Professional Documents
Culture Documents
Profil Biokimia Darah (Glukosa, Urea, Sgot, Dan SGPT) Pada Sapi Perah FH Laktasi Yang Diberi Ummb Hasil Subtitusi Semen Dengan Tepung Tapioka
Profil Biokimia Darah (Glukosa, Urea, Sgot, Dan SGPT) Pada Sapi Perah FH Laktasi Yang Diberi Ummb Hasil Subtitusi Semen Dengan Tepung Tapioka
SKRIPSI
A. FITRI NURBINA
I011191256
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
PROFIL BIOKIMIA DARAH (GLUKOSA, UREA, SGOT, DAN
SGPT) PADA SAPI PERAH FH LAKTASI YANG DIBERI
UMMB HASIL SUBTITUSI SEMEN DENGAN
TEPUNG TAPIOKA
SKRIPSI
A. FITRI NURBINA
I011191256
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
i
ABSTRAK
A. Fitri Nurbina I011191256. Profil Biokimia Darah (Glukosa, Urea, SGOT dan
SGPT) pada Sapi Perah FH Laktasi yang Diberi UMMB Subtitusi Semen dengan
Tepung Tapioka. Dibawah Bimbingan: Muhammad Ihsan A. Dagong (Pembimbing
Utama) dan Ambo Ako (Pembimbing Anggota).
Sapi perah FH memiliki tingkat produksi susu tertinggi dibandingkan sapi perah
lainnya. Urea Molases Multinutrien Blok (UMMB) merupakan bahan pakan ternak
yang biasanya disebut sebagai permen ternak yang tersusun dari bahan seperti semen
sebagai bahan perekat, molasses sebagai sumber energi, urea sebagai sumber
nitrogen, dan bahan lain seperti garam, mineral mix, dan semen sebagai bahan
pelengkap zat makanan serta bekatul dan dedak sebagai bahan pengisi yang mampu
menyerap molases sebagai bahan utama penyusunnya. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh subtitusi bahan perekat semen dengan tepung tapioka
pada UMMB terhadap kondisi glukosa darah, urea darah dan fungsi hati (SGOT dan
SGPT) sapi perah FH laktasi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap
dengan 5 perlakuan 3 ulangan, perlakuannya adalah 15 ekor sapi perah Friesian
holstein laktasi dengan perlakuan sebagai berikut : P0 = Semen 100% substitusi
tepung tapioka 0%, P1 = Semen 75% substitusi tepung tapioka 25%, P2 = Semen
50% substitusi tepung tapioka 50%, P3 = Semen 25% substitusi tepung tapioka 75%,
P4 = Semen 0% substitusi tepung tapioka 100%. Berdasarkan hasil penelitian maka
dapat disimpulkan bahwa pemberian UMMB subtitusi semen dengan tepung tapioka
dalam keadaan normal atau tidak mempengaruhi fungsi biokimia darah khususnya
glukosa darah, urea darah, fungsi hati (SGPT dan SGOT) sehingga UMMB tersebut
aman dan dapat dijadikan sebagai pakan tambahan.
iv
ABSTRACT
FH dairy cows have the highest level of milk production compared to other dairy
cows. Block urea molasses multinutrient (UMMB) is an animal feed ingredient which
is usually referred to as livestock candy which is composed of ingredients such as
cement as an adhesive, molasses as an energy source, urea as a nitrogen source, and
other ingredients such as salt, mineral mix, and cement as a food additive as well as
rice bran and bran as a filler that is able to absorb molasses as the main constituent.
The purpose of this study was to determine the effect of cement adhesive substitution
with tapioca starch in UMMB on the condition of blood glucose, blood urea and liver
function (SGOT and SGPT) in lactating FH dairy cows. This study used a completely
randomized design with 5 treatments 3 replications, the treatment was 15 lactating
Holstein friesian dairy cows with the following treatments: P0 = Cement 100% 0%
tapioca starch substitute, P1 = Cement 75% 25% tapioca starch substitute, P2 = 50%
cement, 50% tapioca flour substitute, P3 = 25% cement, 75% tapioca flour substitute,
P4 = 0% cement, 100% tapioca flour substitute. Based on the results of the study, it
can be concluded that giving UMMB cement substitution with tapioca flour under
normal circumstances or does not affect blood biochemical functions, especially
blood glucose, blood urea, liver function (SGPT and SGOT) so that UMMB is safe
and can be used as additional feed.
v
KATA PENGANTAR
hasil penelitian ini. Shalawat serta salam penulis hanturkan kepada baginda nabi
Muhammad SAW. Terima kasih terucap bagi segenap pihak yang telah meluangkan
waktu, pemikiran dan tenaganya sehingga penyusunan makalah usulan penelitian ini
selesai. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Muhammad Ihsan A. Dagong, S.Pt., M.Si selaku pembimbing utama
dan Bapak Prof. Dr. Ir. Ambo Ako, M. Sc, IPU selaku pembimbing anggota,
yang telah meluangkan banyak waktu dan perhatiannya untuk membimbing dan
2. Ibu drh. Farida Nur Yuliati, M. Si dan Ibu Masturi , S. Pt., M. Si selaku dosen
3. Bapak Andi Muh. Iqbal dan Ibu Suriyani sebagai orang tua penulis, yang selalu
mendukung anaknya untuk terus melanjutkan kuliahnya dan belajar dengan benar
4. Bapak Dr. Ir. Wempie M.Sc selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis.
5. Ibu Dr. Agr. Renny Fatmyah Utami, S.Pt., M.Agr. IPM selaku dosen yang telah
Syarifuddin dan Alm. Hj. Andi Padauleng yang menjadi panutan dan
7. Nur Fajriani, Yulfiar Ridhayani, Tasya, dan Ardi Salam, S.Pt selaku sahabat
dari penulis yang telah menerima banyak beban dari penulis, yang tak henti
penulis.
10. Teman tim penelitian, A. Arif Rahman, S.Pt., Siti Annisa Sukri, S.Pt., Rara
Ilma Navia, I Dewa Ayu Mahayani, S.Pt, dan Rio Saputra. Terima kasih atas
segala waktu yang telah diluangkan dan bantuanya dalam penyusunan makalah ini.
11. Muh. Figri, S.Pt dan Rismayanti, S.Pt selaku kakak senior yang telah menerima
beban dari penulis yang tak henti memberi nasehat dan masukkan kepada penulis.
Serta semua pihak yang turut membantu menyelesaikan makalah usulan penelitian
yang tidak dapat saya sebut satu persatu. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
A. Fitri Nurbina
vii
DAFTAR ISI
Halaman
No. Halaman
1. Komposisi Nutrisi Bahan Perekat………………………………….. 7
2. Komposisi Bahan dan Sumber Nutrisi UMMB……………………. 11
3. UMMB Hasil Subtitusi Semen dengan TepungTapioka…………… 18
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Hasil Analisis Statistik Glukosa Darah…………………………….. 28
2. Hasil Analisis Statistik Urea Darah………………………………... 30
3. Hasil Analisis Statistik SGOT……….…………………………….. 32
4. Hasil Analisis Statistik SGPT………..…………………………….. 34
5. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian...…………………………….. 36
xi
PENDAHULUAN
Sapi Frisiean Holstein (FH) merupakan bangsa sapi perah yang paling banyak
dipelihara di Indonesia karena memiliki daya adaptasi yang tinggi sehingga banyak
(2016) yang menyatakan bahwa sapi FH memiliki tingkat produksi susu tertinggi
dibandingkan sapi perah lainnya. Produktivitas sapi perah sendiri dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya kualitas genetik ternak, umur beranak pertama, periode
keberhasilan suatu usaha peternakan khususnya peternakan sapi perah. Pakan ternak
sapi perah digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, kebuntingan, dan
produksi susu induk, serta kebutuhan untuk pertumbuhan bagi ternak muda (Heraini,
2019). Namun kualitas pakan di Indonesia saat ini masih rendah, sehingga seringkali
nutrisi dari pakan yang dikonsumsi oleh ternak tidak cukup untuk ternak agar dapat
berproduksi.
tambahan (suplemen) untuk ternak ruminansia, berbentuk padat yang kaya dengan
zat-zat makanan. Bahan pembuat UMMB antara lain adalah urea, molasses, mineral
dan bahan lainnya yang memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Suplemen
UMMB dibuat dalam bentuk padat, kompak dan keras tetapi larut dalam air sehingga
1
semen sebagai bahan perekat untuk mengikat semua bahan dan juga sebagai sumber
kesehatan ternak (Dharmawati, 2020). Menurut Ummah (2021) yang zat besi (Fe)
panjang, dan dalam jumlah besar dapat menimbulkan gangguan fungsi hati,
kardiomiopati, radang sendi, pankreatitis, dan hipotiroid. Maka dari itu alternatif yang
digunakan sebagai bahan perekat atau pengikat UMMB adalah tepung tapioka.
Tepung tapioka adalah granula pati dari umbi ketela yang kaya akan
sehingga mempunyai sifat tidak mudah menggumpal, dan mempunyai daya lekat
yang tinggi (Lekahena, 2016). Oleh karena itu penggunaan tepung tapioka diharapkan
pakan yang maksimal oleh sapi perah FH laktasi dapat dilihat dan diketahui melalui
pengamatan terhadap parameter darah ternak. Nutrien yang dialirkan melalui darah
Glukosa darah merupakan gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari
metabolisme karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan
tubuh hewan. Kekurangan glukosa darah merupakan salah satu penyakit metabolik
yang disebut hipoglikemia yang dapat berlangsung secara subklinis maupun klinis
(Merdana, 2020). Sementara itu konsentrasi urea darah berguna untuk menentukan
tingginya konsentrasi amonia (NH3) di dalam rumen dan rendahnya konsumsi energi
2
oleh ternak. Efisiensi pemanfaatan NH3 untuk sintesa protein di dalam rumen
tergantung pada ketersediaan energi. Apabila terjadi kekurangan energi maka protein
akan berlebihan dan tidak dapat dimanfaatkan oleh mikroba rumen. Kelebihan protein
Transaminase (SGPT) merupakan enzim yang keberadaan dan kadarnya dalam darah
dijadikan penanda terjadinya gangguan fungsi hati. Subtitusi bahan perekat semen
dalam pakan dan tidak menimbulkan gangguan pada fungsi hati sapi FH Laktasi. Hal
UMMB subtitusi semen dengan tepung tapioka terhadap nilai normal biokimia darah
semen dengan tepung tapioka pada UMMB terhadap kondisi glukosa darah, urea
darah dan fungsi hati (SGOT dan SGPT) sapi perah FH laktasi. Kegunaan penelitian
ini yaitu untuk menambah informasi kepada pembaca dan peternak tentang pengaruh
subtitusi bahan perekat semen dengan tepung tapioka pada UMMB terhadap kondisi
glukosa darah, urea darah dan fungsi hati (SGOT dan SGPT) sapi perah FH laktasi.
3
TINJAUAN PUSTAKA
untuk mengembangkan usaha peternakan sapi perah, sebagai sumber penghasil susu
guna penyediaan pangan sumber protein. Sapi perah yang banyak dipelihara di
Indonesia adalah sapi perah Friesian holstein (FH), dimana produksi susu di
dalam negeri baru memenuhi sekitar 35% dari kebutuhan nasional. Produksi susu
segar di dalam negeri dihasilkan dari sekitar 495.089 ekor sapi perah bangsa FH yang
memproduksi susu (Poli, 2020). Sapi FH di Indonesia berasal dari negara beriklim
sedang yang memerlukan suhu yang optimum (sekitar 18oC) dengan kelembaban
lingkungan, produksi susu yang tinggi, dan kadar lemak yang rendah. Salah satu tolak
ukur keberhasilan suatu peternakan sapi perah yaitu aspek produksi (Ginantika,
2021). Bangsa sapi FH memiliki jumlah produksi susu tertinggi dengan persentase
lemak dan total solid (TS) terendah diantara bangsa sapi perah lainnya, yaitu 7.245
kg/laktasi dengan persentase lemak sebesar 3,5 % (Abdillah, 2015). Saat ini produksi
Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) sebanyak 947,7 ribu ton, sedangkan kebutuhan
perkapita/tahun yang berarti kebutuhan susu saat ini mencapai 4,3 juta ton per tahun
dan kontribusi susu dalam negeri terhadap kebutuhan susu nasional baru sekitar
4
22,7% sehingga masih banyak kekurangan dan harus dipenuhi dari impor (Bouk,
2022).
Faktor penyebab masih rendahnya produksi susu yang dihasilkan oleh sapi
perah FH antara lain faktor internal dan eksternal. Dimana faktor internal adalah
ternak terganggu sistem metabolisme tubuh ternak akibatnya produksi susu akan
produksi yang dihasilkan jumlah dan kualitas susu sangat bergantung dari jumlah
pemberian atau jenis makanan serta efisiensi reproduksi yang berpengaruh pula
Sapi perah mengkonsumsi pakan yang terdiri dari bahan pakan kasar
(hijauan) dan bahan pakan pelengkap (UMMB). Pakan yang diberikan pada
sapi perah harus diperhatikan kualitas dan kuantitasnya, karena akan berpengaruh
pada produksi susu. Umumnya nilai nutrisi yang terkandung dalam hijauan di daerah
ternak. Jumlah konsumsi pakan merupakan faktor paling penting karena terkait
dengan zat-zat makanan yang dibutuhkan ternak untuk berproduksi (Poli, 2020).
Pakan bagi ternak sapi perah digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
pokok, kebuntingan, dan produksi susu induk, serta kebutuhan untuk pertumbuhan
5
bagi ternak muda. Upaya yang dilakukan agar sapi perah dapat berproduksi secara
optimal adalah perlunya ketersediaan pakan yang cukup baik, baik kualitas maupun
kuantitasnya, artinya pakan yang tersedia mampu memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai
Salah satu pakan tambahan ternak yang dapat diberikan ke ternak yaitu Urea
Molases Multinutrien Blok (UMMB). UMMB merupakan bahan pakan ternak yang
biasanya disebut sebagai permen ternak yang tersusun dari bahan seperti semen
sebagai bahan perekat, molasses sebagai sumber energi, urea sebagai sumber
nitrogen, dan bahan lain seperti garam, mineral mix, dan semen sebagai bahan
pelengkap zat makanan serta bekatul dan dedak sebagai bahan pengisi yang mampu
menyerap molases sebagai bahan utama penyusunnya (Nuningtyas, 2019). Selain itu,
tepung tapioka juga alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan perekat UMMB.
Tepung tapioka berasal dari umbi ketela pohon yang dibuat menjadi tepung,
yang sering digunakan sebagai bahan untuk pembuatan kue-kue dan aneka masakan.
Pemanfaatan tepung tapioka sebagai bahan perekat karena zat pati yang terdapat
dalam bentuk karbohidrat pada umbi ketela pohon yang berfungsi sebagai cadangan
makanan. Tapioka apabila dibuat sebagai perekat mempunyai daya rekat yang tinggi
Pemanfaatan pakan sapi dapat dilihat dari penyerapan nutrisi pakan yang ada
dalam rumen, dan juga terjadi di saluran pencernaan lain, yang hasilnya akan diserap
ke dalam darah untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Pakan yang baik akan diwujudkan
6
Tabel 1. Komposisi Nutrisi Bahan Perekat UMMB
Komposisi Penyusun
Semen* Persen Tepung Tapioka** Persen
Kandungan Kandungan
Kapur 65% Pati 84,9%
Silika 21% Amilosa 17%
Aluminium 8% Amilopektin 83%
Besi 6% Protein 0,60%
Magnesium 4% Abu 0,33%
Sulfur 2% Lemak 1,54%
Ignition Loss 1%
Sumber: *Putra, 2021
**Herawati, 2012
Biokimia Darah
proses metabolisme yang ada didalam tubuh ternak. Glukosa darah merupakan gula
yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari metabolisme karbohidrat dalam
makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Kebutuhan akan
darah merupakan salah satu penyakit metabolik yang disebut hipoglikemia, yang
dapat berlangsung secara subklinis maupun klinis. Glukosa dibutuhkan sekali pada
masa awal laktasi untuk pembentukan laktosa (gula susu) dan lemak susu. Apabila
gluconeogenesis asam lemak menjadi glukosa di dalam hati, dan melepaskan benda-
Salah satu cara untuk melihat ternak dalam kondisi sehat atau mengalami
stress yaitu dengan mengamati kadar glukosa dalam darah. Apabila ternak stress akan
7
kadar glukosa darah normal pada sapi perah berkisar antara 40–100 mg/dl
(Kurniawan, 2019).
konsentrasi amonia (NH3) di dalam rumen dan rendahnya konsumsi energi oleh
ternak. Efisiensi pemanfaatan NH3 untuk sintesa protein di dalam rumen tergantung
pada ketersediaan energi. Apabila terjadi kekurangan energi maka protein akan
berlebihan dan tidak dapat dimanfaatkan oleh mikroba rumen. Kelebihan protein
kasar dapat meningkatkan konsentrasi urea di dalam plasma. Level urea darah dapat
digunakan sebagai indeks penggunaan protein. Bila kadar amonia di dalam rumen
tinggi, maka absorbsi amonia yang dibawa ke hati akan berlebihan sehingga
perombakan menjadi urea kalah cepat. Dengan demikian kadar urea dan amonia di
dalam peredaran darah perifer menjadi naik dan ternak memperlihatkan gejala
Urea plasma merupakan fungsi dari penyerapan amonia dari rumen dan
darah akan sebanding dengan ketersediaan protein pakan Konsentrasi urea darah
berguna untuk menentukan tingginya konsentrasi amonia (NH3) di dalam rumen dan
rendahnya konsumsi energi oleh ternak. Kadar urea yang normal menunjukkan bahwa
sapi mampu menggunakan protein pakan secara efisien. Amonia yang terbentuk
melalui proses degradasi protein pakan dapat dimanfaatkan secara efisien untuk
pembentukan protein mikroba (Harjanti, 2017). Kadar urea darah yang terdapat pada
8
Serum Transaminase
Serum transaminase adalah indikator yang peka pada kerusakan sel-sel hati.
Hati memiliki peran sangat penting dalam metabolisme glukosa dan lipid, membantu
proses pencernaan, absorbsi lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, serta
detoksifikasi tubuh terhadap zat toksik (Novitasari, 2021). Selain itu, hati juga
berfungsi untuk menetralkan racun dalam tubuh. Proses tersebut menyebabkan hati
menjadi organ yang paling penting karena hati berinteraksi langsung dengan zat-zat
yang membahayakan tubuh seperti senyawa-senyawa kimia yang memicu reaksi stres
oksidatif dan rentan mengakibatkan menurunnya kinerja hati (Novita, 2016). Salah
satu indikator untuk mengetahui kesehatan dan kinerja hati yaitu Serum Glutamic
pyruvic transaminase (SGPT) merupakan enzim hati yang berperan penting dalam
metabolisme asam amino dan glukoneogensis. Peningkatan enzim SGPT dalam darah
menunjukkan kerusakan hati yang relatif kecil, sementara penurunan nilai SGPT
dalam darah menunjukkan kerusakan hati yang cukup parah akibat sel hati tidak
transaminase (SGOT) merupakan enzim yang dikeluarkan oleh sel yang mengalami
kerusakan. Enzim SGOT terdapat pada sel otot, plasma darah, jantung, hati, ginjal
9
dan pankreas. Ketika organ yang menghasilkan SGOT mengalami kerusakan maka
enzim tersebut akan dikeluarkan dan nilainya akan meningkat dalam darah akibat
sedangkan SGPT jenis enzim microsomal, enzim tersebut akan terbentuk apabila
terdapat virus, obat-obatan, atau racun yang terdapat didalam darah ketika hati
mengalami kerusakan (Sitepu, 2020). Menurut Coles (1980), kadar SGOT sapi
dewasa yang normal yaitu 18–93,0 IU/l sedangkan konsentrasi SGPT sapi dewasa
10
METODE PENELITIAN
Materi Penelitian
Penelitian ini menggunakan sapi perah (Friesian holstein) umur 4–5 Tahun
sebanyak 15 ekor, dengan waktu laktasi 1-4 bulan dengan bobot badan 450 kg.
sebanyak 10% dari bobot badan, dan pakan tambahan berupa ampas tahu 3
kg/ekor/hari serta UMMB. Komposisi bahan UMMB dapat dilihat pada Tabel 2.
11
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah parang, sekop
pakan, gerobak pakan, ember, baskom, timbangan pakan, vacutainer, cooler box,
ice pack, Nmx Thermo Scientific Indiko (alat uji kadar glukosa dan urea),
jarum cito ject, rak tabung, tabung vaccutainer EDTA, kandang jepit, tabung reaksi,
Metode Pelaksanaan
Rancangan Penelitian
ulangan, perlakuannya adalah sapi perah Friesian Holstein yang diberi UMMB
12
Prosedur Penelitian
tepung tapioka pada level berbeda untuk mensubstitusi penggunaan semen untuk
Mencetak UMMB
menggunakan alat
press
13
UMMB yang telah dibuat kemudian diimplementasikan pada sapi perah FH
yakni rumput gajah dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi hari pukul 08.00 WITA dan
sore hari pukul 16.00 WITA. Ampas tahu diberikan 1 kali pada pagi hari pukul 07.00
WITA. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 10 % BK dari bobot badan sapi.
Selanjutnya UMMB diberikan ke ternak pada pagi hari sebanyak 500gr/ekor/hari dan
14
Pengambilan sampel darah dilakukan 1 kali yakni pada akhir penelitian,
pengambilan darah dimulai pada pukul 05.30-09.00. Mengambil darah melalui vena
plasma darah menggunakan centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.
Sampel yang telah dipisahkan kemudian disimpan kedalam box pendingin yang telah
diisi ice pack. Setelah itu sampel dibawa ke Makassar untuk uji di BBLK Makassar
untuk melihat ketiga parameter meliputi kadar kadar glukosa, kadar urea darah, dan
difosforilasi oleh ATP, pada reaksi yang dikatalisi oleh heksokinase (HK). Bentuk
menggunakan metode urease. Prinsip kerja metode urease yaitu urea dihidrolisis oleh
15
(NADH), ammonia akan bergabung dengan alfa-ketoglutarat (ɑKG) untuk
dengan panjang gelombang 500 nm. Hasil uji spektrofotometer lalu dicatat, sesuai
Analisis Data
rancangan acak lengkap (RAL), terdiri dari 5 perlakuan 3 ulangan. Data hasil
perlakuan dan ulangan, akan dilanjutkan dengan Uji Duncan. Model statistik yang
= µ + Ni + ɛij
i = 1, 2, 3, 4, 5 (perlakuan)
j = 1, 2, 3 (ulangan)
Keterangan :
Yij = hasil pengamatan dari perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
µ = nilai rata-rata hasil pengamatan
Ni = pengaruh perlakuan ke-i terhadap parameter yang diukur
ɛij = pengaruh acak perlakuan ke-i dalam pengulangan ke-j
16
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Biokimia Darah (Glukosa, Urea, SGOT dan SGPT) pada Sapi Perah
Laktasi yang Diberi UMMB Hasil Subtitusi Semen dengan Tepung Tapioka
mempengaruhi proses metabolisme yang ada didalam tubuh. Salah satu cara untuk
melihat ternak dalam kondisi sehat apabila diberikan UMMB dengan mengamati
profil biokimia darahnya seperti glukosa darah, urea darah, SGOT dan SGPT. Hasil
penelitian pemberian UMMB hasil subtitusi semen dengan tepung tapioka terkait
profil biokimia darah pada sapi perah FH laktasi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Profil Biokimia Darah pada Sapi Perah FH yang Diberi UMMB
Hasil Subtitusi Semen dengan Tepung Tapioka
Parameter
Perlakuan Glukosa Urea SGOT SGPT
(mg/dL) (mg/dL) (IU/l) (IU/l)
P0 58,33±1,52 13,00±1,73 80,33±7,57 34,00±5,29
P1 62,33±2,51 10,66±4,61 68,00±12,76 28,66±2,51
P2 61,66±5,50 12,33±2,51 67,66±8,50 32,00±5,29
P3 60,00±2,64 10,00±1,00 63,66±8,02 26,66±8,50
P4 64,66±4,50 10,66±4,93 72,50±10,50 25,66±4,04
Nilai Standar 40-100* 10-19** 18-93*** 7-76,8***
P-Value 0,33 0,78 0,33 0,35
Keterangan: P0 = Semen 100% substitusi tepung tapioka 0%, P1 = Semen 75% substitusi
tepung tapioka 25%, P2 = Semen 50% substitusi tepung tapioka 50%, P3 = Semen 25%
substitusi tepung tapioka 75%, P4 = Semen 0% substitusi tepung tapioka 100%
Sumber Nilai Standar: *Kurniawan, 2019 **Widhyari, 2015 ***Coles, 1980
Glukosa Darah
pemberian UMMB hasil subtitusi semen dengan tepung tapioka tidak berpengaruh
nyata (P>0,05) pada glukosa darah (Tabel 3). Pemberian UMMB dengan subtitusi
tepung tapioka tidak berpengaruh terhadap kadar glukosa darah sapi perah. Kadar
17
glukosa darah sapi perah pada penelitian ini masih berada di ambang batas normal
yaitu berkisar antara 58,33–64,66 mg/dl menunjukkan kebutuhan energi dalam pakan
yang cukup.
Salah satu yang mempengaruhi kadar gula darah adalah kualitas pakan, pakan
yang berkualitas baik mempunyai tingkat konsumsi yang relatif tinggi dibanding
menyatakan bahwa standar kadar glukosa darah yaitu berkisar antara 40,0–100,0
mg/dL. Normalnya kadar glukosa darah ini disebabkan oleh konsumsi pakan yang
glukosa darah yang relative dan sehingga kebutuhan energi sapi perah FH laktasi
tercukupi.
glukosa darah relatif konstan. Kadar glukosa darah pada ruminansia dipertahankan
(Arora, 1995). Konsentrasi glukosa darah dikontrol oleh hormon insulin yang
dihasilkan dari pankreas, dan setiap pertambahan glukosa darah akan merangsang
merefleksikan tingkat metabolisme tubuh, kondisi hewan akan menjadi lemah bila
produksi energi tidak mencukupi dalam darah atau hipoglikemia dan menghambat
18
Sonjaya (2012) yang menyatakan bahwa glukagon meningkatkan glukosa darah
dengan mempermudah masuknya glukosa ke dalam sel-sel otot dan jaringan lainnya.
Urea Darah
pemberian UMMB hasil subtitusi semen dengan tepung tapioka tidak berpengaruh
nyata (P>0,05) pada urea darah (Tabel 3). Pemberian UMMB pada sapi perah FH
laktasi diperoleh hasil kadar urea dalam keadaan normal atau tidak mempengarui
kadar urea darah disebabkan karena pemberian pakan dengan kandungan protein
Kadar urea darah dengan nilai terendah yaitu P3 (10,00 mg/dL) dan nilai
tertinggi P0 (13,00 mg/dL). Hal ini sesuai dengan pendapat Widhyari (2015) yang
menyatakan bahwa kadar urea darah normal yang terdapat pada sapi laktasi berkisar
10-19 mg/dL. Menurut Fachiroh (2012) urea adalah hasil akhir dari metabolisme
protein dalam tubuh hewan dan diekskresikan melalui urin, sedangkan urea darah
protein pakan secara efisien. Amonia yang terbentuk melalui proses degradasi protein
sehingga yang diubah menjadi urea didalam hati sedikit, akibatnya tidak ada lonjakan
kadar urea dalam peredaran darah (Harjanti, 2017). Menurut Soeparno (2005), protein
yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami tiga kemungkinan yaitu dicerna oleh
mikroba rumen, mengalami degradasi, dan diserap melalui dinding rumen lalu
19
dibawah menuju hati, diubah menjadi urea dan kemungkinan lain yaitu protein
konsentrasi amonia (NH3) di dalam rumen dan rendahnya konsumsi energi oleh
ternak. Efisiensi pemanfaatan NH3 untuk sintesa protein di dalam rumen tergantung
pada ketersediaan energi. Apabila terjadi kekurangan energi maka protein akan
berlebihan dan tidak dapat dimanfaatkan oleh mikroba rumen. Kelebihan protein
pemberian UMMB hasil subtitusi semen dengan tepung tapioka tidak berpengaruh
nyata (P>0,05) pada SGOT (Tabel 3). Kadar SGOT dengan nilai terendah yaitu P3
(63,66 IU/l) dan nilai tertinggi P0 (80,33 IU/l). Terjadinya peningkatan pada
yang menyebabkan stress oksidatif hati. Hati memiliki enzim katalase bekerja dengan
cara mengurangi hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Enzim ini juga
dan jaringan seluler dari radikal bebas. Walaupun terjadi kenaikan kadar SGOT
dalam hati tapi tidak merusak hati masih berada dalam kisaran yang normal.
menandakan fungsi hati sapi perah FH laktasi dalam keadaan sehat atau normal. Hal
ini sesuai dengan pendapat Kristiyani (2014) yang menyatakan bahwa hati yang
bekerja dengan normal, dapat diartikan bahwa fungsi hati yang merombak senyawa
20
berbahaya bagi tubuh dapat bekerja dengan baik dan maksimal. Menurut Coles
(1980) kadar SGOT yang normal berkisar antara 18-93,0 IU/l. Menurut Amalia
(2022) yang menyatakan bahwa enzim katalase merombak hidrogen peroksida yang
bersifat racun yang merupakan sisa hasil sampingan dari proses metabolisme.
Menurut Handoko (2003), adanya peranan yang cukup penting dari enzim
SGOT utamanya dalam organ hati. Serum SGOT dalam keadaan normal memiliki
nilai konsentrasi yang tinggi dalam sel hati. Apabila terjadi peningkatan yang
dominan dari konsentrasi enzim ini, maka ada kemungkinan terjadi suatu proses yang
mengganggu sel hati. Hati yang mengalami kerusakan, enzim SGOT akan dilepas ke
dalam darah sehingga terjadi peningkatan konsentrasi enzim SGOT dalam darah.
pemberian UMMB hasil subtitusi semen dengan tepung tapioka tidak berpengaruh
nyata (P>0,05) pada SGPT darah (Tabel 3). Tidak adanya pengaruh pemberian
UMMB antara setiap perlakuan itu menandakan hati dalam keadaan sehat atau
normal. Kadar SGPT dengan nilai terendah yaitu P4 (25,66 IU/l) dan nilai tertinggi
P0 (34,00 IU/l) tetapi masih kisaran normal. Hal ini sesuai dengan pendapat Coles
(1980) yang menyatakan bahwa kadar SGPT yang normal berkisar antara 7-76,8IU/l.
nekrosis atau hancur maka enzim transaminase akan terlepas dan akan masuk ke
enzim akan meningkat bersamaan dengan peningkatan suhu, laju berbagai proses
21
metabolisme akan mengalami peningkatan selama ternak menderita demam atau
dalam keadaan suhu yang tidak normal. Salah satu jenis pemeriksaan yang sering
enzimatik. Enzim adalah protein yang dihasilkan oleh sel hidup dan umumnya
Enzim SGPT diproduksi oleh organ hati, berdasarkan letaknya berada pada
sitosol hati sehingga memiliki fungsi yaitu mengurangi kelebihan amonia. Menurut
Syifaiyah (2008), bahwa SGPT memiliki fungsi yang sangat penting dalam
pengiriman karbon dan nitrogen dari otot ke hati. Piruvat ditransaminasi menjadi
nitrogen dari otot ke hati. Menurut Sitepu (2020) bahwa, peningkatan enzim SGPT
dalam darah menunjukkan kerusakan hati yang relatif kecil sementara penurunan
nilai SGPT dalam darah menunjukkan kerusakan hati yang cukup parah dikarenakan
22
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
UMMB dengan subtitusi semen dengan tepung tapioka tidak berpengaruh terhadap
kadar glukosa darah, urea darah, dan fungsi hati (Serum Glutamate Oxaloacetic
Saran
laktasi dapat digunakan sebagai bahan perekat karena kadar glukosa darah, kadar urea
darah, dan fungsi hati (SGOT dan SGPT) tetap pada nilai normal.
23
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, F., M. Hartono, dan Siswanto. 2015. Conception rate pada sapi perah
laktasi di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak
Baturraden Purwokerto Jawa Tengah. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 3(1)
: 98-105.
Azizah, N., D. W. Harjanti, dan Sugiharto. 2020. Pengaruh pemberian daun papaya
(Carica papaya Linn) kombinasi suplemen kunyit (Curcuma domestica) dan
mineral proteinat terhadap fungsi hati pada sapi Frisien Hosltein. Journal of
Animal Research Applied Sciences (ARAS). 2(1). 13-21.
Badaruddin, R., R. Aka, AB. R. Ollong, dan N. A.D Tiya. 2021. Kadar asam urat,
kolesterol dan glukosa darah ayam petelur fase layer yang diberi jus daun
sirih dengan level berbeda. Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis. 75-
80 : 75-80.
Borell, E. H. 2001. The biology of stress and its application to livestock housing and
transportation assessment. Journal of Animal Science, 79 (E. Suppl.): E260-
E267
Bouk, G., G. A. O. Citrawati, dan H. Y. Sikone. 2022. Performa produksi sapi perah
(Frisien Holstein) pada daerah lahan kering di Kecamatan Raimanuk
Kabupaten Belu. Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia. 7(1) : 26-32.
Dharmawati, S., Sugiarti, dan Nurhasanah. 2020. Penyuluhan teknik pengolahan urea
mineral molasses blok di kelompok ternak sumber rezeki karya tani
Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. Jurnal
Pengabdian Masyarakat. 1(1) : 1-6.
Duppa, M. T. 2020. Pengaruh OBH terhadap aktivitas SGOT dan SGPT pada hewan
uji kelinci (Orictolagus cuniculus). Jurnal Kesehatan Yamasi Makassar. 4(1) :
71-78
24
Erwin, E., R. Rusli, Amiruddin, Etriwati, M. Isa, A. Harris, dan Y. Astuti. 2020.
Biokimia darah hati dan ginjal setelah implant wire SS316L dan wire
Alternatif. Jurnal Veteriner. 21(1) : 31-37.
Fachiroh, L., B. W. H. E. Prasetiyono, dan A. Subrata. 2012. Kadar protein dan urea
darah kambing perahperanakan etawa yang diberi wafer pakan komplit
berbasis limbah agroindustri dengan suplementasi protein terproteksi. Animal
Agriculture Journal. 1(1) : 443-451.
Figri, M. 2022. Kadar kalsium, glukosa, dan urea dalam darah sapi Friesian hosltein
yang diberi konsentrat subtitusi tepung cangkang telur. Skripsi. Makassar :
Universitas Hasanuddin.
Heraini, D., B. P. Purwanto, dan Suryahadi. 2019. Perbandingan suhu lingkungan dan
pengaruh terhadap produktivitas sapi perah di daerah dengan ketinggian
berbeda. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 7(2) : 234-240.
Kurniawan, R. C., C. Budiarti, dan S. M. Sayuthi. 2019. Tampilan gula darah, laktosa
dan produksi susu sapi perah laktasi yang disuplementasi baking soda
(NaHCO3). Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. 15(2) : 132-138.
25
Novita, N., W. D. Ayu, dan M. A. Masruhim. 2016. Uji aktivitas ekstrak biji papaya
(Carica papaya linn) sebagai hepatoprotektor pada tikus putih (Rattus
norvegicus). Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia ke 50.
312-317.
Novitasari, A. E., Rosidah, dan N. Farihah. 2021. Analisis kadar SGPT dan SGOT
pengemudi ojek online yang terpapar asap kendaraan bermotor. Journals of
Ners Community. 12(01) : 114-119.
Putra, H. 2021. Beton Sebagai Material Kontruksi. Gre Publishing Ikatan Penerbit
Buku Indonesia.
Riski, P., B. P. Purwanto, dan A. Atabany. 2016. Produksi dan kualitas susu sapi FH
laktasi yang diberi pakan daun pelepah sawit. Jurnal Ilmiah Produksi dan
Teknologi Hasil Peternakan. 04(3) : 345-349.
Sitepu, A. R, M. Hasan, Erwin, Sygito, A. Azhar, dan Razali. 2020. Nilai serum
glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) dan serum glutamic pyruvic
transaminase (SGPT) kelinci setelah implant plate berbahan logam. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Veteriner (JIMVET). 4(2) : 44-50.
Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging Cetakan Keempat. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
26
Suwasono. P., A. Purmoadi, dan S. Dartosukamo. 2013. Kadar hematocrit, glukosa
dan urea darah sapi jawa yang diberi pakan konsentrat dengan tingkat yang
berbeda. Animal Agriculture Journal. 2(4) : 37-44.
Tahuk, P. K., A. A. Dethan, dan S. Sio. 2017. Profil glukosa dan urea darah sapi bali
jantan pada penggemukan dengan hijauan (Greenlot Fattening) di peternakan
rakyat. Agripet. 17(2) : 104-111.
Ummah, A. 2021. Uji Kandungan Logam Aluminium (Al) dan Besi (Fe) pada Air
Minum Isi Ulang (AMIU) Di Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh.
Skripsi. Fakultas Sains Dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.
Banda Aceh.
27
LAMPIRAN
Hasil Analisis Statistik Glukosa Darah, Urea Darah, SGOT dan SGPT
Descriptives
GLUKOSA
ANOVA
GLUKOSA
Total 201,600 14
28
Homogeneous Subsets
GLUKOSA
a
Duncan
PERLAKUAN N 1
P0 3 58,3333
P3 3 60,0000
P2 3 61,6667
P1 3 62,3333
P4 3 64,6667
Sig. ,079
29
Descriptives
UREUM
ANOVA
UREUM
Total 131,333 14
30
Homogeneous Subsets
UREUM
PERLAKUAN N 1
a
Duncan P3 3 10,0000
P1 3 10,6667
P4 3 10,6667
P2 3 12,3333
P0 3 13,0000
Sig. ,335
31
Descriptives
SGOT
ANOVA
SGOT
Total 1419,433 14
32
Homogeneous Subsets
SGOT
PERLAKUAN N 1
a
Duncan P3 3 63,6667
P2 3 67,6667
P1 3 68,0000
P4 3 72,5000
P0 3 80,3333
Sig. ,081
33
Descriptives
SGPT
ANOVA
SGPT
Total 451,600 14
34
Homogeneous Subsets
SGPT
a
Duncan
PERLAKUAN N 1
P4 3 25,6667
P3 3 26,6667
P1 3 28,6667
P2 3 32,0000
P0 3 34,0000
Sig. ,118
35
Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
36
BIODATA PENELITI
pendidikan formal yang dia tempuh di SD Negeri 10 PANGSID lulus pada tahun
tahun 2016, kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 6 SIDRAP lulus pada
tahun 2019. Saat SMP dan SMA penulis aktif dalam kegiatan organisasi yaitu OSIS.
lulus kemudian penulis juga mendaftar SBMPTN jurusan Peternakan UNHAS dan
jurusan ini tapi belum tentu kalau dia kuliah jurusan ini mampu sampai mendapatkan
gelar.
37