You are on page 1of 9

ANALISIS DAMPAK IMPLEMENTASI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API) TERHADAP KINERJA

PERBANKAN INDONESIA

ANALISIS DAMPAK IMPLEMENTASI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA


(API) TERHADAP KINERJA PERBANKAN INDONESIA

Sucitra Nindia Ezeddin1)


H. Kirmizi Ritonga2)
Errin Yani Wijaya3)
1)
Mahasiswa Program pasca sarjana universitas riau
2)
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Riau
3)
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Riau

Abstract. This study aims to determine the impact of the implementation of the Indonesian Banking Architecture
( API ) that dilakukanh by Bank Indonesia against general banking in Indonesia . This study was conducted to
all national banks in Indonesia in the period 2000-2008 , amounting to 48 commercial banks . In order to see the
impact of the implementation of the API is measured by a comparison of the financial performance indicators of
banking , namely ROA , CAR , ROA , NIM and LDR . In testing hypotheses make use of statistical analysis using
the paired difference test using SPSS analysis tools .
The results showed that for the variable ROA there is no difference in performance before and after the enforced
API which 0.203 t < t table 1.679 . The variable CAR is also no difference before and after the performance of the
API which imposed -0913 t < t table 1.679 . V ariable BOPO ther e was no differ ence before and after the
performance of the API which imposed -1206 t < t table 1.679 . LDR variables there was no difference before and
after the performance of the API which imposed -8194 t < t table from 1697 , while the only ratio that has a
performance difference before and after the API is implemented NIM ratio where 2,475 t count > t table 1.679 .
Overall it can be concluded that after the imposition of financial performance ratios API banking experience
better performance changes seen only on variables NIM but other than that the two ratios , namely ROA and CAR
began to show the direction of improvement compared to the other two , namely the ratio of ROA and LDR are not
shown direction of improvement at all . This indicates that in terms of efficiency and good governance and true
banking does not meet the desired expectations of the spirit of the API .

Keywords : API , Banks , Performance ,

PENDAHULUAN dalam rangka mendorong perumbuhan ekonomi


Latar Belakang nasional.
Hingga saat ini sistem perbankan Indonesia Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut
masih belum memadai dan belum efisien serta belum khususnya dalam bidang keuangan dan perbankkan
mampu menghimpun dan sekaligus menyalurkan dana nasional perlu berusaha lebih strategis lagi untuk
secara seimbang untuk tujuan pertumbuhan ekonomi. mempercepat pemulihan ekonomi dan mempersiapkan
Kondisi ini diperparah dengan adanya krisis moneter diri untuk menghadapi tantangan dan meraih peluang
yang terjadi pada pertengahan tahun 1997. Krisis masa depan . Masa- masa krisis pada perbankan
moneter menimbulkan dampak negatif bagi industri Indonesia telah dilalui dengan sangat berat dan
perbankkannasionalyangditandaidenganterkikisnya pemerintah telah melakukan serangkaian proses
permodalan bank. Hal ini juga disertai munculnya penyehatan. Kerugian-kerugian yang harus ditanggung
fenomena globalisasi keuangan dimana juga adanya oleh negara karena adanya program restrukturisasi
liberalisasi pasar modal dan pergerakan modal secara perbankan.Setelahprosesterebutdilalui,perbankan
bebas,kemajuanteknologisertamaraknyainovasi,baik Indonesiadinilairelatiflebihbaikdanhalinimerupakan
jasa maupun produksi keuangan telah berkontribusi fakror pendukung yang tepat untuk melakukan berbagai
menciptakantingkatanglobalisasiyangsulitdiprediksi. perubahan dengan tujuan memperkuat fundamental
Namun dapat memberikan keuntungan-keuntungan perbankan Indonesia. Melalui kebijakan Arsitektur
yangbesardenganresiko-resikoyangbarupula.Untuk Perbankan Indonesia (API) yang dimulai wacananya
menyehatkankembaliindustriperbankannasional,dan pada awal januari 2004, bank Indonesia telah
melanjutkan programrestrukturisasiperbankkan yang menetapkan berbagai upaya untuk penyehatan dan
dicanangkan sejak tahun 1998, maka diperlukan penguatanindustriperbankannasional.VisiAPIadalah
kebijakan yang dimaksud untuk menciptakan sistem menciptakan sistem perbankan yang sehat, kuat, dan
perbankkanyangsehat,kuat,danefisienyangberguna efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan

118 Vol. VI No. 3 September 2014 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS


ANALISIS DAMPAK IMPLEMENTASI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API) TERHADAP KINERJA
PERBANKAN INDONESIA

dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan pertumbuhan ekonomi nasional.


ekonomi nasional. Dalam kebijakan tersebut, program Berpijak dari adanya kebutuhan blue print
konsolidasiindustriperbankkanmerupakansalahsatu perbankannasionaldansebagaikelanjutandariprogram
inisiatifpokokyangmengarahkangeraklangkahindustri restrukturisasi perbankan yang sudah berjalan sejak
perbankkan nasional kedepan. meningkatnya non tahun 1998, maka Bank Indonesia pada tanggal 9
performing loans (NPLs) dan penutupan beberapa Januari 2004 telah meluncurkan API sebagai suatu
bank. Secara tersirat dari visi API tersebut kerangka menyeluruh arah kebijakan pengembangan
menggambarkan bahwa Kinerja perbankan amatlah industriperbankanIndonesiakedepan.PeluncuranAPI
penting sehingga ini menjadi patokan dalam melihat tersebuttidakterlepaspuladariupayaPemerintahdan
tingkatkesehatanbank. Bank Indonesia untuk membangun kembali
Sistem perbankan yang sehat dibangun dengan perekonomianIndonesiamelaluipenerbitanbukuputih
permodalan yang kuat sehingga akan mendorong Pemerintah sesuai dengan Inpres No. 5 Tahun 2003,
kepercayaan nasabah (stakeholder) yang selanjutnya dimana API menjadi salah satu program utama dalam
bank akan mampu memperkuat permodalan melalui bukuputihtersebut.
pemupukan laba ditahan. Perbankan nasional yang Bertitik tolak dari keinginan untuk memiliki
beroperasi secara efisien akan mampu meningkatkan fundamental perbankan yang lebih kuat dan dengan
daya saingnya sehingga tidak hanya mampu bersaing memperhatikan masukan masukan yang diperoleh
di sekmen pasar domestik tetapi juga mampu bersaing dalam mengimplementasikan API selama dua tahun
dipasarinternasional.Olehkarenaitu,dalam10sampai terakhir, maka Bank Indonesia merasa perlu untuk
dengan 15 tahun kedepan, konsep API menginginkan menyempurnakan program program kegiatan yang
akan terdapat 2 sampai 3 bank dengan skala bank tercantum dalam API. Penyempurnaan program
internasional,3sampai5banknasional,30sampai50 programkegiatanAPItersebuttidakterlepaspuladari
bank yang kegiatan usahanya terfokus pada segmen perkembangan- perkembangan yang terjadi pada
usaha tertentu dan BPR serta bank dengan kegiatan perekonomian nasional maupun internasional.
usahaterbatas. Penyempurnaan terhadap program program API
tersebut antara lain mencakup strategi strategi yang
Perumusan Masalah lebih spesifik mengenai pengembangan perbankan
Berdasarkankondisiyangtelahdiuraikanpada syariah, BPR, dan UMKM ke depan sehingga API
latar belakang tersebut sehingga dapat dirumuskan diharapkan memiliki program kegiatan yang lebih
bahwa permasalahan mendasar dari penelitian ini lengkap dan komprehensif yang mencakup sistem
adalah,bagaimanadampakdariimplementasiArsitektur perbankan secara menyeluruh terkait Bank umum dan
PerbankanIndonesia(API)terhadapkinerjaperbankan BPR, baik konvensional maupun syariah, serta
Indonesia. pengembangan UMKM.

Tujuan Penelitian Enam Pilar Arsitektur Perbankan Indonesia


Tujuanpenelitianiniadalahuntuk:Menganalisa Guna mempermudah pencapaian visi API
dampakpelaksanaanAPIterhadapkinerjaindustribank sebagaimana diuraikan di muka, maka ditetapkan
umum di Indonesia periode 2000-2008. beberapasasaranyangingindicapai,yaitu:
1. Menciptakan struktur perbankan domestik yang
TELAAH PUSTAKA sehat yang mampu memenuhi kebutuhan
Arsitektur Perbankan Indonesia (API) masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi
Arsitektur Perbankan Indonesia (API) nasional yang berkesinambungan.
merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan 2. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan
Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan bank yang efektif dan mengacu pada standar
arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk internasional.
rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan. 3. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan
Arah kebijakan pengembangan industri perbankan di memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki
masa datang yang dirumuskan dalam API dilandasi oleh ketahanan dalam menghadapi risiko.
visimencapaisuatusistemperbankanyangsehat,kuat 4. Menciptakan good corporate governance dalam
dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem rangka memperkuat kondisi internal perbankan
keuangan dalam rangka membantu mendorong nasional.

Vol. VI No. 3 September 2014 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 119


ANALISIS DAMPAK IMPLEMENTASI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API) TERHADAP KINERJA
PERBANKAN INDONESIA

5. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk Asset (ROA) merupakan perbandingan anatara laba
mendukung terciptanya industri perbankan yang sebelumpajakdenganrata-ratatotalasset dalamsatu
sehat. priode(SE.InternBI,2004).
6. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan API yang diimplementasikan pada tahun 2004
konsumen jasa perbankan. membawa misi untuk mewujudkan struktur perbankan
yang sehat. Hal ini diduga akan membawa perubahan
Kinerja Perbankan pada kinerja perbankan di Indonesia. Idealnya dengan
Caves dalam Yuniarsih (2005) mendefinisikan pemberlakuan API akan terjadi perubahan yang
kinerjasebagaiseberapajauhaktifitas-aktifitasdalam signifikan dari kinerja perbankan dari sebelum dan
suatuindustrimencapaitujuan–tujuanyangdiinginkan, sesudah API.
dimana kinerja yang baik berarti pencapaian tujuan Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat
secara optimal. Kinerja suatu pasar merupakan unsur diperolehhipotesissebagaiberikut:
terakhir dalam konsep teori ekonomi industri selain H1 : ROA Berbeda signifikan sebelum dan setelah
strukturdanperilaku.Kinerjadapatdiukurmelaluiprice penerapan API
cost margin dan pola profit, efisiensi, kemajuan
teknologi, dan equity distribution. Kinerja dalam 2. Perbandingan CAR Bank Umum Nasional
kaitannya dengan ekonomi memiliki banyak aspek Sebelum dan sesudah API
namun para ekonom biasanya memusatkan hanya pada CAR merupakan variabel kecukupan modal,
tigaaspekpokokyaituefisiensi,kemajuanteknologidan yang mempunyai fungsi untuk mengetahui apakah
keseimbangandalamdistribusi. permodalan bank yang ada telah mencukupi untuk
Menurut Dendawijaya (2001) kinerja industri mendukungkegiatanbankyangdilakukansecaraefisien,
perbankandapatdiukurdarirasioprofitabilitasyang apakah permodalan bank tersebut akan mampu untuk
menggambarkan atau mengukur tingkat efisensi usaha menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat
yang dicapai oleh suatu bank. Sesuai dengan varibael dihindarkan, dan apakah kekayaan bank akan semakin
dalam penelitian akan dijelaskan pengertian tentang besar atau semakin kecil (Mulyono, 1999)
Return on Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio yang memperlihatkan
(CAR), Efesiansi Operasi (BOPO), Loan to Deposit seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang
Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM). mengandungrisiko(kredit,penyertaan,suratberharga,
tagihanpadabanklain)ikutdibiayaidarimodalsendiri
Kerangka Pemikiran disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber
Penelitian ini menganalisis dampak diluar bank. Angka rasio CAR yang ditetapkan oleh
pelaksanaan Arsitektur Perbankan Indonesiaterhadap Bank Indonesia adalah minimal 8 %, jika rasio CAR
kinerja industri perbankan Indonesia. Menganalisis sebuah bank ada dibawah 8% maka bank tersebut tidak
kinerja digunakan variabel ROA, CAR, BOPO, LDR mampu menyerap kerugian yang mungkin timbul dari
dan NIM (Net Interrest Margin). kegiatan usaha bank, namun apabila rasio CAR bank
menunjukkan berada diatas 8% maka bank tersebut
1. Perbandingan ROA Bank Umum Nasional dapat dikatakan solvable. Semakin besar CAR maka
Sebelum dan sesudah API keuntungan bank semakin besar, atau dengan kata lain
Dalampenelitianiniuntukmelihatpengaruhdari semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar
implementasi API terhadap kinerja perbankan disusun keuntungan yang diperoleh bank (Kuncoro dan
melihatROAyangdihasilkanolehbankselamaperiode Suhardjono,2002).Ataudengankatalainsemakintinggi
implementasi API dan diperbandingkan dengan sebelum rasio CAR maka kinerja keuangan bank akan
API. meningkat karena kerugian-kerugian yang ditanggung
ROAadalahrasioprofitabilitasyangdigunakan bankdapatdiserapolehmodalyangdimilikiolehbank
untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam tersebut.
menghasilkankeuntungandaripemanfaatantotalaktiva Pemberlakukan API dengan enam pilarnya
yang dimilikinya. Semakin besar ROA artinya diantaranya adalah Program penguatan struktur
menunjukan kinerja bank semakin baik karena return perbankannasional,daripilariniterlihatbahwatujuan
semakin besar, ROA meningkat berarti profitabilitas dari API adalah memperkuat struktur perbankan.
yang yang dinimkati oleh pemegang saham (Suad Perkuatanstrukturperbankanterlihatdari rasioCAR.
Husnan, 1988) Menurut Bank Indonesia Return on Diharapkan dengan permberlakuan API, perbankan

120 Vol. VI No. 3 September 2014 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS


ANALISIS DAMPAK IMPLEMENTASI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API) TERHADAP KINERJA
PERBANKAN INDONESIA

nasional dapat mememnuhi standar rasio yang telah bunga bersih. Semakin tinggi NIM menunjukkan
ditetapkan dimana untuk CAR sebagaimana dijelaskan semakin efektif bank dalam penempatan aktiva
sebelumnya adalah 8% artinya dengan pemberlakuan produktifdalambentukkredit.Standaryangditetapkan
API maka diharapakan CAR perbankan nasional dapat Bank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6% keatas.
meningkatdiatasstandaryangtelahditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar NIM
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat suatu bank maka semakin baik pula kinerja perbankan
diperolehhipotesissebagaiberikut: dan apabila NIM semakin kecil maka kinerja perbankan
H2 : CAR Berbeda signifikan sebelum dan setelah kurangbaik,ataudengankatalainkinerjaperusahaan
penerapan API tersebut semakin menurun. Rasio ini akan berkorelasi
dengan Rasio Kinerja yaitu ROA.
3. Perbandingan BOPO Bank Umum Nasional Semangat pemberlakuan API adalah untuk
Sebelum dan sesudah API menciptakan perbankan yang sehat dan kuat. Maka
BOPO atau sering disebut dengan rasio diharapkan dengan pemberlakukan API akan dapat
efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan mendorong meningkatkan rasio NIM, sehingga kinerja
manajemen bank dalam mengendalikan biaya perbankan dianggap makin membaik.
operasional terhadap pendapatan operasionalnya. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat
Semakin tinggi angka dari rasio ini menunjukkan diperolehhipotesissebagaiberikut:
kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya H4 : NIM Berbeda secara signifikan sebelum dan
operasionalnya sehingga dapat menimbulkan setelah penerapan API
ketidakefisiensian.Ketidakefisienaninimenimbulkan
alokasi biaya yang lebih tinggi sehingga dapat 5. Perbandingan LDR Bank Umum Nasional
menurunkan pendapatan bank. Semakin kecil rasio ini Sebelum dan sesudah API
menunjukkan semakin efisisen biaya operasional yang Likuiditas dinilai dengan mengingat bahwa
dikeluarkan bank sehingga kemungkinan suatu bank aktiva bank kebanyakan bersifat tidak liquid dengan
akan menghadapi kondisi bermasalah semakin kecil. sumberdanajangkawaktuyanglebihpendek.Indikator
Pemberlakukan API selain untuk membentuk dari likuiditas antara lain dari besarnya cadangan
perbankan yang sehat juga untuk menciptakan sekunder untuk kebutuhan likuiditas harian, rasio
perbankanyangefisien.Untukmelihatdariefisiennya konsentrasiketergantungandaridanabesaryangrelatif
suatu bank dalam beroperasi dipergunakan Rasio kurang stabil, dan penyebab sumber dana pihak ketiga
BOPO. Diharapkan dengan permberlakukan API yang sehat, baik dari segi biaya maupun dari segi
persentase dari BOPO perbankan seharusnya menjasi kestabilan.
semakin kecil, sebagaimana didefinisikan bahwa Menurut Bank Indonesia, penilaian aspek
semakin kecil BOPO makan akan semakin efisien bank likuiditas mencerminkan kemampuan bank untuk
dalamberoperasi. mengelola tingkat likuiditas yang memadai guna
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat memenuhi kewajibannya secara tepat waktu dan untuk
diperolehhipotesissebagaiberikut: memenuhikebutuhanyanglain.Disampingitubankjuga
H3 : BOPO Berbeda secara signifikan sebelum harusdapatmenjaminkegiatandikelolasecaraefisien
dan setelah penerapan API dalam arti bahwa bank dapat menekan biaya
pengelolaanlikuiditasyangtinggisertasetiapsaatbank
4. Perbandingan NIM Bank Umum Nasional dapat melikuidasi assetnya secara cepat dengan
Sebelum dan sesudah API kerugian yang minimal ( SE. Intern BI, 2004).
Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 5 Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk
tahun 2003, risiko pasar merupakan risiko gabungan rasio LDR adalah 80 % sampai dengan 110%. Jika
yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar angka rasio LDR suatu bank berada dibawah 80%
dari portofolio yang dimiliki oleh bank, dimana (misalkan 60%) maka dapat disimpulkan bahwa bank
pergerakan tersebut bisa mengakibatkan kerugian, tersebut hanya menyalurkan sebesar 60 % dari seluruh
dalamhaliniperubahannilaitukarsertahal-hallain dana yang berhasil dihimpun, sementara 40 % sisanya
yang menentukan harga pasar saham maupun ekuitas tidak tersalurkan kepada pihak yang membutuhkan,
dan komuditas. sehingga dapat dikatakan bahwa bank tersebut tidak
Net Interest Margin merupakan rasio yang menjalankan fungsinya dengan baik. Apabila rasio LDR
menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mencapai sama dengan atau lebih dari 110% berarti
mengelola aktiva produktifnya untuk mendapatkan totalkredityangdiberikanbanktersebutmelebihidana

Vol. VI No. 3 September 2014 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 121


ANALISIS DAMPAK IMPLEMENTASI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API) TERHADAP KINERJA
PERBANKAN INDONESIA

yang dihimpun. Semakin tinggi LDR menunjukkan Populasi dan Sampel


semakin beresiko kondisi likuiditas bank, namun 1.Populasi
sebaliknya semakin rendah LDR menunjukkan Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit adalah Bank Konvensioal yang ada di Indonesia dalam
sehingga bank kehilangan kesempatan untuk kurun waktu penelitian (periode tahun 2001 - 2008)
memperoleh laba. dengan modal 1 Triliun hingga 10 Triliun. Untuk
Pemberlakuan API seharusnya dapat semakin penyamaan jumlah data maka jumlah Bank
memperkuat kinerja perbankan terutama menjalankan Konvensional yangditelitiadalahsebanyak48bank.
fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Penggunaan 2. Sampel
dana yang dihimpun secara baik dan efektif akan Penelitianiniadalahmelihatkinerjaperbankan
mencerminkan kinerja perbankan. Pemberlakukan API setelah diberlakukannya API oleh sebab itu seluruh
diharapkan akan mampu membawa perbankan bekerja bankkonvesionalyaitusebanyak48bankmenjadiobjek
lebihbaikdenganmemperhatikantingkatlikuiditasnya penelitian.
dengantetapmemperhatikanefektifitaskinerjanya. Teknik Analisa Data
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat 1. Analisa Kinerja Perbankan
diperolehhipotesissebagaiberikut: Analisis kinerja perbankan dilakukan dengan
H5: LDR Berbeda secara signifikan sebelum dan melihat rasio-rasio keuangan, yaitu ROA (Return on
setelah penerapan API Asset), CAR (Capital Adequacy Ratio), Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional
METODOLOGI PENELITIAN (BOPO), LDR (Loan to Deposit Ratio), dan NIM (Net
Jenis Data InterestMargin),yangdilihatperbedaanyasebelumdan
Dalam melaksanakan penelitian ini, data yang setelah diberlakukan API apakah kinerja keuangan
dipergunakanadalahdatasekunderyangberupalaporan perbankan menjadi lebih baik atau tidak. Ukuran baik
historis rasio-rasio keuangan masing-masing Bank di dari rasio tersebut menggunakan ketetapan Bank
Indonesia serta laporan keuangan yang telah Indonesia.
dipublikasikan pada periode penelitian. Data yang
diperlukan dalam penelitian ini merupakan data 2. Pengujian Hipotesis
sekunder historis, dimana diperoleh dari Laporan Peenlitian ini menggunakan uji beda
Keuangan Publikasi yang diterbitkan oleh Bank berpasangan. Digunakan untuk membandingkan mean
Indonesia dalam Direktori Perbankan Indonesia. dari suatu sampel yang berpasangan (paired) •Sampel
Periodesasi data menggunakan data Laporan Keuangan berpasangan adalah sebuah kelompok sampel dengan
Publikasi periode tahun 2001 hingga 2008. Jangka subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan
waktu tersebut dipandang cukup untuk mengikuti atau pengukuran yang berbeda. Secara statistik,
perkembangan Kinerja Bank karena digunakan data setidaknya ini dapat diukur dari nilai statistik t.
time series serta mencakup periode terbaru laporan Perhitunganstatistikdisebutsignifikansecarastatistik,
keuangan publikasi yang diterbitkan oleh Bank apabilaujinilaistatistiknyaberadadalamdaerahkritis
Indonesia. (daerahdimanaHoditolak).Sebaliknya,disebuttidak
signifikanbilaujinilaistatistiknyaberadadalamdaerah
dimana Ho diterima.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif

Tabel 1.Deskriptif Statistik


Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

ROA 48 6.37 .22 6.59 3.0440 1.43623 2.063


CAR 48 27.06 11.24 38.30 19.8852 5.57221 31.050
BOPO 48 41.74 56.04 97.78 76.2754 9.29254 86.351
NIM 48 11.41 4.12 15.53 8.5575 3.07351 9.446
LDR 48 70.88 33.41 104.29 70.0273 17.18589 295.355
Valid N (listwise) 48

Sumber: Data Olahan, 2014

122 Vol. VI No. 3 September 2014 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS


ANALISIS DAMPAK IMPLEMENTASI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API) TERHADAP KINERJA
PERBANKAN INDONESIA

Darihasildeskriptifsepertiterlihatpadatabel (minimum 4,12 dan maksimum pada 15,53), nilai mean


1. dapat dideskripsi masing-masing variabel yang 8,5575, st deviasi 3,07351 dan variance 9,446, LDR
menjelaskan bahwa variabel ROA memiliki nilai range memiliki nilai range 70,88 (minimum 33,41 dan
6,37 (minimum pada 0,22 dan maksimum 6,59), nilai maksimumpada104,29),nilaimean70,0273,stdeviasi
mean 3,0440, st deviasi 1,43623 dan variance 2,063. 17,18589 dan variance 295,355.
CAR memiliki nilai range 27,06 (minimum pada 11,24
dan maksimum 38,30), nilai mean 19,8852, st deviasi Hasil Uji Hipotesis
5,57221 dan variance 31,050. BOPO memiliki nilai Dengan menggunakan bantuan SPSS 19.00
range 41,74 (minimum pada 56,04 dan maksimum didapatlah hasil uji beda masing-masing variabel
97,78), nilai mean 76,2754, st deviasi 9,29254 dan sebelum dan sesudah diberlakukan kebijakan API
variance 86,351. NIM memiliki nilai range 11,41 sepertiyangterlihatpadatabelberikut:

Tabel 2 : Uji Beda Berpasangan

Sumber: Data olahan SPSS

ROA Berbeda signifikan sebelum dan setelah Para pemilik atau pemegang saham belum dapat
penerapan API menikmati keuntungun seperti yang mereka harapkan.
Berdasarkan tabel 2. dapatdilihat bahwa ROA
sebelum dan ROA sesudah API memiliki T hitung 0.203 CAR Berbeda signifikan sebelum dan setelah
dengantingkatSig(2tiled)=0.840 dengandf=N-1= penerapan API
48-1 = 47 sehingga nilai t tabel = 1.679 pada taraf Berdasarkan tabel 2. dapatdilihat bahwa CAR
signifikansi[á=0.05].Jikathitunge”ttabelmakaH1 sebelum dan CAR sesudah API memiliki T hitung -
diterima.Jikathitungd”ttabelH1 ditolak.Ternyatat 0.913dengantingkatSig(2tiled)=0.366(tabel4.21)
hitung < dari t tabel atau 0.203 < dari 1.679 maka H1 dengan df = N-1 = 48-1 = 47 sehingga nilai t tabel =
ditolak.TidakterdapatperbedaankinerjaROAsebelum 1.679 padatarafsignifikansi[á=0.05].Jikathitung
dan sesudah diberlakukan API. e” t tabel maka H2 diterima. Jika t hitung d” t tabel
Berdasarkanhasilujihipotesisidiperolehtidak makaH2 ditolak.Ternyatathitung<darittabelatau-
terdapat perbedaan kinerja ROA sebelum dan setelah 0.913 < dari 1.679 maka H2 ditolak. Tidak terdapat
pemberlakukan API. Meskipun setelah dilakukan perbedaan kinerja CAR sebelum/sesudah diberlakukan
kebijakan API rasio rata-rata ROA yang dimiliki oleh API.
ke-48bankumumnasionalyangmenjadiobjekpenelitian Darihasilujihipotesistidakterdapatperbedaan
mengalami peningkatan, tetapi belum terdapat yang signifikan terhadap kinerja CAR sebelum dan
perbedaan yang signifikan setelah diberlakukan API. setelah diberlakukan API. Meskipun dari perhitungan
Hal ini bisa disebabkan oleh faktor external seperti rata-rata rasio CAR sebelum dan sesudah diberlakukan
makro ekonomi Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh API mengalami peningkatan tidak ada jaminan bahwa
ekonomiglobalsepertiterjadinyakrisisekonomiglobal hasilujiakanmemberikanhalyangsama. Halinipada
padatahun2008.Selainitubanyaknnyabankyangtidak dasarnyadipicudariupayaperusahaanperbankanuntuk
sehat sehingga pada periode setelah diberlakukan API memenuhi ketentuan API dengan batasan kecukupan
banyak bank melakukan merger, sedangkan salah satu modal maka banyak bank melakukan merger. Namun
faktor yang mendasari perusahaan untuk melakukan demikian secara umum pelaksanaan API tidak
merger yaitu untuk meningkatkan pendapatan bagi para memberikan dampak signifikan terhadap kinerja
pemegang saham belum dapat tercapai secara optimal. perbankan selain itu juga karena faktor pengelolaan

Vol. VI No. 3 September 2014 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 123


ANALISIS DAMPAK IMPLEMENTASI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API) TERHADAP KINERJA
PERBANKAN INDONESIA

perbankan selama ini lebih bersifat untuk pemenuhan banyakaturanyangharusdipernuhiolehbank.Kondisi


danakorperasinyasehinggakegiatanperbankansebagai ini memicu perbankan mencoba untuk melakukan
intermedia keuangan kurang berjalan sehingga kegiatanberimbangsebagaifungsilembagaintermediasi.
penghimpunan dana dari masyarakat tidak berjalan Dengan pengetatan tersebut ternyata terbukti dapat
dengan baik. Kondisi ini akan berpengaruh pada meningkatkan kemampuan NIM perbankan Walaupun
kemampuan bank untuk menghasilkan laba sehingga setelah diberlakukan API rata-rata rasio NIM masih
memicu CAR menjadi rendah. mengalami penurunan namun secara bertahap dari rasio
rata-rata tahunan mulai memperlihatkan peningkatan
BOPO Berbeda secara signifikan sebelum dan hal ini terjadi mulai tahun 2006-2008. Fenomena pada
setelah penerapan API tahun 2005 lebih diakibatkan dari proses penyesuaian
Berdasarkan tabel 2. dapat dilihat bahwa dari ketentuan dan pada tahun 2006 perbankan mulai
BOPO sebelum dan BOPO sesudah API memiliki. T dapat memperoleh tingkat NIM yang lebih baik dan
hitung-1.206dengantingkatSig(2tiled)=0.234(tabel dapat memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
4.21)dengandf=N-2=48-2=46sehingganilaittabel Indonesia. Selain itu juga mulai membaiknya
=1.679padatarafsignifikansi[á=0.05]Jikathitung perekonomian secara makro juga berdampak pada
e” t tabel maka H3 diterima. Jika t hitung d” t tabel transaksi dalam perbankan. Selain itu tingkat
makaH3 ditolak.Ternyatathitung<darittabelatau- kepercayaan masyarakat perlahan-lahan mulai
1.206 < dari 1.679 maka H3 ditolak. Tidak terdapat membaik sehingga transaksi cash money masyarakat
perbedaan kinerja BOPO sebelum/sesudah mulai beralih pada transaksi non cash atau
diberlakukan API. menggunakan jasa perbankan.
Dari hasil analisis tidak terdapat perbedaan
kinerja BOPO sebelum dan setelah pelaksanaan API. LDR Berbeda secara signifikan sebelum
Pada periode sebelum dan setelah pemberlakukan API dan setelah penerapan API
masih terjadi peningkatan rata-rata rasio BOPO, hal Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa LDR
ini dinilai tidak baik karena BOPO mencerminkan sebelum dan LDR sesudah API memiliki T hitung -
tingkatefisiensidengankatalainbelumterjadiefisiensi 8.194dengantingkatSig(2tiled)=0.000 dengandf=
bank sesudah pelaksanaan API. Sehingga dapat N-1 = 48-1 = 47 sehingga nilai t tabel = 1.679 pada
dikatakan bahwa dari sisi efisiensi pihak manajemen tarafsignifikansi[á=0.05].Jikathitunge”ttabel
bank belum berhasil melakukan efisiensi setelah maka H4 diterima. Jika t hitung d” t tabel maka H4
pelaksanaan program API. Meningkatnya nilai rasio ditolak.Ternyatathitung>darittabelatau-8.194<
BOPO dapat disebabkan oleh karena adanya penurunan dari 1.697 maka H4 ditolak. Tidak terdapat perbedaan
pendapatan yang jauh lebih rendah dibandingkan kinerja LDR sebelum/sesudah diberlakukan API.
pengeluaran.Penyebablainnyadisebabkanolehkarena Dari hasil analisis tidak terdapat perbedaan
tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank masih kinerja LDR sebelum dan setelah pemberlakukan API.
rendahakibatterjadinya berbagaipermasalahanhukum Hasil ini dapat menggambarkan bahwa bank belum
tentang perbankan. dapat menjalankan fungsinya sebagai intermediari
denganbaik.Halinidisebabkanolehkarenabank-bank
NIM Berbeda secara signifikan sebelum dan yang tidak melakukan penyaluran kredit, banyak bank
setelah penerapan API lebih suka melakukan investasi dalam bentuk surat
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa NIM berharga untuk memperoleh pendapatan. Kondisi ini
sebelum dan NIM sesudah API memiliki T hitung 2.245 sangat tisak baik karena fungsi perbankan sebagai
dengantingkatSig(2tiled)=0.030(tabel4.21)dengan lembaga intermediasi mempunyai kewajiban untuk
df=N-1=48-1=47sehingganilaittabel=1.679pada menyalurkan kredit kepadapihak lain. Hal ini sesuai
tarafsignifikansi[á=0.05].Jikathitunge”ttabel dengan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI).
maka dan H5 diterima. Jika t hitung d” t tabel maka H5 DalammengantisipasiiniBankIndoensiasejak1Maret
ditolak.Ternyatathitung>darittabelatau2.475> 2010 BI menerbitkan aturan baru soal batasan LDR
dari 1.679 maka H5 diterima. Terdapat perbedaan perbankan di Indonesia. Tujuan BI membatasi LDR
kinerja NIM sebelum/sesudah diberlakukan API. perbankan adalah untuk mendorong bank meningkatkan
DarihasilanalisisuntukvariabelNIMterdapat kreditnya, namun juga menjaga agar tingkat keuangan
perbedaan kinerja NIM sebelum dan setelah bank tetap prudent. Penalti akan dibayarkan setelah
pelaksanaanAPI.SetelahdiberlakukanAPI,perbankan laporan bulanan bank umum menyampaikan laporan
nasionaldalamoperasionalsangatberhati-hatikarena bulannanya kepada Bank Indonesia. BI mewajibkan

124 Vol. VI No. 3 September 2014 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS


ANALISIS DAMPAK IMPLEMENTASI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API) TERHADAP KINERJA
PERBANKAN INDONESIA

tingkat LDR bank berada di kisaran 78%-100%. Jika pengaruh setelah dan sebelum pemberlakuan API. Hal
ada bank yang tingkat LDR-nya di luar kisaran 78%- inidilihatdarihasilanalisisuntukvariabelNIMterdapat
100%, maka BI akan mengenakan denda sebesar 0,1% perbedaan kinerja NIM sebelum dan setelah
dari jumlah simpanan nasabah di bank tersebut untuk pelaksanaanAPI.SetelahdiberlakukanAPI,perbankan
tiap 1% kekurangan LDR yang dialami bank. Secara nasionaldalamoperasionalsangatberhatihatikarena
tidak langsung BI telah mendorong perbankan di banyakaturanyangharusdipernuhiolehbank.Kondisi
Indonesia untuk terus menyalurkan kreditnya. Pada ini memicu perbankan mencoba untuk melakukan
2010 kredit konsumsi telah tumbuh 28% (infobank, kegiatanberimbangsebagaifungsilembagaintermediasi.
2010). Namun penyaluran kredit harus tetap di jalur Dengan pengetatan tersebut ternyata terbukti dapat
yang benar. Menggenjot kredit bukan berarti meningkatkan kemampuan NIM perbankan Walaupun
memberikan kredit secara sembarangan tanpa setelah setelah diberlakukan API rata-rata rasio NIM
terkendalisepertimasasebelumkrisis1998.Pemberian masih mengalami penurunan namun secara bertahap
kredit tetap dengan mekanisme dan pengawasan yang dari rasio rata-rata tahunan mulai memperlihatkan
benar. peningkatanhaliniterjadimulaitahun2006-2008.
Jikadilihatdarifungsiintermediasiperbankan
KESIMPULAN DAN SARAN dengan menggunakan rasio LDR tidak terdapat
Kesinpulan perbedaan kinerja LDR sebelum dan setelah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah pemberlakuan API. Hasil ini dapat menggambarkan
diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa bahwa bank belum dapat menjalankan fungsinya
berdasarkan hasil penelitian ini maka tidak terdapat sebagai intermediasi dengan baik. Hal ini disebabkan
perbedaan kinerja ROA sebelum dan setelah oleh karena bank-bank yang tidak melakukan
pemberlakukan API. Rata-rata ROA yang dimiliki oleh penyaluran kredit, banyak bank lebih suka melakukan
ke-48bankumumnasionalyangmenjadiobjekpenelitian investasi dalam bentuk surat berharga untuk
setelah pemberlakuan API mengalami peningkatan, memperoleh pendapatan.
tetapibelumterdapatperbedaanyangsignifikan. Hal Dengan demikian secara keseluruhan setelah
inibisadisebabkanolehfaktorexternalsepertimakro diberlakukanAPIterdapatperbaikankinerjakeuangan
ekonomi Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh perbankan hal ini dilihat dari beberapa rasio yang
ekonomiglobalsepertiterjadinyakrisisekonomiglobal mengalami perbaikan yaitu Rasio. ROA, CAR dan
pada tahun 2008. NIM sedangkan dari sisi rasio BOPO dan LDR belum
Selanjutnya dari sisi CAR tidak terdapat mengalami perubahan yang berarti. Hal ini
perbedaan yang signifikan terhadap kinerja CAR mengindikasikanbahwadarisisiefisiensidantatakelola
sebelum dan setelah diberlakukan API. Hal ini pada perbankan yang baik dan benar belum sesuai harapan
dasarnyadipicudariupayaperusahaanperbankanuntuk yang diinginkan dari semangat API.
memenuhi ketentuan API dengan batasan kecukupan
modal maka banyak bank melakukan merger. Saran
SedangkandarisisiefisiensioperasionalBank Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti
dengan menggunakan Rasio BOPO tidak terdapat mencoba memberikan saran baik bagi peneliti pihak
perbedaan kinerja BOPO sebelum dan setelah manajemen bank dan otoritas perbankan
pelaksanaan API. Pada periode sebelum dan setelah 1. Penelitiankedepandapatmelakukanpenelitian
pemberlakukanAPImasihterjadipeningkatanrata-rata yang sama dengan menambah alat ukur dalam
rasio BOPO. Sehingga dapatdikatakan bahwa dari sisi menilaikinerjaperbankansepertiunsur
efisiensi pihak manajemen bank belum berhasil manajemen sebelum dan sesudah pelaksanaan
melakukanefisiensisetelahpelaksanaanprogramAPI. API serta memperluas jumlah observasi dengan
Meningkatnya nilai rasio BOPO dapat disebabkan oleh periodewaktu yanglebih lama.
karena adanya penurunan pendapatan yang jauh lebih 2. Bagiotoritasperbankan:
rendah dibandingkan pengeluaran. Penyebab lainnya Bank Indonesia (BI) sebagai regulator bidang
disebabkan oleh karena tingkat kepercayaan perbankan dapat memberikan edukasi bagi
masyarakat terhadap bank masih rendah akibat perbankannasionallainnyadalamperbaikankinerja
terjadinya berbagai permasalahan hukum tentang khususnya menurunkan variabel BOPO (perbaikan
perbankan. efisiensi) dan meningkatkan LDR sesuai dengan
Namun demikian jika dilihat pengaruh batasketentuanyangtelahditetapkanolehBI.
pendapatanbungadariprosesoperasionalbankmemiliki

Vol. VI No. 3 September 2014 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 125


ANALISIS DAMPAK IMPLEMENTASI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API) TERHADAP KINERJA
PERBANKAN INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA
Dendawijaya, L. 2001. Managemen Perbankan.
GhaliaIndonesia,Jakarta.
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program SPSS, Edisi 3, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang
International CompetitionNetwork. 2005.“Antitrust
Enforcement in Regulated Sectors Banking
Industry”. Working Group Report
Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono, 2002, Manajemen
Perbankan Teori dan Aplikasinya, BPFE,
Yogyakarta
Muljono, Teguh Pudjo, 1999, Aplikasi Akuntansi
Manajemen Dalam Praktik Perbankan, Edisi 3, ,
BPFE Yogyakarta.
Suad Husnan. 2001, Manajemen Keuangan: Teori dan
Penerapan Keputusan Jangka Panjang.
Yogyakarta: BPFE.
Sugiarto, A. 2004. Arsitektur Perbankan Indonesia
: Suatu Kebutuhan dan Tantangan Perbankan
Ke Depan. Bank Indonesia, Jakarta.
Surat Edaran Bank Indonesia No 3/30 DPNP tgl 14
Desember 2001, Perihal Laporan Keuangan
Publikasi Bank Umum kepada Bank Indonesia,
Bank Indonesia, Jakarta
Surat Edaran Bank Indonesia No 6/73/Intern DPNP
tgl 24 Desember 2004, Perihal Pedoman Sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
(CAMELS Rating), Bank Indonesia, Jakarta
Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004,
Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum, Bank Indonesia, Jakarta.
Undang-Undang (UU) No. 13/1968 tentang Bank
Sentral, tanggal 7 Desember 1968 telah dirubah
dengan UU No 23 Tahun 1999
Undang-Undang (UU) No. 14/1967 tentang Pokok-
Pokok Perbankan, Tanggal 30 Desember 1967,
telah diubah dengan UU No 7 Tahun 1992.
Website Bank Indonesia, 2004. Membangun
Fundamental Perbankan Yang Kuat. Bank
Indonesia,Jakarta.
Website Bank Indonesia, 2004. Mencari Struktur
Perbankan Yang Ideal. Bank Indonesia, Jakarta.
Website Bank Indonesia. 2004. Arsitektur Perbankan
Indonesia. Bank Indonesia, Jakarta.

126 Vol. VI No. 3 September 2014 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS

You might also like