Professional Documents
Culture Documents
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji
Syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelsaikan dan merampungkan penyusunan makalah
Pengantar Bisnis ‘Bentuk – Bentuk Badan Usaha’.
Dalam makalah ini penyusun menguraikan beberapa hal pokok pembahasan.
Penyusun juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Namun tidak lepas dari berbagai hal, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan, tata bahasa, dan berbagai aspek lainnya. Oleh
karena ini, dengan lapang dada kami memohon maaf yang sebesarbesarnya dan saya
membuka pintu selebar – lebarnya kepada para pembaca untuk memberikan saran maupun
kritik yang membangun agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Dan yang terakhir, penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana
yang buat dapat diambil manfaatnya.Selain itu besar harapan kami semoga makalah ini dapat
memberikan sumbangsi ilmu kepada para pembaca untuk lebih memperhatikan materi yang
relevan pada makalah ini.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
2.1 Pengertian Badan Usaha...............................................................................3
2.2 Bentuk – Bentuk Badan Usaha.....................................................................3
2.3 Badan Usaha Yang Bukan Berbadan Hukum..............................................12
2.4 Badan Usaha Yang Berbadan Hukum..........................................................15
BAB III PENUTUP.......................................................................................................17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
2
PEMBAHASAN
Bentuk usaha atau bentuk pemilikan perusahaan ada yang berbentuk badan hukum
dan tidak berbadan hukum. Yang dimaksud dengan berbadan hukum yaitu badan usaha yang
mempunyai kekayaan sendiri, terpisah dari harta kekayaan para pendirinya. Para anggota
tidak bertanggung jawab dengan harta kekayaannya diluar yang tersebut dalam saham yang
dimilikinya.
1) Perusahaan Perseorangan
a) Pengertian
Perusahaan perseorangan yaitu badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh seseorang
secara pribadi yang bertanggung jawab penuh atas semua resiko dan aktivitas yang
dijalankan perusahaan. Perusahaan perseorangan lebih mudah didirikan karena tidak
perlu izin usaha, tidak perlu berbadan hukum, dan modalnya tidak besar.
3
1) Relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan
2) Tanggung jawab tidak terbatas dan bias melibatkanharta pribadi
3) Tidak ada pajak, yang ada adalah retribusi
4) Sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri
5) Keuntungan yang kecil terkadang harus mengorbankan penghasilan yang lebih besar
6) Jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup
4
Semua kegiatan seperti pembelian, penjualan, pembelanjaan, pencarian kredit,
pengaturan karyawan dan sebagainya dipegang oleh seorang pimpinan. Ini lebih sulit
dibanding oleh beberapa orang.
4) Kelangsungan usaha kurang terjamin
Kematian pemilik, bangkrut, atau sebab lainnya dapat menyebabkan usaha
perseorangan ini berhenti kegiatannya.
5) Kurangnya kesempatan pada karyawan
Karyawan yang bekerja pada usaha perseorangan akan tetap menduduki posisinya
dalam jangka waktu yang relatif lama.
2) Firma
a) Pengertian
Firma adalah perusahaan yang didirikan oleh dua orang atau lebih dan menjalankan
perusahaan atas nama perusahaan. Dalam persekutuan firma umumnya seluruh sekutu
memiliki kewajiban tidak terbatas terhadap utang perusahaan.Untuk mendirikan firma
terdiri dari dua cara. Pertama melalui akta resmi dan yang kedua akta dibawah tangan.
Jika melalui akta resmi, maka proses selanjutnya harus sampai di berita Negara. Namun
jika memilih akta di bawah tangan proses tersebut tidak perlu, cukup melalui
kesepakatan pihak-pihak terlibat.
b) Ciri dan sifat Firma
1) Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin
2) Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang
lainnya.
3) Keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup
4) Seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma
5) Pendiriannya tidak memelukan akte pendirian
6) Mudah memperoleh kredit usaha.
c) Keuntungan Firma
1) Untuk mendirikan firma relatif mudah, tidak memerlukan persyaratan yang berat.
Namun jika dibandingkan dengan perusahaan perseorangan lebih sedikit berat karena
dalam firma perlu kesepakatan para pihak yang akan mendirikan firma.
2) Dalam pendirian firma tidak terlalu memerlukan akta formal, karena dapat
menggunakan akta dibawah tangan (tidak formal).
5
3) Lebih mudah memperoleh modal, karena pihak perbankan lebih mempercayainya.
Apalagi jika firma tersebut didirikan dengan akta resmi dan juga tidak terlalu banyak
peraturan permerintah yang mengatur.
4) Lebih mudah berkembang karena dipegang lebih dari satu orang, sehingga lebih
terbuka terhadap berbagai pendapat atau kritikan untuk kemajuan usaha.
d) Kekurangan Firma
1) Pemilik Firma memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas atas utang yang
dimilikinya.
2) Apabila salah satu pihak pemilik firma meninggal dunia atau mengundurkan diri,
maka akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
3) Kesulitan dalam peralihan kepemimpinan karena berbagai kepentingan para pihak
yang terlibat dan juga sering terjadi konflik kepentingan sehingga dapat mengancam
kemajuan usahanya.
4) Kesulitan dalam menghimpun dana untuk jumlah besar, serta mengikuti tender dalam
jumlah tertentu.
c) Keuntungan PT
7
1) Pemegang saham bertanggung jawab terbatas terhadap hutang-hutang perusahaan
2) Mudah mendapatkan tambahan dana/modal misalnya dengan mengeluarkan saham
baru kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin
3) Terdapat efesiensi pengelolaan sumber dana dan efesiensi pimpinan, karena pimpinan
dapat diganti sewak tu-waktu melalui Rapat Umum Pemegang Saham
4) Kepengurusan perseroan memiliki tanggung jawab yang jelas kepada pemilik atau
pemegang saham.
5) Diatur dengan jelas oleh undang-undang perseroan terbatas serta peraturan lain yang
mengikat dan melindungi kegiatan perusahaan.
d) Kekurangan PT
1) Merupakan subjek pajak tersendiri dan deviden yang diterima pemegang saham akan
dikenak an pajak
2) Kurang terjamin rahasia perusahaan, karena semua kegiatan harus dilaporkan kepada
pemegang saham
3) Proses pendiriannya membutuhkan waktu lebih lama dan biaya yang lebih besar dari
CV
4) Proses Pembubaran, Perubahan Anggaran Dasar, Penggabungan dan Pengambilalihan
perseroan membutuhk an waktu dan biaya serta persetujuan dari Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS)
5) Contoh PT : PT. PELNI, PT. PERTAMINA, PT. ASTRA, PT. PLN, PT. ANGKASA
PURA.
e) Bentuk-bentuk PT
1) PT terbuka : PT yang sahamnya dimiliki oleh masyarakat umum dan sudah di perjual
belikan di pasar modal.
2) PT tertutup : PT yang sahamnya dimiliki hanya di beberapa kalangan terbatas.
3) PT kosong : PT yang sudah tidak melakukan kegiatan dan akte pendirian. Setiap
tahun diadakan rapat umum pemeganag saham yang berperan sebagai perusahaan
tertinggi dalam PT dan setiap tahun pemegang saham memperoleh keuntungan yang
di sebut DIVIDEN
2) Firma (FA)
a) Pengertian Firma
Merupakan persekutuan/perserikatan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau
lebih dengan nama bersama, dengan tanggung jawab masing-masing anggota firma tidak
terbatas. Sedangkan, laba yang diperoleh dari usaha tersebut untuk dibagi bersama-sama,
begitupun sebaliknya bila terjadi kerugian, semua anggota firma ikut menanggungnya
(Indriyo, 2005).
Keberadaan Firma sebagai badan usaha diatur dalam Pasal 16 – Pasal 35 Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang. Pengertian Firma secara dijabarkan dalam Pasal 16 – Pasal 18
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Firma adalah tiap-tiap persekutuan pedata yang
didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama dimana tiap-tiap Firma
13
yang tidak dikecualikan satu dengan lain dapat mengikatkan Firma dengan pihak ketiga
dan mereka masing-masing bertanggung jawab atas seluruh hutang firma secara renteng.
b) Ciri-ciri Firma :
1) menyelenggarakan perusahaan
2) mempunyai nama bersama
3) adanya tanggung jawab renteng
4) pada asanya tidap-tiap persero dapat mengikat firma dengan pihak ketiga.
c) Pendirian Firma
Dijabarkan dalam pasal 22 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yaitu : Tiap-tiap
perseroan Firma harus didirikan dengan akta autentik akan tetapi ketiadaan akta yang
demikian tidak dapat dikemukakan untuk merugikan pihak ketiga. Dicermati dari Pasal
22 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang bahwa perseroan Firma harus memiliki akta
autentik, namun juga disebutkan ketiadaan akta dapat ditarik kesimpulan Firma bersifat
bebas, dalam arti dapat didirikan dengan akta ataupun cukup secara lisan. Akan tetapi,
dlam praktek dibuat dengan akta notaris.
Fungsi akta dalam hal ini adalah sebagai alat bukti jika ada perselisihan antara para
pihak, baik intern maupun ekstern Firma.
Latar belakang munculnya Pasal 22 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tampaknya
membentuk harapan agar :
1. Firma yang didirikan berdifat terang-terangan
2. Ada kepastian hukum dalam pendirian Firma
3. Firma sebagai persekutuan menjalankan perusahaan
4. Perlu ada bukti tulisan
d) Pendaftaran Firma
Pada Pasal 23 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang disebutkan persero Firma harus
mendaftarkan akta pendirian Firmanya. Yang perlu didaftarkan adalah ikhtisar pendirian
Firma. Dalam Pasal 23 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang ditegaskan selama
pendaftaran dan pengumuman belum dilaksanakan, perseroan Firma dianggap sebagai :
1. Peseroan umum
2. Didirikan untuk waktu yang tidak terbatas
3. Seolah-olah tidak ada seorang persero pun yang dikecualikan dari hak bertindak
perbuatan hukum dan hak menandatangani untuk Firma.
Hubungan ekstern Firma dijelaskan dalam Pasal 17 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang yang mengemukakan pada asanya berlaku pemberian kuasa timbal-balik dalam
14
arti setiap persero adalah pengurus.
2) Yayasan
a) Bergerak di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai
anggota.
b) Kekayaan Yayasan dipisahkan dengan kekayaan pendiri yayasan.
3) Koperasi
a) Beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
berdasar atas asas kekeluargaan.
b) Sifat keanggotaan koperasi yaitu sukarela bahwa tidak ada paksaan untuk menjadi
anggota koperasi dan terbuka bahwa tidak ada pengecualian untuk menjadi anggota
koperasi.
BAB III
16
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Badan usaha adalah sebuah organisasi kesatuan yuridis (Hukum) Teknis dan
ekonomis yang terstuktur dalam mengelola faktor-faktor produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa yang bertujuan untuk mencari laba (keuntungan).
Klasifikasi Pemilihan bentuk perusahaan perlu dilakukan dengan pertimbangan
matang untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan dikemudian hari. Dalam
memilih bentuk perusahaan perlu dipertimbangkan berbagai hal berikut:
1. Jenis usaha yang dijalankan (Perdagangan, Industri, dll),
2. Ruang lingkup usaha,
3. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha,
4. Besarnya risiko pemilikan,
5. Batas-batas pertanggung jawaban terhadap utang – utang perusahaan,
6. Besarnya investasi yang ditanamkan,
7. Cara pembagian keuntungan,
8. Jangka waktu berdirinya perusahaan,
9. Peraturan-peraturan pemerintah.
Bentuk usaha atau bentuk pemilikan perusahaan ada yang berbentuk badan hukum
dan tidak berbadan hukum. Yang dimaksud dengan berbadan hukum yaitu badan usaha yang
mempunyai kekayaan sendiri, terpisah dari harta kekayaan para pendirinya. Para anggota
tidak bertanggung jawab dengan harta kekayaannya diluar yang tersebut dalam saham yang
dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA
17
Julaiha, Putri. 2012. Badan Usaha.(online),
(http://putrijulaiha.blogspot.com/2012/03/badanusaha.html), diakses 24 September
2023.
Nurdin, Muh. 2007. Kompeten Ekonomi,. Makasar: Mitra Media.
Okezone. 9 Nopember 2012. Badan Usaha di Indonesia. (online),
Sudarsono. 1988. Pengantar ekonomi Mikro. Jakarta: LP3S
Sumarni, Murti dan John Soeprihanto, Pengantar Bisnis, Yogyakarta: Liberty, 2003.
Swastha, Basu. Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta: Liberty, 2002.
18