Professional Documents
Culture Documents
Tugas
Tugas
Disusun oleh :
MAHDIYATUL ITQIYAH
NIM : 211030121605
1. Definisi
Gagal ginjal adalah ginjal kehilangan kemampuan untuk mempertahankan
volume dan komposisi cairan tubuh dlam keadaan asupan makanan normal.
Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yaitu kronik dan akut
(Nurarif & Kusuma, 2013).
Gagal Ginjal Kronik merupakan suatu kondisi dimana organ ginjal sudah
tidak mampu mengangkut sampah sisa metabolik tubuh berupa bahan yang
biasanya dieliminasi melalui urin dan menumpuk dalam cairan tubuh akibat
gangguan ekskresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan
metabolik, cairan, elektrolit, serta asam basa (Abdul, 2015)
Sedangkan menurut Black (2014) Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah
gangguan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih kembali, dimana
tubuh tidak mampu memelihara metabolisme dan gagal memelihara
keseimbangan cairan dan elektrolit yang berakibat pada peningkatan ureum.
Pada pasien gagal ginjal kronis mempunyai karakteristik bersifat menetap,
tidak bisa disembuhkan dan memerlukan pengobatan berupa, trensplantasi
ginjal, dialysis, peritoneal, hemodialysis dan rawat jalan dalam waktu yang
lama (Desfrimadona,2016).
2. Etiologi
Pada dasarnya, penyebab gagal ginjal kronik adalah penurunan laju filtrasi
glomerulus atau yang disebut juga penurunan glomerulus filtration rate
(GFR). Penyebab gagal ginjal kronik menurut Andra & Yessie, 2013):
1. Gangguan pembuluh darah : berbagai jenis lesi vaskuler dapat
menyebabkan iskemik ginjal dan kematian jaringan ginajl. Lesi yang
paling sering adalah Aterosklerosis pada arteri renalis yang besar, dengan
konstriksi skleratik progresif pada pembuluh darah. Hyperplasia
fibromaskular pada satu atau lebih artieri besar yang juga menimbulkan
sumbatan pembuluh darah. Nefrosklerosis yaitu suatu kondisi yang
disebabkan oleh hipertensi lama yang tidak di obati, dikarakteristikkan
oleh penebalan, hilangnya elastistisitas system, perubahan darah ginjal
mengakibatkan penurunan aliran darah dan akhirnya gagal ginjal.
2. Gangguan imunologis : seperti glomerulonephritis
3. Infeksi : dapat dijelaskan oleh beberapa jenis bakteri terutama E.Coli yang
berasal dari kontaminasi tinja pada traktus urinarius bakteri. Bakteri ini
mencapai ginjal melalui aliran darah atau yang lebih sering secara
ascenden dari traktus urinarius bagiab bawah lewat ureter ke ginjal
sehingga dapat menimbulkan kerusakan irreversible ginjal yang disebut
pielonefritis.
4. Gangguan metabolik : seperti DM yang menyebabkan mobilisasi lemak
meningkat sehingga terjadi penebalan membrane kapiler dan di ginjal dan
berlanjut dengan disfungsi endotel sehingga terjadi nefropati amiloidosis
yang disebabkan oleh endapan zat-zat proteinemia abnormal pada dinding
pembuluh darah secara serius merusak membrane glomerulus.
5. Gangguan tubulus primer : terjadinya nefrotoksis akibat analgesik atau
logamberat.
6. Obstruksi traktus urinarius : oleh batu ginjal, hipertrofi prostat, dan
kontstriksi uretra.
7. Kelainan kongenital dan herediter : penyakit polikistik sama dengan
kondisi keturunan yang dikarakteristik oleh terjadinya kista atau kantong
berisi cairan didalam ginjal dan organ lain, serta tidak adanya jaringan
ginjal yang bersifat konginetal (hypoplasia renalis) serta adanya asidosis.
3. Patofisiologi
4. Manifestasi Klinis
Karena pada chronis kidney disease (CKD) setiap sistem tubuh
dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan menunjukkan se jumlah
tanda dan gejala. Keparahan tanda dan gejala tergantung pada bagian, tingkat
kerusakan, dan kondisi lain yang mendasari. Manifestasi yang terjadi pada
chronis kidney disease (CKD) antara lain terjadi pada system kardiovaskuler,
dermatologi, gastrointestinal, neurologis, pulmoner, muskuloskletal, dan
psiko-sosial menurut (Padila, 2014) di antaranya adalah:
a. Kardiovaskular
1) Hipertensi, yang diakibatkan oleh retensi cairan dan natrium dari
aktivitas sistem renin angiotensin aldosteron.
2) Gagal jantung kongestif
3) Edema pulmonari, akibat cairan yang berlebih
b. Dermatologi, seperti preuritis, yaitu penumpukan urea pada lapisan kulit.
c. Gastrointestinal, seperti anoreksia atau kehilangan nafsu makan, mual
sampai dengan terjadi muntah.
d. Neuromuskuler, seperti terjadi perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu
berkonsentrasi, kedutan otot sampai tremor.
e. Pulmonar, adanya pernafasan dangkal, adanya spuntum kental dan liat,
sampai terjadi edema pulmoner.
f. Muskulosklental, seperti terjadi pengeroposan tulang akibat terganggunya
hormon dihidroksi kolekalsi feron.
g. Hematologi ,pada sistem hematologi sering didapatkan adanya anemia.
Anemia sebagai akibat penurunan produksi eritropoetin, lesi,
gastroinstetinal uremik, penurunan usia sel darah merah, dan kehilangan
darah, biasanya dari saluran gastrointestinal perdarahan sekunder dari
trombosintopenia.
h. Psikososial, terjadi penurunan tingkat kepecayaan diri, danansietas.
5. Komplikasi
Seperti penyakit kronis lainnya, penderita CKDakan mengalami beberapa
komplikasi. Komplikasi dari CKD menurut (Suwitra, 2013) antara lain
adalah:
6. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan adalah menjaga keseimbangan cairan elektrolit
danmencegah komplikasi, yaitu sebagai berikut (Muttaqin, 2011) :
1) Dialisis
Dialisis dapat dilakukan dengan mencegah komplikasi gaga l ginjal yang
serius, seperti hyperkalemia, pericarditis, dan kejang. Dialisis
memperbaiki abnormalitas biokimia, menyebabkan cairan, protein dan
natrium dapat dikonsumsi secara bebas, menghilangkan kecenderungan
perdarahan dan membantu penyembuhan luka.
Dialisis atau dikenal dengan nama cuci darah adalah suatu metode terpi
yang bertujuan untuk menggantikan fungsi/kerja ginjal yaitu membuang
zat-zat sisa dan kelebihan cairan dari tubuh. Terapi ini dilakukan apabila
fungsi kerja ginjal sudah sangat menurun (lebih dari 90%) sehingga tidak
lagi mampu untuk menjaga kelangsungan hidup individu, maka perlu
dilakukan terapi. Selama ini dikenal ada 2 jenis dialisis :
a. Hemodialisis (cuci darah dengan mesin dialiser)
Hemodialisis atau HD adalah jenis dialisis dengan menggunakan
mesin dialiser yang berfungsi sebagai ginjal buatan. Pada proses ini,
darah dipompa keluar dari tubuh, masuk kedalam mesin dialiser.
Didalam mesin dialiser, darah dibersihkan dari zat-zat racun melalui
proses difusi dan ultrafiltrasi oleh dialisat (suatu cairan khusus untuk
dialisis), lalu setelah darah selesai di bersihkan, darah dialirkan
kembali kedalam tubuh. Proses ini dilakukan 1-3 kali seminggu di
rumah salit dan setiap kalinya membutuhkan waktu sekitar 2-4 jam.
b. Dialisis peritoneal (cuci darah melalui perut)
Terapi kedua adalah dialisis peritoneal untuk metode cuci darah
dengan bantuan membrane peritoneum (selaput rongga perut). Jadi,
darah tidak perlu dikeluarkan dari tubuh untuk dibersihkan dan
disaring oleh mesin dialisis.
2. Koreksi hiperkalemi
Mengendalikan kalium darah sangat penting karena hiperkalemi dapat
menimbulkan kematian mendadak. Hal pertama yang harus diingat adalah
jangan menimbulkan hiperkalemia. Selain dengan pemeriksaan darah,
hiperkalemia juga dapat didiagnosis dengan EEG dan EKG. Bila terjadi
hiperkalemia, maka pengobatannya adalah dengan mengurangi intake
kalium, pemberian Na Bikarbonat, dan pemberian infus glukosa.
3. Koreksi anemia
Usaha pertama harus ditujukan untuk mengatasi factor defisiensi,
kemudian mencari apakah ada perdarahan yang mungkin dapat diatasi.
Pengendalian gagal ginjal pada keseluruhan akan dapat meninggikan Hb.
Tranfusidarah hanya dapat diberikan bila ada indikasi yang kuat, misalnya
ada infusiensi coroner.
4. Koreksi asidosis
Pemberian asam melalui makanan dan obat-obatan harus dihindari.
Natrium Bikarbonat dapat diberikan peroral atau parenteral. Pada
permulaan 100 mEq natrium bikarbonat diberi intravena perlahan-lahan,
jika diperlukan dapat diulang. Hemodialisis dan dialisis peritoneal dapat
juga mengatasi asidosis.
5. Pengendalian hipertensi
Pemberian obat beta bloker, alpa metildopa dan vasodilatator dilakukan.
Mengurangi intake garam dalam mengendalikan hipertensi harus hati- hati
karena tidak semua gagal ginjal disertai retensi natrium.
6. Transplantasi ginjal
Dengan pencakokkan ginjal yang sehat ke pasien gagal ginjal kronik,
maka seluruh faal ginjal diganti oleh ginjal yang baru.
7. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium seperti: pemeriksaan urin (volumenya
biasanya< 400 ml/jam atau oliguria atau urin tidak ada/anuria, perubahan
warna urin bisa disebabkan karena ada pus/darah/bakteri/lemak/partikel
koloid/miglobin, berat jenis <1.015menunjukkan gagal ginjal,
osmolalitas<350 menunjukkan kerusakan tubular), pemeriksaan kliren
kreatinin mungkin agak turun, pemeriksaan natrium, pemeriksaan protein,
dan pemeriksaan darah (kreatinin,SDM, Hitung darah lengkap, GDA)
b. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi ginjal,
biopsy ginjal, endoskopi ginjal, EKG, KUB foto(untuk menunjukkan
ukuran ginjal), arteriogram ginjal (mengkaji sirkulasi ginjal dan
mengidentifikasi ekstravaskuler, massa), pyelogram retrogad (untuk
menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal), sistouretrogram (berkemih
untuk menunjukkan ukuran kandung kemih, refluk kedalam ureter, dan
retensi) (Nuari. 2017)
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama proses perawatan yang akan
membantu dalam penentuan status kesehatan dan pola pertahanan pasien,
mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan pasien serta merumuskan diagnose
keperawatan (Smeltezer and Bare, 2011 : Kinta, 2012).
1) Identitas pasien
Meliputi nama lengkat, tempat tinggal, umur, tempat lahir, asal suku
bangsa,nama orang tua, pekerjaan orang tua.
2) Keluhan utama
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan
tidur,takikardi/takipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.
Riwayat kesehatan pasien dan pengobatan sebelumnya Berapa lama pasien
sakit, bagaimana penanganannya, mendapat terapi apa, bagaimana cara
minum obatnya apakan teratur atau tidak, apasaja yang dilakukan pasien
untuk menaggulangi penyakitnya.
3) Aktifitas/istirahat :
Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise, gangguan tidur (insomnia/gelisah
atau samnolen), kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang
gerak
4) Sirkulasi
Adanya riwayat hipertensi lama atau berat, palpatasi, nyeri dada (angina),
hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak
tangan, nadi lemah, hipotensi ortostatik menunjukkan hipovolemia, yang
jarang pada penyakit tahap akhir, pucat, kulit coklat kehijauan, kuning,
kecenderungan perdarahan.
5) Integritas ego
Faktor stress, perasaan tak berdaya, taka da harapan, taka da kekuatan,
menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan
kepribadian.
6) Eliminasi
Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (pada gagal ginjal tahap
lanjut), abdomen kembung, diare, atau konstipasi, perubahan warna urine,
contoh kuning pekat, merah, coklat, oliguria.
7) Makanan/Cairan
Peningkatan berat badan cepat (oedema), penurunan berat badan
(malnutrisi), anoreksia, nyeriulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap
pada mulut (pernapasan ammonia), penggunaan diuretic, distensi
abdomen/asietes, pembesaran hati (tahap akhir), perubahan turgor
kulit/kelembaban, ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah
8) Neurosensori
Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang, syndrome “kaki
gelisah”, rasa terbakar pada telapak kaki, kesemutan dan kelemahan,
khususnya ekstremitas bawah, gangguan status mental, contoh penurunan
lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori,
kacau, penurunan tingkat kesadaran, stupor, kejang, fasikulasi otot,
aktivitas kejang, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis
9) Nyeri/kenyamanan
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki dan perilaku berhati-
hati/distraksi, gelisah.
10) Pernapasan
Napas pendek, dyspnea, batuk dengan/tanpa sputum kental dan banyak,
takipnea, dyspnea, peningkatan frekuensi/kedalaman dan batuk dengan
sputum encer (edema paru).
11) Keamanan
Kulit gatal, ada/berulangnya infeksi, pruritus, demam (sepsis, dehidrasi),
normotermia dapat secara actual terjadi peningkatan pada pasien yang
mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal, petekie, area ekimosis
pada kulit, fraktur tulang, keterbatasan gerak sendi
12) Seksualitas
13) Penurunan libido, amenorea, infertilitas Interaksi social
Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja,
mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga.
14) Penyuluhan/Pembelajaran
Riwayat Diabetes Melitus (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit
polikistik, nefritis herediter, kalkulus urenaria, maliganansi, riwayat
terpejan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan, penggunaan
antibiotic nefrotoksik saat ini/berulang.
B. Diagnosis
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. diagnosis
keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu diagnosis negatif dan diagnosis
positif . diagnosis negatif menunjukkan bahwa pasien dalam kondisi sakit atau
beresiko mengalami sakit sehingga penegakan diagnosis ini akan
mengarahkan pemberian intervensi keperawatan yang bersifat penyembuhan,
pemulihan dan pencegahan. Diagnosis ini terdiri atas Diagnosis Aktual dan
Diagnosis Resiko. Sedangkan diagnosis positif menunjukkan bahwa pasien
dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat dan optimal.
Diagnosis ini disebut juga dengan DiagnosisPromosi Kesehatan (ICNP, 2015)
Pada diagnosis aktual, indikator diagnostiknya terdiri atas penyebab dan
tanda/gejala. Pada diagnosis resiko tidak memiliki penyebab dan tanda/gejala,
hanya memiliki faktor resiko.
C. Perencanaan
Intervensi keperawatan adalah segala bentuk treatment yang
dikerjakan oleh perawat didasarkan pada pengetahuan dan penilaian
klinis untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan (Tim Pokja SIKI
DPP PPNI, 2018). Diagnosa berdasarkan SIKI adalah :
Diagnosa Intervensi
No. Tujuan dan Kriteria
keperawatan
Hasil
1. Hipervolemia Setelah dilakukan Manajemen Hipervole mia
tindakan keperawatan Observasi:
selama 3x24 jam maka - Periksa tanda dan gejala
hipervolemia meningkat hipervolemia (edema,
dengan kriteria hasil: dispnea, suara napas
1. Asupan cairan tambahan)
meningkat - Monitor intake dan output
2. Haluaran urin cairan
meningkat - Monitor jumlah dan warna urin
3. Edema menurun Terapeutik
4. Tekanan darah - Batasi asupan cairan dan garam
membaik - Tinggikan kepala tempat tidur
5. Turgor kulit membaik Edukasi
- Jelaskan tujuan da n
prosedur pemantauan
cairan
Kolaborasi
- Kolaborasai pemberian diuretik
- Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat
deuretik
- Kolaborasi pemberian
continuous renal replecement
therapy
- (CRRT), jika perlu
2. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
tindakan keperawatan Observasi
selama 3x24 jam - Identifikasi status nutrisi
diharapkan pemenuhan - Identifikasi makanan yang
kebutuhan nutrisi pasien disukai
tercukupi dengan kriteria - Monitor asupan makanan
hasil: - Monitor berat badan
1. intake nutrisi tercukupi Terapeutik
2. asupan makanan - Lakukan oral hygiene
dan cairan sebelummakan, jika perlu
tercukupi - Sajikan makanan secara
menarikdan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori
- dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan, jika perlu
- Kolaborasi pemberian
medikasisebelum makan
Disusun oleh :
MAHDIYATUL ITQIYAH
NIM : 211030121605
Jam : 15.00
Pengkajian tgl : 29/03/2022 NO. RM 00271920
Tanggal MRS : 29/03/2022 Dx. Masuk : CKD
Ruang/Kelas : Cendana 1 Dokter yang merawat : dr. Kiki
Maharani, SpPD
Nama : Ny. Z Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 49 tahun Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam Penanggung Biaya : BPJS
Identitas
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Alamat : KP Pabuaran
Keluhan utama :
Klien mengeluh sesak nafas satu hari sebelum masuk Rumah Sakit, kaki bengkak sudah
Riwayat Sakit dan Kesehatan
1 bulan, aktivitas di bantu oleh keluarga, saat jalan jauh pasien cepat lelah dan perut
semakin membesar satu minggu yang lalu
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum: � baik � sedang ● lemah Kesadaran: compos mentis
Tanda vital TD:194/102 mmHg Nadi: 107x/menit Suhu : 36C RR: 28x/menit
Saturasi Oksigen : 95%
Pola nafas irama: ● Teratur � Tidak teratur
●Dispnoe � Kusmaul � Ceyne Stokes
Pernafasan
Jenis Lain-lain:
Suara nafas: � verikuler � Stridor � Wheezing � Ronchi Lain-lain:
Sesak nafas ● Ya �Tidak � Batuk ● Ya � Tidak
Masalah: -
Penglihatan (mata)
Pupil : ●Isokor � Anisokor � Lain- lain:
Sclera/Konjungtiva : ● Anemis � Ikterus � Lain- lain: Lain-
lain :
Pendengaran/Telinga :
Penginderaan
Kulit
Warna kulit: � Ikterus � Sianotik � Kemerahan ●Pucat � Hiperpigmentasi
Turgor: � Baik ●Sedang � Jelek
Odema: ●Ada �Tidak ada Lokasi : kedua Kaki
Luka � Ada ● Tidak ada Lokasi
Tanda infeksi luka � Ada ●Tidak ada Yangditemukan:- :
kalor/dolor/tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Lain-lain :
Ganti pakaian : Ya
Masalah: -
Orang yang paling dekat: Suami
Psiko-sosio-spiritual
Hubungan dengan teman dan lingkungan sekitar: Baik
Kegiatan ibadah: Ya
Lain-lain :
Masalah: -
Laboratorium :
- Kardiomegali
- Suspek Pneumonia
Data obat
a. Cairan :
Klien memiliki batasan cairan minum 800 cc/hr
Terapi obat :
- Amlodipin 1x10 mg (PO)
- Asam Folat 2x5 mg (PO)
- Caco3 3x500 mg (PO)
Terapi:
b. Diit : NTRGRP
B. DIGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan afterload
(D. 0011)
2. Hipervolemia berhubungan dengan Gangguan mekanisme regulasi (D.
0022)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan (D.0056)
D. CATATAN PERAWATAN
Nama Klien : Ny. Z
Diagnosis Medis : CKD
Ruang Rawat : Cendana 1
Tgl/ No. DK Implementasi Tanda Tangan
Jam
29/03/2022 I 1. Mengidentifikasi tanda dan gejala primer
jam 15:00 penurunan curah jantung (mis. Dispnea,
kelelahan)
Hasil : sesak sudah membaik RR: 24 x/menit
15:30 2. Memonitor tekanan darah
Hasil : TD: 180/100 mmHg, Nadi: 100 x/menit
15:50 3. Memonitor saturasi oksigen
Hasil : Saturasi 98%
16:10 4. Memposisikan semi-fowler atau fowler
Hasil : Posisi semi-fowler
16:30 5. Memberikan terapi oksigen
Hasil : Nasal canul 3 l/menit, sesak berkurang
16:50 6. Mengajarkan pasien dan keluarga mengukur
intake dan output cairan harian
Hail : Klien dan kelurga mengerti
17:05 7. Menganjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi
Hasil : Klien dan kelurga mengerti
29/03/2022 II 1. Memeriksa tanda dan gejala hipervolemia
jam 17:15
(edema,dispnea, suara napas tambahan)
Hasil : Bengkak kedua kakinya menurun
2. Memonitor intake dan output cairan
17:30
Hasil : Intake 1200 cc/hari, Output : 2500 cc/hari
3. Membatasi asupan cairan dan garam
E. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Ny. Z
Diagnosis Medis : CKD
Ruang Rawat : Cendana 1
Tanggal No. DK SOAP Tanda Tangan
29/03/2022 I S :
- Klien mengatakan sesak sudah berkurang
Jam 19:00
O :
- TD : 180/100 mmHg Nadi : 100x/menit RR :
24x/menit Saturasi : 98%
- Kesadaran compos mentis
- Klien masih tampak sesak dan menggunakan
nasal kanul 3 l/menit
A : Masalah Risiko penurunan curah jantung
teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Memonitor tekanan darah
2. Memonitor saturasi oksigen
3. Memberikan terapi oksigen
4. Mengajarkan pasien dan keluarga mengukur
intake dan output cairan harian
5. Menganjurkan beraktifitas fisik sesuai
toleransi
29/03/2022 II S : Klien mengatakan kedua kakinya masih
bengkak tapi sudah menurun
Jam 19:45
O:
- Keadaan umum sedang
- Kaki Bengkak
- Perut Asites
- Posisi semi fowler
- Minum 1200 cc/hari
- Urin 2500 cc/hari
A : Masalah Hiprevolemia teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Memeriksa tanda dan gejala hipervolemia
(edema,dispnea, suara napas tambahan)
2. Memonitor intake dan output cairan
3. Membatasi asupan cairan dan garam
4. Mengajarkan cara membatasi cairan
5. Berkolaborasai pemberian diuretik
29/03/2022 III S:
- Klien mengatakan masih lemas saat
Jam 20:45
beraktivitas
O:
- Klien tampak masih lemas
- Klien masih dibantu keluarga saat beraktivitas
A : Masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
2. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas
3. Melakukan aktivitas rentang gerak pasif dan
aktif
4. Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
30/03/2022 I S :
- Klien mengatakan sesak sudah berkurang
Jam 19:10
O :
- TD : 176/100 mmHg Nadi : 98 x/menit RR :
22 x/menit Saturasi : 99%
- Kesadaran compos mentis
- Klien masih tampak sesak dan menggunakan
nasal kanul 2 l/menit
A : Masalah Risiko penurunan curah jantung
teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Memonitor tekanan darah
2. Memonitor saturasi oksigen
3. Memberikan terapi oksigen
4. Mengajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output cairan harian
30/03/2022 II S : Klien mengatakan kedua kakinya masih
bengkak tapi semakinmenurun
Jam 19:55
O:
- Keadaan umum sedang
- Kaki Bengkak
- Perut Asites
- Minum 1000 cc/hari
- Urin 2600 cc/hari
A : Masalah Hiprevolemia teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Memeriksa tanda dan gejala
hipervolemia (edema, dispnea, suara
napas tambahan)
2. Memonitor intake dan output cairan
3. Membatasi asupan cairan dan garam
4. Mengajarkan cara membatasi cairan
5. Berkolaborasai pemberian diuretik
30/03/2022 III S:
- Klien mengatakan sudah nyaman melaukan
Jam 20:50
aktivitas meskipun terbatas
O:
- Klien tampak masih lemas
- Klien sudah bisa melaukan aktivitas
A : Masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh
yang mengakibatkan kelelahan
2. Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
Tanggal No. DK SOAP Tanda Tangan
31/03/2022 I S :
- Klien mengatakan sudah tidak sesak
Jam 19:15
O :
- TD : 165/90 mmHg Nadi : 78 x/menit RR : 20
x/menit Saturasi : 100%
- Kesadaran compos mentis
- Klien sudah tidak menggunakan oksigen
A : Masalah Risiko penurunan curah jantung
teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Memonitor tekanan darah