You are on page 1of 49

PROFIL BIOKIMIA DARAH (GLUKOSA, UREA, SGOT, DAN

SGPT) PADA SAPI PERAH FH LAKTASI YANG DIBERI


UMMB HASIL SUBTITUSI SEMEN DENGAN
TEPUNG TAPIOKA

SKRIPSI

A. FITRI NURBINA
I011191256

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
PROFIL BIOKIMIA DARAH (GLUKOSA, UREA, SGOT, DAN
SGPT) PADA SAPI PERAH FH LAKTASI YANG DIBERI
UMMB HASIL SUBTITUSI SEMEN DENGAN
TEPUNG TAPIOKA

SKRIPSI

A. FITRI NURBINA
I011191256

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Peternakan
pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023

i
ABSTRAK

A. Fitri Nurbina I011191256. Profil Biokimia Darah (Glukosa, Urea, SGOT dan
SGPT) pada Sapi Perah FH Laktasi yang Diberi UMMB Subtitusi Semen dengan
Tepung Tapioka. Dibawah Bimbingan: Muhammad Ihsan A. Dagong (Pembimbing
Utama) dan Ambo Ako (Pembimbing Anggota).

Sapi perah FH memiliki tingkat produksi susu tertinggi dibandingkan sapi perah
lainnya. Urea Molases Multinutrien Blok (UMMB) merupakan bahan pakan ternak
yang biasanya disebut sebagai permen ternak yang tersusun dari bahan seperti semen
sebagai bahan perekat, molasses sebagai sumber energi, urea sebagai sumber
nitrogen, dan bahan lain seperti garam, mineral mix, dan semen sebagai bahan
pelengkap zat makanan serta bekatul dan dedak sebagai bahan pengisi yang mampu
menyerap molases sebagai bahan utama penyusunnya. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh subtitusi bahan perekat semen dengan tepung tapioka
pada UMMB terhadap kondisi glukosa darah, urea darah dan fungsi hati (SGOT dan
SGPT) sapi perah FH laktasi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap
dengan 5 perlakuan 3 ulangan, perlakuannya adalah 15 ekor sapi perah Friesian
holstein laktasi dengan perlakuan sebagai berikut : P0 = Semen 100% substitusi
tepung tapioka 0%, P1 = Semen 75% substitusi tepung tapioka 25%, P2 = Semen
50% substitusi tepung tapioka 50%, P3 = Semen 25% substitusi tepung tapioka 75%,
P4 = Semen 0% substitusi tepung tapioka 100%. Berdasarkan hasil penelitian maka
dapat disimpulkan bahwa pemberian UMMB subtitusi semen dengan tepung tapioka
dalam keadaan normal atau tidak mempengaruhi fungsi biokimia darah khususnya
glukosa darah, urea darah, fungsi hati (SGPT dan SGOT) sehingga UMMB tersebut
aman dan dapat dijadikan sebagai pakan tambahan.

Kata kunci : Sapi FH, UMMB, Glukosa, Urea, SGPT, SGOT

iv
ABSTRACT

A. Fitri Nurbina I011191256. Biochemical Profile of Blood (Glucose, Urea, SGOT


and SGPT) in Lactation FH Dairy Cows Supplemented UMMB Consist of Semen
Subtitut to Tapioca Meal. Supervisorf Muhammad Ihsan A. Dagong and Co-
Supervisor Ambo Ako

FH dairy cows have the highest level of milk production compared to other dairy
cows. Block urea molasses multinutrient (UMMB) is an animal feed ingredient which
is usually referred to as livestock candy which is composed of ingredients such as
cement as an adhesive, molasses as an energy source, urea as a nitrogen source, and
other ingredients such as salt, mineral mix, and cement as a food additive as well as
rice bran and bran as a filler that is able to absorb molasses as the main constituent.
The purpose of this study was to determine the effect of cement adhesive substitution
with tapioca starch in UMMB on the condition of blood glucose, blood urea and liver
function (SGOT and SGPT) in lactating FH dairy cows. This study used a completely
randomized design with 5 treatments 3 replications, the treatment was 15 lactating
Holstein friesian dairy cows with the following treatments: P0 = Cement 100% 0%
tapioca starch substitute, P1 = Cement 75% 25% tapioca starch substitute, P2 = 50%
cement, 50% tapioca flour substitute, P3 = 25% cement, 75% tapioca flour substitute,
P4 = 0% cement, 100% tapioca flour substitute. Based on the results of the study, it
can be concluded that giving UMMB cement substitution with tapioca flour under
normal circumstances or does not affect blood biochemical functions, especially
blood glucose, blood urea, liver function (SGPT and SGOT) so that UMMB is safe
and can be used as additional feed.

Key: FH Cow, UMMB, Glucose, Urea, SGPT, SGOT

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

hasil penelitian ini. Shalawat serta salam penulis hanturkan kepada baginda nabi

Muhammad SAW. Terima kasih terucap bagi segenap pihak yang telah meluangkan

waktu, pemikiran dan tenaganya sehingga penyusunan makalah usulan penelitian ini

selesai. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muhammad Ihsan A. Dagong, S.Pt., M.Si selaku pembimbing utama

dan Bapak Prof. Dr. Ir. Ambo Ako, M. Sc, IPU selaku pembimbing anggota,

yang telah meluangkan banyak waktu dan perhatiannya untuk membimbing dan

mengarahkan penulis dalam menyusun makalah ini.

2. Ibu drh. Farida Nur Yuliati, M. Si dan Ibu Masturi , S. Pt., M. Si selaku dosen

pembahas, yang telah meluangkan banyak waktu dan perhatiannya untuk

memberikan masukan dalam makalah ini.

3. Bapak Andi Muh. Iqbal dan Ibu Suriyani sebagai orang tua penulis, yang selalu

mendukung anaknya untuk terus melanjutkan kuliahnya dan belajar dengan benar

untuk mencapai masa depan yang indah.

4. Bapak Dr. Ir. Wempie M.Sc selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing penulis.

5. Ibu Dr. Agr. Renny Fatmyah Utami, S.Pt., M.Agr. IPM selaku dosen yang telah

membantu dan memberikan arahan selama penelitian.


vi
6. Keluarga besar Alm. Attabe dan Alm. Pung Mera’ serta Alm. H. Andi

Syarifuddin dan Alm. Hj. Andi Padauleng yang menjadi panutan dan

penyemangat serta motivasi penulis.

7. Nur Fajriani, Yulfiar Ridhayani, Tasya, dan Ardi Salam, S.Pt selaku sahabat

dari penulis yang telah menerima banyak beban dari penulis, yang tak henti

memberi nasehat dan masukan kepada penulis.

8. Teman Seperjuangan VATSCO-19 dan BANANA SQUAD terima kasih atas

segala bantuannya dalam penyelesaian makalah ini.

9. Teman-teman HIMAPROTEK-UH dan IPMI SIDRAP BKPT UNHAS selaku

tempat berproses dan menjadi organisasi yang mengembangkan keterampilan

penulis.

10. Teman tim penelitian, A. Arif Rahman, S.Pt., Siti Annisa Sukri, S.Pt., Rara

Mufliha, S.Pt, Zyahrul Ramadhan, S.Pt, A. Mutfaidah, S.Pt, Tasya, Utlul

Ilma Navia, I Dewa Ayu Mahayani, S.Pt, dan Rio Saputra. Terima kasih atas

segala waktu yang telah diluangkan dan bantuanya dalam penyusunan makalah ini.

11. Muh. Figri, S.Pt dan Rismayanti, S.Pt selaku kakak senior yang telah menerima

beban dari penulis yang tak henti memberi nasehat dan masukkan kepada penulis.

Serta semua pihak yang turut membantu menyelesaikan makalah usulan penelitian

yang tidak dapat saya sebut satu persatu. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan bagi penulis sendiri.

Makassar, Juli 2023

A. Fitri Nurbina

vii
DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Isi.................................................................................................... viii


Daftar Tabel .............................................................................................. ix
Daftar Gambar........................................................................................... x
Daftar Lampiran ........................................................................................ xi
PENDAHULUAN..................................................................................... 1
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 4
Sapi Perah Frisien Holstein (FH) .................................................... 4
Pakan Tambahan Urea Molases Multinutrien Blok (UMMB) ....... 5
Biokimia Darah................................................................................ 7
Serum Transaminase ....................................................................... 9
METODE PENELITIAN .......................................................................... 11
Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................... 11
Materi Penelitian ............................................................................. 11
Metode Pelaksanaan ........................................................................ 12
Rancangan Penelitian....................................................................... ` 12
Prosedur Penelitian .......................................................................... 13
Analisis Data .................................................................................... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 17
Profil Biokimia Darah (Glukosa, Urea, SGOT dan SGPT) pada
Sapi Perah Laktasi yang Diberi UMMB Hasil Subtitusi Semen
dengan Tepung Tapioka ................................................................. 17
Glukosa Darah ................................................................................. 17
Urea Darah ...................................................................................... 19
Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) .................... 20
Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)............................. 21
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 23
Kesimpulan ..................................................................................... 23
Saran ............................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 24
LAMPIRAN .............................................................................................. 28
BIODATA ................................................................................................. 37
viii
DAFTAR TABEL

No. Halaman
1. Komposisi Nutrisi Bahan Perekat………………………………….. 7
2. Komposisi Bahan dan Sumber Nutrisi UMMB……………………. 11
3. UMMB Hasil Subtitusi Semen dengan TepungTapioka…………… 18

ix
DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Diagram Alir Pembuatan UMMB ................................................. 13


2. Diagram Alir Penelitian UMMB................................................... 14

x
DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman
1. Hasil Analisis Statistik Glukosa Darah…………………………….. 28
2. Hasil Analisis Statistik Urea Darah………………………………... 30
3. Hasil Analisis Statistik SGOT……….…………………………….. 32
4. Hasil Analisis Statistik SGPT………..…………………………….. 34
5. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian...…………………………….. 36

xi
PENDAHULUAN

Sapi Frisiean Holstein (FH) merupakan bangsa sapi perah yang paling banyak

dipelihara di Indonesia karena memiliki daya adaptasi yang tinggi sehingga banyak

dikembangkan di negara-negara beriklim tropis termasuk di Indonesia. Menurut Riski

(2016) yang menyatakan bahwa sapi FH memiliki tingkat produksi susu tertinggi

dibandingkan sapi perah lainnya. Produktivitas sapi perah sendiri dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya kualitas genetik ternak, umur beranak pertama, periode

laktasi, frekuensi pemerahan, masa kering kandang, kesehatan, dan pakan.

Pemberian pakan merupakan salah satu faktor penentu utama untuk

keberhasilan suatu usaha peternakan khususnya peternakan sapi perah. Pakan ternak

sapi perah digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, kebuntingan, dan

produksi susu induk, serta kebutuhan untuk pertumbuhan bagi ternak muda (Heraini,

2019). Namun kualitas pakan di Indonesia saat ini masih rendah, sehingga seringkali

nutrisi dari pakan yang dikonsumsi oleh ternak tidak cukup untuk ternak agar dapat

berproduksi.

Salah satu metode untuk mengatasi kekurangan nutrisi tersebut yaitu

pemberian Urea Molases Multinutrien Blok (UMMB). UMMB merupakan pakan

tambahan (suplemen) untuk ternak ruminansia, berbentuk padat yang kaya dengan

zat-zat makanan. Bahan pembuat UMMB antara lain adalah urea, molasses, mineral

dan bahan lainnya yang memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Suplemen

UMMB dibuat dalam bentuk padat, kompak dan keras tetapi larut dalam air sehingga

memudahkan ternak untuk menjilatinya. Pembuatan UMMB umumnya menggunakan

1
semen sebagai bahan perekat untuk mengikat semua bahan dan juga sebagai sumber

kalsium (Yanuartono, 2019). Penggunaan semen dalam pembuatan bertujuan untuk

menjadikan UMMB menjadi keras. Tetapi penggunanaan semen membahayakan

kesehatan ternak (Dharmawati, 2020). Menurut Ummah (2021) yang zat besi (Fe)

berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Jika dikonsumsi dalam jangka

panjang, dan dalam jumlah besar dapat menimbulkan gangguan fungsi hati,

kardiomiopati, radang sendi, pankreatitis, dan hipotiroid. Maka dari itu alternatif yang

digunakan sebagai bahan perekat atau pengikat UMMB adalah tepung tapioka.

Tepung tapioka adalah granula pati dari umbi ketela yang kaya akan

karbohidrat. Tepung tapioka mmepunyai kandungan amilopektin yang tinggi

sehingga mempunyai sifat tidak mudah menggumpal, dan mempunyai daya lekat

yang tinggi (Lekahena, 2016). Oleh karena itu penggunaan tepung tapioka diharapkan

dapat menggantikan penggunaan semen dalam pembuatan UMMB. Pemanfaatan

pakan yang maksimal oleh sapi perah FH laktasi dapat dilihat dan diketahui melalui

pengamatan terhadap parameter darah ternak. Nutrien yang dialirkan melalui darah

untuk diserap dalam bentuk urea darah, glukosa darah.

Glukosa darah merupakan gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari

metabolisme karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan

otot rangka. Kebutuhan akan glukosa meningkat sebanding tingkat metabolisme

tubuh hewan. Kekurangan glukosa darah merupakan salah satu penyakit metabolik

yang disebut hipoglikemia yang dapat berlangsung secara subklinis maupun klinis

(Merdana, 2020). Sementara itu konsentrasi urea darah berguna untuk menentukan

tingginya konsentrasi amonia (NH3) di dalam rumen dan rendahnya konsumsi energi

2
oleh ternak. Efisiensi pemanfaatan NH3 untuk sintesa protein di dalam rumen

tergantung pada ketersediaan energi. Apabila terjadi kekurangan energi maka protein

akan berlebihan dan tidak dapat dimanfaatkan oleh mikroba rumen. Kelebihan protein

kasar dapat meningkatkan konsentrasi urea di dalam plasma (Tahuk, 2017).

Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh yang memiliki fungsi

terpenting yang dapat mempengaruhi proses metabolisme dalam tubuh. Serum

Glutamic Oxsaloasetic Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic

Transaminase (SGPT) merupakan enzim yang keberadaan dan kadarnya dalam darah

dijadikan penanda terjadinya gangguan fungsi hati. Subtitusi bahan perekat semen

dengan tepung tapioka diharapkan dapat meningkatkan proses penyerapan nutrien

dalam pakan dan tidak menimbulkan gangguan pada fungsi hati sapi FH Laktasi. Hal

inilah yang melatarbelakangi penulis melakukan penelitian tentang dampak perlakuan

UMMB subtitusi semen dengan tepung tapioka terhadap nilai normal biokimia darah

pada sapi perah Friesian holstein (FH).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh subtitusi bahan perekat

semen dengan tepung tapioka pada UMMB terhadap kondisi glukosa darah, urea

darah dan fungsi hati (SGOT dan SGPT) sapi perah FH laktasi. Kegunaan penelitian

ini yaitu untuk menambah informasi kepada pembaca dan peternak tentang pengaruh

subtitusi bahan perekat semen dengan tepung tapioka pada UMMB terhadap kondisi

glukosa darah, urea darah dan fungsi hati (SGOT dan SGPT) sapi perah FH laktasi.

3
TINJAUAN PUSTAKA

Sapi Perah Frisien Holstein (FH)

Di Indonesia, pada kondisi iklim yang berada di dataran tinggi mendukung

untuk mengembangkan usaha peternakan sapi perah, sebagai sumber penghasil susu

guna penyediaan pangan sumber protein. Sapi perah yang banyak dipelihara di

Indonesia adalah sapi perah Friesian holstein (FH), dimana produksi susu di

dalam negeri baru memenuhi sekitar 35% dari kebutuhan nasional. Produksi susu

segar di dalam negeri dihasilkan dari sekitar 495.089 ekor sapi perah bangsa FH yang

memproduksi susu (Poli, 2020). Sapi FH di Indonesia berasal dari negara beriklim

sedang yang memerlukan suhu yang optimum (sekitar 18oC) dengan kelembaban

55% untuk mencapai produksi maksimalnya (Heraini, 2019).

Sapi FH memiliki keunggulan kemampuan beradaptasi yang baik terhadap

lingkungan, produksi susu yang tinggi, dan kadar lemak yang rendah. Salah satu tolak

ukur keberhasilan suatu peternakan sapi perah yaitu aspek produksi (Ginantika,

2021). Bangsa sapi FH memiliki jumlah produksi susu tertinggi dengan persentase

lemak dan total solid (TS) terendah diantara bangsa sapi perah lainnya, yaitu 7.245

kg/laktasi dengan persentase lemak sebesar 3,5 % (Abdillah, 2015). Saat ini produksi

Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) sebanyak 947,7 ribu ton, sedangkan kebutuhan

tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia tahun 2020 berkisar 16,27 kg

perkapita/tahun yang berarti kebutuhan susu saat ini mencapai 4,3 juta ton per tahun

dan kontribusi susu dalam negeri terhadap kebutuhan susu nasional baru sekitar

4
22,7% sehingga masih banyak kekurangan dan harus dipenuhi dari impor (Bouk,

2022).

Faktor penyebab masih rendahnya produksi susu yang dihasilkan oleh sapi

perah FH antara lain faktor internal dan eksternal. Dimana faktor internal adalah

genetik dari ternak sedangkan eksternal adalah manajemen. Peningkatan populasi

adalah cara yang paling efektif dengan memperbaiki sistem manajemen

pemeliharaan, kesehatan, pemberian pakan, dan reproduksi. Sistem pemeliharaan

yang tidak maksimal akan berpengaruh terhadap produktivitas ternaknya. Apabila

ternak terganggu sistem metabolisme tubuh ternak akibatnya produksi susu akan

rendah. Manajemen dalam pemberian pakan juga sangat mempengaruhi jumlah

produksi yang dihasilkan jumlah dan kualitas susu sangat bergantung dari jumlah

pemberian atau jenis makanan serta efisiensi reproduksi yang berpengaruh pula

terhadap performa produksi susu (Christi, 2020).

Pakan Tambahan Urea Molases Multinutrien Blok (UMMB)

Sapi perah mengkonsumsi pakan yang terdiri dari bahan pakan kasar

(hijauan) dan bahan pakan pelengkap (UMMB). Pakan yang diberikan pada

sapi perah harus diperhatikan kualitas dan kuantitasnya, karena akan berpengaruh

pada produksi susu. Umumnya nilai nutrisi yang terkandung dalam hijauan di daerah

tropis rendah, sehingga diperlukan pakan penguat untuk mencukupi kebutuhan

ternak. Jumlah konsumsi pakan merupakan faktor paling penting karena terkait

dengan zat-zat makanan yang dibutuhkan ternak untuk berproduksi (Poli, 2020).

Pakan bagi ternak sapi perah digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup

pokok, kebuntingan, dan produksi susu induk, serta kebutuhan untuk pertumbuhan

5
bagi ternak muda. Upaya yang dilakukan agar sapi perah dapat berproduksi secara

optimal adalah perlunya ketersediaan pakan yang cukup baik, baik kualitas maupun

kuantitasnya, artinya pakan yang tersedia mampu memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai

dengan kebutuhan ternak, tidak kekurangan atau berlebihan (Heraini, 2019).

Salah satu pakan tambahan ternak yang dapat diberikan ke ternak yaitu Urea

Molases Multinutrien Blok (UMMB). UMMB merupakan bahan pakan ternak yang

biasanya disebut sebagai permen ternak yang tersusun dari bahan seperti semen

sebagai bahan perekat, molasses sebagai sumber energi, urea sebagai sumber

nitrogen, dan bahan lain seperti garam, mineral mix, dan semen sebagai bahan

pelengkap zat makanan serta bekatul dan dedak sebagai bahan pengisi yang mampu

menyerap molases sebagai bahan utama penyusunnya (Nuningtyas, 2019). Selain itu,

tepung tapioka juga alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan perekat UMMB.

Tepung tapioka berasal dari umbi ketela pohon yang dibuat menjadi tepung,

yang sering digunakan sebagai bahan untuk pembuatan kue-kue dan aneka masakan.

Pemanfaatan tepung tapioka sebagai bahan perekat karena zat pati yang terdapat

dalam bentuk karbohidrat pada umbi ketela pohon yang berfungsi sebagai cadangan

makanan. Tapioka apabila dibuat sebagai perekat mempunyai daya rekat yang tinggi

dibandingkan dengan tepung-tepung jenis lain (Nuwa, 2018).

Pemanfaatan pakan sapi dapat dilihat dari penyerapan nutrisi pakan yang ada

dalam darah. Pakan yang dikonsumsi mengalami pencernaan secara mikrobia di

dalam rumen, dan juga terjadi di saluran pencernaan lain, yang hasilnya akan diserap

ke dalam darah untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Pakan yang baik akan diwujudkan

dalam bentuk glukosa dan urea darah (Suwasono, 2013).

6
Tabel 1. Komposisi Nutrisi Bahan Perekat UMMB
Komposisi Penyusun
Semen* Persen Tepung Tapioka** Persen
Kandungan Kandungan
Kapur 65% Pati 84,9%
Silika 21% Amilosa 17%
Aluminium 8% Amilopektin 83%
Besi 6% Protein 0,60%
Magnesium 4% Abu 0,33%
Sulfur 2% Lemak 1,54%
Ignition Loss 1%
Sumber: *Putra, 2021
**Herawati, 2012

Biokimia Darah

Kadar biokimia darah yang terdapat didalam tubuh akan mempengaruhi

proses metabolisme yang ada didalam tubuh ternak. Glukosa darah merupakan gula

yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari metabolisme karbohidrat dalam

makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Kebutuhan akan

glukosa meningkat sebanding tingkat metabolisme tubuh hewan. Kekurangan glukosa

darah merupakan salah satu penyakit metabolik yang disebut hipoglikemia, yang

dapat berlangsung secara subklinis maupun klinis. Glukosa dibutuhkan sekali pada

masa awal laktasi untuk pembentukan laktosa (gula susu) dan lemak susu. Apabila

asupan karbohidrat berkurang, secara fisiologis tubuh akan melakukan

gluconeogenesis asam lemak menjadi glukosa di dalam hati, dan melepaskan benda-

benda keton dalam darah (Merdana, 2020).

Salah satu cara untuk melihat ternak dalam kondisi sehat atau mengalami

stress yaitu dengan mengamati kadar glukosa dalam darah. Apabila ternak stress akan

mengalami gangguan fisiologis dan produktivitasnya (Badaruddin, 2021). Standar

7
kadar glukosa darah normal pada sapi perah berkisar antara 40–100 mg/dl

(Kurniawan, 2019).

Sementara itu konsentrasi urea darah berguna untuk menentukan tingginya

konsentrasi amonia (NH3) di dalam rumen dan rendahnya konsumsi energi oleh

ternak. Efisiensi pemanfaatan NH3 untuk sintesa protein di dalam rumen tergantung

pada ketersediaan energi. Apabila terjadi kekurangan energi maka protein akan

berlebihan dan tidak dapat dimanfaatkan oleh mikroba rumen. Kelebihan protein

kasar dapat meningkatkan konsentrasi urea di dalam plasma. Level urea darah dapat

digunakan sebagai indeks penggunaan protein. Bila kadar amonia di dalam rumen

tinggi, maka absorbsi amonia yang dibawa ke hati akan berlebihan sehingga

perombakan menjadi urea kalah cepat. Dengan demikian kadar urea dan amonia di

dalam peredaran darah perifer menjadi naik dan ternak memperlihatkan gejala

keracunan yang akhirnya dapat menyebabkan kematian (Tahuk, 2017).

Urea plasma merupakan fungsi dari penyerapan amonia dari rumen dan

efisiensi penggunaan protein pada tingkat jaringan. Peningkatan konsentrasi urea N

darah akan sebanding dengan ketersediaan protein pakan Konsentrasi urea darah

berguna untuk menentukan tingginya konsentrasi amonia (NH3) di dalam rumen dan

rendahnya konsumsi energi oleh ternak. Kadar urea yang normal menunjukkan bahwa

sapi mampu menggunakan protein pakan secara efisien. Amonia yang terbentuk

melalui proses degradasi protein pakan dapat dimanfaatkan secara efisien untuk

pembentukan protein mikroba (Harjanti, 2017). Kadar urea darah yang terdapat pada

sapi laktasi berkisar 10-19 mg/dl (Widhyari, 2015).

8
Serum Transaminase

Serum transaminase adalah indikator yang peka pada kerusakan sel-sel hati.

Hati memiliki peran sangat penting dalam metabolisme glukosa dan lipid, membantu

proses pencernaan, absorbsi lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, serta

detoksifikasi tubuh terhadap zat toksik (Novitasari, 2021). Selain itu, hati juga

berfungsi untuk menetralkan racun dalam tubuh. Proses tersebut menyebabkan hati

menjadi organ yang paling penting karena hati berinteraksi langsung dengan zat-zat

yang membahayakan tubuh seperti senyawa-senyawa kimia yang memicu reaksi stres

oksidatif dan rentan mengakibatkan menurunnya kinerja hati (Novita, 2016). Salah

satu indikator untuk mengetahui kesehatan dan kinerja hati yaitu Serum Glutamic

Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Piruvic Transaminase

(SGPT) (Azizah, 2020).

Enzim transaminase meliputi enzim alanine transaminase (ALT) atau serum

glutamate piruvat transaminase (SGPT) dan aspartate transaminase (AST) atau

serum glutamate oxaloacetic transaminase (SGOT) (Rosida, 2016). Serum glutamic

pyruvic transaminase (SGPT) merupakan enzim hati yang berperan penting dalam

metabolisme asam amino dan glukoneogensis. Peningkatan enzim SGPT dalam darah

menunjukkan kerusakan hati yang relatif kecil, sementara penurunan nilai SGPT

dalam darah menunjukkan kerusakan hati yang cukup parah akibat sel hati tidak

mampu mensintesis kembali enzim tersebut. Serum glutamic oxaloacetic

transaminase (SGOT) merupakan enzim yang dikeluarkan oleh sel yang mengalami

kerusakan. Enzim SGOT terdapat pada sel otot, plasma darah, jantung, hati, ginjal

9
dan pankreas. Ketika organ yang menghasilkan SGOT mengalami kerusakan maka

enzim tersebut akan dikeluarkan dan nilainya akan meningkat dalam darah akibat

perubahan permeabilitas membran sel (Erwin, 2020).

Perubahan nilai SGOT dan SGPT mengindikasikan adanya gangguan pada

hati. Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) jenis enzim sitosolic

sedangkan SGPT jenis enzim microsomal, enzim tersebut akan terbentuk apabila

terdapat virus, obat-obatan, atau racun yang terdapat didalam darah ketika hati

mengalami kerusakan (Sitepu, 2020). Menurut Coles (1980), kadar SGOT sapi

dewasa yang normal yaitu 18–93,0 IU/l sedangkan konsentrasi SGPT sapi dewasa

yang normal berkisar antara 7–76,8 IU/l

10
METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada Januari−Maret 2023 di Desa Lebang,

Kecematan Cendana, Kabupaten Enrekang, dan Balai Besar Laboratorium Kesehatan

Makassar (BBLK) yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan KM. 11,

Tamalanrea, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar.

Materi Penelitian

Penelitian ini menggunakan sapi perah (Friesian holstein) umur 4–5 Tahun

sebanyak 15 ekor, dengan waktu laktasi 1-4 bulan dengan bobot badan 450 kg.

Hijauan pakan yang diberikan berupa rumput gajah (Pennisetum purpureum)

sebanyak 10% dari bobot badan, dan pakan tambahan berupa ampas tahu 3

kg/ekor/hari serta UMMB. Komposisi bahan UMMB dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi Bahan dan Sumber Nutrisi UMMB


Sumber Nutrisi dalam Pakan

No Bahan Jumlah BK TDN ABU PK LK SK BETN Ca P


(%) (%) (%) (%)
Bahan
Perekat
1. Semen 10 5 - - - - - - - -
2. Tepung 10 5 - 0,03 0,06 0,15 - - - -
Tapioka*
Bahan
Pengisi
1. Urea** 5 4,95 - - 0,70 - - - - -
2. Molases*** 30 23,10 - 0,06 1,26 0,06 2,31 17,13 0,25 0,02
3. Bungkil 12,5 11,49 10,99 0,93 2,85 1,96 1,44 5,45 0,02 0,08
Kelapa**
4. Dedak** 38 34,71 26,60 3,30 2,67 1,74 6,33 21,56 0,07 0,95
5. Mineral 1 0,97 - - - - - - 0,0024 -
Komersil**
6. Garam 2 2 - - - - - - 0,0016 -
7. Kapur 1 0,99 - 0,01 - - - - - -
8. Vitamin 0,5 0,50 - - - - - - - -
Komersil
Total 100 88,71 37,59 4,33 7,54 4,26 10,08 44,14 0,344 1,05
Sumber: *Herawati (2012) **Waldi (2017) ***Larangahen (2017)

11
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah parang, sekop

pakan, gerobak pakan, ember, baskom, timbangan pakan, vacutainer, cooler box,

ice pack, Nmx Thermo Scientific Indiko (alat uji kadar glukosa dan urea),

jarum cito ject, rak tabung, tabung vaccutainer EDTA, kandang jepit, tabung reaksi,

vacutainer needle flashback, ice pack, centrifuge, spektrofotometer thermo sientific,

micropipette, tabung centrifuge tube, kertas label, dan alat tulis.

Metode Pelaksanaan
Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan 3

ulangan, perlakuannya adalah sapi perah Friesian Holstein yang diberi UMMB

subtitusi semen dengan tepung tapioka sebagai berikut :

P0 = Semen 100% substitusi tepung tapioka 0%

P1 = Semen 75% substitusi tepung tapioka 25%

P2 = Semen 50% substitusi tepung tapioka 50%

P3 = Semen 25% substitusi tepung tapioka 75%

P4 = Semen 0% substitusi tepung tapioka 100%

12
Prosedur Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan pembuatan UMMB dengan menggunakan

tepung tapioka pada level berbeda untuk mensubstitusi penggunaan semen untuk

lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut:

Timbang bahan sesuai


Tumbuk halus urea dan
persentase
garam

Timbang bahan (semen,


molases, bungkil kelapa,
garam, kapur, vitamin,
mineral, dan tepung
tapioka) sesuai persentase

Gelatinisasi molasses dan tepung


tapioka sampai suhu 70oC

Dimasukkan semua bahan yang sudah


ditimbang kedalam ember kemudian
mixer hingga tercampur rata

Mencetak UMMB
menggunakan alat
press

Memasukkan UMMB pada


dehidrator selama 15 jam pada suhu
suhu 70ºC
Gambar 1: Diagram Alir Pembuatan UMMB

13
UMMB yang telah dibuat kemudian diimplementasikan pada sapi perah FH

untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut:

Gambar 2: Diagram Alir Penelitian UMMB

Penelitian dilakukan selama 60 hari dengan 7 hari pembiasaan. Sapi yang

dipelihara ditempatkan pada kandang kelompok secara berdampingan dengan ukuran

kandang masing-masing lebar 5 m dan panjang 2 m. Proses pemberian pakan hijauan

yakni rumput gajah dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi hari pukul 08.00 WITA dan

sore hari pukul 16.00 WITA. Ampas tahu diberikan 1 kali pada pagi hari pukul 07.00

WITA. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 10 % BK dari bobot badan sapi.

Selanjutnya UMMB diberikan ke ternak pada pagi hari sebanyak 500gr/ekor/hari dan

diletakkan disisi bak pakam/minuman. Air minum diberikan secara ad libitum.

14
Pengambilan sampel darah dilakukan 1 kali yakni pada akhir penelitian,

pengambilan darah dimulai pada pukul 05.30-09.00. Mengambil darah melalui vena

jugularis dengan menggunakan vacutainer needle flashback sebanyak 3ml/ekor.

Selanjutnya, sampel dibawah ke puskesmas untuk memisahkan serum darah dengan

plasma darah menggunakan centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.

Sampel yang telah dipisahkan kemudian disimpan kedalam box pendingin yang telah

diisi ice pack. Setelah itu sampel dibawa ke Makassar untuk uji di BBLK Makassar

untuk melihat ketiga parameter meliputi kadar kadar glukosa, kadar urea darah, dan

kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic

Piruvic Transaminase (SGPT).

Parameter yang Diukur

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis Kadar Glukosa

Analisis glukosa menggunakan alat Nmx Thermo Scientific Indiko dengan

menggunakan metode hexokinase. Prinsip kerja metode hexokinase yaitu glukosa

difosforilasi oleh ATP, pada reaksi yang dikatalisi oleh heksokinase (HK). Bentuk

glukosa-6-fosfat (G-6-P) dioksidasi menjadi 6-fosfoglukonat (6-PG) oleh glukosa-6-

fosfat dehidrogenase (G-6-P-DH) (Figri, 2022).

2. Analisis Kadar Urea

Analisis urea menggunakan alat Nmx Thermo Scientific Indiko dengan

menggunakan metode urease. Prinsip kerja metode urease yaitu urea dihidrolisis oleh

air dan urease membentuk ammonia dan karbondioksida. Dengan keberadaan

glutamate dehidrogenase (GLDH) dan reduksi nikotinamida adenin dinukleotida

15
(NADH), ammonia akan bergabung dengan alfa-ketoglutarat (ɑKG) untuk

memproduksi L-glutamate (Figri, 2022).

3. Analisis Kadar SGOT dan SGPT

Analisis SGOT dan SGPT menggunakan spektrofotometer thermo sientific

dengan panjang gelombang 500 nm. Hasil uji spektrofotometer lalu dicatat, sesuai

label atau nomor tabung (Muallam, 2021).

Analisis Data

Data yang diperoleh lalu diolah secara statistik dengan menggunakan

rancangan acak lengkap (RAL), terdiri dari 5 perlakuan 3 ulangan. Data hasil

penelitian dianalisis dengan menggunakan ANOVA. Apabila berpengaruh antara

perlakuan dan ulangan, akan dilanjutkan dengan Uji Duncan. Model statistik yang

digunakan menurut (Gaspersz, 1991) sebagai berikut:

= µ + Ni + ɛij

i = 1, 2, 3, 4, 5 (perlakuan)
j = 1, 2, 3 (ulangan)

Keterangan :
Yij = hasil pengamatan dari perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
µ = nilai rata-rata hasil pengamatan
Ni = pengaruh perlakuan ke-i terhadap parameter yang diukur
ɛij = pengaruh acak perlakuan ke-i dalam pengulangan ke-j

16
HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Biokimia Darah (Glukosa, Urea, SGOT dan SGPT) pada Sapi Perah
Laktasi yang Diberi UMMB Hasil Subtitusi Semen dengan Tepung Tapioka

Kadar biokimia darah yang terdapat didalam tubuh ternak akan

mempengaruhi proses metabolisme yang ada didalam tubuh. Salah satu cara untuk

melihat ternak dalam kondisi sehat apabila diberikan UMMB dengan mengamati

profil biokimia darahnya seperti glukosa darah, urea darah, SGOT dan SGPT. Hasil

penelitian pemberian UMMB hasil subtitusi semen dengan tepung tapioka terkait

profil biokimia darah pada sapi perah FH laktasi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Perhitungan Profil Biokimia Darah pada Sapi Perah FH yang Diberi UMMB
Hasil Subtitusi Semen dengan Tepung Tapioka
Parameter
Perlakuan Glukosa Urea SGOT SGPT
(mg/dL) (mg/dL) (IU/l) (IU/l)
P0 58,33±1,52 13,00±1,73 80,33±7,57 34,00±5,29
P1 62,33±2,51 10,66±4,61 68,00±12,76 28,66±2,51
P2 61,66±5,50 12,33±2,51 67,66±8,50 32,00±5,29
P3 60,00±2,64 10,00±1,00 63,66±8,02 26,66±8,50
P4 64,66±4,50 10,66±4,93 72,50±10,50 25,66±4,04
Nilai Standar 40-100* 10-19** 18-93*** 7-76,8***
P-Value 0,33 0,78 0,33 0,35
Keterangan: P0 = Semen 100% substitusi tepung tapioka 0%, P1 = Semen 75% substitusi
tepung tapioka 25%, P2 = Semen 50% substitusi tepung tapioka 50%, P3 = Semen 25%
substitusi tepung tapioka 75%, P4 = Semen 0% substitusi tepung tapioka 100%
Sumber Nilai Standar: *Kurniawan, 2019 **Widhyari, 2015 ***Coles, 1980

Glukosa Darah

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik menunjukkan bahwa

pemberian UMMB hasil subtitusi semen dengan tepung tapioka tidak berpengaruh

nyata (P>0,05) pada glukosa darah (Tabel 3). Pemberian UMMB dengan subtitusi

tepung tapioka tidak berpengaruh terhadap kadar glukosa darah sapi perah. Kadar

17
glukosa darah sapi perah pada penelitian ini masih berada di ambang batas normal

yaitu berkisar antara 58,33–64,66 mg/dl menunjukkan kebutuhan energi dalam pakan

yang cukup.

Salah satu yang mempengaruhi kadar gula darah adalah kualitas pakan, pakan

yang berkualitas baik mempunyai tingkat konsumsi yang relatif tinggi dibanding

pakan yang berkualitas rendah. Menurut pendapat Kurniawan (2019) yang

menyatakan bahwa standar kadar glukosa darah yaitu berkisar antara 40,0–100,0

mg/dL. Normalnya kadar glukosa darah ini disebabkan oleh konsumsi pakan yang

diberikan pada penelitian terutama pada suplai karbohidrat untuk pembentukan

glukosa darah yang relative dan sehingga kebutuhan energi sapi perah FH laktasi

tercukupi.

Ternak ruminansia dikenal adanya sistem penjaga kadar glukosa darah

melalui proses glikolisis, glikogenesis dan glukoneogenesis sehingga konsentrasi

glukosa darah relatif konstan. Kadar glukosa darah pada ruminansia dipertahankan

melalui sintesis endogenous untuk keperluan fungsi-fungsi esensial jaringan tubuh

(Arora, 1995). Konsentrasi glukosa darah dikontrol oleh hormon insulin yang

dihasilkan dari pankreas, dan setiap pertambahan glukosa darah akan merangsang

pelepasan insulin. Selain insulin, proses glukoneogenesis dipengaruhi juga oleh

hormon glukagon (Tahuk, 2017).

Glukosa darah sebagai sumber energi didalam tubuh hewan ternak

merefleksikan tingkat metabolisme tubuh, kondisi hewan akan menjadi lemah bila

produksi energi tidak mencukupi dalam darah atau hipoglikemia dan menghambat

sintesis atau pelepasan gonadotropin releasing hormone (GnRH) (Prayogi, 2020).

18
Sonjaya (2012) yang menyatakan bahwa glukagon meningkatkan glukosa darah

dengan merangsang glikogenolisis hati sedangkan insulin menurunkan glukosa darah

dengan mempermudah masuknya glukosa ke dalam sel-sel otot dan jaringan lainnya.

Urea Darah

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik menunjukkan bahwa

pemberian UMMB hasil subtitusi semen dengan tepung tapioka tidak berpengaruh

nyata (P>0,05) pada urea darah (Tabel 3). Pemberian UMMB pada sapi perah FH

laktasi diperoleh hasil kadar urea dalam keadaan normal atau tidak mempengarui

kadar urea darah disebabkan karena pemberian pakan dengan kandungan protein

yang hampir sama.

Kadar urea darah dengan nilai terendah yaitu P3 (10,00 mg/dL) dan nilai

tertinggi P0 (13,00 mg/dL). Hal ini sesuai dengan pendapat Widhyari (2015) yang

menyatakan bahwa kadar urea darah normal yang terdapat pada sapi laktasi berkisar

10-19 mg/dL. Menurut Fachiroh (2012) urea adalah hasil akhir dari metabolisme

protein dalam tubuh hewan dan diekskresikan melalui urin, sedangkan urea darah

berasal dari amonia rumen dan sisa katabolisme asam amino .

Kadar urea yang normal menunjukkan bahwa sapi mampu menggunakan

protein pakan secara efisien. Amonia yang terbentuk melalui proses degradasi protein

pakan dapat dimanfaatkan secara efisien untuk pembentukan protein mikroba,

sehingga yang diubah menjadi urea didalam hati sedikit, akibatnya tidak ada lonjakan

kadar urea dalam peredaran darah (Harjanti, 2017). Menurut Soeparno (2005), protein

yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami tiga kemungkinan yaitu dicerna oleh

mikroba rumen, mengalami degradasi, dan diserap melalui dinding rumen lalu

19
dibawah menuju hati, diubah menjadi urea dan kemungkinan lain yaitu protein

melalui rumen tanpa mengalami degradasi.

Pengukuran konsentrasi urea darah berguna untuk menentukan tingginya

konsentrasi amonia (NH3) di dalam rumen dan rendahnya konsumsi energi oleh

ternak. Efisiensi pemanfaatan NH3 untuk sintesa protein di dalam rumen tergantung

pada ketersediaan energi. Apabila terjadi kekurangan energi maka protein akan

berlebihan dan tidak dapat dimanfaatkan oleh mikroba rumen. Kelebihan protein

kasar dapat meningkatkan konsentrasi urea di dalam plasma (Tahuk, 2017).

Serum Glutamate Oxaloacetic Transaminase (SGOT)

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik menunjukkan bahwa

pemberian UMMB hasil subtitusi semen dengan tepung tapioka tidak berpengaruh

nyata (P>0,05) pada SGOT (Tabel 3). Kadar SGOT dengan nilai terendah yaitu P3

(63,66 IU/l) dan nilai tertinggi P0 (80,33 IU/l). Terjadinya peningkatan pada

perlakuan P0 kemungkinan terjadinya peningkatan jumlah produksi radikal bebas

yang menyebabkan stress oksidatif hati. Hati memiliki enzim katalase bekerja dengan

cara mengurangi hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Enzim ini juga

mencegah penumpukan hidrogen peroksida dalam tubuh serta melindungi organel

dan jaringan seluler dari radikal bebas. Walaupun terjadi kenaikan kadar SGOT

dalam hati tapi tidak merusak hati masih berada dalam kisaran yang normal.

Tidak adanya pengaruh pemberian UMMB antara setiap perlakuan itu

menandakan fungsi hati sapi perah FH laktasi dalam keadaan sehat atau normal. Hal

ini sesuai dengan pendapat Kristiyani (2014) yang menyatakan bahwa hati yang

bekerja dengan normal, dapat diartikan bahwa fungsi hati yang merombak senyawa

20
berbahaya bagi tubuh dapat bekerja dengan baik dan maksimal. Menurut Coles

(1980) kadar SGOT yang normal berkisar antara 18-93,0 IU/l. Menurut Amalia

(2022) yang menyatakan bahwa enzim katalase merombak hidrogen peroksida yang

bersifat racun yang merupakan sisa hasil sampingan dari proses metabolisme.

Menurut Handoko (2003), adanya peranan yang cukup penting dari enzim

SGOT utamanya dalam organ hati. Serum SGOT dalam keadaan normal memiliki

nilai konsentrasi yang tinggi dalam sel hati. Apabila terjadi peningkatan yang

dominan dari konsentrasi enzim ini, maka ada kemungkinan terjadi suatu proses yang

mengganggu sel hati. Hati yang mengalami kerusakan, enzim SGOT akan dilepas ke

dalam darah sehingga terjadi peningkatan konsentrasi enzim SGOT dalam darah.

Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik menunjukkan bahwa

pemberian UMMB hasil subtitusi semen dengan tepung tapioka tidak berpengaruh

nyata (P>0,05) pada SGPT darah (Tabel 3). Tidak adanya pengaruh pemberian

UMMB antara setiap perlakuan itu menandakan hati dalam keadaan sehat atau

normal. Kadar SGPT dengan nilai terendah yaitu P4 (25,66 IU/l) dan nilai tertinggi

P0 (34,00 IU/l) tetapi masih kisaran normal. Hal ini sesuai dengan pendapat Coles

(1980) yang menyatakan bahwa kadar SGPT yang normal berkisar antara 7-76,8IU/l.

Bila sel atau jaringan tubuh yang mengandung transaminase mengalami

nekrosis atau hancur maka enzim transaminase akan terlepas dan akan masuk ke

dalam peredaran darah sehingga kadarnya di dalam serum meningkat. Aktivitas

enzim akan meningkat bersamaan dengan peningkatan suhu, laju berbagai proses

21
metabolisme akan mengalami peningkatan selama ternak menderita demam atau

dalam keadaan suhu yang tidak normal. Salah satu jenis pemeriksaan yang sering

dilakukan untuk mengetahui adanya kerusakan pada hati adalah pemeriksaan

enzimatik. Enzim adalah protein yang dihasilkan oleh sel hidup dan umumnya

terdapat didalam sel (Duppa, 2020).

Enzim SGPT diproduksi oleh organ hati, berdasarkan letaknya berada pada

sitosol hati sehingga memiliki fungsi yaitu mengurangi kelebihan amonia. Menurut

Syifaiyah (2008), bahwa SGPT memiliki fungsi yang sangat penting dalam

pengiriman karbon dan nitrogen dari otot ke hati. Piruvat ditransaminasi menjadi

alanin di dalam otot rangka sehingga menghasilkan penambahan rute transport

nitrogen dari otot ke hati. Menurut Sitepu (2020) bahwa, peningkatan enzim SGPT

dalam darah menunjukkan kerusakan hati yang relatif kecil sementara penurunan

nilai SGPT dalam darah menunjukkan kerusakan hati yang cukup parah dikarenakan

sel hati tidak mampu mensintesis kembali enzim tersebut.

22
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pemberian

UMMB dengan subtitusi semen dengan tepung tapioka tidak berpengaruh terhadap

kadar glukosa darah, urea darah, dan fungsi hati (Serum Glutamate Oxaloacetic

Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)). Tepung

tapioka dapat mensubtitusi penggunaan semen pada pembuatan UMMB.

Saran

Pemberian UMMB subtitusi semen dengan tepung tapioka ke sapi perah FH

laktasi dapat digunakan sebagai bahan perekat karena kadar glukosa darah, kadar urea

darah, dan fungsi hati (SGOT dan SGPT) tetap pada nilai normal.

23
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, F., M. Hartono, dan Siswanto. 2015. Conception rate pada sapi perah
laktasi di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak
Baturraden Purwokerto Jawa Tengah. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 3(1)
: 98-105.

Arora, S. P. 1995. Pencernaan Mikroba Pada Ruminansia. Diterjemahkan oleh :


Retno Murwani. Editor Bambang Grigondo. Fakultas Peternakan Universitas
Diponegoro. Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Azizah, N., D. W. Harjanti, dan Sugiharto. 2020. Pengaruh pemberian daun papaya
(Carica papaya Linn) kombinasi suplemen kunyit (Curcuma domestica) dan
mineral proteinat terhadap fungsi hati pada sapi Frisien Hosltein. Journal of
Animal Research Applied Sciences (ARAS). 2(1). 13-21.

Badaruddin, R., R. Aka, AB. R. Ollong, dan N. A.D Tiya. 2021. Kadar asam urat,
kolesterol dan glukosa darah ayam petelur fase layer yang diberi jus daun
sirih dengan level berbeda. Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis. 75-
80 : 75-80.

Borell, E. H. 2001. The biology of stress and its application to livestock housing and
transportation assessment. Journal of Animal Science, 79 (E. Suppl.): E260-
E267

Bouk, G., G. A. O. Citrawati, dan H. Y. Sikone. 2022. Performa produksi sapi perah
(Frisien Holstein) pada daerah lahan kering di Kecamatan Raimanuk
Kabupaten Belu. Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia. 7(1) : 26-32.

Christi, R. F., H. Indrijani, D. S. Tasripin, dan D. Suharwanto. 2020. Evaluasi


produksi susu sapi perah frisien Holstein pada berbagai laktasi di BPPIBTSP
Bunikasih Cianjur. Jurnal Ilmiah Pertanian dan Peternakan. 8(2) : 60-64.

Coles, E. H. 1980. Veterinary Clinical Pathology. Bailliere Tindall, London.

Dharmawati, S., Sugiarti, dan Nurhasanah. 2020. Penyuluhan teknik pengolahan urea
mineral molasses blok di kelompok ternak sumber rezeki karya tani
Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. Jurnal
Pengabdian Masyarakat. 1(1) : 1-6.

Duppa, M. T. 2020. Pengaruh OBH terhadap aktivitas SGOT dan SGPT pada hewan
uji kelinci (Orictolagus cuniculus). Jurnal Kesehatan Yamasi Makassar. 4(1) :
71-78

24
Erwin, E., R. Rusli, Amiruddin, Etriwati, M. Isa, A. Harris, dan Y. Astuti. 2020.
Biokimia darah hati dan ginjal setelah implant wire SS316L dan wire
Alternatif. Jurnal Veteriner. 21(1) : 31-37.

Fachiroh, L., B. W. H. E. Prasetiyono, dan A. Subrata. 2012. Kadar protein dan urea
darah kambing perahperanakan etawa yang diberi wafer pakan komplit
berbasis limbah agroindustri dengan suplementasi protein terproteksi. Animal
Agriculture Journal. 1(1) : 443-451.

Figri, M. 2022. Kadar kalsium, glukosa, dan urea dalam darah sapi Friesian hosltein
yang diberi konsentrat subtitusi tepung cangkang telur. Skripsi. Makassar :
Universitas Hasanuddin.

Ginantika, P. S., D. S. Tasripin, H. Indjani, J. Arifin, dan B. K. Mutaqin. 2021.


Performa produksi sapi perah frisien holstein laktasi 1 dengan produksi susu
lebih dari 7000 kg (studi kasus di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan.
Jurnal Sumber Daya Hewan. 2(1) : 10-14.

Heraini, D., B. P. Purwanto, dan Suryahadi. 2019. Perbandingan suhu lingkungan dan
pengaruh terhadap produktivitas sapi perah di daerah dengan ketinggian
berbeda. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 7(2) : 234-240.

Herawati, H. 2012. Teknologi proses produksi food ingredient dari tapioka


termodifikasi. Jurnal Litbang Pertanian. 31(2): 68-76.

Lekahena, V. N. J. 2016. Pengaruh penambahan konsentrasi tepung tapioka terhadap


komposisi gizi dan evaluasi sensori nugget daging merah ikan madidihang.
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan. 9(1) : 1-8.

Kristiyani, E., D. W. Harjanti, dan S. A. B. Santoso. 2014. Pengaruh berbagai


kandungan urea dalam pakan terhadap fungsi hati kambing peranakan etawa
laktasi. Animal Agriculture Journal. 3(1) : 95-105.

Kurniawan, R. C., C. Budiarti, dan S. M. Sayuthi. 2019. Tampilan gula darah, laktosa
dan produksi susu sapi perah laktasi yang disuplementasi baking soda
(NaHCO3). Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. 15(2) : 132-138.

Merdana, I. M., I. N. Sulabda, I. D A. M. W. Putra, dan I. P. S. Agustina. 2020.


Kadar glukosa darah sapi bali pada periode periparturien. Indonesia Medicus
Veterinus. 9(2) : 295-304.

Muallam, M. A. 2021. Profile serum transaminase pada sapi bali yang


disuplementasi dengan kosentrat mengandung pulp kakao pada periode
pemeliharaan yang berbeda. Skripsi. Makassar : Universitas Hasanuddin.

25
Novita, N., W. D. Ayu, dan M. A. Masruhim. 2016. Uji aktivitas ekstrak biji papaya
(Carica papaya linn) sebagai hepatoprotektor pada tikus putih (Rattus
norvegicus). Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia ke 50.
312-317.

Novitasari, A. E., Rosidah, dan N. Farihah. 2021. Analisis kadar SGPT dan SGOT
pengemudi ojek online yang terpapar asap kendaraan bermotor. Journals of
Ners Community. 12(01) : 114-119.

Nuningtyas, Y. F., P. H. Ndaru, dan A. N. Huda. 2019. Pengaruh perbedaan molasses


sebagai penyusun urea molasses blok (UMB) terhadap kualitas fisik pakan.
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis. 2(1) : 70-74.

Poli, D. N. Y., M. R. Waani, A. F. Pendong. 2020. Kecernaan protein kasar dan


lemak kasar pada sapi perah peranakn FH (Frisien Holstein) yang diberi
pakan lengkap berbasis tebon jagung. 40(2) : 482-492.

Prabowo, M. D., P. Sambodho, D. W. Harjanti, dan S. A. B. Santosa. 2017. Pengaruh


penambahan baking soda dalam pakan terhadap kandungan serum glutamate
piruvat transaminase dan serum glutamat oksaloasetat transaminase sapi
perah laktasi. Jurnal Ilmu Teknologi Peternakan. 5(3) : 128-132.

Prayogi, A., Jauhari, N. Meutia, Yusmadi, T. N. Siregar, J. Melia, B. Panjaitan, dan


N. Asmilia. Profil biokimia darah sapi aceh pada intensitas estrud yang
berbeda. Jurnal Veteriner. 21(3) : 470-475.

Putra, H. 2021. Beton Sebagai Material Kontruksi. Gre Publishing Ikatan Penerbit
Buku Indonesia.

Riski, P., B. P. Purwanto, dan A. Atabany. 2016. Produksi dan kualitas susu sapi FH
laktasi yang diberi pakan daun pelepah sawit. Jurnal Ilmiah Produksi dan
Teknologi Hasil Peternakan. 04(3) : 345-349.

Rosida, A. 2016. Pemeriksaan laboratorium penyakit hati. Berkala Kedokteran. 12(1)


: 123-131.

Sitepu, A. R, M. Hasan, Erwin, Sygito, A. Azhar, dan Razali. 2020. Nilai serum
glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) dan serum glutamic pyruvic
transaminase (SGPT) kelinci setelah implant plate berbahan logam. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Veteriner (JIMVET). 4(2) : 44-50.

Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging Cetakan Keempat. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.

Sonjaya. H. 2012. Dasar Fisiologi Ternak. IPB. Press. Bogor.

26
Suwasono. P., A. Purmoadi, dan S. Dartosukamo. 2013. Kadar hematocrit, glukosa
dan urea darah sapi jawa yang diberi pakan konsentrat dengan tingkat yang
berbeda. Animal Agriculture Journal. 2(4) : 37-44.

Tahuk, P. K., A. A. Dethan, dan S. Sio. 2017. Profil glukosa dan urea darah sapi bali
jantan pada penggemukan dengan hijauan (Greenlot Fattening) di peternakan
rakyat. Agripet. 17(2) : 104-111.

Ummah, A. 2021. Uji Kandungan Logam Aluminium (Al) dan Besi (Fe) pada Air
Minum Isi Ulang (AMIU) Di Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh.
Skripsi. Fakultas Sains Dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.
Banda Aceh.

Waldi, L., W. Suryapratama, dan F. M. Suhartati. 2017. Pengaruh penggunaan


Bungkil Kedelai dan Bungkil Kelapa dalam Ransum Berbasis Indeks
Sinkronisasi Energi dan Protein terhadap Sintesis Protein Mikroba Rumen
Sapi Perah. Journal of Livestock Science and Production. 1(1) : 1-12.
Widhyari, S. D., A. Esfandiari dan A. D. Cahyono. 2015. Profil kreatinin dan
nitrogen urea darah pada anak sapi friesian holstein yang disuplementasi
Zn. ACTA Veterinaria Indonesiana. 3(2): 45-50.

Yanuartono, S. Indarjulianto, A. Nururrozi, H. Purnamaningsih, dan S. Raharjo.


2019. Urea Molasses Multinutrien Blok sebagai pakan tambahan pada ternak
ruminansia. Jurnal Veteriner. 20(3) : 445-451.

27
LAMPIRAN

Hasil Analisis Statistik Glukosa Darah, Urea Darah, SGOT dan SGPT

Descriptives

GLUKOSA

95% Confidence Interval


for Mean

Std. Std. Lower Upper


N Mean Deviation Error Bound Bound

P0 3 58,3333 1,52753 ,88192 54,5388 62,1279

P1 3 62,3333 2,51661 1,45297 56,0817 68,5849

P2 3 61,6667 5,50757 3,17980 47,9851 75,3482

P3 3 60,0000 2,64575 1,52753 53,4276 66,5724

P4 3 64,6667 4,50925 2,60342 53,4651 75,8683

Total 15 61,4000 3,79473 ,97980 59,2985 63,5015

ANOVA

GLUKOSA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 68,933 4 17,233 1,299 ,334

Within Groups 132,667 10 13,267

Total 201,600 14

28
Homogeneous Subsets

GLUKOSA

a
Duncan

Subset for alpha


= 0.05

PERLAKUAN N 1

P0 3 58,3333

P3 3 60,0000

P2 3 61,6667

P1 3 62,3333

P4 3 64,6667

Sig. ,079

Means for groups in homogeneous subsets are


displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

29
Descriptives

UREUM

95% Confidence Interval


for Mean

Std. Std. Lower Upper


N Mean Deviation Error Bound Bound

P0 3 13,0000 1,73205 1,00000 8,6973 17,3027

P1 3 10,6667 4,61880 2,66667 -,8071 22,1404

P2 3 12,3333 2,51661 1,45297 6,0817 18,5849

P3 3 10,0000 1,00000 ,57735 7,5159 12,4841

P4 3 10,6667 4,93288 2,84800 -1,5873 22,9206

Total 15 11,3333 3,06283 ,79082 9,6372 13,0295

ANOVA

UREUM

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 19,333 4 4,833 ,432 ,783

Within Groups 112,000 10 11,200

Total 131,333 14

30
Homogeneous Subsets

UREUM

Subset for alpha


= 0.05

PERLAKUAN N 1

a
Duncan P3 3 10,0000

P1 3 10,6667

P4 3 10,6667

P2 3 12,3333

P0 3 13,0000

Sig. ,335

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

31
Descriptives

SGOT

95% Confidence Interval


for Mean

Std. Std. Lower Upper


N Mean Deviation Error Bound Bound

P0 3 80,3333 7,57188 4,37163 61,5237 99,1429

P1 3 68,0000 12,76715 7,37111 36,2847 99,7153

P2 3 67,6667 8,50490 4,91031 46,5393 88,7940

P3 3 63,6667 8,02081 4,63081 43,7419 83,5915

P4 3 72,5000 10,50000 6,06218 46,4166 98,5834

Total 15 70,4333 10,06917 2,59985 64,8572 76,0095

ANOVA

SGOT

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 484,933 4 121,233 1,297 ,335

Within Groups 934,500 10 93,450

Total 1419,433 14

32
Homogeneous Subsets

SGOT

Subset for alpha


= 0.05

PERLAKUAN N 1

a
Duncan P3 3 63,6667

P2 3 67,6667

P1 3 68,0000

P4 3 72,5000

P0 3 80,3333

Sig. ,081

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

33
Descriptives

SGPT

95% Confidence Interval


for Mean

Std. Std. Lower Upper


N Mean Deviation Error Bound Bound

P0 3 34,0000 5,29150 3,05505 20,8552 47,1448

P1 3 28,6667 2,51661 1,45297 22,4151 34,9183

P2 3 32,0000 5,29150 3,05505 18,8552 45,1448

P3 3 26,6667 8,50490 4,91031 5,5393 47,7940

P4 3 25,6667 4,04145 2,33333 15,6271 35,7062

Total 15 29,4000 5,67954 1,46645 26,2548 32,5452

ANOVA

SGPT

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 149,600 4 37,400 1,238 ,355

Within Groups 302,000 10 30,200

Total 451,600 14

34
Homogeneous Subsets

SGPT

a
Duncan

Subset for alpha


= 0.05

PERLAKUAN N 1

P4 3 25,6667

P3 3 26,6667

P1 3 28,6667

P2 3 32,0000

P0 3 34,0000

Sig. ,118

Means for groups in homogeneous subsets are


displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

35
Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian

Pemberian UMMB Alat dan Bahan Pengambilan Sampel

Pengambilan Sampel Darah Pemisahan Serum dengan Darah

Sampel Serum Pengecekan Sampel di BBLK

36
BIODATA PENELITI

A. Fitri Nurbina, lahir di Pangkajene Sidrap, 27

Desember 2000 sebagai anak kedua dari empat bersaudara.

Ayah penulis bernama Andi Muh. Iqbal dan Ibu bernama

Suriyani. Tahun 2007 penulis menempuh pendidikan

pertamanya di TK Pembina SIDRAP. Kemudian melanjutkan

pendidikan formal yang dia tempuh di SD Negeri 10 PANGSID lulus pada tahun

2013. Selanjutnya menempuh pendidikan di SMP Negeri 3 PANGSID lulus pada

tahun 2016, kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 6 SIDRAP lulus pada

tahun 2019. Saat SMP dan SMA penulis aktif dalam kegiatan organisasi yaitu OSIS.

Setelah menyelesaikan tingkat SMA penulis mendaftar di perguruan tinggi

yaitu di IAIN Pare-pare jurusan Perbankan Syariah dan Alhamdulillah dinyatakan

lulus kemudian penulis juga mendaftar SBMPTN jurusan Peternakan UNHAS dan

Alhamdulillah dinyatakan lulus. Penulis memilih melanjutkan pendidikan perguruan

tinggi di jurusan Peternakan UNHAS walaupun banyak yang menganggap gampang

jurusan ini tapi belum tentu kalau dia kuliah jurusan ini mampu sampai mendapatkan

gelar.

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi.

Adapun beberapa organisasi yang diikuti penulis yaitu Himpunan Mahasiswa

Produksi Ternak (HIMAPROTEK-UH) dan organisasi daerah Ikatan Pelajar

Mahasiwa Indonesia Sidenreng Rappang Badan Koordinasi Perguruan Tinggi (IPMI

SIDRAP BKPT-UH). Tetapi hal tersebut tidak mengganggu akademik penulis.

37

You might also like