You are on page 1of 30

Laporan Pendahuluan

PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis)

Birgitta Praniwi
211030121540
Pengertian

Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) atau Chronic


Obstructive Pulmunary Disease (COPD) adalah
penyakit yang dicirikan oleh keterbatasan aliran udara
yang tidak dapat pulih sepenuhnya
( Brunner&Suddarth ,2013)
Klasifikasi
• Derajat 0
• Derajat I (PPOK Ringan)
• Derajat II (PPOK Sedang)
• Derajat III (PPOK Berat)
• Derajat IV (PPOK Sangat Berat)
etiologi
1. Kebiasaan merokok
2. Faktor usia dan
jenis kelamin
3. Infeksi sistem
pernafasan akut
4. Kurangnya alfa anti
tripsin
Pemeriksaan penunjang

 Chest X-Ray  Darah Lengkap


 Pemeriksaan Fungsi  Kimia Darah
Paru  Sputum Kultur
 Total Lung Capacity  EKG
 Kapasitas Inspirasi  Exercise EKG, Stress
 FEV1/FVC test
 Atreial Blood Gasses
 Bronkogram
Komplikasi PPOK

Hipoksemia
Asidosis Respiration
Infeksi Respiration
Gagal jantung
Status asmatikus
Laporan kasus
asuhan keperawatan dengan
pasien PPOK
Birgitta Praniwi
211030121540
Kasus
Pasien Tn. S datang dengan sesak sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit semakin
memberat, batuk berdahak, keadaan lemas,tidak nafsu makan karna pasien
mual,riwayat PPOK dan Hipertensi pasien rutin minum obat amlodipin 5 mg, pasien
perokok aktif, pasien belum di vaksin covid-19, keadaan umum pasien sedang
kesadaran compos mentis, tekanan darah 142/82 mmHg, Nadi 90x/menit, Suhu 36,7C,
Respirasi 42 x/menit, Spo2 88% room air sat: 96% mengunakan oksigen nasal canul 5
lpm, saat di auskultasi terdengar rhonchi +/+ dan wheezing +/+, bunyi jantung reguler,
terlihat retraksi intercosta, akral teraba hangat, CRT <2 dtk, mukosa bibir kering, pada
abdomen tidak ada nyeri tekan, gambaran hasil thorax suspect bronkhopneumonia,
thorax emfisemathous, Cor dalam batas normal, hasil laboratorium Hemoglobin : 14.6
g/dL, Eritosit : 5.02 juta, Leukosit 4.200/ull, Hematokrit 41.8%, Trombosit 202.000,
Segm 75, Lim 11, Mo14, swab antigen negative, pasien mendapatkan terapi IVFD RL
20 tpm, Drip aminopillin 1 amp+40 cc Nacl 0.9% via syringe pump 4,2 cc/jam, injek
tarbutalin 3x0,3 cc subcutan, injek methilprednisolone 2x125mg, injk omeprazole 2x1
amp, injk ceftriaxone 2x2gr, nebulasi pulmicort 2x1, nebulasi combivent 4x1, acetyl
sistein 3x200mg, codein 3x20mg, sucralfat syr 4x1c.
Riwayat Sakit dan Kesehatan

1. Keluhan utama : Pasien Tn. S datang dengan sesak sejak 2 hari


sebelum masuk rumah sakit semakin memberat, batuk berdahak,
tidak nafsu makan karna pasien mual
2. Riwayat penyakit saat ini : Saat dilakukan pengkajian pasien sesak
sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit semakin memberat, batuk
berdahak, keadaan lemas, tidak nafsu makan karna pasien mual
3. Penyakit yang pernah diderita : riwayat PPOK dan Hipertensi pasien
rutin minum obat amlodipin 5 mg
4. Riwayat penyakit keluarga : keluarga pasien tidak mempunyai
penyakit yang di derita pasien, dan keluarga tidak mempunyai
riwayat penyakit diabetes millitus, hipertensi dan asma
5. Riwayat alergi:  ya  tidak Jelaskan : pasien tidak
ada riwayat alergi makanan ataupun obat
Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : sedang


Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 142/82 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36.7 C
Respirasi : 42 x/menit
SpO2 : 88% room air, 96 % O2 Nasal Canul 5 lpm
Sistem pernafasan
Pola nafas : tidak teratur
Jenis: Dispnea
Suara nafas : wheezing dan ronchi
Sesak nafas : ya , batuk : ya
Sistem Pencernaan
Nafsu makan : menurun frekuensi makan :
2x/hari
Porsi makan : tidak habis ½ porsi
Mukosa : kering
Penunjang Laboratorium & Rontgen
Hasil Darah Lengkap hasil thorax :
tanggal 29/03/2022 • suspect
• Hemoglobin : 14.6 g/dL bronkhopneumonia
• Eritosit : 5.02 juta • thorax emfisemathous
• Leukosit :4.200/ull • Cor dalam batas normal
• Hematokrit :41.8%
• Trombosit :202.000
• Segm :75, Lim :11,
Mo :14
• swab antigen negative
Terapi
• Terpasang RL 20 tpm
• Drip aminopillin 1 amp+40 cc Nacl 0.9% via syringe pump 4,2 cc/jam
• injek tarbutalin 3x0,3 cc subcutan
• injek methilprednisolone 2x125mg
• injk omeprazole 2x1 amp
• injk ceftriaxone 2x2gr
• nebulasi pulmicort 2x1
• nebulasi combivent 4x1
• acetyl sistein 3x200mg
• codein 3x20mg
• sucralfat syr 4x1c
Data Fokus
Data subjektif Data Objektif
pasien mengatakan sesak sejak 2 hari pasien terlihat retraksi intercosta
semakin memberat keadaan lemas
saturasi 88% room air, saturasi 96% o2 5
lpm
respirasi : 42x/menit

Pasien mengatakan batuk berdahak


Sputum berlebih
Terdengar bunyi ronchi dan wheezing
Pasien mengatakan tidak nafsu makan Respirasi 42x/menit
Pasien mengatakan mual Nafas cepat

Keadaan pasien lemas


Mukosa bibir kering
Analisa Data
Data Problem Etiologi

Ds : Bersihan jalan napas Hipersekresi jalan napas


 Pasien mengatakan tidak efektif D.0001 Hal
batuk berdahak 18
Do :
 Sputum berlebih
 Terdengar bunyi
ronchi dan wheezing
 Respirasi 42x/menit
 Nafas cepat
Data
Analisa Data
Problem Etiologi

Ds : Gangguan ventilasi spontan Kelelahan otot pernapasan


 pasien mengatakan sesak D.0004 Hal 24
sejak 2 hari semakin
memberat
Do :
 pasien terlihat retraksi
intercosta
 keadaan lemas
 saturasi 88% room air,
saturasi 96% o2 5 lpm
 respirasi : 42x/menit
Analisa Data
Data Problem Etiologi

Ds : Risiko Defisit Nutrisi Faktor Psikologis


 Pasien mengatakan D.0032: hal 81
tidak nafsu makan
 Pasien mengatakan
mual
Do :
 Keadaan pasien
lemas
 Mukosa bibir kering
Diagnosa keperawatan
• Bersihan jalan napas tidak efektif b.d Hipersekresi
jalan napas di buktikan dengansputum berlebih,
terdengar bunyi wheezing, ronchi, frekuensi
napas berubah, pola napas berubah, dan dispnea
• Gangguan ventilasi spontan b.d kelelahan otot
pernapasan dibuktikan dengan prnggunaan oto
bantu napas meningkat, SaO2 menurun, Dispnea
• Risiko Defisit nutrisi dibuktikan dengan faktor
psikologis
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Kategori : Fisiologis Luaran Utama : Bersihan jalan napas (L.01001 Intervensi Utama : manajemen jalan napas ( I.01011 Hal
Subkategori :Respirasi Hal 18) 186)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Tindakan :
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d Hipersekresi selama 1X 7 jam diharapkan bersihan
jalan napas di buktikan dengansputum berlebih, jalan napas meningkat dengan kriteria Observasi :
terdengar bunyi wheezing, ronchi, frekuensi napas hasil :  Monitor pola napas
berubah, pola napas berubah, dan dispnea  Produksi sputum menurun  Monitor bunyi napas tambhan
( D.0001 Hal 18)  Wheezing dan ronchi menurun Terapeutik :
 Dispnea menurun  Pertahankan kepatenan jalan napas
Ds : Frekuensi napas membaik  Posisikan semi fowler atau fowler

 Pasien mengatakan batuk berdahak
 Pola napas membaik  Berikan minum hangat
Do :  Berikan oksigen
 Sputum berlebih Edukasi :
 Terdengar bunyi ronchi dan wheezing  Ajarkan teknik batuk efektif
 Respirasi 42x/menit Kolaborasi :
 Nafas cepat  Kolaborasi pemberian bronkodilator
intervensi kedua :
2. latih batuk efektif (I.01006 Hal 142)
Observasi :
 Identifikasi kemampuan batuk
Terapeutik:
 Atur posisi semi fowler atau fowler
 Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
 Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi :
 Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
 Anjurkan taraik napas dalam melalui hidung selama 4 detik
ditahan selama 2 detik kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu selama 8 detik
 Anjurkan mengulanginya sebanyak 3 kali
 Anjurkan batuk yang kuat setalah tarik napas dalam yang
ke 3
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian ekspektoran
Diagosa keperawatan SLKI SIKI

Kategori : Fisiologis Luaran utama : Ventilasi Intervensi pertama :


Sub kategori : Respirasi Spontan (L.01007 Ha 150) 1. dukungan ventilasi (I.01002
Gangguan ventilasi spontan Setelah dilakukan tindakan Hal 49)
b.d kelelahan otot keperawatan selama 1x 7 jam Observasi :
pernapasan dibuktikan di harapkan ventilasi Monitor status respirasi dan
dengan prnggunaan oto sopontan meningkat dengan oksigenisasi
bantu napas meningkat, SaO2 kriteria hasil : Identifikasi adanya kelelahan
menurun, Dispnea dispnea menurun otot bantu napas
(D.0004 Hal 24) penggunaan otot bantu napas Terapeutik :
Ds : menurun Pertahankan kepatenan jalan
pasien mengatakan sesak SaO2 membaik napas
sejak 2 hari semakin Berikan posisi semi fowler
memberat Berikan oksigenisasi sesuai
Do : kebutuhan
pasien terlihat retraksi Edukasi :
intercosta Ajarkan melakukan teknik
keadaan lemas relaksasi napas dalam
saturasi 88% room air, Ajarkan bantuk efektif
saturasi 96% o2 5 lpm Ajarkan mengubah posisi
respirasi : 42x/menit secara mandiri
kolaborasi :
Kolabrasi pemberian
bronkodilator
Intervensi kedua :
2. pemantauan respirasi (I.01014 Hal : 247)
Observasi :
Monitor frekuensi, irma, kedalamn napas
Monitor adanya sumbatan jalan napas
Monitor saturasi oksigen
Terapeutik :
Atur interval pemantauan respirasi sesui kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemeriksaan
Kolaborasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan haisl pemantauan jika perlu
Kategori : fisiologis Luaran utama : Status Nutrisi Intervensi pertama :
Sub kategori : nutrisi dan cairan (L.03030) hal : 121 1. manajemen nutrisi ( I.03119: Hal 200)
Risiko Defisit nutrisi dibuktikan Setelah dilakukan tindakan Observasi :
dengan faktor psikologis ( D.0032: keperawatan selama 1x7 jam o Identifikasi status nutrisi
Hal : 81) diharapkan status nutrisi membaik o Indentifikasi alergi dan toleransi makanan
Ds : dengan kriteria hasil : o Identifikasi makanan yang disukai
 Pasien mengatakan tidak nafsu o Frekuensi makan membaik o Monitor asupan makanan dan monitor
makan o Nafsu makan membaik berat badan
 Pasien mengatakan mual o Membran mukosa membaik Terapeutik :
Do : o Sajikan makanan secara menarik dan
 Keadaan pasien lemas suhu yang sesuai
 Mukosa bibir kering o Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
o Berikan suplemen makanan jika perlu
o Fasilitasi menentukan pedoman diit
Edukasi :
o Anjurkan posisi duduk jika mampu
o Ajarkan diit yang di programkan
o Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan jika perlu
o Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan jika perlu
CATATAN PERAWATAN
Tgl/jam No. DK Implementasi Tanda Tangan
01 April 1  Memeriksa ttv dan k/u
2022  Memberikan minum hangat @ birgitta
 Mengajarkan teknik batuk efektif
 Berkolaborasi pemberian therapi
dengan dpjp
CATATAN PERAWAT
01 April 2  Memeriksa ttv dan k/u
2022  Memposisikan pasien dengan semi @ birgitta
fowler
 Memberikan oksigen dengan nasal
canul 5 lpm
 Mengjrkn teknik relaksasi napas
dalam dan batuk efektif
 Berkolaborasi pemberian therapi
dengan dpjp

01 April 3  Mengidentifikasi riwayat alergi


2022 obat,riwayat makan sebelumnya @birgitta
 Memonitor asupan makan pasien
 Menganjurkan posisi duduk jika mampu
 Berkolaborasi kepada ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalorti dan jenis
nutrient yang dibutuhkan
CATATAN PERKEMBANGAN
01 April 1 S : Ny. M mengatakan masih batuk
2022 Ds : berdahak @ birgitta
 Pasien mengatakan O : : k/u sedang kesadaran Compos Mentis,
batuk berdahak Td : 138/87 mmHg
Do : N : 92 x/menit
 Sputum berlebih Rr : 29 x/menit
 Terdengar bunyi Sh : 36.8 C
ronchi dan wheezing SpO2 : 97 % Oksigen 4 lpm
 Respirasi 42x/menit Th injeksi (+)
 Nafas cepat
Th oral (+)
Th nebulasi (+)
Ronchi, wheexing +/+
A: masalah belum teratasi
P : intervensi lanjutkan
 Monitor ttv dan k/u
 Pertahankan kepatenan jalan napas
 Beri posisi semi fowler
 Ajarkan teknik batuk efektif
 Kolaborasi pemberian therapi
CATATAN PERKEMBNGAN
Tgl No. DK SOAP Tanda Tangan
01 April 2 S : pasien mengatakan sudah tidak terlalu
2022 Ds : sesak @ birgitta
 pasien mengatakan O : k/u sedang kesadaran Compos Mentis,
sesak sejak 2 hari Td : 138/87 mmHg
semakin memberat N : 92 x/menit
Rr : 29 x/menit
Do :
Sh : 36.8 C
 pasien terlihat retraksi SpO2 : 97 % Oksigen 4 lpm
intercosta Th injeksi (+)
Th oral (+)
 keadaan lemas Th nebulasi (+)
 saturasi 88% room air, Retraksi intercosta berkurang
saturasi 96% o2 5 lpm A : masalah teratasi sebagian
P: intervensi lanjutkan
 respirasi : 42x/menit  Periksa ttv dan k/u
 Beri posisi semi fowler
 Ajarkan batuk efektif dan teknik relaksasi
napas dalam
 Kolaborasi pemberian bronkodilator
CATATAN PERKEMBANGAN
3 S : Keluarga Tn. S mengatakan makan sudah nafsu
Ds : tetapi masih sedikit- sedikit, mual berkurang @ birgitta
 tidak nafsu makan O : : k/u sedang kesadaran Compos Mentis,
 Pasien mengatakan mual Td : 138/87 mmHg
Do : N : 92 x/menit
 Keadaan pasien lemas Rr : 29 x/menit
 Mukosa bibir kering Sh : 36.8 C
SpO2 : 97 % Oksigen 4 lpm
Th injeksi (+)
Th oral (+)
Th nebulasi (+)
Mukosa bibir sedikit lembab
A: masalah teratasi sebagian
P : intervensi lanjutkan
 Sajikan makanan menarik dan suhu yang sesui
 Monitor asupan makanan
 Berikan suplemen makanan
 Kolaborasi bersama ahli gizi untuk jenis dan
nutrisi yang dibituhkn

You might also like