You are on page 1of 50

PERENCANAAN KOMPONEN STRUKTUR YANG

MENERIMA BEBAN LENTUR PADA SRPMK

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


 SRPMK adalah suatu sistem struktur yang didesain
dan diberi detailing yang cukup guna menahan beban
gempa.

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Persyaratan Desain Beton Bertulang Terhadap Beban Gempa
•Persyaratan untuk melakukan desain penampang beton bertulang yang
direncanakan untuk memikul beban gempa ditentukan berdasarkan Kategori
Desain Seismik (KDS) dari struktur tersebut. (Pelajari BAB 5 SNI 1726-2019)

•Struktur dengan KDS A cukup memenuhi persyaratan dalam SNI 2847:2019 Bab 1
hingga 17 dan Pasal 19 hingga 26 dan diistilahkan sebagai Struktur Rangka Pemikul
Momen Biasa/SRPMB (Ordinary Moment Frame, OMF).

•Untuk struktur dengan KDS B, persyaratan desain sama seperti struktur dengan
KDS A, hanya saja ada sedikit persyaratan detailing yang dicantumkan pada pasal
18.2.2.

•Struktur-struktur yang digolongkan ke dalam KDS C didesain sebagai Struktur


Rangka Pemikul Momen Menengah/SRPMM (Intermediate Moment Frame, IMF),
harus memenuhi persyaratan desain dalam SNI 2847:2019 Bab 1 hingga 17 dan
Pasal 19 hingga 26 ditambah dengan persyaratan detailing dalam pasal 18.2.2 dan
18.2.3

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Persyaratan Desain Beton Bertulang Terhadap Beban
Gempa

•Struktur yang terletak pada daerah/wilayah dengan tingkat


resiko gempa yang tinggi akan dikategorikan sebagai KDS D, E
atau F.

•Persyaratan khusus dalam desain penampang beton bertulang


untuk struktur dengan KDS D, E dan F diberikan dalam 18.2.2
hingga 18.2.8 serta pasal 18.12 hingga pasal 18.14.

•Rangka pemikul momen yang didesain untuk KDS D, E atau F


diistilahkan sebagai Struktur Rangka Pemikul Momen
Khusus/SRPMK (Special Moment Frame, SMF).

•Persyaratan tambahan untuk desain dinding geser, balok kopel,


diafragma dan pondasi diberikan dalam pasal 18.
4

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


5

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Penggunaan mutu material beton yang digunakan dalam struktur
pemikul beban gempa yang termasuk KDS D, E, serta F ditentukan
dengan jelas dalam pasal 19.2.1.1 sbb :

 Kuat tekan beton 𝑓′𝑐 tidak boleh kurang dari 21 MPa


(dengan kekuatan sebesar itu maka bangunan akan memiliki ketahanan yang
baik terhadap lingkungan sehingga kinerjanya tidak akan mudah berubah
seiring dengan bertambahnya umur bangunan)

 Untuk beton ringan, maka kuat tekannya 𝑓′𝑐 tidak boleh


melampaui 35 MPa, kecuali dapat dibuktikan dengan pengujian
bahwa komponen struktur yang dihasilkan dari beton ringan
tersebut memiliki kekuatan dan ketegaran yang sama atau lebih
dari komponen struktur setara yang dibuat dari beton normal
dengan kekuatan yang sama 6

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Persyaratan mutu tulangan untuk struktur dengan KDS D, E, dan F yang
dijelaskan dalam pasal 20.2.1.1 menyatakan bahwa tulangan pemikul
lentur dan aksial atau kombinasi keduanya yang timbul akibat beban
gempa bumi, harus berupa tulangan ulir yang memenuhi ASTM A706M
mutu 420 MPa, sedangkan tulangan yang memenuhi ASTM A615M
mutu 280 MPa dan 420 MPa boleh dipergunakan asalkan :
• Kuat leleh aktual berdasarkan pengujian di pabrik tidak
melampaui kuat leleh yang ditentukan sebesar lebih dari 125
MPa
• Rasio kuat tarik aktual terhadap kuat leleh aktual tidak kurang
dari 1,25

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Catatan untuk baja tulangan :

1. Salah satu parameter yang paling berpengaruh terhadap perilaku plastifikasi


yang dihasilkan elemen struktur tahan gempa adalah kondisi permukaan baja
tulangan yang dipergunakan.
 Pemakaian tulangan polos dapat memberikan dampak yang negatif
terhadap kinerja plastifikasi yang dihasilkan.

Kuat lekatan tulangan polos yang pada dasarnya hanya merupakan mekanisme
adhesi dan friksi hanya sekitar 10% kuat lekatan tulangan ulir dan juga degradasi
lekatan akibat beban bolak-balik (gempa) sangatlah dratis dibandingkan dengan
tulangan ulir.

SNI hanya mengijinkan penggunaan tulangan polos pada tulangan spiral,


sedangkan untuk penulangan lainnya disyaratkan menggunakan tulangan ulir.

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


2. Parameter baja yang juga ikut berpengaruh terhadap
plastifikasi elemen struktur yang dihasilkan adalah nilai kuat
leleh, nilai faktor kuat lebih, dan nilai rasio kuat ultimit.
 Nilai nilai parameter tersebut sebaiknya selalu berada
pada batas-batas yang diijinkan peraturan untuk mencegah
terjadinya keruntuhan prematur pada sistem struktur yang
direncanakan.
Penggunaan bahan baja yang mutunya lebih tinggi dapat
menyebabkan timbulnya tegangan lekatan yang tinggi antara baja
tulangan dan beton yang akan memicu kegagalan mekanisme
lekatan pada elemen struktur beton bertulang khususnya pada
saat mengalami beban gempa yang sifatnya bolak balik.

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Nilai faktor kuat lebih (overstrength) yang merupakan rasio nilai
kuat leleh aktual terhadap kuat leleh spesifikasi.

Parameter Nilai faktor kuat lebih diperlukan untuk perencanaan struktur yang
berbasis pada konsep desain kapasitas dan digunakan untuk merencanakan
elemen struktur yang diharapkan tetap elastik pada saat sendi plastik
terbentuk di elemen struktur yang langsung berhubungan dengannya.

10

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Komponen Lentur pada SRPMK
Sebuah komponen lentur bagian dari SRPMK harus memenuhi kriteria yang
ditetapkan dalam SNI 2847-2019 Pasal 21.5 sbb :

1. Persyaratan Gaya:
 Gaya aksial tekan terfaktor (𝑃𝑢 ) tidak melebihi 0,1 𝐴𝑔 𝑓′𝑐 −--------𝑃𝑢 ≤ 𝐴𝑔 𝑓′𝑐 10

2. Persyaratan Geometri:
• Panjang bentang bersih (𝑙𝑛 ) harus lebih besar dari empat kali tinggi efektifnya--
----- 𝑙𝑛 ≥ 4𝑑.

-----beberapa eksperimen membuktikan bahwa akibat pembebanan siklik yang


memasuki rentang inelastis,perilaku komponen struktur menerus dengan rasio
panjang-tinggi kurang dari empat ternyata perbedaannya cukup signifikan dari
komponen struktur yang relatif lebih langsing

11

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


3. Ketentuan dimensi penampang balok
Lebar penampang 𝑏𝑤 tidak kurang 0,3 kali tinggi penampang namun tidak boleh
diambil kurang dari 250 mm (𝑏𝑤 ≥ 0,3ℎ 𝑎𝑡𝑎𝑢 250)

12

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


• Perbandingan lebar terhadap tinggi ≥ 0,3.

-----Persyaratan ini terkait dengan dengan stabilitas penampang


komponen struktur, khususnya pada penampang yang
mengalami deformasi inelastis yang cukup signifikan

4. Lebar penampang haruslah


(a) ≥ 250 mm,
(b) ≤ lebar kolom ditambah jarak pada tiap sisi kolom yang
tidak melebihi tiga perempat tinggi komponen struktur
lentur

13

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


14

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Persyaratan Tulangan Lentur

1. Jumlah tulangan lentur baik di sebelah atas atau di sebelah bawah


penampang (𝐴𝑠 ) tidak boleh kurang dari :
0,25 𝑓′𝑐
 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 𝑏𝑤 . 𝑑 sedangkan 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,025𝑏𝑤 𝑑
𝑓𝑦

atau
1,4
 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 𝑏 .𝑑
𝑓𝑦 𝑤

Sedikitnya harus disediakan dua buah tulangan menerus baik di sisi


bawah maupun sisi atas penampang.

2. Kuat lentur positif komponen struktur lentur pada muka kolom


tidak boleh lebih kecil dari setengah kuat lentur negatifnya pada
muka tersebut
15

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Persyaratan Tulangan Lentur
𝜌𝑚𝑖𝑛
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠
 f ' c bw d

   4 fy
0,025 bw d  ( As atau As )   min .2 tul.menerus
 1,4 bw d

 fy

M 
n
M 
n

1
M  M n

n M n 
1
M n
2 2

𝜙Mn + atau 𝜙Mn- pd setiap penampang ≥ ¼ ( 𝜙Mn max pada setiap join)
16

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


 Sambungan lewatan pada tulangan lentur harus diberi
tulangan spiral atau sengkang tertutup yang mengikat
sambungan tersebut.

----Pemasangan tulangan spiral atau sengkang tertutup penting


untuk pengekangan beton di daerah sambungan dan
mengantisipasi terkelupasnya selimut beton pada saat
penampang mengalami deformasi inelastis yang cukup
signifikan

17

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


• Spasi sengkang yang mengikat daerah sambungan lewatan tidak
boleh melebihi nilai terkecil dari 𝑑 4 dan 100 mm.

 Sambungan lewatan tidak boleh ditempatkan pada :


(a) daerah hubungan balok-kolom (joint)
(b) daerah hingga jarak dua kali tinggi
balok dari muka joint
(c) dalam jarak dua kali tinggi balok dari penampang kritis dimana pelelehan
lentur dimungkinkan terjadi sebagai akibat deformasi lateral yang melampaui
perilaku

Batasan-batasan tersebut perlu diperhatikan pada struktur SRPMK, karena


sambungan lewatan tidak dapat diandalkan bila menerima beban siklik
yang dapat memaksa penampang berdeformasi dalam rentang inelastisnya
18

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Persyaratan Sambungan Lewatan

Spiral atau sengkang


tertutup

19

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Kombinasi lentur dan persyaratan minimum kuat lentur

Kapasitas momen positif minimum untuk setiap


penampang (SNI 18.6.3.2)

Kapasitas momen positif minimum untuk


setiap penampang (SNI 18.6.3.2)
20

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Persyaratan Tulangan Transversal
• Tulangan transversal pada komponen lentur dibutuhkan terutama
untuk menahan geser, mengekang daerah inti penampang beton
dan menyediakan tahanan lateral bagi batang-batang tulangan
lentur dimana tegangan leleh dapat terbentuk.

• Spalling selimut beton yang dapat terjadi saat gempa kuat


terutama pada daerah sendi plastis dan daerah sekitarnya, maka
semua tulangan transversal pada elemen SRPMK harus
berbentuk sengkang tertutup.

21

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Persyaratan Tulangan Transversal
• Sengkang tertutup harus dipasang :
- Pada daerah hingga dua kali tinggi balok diukur dari muka
tumpuan pada kedua ujung komponen struktur lentur.
- Di sepanjang daerah dua kali tinggi balok pada kedua sisi dari
suatu penampang yang berpotensi membentuk sendi plastis.

• Sengkang tertutup pertama harus dipasang tidak lebih dari 50 mm


dari muka tumpuan. Spasi sengkang tidak boleh melebihi :
(a). 𝑑 4
(b). 6𝑑𝑏 (6 kali diameter terkecil tulangan lentur (memanjang)
(c) 150 mm

22

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


• Pada daerah yang tidak memerlukan sengkang tertutup,
sengkang dengan kait gempa pada kedua ujungnya harus
dipasang pada jarak tidak lebih dari 𝑑 2 di sepanjang
bentang komponen struktur lentur.

• Sengkang tertutup dapat terdiri dari dua buah tulangan,


yaitu sengkang dengan kait gempa pada kedua ujung dan
ditutup oleh pengikat silang.
Pada pengikat silang yang berurutan yang mengikat tulangan
memanjang yang sama, kait 90o nya harus dipasang
berselang-seling

23

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Persyaratan Tulangan Transversal
• 𝑑 4
• 6𝑑𝑏 tul longitudinal
• 150 mm

50 mm

24

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Tulangan sengkang tertutup dapat dipasang sebagai tulangan
tunggal atau bertumpuk

Contoh sengkang tertutup yang dipasang bertumpuk

25

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Tulangan sengkang tertutup dan pengikat silang (crossties)harus
diberi kait gempa diujung-ujungnya, yaitu kait pada sengkang yang
mempunyai bengkokan tidak kurang dari 135𝑜 (untuk sengkang
cincin dapat diambil
≥ 90𝑜 + perpanjangan 6d

a) Closed Hoop b) Single leg crosstie


26

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Persyaratan geser untuk komponen
struktur lentur :
Gaya Rencana
Gaya geser rencana Ve harus ditentukan dari peninjauan gaya statik
pada bagian komponen struktur antara dua muka joint.
. 𝑙𝑛
𝑙𝑛

𝑙𝑛

27

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


• Kombinasi geser akibat gravitasi dan gempa
28

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


𝑀𝑝𝑟−1 +𝑀𝑝𝑟−2 𝑊𝑢 .𝑙𝑛
𝑉𝑒 = ±
𝑙𝑛 2

dengan :
𝑉𝑒 = kuat geser perlu diujung-ujung balok
𝑀𝑝𝑟−1 = kuat lentur paling maksimum yang mungkin
termobilisasi di perletakan kiri akibat goyangan
ke kiri (atau kanan)
𝑀𝑝𝑟−2 = kuat lentur paling maksimum yang mungkin
termobilisasi di perletakan kanan akibat
goyangan ke kiri (atau kanan)

𝑊𝑢 = pengaruh beban gravitasi = 1,2D + 1,0 L


𝑙𝑛 = panjang bentang bersih balok

29

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


• Momen ujung 𝑀𝑝𝑟 (probable moment capacity) didefinisikan
sebagai momen maksimum yang diperlukan untuk membuat
penampang desain (penampang dengan dimensi dan konfigurasi
baja tulangan sesuai desain) membentuk sendi plastis.

• Momen ujung 𝑀𝑝𝑟 dihitung berdasarkan nilai kuat tarik baja


tulangan yang telah diperbesar dengan menerapkan faktor kuat
lebih bahan yaitu sebesar 1,25 fy dan faktor reduksi 𝜙 = 1

30

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Besarnya nilai dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan : 𝑀𝑝𝑟
𝑎
𝑀𝑝𝑟 = 𝐴𝑠 1,25𝑓𝑦 [𝑑 − )
2
dengan
𝐴𝑠 (1,25𝑓𝑦 )
𝑎=
0,85𝑓′𝑐 𝑏

31

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


• Perencanaan geser dilakukan dengan mengasumsikan
bahwa baik beton maupun baja tulangan transversal sama-
sama berkontribusi dalam menahan gaya geser rencana
yang terjadi.

• Namun khusus pada daerah yang berpotensi membentuk


sendi plastis (2h dari muka kolom), tulangan transversal
harus dirancang untuk menahan kuat geser perlu dengan
menganggap kontribusi penampang beton dalam menahan
geser (𝑉𝑐 )=0 selama :

a. Gaya geser akibat gempa mewakili 50% atau lebih daripada


kuat geser perlu maksimum di sepanjang daerah tersebut,
dan
b. Gaya aksial tekan terfaktor, termasuk akibat gempa, lebih
kecil dari 𝐴𝑔 𝑓′𝑐 / 20

32

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Detailing penulangan sengkang pada balok
SRPMK
1

33

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Detail 1

34

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Sengkang dan sambungan lewatan tulangan
balok SRPMK

35

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


36

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


• Penulangan sengkang balok di daerah 2 HB

37

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Standar jarak bersih antar tulangan

38

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


*** Sengkang dan sambungan lewatan balok
SRPMM

39

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Contoh

40

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


KDS = Kategori Desain Seismik (Pasal 4.4.6.1)

•Setiap struktur harus termasuk dalam salah satu Kategori Desain Seismik
yang ditentukan berdasarkan SNI 1726.

•Secara umum, KDS berkaitan dengan tingkat risiko seismik, tipe tanah,
okupansi dan penggunaan bangunan. Penentuan KDS suatu bangunan
mengacu pada peraturan umum gedung lainnya. Jika peraturan gedung lainnya
tidak tersedia, SNI 1726 dapat dijadikan acuan.

•Persyaratan desain seismik untuk sistem struktur yang dikenakan KDS B hingga
F ditentukan di dalam Pasal 18. Sistem lainnya dapat digunakan jika
mendapatkan persetujuan dari pihak berwenang.

•Bangunan yang dikenakan Kategori Desain Seismik A merupakan bangunan


dengan tingkat risiko gempa paling rendah. Persyaratan pada Pasal 18 tidak
berlaku.

41

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi
Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi
Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi
Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi
Untuk struktur dengan kategori resiko I,II,III, dengan 𝑆1 ≥ 0,75 −→ 𝐾𝐷𝑆 𝐸
Untuk struktur dengan kategori resiko IV dengan 𝑆1 ≥ 0,75 −→ 𝐾𝐷𝑆 𝐹
Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi
SNI 1726-2019

47

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


dimana :
𝑣𝑠 = kecepatan rambat gelombang geser rata-rata pada regangan geser
yang kecil, di dalam lapisan 30 m teratas
𝑁 atau 𝑁𝑐𝑕 = tahanan penetrasi standar rata-rata (atau non cohesif) dalam
lapisan 30 m paling atas
𝑠𝑢 = kuat geser niralir rata-rata di dalam lapisan 30 m paling atas

48

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


49

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi


50

Globalisasi, Kolaborasi, Akselerasi

You might also like