You are on page 1of 35

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. Z DENGAN


GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : CHRONIC KIDNEY DISEASE
DI RSUD KOTA TANGERANG
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh :
MAHDIYATUL ITQIYAH
NIM : 211030121605

JURUSAN PENDIDIKAN S1 KEPERAWATAN


STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. Z DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : CHRONIC KIDNEY DISEASE
DI RSU KABUPATEN TANGERANG

1. Definisi
Gagal ginjal adalah ginjal kehilangan kemampuan untuk mempertahankan
volume dan komposisi cairan tubuh dlam keadaan asupan makanan normal.
Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yaitu kronik dan akut
(Nurarif & Kusuma, 2013).
Gagal Ginjal Kronik merupakan suatu kondisi dimana organ ginjal sudah
tidak mampu mengangkut sampah sisa metabolik tubuh berupa bahan yang
biasanya dieliminasi melalui urin dan menumpuk dalam cairan tubuh akibat
gangguan ekskresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan
metabolik, cairan, elektrolit, serta asam basa (Abdul, 2015)
Sedangkan menurut Black (2014) Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah
gangguan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih kembali, dimana
tubuh tidak mampu memelihara metabolisme dan gagal memelihara
keseimbangan cairan dan elektrolit yang berakibat pada peningkatan ureum.
Pada pasien gagal ginjal kronis mempunyai karakteristik bersifat menetap,
tidak bisa disembuhkan dan memerlukan pengobatan berupa, trensplantasi
ginjal, dialysis, peritoneal, hemodialysis dan rawat jalan dalam waktu yang
lama (Desfrimadona,2016).

2. Etiologi
Pada dasarnya, penyebab gagal ginjal kronik adalah penurunan laju filtrasi
glomerulus atau yang disebut juga penurunan glomerulus filtration rate
(GFR). Penyebab gagal ginjal kronik menurut Andra & Yessie, 2013):
1. Gangguan pembuluh darah : berbagai jenis lesi vaskuler dapat
menyebabkan iskemik ginjal dan kematian jaringan ginajl. Lesi yang
paling sering adalah Aterosklerosis pada arteri renalis yang besar, dengan
konstriksi skleratik progresif pada pembuluh darah. Hyperplasia
fibromaskular pada satu atau lebih artieri besar yang juga menimbulkan
sumbatan pembuluh darah. Nefrosklerosis yaitu suatu kondisi yang
disebabkan oleh hipertensi lama yang tidak di obati, dikarakteristikkan
oleh penebalan, hilangnya elastistisitas system, perubahan darah ginjal
mengakibatkan penurunan aliran darah dan akhirnya gagal ginjal.
2. Gangguan imunologis : seperti glomerulonephritis
3. Infeksi : dapat dijelaskan oleh beberapa jenis bakteri terutama E.Coli yang
berasal dari kontaminasi tinja pada traktus urinarius bakteri. Bakteri ini
mencapai ginjal melalui aliran darah atau yang lebih sering secara
ascenden dari traktus urinarius bagiab bawah lewat ureter ke ginjal
sehingga dapat menimbulkan kerusakan irreversible ginjal yang disebut
pielonefritis.
4. Gangguan metabolik : seperti DM yang menyebabkan mobilisasi lemak
meningkat sehingga terjadi penebalan membrane kapiler dan di ginjal dan
berlanjut dengan disfungsi endotel sehingga terjadi nefropati amiloidosis
yang disebabkan oleh endapan zat-zat proteinemia abnormal pada dinding
pembuluh darah secara serius merusak membrane glomerulus.
5. Gangguan tubulus primer : terjadinya nefrotoksis akibat analgesik atau
logamberat.
6. Obstruksi traktus urinarius : oleh batu ginjal, hipertrofi prostat, dan
kontstriksi uretra.
7. Kelainan kongenital dan herediter : penyakit polikistik sama dengan
kondisi keturunan yang dikarakteristik oleh terjadinya kista atau kantong
berisi cairan didalam ginjal dan organ lain, serta tidak adanya jaringan
ginjal yang bersifat konginetal (hypoplasia renalis) serta adanya asidosis.
3. Patofisiologi

(Sumber: Brunner&Sudart, 2013 dan SDKI, 2016)


Gagal ginjal kronik disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti gangguan
metabolic (DM), infeksi (Pielonefritis), Obstruksi Traktus Urinarius,
Gangguan Imunologis, Hipertensi, Gangguan tubulus primer (nefrotoksin) dan
Gangguan kongenital yang menyebabkan GFR menurun.
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagai nefron (termasuk glomerulus
dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh).
Nefron- nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang
meningkat disertai reabsorbsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR/daya
saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾
dari nefron-nefron rusak. Beban bahanyang harus dilarut menjadi lebih besar
daripada yang bisa di reabsorbsi berakibat dieresis osmotic disertai poliuri dan
haus.
Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak berta mbah banyak timbul
disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala- gejala pada pasien
menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas
dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal
telah hilang 80%-90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian lebih
rendah itu. (Barbara C Long).
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolism protein (yang normalnya
diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan
mempengaruhi setiap system tubuh. Semakin banyak timbunan produk
sampah maka gejala akan semakin berat (Smeltzer dan Bare, 2011)

4. Manifestasi Klinis
Karena pada chronis kidney disease (CKD) setiap sistem tubuh
dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan menunjukkan se jumlah
tanda dan gejala. Keparahan tanda dan gejala tergantung pada bagian, tingkat
kerusakan, dan kondisi lain yang mendasari. Manifestasi yang terjadi pada
chronis kidney disease (CKD) antara lain terjadi pada system kardiovaskuler,
dermatologi, gastrointestinal, neurologis, pulmoner, muskuloskletal, dan
psiko-sosial menurut (Padila, 2014) di antaranya adalah:
a. Kardiovaskular
1) Hipertensi, yang diakibatkan oleh retensi cairan dan natrium dari
aktivitas sistem renin angiotensin aldosteron.
2) Gagal jantung kongestif
3) Edema pulmonari, akibat cairan yang berlebih
b. Dermatologi, seperti preuritis, yaitu penumpukan urea pada lapisan kulit.
c. Gastrointestinal, seperti anoreksia atau kehilangan nafsu makan, mual
sampai dengan terjadi muntah.
d. Neuromuskuler, seperti terjadi perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu
berkonsentrasi, kedutan otot sampai tremor.
e. Pulmonar, adanya pernafasan dangkal, adanya spuntum kental dan liat,
sampai terjadi edema pulmoner.
f. Muskulosklental, seperti terjadi pengeroposan tulang akibat terganggunya
hormon dihidroksi kolekalsi feron.
g. Hematologi ,pada sistem hematologi sering didapatkan adanya anemia.
Anemia sebagai akibat penurunan produksi eritropoetin, lesi,
gastroinstetinal uremik, penurunan usia sel darah merah, dan kehilangan
darah, biasanya dari saluran gastrointestinal perdarahan sekunder dari
trombosintopenia.
h. Psikososial, terjadi penurunan tingkat kepecayaan diri, danansietas.

5. Komplikasi
Seperti penyakit kronis lainnya, penderita CKDakan mengalami beberapa
komplikasi. Komplikasi dari CKD menurut (Suwitra, 2013) antara lain
adalah:

a. Hiperkalemia akibat penurunan sekresi asidosis metabolik, katabolisme,


dan masukan diet berlebih.
b. Perikarditis, efusi pericardial, dan tamponad jantung akibat retensi produk
sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
c. Hipertensi akibat ritensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin
angiotensin aldosterone.
d. Anemia akibat penurunan hormon eritropoetin
e. Penyakit tulang serta klasifikasi metabolic akibat ritensi fosfat, kadar
kalium serum yang rendah, metabolisme kadar vitamin D yang abnormal
dan meningkatkan kadar alumunium akibat peningkatan nitrogen.
f. Uremia akibat peningkatan kadar ureum dalam tubuh
g. Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebih
h. Malnutrisi karena anoreksia, mual dan muntah
i. Hiperparatiroid dan hiperfosfatemi

6. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan adalah menjaga keseimbangan cairan elektrolit
danmencegah komplikasi, yaitu sebagai berikut (Muttaqin, 2011) :
1) Dialisis
Dialisis dapat dilakukan dengan mencegah komplikasi gaga l ginjal yang
serius, seperti hyperkalemia, pericarditis, dan kejang. Dialisis
memperbaiki abnormalitas biokimia, menyebabkan cairan, protein dan
natrium dapat dikonsumsi secara bebas, menghilangkan kecenderungan
perdarahan dan membantu penyembuhan luka.
Dialisis atau dikenal dengan nama cuci darah adalah suatu metode terpi
yang bertujuan untuk menggantikan fungsi/kerja ginjal yaitu membuang
zat-zat sisa dan kelebihan cairan dari tubuh. Terapi ini dilakukan apabila
fungsi kerja ginjal sudah sangat menurun (lebih dari 90%) sehingga tidak
lagi mampu untuk menjaga kelangsungan hidup individu, maka perlu
dilakukan terapi. Selama ini dikenal ada 2 jenis dialisis :
a. Hemodialisis (cuci darah dengan mesin dialiser)
Hemodialisis atau HD adalah jenis dialisis dengan menggunakan
mesin dialiser yang berfungsi sebagai ginjal buatan. Pada proses ini,
darah dipompa keluar dari tubuh, masuk kedalam mesin dialiser.
Didalam mesin dialiser, darah dibersihkan dari zat-zat racun melalui
proses difusi dan ultrafiltrasi oleh dialisat (suatu cairan khusus untuk
dialisis), lalu setelah darah selesai di bersihkan, darah dialirkan
kembali kedalam tubuh. Proses ini dilakukan 1-3 kali seminggu di
rumah salit dan setiap kalinya membutuhkan waktu sekitar 2-4 jam.
b. Dialisis peritoneal (cuci darah melalui perut)
Terapi kedua adalah dialisis peritoneal untuk metode cuci darah
dengan bantuan membrane peritoneum (selaput rongga perut). Jadi,
darah tidak perlu dikeluarkan dari tubuh untuk dibersihkan dan
disaring oleh mesin dialisis.
2. Koreksi hiperkalemi
Mengendalikan kalium darah sangat penting karena hiperkalemi dapat
menimbulkan kematian mendadak. Hal pertama yang harus diingat adalah
jangan menimbulkan hiperkalemia. Selain dengan pemeriksaan darah,
hiperkalemia juga dapat didiagnosis dengan EEG dan EKG. Bila terjadi
hiperkalemia, maka pengobatannya adalah dengan mengurangi intake
kalium, pemberian Na Bikarbonat, dan pemberian infus glukosa.
3. Koreksi anemia
Usaha pertama harus ditujukan untuk mengatasi factor defisiensi,
kemudian mencari apakah ada perdarahan yang mungkin dapat diatasi.
Pengendalian gagal ginjal pada keseluruhan akan dapat meninggikan Hb.
Tranfusidarah hanya dapat diberikan bila ada indikasi yang kuat, misalnya
ada infusiensi coroner.
4. Koreksi asidosis
Pemberian asam melalui makanan dan obat-obatan harus dihindari.
Natrium Bikarbonat dapat diberikan peroral atau parenteral. Pada
permulaan 100 mEq natrium bikarbonat diberi intravena perlahan-lahan,
jika diperlukan dapat diulang. Hemodialisis dan dialisis peritoneal dapat
juga mengatasi asidosis.
5. Pengendalian hipertensi
Pemberian obat beta bloker, alpa metildopa dan vasodilatator dilakukan.
Mengurangi intake garam dalam mengendalikan hipertensi harus hati- hati
karena tidak semua gagal ginjal disertai retensi natrium.
6. Transplantasi ginjal
Dengan pencakokkan ginjal yang sehat ke pasien gagal ginjal kronik,
maka seluruh faal ginjal diganti oleh ginjal yang baru.

7. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium seperti: pemeriksaan urin (volumenya
biasanya< 400 ml/jam atau oliguria atau urin tidak ada/anuria, perubahan
warna urin bisa disebabkan karena ada pus/darah/bakteri/lemak/partikel
koloid/miglobin, berat jenis <1.015menunjukkan gagal ginjal,
osmolalitas<350 menunjukkan kerusakan tubular), pemeriksaan kliren
kreatinin mungkin agak turun, pemeriksaan natrium, pemeriksaan protein,
dan pemeriksaan darah (kreatinin,SDM, Hitung darah lengkap, GDA)
b. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi ginjal,
biopsy ginjal, endoskopi ginjal, EKG, KUB foto(untuk menunjukkan
ukuran ginjal), arteriogram ginjal (mengkaji sirkulasi ginjal dan
mengidentifikasi ekstravaskuler, massa), pyelogram retrogad (untuk
menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal), sistouretrogram (berkemih
untuk menunjukkan ukuran kandung kemih, refluk kedalam ureter, dan
retensi) (Nuari. 2017)
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama proses perawatan yang akan
membantu dalam penentuan status kesehatan dan pola pertahanan pasien,
mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan pasien serta merumuskan diagnose
keperawatan (Smeltezer and Bare, 2011 : Kinta, 2012).
1) Identitas pasien
Meliputi nama lengkat, tempat tinggal, umur, tempat lahir, asal suku
bangsa,nama orang tua, pekerjaan orang tua.
2) Keluhan utama
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan
tidur,takikardi/takipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.
Riwayat kesehatan pasien dan pengobatan sebelumnya Berapa lama pasien
sakit, bagaimana penanganannya, mendapat terapi apa, bagaimana cara
minum obatnya apakan teratur atau tidak, apasaja yang dilakukan pasien
untuk menaggulangi penyakitnya.
3) Aktifitas/istirahat :
Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise, gangguan tidur (insomnia/gelisah
atau samnolen), kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang
gerak
4) Sirkulasi
Adanya riwayat hipertensi lama atau berat, palpatasi, nyeri dada (angina),
hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak
tangan, nadi lemah, hipotensi ortostatik menunjukkan hipovolemia, yang
jarang pada penyakit tahap akhir, pucat, kulit coklat kehijauan, kuning,
kecenderungan perdarahan.
5) Integritas ego
Faktor stress, perasaan tak berdaya, taka da harapan, taka da kekuatan,
menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan
kepribadian.
6) Eliminasi
Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (pada gagal ginjal tahap
lanjut), abdomen kembung, diare, atau konstipasi, perubahan warna urine,
contoh kuning pekat, merah, coklat, oliguria.
7) Makanan/Cairan
Peningkatan berat badan cepat (oedema), penurunan berat badan
(malnutrisi), anoreksia, nyeriulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap
pada mulut (pernapasan ammonia), penggunaan diuretic, distensi
abdomen/asietes, pembesaran hati (tahap akhir), perubahan turgor
kulit/kelembaban, ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah
8) Neurosensori
Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang, syndrome “kaki
gelisah”, rasa terbakar pada telapak kaki, kesemutan dan kelemahan,
khususnya ekstremitas bawah, gangguan status mental, contoh penurunan
lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori,
kacau, penurunan tingkat kesadaran, stupor, kejang, fasikulasi otot,
aktivitas kejang, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis
9) Nyeri/kenyamanan
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki dan perilaku berhati-
hati/distraksi, gelisah.
10) Pernapasan
Napas pendek, dyspnea, batuk dengan/tanpa sputum kental dan banyak,
takipnea, dyspnea, peningkatan frekuensi/kedalaman dan batuk dengan
sputum encer (edema paru).
11) Keamanan
Kulit gatal, ada/berulangnya infeksi, pruritus, demam (sepsis, dehidrasi),
normotermia dapat secara actual terjadi peningkatan pada pasien yang
mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal, petekie, area ekimosis
pada kulit, fraktur tulang, keterbatasan gerak sendi
12) Seksualitas
13) Penurunan libido, amenorea, infertilitas Interaksi social
Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja,
mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga.
14) Penyuluhan/Pembelajaran
Riwayat Diabetes Melitus (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit
polikistik, nefritis herediter, kalkulus urenaria, maliganansi, riwayat
terpejan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan, penggunaan
antibiotic nefrotoksik saat ini/berulang.

B. Diagnosis
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. diagnosis
keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu diagnosis negatif dan diagnosis
positif . diagnosis negatif menunjukkan bahwa pasien dalam kondisi sakit atau
beresiko mengalami sakit sehingga penegakan diagnosis ini akan
mengarahkan pemberian intervensi keperawatan yang bersifat penyembuhan,
pemulihan dan pencegahan. Diagnosis ini terdiri atas Diagnosis Aktual dan
Diagnosis Resiko. Sedangkan diagnosis positif menunjukkan bahwa pasien
dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat dan optimal.
Diagnosis ini disebut juga dengan DiagnosisPromosi Kesehatan (ICNP, 2015)
Pada diagnosis aktual, indikator diagnostiknya terdiri atas penyebab dan
tanda/gejala. Pada diagnosis resiko tidak memiliki penyebab dan tanda/gejala,
hanya memiliki faktor resiko.

Diagnosa keperawatan ditegakkan atas dasar data pasien. Kemungkinan


diagnosa keperawatan dari orang dengan kegagalan ginjal kronis adalah
sebagai berikut (Brunner&Sudart, 2013 dan SDKI, 2016):
1) Hipervolemia
2) Defisit nutrisi
3) Nausea
4) Gangguan integritas kulit/jaringan
5) Gangguan pertukaran gas
6) Intoleransi aktivitas
7) Resiko penurunan curah jantung
8) Perfusi perifer tidak efektif
9) Nyeri akut

C. Perencanaan
Intervensi keperawatan adalah segala bentuk treatment yang
dikerjakan oleh perawat didasarkan pada pengetahuan dan penilaian
klinis untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan (Tim Pokja SIKI
DPP PPNI, 2018). Diagnosa berdasarkan SIKI adalah :

Diagnosa Intervensi
No. Tujuan dan Kriteria
keperawatan
Hasil
1. Hipervolemia Setelah dilakukan Manajemen Hipervole mia
tindakan keperawatan Observasi:
selama 3x24 jam maka - Periksa tanda dan gejala
hipervolemia meningkat hipervolemia (edema,
dengan kriteria hasil: dispnea, suara napas
1. Asupan cairan tambahan)
meningkat - Monitor intake dan output
2. Haluaran urin cairan
meningkat - Monitor jumlah dan warna urin
3. Edema menurun Terapeutik
4. Tekanan darah - Batasi asupan cairan dan garam
membaik - Tinggikan kepala tempat tidur
5. Turgor kulit membaik Edukasi
- Jelaskan tujuan da n
prosedur pemantauan
cairan
Kolaborasi
- Kolaborasai pemberian diuretik
- Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat
deuretik
- Kolaborasi pemberian
continuous renal replecement
therapy
- (CRRT), jika perlu
2. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
tindakan keperawatan Observasi
selama 3x24 jam - Identifikasi status nutrisi
diharapkan pemenuhan - Identifikasi makanan yang
kebutuhan nutrisi pasien disukai
tercukupi dengan kriteria - Monitor asupan makanan
hasil: - Monitor berat badan
1. intake nutrisi tercukupi Terapeutik
2. asupan makanan - Lakukan oral hygiene
dan cairan sebelummakan, jika perlu
tercukupi - Sajikan makanan secara
menarikdan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori
- dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan, jika perlu
- Kolaborasi pemberian
medikasisebelum makan

3. Nausea Setelah dilakukan Manajemen Mual


tindakan keperawatan Observasi
selama 3x24 jam maka - Identifikasi pengalaman mual
nausea membaik dengan - Monitor mual (mis.
kriteria hasil: Frekuensi, durasi, dan
1. Nafsu makan membaik tingkat keparahan)
2. Keluhan mual Terapeutik
menurun - Kendalikan faktor
3. Pucat membaik lingkungan penyebab (mis.
4. Takikardia membaik Bau tak sedap, suara, dan
(60-100 kali/menit) rangsangan visual yang
tidak menyenangkan)
- Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab mual (mis.
Kecemasan, ketakutan,
kelelahan)
Edukasi
- Anjurkan istirahat dan
tidurcukup
- Anjurkan sering
membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang
mual
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengatasi mual(mis.
Relaksasi, terapi musik,
akupresur)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antiemetik,jika perlu
4. Kerusakan Setelah dilakukan Perawatan integritas kulit
integritas kulit tindakankeperawatan Obsevasi
selama 3x24 - Identifikasi penyebab
jam diharapkan integritas gangguan integritas kulit (mis.
kulit dapat terjaga dengan Perubahan sirkulasi, perubahan
kriteria hasil: status nutrisi)
1. Integritas kulit yang baik Terapeutik
bisa dipertahankan - Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
2. Perfusi jaringan baik baring
3. Mampu melindungi kulit - Lakukan pemijataan pada area
dan mempertahankan tulang, jika perlu
kelembaban kulit - Hindari produk berbahan
dasar alkohol pada kulit kering
Bersihkan perineal dengan air
hangat
Edukasi
- Anjurkan menggunakan
pelembab(mis. Lotion atau
serum)
- Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya Anjurkan minum
air yang cukup Anjurkan
menghindari terpapar suhu
ekstrem
5. Gangguan Setelah dilakukan Pemantauan respirasi
pertukaran gas tindakan keperawatan Observasi
selama 3x24 jam - Monitor frekuensi,
diharapkan pertukaran irama, kedalaman dan upaya
gas tidak terganggu napas
dengakkriteria hasil: - Monitor pola napas
1. Tanda-tanda vital - Monitor saturasi oksigen
dalamrentang normal - Auskultasi bunyi napas
2. Tidak terdapat otot Terapeutik
bantunapas - Atur interval
3. Memlihara kebersihan pemantauan respirasi sesuai
paru dan bebas dari kondisi pasien
tanda-tanda distress - Bersihkan sekret pada mulut
pernapasan danhidung, jika perlu
- Berikan oksigen tambahan,
jikaperlu
- Dokumentasikan
hasilpemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedurpemantauan
- Informasikan hasil
- pemantauan
Kolaborasi
- Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
6. Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen Energi
Aktivitas tindakan keperawatan Observasi
selama 3x24 jam - Monitor kelelahan fisik
toleransi aktivitas - Monitor pola dan jam tidur
meningkat dengan Terapeutik
kriteria hasil: - Lakukan latihan rentang
1. Keluhan lelah menurun gerakpasif/aktif
2. Saturasi oksigen - Libatkan keluarga dalam
dalam rentang melakukan aktifitas, jika
normal (95%- 100%) perlu
3. Frekuensi nadi dalam Edukasi
rentang normal (60- - Anjurkan melakukan
100kali/menit) aktifitassecara bertahap
4. Dispnea saat - Anjurkan keluarga untuk
beraktifitas dan memberikan penguatan
setelah beraktifitas positif
menurun (16-20 Kolaborasi
kali/menit) - Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan

7. Resiko Setelah dilakukan Perawatan Jantung


penurunan asuhan keperawatan Observasi:
curahjantung selama 3x24 jam - Identifikasi tanda dan gejala
diharapkan penurunan primer penurunan curah
curah jantung jantung (mis. Dispnea,
meningkat dengan kelelahan)
kriteria hasil: - Monitor tekanan darah
1. Kekuatan nadi - Monitor saturasi oksigen
perifermeningkat Terapeutik:
2. Tekanan darah - Posisikan semi-fowler
membaik 100-130/60- ataufowler
90 mmHg - Berikan terapi oksigen
3. Lelah menurun Edukasi
4. Dispnea menurun - Ajarkan teknik relaksasi
dengan frekuensi 16-24 napasdalam
x/menit - Anjurkan beraktifitas fisik
sesuaitoleransi
Kolaborasi
- kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu

8. Perfusi perifer Setelah dilakukan Perawatan sirkulasi


tidak efektif tindakan perawatan Observasi
selama 3x24 jam maka - Periksa sirkulasi perifer
perfusi perifer (mis. Nadi perifer, edema,
meningkat dengan pengisian kapiler, warna,
kriteria hasil: suhu)
1. Denyut nadi - Monitor perubahan kulit
perifermeningkat - Monitor panas, kemerahan,
2. Warna kulit nyeriatau bengkak
pucat menurun - Identifikasi faktor
3. Kelemahan risiko gangguan
otot menurun sirkulasi
4. Pengisian Terapeutik
kapiler - Hindari pemasangan infus
membaik atau pengambilan darah di
5. Akral membaik area keterbatasan perfusi
Turgor kulit - Hindari pengukuran
membaik tekanan darah pada
ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
- Lakukan pencegahan infeksi
- Lakukan perawatan kaki
dankuku
Edukasi
- Anjurkan berhenti
merokok
- Anjurkan berolahraga
rutin
- Anjurkan mengecek air mandi
untuk menghindari kulit
terbakar
- Anjurkan meminum obat
pengontrol tekanan darah
secarateratur
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
kortikosteroid, jika perlu
9. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
tindakan keperawatan Observasi
selama 3x24 jam maka - Identifikasi factor pencetus
tautan nyeri meningkat danpereda nyeri
dengan kriteria hasil: - Monitor kualitas nyeri
1. Melaporkan nyeri - Monitor lokasi dan
terkontrol penyebarannyeri
meningkat - Monitor intensitas nyeri
2. Kemampuan denganmenggunakan skala
mengenalionset nyeri - Monitor durasi dan
meningkat frekuensinyeri
3. Kemampuan Teraupetik
menggunakan - Ajarkan Teknik
teknik nonfarmakologis
nonfarmakologis untuk mengurangi
meningkat rasa nyeri
4. Keluhan nyeri - Fasilitasi istirahat dan tidur
penggunaan Edukasi
analgesikmenurun - Anjurkan memonitor
5. Meringis menurun nyerisecara mandiri
6. Frekuensi - Anjurkan
nadi menggunakan
membaik analgetik secara tepat
7. Pola nafas membaik Kolaborasi
8. Tekanan darah - Kolaborasi pemberian
membaik obatanalgetik
DAFTAR PUSTAKA

Andra, S.W., & Yessie, M.P. (2013). KMB 1 Keperawatan


Medikal Bedah Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh
Askep. Yogyakarta: Nuha Medika

Black, J & Hawks, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah:


Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan.
Dialihbahasakan oleh Nampira R. Jakarta: Salemba
Emban Patria

Desfrimadona, (2016). Kualitas Hidup pada Pasien Gagal ginjal


Kronik dengan Hemodialisa di RSUD Dr. M. Djamil
Padang. Diploma Thesis Univesitas Andalas

Kinta, (2012). Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan


pada pasien denganGagal Ginjal Kronik. Scribd. Diakses
pada 30 November 2018

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:


Definisi dan IndikatorDiagnostik, Edisi 1. Jakarta:DPP
PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:


Definisi dan TindakanKeprawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP
PPNI.

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:


Definisi dan KriteriaHasil Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta:DPP PPNI.

Smeltzer & Bare. (2011). Textbook of Medical Surgical Nursing


volume 1).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. Z DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : CHRONIC KIDNEY DISEASE
DI RSUD KOTA TANGERANG
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh :
MAHDIYATUL ITQIYAH

NIM : 211030121605

JURUSAN PENDIDIKAN S1 KEPERAWATAN


STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
TAHUN 2022
A. PENGKAJIAN

Jam : 15.00
Pengkajian tgl : 29/03/2022 NO. RM 00271920
Tanggal MRS : 29/03/2022 Dx. Masuk : CKD
Ruang/Kelas : Cendana 1 Dokter yang merawat : dr. Kiki
Maharani, SpPD
Nama : Ny. Z Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 49 tahun Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam Penanggung Biaya : BPJS
Identitas

Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Alamat : KP Pabuaran
Keluhan utama :

Klien mengeluh sesak nafas satu hari sebelum masuk Rumah Sakit, kaki bengkak sudah
Riwayat Sakit dan Kesehatan

1 bulan, aktivitas di bantu oleh keluarga, saat jalan jauh pasien cepat lelah dan perut
semakin membesar satu minggu yang lalu

Penyakit yang pernah diderita :


Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit Hipertensi

Riwayat penyakit keluarga :


Klien mengatakan ibunya ada riwyat penyakit Hipertensi

Riwayat alergi: � ya ● tidak Jelaskan : -

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum: � baik � sedang ● lemah Kesadaran: compos mentis
Tanda vital TD:194/102 mmHg Nadi: 107x/menit Suhu : 36C RR: 28x/menit
Saturasi Oksigen : 95%
Pola nafas irama: ● Teratur � Tidak teratur
●Dispnoe � Kusmaul � Ceyne Stokes
Pernafasan

Jenis Lain-lain:
Suara nafas: � verikuler � Stridor � Wheezing � Ronchi Lain-lain:
Sesak nafas ● Ya �Tidak � Batuk ● Ya � Tidak
Masalah: -

Irama jantung: ○ Reguler ● Ireguler S1/S2 tunggal ○ Ya � Tidak


Kardiovask

Nyeri dada: ○Ya ● Tidak


● Normal ○ Murmur � Gallop
uler

Bunyi jantung: lain-lain


CRT: ○ < 3 dt ●> 3 dt
Akral: ○Hangat � Panas ● Dingin kering � Dingin basah
Masalah: Risiko penurunan curah jantung (D.0011)

GCS Eye:4 Verbal: 5 Motorik:6 Total: 15


Refleks fisiologis: � patella � triceps � biceps lain- lain: Normal
Persyarafan

Refleks patologis: � babinsky � budzinsky � kernig lain- lain: Normal Lain-


lain:
Istirahat / tidur: ± 8 jam Gangguan tidur: -
Masalah: -

Penglihatan (mata)
Pupil : ●Isokor � Anisokor � Lain- lain:
Sclera/Konjungtiva : ● Anemis � Ikterus � Lain- lain: Lain-
lain :
Pendengaran/Telinga :
Penginderaan

Gangguan pendengaran : � Ya ● Tidak Jelaskan:


Lain-lain :
Penciuman (Hidung)
Bentuk : ● Normal � Tidak Jelaskan:
Gangguan Penciuman : � Ya ●Tidak Jelaskan:
Lain-lain
Masalah: -

Kebersihan: ●Bersih � Kotor


Urin: ada Jumlah: 2500 Warna: kuning Bau: berbau
Alat bantu (kateter, dan lain-lain):
Perkemihan

Kandung kencing: Membesar �Ya ● Tidak


Nyeri tekan � Ya ● Tidak
Gangguan: � Anuria � Oliguri � Retensi
� Nokturia � Inkontinensia � Lain-lain:
Masalah: -
Nafsu makan: ● Baik � Menurun Frekuensi: 3 x/hari
Porsi makan: ● Habis � Kotor � Berbau
Mukosa �Lembab Tidak Ket: -
Diet : NTRGRP
Minum: Sebelum sakit 2500 cc/hari Jenis: Air putih
Mulut dan Tenggorokan
Mulut: ● Bersih � Kotor � Berbau
Mukosa �Lembab ● Kering � Stomatitis
Tenggorokan � Nyeri telan � Kesulitan menelan
� Pembesaran tonsil � Lain-lain: Normal
Pencernaan

Abdomen � Tegang � Kembung ● Ascites � Nyeri tekan, lokasi:


Peristaltik 12 x/mnt
Pembesaran hepar � Ya ●Tidak
Pembesaran lien � Ya ●Tidak
Buang air besar 1 x/hari Teratur: ● Ya � Tidak
Konsistensi Bau: ya Warna: kuning
Lain-lain:

Masalah: Hipervolemia (D.0022)

Kemampuan pergerakan sendi: ● Bebas � Terbatas


Kekuatan otot: 5 5
44
Muskuloskeletal/ Integumen

Kulit
Warna kulit: � Ikterus � Sianotik � Kemerahan ●Pucat � Hiperpigmentasi
Turgor: � Baik ●Sedang � Jelek
Odema: ●Ada �Tidak ada Lokasi : kedua Kaki
Luka � Ada ● Tidak ada Lokasi
Tanda infeksi luka � Ada ●Tidak ada Yangditemukan:- :
kalor/dolor/tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Lain-lain :

Masalah: Intoleransi aktifitas (D.0056)

Pembesaran Tyroid � Ya ● Tidak


Endokrin

Hiperglikemia � Ya ● Tidak Hipoglikemia � Ya � Tidak


Luka gangren � Ya ● Tidak Pus � Ya � Tidak
Masalah: -
Mandi : 2 x/hari Sikat gigi : Ya
Keramas : Seminggu 3x Memotong kuku: 2 Minggu sekali
Personal
Higiene

Ganti pakaian : Ya

Masalah: -
Orang yang paling dekat: Suami
Psiko-sosio-spiritual
Hubungan dengan teman dan lingkungan sekitar: Baik

Kegiatan ibadah: Ya

Lain-lain :
Masalah: -
Laboratorium :

Tgl Pemeriksaan Hasil Nilai normal


29/03/2022 Hemoglobin 6.7 gr/dL (13.20 – 17.03)
Leukosit 7.88 x 10³/ᵁᴸ (5.00 – 10.00)
Pemeriksaan penunjang

Hematokrit 20 % (37 – 43)


Trombosit 168 x 10³/ᵁᴸ (140- 440)
GDS 95 mg/dL (< 180)
Ureum 148 mg/dL (0 –50)
Creatinin 14.1 mg/dL (0.0 – 1.3)
Elektrolit :
Natrium 142 mmol/L (136 – 145)
Kalium 5.2 mmol/L ( 3.5 – 4.1)
Chlorida 106 mmol/L ( 96 – 105)

Rontgen Thorax Tanggal 29/03/2022:


Radiologi/ USG, dll

- Kardiomegali
- Suspek Pneumonia
Data obat

a. Cairan :
Klien memiliki batasan cairan minum 800 cc/hr
Terapi obat :
- Amlodipin 1x10 mg (PO)
- Asam Folat 2x5 mg (PO)
- Caco3 3x500 mg (PO)
Terapi:

- Bicnat 3x500 mg (PO)


- Vit B12 3x500 mg (PO)
- Clonidin 3x0.15 mg (PO)
- Candesartan 2x16 mg (PO)
- Ceftriaxon 2x1 gr (IV)
- Lasix 5 mg/jam (IV)
- Perdipin 1 mg/jam (IV)

b. Diit : NTRGRP

Data Problem Etiologi


DS : Risiko penurunan curah Perubahan afterload
- Klien mengatakan
sesak napas jantung (D. 0011)
DO :
- TD 194/102 mmHg Nadi 107 x
/menit RR: 26 x/menit Saturasi: 95
%
DS : Hipervolemia (D. 0022) Gangguan
- Klien mengatakan perut semakin
membesar mekanisme regulasi
- Klien mengatakan kedua
kaki bengkak
DO :
- Edema pada kedua kaki
- Asites
- Kadar hemoglobin 6.7 mg/dL
DS : Intoleransi Aktivitas Kelemahan
- Klien mengatakan
aktivitas di bantu (D.0056)
keluarga
DO :
- Lemah
- Klien tampat berbaring ditempat
tidur

B. DIGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan afterload
(D. 0011)
2. Hipervolemia berhubungan dengan Gangguan mekanisme regulasi (D.
0022)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan (D.0056)

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama pasien : Ny. Z Nama Mahasiswa : Mahdiyatul
Itqiyah
Ruang : Cendana 1 NIM : 211030121605
No.M.R. : 002719204696
No Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
dan jam Keperawatan (PES) Hasil

I Risiko penurunan Setelah dilakukan Perawatan Jantung (I. 02075)


29/03/20
Observasi:
22 curah jantung asuhan keperawatan
- Identifikasi tanda dan gejala
Jam berhubungan selama 3x24 jam primer penurunan curah
jantung (mis. Dispnea,
15:00 dengan Perubahan diharapkan
kelelahan)
afterload (D. 0011) penurunan curah - Monitor tekanan darah
- Monitor saturasi oksigen
jantung (L. 02008)
- Monitor intake dan output
dengan kriteria hasil: cairan
Terapeutik:
1. Edema menurun
- Posisikan semi-fowler atau
(5) fowler
- Berikan terapi oksigen
2. Tekanan darah
membaik (5) Edukasi
- Ajarkan pasien dan keluarga
3. Lelah menurun (5)
mengukur intake dan output
4. Dispnea menurun cairan harian
- Anjurkan beraktifitas fisik
(5) sesuai toleransi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
II 29/03/20 Hipervolemia Setelah dilakukan Manajemen Hipervolemia
22 (I.03114)
tindakan keperawatan Observasi:
Jam berhubungan
selama 3x24 jam - Periksa tanda dan gejala
dengan Gangguan maka Keseimbangan hipervolemia (edema,
dispnea, suara napas
17.15- mekanisme regulasi Cairan (L.03021)
tambahan)
selesai (D. 0022) dengan kriteria hasil: - Monitor intake dan output
1. Asupan cairan cairan
meningkat (5) Terapeutik
2. Haluaran urin - Batasi asupan cairan dan garam
meningkat (5) - Tinggikan kepala tempat tidur
3. Edema menurun (5) 30-40o
4. Tekanan darah Edukasi
membaik (5) - Ajarkan cara membatasi cairan
5. Turgor kulit
membaik (5) Kolaborasi
- Kolaborasai pemberian diuretik

III Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen Energi


29/03/20
22 aktivitas tindakan keperawatan (I.05178)
Jam berhubungan 3x24 jam diharapkan Observasi
19.25- dengan Kelemahan toleransi aktivitas. - Identifikasi gangguan
selesai (D.0056) Kriteria hasil : fungsi tubuh yang
(L.05047) mengakibatkan kelelahan
1) Saturasi oksigen - Monitor kelelahan fisik dan
meningkat (5) emosional
2) Kemudahan - Monitor lokasi dan
dalam melakukan ketidaknyamanan selama
aktivitas sehari- melakukan aktivitas
hari meningkat Terapeutik
(5) - Sediakan lingkungan yang
3) Kekuatan tubuh nyaman
bagian bawah - Lakukan aktivitas
meningkat (5) rentang gerak pasif dan aktif
4) Perasaan lemah Edukasi
menurun (5) - Anjurkan melakukan aktivitas
5) Jarak berjalan secara bertahap
Meningkat (5)

D. CATATAN PERAWATAN
Nama Klien : Ny. Z
Diagnosis Medis : CKD
Ruang Rawat : Cendana 1
Tgl/ No. DK Implementasi Tanda Tangan
Jam
29/03/2022 I 1. Mengidentifikasi tanda dan gejala primer
jam 15:00 penurunan curah jantung (mis. Dispnea,
kelelahan)
Hasil : sesak sudah membaik RR: 24 x/menit
15:30 2. Memonitor tekanan darah
Hasil : TD: 180/100 mmHg, Nadi: 100 x/menit
15:50 3. Memonitor saturasi oksigen
Hasil : Saturasi 98%
16:10 4. Memposisikan semi-fowler atau fowler
Hasil : Posisi semi-fowler
16:30 5. Memberikan terapi oksigen
Hasil : Nasal canul 3 l/menit, sesak berkurang
16:50 6. Mengajarkan pasien dan keluarga mengukur
intake dan output cairan harian
Hail : Klien dan kelurga mengerti
17:05 7. Menganjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi
Hasil : Klien dan kelurga mengerti
29/03/2022 II 1. Memeriksa tanda dan gejala hipervolemia
jam 17:15
(edema,dispnea, suara napas tambahan)
Hasil : Bengkak kedua kakinya menurun
2. Memonitor intake dan output cairan
17:30
Hasil : Intake 1200 cc/hari, Output : 2500 cc/hari
3. Membatasi asupan cairan dan garam

17:50 Hasil : Asupan cairan hanya 1200 cc/hari dan


rendah garam
4. Meninggikan kepala tempat tidur 30-40o
18:10 Hasil : Klien posisi semi-fowler
5. Mengajarkan cara membatasi cairan
18:30 Hasil : Klien minum 1200 cc/hari
6. Berkolaborasai pemberian diuretik
18:50 Hasil : Lasix 5 mg/jam

29/03/2022 III 1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang


jam 19:20 mengakibatkan kelelahan
Hasil : tubuh klien masih lemah
19:30 2. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
Hasil : Klien masih belum nyaman saat
melakukan aktivitas masih di bantu
19:45 3. Menyediakan lingkungan yang nyaman
Hasil : Klien merasa nyaman dengan lingkungan
sekitar karena tidak ada bising suara
20:00 4. Melakukan aktivitasrentang gerak pasif dan aktif
Hasil : Klien masih di bantu oleh keluarga
20:15 5. Menganjurkan tirah baring
Hasil : Klien lebih nyaman posisi duduk atau semi
fowler
20:30
6. Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
Hasil : Klien masih di bantu oleh kelurga

Tgl/ No. DK Implementasi Tanda Tangan


Jam
30/03/2022 I 1. Memonitor tekanan darah
jam 15:00 Hasil : TD: 176/100 mmHg, Nadi: 98 x/menit
15:15 2. Memonitor saturasi oksigen
Hasil : Saturasi 99%
15:30 3. Memberikan terapi oksigen
Hasil : Nasal canul 2 l/menit, sesak semakin
berkurang
15:50 4. Mengajarkan pasien dan keluarga mengukur
intake dan output cairan harian
Hail : Klien dan kelurga mengerti
16:20 5. Menganjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi
Hasil : Klien dan kelurga mengerti apa yang
dianjurkan
30/03/2022 II 1. Memeriksa tanda dan gejala hipervolemia
(edema,dispnea, suara napas tambahan)
jam 16:35
Hasil : Bengkak kedua kakinya semakin
menurun
2. Memonitor intake dan output cairan
16:50
Hasil : Intake 1000 cc/hari, Output : 2600 cc/hari
3. Membatasi asupan cairan dan garam
17:15
Hasil : asupan cairan hanya 1000 cc/hari dan
rendah garam
- Mengajarkan cara membatasi cairan
17:35
Hasil : Klien minum 1000 cc/hari
17:50 - Berkolaborasai pemberian diuretik
Hasil : Lasix 5 mg/jam
30/03/2022 III 1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
jam 18:25 mengakibatkan kelelahan
Hasil : tubuh klien semakin membaik
18:35 2. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
Hasil : Klien sudah nyaman melakukan aktivitas
meskipun masih terbatas
18:50 3. Melakukan aktivitas rentang gerak pasif dan
aktif
Hasil : Klien sudah sudah bisa melakukan
aktivitas sendiri meskipun terbatas
19:20 4. Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
Hasil : Klien sudah sudah bisa melakukan
aktivitas sendiri meskipun terbatas

Tgl/ No. DK Implementasi Tanda Tangan


Jam
31/03/2022 I 1. Memonitor tekanan darah
jam 15:00 Hasil : TD: 165/90 mmHg, Nadi: 78 x/menit
15:20 2. Memonitor saturasi oksigen
Hasil : Saturasi 100%
15:40 3. Memberikan terapi oksigen
Hasil : klien sudah tidak pakai oksigen
16:10 4. Mengajarkan pasien dan keluarga mengukur
intake dan output cairan harian
Hail : Klien dan kelurga mengerti
31/03/2022 II 1. Memeriksa tanda dan gejala hipervolemia
jam 16:30
(edema,dispnea, suara napas tambahan)
Hasil : Bengkak kedua kakinya semakin
menurun
16:450 2. Memonitor intake dan output cairan
Hasil : Intake 800 cc/hari, Output : 2000 cc/hari
3. Membatasi asupan cairan dan garam
17:00
Hasil : asupan cairan hanya 800 cc/hari dan rendah
garam
17:25 4. Mengajarkan cara membatasi cairan
Hasil : Klien minum 800 cc/hari
17:50 5. Berkolaborasai pemberian diuretik
Hasil : Lasix 5 mg/jam

31/03/2022 III 1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang


jam 18:20 mengakibatkan kelelahan
Hasil : tubuh klien semakin membaik
18:40 2. Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
Hasil : Klien sudah sudah bisa melakukan
aktivitas sendiri meskipun terbatas

E. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Ny. Z
Diagnosis Medis : CKD
Ruang Rawat : Cendana 1
Tanggal No. DK SOAP Tanda Tangan

29/03/2022 I S :
- Klien mengatakan sesak sudah berkurang
Jam 19:00
O :
- TD : 180/100 mmHg Nadi : 100x/menit RR :
24x/menit Saturasi : 98%
- Kesadaran compos mentis
- Klien masih tampak sesak dan menggunakan
nasal kanul 3 l/menit
A : Masalah Risiko penurunan curah jantung
teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Memonitor tekanan darah
2. Memonitor saturasi oksigen
3. Memberikan terapi oksigen
4. Mengajarkan pasien dan keluarga mengukur
intake dan output cairan harian
5. Menganjurkan beraktifitas fisik sesuai
toleransi
29/03/2022 II S : Klien mengatakan kedua kakinya masih
bengkak tapi sudah menurun
Jam 19:45
O:
- Keadaan umum sedang
- Kaki Bengkak
- Perut Asites
- Posisi semi fowler
- Minum 1200 cc/hari
- Urin 2500 cc/hari
A : Masalah Hiprevolemia teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Memeriksa tanda dan gejala hipervolemia
(edema,dispnea, suara napas tambahan)
2. Memonitor intake dan output cairan
3. Membatasi asupan cairan dan garam
4. Mengajarkan cara membatasi cairan
5. Berkolaborasai pemberian diuretik
29/03/2022 III S:
- Klien mengatakan masih lemas saat
Jam 20:45
beraktivitas
O:
- Klien tampak masih lemas
- Klien masih dibantu keluarga saat beraktivitas
A : Masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
2. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas
3. Melakukan aktivitas rentang gerak pasif dan
aktif
4. Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap

Tanggal No. DK SOAP Tanda Tangan

30/03/2022 I S :
- Klien mengatakan sesak sudah berkurang
Jam 19:10
O :
- TD : 176/100 mmHg Nadi : 98 x/menit RR :
22 x/menit Saturasi : 99%
- Kesadaran compos mentis
- Klien masih tampak sesak dan menggunakan
nasal kanul 2 l/menit
A : Masalah Risiko penurunan curah jantung
teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Memonitor tekanan darah
2. Memonitor saturasi oksigen
3. Memberikan terapi oksigen
4. Mengajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output cairan harian
30/03/2022 II S : Klien mengatakan kedua kakinya masih
bengkak tapi semakinmenurun
Jam 19:55
O:
- Keadaan umum sedang
- Kaki Bengkak
- Perut Asites
- Minum 1000 cc/hari
- Urin 2600 cc/hari
A : Masalah Hiprevolemia teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Memeriksa tanda dan gejala
hipervolemia (edema, dispnea, suara
napas tambahan)
2. Memonitor intake dan output cairan
3. Membatasi asupan cairan dan garam
4. Mengajarkan cara membatasi cairan
5. Berkolaborasai pemberian diuretik
30/03/2022 III S:
- Klien mengatakan sudah nyaman melaukan
Jam 20:50
aktivitas meskipun terbatas
O:
- Klien tampak masih lemas
- Klien sudah bisa melaukan aktivitas
A : Masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh
yang mengakibatkan kelelahan
2. Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
Tanggal No. DK SOAP Tanda Tangan

31/03/2022 I S :
- Klien mengatakan sudah tidak sesak
Jam 19:15
O :
- TD : 165/90 mmHg Nadi : 78 x/menit RR : 20
x/menit Saturasi : 100%
- Kesadaran compos mentis
- Klien sudah tidak menggunakan oksigen
A : Masalah Risiko penurunan curah jantung
teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Memonitor tekanan darah

31/03/2022 II S : Klien mengatakan kedua kaki bengkak


semakin menurun
Jam 20:05
O:
- Keadaan umum sedang
- Kaki Bengkak
- Minum 800 cc/hari
- Urin 2000 cc/hari
A : Masalah Hiprevolemia teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Memonitor intake dan output cairan
- Berkolaborasai pemberian diuretik
31/03/2022 III S:
- Klien mengatakan sudah melakukan aktivitas
Jam 20:50
O:
- Klien tampak masih lemas
- Klien sudah bisa melaukan aktivitas
A : Masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap

You might also like