You are on page 1of 17

PEMANFAATAN POTENSI DAUN PANDAN SEBAGAIPEMBUATAN SABUN

CUCI PIRING DI DESA GONDANG

Mutia TsalitsaAlawia, SayidahRohmah, Miftahuddin Yusuf, Maya Susanti,


SyahrozaTalidaturRosyadah.

Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

e-mail: mutiatsalitsa@iainponorogo.ac.id, sayidah.rohmah5202@gmail.com,


miftahyusuf85@gmail.com, susantimaya843@gmail.com,
syarozatalidatur@gmail.com.

Abstrak
Daun pandan merupakan salah satu potensi alam yang banyak ditemui di pekarangan
rumah masyarakat Desa Gondang. Pada penelitian kali ini, peneliti mencari serta
mengembangkan potensi yang ada yaitu daun pandan dengan menggunakan metode Asset-
Bassed Community Development (ABCD). Hasil dari pelatihan ini memanfaatkan potensi
alam yang ada yaitu daun pandan sehingga menghasilkan sebuah produk yaitu “Sabun Cuci
Piring Ekstrak Daun Pandan”. Semangat dari pemberdayaan ini adalah menciptakan
masyarakat yang dapat memahami keadaan di lingkungannya dan dapat meningkatkan
potensi yang sudah dimiliki.

Kata kunci:daun pandan, potensi, ABCD, sabun.

Abstract
Pandan leaves are one of the natural potentials that are found in the yards of the
people of Gondang Village. In this study, researchers looked for and developed the existing
potential, namely pandan leaves using the Asset-Bassed Community Development (ABCD)
method. The results of this training utilize the existing natural potential, namely pandan
leaves to produce a product, namely "Pandan Leaf Extract Dish Soap". The results of this
training utilize the existing natural potential, namely pandan leaves to produce a product,
namely "Pandan Leaf Extract Dish Soap". The spirit of this empowerment is to create people
who can understand the situation in their environment and can increase the potential they
already have.

Keywords: pandan leaf, potency, ABCD, soap.

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara dengan tingkat keanekaragaman sumber daya
alam hayati yang tinggi. Kekayaan alam berupa tumbuhan yang beragam serta lahan
hijau yang luas merupakan salah satu potensi alam yang dimiliki Indonesia. Seperti
halnya potensi alam yang dimiliki Desa Gondang. Desa Gondang merupakan salah
satu desa yang berada di Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa
Tengah, Indonesia. Desa Gondang memiliki potensi sumber daya alam yang tinggi,
hal ini terbukti dengan mayoritas penduduknya bekerja di bidang pertanian dan
perkebunan. Lebih dari 62,84% lahan yang dimiliki Desa Gondang berisikan lahan
pekarangan atau kebun.1 Sehingga masyarakat Desa Gondang memiliki banyak hasil
alam yang di dapatkan seperti buah asem, jambu mete, daun pandan, serta berbagai
macam hasil alam lainnya.
Daun pandan merupakan salah satu kekayaan alam yang banyak ditemui di
pekarangan rumah masyarakat Desa Gondang. Daun pandan pada umumnya
dimanfaatkan masyarakat Desa sebagai pewarna hijau dan pemberi aroma pada
makanan dan minuman. Namun beberapa masyarakat membiarkan tumbuhan
pandan tumbuh begitu saja dipekarangan tanpa dimanfaatkan keberadaannya. Daun
pandan dengan nama latin pandanusamaryllifolius juga memiliki manfaat seperti
mengatasi rematik, pegal linu, menambah nafsu makan, mengobati sakit kepala,
nyeri, anti bakteri, menurunkan demam, mengatasi ketombe dan rambut rontok.2
Selain memiliki banyak kegunaan seperti yang sudah disebutkan ternyata daun
pandan memiliki manfaat dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Kandungan

1
Pemerintahan Desa Gondang, Rencana Pembangunan JangkaMenengah Desa GondangTahun 2019 - 2024
Kecamatan Purwantoro, (Wonogiri: 2023), 7.
2
Gita Andriani, “Eksplorasi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Kabupaten Tangerang :
Eksplorasi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Kabupaten Tangerang :,”Skripsi Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020, 9.
saponin dalam daun pandan tersebut berfungsi sebagai penghasil busa jika di kocok
pada air dan juga memiliki zat anti bakteri.3
Salah satu tumbuhan herbal yang memiliki efek sebagai anti bakteri yaitu
daun pandan ternyata dapat di manfaatkan sebagai bahan pembuatan sabun cuci
piring.4 Daun pandan tidak mengandung bahan kimia apapun karena memiliki bau
yang alami. Oleh karena itu, cukup aman untuk menghirup aroma daun pandan ini.5
Berbahan dasar daun pandan yang dapat ditemukan disekitar pekarangan rumah,
daun pandan menjadi potensi dalam pembuatan sabun cuci piring. Sabun cuci piring
dengan ekstrak daun pandan ini memiliki prospek yang menjanjikan dalam
mengembangkan wirausaha industri rumahan. Disamping itu dapat juga
menciptakan lapangan pekerjaan baru melalui pemberdayaan masyarakat sekitar.
Sabun cuci piring sangat berguna dalam kebutuhan rumah tangga sehari- hari.
Meskipun sabun merupakan salah satu kebutuhan utama untuk menjaga standar
kebersihan yang baik, namun sabun tidak termasuk dalam kelompok kebutuhan
primer. Karena memenuhi kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan) adalah
sesuatu yang harus dilakukan setiap hari, memenuhi keinginan seseorang akan
sabun sering kali dipandang sebagai kebutuhan sekunder. Konsumsi sabun terus
menerus setiap hari mengharuskan pembelian sabun yang mahal dan memakan
waktu.6 Terlebih lagi Desa Gondang memiliki berbagai macam produk UMKM jenis
pangan. Dalam proses pembuatannya pasti memerlukan alat-alat serta wadah yang
banyak, sehingga keberadaan sabun cuci piring sangat diperlukan. Oleh karena itu,
sabun cuci piring berbahan ekstrak daun pandan serta dengan cara pembuatan yang
lebih mudah dan lebih ekonomis diharapkan semakin mempermudah aktivitas
rumah tangga masyarakat Desa Gondang.

3
Melani Anggraeni, Iin Lidia Putama Mursal, and Dedy Frianto, “Potensi Daun Pandan Sebagai
Pembuatan Sabun Cuci Piring Non-Sls Eco-Friendly Bagi Ibu Rumah Tangga Di Desa Panyingkiran,”
Urnal Pengabdian Mahasiswa 2, no. 1 (2023): 2721.
4
Vera Estefania Kaban et al., “Formulasi Dan Uji Efektivitas Sabun Pencuci Tangan Dari Ekstrak Daun
Pandan (Pandanus Amaryllifolius Roxb.) Terhadap Bakteri Salmonella Sp.,” Herbal Medicine Journal 5,
no. 1 (2022): 9, https://doi.org/10.58996/hmj.v5i1.38.
5
Eva Sartika Dasopang and Akmal Simutuah, “FORMULASI SEDIAAN GEL ANTISEPTIK TANGAN
DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK ETANOL DAUN PANDAN WANGI
(Pandanus Amaryllifolius Roxb.),” BIOLINK (Jurnal Biologi Lingkungan Industri Kesehatan) 3, no. 1
(2017): 88, https://doi.org/10.31289/biolink.v3i1.815.
6
Rizka Amalia et al., “Produksi Sabun Cuci Piring Sebagai Upaya Peningkatkan Efektivitas Dan
Peluang Wirausaha,” Metana 14, no. 1 (2018): 15, https://doi.org/10.14710/metana.v14i1.18657.
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti membantu masyarakat Desa Gondang
Kecamatan Purwantoro kabupaten Wonogiri Jawa yang bermimpi untuk
mengembangkan harta di desanya, termasuk memaksimalkan aset yang ada pada
daun pandan. Dengan program KPM ini masyarakat Desa Gondang diajak untuk
mengembangkan potensi dan aset yang sudah ada yaitu potensi daun pandan,
sebagai salah satu bahan pembuatan sabun cuci piring. Secara umum pembuatan
sabun cuci piring dengan ekstrak daun pandan hal ini bertujuan untuk
meningkatkan pemanfaatan harta benda di Desa Gondang sebagai penggerak
kemajuan desa, serta memberdayakan ekonomi warga khususnya ibu rumah tangga
sehingga dapat memberikan kontribusi pendapatan rumah tangga desa. Maka dari
itu, peneliti menerapkan program kerja inti mengenai pelatihan pembuatan sabun
cuci piring dengan ekstrak daun pandan, serta peneliti akan menuliskan dalam
bentuk artikel yang berjudul Pemanfaatan Potensi Daun Pandan Sebagai Pembuatan
Sabun Cuci Piring

METODE
Dalam pelaksanaan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) kami
menggunakan pendekatan Asset-Bassed Community Development (ABCD). Pengabdian
masyarakat di desa Gondang Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri Jawa
Tengah dilakukan dengan menerapkan pendekatan ABCD. Metode ABCD
merupakan sebuah pendekatan untuk mengembangkan masyarakat yang berada
dalam aliran besar untuk mengupayakan terwujudnya sebuah tatanan kehidupan
sosial yang dimana masyarakat menjadi pelaku serta penentu upayapembangunan
di lingkungannya atau disebut Community-Driven Development (CDD).7Bentuk
kegiatan adalah Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) dengan pradigma baru,
bahwa kelompok masyarakat adalah subjek dari perubahan. Perubahan dan upaya-
upaya melakukan perubahan sosial, ekonomi, kultural, budaya dan keagamaan tidak
lagi dipahami sebagai urusan dari kelompok elit tertentu, melainkan sebagai tugas

7
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IAIN Ponorogo, Pedoman KPM
(Kuliah Pengabdian Masyarakat) 2023 (Ponorogo, 2023), 77.
dan kewajiban dari semua kelompok masyarakat.8Dengan demikian, KPM sebagai
salah satu bentuk Tridharma Perguruan Tinggi, dalam hal ini pengabdian
masyarakat lebih dipahami sebagai upaya untuk memfasilitasi potensi masyarakat
yang ada agar lebih berkembang.9
Dalam melaksanakan program ABCD terdapat beberapa tahapan penting.
Tahapan ini adalah suatu kerangka kerja atau panduan tentang apa yang mungkin
dilakukan. Berikut adalah tahapan pelaksanaan pengabdian Masyarakat. Pertama
Inkulturasi, yaitu tahapan perkenalan. Kedua Discovery, yaitu proses pengungkapan
informasi. Ketiga Design, yaitu mengetahui aset dan mengidentifikasi peluang yang
ada di desa. Keempat Define,yaitu mendukung keterlaksanaan program kerja.
Kelima Reflection, yaitu hasil monitoring dapat direfleksikan menjadi bentuk narasi
pertanyaan dan program kegiatan inti akan dievaluasi.
Metode dan alat untuk mengidentifikasi dan memobilisasi asset dalam
pemberdayaan masyarakat meliputi: Penemuan Apresiasi, Pemetaan Komunitas,
Pelacakan zonasi (bagian), Pemetaan sosial dan organisasi, Pemetaan kekayaan
pribadi, Sirkulasi Keuangan dan Skala Prioritas.10 Pendekatan berbasis aset dalam
mengembangkan masyarakat Desa Gondang, Kecamatan Purwantoro, Kabupaten
Wonogiri, Jawa Tengah diawali dengan identifikasi aset, penemuan aset,
menciptakan rasa kepemilikan bersama dan mendorong masyarakat untuk
melakukan melakukan kegiatan praktis berupa perubahan. Penyuluhan dan
pengabdian masyarakat di Desa Gondang, berlangsung selama satu bulan. Selama
proses pendampingan peneliti telah menemukan sebuah potensi kekuatan yang bisa
dikembangkan. Di antara banyak asset peneliti berfokus pada satuaset. walaupun
peneliti menggunakan metode Appreciation survey, khususnya metode dan strategi
metode ABCD. The presumption of inquiry menghargai peningkatan efektivitas
komunitas yang dicapai melalui penemuan, penghayatan, mimpi, dialog, dan
8
Jurnal Pengabdian et al., “Moderasi Beragama Dalam Pemerintahan Di Desa Munte Kecamatan
Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara” 4, no. 1 (2023): 65–73.
9
Rosdalina Bukido and Muhammad Azhar Mushlihin, “Pemberdayaan Usaha Ekonomi Produktif
Bagi Masyarakat Miskin Di Desa Gangga II Dengan Menggunakan Metode ABCD,” NYIUR-Dimas:
Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat 2, no. 1 (2022): 48, https://doi.org/10.30984/nyiur.v2i1.286.
10
Umi Hanifah, Puji Alawiyah, and Aulia Agustin, “Pengembangan Ekonomi Masyarakat Melalui
Program Diversifikasi Olahan Makanan Berbahan Dasar Jagung Di Desa Mategal Kecamatan Parang
Kabupaten Magetan,” Engagement: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 4, no. 2 (2020): 3,
https://doi.org/10.29062/engagement.v4i2.209.
membangun masa depan bersama. Praktek penyelidikan apresiatif adalah
menemukan dan menyelidiki hal-hal positif dan luar biasa dalam masyarakat.
Proses Appreciation Inquiry terdiri dari lima langkah dan sering disebut
sebagai metodologi atau strategi 5D11. Pertama Discovery, pada tahap ini dilakukan
dengan pencarian secara mendalam mengenai hal-hal yang positif, salah satunya
pengalaman di masa lalu atau success story pada masyarakat Desa Gondang. Pada
tahap ini peneliti melakukan penggalian informasi kepada masyarakat melalui
wawancara, dan melakukan FGD (Focus Group Discussion) bersama perangkat desa,
ibu-ibu anggota PKK, serta para pelaku UMKM untuk menggali dan memetakan
aset yang dimiliki masyarakat Desa Gondang, Kecamatan Purwantoro, Kabupaten
Wonogiri, Jawa Tengah. Kedua Dream, di tahap ini setiap orang mengeksplorasi diri
mengenai harapan serta impian apa yang ingin di wujudkan. Peneliti bersama
masyarakat Desa Gondang mengumpulkan dan menyatukan harapan yang ingin di
capai agar dapat di wujudkan. Ketiga Design, tahap ini masyarakat yang terdiri dari
perangkat desa dan berbagai kalangan masyarakat memulai dengan menyusun
strategi, proses dan system untuk menentukan keputusan dan mengembangkan
kolaborasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Keempat Define, pada tahap ini
masyarakat Desa Gondang telah berhasil menemukan cita-cita dan impiannya serta
merancang untuk membuat perubahan yang lebih baik. Kelima Destiny,tahap ini
adalah tahap mengimplementasikan segala rencana kerja, strategi program, dan
peran anggota yang telah disepakati bersama. Ujung dari pendampingan tahap ini
adalah mengedukasi masyarakat Desa Gondang dalam memanfaatkan asset daun
pandan untuk diolah atau dikreasikan sehingga memiliki daya jual yang lebih tinggi,
sehingga dapat memotivasi masyarakat luas.
Dengan adanya pengabdian KPM 14 Multi Disiplin selama satu bulan
masyarakat Desa Gondang menemukan temuan baru dari aset yang dimiliki desa
yaitu daun pandan. Perkembangan di era digital memudahkan setiap orang untuk
menggali informasi tentang daun pandan yang ternyata banyak sekali manfaatnya.
Masyarakat menemukan cara baru untuk mengolah daun pandan selain menjadi
bahan pendamping makanan ternyata dapat menjadi bahan baku sabun cuci piring.

11
(LPPM) IAIN Ponorogo, Pedoman KPM (Kuliah Pengabdian Masyarakat) 2023, 110.
Pendekatan ABCD (Asset Based Communiy-driven Development) ini
dimaksudkan untuk mengupayakan pengembangan asset masyarakat Desa
Gondang dan memanfaatkan secara optimal segala potensi dan aset yang dimiliki
tersebut. Adapun pencapaian keberhasilan dari pendekatan ABCD (Asset Based
Communiy-driven Development) ini yaitu terjadinya peningkatan kehidupan
keberagaman dalam masyarakat.

Tempat dan Waktu


Program kerja inti KPM 14 Multi Disiplin berupa seminar pembuatan sabun
cuci piring ekstrak daun pandan dilakukan di aula balai Desa Gondang, Kecamatan
Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Sedangkan pelatihan pembuatan
sabun cuci piring ekstrak daun pandan dilakukan di rumah bapak Parno selaku
kepala Dusun Tapel, Desa Gondang, Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri,
Jawa Tengah. Adapun waktu pelaksanaan terbagi menjadi dua, seminar pembuatan
sabun cuci piring dilakukan pada tanggal 31 Juli 2023 dan pelatihan pembuatan
sabun cuci piring dilakukan pada 1 Agustus 2023.

KhalayakSasaran
Khalayak sasaran dalam program KPM ini adalah para ibu-ibu PKK selaku
ibu rumah tangga, dan pelaku UMKM selaku pengusaha dibidang makanan yang
membutuhkan pemakaian sabun cuci piring, serta beberapa perangkat Desa
Gondang.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Mayoritas masyarakat Desa Gondang berkerja dibidang pertanian dan
perkebunan. Lebih dari 62,84% lahan yang dimiliki Desa Gondang berisikan lahan
pekarangan atau kebun. Masyarakat Desa Gondang memiliki banyak potensi
terlebih lagi dibidang sumber daya alamnya. Namun, beberapa masyarakat Desa
Gondang kurang memiliki keberanian dalam mengambil langkah untuk
mengembangkan potensi desa yang sudah ada dan mengembangkan aset yang
dimiliki di alam. Sehingga banyak dari masyarakat desa yang memilih menjual hasil
bumi secara mentah.
A. Inkulturasi
Tahap inkulturasi merupakan tahap untuk mengurangi penghindaran
dari masyarakat sehingga kepercayaan masyarakat dapat terbangun dengan
baik. Sehingga pada tahap ini semua kegiatan yang dilakukan selalu berkaitan
dengan proses komunikasi.12 Dan pada tahap ini juga peneliti melakukan
pengenalan dengan bersilaturahmi kerumah beberapa tokoh penting di desa
serta beberapa perangkat Desa Gondang, peneliti juga mengikuti kegiatan
yang ada dimasyarakat. Di awal pelaksanaan peneliti melakukan pengamatan
sumber daya alam yang dimiliki Desa Gondang.
B. Discovery
Untuk mencari asset atau potensi yang ada di Desa Gondang,
dilakukan diskusi langsung dengan masyarakat dengan membentuk FGD
(Focus Group Disscusion) di waktu yang tidak bersamaan bersama beberapa
perangkat desa, ibu-ibu anggota PKK, serta para pelaku UMKM. Dalam
kegiatan ini, peneliti mendampingi masyarakat bersama-sama untuk
menggali aset yang dimiliki desa. Kemudian langkah selanjutnya adalah
membentuk harapan dan berusaha mewujudkannya dengan program yang
dirancang bersama. Berdasarkan hasil FGD (Focus Group Disscusion), dapat
dikatakan bahwa asset terbesar masyarakat Desa Gondang adalah pertanian
dan perkebunan. Pada akhirnya peneliti memfokuskan pada potensi alam
yang dimiliki yaitu daun pandan.
C. Design
Pada tahap ini, peneliti melakukan pemetaan terhadap khayalak yang
memiliki potensi untuk diajak bekerja sama serta memilih
mempertimbangkan potensi alam di Desa Gondang yaitu daun pandan.
Masyarakat khususnya dari kalangan ibu-ibu diajak berinovasi dengan
mengolah hasil alam yang ada di pekarangan mereka yaitu daun pandan.
Dengan sumber daya alam daun pandan yang biasanya hanya diolah untuk

Yunaita Rahmawati, Pemberdayaan Home Industri Melalui Strategi Pengemasan dan Pemasaran Kopi
12

Tradisional di Sukoharjo Pacitan, Jurnal Abdimas Indonesia Vol. 2, No. 1 22 Juni 2022, 79.
minuman dan makanan sekarang bias diinovasikan dalam bentuk sabun cuci
piring bagi masyarakat Desa Gondang. Inovasi ini bertujuan agar terciptanya
kemandirian dalam masyarakat khususnya ibu-ibu PKK dan pelaku UMKM
di Desa Gondang dalam meningkatkan pendapatan ekonomi. Inovasi yang
dilakukan adalah memanfaatkan potensi asset daun pandan sebagai bahan
sabun cuci piring sehingga menghasilkan produk sabun cuci piring ekstrak
daun pandan yang dapat dipasarkan kepada khalayak luas.
D. Define
Proses aksi dilakukan oleh peneliti sebagai fasilitator atau pendamping
bersama masyarakat. Aksi diawali dengan pelaksanaan program kerja inti
KPM 14 Multi Disiplin yaitu “Seminar Digital Marketing dan Personal Branding
UMKM serta Pelatihan Pemanfaatan Minyak Jelantah”. Seminar mengenai
cara pembuatan sabun cuci piring ekstrak daun pandan dilakukan pada 31
Juli 2023 berlokasi di aula balai Desa Gondang. Melibatkan audiens dari
kalangan ibu-ibu PKK, pelaku UMKM, serta perangkat desa. Pada seminar
awal menjelaskan tentang kegunaan sabun cuci piring ekstrak daun pandan,
alat dan bahan yang diperlukan, serta tata cara pembuatannya. Adapun tata
cara pembuatan sabun cuci piring ekstrak daun pandan, antara lain:
 Alat dan Bahan
1) Alat yang digunakan antara lain: saringan, botol aqua, timbangan,
blender, dan baskom.
2) Bahan yang digunakan antara lain: daun pandan, air, texapon, dan
garam.
 Langkah-langkah Pembuatan
1) Bersihkan daun pandan.
2) Potong kecil-kecil daun pandan yang sudah bersih, lalu blender dan
saring daun pandannya.
3) Setelah air pandan disaring, air pandan dicampurkan dengan bahan
kimia (texapon) sedikit demi sedikit dan diaduk sampai gumpalan
(texapon) menghilang.
4) Masukkan garam sebagai pengental dan air sebagai penglarut sedikit
demi sedikit.
5) Aduk semuanya sampai memiliki busa yang cukup banyak, atur
terus kekentalan dengan menambahkan air dan garam sesuai selera.
6) Setelah itu, diamkan dan tunggu 1-2 malam untuk menghilangkan
busanya.
7) Tahap terakhir, sabun cuci piring ekstrak daun pandan siap dikemas
untuk dipakai.

Gambar 1.1
Seminar Penjelasan Cara Pembuatan Sabun Cuci Piring Ekstrak Daun
Pandan

Antusias memasyarakat terbukti melalui diadakannya seminar


penjelasan pembuatan sabun cuci piring esktrak daun pandan beberapa
masyarakat turut aktif bertanya dan menunggu proses pelatihannya.
Gambar 1.2
Antusiasme Audiens Dalam Pelaksanaan Seminar.

Pelatihan pembuatan sabun cuci piring ekstrak daun pandan


dilaksanakan pada 1 Agustus 2023, berlokasi di rumah bapak Parno selaku
kepala Dusun Tapel, Desa Gondang. Peserta yang hadir ikut langsung dalam
praktik pembuatan sabun cuci piring ini. Ketertarikan masyarakat dalam
pembuatan sabun cuci piring ekstrak daun pandan disambut dengan hangat.
Pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat terkait praktik pembuatan turut
hadir sesi kali ini. Setelah kegiatan berjalan sesuai harapan, diharapkan
masyarakat mampu mempraktikkan ilmu yang telah mereka peroleh di
rumah masing-masing.
.
Gambar 1.3
Kegiatan Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring Ekstrak Daun
Pandan di Rumah Bapak Parno

Peneliti bersama rekan-rekan juga ikut serta melabeli produk sabun


cuci piring ekstrak daun pandan dengan stiker yang sudah disiapkan.
Pengemasan dibuat untuk menambah nilai keindahan bagi pengguna. Selain
itu, kemasan dilabbeling guna agar masyarakat mudah untuk mengenal
produk sabun cuci piring ekstrak daun pandan serta komposisi yang
tercantum didalamnya. Peneliti juga memasarkan produk pada stand bazar
Desa Gondang yang berlangsung selama tanggal 5 dan 6 Agustus 2023.
Produk sabun cuci piring ekstrak daun pandan laku keras ketika dipasarkan.
Dengan bahan baku pembuatan yang terhitung murah serta nilai jual yang
masih terjangkau di kalangan masyarakat memiliki nilai lebih pada produk
tersebut. Diharapkan dengan dipasarkannya produk sabun cuci piring ekstrak
daun pandan, dapat memotivasi masyarakat luas, bahwa daun pandan yang
semulanya hanya digunakan sebagai pelengkap makanan ternyata memiliki
nilai jual lebih dan dapat menghasilkan keuntungan jika dijual dipasaran.
Gambar 1.4
Produk Sabun Cuci Piring Ekstrak Daun Pandan Yang Sudah Diberi Label Serta
Kemasan.

Gambar 1.5
Pembeli di Stand Bazar Penjualan Sabun Cuci Piring Ekstrak Daun Pandan di Dusun
Plosorejo.

E. Refleksi
Produksi sabun cuci piring ekstrak daun pandan adalah salah satu
program pemberdayaan masyarakat di Desa Gondang pada sektor non
pangan yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian serta menambah
kesejahteraan masyarakat Desa Gondang. Daun pandan merupakan tanaman
yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Desa Gondang, apalagi banyak
ditemukan di pekarangan rumah.
Program pengembangan ekonomi masyarakat melalui pembuatan
sabun cuci piring ekstrak daun pandan dengan pendekatan ABCD (Asset
Based Community Driven-Development) berjalan dengan baik dan sistematis,
serta berlangsung sesuai batas waktu yang direncanakan. Meskipun tidak
sesuai dengan timeline yang dijadwalkan. Langkah pertama yang dilakukan
adalah melakukan survey, transek,serta wawancara dengan masyarakat yang
bertujuan untuk mengetahui permasalahan dan keinginan masyarakat serta
mengetahui potensi yang ada di Desa Gondang. Dalam hal ini, dilakukan
survei kepada beberapa tokoh masyarakat yang dianggap memahami kondisi
Desa Gondang, seperti perangkat desa, ibu-ibu Desa Gondang, dan pelaku
UMKM. Langkah selanjutnya adalah melakukan pendekatan kepada seluruh
elemen di Desa Gondang, terutama dengan Kepala Desa, Pemuka Agama. Tak
lupa bahwa peneliti mengikuti beberapa kegiatan masyarakat yang
sebelumnya telah ada di masyarakat diantaranya kegiatan keagamaan, sosial,
budaya, dan sebagainya seperti yasinan, kerja bakti, bahkan mengajar. Pada
tahap ini masyarakat secara bertahap diajak untuk berpikir kritis, maju, dan
mampu menilai serta dapat mengetahui potensi apa yang mereka miliki di
Desa Gondang.
Masyarakat pedesaan dapat dikatakan masih memiliki perilaku yang
jalan ditempat, yang mana masyarakat hanya melakukan aktivitas sesuai
dengan kegiatan sehari-hari seperti pergi ke kebun, pergi ke pasar dan bekerja
sebagai ibu rumah tangga. Beberapa masyarakat tidak memiliki kemauan
untuk berinovasi dan membuat perubahan. Sementar aitu, masyarakat itu
sendiri dan kekayaan alamnya merupakan asset desa yang dapat menentukan
tingkat kemajuan desa. Oleh karena itu, pendampingan melalui pendekatan
ABCD (Asset Based Community Driven Development) dilakukan agar masyarakat
dapat memahami kondisi di lingkungannya dan dapat meningkatkan potensi
yang sudah dimiliki. Jadi, pemberdayaan dimulai dari apa yang mereka miliki
sebagai potensi dan aset yang harus dikembangkan. Karena pendekatan
ABCD (Asset Based Community Driven Development) merupakan pendekatan
untuk mengembangkan masyarakat yang berada dalam arus besar untuk
mengupayakan terwujudnya tatanan kehidupan sosial dimana masyarakat
menjadi pelaku utama dan penentu upaya pembangunan di lingkungannya
atau disebut Community-Driven Development (CDD).
Untuk mencapai tujuan pendampingan, peneliti melakukan
pendekatan kepada masyarakat dengan cara inkulturasi untuk mengenal
karakter dan mendekatkan diri secara emosional serta sebagai upaya
pendekatan terhadap masyarakat, mulai dari tahap discovery, dream, design,
define,sampai destiny. Dalam melakukan kegiatan pendekatan dan
pendampingan, fasilitator bertindak sebagai pendamping untuk menfasilitasi
pengembangan aset yang ada di Desa Gondang dan tidak bertindak seolah-
olah mereka menggurui masyarakat.

KESIMPULAN
Pengabdian masyarakat di Desa Gondang dilakukan dengan
mengimplementasikan pendekatan ABCD (Asset Bassed Community Driven-
Development). Dalam pengabdian peneliti mengadakan seminar serta pelatihan
“Seminar Digital Marketing dan Personal Branding UMKM serta Pelatihan
Pemanfaatan Minyak Jelantah”, dalam seminar menjelaskan mengenai cara
pembuatan sabun dan di pelatihan terdapat praktik hingga menghasilkan produk
sabun cuci piring ekstrak pandan. Hasil dari pelatihan ini memanfaatan potensi alam
yang ada yaitu daun pandan sehingga menghasilkan sebuah produk yaitu sabun
cuci piring ekstrak daun pandan. Semangat dari pemberdayaan ini adalah
menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat dalam berwirausaha. Serta agar
masyarakat dapat memahami keadaan di lingkungannya dan dapat meningkatkan
potensi yang sudah dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
(LPPM) IAIN Ponorogo, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Pedoman KPM (Kuliah Pengabdian Masyarakat) 2023. Ponorogo, 2023.
Amalia, Rizka, Vita Paramita, Heny Kusumayanti, Wahyuningsih Wahyuningsih,
Maranatha Sembiring, and Dina Elvia Rani. “Produksi Sabun Cuci Piring
Sebagai Upaya Peningkatkan Efektivitas Dan Peluang Wirausaha.” Metana 14,
no. 1 (2018): 15. https://doi.org/10.14710/metana.v14i1.18657.
Andriani, Gita. “Eksplorasi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Pada Masyarakat
Kabupaten Tangerang : Eksplorasi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Pada
Masyarakat Kabupaten Tangerang :” Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Anggraeni, Melani, Iin Lidia Putama Mursal, and Dedy Frianto. “Potensi Daun
Pandan Sebagai Pembuatan Sabun Cuci Piring Non-Sls Eco-Friendly Bagi Ibu
Rumah Tangga Di Desa Panyingkiran.” Urnal Pengabdian Mahasiswa 2, no. 1
(2023): 2711–17.
Bukido, Rosdalina, and Muhammad Azhar Mushlihin. “Pemberdayaan Usaha
Ekonomi Produktif Bagi Masyarakat Miskin Di Desa Gangga II Dengan
Menggunakan Metode ABCD.” NYIUR-Dimas: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada
Masyarakat 2, no. 1 (2022): 45–56. https://doi.org/10.30984/nyiur.v2i1.286.
Dasopang, Eva Sartika, and Akmal Simutuah. “FORMULASI SEDIAAN GEL
ANTISEPTIK TANGAN DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK
ETANOL DAUN PANDAN WANGI (Pandanus Amaryllifolius Roxb.).”
BIOLINK (Jurnal Biologi Lingkungan Industri Kesehatan) 3, no. 1 (2017): 81–91.
https://doi.org/10.31289/biolink.v3i1.815.
Desa Gondang, Pemerintahan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
Gondang Tahun 2019 - 2024 Kecamatan Purwantoro, (Wonogiri: 2023).
Hanifah, Umi, Puji Alawiyah, and Aulia Agustin. “Pengembangan Ekonomi
Masyarakat Melalui Program Diversifikasi Olahan Makanan Berbahan Dasar
Jagung Di Desa Mategal Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.” Engagement:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 4, no. 2 (2020): 363–75.
https://doi.org/10.29062/engagement.v4i2.209.
Kaban, Vera Estefania, Nasri N, Hariyadi Dharmawan, and Denny Satria. “Formulasi
Dan Uji Efektivitas Sabun Pencuci Tangan Dari Ekstrak Daun Pandan
(Pandanus Amaryllifolius Roxb.) Terhadap Bakteri Salmonella Sp.” Herbal
Medicine Journal 5, no. 1 (2022): 8–12. https://doi.org/10.58996/hmj.v5i1.38.
Pengabdian, Jurnal, Kepada Masyarakat, Bryan C Tomboli, Mariani F Parera, Delila
R Sihima, Kristia Sengkey, I Marceylia, et al. “Moderasi Beragama Dalam
Pemerintahan Di Desa Munte Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa
Utara” 4, no. 1 (2023): 65–73.

You might also like