You are on page 1of 8

ANALISA SINTESA

TINDAKAN

OLEH:

NAVA SYAFAAT ARAFAT USMAN

1
14420231070

Pembimbing Mahasiswa

(Nama dan TT) (Nama dan TT)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR

2023

ANALISA SINTESIS TINDAKAN KEPERAWATAN


________________Pemberian Obat Injekasi___________________
Nama Klien : Ny. P
Umur :19 tahun
Alamat :Jln. Katimbang
Diagnosa Medik : GEA
No.RM :

1. Diagnosa Keperawatan :
Berisi data subyektif dan data obyektif yang menghasilkan satu diagnose keperawatan
Diagnosa Keperawatan Data Subyektif Data Obyektif
1. Frekuensi Nadi Meningkat
Nyeri Akut 1. Pasien mengatakan nyeri ulu
N : 90x/menit
hati sudah lebih beberapa
bulan terakhir

2. Konjungtiva Anemis
2. Pasien mengatakan
merasakan mual tapi tidak
muntah

2
3. Bibir nampak pucat dan
kering

4. Pasien tampak meringis


kesakitan

2. Dasar Pemikiran
Teori yang berkaitan dengan diagnose medic dan keperawatan yang ditemukan.

Menurut Dermawan & Rahayuningsih (2010) patofisiologi gastritis adalah mukosa


barier lambung pada umumnya melindungi lambung dari pencernaan terhadap
lambung itu sendiri, prostaglandin memberikan perlindungan ini ketika mukosa
barrier rusak maka timbul peradangan pada mukosa lambung (gastritis). Setelah barier
ini rusak terjadilah perlukaan mukosa yang dibentuk dan diperburuk oleh histamine
dan stimulasi saraf cholinergic. Kemudian HCL dapat berdifusi balik ke dalam mucus
dan menyebabkan luka pada pembuluh yang kecil, dan mengakibatkan terjadinya
bengkak, perdarahan, dan erosi pada lambung. Alkohol, aspirin refluks isi duodenal
diketahui sebagai penghambat difusi barier. Perlahan-lahan patologi yang terjadi pada
gastritis termasuk kengesti vaskuler, edema, peradangan sel supervisial. Manifestasi
patologi awal dari gastritis adalah penebalan. Kemerahan pada membran mukosa
dengan adanya tonjolan. Sejalan dengan perkembangan penyakit dinding dan saluran
lambung menipis dan mengecil, atropi gastrik progresif karena perlukaan mukosa
kronik menyebabkan fungsi sel utama pariental memburuk. Ketika fungsi sel sekresi
asam memburuk, sumber-sumber faktor intrinsiknya hilang. Vitamin B12 tidak dapat
terbentuk lebih lama, dan penumpukan vitamin B12 dalam batas menipis secara
merata yang mengakibatkan anemia yang berat. Degenerasi mungkin ditemukan pada
sel utama dan pariental sekresi asam lambung menurun secara berangsur, baik dalam
jumlah maupun konsentrasi asamnya sampai tinggal mucus dan air. Resiko terjadinya
kanker gastrik yang berkembang dikatakan meningkat setelah 10 tahun gastritis
kronik. Perdarahan mungkin terjadi setelah satu episode gastritis akut atau dengan
luka yang disebabkan oleh gastritis. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut
yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan
terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar
epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief
hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan
dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh
dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser

3. Tindakan Keperawatan yang dilakukan


Tindakan yang akan dilakukan terkait dengan diagnose keperawatam yang ditemukan

Pemberian Obat Injeksi (Bolus)

3
4. Prinsip Tindakan
Prinsip tindakan keperawatan yang akan dilakukan

PRA INTERAKSI
Persiapan Alat
a. spuit disposable 1 cc / spuit insulin ( Intra Kutan )

b. Spuit disposable 3 cc / 5 cc/ 10 cc

c. kapas alcohol

d. sarung tangan

e. kikir ampul dan obat ampul

f. Obat vial dan Cairan pelarut

g. Bak injeksi

h. Bengkok

i. Perlak dan alasnya

j. Korentang

Persiapan Pasien
1. Meminta persetujuan pasien
2. Meminta kontrak waktu
3. Menjelaskan prosedur tindakan dan tujuan tindakan dilakukan

KERJA
a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan dengan teknik aseptic,
membaca etiket obat dan dosis obat sesuai 6 prinsip pemberian obat benar.

b. Mencuci tangan

c. Memasang sarung tangan.

d. Mengambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan takaran /


dosis yang akan diberikan . Bila obat dalam sediaan bubuk makan larutkan
dengan cairan pelarut ( aquades steril ) .Tempatkan

obat yang telah diambil pada bak injeksi

4
e. Observasi tempat pemasangan infuse terhadap plebitis jika tidak ada plebitis dan
jalan infuse masih lancar

f. Memasang perlak / pengalas di bawah vena yang akan dilakukan penyuntikan


( pada daerah pemasangan infuse)

g. Turunkan drak infuse sehingga tetesan infuse terhenti.

h. Desinfeksi daerah infuse yang akan diinjeksi

i. Melakukan penusukkan dengan lubang jarum menghadap keatas pada tempat


injeksi pada infuse set.

j. Menyemprotkan obat hingga habis dengan pelan-pelan

k. Setelah obat habis, tarik spuit dan desinfeksi daerah tempat injeksi pada infuse
set dengan kapas alcohol . Masukkan spuit yang telah digunakan ke dalam
bengkok

l. Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan

TERMINASI

m. Mencatat prosedur dan reaksi pemberian obat

5. Analisa Tindakan
Tujuan dari tindakan yang akan dilakukan terkait dengan diagnose keperawatan

Pasien mengalami hipovolemia, yang berarti kekurangan cairan dan elektrolit.


Pemberian obat injeksi dibutuhkan agar pemenuhan cairan dapat cepat terpenuh
Pasien mengalami gangguan rasa nyaman di karenakan nyeri yang dialami. Tujua
pemberian obat melalui injeksi (bolus) adalah untuk mempercepat efek dari obat.
Obat yang diberikan melalui injeksi tidak melalui absorbsi dan proses yang panjang
seperti obat oral.

6. Bahaya dan Pencegahan


Bahaya yang dapat muncul ketika melakukan tindakan dan pencegahan yang bias
dilakukan.

Bahaya : tindakan ini memerlukan kewaspadaan pada saat membuka dan menutup
jarum spuit. Juga kesalahan dalam mengidentifikasi pasien dan jenis obat bisa
menjadi bahaya dari tindakan ini.
Pencegahan : lakukan prinsip 7B pemberian obat. Bersikap hati-hati dan teliti saat
membuka dan menutup jarum spuit.

5
7. Hasil yang didapatkan dan Maknanya
Evaluasi data subyektif dan obyektif berdasarkan diagnose keperawatan yang
ditemukan (S-O-A-P)

S:
Pasien mengatakan rasa nyeri mulai berkurang,
O:
Pasien nampak segar
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan Intervensi

8. Tindakan Keperawatan Lain


Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan terkait dengan diagnose
keperawatan yang muncul.

Pemasangan Infus

9. Evaluasi Diri
Penilaian terhadap diri sendiri, apakah sudah mampu melakukan tindakan secara
mandiri atau dibantu.

Melakukan tindakan secara mandiri

Pembimbing Mahasiswa

(Nama dan TT) (Nama dan


TT)

6
7
8

You might also like