garam Amina
• Amina adalah basa lemah [Mengapa bersifat basa?]
• Kebasaan relatif amina dapat dibandingkan dengan melihat pada
nilai pKa dari asam konjugatnya
• Amina lebih basa, mempunyai pKa yg lebih besar d.p. asam konjugatnya,
sbb:
12
• Pada fase gas, kebasaan pada keluarga metilamina meningkat dengan
makin banyaknya substituen metil
• Semakin banyak gugus alkil berakibat lebih menstabilkan ion alkilamonium →
kebasaan meningkat
13
• Kebasaan Arilamina (Amina Aromatis)
• Arilamina lebih lemah kebasaannya dibanding amina non aromatik
(sikloheksilamina).
14
• Kebasaan Amina Heterosiklik
• Amina Nonaromatik heterosiklik punya sifat kebasaan yang hampir sama
dengan kebasaan dari bentuk asikliknya.
15
• Amina dibanding Amida
• Kebasaan Amida lebih lemah dibanding amina
• Nilai pKa amida terprotonasi hampir nol!
• Satu alasan untuk kebasaan amida lebih rendah krn amida terstabilkan oleh
resonansi.
• Alasan yg lbh penting ut kebasaan amida yg lbh lemah krn pasangan elektron
bebas pd atom N terdelokalisasi ke C karbonil.
• Pada kenyataannya amida terprotonasi pada atom oksigen
• Protonasi pada atom O memungkinkan stabilisasi muatan positif melalui
resonansoi.
16
• Garam Aminium dan Garam Ammonium Kwarterner
• Protonisasi amina dg asam menjadi bentuk garam aminium
• Garam Aminium adalah bentuk dari amina 1o, 2o atau 3o dan ion aminium
mengandung plg sedikit 1 hidrogen
17
• Amonium halida Kwarterner bukan basa sebab sudah tidak punya
pasangan elekton bebas pada nitrogen yang dapat disumbangkan
• Amonium hidroksida Kwarterner adalah sangat basa sebab mengandung
hidroksida basa yang sangat kuat
18
• Kelarutan Amina dalam Asam
• Beberapa aminium klorida, bromida, iodida and sulfat larut air
• Amina yang tidak larut air biasanya tidak larut dalam larutan asam
• Kelarutan amina dalam asam encer dapat digunakan sbg uji kualitatif
untuk mengenal amina dan untuk senyawa yg tdk bersifat basa tdk larut
dlm asam encer.
• Amide bukan basa dan tdk larut dalam asam
19
• TUGAS UNTUK DIKERJAKAN SECARA INDIVIDU :
• Bagaimana cara membedakan antara amina primer,
sekunder, dan tersier? Reaks/uji apa saja yang bisa
membedakan amina 1,2,3?
• Bagaimana mekanismenya?
• Diketik dalam satu lembar kertas, ukuran font 12
format .pdf dikumpulkan di ms teams
• Pembuatan Amina
• Dengan Reaksi Substitusi Nukleofilik
• Alkilasi pada Amoniak
• Reaksi antara ammonia dg an alkil halida menghslkan suatu
garam aminium
• Garam tersebut direaksikan dg Basa dihasilkan amina primer.
• Pembuatan dg Metode ini akan dihasilkan alkilasi berlanjut
(reaksi alkilasi berantai), hasil reaksi berupa campuran.
21
• Alkilasi ion Azida melalui reaksi Reduksi
• Amina primer lebih efisien dibuat dengan reaksi anion azida dg suatu alkil halida
dan dilanjutkan reduksi thd alkilazida menjadi amina.
• Sintesis Gabriel
• Amina primer dpt juga dibuat dg metode Sintesis Gabriel
• Tahap pertama pd Sintesis Gabriel adalah alkilasi thd potassium ftalimida
• Reaksi N-alkilftalimida dg hidrazina dlm ethanol mendidih meghasilkan Amina
primer
22
• Pembuatan Amina aromatik dg Reduksi Senyawa Nitro
• Amina aromatik dpt disintesis dari reduksi senyawa nitrogen aromatik
• Satu molar equivalent dari hidrogen sulfida (H2S) dlm amonia dan
alkohol dpt digunakan ut mereduksi satu gugus amino.
23
• Pembuatan amina Primer, Sekunder dan Tersier melalui
Reduksi Amina
• Aldehida dan keton bereaksi dg amoniak, amina primer atau amina
sekunder ut menghasilkan imina atau ion iminium
• Imina dan ion iminium dapat direduksi menjadi amina primer, sekunder
atau amina tersier yang dikehendaki.
24
• Reduksi dpt juga digunakan hidrogenasi katalitik atau reagent
pereduksi hidrida.
• NaBH3CN dan LiBH3CN pereaksi yang efektif ut mereduksi amina
25
• Pembuatan Amina Primer, Sekunder, atau amina tersier
melalui Reduksi thd Nitril, Oxim, and Amida
• Reduksi thd nitril atau oxime hasilnya amina primer.
• Reduksi thd amida dapat menghasilkan amina primer, sekunder atau
tersier.
26
• Reduksi dapat dilakukan dg menggunakan hidrogenasi katalitik atau
LiAlH4
27
• Pembuatan Amina Primer dg reaksi Rearrangement
Hofmann dan Curtius
• Sebuah amida yg tdk tersubstitusi dpt diubah menjadi amina primer dg
hilangnya gugus karbonil dr amida melalui reaksi rearangement Hofmann
(juga disebut degradasi Hofmann)
28
• Reaksi pd Amina
• Pasangan elektron bebas pd atom N amina memberikan potensi
banyak reaksi kimia pd amina.
• Elektron bebas dpt bertindak sbg suatu basa atau sbg nukleofil
29
• Oksidasi thd Amina
• Amina Primer dan sekunder dpt mengalami N-oksidasi, tetapi hasil reaksi
merupakan campuran sebab ada hasil samping.
• AminaTertier mengalami N-oksidasi bersih.
30
• Reaksi Amina dg Asam Nitrit
• Asam Nitrit (HONO) dibuat in situ dg mereaksikan sodium nitrit dg asam
kuat
31
• Reaksi Arilamina Primer dg Asam Nitrit
• Reaksi arilamina primer dg asam nitrit menghasilkan bentuk garam
arenadiazonium yg relatif stabil.
• Reaksi ini terjadi melalui intermediat suatu N-nitrosoamina
• N-nitrosoamina dikonversi menjadi suatu ion diazonium dlm suatu
tahapan reaksi
32
• Reaksi Replacement pd Garam Arenadiazonium
• Garam Arildiazonium siap bereaksi dg pereaksi nukleofil yang
bervariasi menghasilkan senyawa aromatis yang variasinya luas.
• Garam arildiazonium dibuat dari arilamina yang berhubungan
• Arilamina dapat dibuat dg reduksi senyawa nitroaromatik
33
• Reaksi Sandmeyer : Replacement Gugus Diazonium dg
-Cl, -Br atau -CN
• Mekanisme reaksi Sandmeyer tidak dpt dijelaskan dg baik
tetapi melalui pembentukan radikal.
34
• Replacement dg -I
• Reaksi garam arenadiazonium dg potassium iodida
menghasilkan ariliodida
• Replacement dg -F
• Suatu fluoroborat diazonium yg diperoleh dikeringkan, dan
dipanaskan sampai terdekomposisi menjadi produk
fluoroaromatik
35
• Replacement dg -OH
• Suatu garam aril diazonium dilarutkan dlm air dg cupri nitrat
berlebih dan kmdn ditambahkan cupro oksida
Chapter 20 36
• Replacement dg Hydrogen: Deaminasi dg Diazotization
• Garam arenadiazonium dapat bereaksi dg asam
hipophosphorous acid (H3PO2) ut menggantikan gugus
diazonium dg suatu atom hidrogen
• Reaksi ini dapat digunakan ut merubah suatu gugus amino yang
pd awalnya penting dlm sintesis sbg pengarah posisi orto, para.
• Contoh: m-Bromotoluena tdk dpt dibuat dg langsung dari
toluena atau bromobenzena
• N-asetilasi digunakan ut mengaktifasi reduksi thd amina
37
• Reaksi Coupling pada Garam Arenadiazonium
• Ion Arenadiazonium bereaksi sbg elektrofil dg senyawa aromatik yg sangat reaktif
semacam fenol dan amina aromatik tertier.
• Reaksi ini disebut suatu reaksi coupling diazo.
38
• Derivat Fenol dan anilina pada posisi para mengalami coupling yg sangat
eksklusif tanpa memberi gugus pelindung pd posisi ini.
39
• Reaksi Amina dg Sulfonil Klorida
• Amina Primer dan seconder bereaksi dg sulfonil klorida menghasilkan
sulfonamida
• Sulfonamida dapay dihidrolisis menjadi amina dengan memanaskannya
bersama dengan larutan asam
40
Pustaka :
• Day R.A., and Underwood A.L., 1991, Quantitative
Analysis, 6ed, Prentice-Hall International Inc.
• Jeffery G.H. et all, 1989, Vogel’s textbook of
quantitativeCemical Analysis, 5ed, Longman
• Skoog. and D. West, 1996. Fundamental of Analytical
Chemistry, 7th Ed., Sanders.
• Browsing artikel di internet boleh.