Professional Documents
Culture Documents
Acc Pulp
Acc Pulp
TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari Proses Pulping dari bahan pembuat Pulp
menggunakan natrium hidroksida.
2. Menguji bilangan kappa sampel Pulp.
1
2
B. Proses Pulp
Proses pembuatan pulp kraft merupakan proses yang umum
digunakan industri pulp di Indonesia dengan kelebihan lainnya yaitu
menghasilkan pulp dengan kekuatan tinggi, efisien pada banyak
jenis kayu, toleran terhadap kulit kayu, serta efisien dalam siklus
pemulihan bahan kimia (Kardiansyah dan susi ,2020).
Pembuatan pulp diklasifikasikan menjadi tiga jenis proses
yaitu proses mekanis, semi-kimia, dan kimia. Pemilihan jenis proses
tersebut tergantung spesies kayu yang tersedia dan penggunaan
akhir dari pulp yang diproduksi. Proses pembuatan pulp dengan
kimia paling banyak dilakukan hampir di seluruh dunia. Proses ini
melarutkan lebih banyak lignin dibandingkan dengan proses yang
lain. Selama proses pembuatan pulp, serpihan kayu dipisahkan
menjadi serat selulosa individu untuk menghilangkan lignin dari
kayu. Pembuatan pulp secara kimia yaitu kraft, soda, dan sulfit
menggunakan larutan kimia berair, suhu tinggi, dan tekanan untuk
mengisolasi serat pulp. Proses pembuatan kraft menggunakan
pemasak alkali yag terdiri dari sodium hidroksida (NaOH) dan
sodium sulfida (Na2S) untuk melarutkan lignin kayu, sementara
proses soda hanya menggunakan sodium hidroksida (NaOH)
(Paminto et al, 2020).
C. Delignifikasi
Delignifikasi atau pengurangan lignin dapat dilakukan secara
kimia, yaitu menggunakan asam atau basa. Delignifikasi bertujuan
untuk mengubah atau merusak struktur dari komponen penyusun
pada biomassa sehingga memudahkan enzim untuk menghidrolisis
menjadi monomer-monomer gula. Metode delignifikasi mengacu
pada proses pelarutan dan pemisahan satu atau lebih komponen-
komponen dari bahan (biomassa) sehingga pada ikatan komponen
3
D. Faktor-Faktor Pulp
faktor–faktor yang mempengaruhi pembuatan pulp antara lain
sebagai berikut: (harahap.2021)
1. Konsentrasi Pelarut Semakin tinggi konsentrasi larutan
pemasak maka semakin banyak selulosa yang larut dalam
pelarut sehingga dapat berpengaruh dalam pemisahan dan
penguraian selulosa.
2. Perbandingan Cairan Pemasak terhadap Bahan Baku
Perbandingan cairan pemasak terhadap bahan baku haruslah
memadai agar pecahan – pecahan lignin sempurna dalam
proses degradasi dan dapat larut sempurna dalam cairan
pemasak. Perbandingan yang terlalu kecil dapat menyebabkan
terjadinya redeposisi lignin sehingga dapat meningkatkan
bilangan kappa (kualitas pulp rendah).
4
E. Hemiselulosa
Hemiselulosa merupakan polimer dari polisakarida heterogen
yang dibentuk melalui biosintesis yang berbeda dari selulosa.
Adapun beberapa sifat kimia penting dari hemiselulosa terkait
dengan pengolahan biomassa antara lain adalah sedikit larut dalam
air, larut dalam alkali, larut dan terhidrolisis oleh asam, serta dapat
larut dengan larutan basa dingin (Ezsanita, 2021).
Hemiselulosa merupakan senyawa yang berbentuk melalui
proses biosisntesis yang sedikit berbeda dengan proses
pembentukan selulosa sehingga membuat pengelompokan antara
selulosa dan hemiselulosa juga berbeda . Hemi selulosa dapat
5
F. Lignin
Lignin dapat diklasifikasikan sebagai lignin asli dan teknis.
Lignin asli adalah lignin asli struktur dalam lignoselulosa tanpa
modifikasi apapun. Sedangkan technical lignin dikenal dengan
istilah modified lignin, diekstraksi dari biomassa atau diisolasi dari
produk sampingan industri. Teknis yang khas Lignin dapat
dikategorikan sebagai lignin kraft, lignin hidrolisis, lignin
organosolv, dan lignin pirolitik. Ini dapat langsung digunakan
sebagai bahan baku untuk produksi produk akhir karena situs aktif
saat ini dari gugus hidroksil alifatik dan aromatik. (Nurfajrin
dkk,2021)
Lignin merupakan polimer alami yang memiliki fungsi utama
sebagai perekat pada lapisan tumbuhan. Lignin memiliki memiliki
gugus hidroksi, karbonil, dan metoksi serta memiliki kelarutan yang
rendah terhadap air sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai
perekat, plastik biodegradable dan surfaktan pada sistem Enhanced
Oil Recovery (EOR). Berdasarkan kandungan kimia, lignin
merupakan potensi utama yang terdapat pada TKKS. Lignin
merupakan komponen makromolekul kayu ketiga yang berikatan
secara kovalen dengan selulosa dan hemiselulosa. Lignin ada di
dalam dinding sel maupun di daerah antar sel (lamela tengah) dan
menyebabkan kayu menjadi keras dan kaku sehingga mampu
menahan tekanan mekanis yang besar. Lignin dapat diisolasi dari
bahannya sebagai lignin preparatip atau turunan lignin
(pseudolignin), tetapi sifat protolignin yang asli sulit didapat.
(Pramana dkk,2020)
6
G. Pektin
Pektin tersusun atas protopektin, asam pektinat dan asam pektat.
Protopektin adalah senyawa pektin pada tanaman yang masih muda
atau pada buah–buahan yang belum matang. Protopektin tidak larut
dalam air. Namun apabila dipanaskan dalam air yang terdapat asam,
maka protopektin dapat diubah menjadi pektin dan terdispersi dalam
air. Protopektin akan menjadi pektin yang larut karena adanya
hidrolisis asam, secara enzimatis dan secara fisis oleh pemanasan.
Hasil dari hidrolisis adalah asam pektinat (Nurhadiansyah, 2020).
H. Bilangan Kappa
Bilangan kappa adalah suatu indeks praktis yang digunakan
dalam pabrik atau laboratorium yang menyatakan derajat
delignifikasi. Bilangan kappa tinggi berarti kadar lignin tinggi pula.
(Teuku,2022)
Uji bilangan kappa dapat dihitung menggunakan persamaan
sebagai berikut (Budi dkk,2022) :
𝑉𝑏−𝑉𝑝
K= xd
𝑤
𝑉𝑏−𝑉𝑝
(0,00093 𝑥 )
d=10 0,3−0,5
Keterangan :
K = nilai bilangan kappa
Vb = volume blanko (mL)
Vp = volume titrasi dengan Na2S2O3 (mL)
w = berat sampel pulp (g)
I. Soda Pulping
Proses soda atau soda pulping adalah metode pembuatan pulp
kimia dengan menggunakan natrium hidroksida sebagai bahan
kimia Larutan NaOH juga dipercaya dapat memutuskan ikatan antar
serat sehingga dapat mempercepat proses pembuatan pulp. Selain
itu, limbah hasil pembuatan pulp menggunakan proses soda tidak
7
9
10
B. Bahan
Berikut merupakan bahan yang digunakan pada praktikum teknologi
bahan alam pulp dan kertas.
Tabel 2. Bahan pada praktikum teknologi bahan alam pulp dan kertas.
No. Nama Massa Volume Kadar Densitas Produsen
Bahan (g) (mL) (%) (g/mL)
C. Gambar Alat
a. Pembuatan Pulp Kertas
Berikut ini merupakan gambar alat pembuatan pulp dan kertas
pada praktikum teknologi bahan alam pulp dan kertas.
Keterangan :
1. Botol kaca
2. Hot plate
3. Panci
4. Termometer
12
b. Titrasi
Berikut ini merupakan gambar alat titrasi pada praktikum
teknologi bahan alam pulp dan kertas.
Keterangan:
1. Buret
2. Gelas beker
3. Klem
4. Kran
5. Statif
IV. CARA KERJA
Berikut merupakan cara kerja pada praktikum teknologi bahan alam pulp
dan kertas.
1. Persiapan Alat dan Bahan
Jerami pelepasan pektin dipotong-potong kemudian di cuci, setelah itu
dikeringkan.
2. Pembuatan Blanko Gelas beker berukuran 600 mL tambahkan aquades
sebanyak 210 mL, kemudian ditambahkan 25 mL larutan KMnO4 dan
25 mL larutan H2SO4 setelah itu diaduk selama 10 menit dengan
menggunakan stirrer. Setelah 10 menit, larutan ditambahkan dengan
larutan KI sebanyak 6 mL. Setelah itu, larutan dititrasi dengan larutan
Na2S2O3 yang telah dimasukkan ke dalam buret hingga terjadi
perubahan warna dari warna ungu menjadi bening lalu dicatat
volumenya.
3. Proses Pulping Jerami ditimbang menggunakan timbangan digital
sebanyak 2,5 gram lalu dimasukkan ke dalam gelas beker ukuran 250
mL dan ditambahkan dengan larutan NaOH variasi 6% atau 3 gram
kemudian diaduk selama 5 menit hingga merata. Setelah itu
dipindahkan ke dalam botol kaca untuk mulai melakukan proses
pulping. Panci yang telah ditambahkan minyak goreng secukupnya
dipanaskan dengan menggunakan hot plate hingga suhu mencapai
100°C dengan termometer, setelah suhu mencapai 100°C, botol kaca
yang berisikan larutan NaOH dan jerami dimasak dengan variasi waktu
30, 60, 90, 120, dan 150 menit. Setelah mencapai variasi waktu yang
telah ditentukan, jerami yang telah dipanaskan dikeluarkan dan
didinginkan hingga mencapai suhu ruang. Setelah itu residu dan filtrat
disaring menggunakan kertas saring dan dicuci dengan aquades.
Kemudian pulp diletakkan pada loyang lalu dioven pada suhu 60°C
selama 30 menit.
4. Penentuan Bilangan Kappa Sampel pulp kering jerami diletakkan ke
dalam gelas beker ukuran 600 mL kemudian ditambahkan dengan 230
13
14
2. Pembuatan Blanko
Aquades 210 mL
KI 6 mL
Dititrasi
Catat Volume
15
16
3. Proses pulping
Sampel Jerami
Gelas Beker 250 NaOH 50 mL
2,5 gram mL
Botol Kaca
Dipanaskan selama
Hot Plate 30,60,90,120, dan 150
menit pada suhu 120◦C
Loyang
Dipanaskan selama
Oven 30 menit dengan
suhu 60◦C
KMnO4 25 mL
+ Sampel
Gelas beker 600
H2SO4 25 Ml Kering pulp
mL
jerami
+
Aquades 210 mL
Stirrer Selama 10 Menit
KI 6 mL
Dititrasi
Catat Volume
A. Data Percobaan
Berikut ini merupakan data hasil praktikum teknologi bahan alam
pulp dan kertas yang telah dilakukan dengan variasi NaOH 6%.
B. Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan mengunakan bahan berupa
jerami dengan NaOH 2,5%. Proses dilakukan secara chemical pulping
dengan metode soda menggunakan natrium hidroksida. NaOH berperan
sebagai larutan pemasak yang berfungsi mendegradasi lignin untuk
mempermudah pemisahan terhadap selulosa.
Dimana :
Vb = Volume titrasi blanko
Vp = Volume titrasi sampel
d = Faktor koreksi
m = Massa pulp kering
18
19
22
DAFTAR PUSTAKA
Amelia R, S., Yerizam, M., dan Dewi, E. (2021). “Analisis Karakteristik Pulp
Campuran Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Pelepah Pisang dengan Pelarut
NaOH”. Jurnal Pendidikan Dan Teknologi Indonesia, 1(10), 389–393.
Arista, I., Ayu Amaliah, S., & Nibras Hamas. (2022). Pemanfaatan Daun Jati Kering
Di Kabupaten Gunungkidul Menjadi Kertas Seni Dan Produk Kerajinan
(Utilization of Dried Teak Leaves from Gunungkidul Regency into Art
Paper and Craft Product). SNIKB, 2715(7814), 1–10.
Ezsanita, S. (2021). Variasi Massa Pulp dari Campuran Tongkol Jagung dan Kulit
Singkong dengan Penambahan Binder Kulit Singkong untuk Pembuatan
Kertas Komposit. Skripsi. Makassar:Universitas Islam Negeri Alauddin.
Lemma, H. B., Freund, C., Yimam, A., Steffen, F., & Saake, B. (2023).
Prehydrolysis soda pulping of Enset fiber for production of dissolving grade
pulp and biogas. RSC Advances, 13(7), 4314–4323.
Paminto, A. K., Surya Sitorus, R., Firmansyah, R., & Sahari Laili, N. (2020). Kajian
Efisiensi Energi di Industri Pulp dan Kertas. Jurnal Energi Dan Manufaktur,
13(1), 1.
Pramana,.A ,Nur ,.m, Heni Adhianata,dkk.( 2020). Karakteristik Fisik Lignin pada
Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit PT. Tunggal Perkasa Plantation Provinsi
Riau Menggunakan Metode Organosolv. Jurnal Pengendalian Pencemaran
Lingkungan (JPPL),2(1).
Sriana, T., Dianpalupidewi, T., Ukhrawi, S. M. P., & Nata, I. F. (2021). Pengaruh
Konsentrasi Sodium Hydroxide (NaOH) pada Proses Delignifikasi
Kandungan Lignoselulosa Serat (Fiber) Siwalan (borassus flabellifer)
sebagai Bahan Dasar Pembuatan Bioethanol. Buletin Profesi Insinyur, 4(2),
49–52.
Susmiati, Y. (2018). The Prospect of Bioethanol Production from Agricultural
Waste and Organic Waste. Industria: Jurnal Teknologi Dan Manajemen
Agroindustri, 7(2), pp. 67–80.
1. Nayandra Dias
(D500200117)
2. Kh.Pratiwi Ayuningtyas
(Aisah Cory Prasono) (D500200121)
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
B. Perhitungan
Berikut merupakan perhitungan dari hasil percobaan yang telah
dilakukan :
1. Menghitung Bilangan Kappa Pada Variasi Waktu 30 Menit
a. Menghitung nilai d
Selisih Blanko dan sampel = Tiitrasi Blanko – Titrasi Sampel
= 29-20
=9
(𝑉𝑏 − 𝑉𝑝 )
𝑑 = 100,00093 𝑋
0,3 − 50
(9)
𝑑 = 100,00093 𝑋
0,3 − 50
𝑑 = 0,99961
28
29
Kappa = 3,59860
Kappa = 3,39876
Kappa = 2,39938
Kappa = 1,99957
Kappa = 0,99989
c. Menghitung Kadar Lignin
Lignin =0,15% 𝑥 𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑝𝑝𝑎
=0,15% 𝑥 0,99989
=0,14998%